Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, softwarejaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah,dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
SISTEM INFORMASI ETIKA
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Implikasi Etis dari Teknologi Informasi
Dosen : Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si, CMA., CAP., CAPF
Disusun Oleh:
Anenaya Nurul Afifah-43218110265
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Prodi Akuntansi
2. ABSTRAK
Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang-orang, hardware,
softwarejaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah,dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi adalah satu kesatuan data
olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkanoutput baik dalam bentuk
gambar, suara maupun tulisan. Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk
sistem yang mempunyai keterkaitan antara satukomponen dengan komponen lainnya yang
bertujuan menghasilkan suatu informasidalam suatu bidang tertentu.
Masyarakat informatika tidak hanya menghadapkan teknologi, tetapi juga gagasan sosial yang
dikenal sebagai modal sosial. Masyarakat informatika juga memperkenalkan dimensi baru ke
dalam konsep pembagian masyarakat berdasarkan modal budaya dan kelas sosial yang
menstratifikasi masyarakat. Masyarakat informatika muncul sebagai kerangka untuk mendekati
Sistem Informasi secara sistematis dari perspektif masyarakat dan sejajar dengan
SistemInformasi Manajemen dalam pengembangan strategi dan teknik untuk manajemen
penggunaan dan aplikasi sistem informasi masyarakat.
3. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang mengenai komputer
telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak mendapatkan akses
data, hak akan privasi, kejahatan komputer, dan paten peranti lunak.
Perusahaan memiliki kewajiban untuk menetapkan budaya etika yang harus diikuti oleh
para karyawannya. Budaya ini didukung oleh kredo perusahaan dan program-program etika.
Direktur informasi dapat memainkan peranan yang penting dalam praktik etika komputer suatu
perusahaan.
Etika komputer amat penting karena masyarakat memiliki persepsi dan ketakutan tertentu
yang terkait dengan penggunaan komputer. Fitur-fitur penggunaan komputer yang
menghawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk memprogram komputer untuk melakukan
nyaris apa saja.
Masyarakat memiliki empat hak dasar yang berkenaan dengan penggunaan komputer;
privasi, akurasi, property, dan akses.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah diatas adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan moral, etika, dan hukum?
2. Bagaimana meletakkan moral, etika, dan hukum pada tempatnya?
3. Apa alasan dibalik adanya etika komputer?
4. Apa yang dimaksud dengan audit informasi dan siapa yang berperan sebagai audit informasi
tersebut?
5. Bagaimana menerapkan etika dalam teknologi informasi?
C. TUJUAN
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan moral, etika, dan hukum.
2. Untuk mengetahui bagaimana meletakkan moral, etika, dan hukum pada tempatnya.
3. Untuk mengetahui alasan dibalik adanya etika komputer.
4. 4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan audit informasi dan siapa yang berperan sebagai
audit informasi tersebut?
5. Untuk mengetahui bagaimana menerapkan etika dalam teknologi informasi?
PEMBAHASAN
A. MORAL, ETIKA, DAN HUKUM
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara
yang memiliki tanggung jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar, berlaku
etis dan memenuhi hukum.
1. Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan yang salah. Moral
adalah institusi social dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai belajar mengenai perilaku
moral semenjak kecil. Saat kita tumbuh dewasa secara fisik adan mental, kita belajar mengenai
peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini adalah moral.
2. Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang
berarti karakter. Etika adalah sekumpulan keprcayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan,
yang masuk kedalam seseorang atau masyarakat.
Tidak seperti moral, etika bias jadi amat bervariasi dari satu komunitas dengan komunitas
yang lain. Keberagaman komputer ini bias dilihat dala bentuk peranti lunak bajakan yaitu peranti
lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudia digunakan atau dijual.
3. Hukum
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas yang berwenang,
seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama 10 tahun pertama penggunaan
komputer di bidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum yang berkaitan dengan
5. komputer. Hal ini dikarenakan karena komputer merupakan inovasi baru, dan sistem hukum
membutuhkan waktu untuk mengerjakannya.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama terjadi, yaitu seorang programer
sebuah bank mengubah suatu program komputer sehingga program tersebut tidak akan menandia
rekeningnya ketika terlau banyak menarik uang. Programer tersebut tidak di tuntut atas kejahtan
komputer, karena tidak ada landasan hukumnya. Ia dituntut atas tuduhan membuat entri palsu pada
catatan bank.
4. Undang-undang Komputer di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara pengguna komputer terbesar di dunia sehingga
penerapan etika komputer dalam masyarakat sangat dibutuhkan. Indonesia menggunakan dasar
pemikiran yang sama dengan negara-negara lain sesuai dengan sejarah etika komputer yang ada.
Pengenalan teknologi komputer menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah, mulai dari Sekolah
Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA sederajat). Pelajar, mahasiswa dan karyawan
dituntut untuk bisa mengoperasikan program-program komputer dasar seperti Microsoft Office.
Tingginya penggunaan komputer di Indonesia memicu pelanggaran-pelanggaran dalam
penggunaan internet. Survei Business Software Alliance (BSA) tahun 2001 menempatkan
Indonesia di urutan ketiga sebagai negara dengan kasus pembajakan terbesar di dunia setelah
Vietnam dan China. Besarnya tingkat pembajakan di Indonesia membuat pemerintah Republik
Indonesia semakin gencar menindak pelaku kejahatan komputer berdasarkan Undang-Undang
Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 (penyempurnaan dari UUHC No. 6 Tahun 1982 dan UUHC No. 12
Tahun 1997). Upaya ini dilakukan oleh pemerintah RI untuk melindungi hasil karya orang lain
dan menegakkan etika dalam penggunaan komputer di Indonesia.
Isu Seputar Etika Komputer
Lahirnya etika komputer sebagai sebuah disiplin ilmu baru dalam bidang teknologi tidak
dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan seputar penggunaan komputer yang meliputi
kejahatan komputer, netiket, e-commerce, pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelekstual)
dan tanggung jawab profesi.
a. Kejahatan Komputer
Kejahatan komputer atau computer crime adalah kejahatan yang ditimbulkan karena
penggunaan komputer secara ilegal. Kejahatan komputer terus berkembang seiring dengan
6. kemajuan teknologi komputer saat ini. Beberapa jenis kejahatan komputer meliputi Denial of
Services (melumpuhkan layanan sebuah sistem komputer), penyebaran virus, spam, carding
(pencurian melalui internet) dan lain-lain.
b. Netiket
Internet merupakan aspek penting dalam perkembangan teknologi komputer. Internet
merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan komputer di dunia sehingga komputer dapat
mengakses satu sama lain. Internet menjadi peluang baru dalam perkembangan bisnis, pendidikan,
kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang lainnya. Melalui internet, interaksi manusia
dapat dilakukan tanpa harus bertatap muka. Tingginya tingkat pemakaian internet di dunia
melahirkan sebuah aturan baru di bidang internet yaitu netiket. Netiket merupakan sebuah etika
acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Standar netiket ditetapkan oleh IETF (The
Internet Engineering Task Force), sebuah komunitas internasional yang terdiri dari operator,
perancang jaringan dan peneliti yang terkait dengan pengoperasian internet.
c. E-commerce
Berkembangnya penggunaan internet di dunia berpengaruh terhadap kondisi ekonomi dan
perdagangan negara. Melalui internet, transaksi perdagangan dapat dilakukan dengan cepat dan
efisien. Akan tetapi, perdagangan melalui internet atau yang lebih dikenal dengan e-commerce ini
menghasilkan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen, permasalahan kontrak transaksi,
masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital. Untuk menangani permasalahan
tersebut, para penjual dan pembeli menggunakan Uncitral Model Law on Electronic Commerce
1996 sebagai acuan dalam melakukan transaksi lewat internet.
d. Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh internet menyebabkan terjadinya pelanggaran
HAKI seperti pembajakan program komputer, penjualan program ilegal dan pengunduhan ilegal.
e. Tanggung Jawab Profesi
Berkembangnya teknologi komputer telah membuka lapangan kerja baru seperti
programmer, teknisi mesin komputer, desainer grafis dan lain-lain. Para pekerja memiliki interaksi
yang sangat tinggi dengan komputer sehingga diperlukan pemahaman mendalam mengenai etika
komputer dan tanggung jawab profesi yang berlaku.
7. 5. Paten Peranti Lunak
Menurut pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta,
program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode,
skema ataupun bentuk lain yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan
komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau
untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi-instruksi
tersebut. Program komputer sebagai hasil pemikiran intelektual dari pembuat program adalah
diakui sebagai suatu Karya Cipta, yaitu karya dari perwujudan cipta, rasa dan karsanya. Hal inilah
yan dilindungi oleh hukum. Obyek perlindungan sebuah rogram komputer adalah serangkaian
kode yang mengisi instruksi. Instruksi-instruksi dan bahasa yang tertulis ini dirancang untuk
mengatur microprocessor agar dapat melakukan tugas-tugas sederhana yang dikehendaki secara
tahap demi tahap serta untuk menghasilkan hasil yang diinginkan. Dan di dalam instruksi inilah
terlihat ekspresi dari si pembuat program atau pencipta.
Perlindungan yang layak yang diberikan oleh hukum terhadap program komputer ini
adalah perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual. Pemberian perlindungan hak kekayaan
intelektual ini dimaksudkan untuk melindungi inovasi di dalam program komputer tersebut.
Undang-undang hak cipta pertama kali di Indonesia, yaitu UU No. 6 Tahun 1982, yang
kemudian disempurnakan menjadi UU No. 7 Tahun 1987, dan kemudian disempurnakan lagi
menjadi UU No. 12 Tahun 1997. Pada tahun 2002, Pemerintah kembali mengeluarkan Undang –
Undang Hak Cipta, yaitu UU No. 19 Tahun 2002, dengan penambahan Hak Cipta tentang
perangkat lunak.
Pasal yang mengatur hak cipta atas perangkat lunak tersebut adalah pasal 15 e yang
berbunyi sebagai berikut: “Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas
dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu
pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang non-komersial semata-mata untuk
keperluan aktivitasnya;” tidak melanggar undang-undang.
Pasal 72 ayat 3 UU Hak Cipta berbunyi, “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak
memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)”. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi kita untuk
menggunakan program komputer secara tidak sah. Hak cipta untuk program komputer biasanya
8. hanya berlaku untuk jangka waktu 50 tahun. Setelah masa waktu itu berakhir, biasanya ciptaan
menjadi milik umum. Biasanya, pemilik hak cipta kembali memperbaharui hak cipta dari
produknya dengan melakukan revisi dan mendaftarkan kembali ke lembaga Hak Cipta.
Dengan diberlakukannya Undang-undang hak cipta tersebut, berarti masyarakat Indonesia
yang merupakan bagian dari konsumen perangkat lunak tertentu, dengan sendirinya terikat secara
hukum untuk mematuhi Undang-undang tersebut. Segala bentuk pelanggaran terhadap undang-
undang yang melindungi program-program tersebut akan dikenakan sanksi pidana atau denda.
B. MELETAKKAN MORAL, ETIKA, DAN HUKUM PADA TEMPATNYA
Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis
informasi, dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk
diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan mungkin
bahkan tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat.
1. Kebutuhan akan Budaya Etika
Opini yang dipegang luas di dunia bisnis adalah bahwa bisnis merefleksikan kepribadian
dari pemimpinnya. Misalnya pengaruh seorang CEO sangat mempengaruhi kepribadia dari
perusahaannya. Sehingga CEO yang memiliki pengaruh yang amat penting pada organisasinya
sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut seperti CEO-nya.
Jika perusahaan di tuntut untuk berlaku etis, maka manajemen tingkat tinggi harus bersikap
etis dalam segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakannya. Manajemen tingkat atas harus
memimpin melalui contoh. Perilaku ini disebut budaya etika.
2. Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas manajemen tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep etikany merasuk
ke seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bawah sehingga menyentuh setiap karyawan. Para
eksekutif dapat mencapai implementasi ini melalui tiga tingkat yaitu:
a. Kredo Perusahaan
Kredo perusahaan adalah pernyataan singkat mengenai nilai-nilai yang ingin dijunjung
perusahaan. Tujuan kredo tersebut adalah untuk memberitahu individu-individu dan
organisasi, baik dalam dan diluar perusahaan, akan nilai-nilai yang dianut perusahaan
tersebut.
9. b. Program Etika
Program etika dalah upaya yang terdiri atas berbagai desain untuk memberikan petunjuk
kepada para karyawan untuk menjalankan kredo perusahaan. Aktivitas yang bisa dilakukan
adalah sesi orientasi yang diadakan untuk karyawan baru. Contoh lain dari program etika
adalah audit etika.
c. Kode Perusahaan yang Disesuaikan
Banyak perusahaanyang merancang sendiri kode etiknya. Terkadang kode-kode etik ini
merupakan adaptasi dari kode etik untuk industry atau profesi tertentu.
3. MeletakkanKredo, Prigram, dan Kode pada Tempatnya
Kredo perusahaan memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika perusahaan. Kode
etik tersebut menggambarkan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan dilaksanakan oleh para
karyawan perusahaan dalam berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan elemen-elemen
lingkungan perusahaan.
C. ALASAN DIBALIK ETIKA KOMPUTER
James H. Moor mendefinisikan etika komputer sebagai analisis sifat dan dampak sosial
teknologi komputer serta perumusan dan justifikasi dari kebijakan-kebijakan yang terkait untuk
penggunaan teknologi tersebut secara etis.
Dengan demikian etika komputer terdiri atas dua aktivitas utama. Orang di perusahaan
yang merupakan pilihan logis untuk menerapkan program etika ini adalah CEO. Seorang CEO
haarus (1) menyadari dampak penggunaan komputer terhadap masyarakat dan (2) merumuskan
kebijakan yang menjaga agar teknologi tersebut digunakan di seluruh perusahaan etis.
1. Alasan Pentingnya Etika Komputer
James H. Moor mengidentifikasikan tiga alasan utama di balik minat masyarakat yang tinggi akan
etika komputer, yaitu:
a. Kelenturan secara logis
Moor mengartikan kelenturan secara logis sebagai kemampuan untuk memprogram komputer
untuk melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan. Komputer akan melakukan terpat
seperti apa yang diinstruksikan oleh pemogram, dan hal ini bisa menjadi pikiran yang menakutkan.
Tetapi, jika komputer digunakan untuk melakukan kegiatan yang tidak etis bahayanya bukan
10. terletak pada komputer tersebut, melainkan orang-orang yang berada di balik komputer tersebutlah
yang bersalah.
b. Faktor transformasi
Alasan atas etika komputer yang ini didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat mengubah cara
kita mengerjakan sesuatu dengan drastis. Salah satu conteh yang baik adalah e-mail. E-mail tidak
menggantikan surat biasa atau sambungan telepon, melainkan menyediakan cara berkomunikasi
yagn benar-benar baru.
c. Faktor ketidaktampakan
Alasan ketiga untuk minat masyarakat atas etika komputer adalah karena masyarakat memandang
komputer sebagai kotak hitam. Seluruh operasi internal komputer tersebut tersembunyi dari
pengelihatan. Ketidaknampakan operasi internal ini memberikan kesempatan terjadinya nilai-nilai
pemograman yang tidak tampak, penghitungan rumit yang tidak tampak, dan penyalahguanaan
yang tidak tampak.
Nilai pemograman yang tidak tampak adalah perintah rutin yang dikodekan programer ke
dalam program yang menghasilkan proses yang diinginkan si pengguna. Selama proses penulisan
program, programer tersebut harus melakukan serangkaian penilaian mengenai bagaimana
program tersebut harus mencapai tugasnya. Hal ini bukan merupakan tindakan jahat yang
dilakukan pemogram, tapi lebih pada kurangnya pemahaman.
Penghitungan rumit yang tidak tampak berbentuk program yang sangat rumit sehingga
pengguna tidak dapat memahaminya.
Penyalahguanaan yang tidak tampak mencakup tindakan yang disengaja yang melintasi
batasan hukum maupun etis. Misalnya, pelanggaran hak individu akan privasi dan memata-maai
orang lain.
2. Hak Sosial dan Komputer
Masyarakat tidak hanya mengharapkan pemerintah dan dunia usaha untuk menggunakan komputer
secara etis, namun juga menuntut beberapa hak yang berhubungan dengan komputer. Klasifikasi
hak-hak manusia dalam wilayah komputer yang paling banyak dipublikasikan adalah PAPA
rancangan Richard O. Mason. PAPA untuk merepresentasikan empat hak dasar masyarakat
sehubungan dengan informasi: privasi (accuracy), kepemilikan (property), dan aksesibilitas
(accessibility).
11. a. Hak Privasi
Menurut Mason para pembuat keputusan sering kali melanggar hak privasi seseorang untuk
mendapatkannya. Misalnya: Para peneliti pemasaran seringkali ditemukan menyelidiki sampah
orang lain untuk mempelajari produk apa yang mereka beli
b. Hak untuk Mendapatkan Keakuratan
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak dapat dicapai dengan nokomputer.
Potensi ini memang tersedia, namun tidak selalu didapatkan. Beberapa sistem berbasis komputer
berisiskan lebih banyak kesalahan daripada yang diberikan sistem manual.
c. Hak Kepemilikan
Disini yang dibahas adalah hak kepemilikan inteektual biasanya dalam bentuk program komputer.
Vendor peranti lunak dapat menghindari pencurian hak kepemilikan intelektual melalui undang-
undang hak cipta, hak paten atau hukum paten. Keduanya dapat digunakan untuk melndungi hak
kepemilikan.
d. Hak Mendapatkan Akses
Sebelum diperkenalkannya basis data yang terkomputerisasi, kebanyakan informasi tersedia untuk
masyarakat umum dalam bentuk dokumen cetak atau gambar mikroformat yang disimpan
diperpustakaan. Sekarang, kebanyakan informasi ini telah dikonversikan ke basis data komersial,
sehimgga membuat ketersediaan untuk masyarakat berkurang.
D. AUDIT INFORMASI
Saat menyusun etiks penggunssn komputer, satu kelompok dapat memegan peranan yang
amat penting. Mereka adalah parara auditor internal. Perusahaan dengan semua ukuran
mengadalkan auditor eksternal (external auditor) dari luar organisasi untuk memverifikasi
keakuratan catatan akuntansi. Perusahan-perusahaan yang lebih besar memiliki staf tersendiri yang
berfungsi sebagai auditor internal (internal auditor), yang melaksanakan analisis yang sama
seperti auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas.
Hal unik yang ditawarkan auditor adlah objektivitas. Mereka beroperasi secara indevenden
terhadap unit-unit bisnis perusahaan dan tidak memiliki hubungan dengan individu atau kelompok
lain di dalam perusahaan. Agar auditor dapat menjaga objektivitas, mereka harus menyatakan
12. bahwa mereka tidak menginginkan taggung jawab operasinal sistem yang mereka bantu
kembangkan. Mereka hanya bekerja dengan kapasitas sebagai penasihat.
1. Pentingnya Objektivitas
Hal unik yang ditawarkan auditor adlah objektivitas. Mereka beroperasi secara indevenden
terhadap unit-unit bisnis perusahaan dan tidak memiliki hubungan dengan individu atau kelompok
lain di dalam perusahaan. Agar auditor dapat menjaga objektivitas, mereka harus menyatakan
bahwa mereka tidak menginginkan taggung jawab operasinal sistem yang mereka bantu
kembangkan. Mereka hanya bekerja dengan kapasitas sebagai penasihat.
2. Jenis Aktivitas Audit
Terdapat empat jenis dasar audit internal, antara lain:
a. Audit Finansial
Audit finansial meverifikasi catatan-catatan perusahaan dan merupakan jenis aktivitas
yang dilaksanakan auditor eksternal.
b. Audit Operasional
Audit operasional tidak dilaksanakann untuk memverifikasi keakuratan catatan, melainkan
untuk memvalidasi efektivitas prosedur. Audit jenis ini merupakan jenis pekerjaan yang
dilakukan o;eh analisis sistem pada tahap analisis dari masa siklus perencangan sistem.
Sistem yang dipelajari hampir selalu berbentuk virtual dan bukan fisik, namun tidak selalu
melibatkan komputer.
Ketika para auditor internal melakasakan audit operasional, mereka mencari tiga fitur sistem dasar:
Kecukupan pengendalian. Apakah sistem tersebut didesain untuk mencegah, mendeteksi, atau
memperbaiki kesalahan?
Efisiensi. Apakah operasional sistem tersebut dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mencapai
produktivitas yang terbesar dari sumber daya yang tersedia?
Kepatuhan dengan kebijakan perusahaan. Apakah sistem tersebut memungkinkan perusahaan
tersebut untuk mencapai tujuannya atau memecahkan masalahnya dengan cara yang disarankan?
c. Audit Berkelanjutan
Audit berkelanjutan sama dengan audit internal tetapi audit berkelanjutan berlangsung
terus-menerus.
d. Desain Sistem Pengendalian Internal
13. Dalam audit operasional dan beriringan, auditor internal mempelajari sistem yang sudah
ada. Namun auditor idak harus menunggu hingg sistem diimplementasikan untuk
mempengaruhi sistem tersebut. Auditor internal selayaknya berpartisipasi secara aktif
dalam perancangan sistem karena dua alasan. Pertama biaya untuk memperbaiki
kelemahan sistem meningkat secara dramatis seiring dengan siklus masa hidup sistem.
Kedua, untuk melibatkan para auditor internal dalam perancanan sistem adalah mereka
menawarkan keahlian yang dapat meningkatkan kualitas sistem tersebut.
3. Substansi Audit Internal
Melibatkan audit internal dalam tim perancangan sistem merupakan suatu langkah yang baik untuk
mendapatkan sistem informasi yang terkendali dengan baik, dan sistem tersebut merupakan
langkah yang baik untuk memberikan yang mereka perlukan kepada manajemen informasi guna
mencapai dan mengelola operasional bisnis yang beretika.
E. MENERAPKAN ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI
Bagaimana budaya etika dicapai dalam sebuah perusahaan? Perusahaan tersebut tidak
harus mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan dalam bentuk kode etik dan program
eduksi etika yang dapat memberikan fondasi untuk budaya tersebut. Program edukai dapat
membantu menyusun kredo perusahaan dan meletakkan program etika pada tempatnya. Kode etik
dapat digunakan seperti pap adanya atau disesuaikan dengan perusahaan tersebut.
1. Kode Etik
Association for Computing Machinery (ACM) yang didirikan pada tahun 1947, adalah sebuah
organisasi komputer professional tertua di dunia. ACM telah menyusun Kode Etik dan Perilaku
Professional (Code of Ethics and Proffesional Practice) yang diharapkan diikuti oleh 80.000
anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak (Software
Engineering Code of Ethics and Proffesional Practice) dibuat debnan tujuan agar bertindak
sebagai panduan untuk mengajarkan dan mempraktikan rekayasa peranti lunak, yaiu penggunaan
prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan peranti lunak.
Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM
14. Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan suatu
“keharusan”, yang merupakan pernyataan tanggung jawab pribadi. Kode ini dibagi lagi menjadi
empat bagian.
1) Keharusan moral umum
2) Tanggung jawab profesioanal yang lebih spesifik
3) Keharuan kepemimpinan organisasi
4) Kepatuhan terhadap kode etik
2. Kode Etika dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak
Kode ini mencatat pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti lunak pada sistem dan
terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting: Masyarakat, Klien dan Atasan, Produk, Penilaian,
Manajemen, Profesi, Kolega,dan Diri Sendiri.
3. Pendidikan Etika Komputer
1) Mata Kuliah di Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi dan universitas telah mengajarkan etika komputer sejak beberapa waktu
lamanya. Sekolah-sekolah bisnis biasanya menawarkan mata kuliah etika komputer atau
mengintegrasikan ilmu tersebut kedalam mata kuliah bisnis seperti pemasaran dan
akuntansi.
2) Program Profesional
Misalnya, Asosiasi Manajemen Amerika menawarkan program khusus yang membahas
masalah-masalah penting saat ini, seperti etika.
3) Program Edukasi Swasta
Legal Knowlede Company, menawarkan modul mata kuliah berbasis web yang membahas
berbagai permaslahan hukum dan etika. Mata kuliah ini ditunujukan untuk diperunakna
perusahaan yang beruahan meningkatkan keadaran beretika karyawannya. Program
profesioanal memungkinkan manajer dan karyawan di setiap tingkatan untuk menjaga
keadran beretika serta komitmen mereka seiring dengan perubahan tuntutan social.
15. KESIMPULAN
Moral adalah tradisi informal peilaku baik, yang tetap konstan dari satu mayarakat ke
masyarakat lain. Etika adalah kepercayaan, standar, dan teladan yang ditunjukan sebagai panduan
untuk individu dan masyarakat. Hukum adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh
otoritas yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya.
Masyarakat mengharapkan komputer untuk digunakan secara eis karena tiga alasan utama,
yaitu: Kelenturan secara logis berarti bahwa komputer dapat diprogram untuk melakukan hampir
apa saja yang ingin kita lakukan. Faktor transformasi logis menyadari bahwa komputer dapat
mengubah cara kita mengerjakan sesuatu dengan drastis. Faktor ketidaktampakan mengakui
bahwa seluruh operasi internal komputer tersebut tersembunyi dari pengelihatan.
Ketidaknampakan operasi internal ini memberikan kesempatan terjadinya nilai-nilai pemograman
yang tidak tampak, penghitungan rumit yang tidak tampak, dan penyalahguanaan yang tidak
tampak.
16. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Y. M., (2018). Implikasi Etis dari Teknologi Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana.
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3).
McLeod, Raymond dan George P. Schell. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat.
http://dwiekurnia.wordpress.com/menu/5-alat-alat-komunikasi/6-uu-hak-cipta-software/,
https://rumahradhen.wordpress.com/materi-kuliahku/semester-i/pengantar-sistem-
informasi/makalah-implikasi-etis-dari-teknologi-informasi/