1. METODE PENGEMBANGAN SISTEM BARU SESUAI DENGAN REKOMENDASI
PT.PERTAMINA
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Disusun oleh:
Eka Lestari
43116010077
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
2018
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya-lah
penulis masih diberi kesehatan dan dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “METODE
PENGEMBANGAN SISTEM BARU SESUAI DENGAN REKOMENDASI
PT.PERTAMINA“. Artikel ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dari dosen
mata kuliah Sistem Informasi Manajemen bpk Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA.
Artikel ini disusun dengan tujuan untuk menambah refesensi mahasiswa maupun siapa saja
yang ingin memahami evaluasi tentang sistem informasi pada PT. Pertamina.
Artikel ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca demi penyempurnaan Artikel selanjutnya. Besar harapan
penulis semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 16 Desember 2018
Eka Lestari
3. ABSTRAK
Seiring dengan kebutuhan BBM yang semakin meningkat setiap tahunnya di di Indonesia, maka
perlu adanya pengendalian persediaan BBM yang didukung oleh sistem informasi persediaan
barang. Solar dapat terpenuhi dalam arti konsumen merasa puas, di mana pada saat konsumen
membutuhkan BBM pada saat itu pula persediaan mencukupi kebutuhan konsumen dengan
waktu, jumlah dan mutu yang baik atau dalam kata lain tepat waktu, tepat jumlah dan tepat
mutu. Hal tersebut merupakan bagian terpenting dari upaya peningkatan mutu pelayanan dan
persediaan barang. Makalah yang saya susun ini akan membahas mengenai bagian dari sistem
informasi. Secara keseluruhan sistem informasi terbagi dalam; sistem pendukung operasi,
sistem pendukung manajemen; sistem pemrosesan transaksi, sistem pengendalian proses,
sistem kerjasama perusahaan, sistem informasi manajemen, sistem pendukung keputusan, dan
sistem informasi eksekutif. Bagian yang akan dibahas yaitu sistem informasi manajemen,
khususnya pada perkembangan sistem informasi manajemen pertamina. Sistem dengan contoh
studi kasus dari perusahaan pertamina. Sistem ini sangatlah penting dalam dunia bahan bakar
minyak karena memberikan dampak yang signifikan untuk pengeluaran dan pemasukan
perusahaan. Ada beberapa tahap dalam sistem informasi manajemen pertamina, semuanya
berkesinambungan, dan harus terus terjaga kinerjanya agar tidak ada hal-hal yang menghambat
arus informasi yang masuk.tersebut PT. Pertamina mampu menghadapi persaingan global dan
bertahan sampai saat ini.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Operasi, Sistem Pendukung Manajemen, Sistem Informasi
Manajemen, Sistem Pendukung Keputusan, dan Sistem Informasi Eksekutif pada PT.
Pertamina.
4. BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan sistem informasi merupakan salah satu tolak ukur kemampuan adaptasi suatu
perusahaan terhadap perkembangan zaman. Pada era persaingan global dan kompetisi yang
semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu melakukan inovasi dalam perkembangan
sistem informasi agar efektifitas dan tujuan perusahaan serta daya saing perusahaan dapat
terbangun dengan baik. Dalam membangun teknologi dan sistem informasi, perusahaan
memerlukan perubahan yang terus menerus dan berkelanjutan. Teknologi dan sistem
informasi yang merupakan kolaborasi antara teknologi informasi dan komunikasi yang
memainkan peran utama pengembangan sistem informasi merupakan sebuah alat utama yang
digunakan sebagai penentu daya saing suatu perusahaan.
Pentingnya pengembangan sistem informasi tersebut dapat ditanggapi peusahaan dengan tiga
alternatif, yaitu : membeli aplikasi jadi, insourcing sistem informasi, dan outsourcing sistem
informasi. Dari ketiga alternatif tersebut, outsourcing merupakan alternatif yang paling tepat
untuk diterapkan bagi perusahaan yang memiliki prosedur yang unik, tetapi memiliki
keterbatasan waktu dan tenaga ahli, serta kedisiplinan anggaran untuk menghasilkan sistem
yang standar karena organisasi modern cenderung bersifat ramping dan mengejar efektifitas
dan efisiensi, sehingga organisasi cenderung untuk lebih fokus kepada core business-nya.
Salah satu contoh perusahaan besar yang menggunakan sistem outsourcing dalam penerapan
sistem informasi adalah PT. Pertamina. Perusahaan minyak Indonesia tersebut menerapkan
sistem outsourcing dalam penerapan sistem informasi serta jaringan komunikasi dan database
perusahaan, sehingga segala aktifitas yang terjadi dalam PT. Pertamina tersebut sangat
bergantung kepada sistem informasi outsourcing. Dengan penerapan outsourcing sistem
informasi tersebut PT. Pertamina mampu menghadapi persaingan global dan bertahan sampai
saat ini.
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan
yang diperlukan (Jogiyanto, 2001:11). Berdasarkan definisi yang dijelaskan, penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari sistem yang terdiri dari
kumpulan data yang saling berkaitan yang selanjutnya diproses untuk tujuan menyediakan
informasi kepada pengguna untuk menunjang proses operasi.
2.2 Komponen Sistem Informasi
Komponen sistem informasi terdiri dari beberapa blok bangunan (Jogiyanto, 2001:12),
yaitu:
a. Blok masukan.
b. Blok model.
c. Blok keluaran.
d. Blok teknologi.
e. Blok basis data.
f. Blok kendali.
2.3 Karakter Sistem informasi
1. Sistem informsi memiliki komponen yang berupa subsistem yang merupakan elemen-
elemen yang lebih kecil yang membentuk sistem informasi tersebut misalnya bagian
input, proses, output. Contoh input adalah salesman memasukan data penjualan bulan
ini, maka disana terdapat manusia yang melakukan pekerjaan input dengan
menggunakan hardware keyboard dan menggunakan interface sebuah aplikasi laporan
penjualan yang sudah di sediakan oleh sistem informasi tersebut.
2. Ruang lingkup sistem informasi yaitu rung lingkup yang ditentukan dari awal
pembuatan yang meupakan gari bats lingkup kerja sistem tersebut sehingga sistem
informasi tersebut tidak bersinggungan dengan sistem informasi lainnya.
3. Tujuan sistem informasi adalah hal pokok yang harus ditentukan dan dicapai dengan
menggunakan sistem informasi tersebut, sebuah informasi dianggap berhasil apabila
dapat mencapai tujuan tersebut.
4. Lingungan sistem informasi yaitu sesuatu yang berada diluar ruang lingkup sistemm
informasi yang dapat mempengaruhi sistem informasi, hal ini urut dipertimbangkan
pada saat perencanaann sistem informasi.
2.4 Prinsip Dasar Sistem
1. Sistem terspesialisasi adalah sistem yang sulit diterakpan pada lingkungan yang
berbeda (misalnya sistem biologi; ikan yang dipindahkan ke darat).
2. Sistem besar adalah sistem yang sebagian besar sumber dayanya berfungsi
melakukanperawatan harian (misalnya dinosaurus sebagai sistem biologi
menghabiskan sebagian besar masa hidupnya dengan makan dan makan).
6. 3. Sistem sebagai bagian dari sistem lain sistem selalu merupakan bagian dari sistem
yang lebih besar, dan dapat terbagi menjadi sistem yang lebih kecil.
4. Sistem berkembang walaupun tidak berlaku bagi semua sistem tetapi hampir semua
sistem selalu berkembang.
2.5 Pelaku Sistem
1. Pemakai: Pada umumnya 3 ada jenis pemakai, yaitu operasional, pengawas dan
eksekutif.
2. Manajemen: Umumnya terdiri dari 3 jenis manajemen, yaitu manajemen pemakai
yang bertugas menangani pemakaian dimana sistem baru diterapkan, manajemen
sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri dan manajemen umum
yang terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung pengambilan
keputusan. Kelompok manajemen biasanya terlibat dengan keputusan yang
berhubungan dengan orang, waktu dan uang, misalnya “sistem tersebut harus mampu
melakukan fungsi x,y,z, selain itu harus dikembangkan dalam waktu enam bulan
dengan melibatkan programmer dari departemen w, dengan biaya sebesar x”.
3. Pemeriksa: Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakan dan bentuk alami organisasi
dimana sistem tersebut diimplementasikan dapat menentukan kesimpulan perlu
tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya menentukan segala sesuatunya berdasarkan
ukuran-ukuran standar yang dikembangkan pada banyak perusahaan sejenis.
4. Penganalisa sistem: penganalisa sistem adalah arkeolog, inovator, mediator, dan
pimpinan proyek
5. Pendesain sistem: Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem berupa
kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu, yang kemudian
ditransformasikan ke desain arsitektur tingkat tinggi dan dapat diformulasikan oleh
programmer.
6. Programmer: Mengerjakan dalam bentuk program dari hasil desain yang telah
diterima dari pendesain.
7. Personel pengoperasian: Bertugas dan bertanggungjawab di pusat komputer misalnya
jaringan, keamanan perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan dan
backup. Pelaku ini mungkin tidak diperlukan bila sistem yang berjalan tidak besar dan
tidak membutuhkan klasifikasi khusus untuk menjalankan sistem.
2.5.1 Penyusunan Sistem Informasi Dalam Perusahaan
Beberapa faktor yang dapat mendukung keberhasilan penerapan sistem informasi dalam
suatu perusahaan atau organisasi adalah adanya keterlibatan end user, dukungan manajemen
eksekutif, adanya kejelasan pernyataan kebutuhan, perencanaan yang matang dan tepat serta
harapan yang realistik terhadap penyusunan sistem informasi tersebut (Rosemary Cafasso
dalam O’Brien, 2005). Jika ditinjau dari perspektif usaha dan manajemen, sistem informasi
adalah merupakan solusi manajemen yang di dukung oleh teknologi informasi untuk
memecahkan permasalahan yang timbul dalam lingkungan organisasi. Oleh karena itu
seorang pemimpin organisasi harus mengetahui keseluruhan mengenai organisasi, manajemen
7. dan dimensi teknologi informasi serta mempergunakan peranan mereka dalam menyediakan
solusi permasalahan.
Perancangan, penerapan dan pengoperasian sistem informasi adalah merupakan suatu
pekerjaan yang tidak mudah. Tetapi penyusunan sistem informasi sangat diperlukan oleh
perusahaan karena antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis
yang semakin rumit. Hal ini dikarenakan oleh semakin meningkatnya persaingan dan
munculnya berbagai peraturan dari pemerintah yang harus ditaati.
Keterlibatan pihak manajemen sebagai end user mutlak dilakukan dalam penyusunan sistem
informasi sebagai solusi permasalahan perusahaan. Selain itu, masalah perencanaan dan
kebijakan yang tepat dalam mengimplementasikan sistem informasi juga harus diperhatikan
karena sistem informasi bagi perusahaan sangat rentan terhadap suatu keputusan yang diambil
dalam pengimplementasiannya. Perusahaan harus menyadari bahwa keinginan yang realistis
dan cermat dalam merancang dan menerapkan sistem informasi serta penentuan batas biaya
yang wajar dari manfaat yang akan diperoleh, maka sistem informasi yang dihasilkannya akan
memberikan keuntungan.
2.5.2 Pengembangan Sistem Informasi Dalam Perusahaan
Pengembangan sistem informasi adalah menyusun sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Penggantian atau perbaikan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul pada sistem yang lama atau pada
sistem yang lama timbul ketidakberesan dan pertumbuhan organisasi. Ketidakberesan
sistem lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan
yang diharapkan sehingga kebenaran data kurang terjamin. Sedangkan pertumbuhan
organisasi adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data
yang semakin meningkat, dan adanya perubahan prinsip baru sebagai akibat sistem
lama yang tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan
manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan. Dalam persaingan pasar yang semakin ketat,
kecepatan informasi sangat menentukan keberhasilan strategi dan rencana yang
disusun untuk meraih kesempatan dan peluang pasar sehingga teknologi informasi
perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi untuk mendukung proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen.
3. Adanya instruksi dari pimpinan atau dari luar organisasi, misalnya dari pemerintah.
8. BAB III
METODE
Metode penulisan artikel ini adalah dengan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah
penelitian riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
Dengan menggunakan metode tersebut peneliti bertujuan untuk menganalisa
pelaksanaan peranan Public Relations. Dalam mempertahankan citra pasca menghadapi
krisis perusahaan pada PT. Pertamina (Persero).
9. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang pengolahan
minyak dan gas bumi, PT. Pertamina meningkatkan daya saing bisnisnya dengan menggunakan
suatu sistem informasi yang mengitegrasikan seluruh aktifitas bisnis perusahaan yang disebut
dengan Enterprise Resource Planning atau ERP. Sistem informasi ini meupakan kunci dari
segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pertamina mulai dari absen pegawai,
komunikasai, transaksi perusahaan, hingga cuti dan gaji pegawai terintegrasi oleh sistem ini.
Kurangnya sumber daya PT. Pertamina dalam pengadaan sistem ERP membuat perusahaan
tersebut melakukan outsourcing sistem informasi ERP. Dalam penerapan outsourcing tersebut
PT. Pertamina menggunakan softwareMySAP sebagai program ERP mereka.
MySAP merupakan salah satu aplikasi praktis ERP yang terbesar di dunia. Saat ini penggunaan
sistem ERP dengan label MySAP di terapkan hampir disemua perusahaan negara di Indonesia.
MySAP dipilih oleh PT. Pertamina sebagai outsourcing sistem informasi berupa ERP karena
kemudahan dan kepraktisan penggunaannya bagi karyawan PT. Pertamina.
Kebijakan PT. Pertamina dalam melakukan outsourcing sistem informasi ERP berupa MySAP
dilakukan dengan pembayaran loyalti untuk subscribe atau berlangganan software MySAP
yang dihitung bedasarkan pada jumlah akun setiap tahunnya. Jumlah akun tersebut merupakan
jumlah total karyawan PT. Pertamina yang terkait dengan aktifitas internal dan eksternal
perusahaan, sehingga PT. Pertamina harus menyediakan anggaran dana yang cukup besar setiap
tahunnya untuk membayar loyalti sistem informasi ERP tersebut.
Keterbatasan kemampuan dan sumber daya PT. Pertamina dalam pengadaan sistem informasi
ERP tersebut membuat PT. Pertamina bergantung kepada software MySAP sebagai tulag
punggung segala aktifitas transaksi perusahaan. Untuk itu PT. Pertamina dengan divisi khusus
IT-nya yang dikenal dengan CSS atau Cosporate Shared Service terus mengembangkan
berbagai metode sistem ERP pribadi perusahaan sehingga kedepannya didapat sistem ERP yang
paling cocok dengan kegiatan PT. Pertamina tanpa harus berlangganan dan membayar loyalti,
namun rencana tersebut masih sebatas tingkat pengembangan.
Untuk meminimalkan biaya berlangganan MySAP, PT. Pertamina melaluyi divisi CSSnya
mengupayakan sistem ID internet. Dengan sistem tersebut satu akun dalam MySAP dapat
digunakan oleh beberapa karyawan dalam satu divisi, sehingga anggaran biaya berlangganan
MySAP tahunan yang dikeluarkan PT. Pertamina dapat diminimalkan.
3.2 Keunggulan dan Kelemahan Outsourcing Sistem Informasi di PT. Pertamina
Penggunaan outsourcing sistem informasi ERP di PT. Pertamina memberi dampak positif dan negatif
bagi perusahaan. secara umum, dampak positif dari outsourcing sistem informasi tersebut adalah:
1. Data perusahaan terintegrasi: Dengan outsourcing sistem informasi ERP tersebut membuat
data – data perusahaan menjadi terorganisir dan terintegrasi satu sama lain, sehingga
10. mempermudah segala aktifitas yang berhubungan dengan pengolahan data, transaksi
perusahaan, dan monitoring serta evaluasi kegiatan perusahaan.
2. Kegiatan bisnis perusahaan lebih terfokus: Dengan outsourcing sistem informasi maka PT.
Pertamina dapat lebih memfokuskan kegiatan perusahaannya pada kompetensi inti perusahaan
tanpa harus lebih banyak memikirkan sistem informasi perusahaan, sehingga PT. Pertamina
dapat lebih memfokuskan kegiatan kerja mereka pada aktifitas pengeboran dan produksi
minyak dan gas.
3. Keamanan data lebih terjamin: Data dan rahasia perusahaan merupakan hal yang sangat
penting, dengan digunakannya ERP berupa MySAP sebagai sistem informasi yang
mengintegrasikan data tersebut maka komunikasi dan transaksi perusahaan sudah bersifat
papper-less atau sudah tidak lagi menggunakan kertas, sehingga data-data dan rahasia
perusahaan akan tercatat dan terekam secara digital, sistem keamanan data yang disimpan juga
dilindungi oleh firewall yang membuat data lebih sulit untuk diakses maupun diretas oleh
pihak luar.
4. Mempermudah persaingan di pasar global: Dengan outsourcing sistem informasi
mempermudah PT. Pertamina dalam menghadapi persaingan global, hal ini dikarenakan
perkembangan sistem informasi outsourcing yang diterapkan oleh PT. Pertamina (MySAP)
merupakan sistem informasi yang banyak digunakan di seluruh dunia, sehingga teknologi
yang dimiliki PT. Pertamina merupakan teknologi dengan standar dunia.
Meskipun memiliki berbagai keuntungan dalam penerapan outsourcing sistem informasi di PT.
Pertamina, namun masih terdapat beberapa kelemahan dari outsourcing sistem informasi tersebut,
diantaranya adalah:
1. Menaikan anggaran perusahaan: Sistem outsourcing yang diterapkan di PT. Pertamina
merupakan sistem berlangganan (subscribe) dengan periode waktu per tahun. Perhitungan
pembayarannya pun dihitung berdasarkan jumlah akun atau ID yang digunakan. Banyaknya
jumlah pegawai pertamina membuat biaya berlangganan sistem informasi tersebut menjadi
mahal dan meningkatkan anggaran perusahaan.
2. Terciptanya ketergantungan terhadap sistem informasi outsourcing: Segenap kemudahan yang
diberikan dari outsourcing sistem informasi membuat seluruh aktifitas bisnis dan komunikasi
perusahaan bergantung kepada sistem informasi tersebut. Ketergantungan tersebut dapat
memberi dampak negatif bagi perusahaan, karena bila terjadi gangguan sistemik pada
perusahaan outsourcing yang mampu merusak jaringan dari sistem tersebut maka aktifitas kerja
dan transaksi perusahaan dapat terhenti, dan data-data perusahaan juga akan terancam
keamanannya.
3. Ketidaksesuaian fitur yang dibutuhkan: dalam penerapan outsourcing sistem informasi ERP
seluruh aplikasi yang digunakan seragam di seluruh dunia, padahal kebutuhan sistem ERP tiap
perusahaan berbeda-beda, dengan outsourcing sistem informasi tersebut PT. Pertamina harus
mengatur ulang alur kerja perusahaan menyesuaikan dengan sistem ERP outsourcing.
3.3 Rekomendasi pada PT. PERTAMINA
1. Melakukan Pelatihan kepada setiap SDM untuk memahami sistem informasi perusahaan
2. Mengembangkan sistem SDM agar mampu menyediakan fungsi peringatan kepada karyawan.
3. Memperbaiki desain report dengan menambahkan nama personil yang bertanggung jawab
terhadap pencetakan laporan yang dikeluarkan didalam laporan, dan membuat prosedur
mengenai pelaporan sehingga prosedur pelaporan menjadi jelas, dan dapat dimengerti oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
11. BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sistem Infomasi Perusahaan adalah sistem berbasis komputer yang dapat melaksanakan
semua tugas standar bagi seluruh unit organisasi secar terintegrasi dan koordinasi. Sistem
perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) adalah sistem yang memampukan manajemen
berbagai proses internal organisasi. Memperluas konsep tersebut melampaui batas-batas
organisasi melampaui control organisasi sangat memperumit masalah.
Outsourcing sistem informasi yang digunakan oleh PT. Pertamina adalah sistem informasi
ERP yaitu MySAP. Sistem informasi tersebut digunakan untuk mengatur setiap aktifitas
kerja dan transaksi perusahaan. Dalam kontrak kerjanya pembayaran outsourcing sistem
informasi tersebut dilakukan tiap tahun dengan membayar loyalti untuk setiap ID atau akun
yang digunakan.
Terdapat kelebihan dan kekurangan dari penerapan outsourcing sistem informasi di PT.
Pertamina, beberapa kelebihannya diantaranya adalah:
1. Data perusahaan terintegrasi
2. Kegiatan bisnis perusahaan lebih terfokus
3. Keamanan data lebih terjamin
4. Mempermudah persaingan di pasar global
4.2. SARAN
Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk membantu perusahaan dalam
meningkatkan fungsi controller dalam menunjang efektivitas pengendalian internal gaji:
1. Dengan adanya sistem SAP (sistem aplikasi ke pusat) yang digunakan oleh Pertamina
secara keseluruhan, mempermudah pencatatan terhadap setiap transaksi yang terjadi.
Namun terdapat kelemahan yang cukup mendasar, Walaupun Pertamina telah
menggunakan sistem yang canggih dalam pencatatan akuntansi khususnya gaji,
perusahaan diharapkan juga untuk memperhatikan sistem SAP, Oleh karena itu,
perusahaan perlu untuk melakukan training-training yang memberi pengetahuan dan
pembelajaran mengenai penggunaan komputer secara umum dan menjadi lebih baik an
lebih efisien demi mencapai tujuan perusahaan.
2. Tidak adanya petugas khusus yang melakukan pengawasan secara langsung terhadap
kegiatan absensi.
3. Kurangnya kedisiplinan waktu kerja karyawan pada PT.Pertamina (Persero)
4. Banyak karyawan yang tidak menguasai dibidang pekerjaanya masing-masing sehingga
terjadinya fungsi rangkap.
12. DAFTAR PUSTAKA
Anita, 2017 https://www.slideshare.net/anitakurnia1/sim-anita-kurnia-hapzi-ali-impelentasi-
sistem-informasi-pada-pt-pertamina-universitas-mercu-buana-2017 ( 17 Desember 2018,
pukul 22:00 wib )
Tiaraeni, 2017 https://tiaraeni.wordpress.com/2017/10/19/79/ ( 18 Desember 2018, pukul
20:00 wib )