SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Logam transisi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Logam transisi adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 3 sampai 12
(IB sampai VIIIB pada sistem lama). Kelompok ini terdiri dari 38 unsur. Semua logam
transisi adalah unsur blok-d yang berarti bahwa elektronnya terisi sampai orbit d.
Dalam ilmu kimia, logam transisi mempunyai dua pengertian:
 Definisi dari IUPAC[1] mendefinisikan logam transisi sebagai "sebuah unsur
yang mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau dapat membentuk
kation dengan subkulit d yang tidak terisi penuh"
 Sebagian besar ilmuwan mendefinisikan "logam transisi" sebagai semua elemen
yang berada pada blok-''d'' pada tabel periodik (semuanya adalah logam) yang
memasukkan golongan 3 hingga 12 pada tabel periodik. Dalam kenyataan,
barisan blok-f lantanida dan aktinida juga sering dianggap sebagai logam transisi
dan disebut "logam transisi dalam".
Jensen[2] meninjau ulang asal usul penamaan "logam transisi" atau blok-d. Kata transisi
pertama kali digunakan untuk mendeskripsikan unsur-unsur yang sekarang dikenal
sebagai unsur blok-d oleh kimiawan asal Inggris bernama Charles Bury pada tahun
1921, yang merujuk pada peralihan/transisi pada perubahan subkulit elektron
(contohnya pada n=3 pada baris ke-4 tabel periodik) dari subkulit dengan 8 ke 18, atau
18 ke 32.[3]
Penggolongan
Bentuk konfigurasi elektron pada atom logam transisi dapat ditulis sebagai []ns2(n-1)dm
di mana subkulit d mempunyai energi yang lebih besar daripada subkulit valensi s.
Pada ion dengan dua dan tiga elektron valensi, yang terjadi adalah sebaliknya dengan
subkulit s mempunyai tingkat energi yang lebih besar. Dampaknya, ion seperti Fe2+
tidak mempunyai elektron pada subkulit s: ion tersebut memiliki konfigurasi elektron
[Ar]3d6 dibandingkan dengan elektron konfigurasi pada atom Fe, yaitu [Ar]4s23d6.
Unsur pada golongan 3 hingga 12 sekarang secara umum dikenal sebagai unsur logam
transisi, meskipun unsur-unsur dari La-Lu, Ac-Lr, dan golongan 12 (dahulu disebut IIB)
mempunyai definisi yang berbeda pada penulis yang berbeda.
1. Banyak buku teks kimia dan tabel periodik yang mencantumkan La dan Ac
sebagai unsur golongan 3 dan termasuk golongan logam transisi, dikarenakan
atom-atom tersebut mempunyai konfigurasi elektron terluar s2d1 seperti Sc dan
Y. Elemen dari Ce-Lu dimasukkan ke dalam baris lantanida ( atau "lanthanoid"
menurut IUPAC dan Th-Lr dalam baris aktinida. Kedua baris tersebut bersama-
sama digolongkan dalam unsur blok-f atau (pada buku-buku lama) sebagai
"unsur transisi dalam".
2. Beberapa buku teks kimia memasukkan La ke dalam lantanida dan Ac ke dalam
aktinida. Klasifikasi ini didasarkan pada kemiripan sifat-sifat kimia, dan
mendefinisikan kelima belas elemen pada masing-masing baris ke dalam blok-f
meskipun mereka mengakui bahwa blok-f hanya dapat diisi oleh 14 unsur saja.
3. Klasifikasi ketiga mendefinisikan bahwa unsur-unsur blok-f terdiri atas La-Yb
dan Ac-No dan meletakkan Lu dan Lr pada golongan 3. Hal ini didasarkan pada
aturan Aufbau (atau aturan Madelung) dalam pengisian subkulit elektron, di
mana 4f diisi sebelum 5d (atau 5f sebelum 6d), sehingga subkulit f sudah terisi
penuh pada unsur Yb (dan No) sedangkan Lu (dan Lr) mempunyai konfigurasi
[]s2f14d1. Meskipun demikian, La dan Ac adalah pengecualian pada aturan
Aufbau dengan konfigurasi elektron []s2d1 (bukan []s2f1 seperti prediksi aturan
aufbau) sehingga tidaklah pasti dari konfigurasi elektronnya apakah La atau Lu
(Ac atau Lr) yang seharusnya diklasifikasikan dalam logam transisi.
Ciri dan Sifat
Ada beberapa ciri yang dimiliki bersama oleh unsur transisi yang tidak dimiliki unsur-
unsur lain, yang disebabkan oleh terisinya sebagian dari subkulit d. Di antaranya
adalah:
1. pembentukan senyawa yang warnanya disebabkan oleh transisi elektron d-d
2. pembentukan senyawa dengan banyak bilangan oksidasi, dikarenakan
kereaktifan yang relatif rendah pada elektron subkulit d yang tidak berpasangan
3. pembentukan beberapa senyawa paramagnetik disebabkan oleh adanya elektron
subkulit d yang tidak berpasangan. Beberapa senyawa dari unsur golongan
utama juga merupakan paramagnetik (seperti nitrogen oksida dan oksigen).
Senyawa berwarna
Warna pada senyawa yang mengandung logam transisi pada umumnya disebabkan
oleh transisi elektron dalam dua tipe:
 transfer muatan kompleks. Sebuah elektron dapat melompat dari orbit ligan ke
orbit logam, membentuk ligant to metal charge transfer (LMCT). Hal ini dapat
dilihat dengan mudah jika logam sedang pada bilangan oksidasi yang tinggi.
Sebagai contoh, warna pada ion kromat, dikromat, dan permanganat termasuk
tipe ini. Conton lainnya adalah pada raksa(II) iodida yang berwarna merah
larena transisi LMCT.
Transisi metal to ligand charge transfer (MLCT) terjadi ketika logam dalam bilangan
oksidasi yang rendah sehingga ligan dengan mudah tereduksi.
 transisi d-d. Sebuah elektron melompat dadi satu orbit d ke orbit yang lain. Pada
senyawa logam transisi yang kompleks, antarorbit d tidak mempunyai tingkat
energi yang sama. Pola pemisahan orbit d dapat dihitung dengan teori medan
kristal. Tingkat pemisahan tergantung pada jenis logam, bilangan oksidasi, dan
sifat dari ligan. Tingkat energi yang sebenarnya ditunjukkan oleh diagram
Tanabe-Sugano.
Pada kompleks yang sentrosimetrik, seperti oktahedral, transisi d-d melanggar aturan
Laporte dan hanya terjadi karena penggabungan vibronik di mana getaran molekul
terjadi bersamaan dengan transisi d-d. Kompleks tetrahedral mempunyai warna yang
lumayan terang karena perpaduan subkulit d dan p dimungkinkan jika tidak ada pusat
simetri, sehingga transisi tidak murni d-d.
Bilangan oksidasi
Salah satu ciri logam transisi adalah di mana unsur-unsur tersebut mempunyai lebih
dari satu bilangan oksidasi. Contohnya, pada senyawa vanadium diketahui
mempunyai bilangan oksidasi mulai -1 pada V(CO)6- hingga +5 pada VO43-. Bilangan
oksidasi maksimum pada logam transisi baris pertama sama dengan jumlah elektron
valensi seperti titanium (+4) dan mangan (+7) namun berkurang pada unsur-unsur
selanjutnya. Pada baris kedua dan ketiga ada ruthenium dan osmium dengan bilangan
oksidasi +8. Pada senyawa seperti [Mn04]- dan OsO4, unsur logam transisi memperoleh
oktet yang stabil dengan membentuk empat ikatan kovalen. Bilangan oksidasi terendah
ada pada senyawa Cr(CO)6 (bilangan oksidasi nol) dan Fe(CO)42- (bilangan oksidasi -2)
di mana aturan 18 elektron dipatuhi. Senyawa tersebut juga merupakan kovalen. Ikatan
ion biasanya terbentuk pada bilangan oksidasi +2 atau +3. Pada senyawa yang terlarut,
ion tersebut biasanya berikatan dengan enam molekul air yang tersusun secara
oktahedral.
Kemagnetan
Senyawa pada logam transisi biasanya bersifat paramagnetik apabila terdapat satu atau
lebih elektron tak berpasangan pada subkulit d. Pada senyawa oktahedral dengan
elektron antara empat hingga tujuh pada subkulit d, spin tinggi dan spin rendah
mungkin terjadi. Senyawa tetrahedral seperti [FeCl4]2- bersifat spin tinggi dikarenakan
pemisahan medan kristal yang rendah sehingga energi yang diperoleh dari elektron
yang berada pada tingkat energi yang lebih rendah selalu lebih kecil daripada energi
yang diperlukan untuk memasangkan spin. Beberapa senyawa bersifat diamagnetik.
Yang termasuk golongan ini adalah senyawa oktahedral, spin rendah, d6, dan d8 yang
berbentuk segi empat planar. Feromagnetisme terjadi jika atom tunggal bersifat
paramagnetik dan arah spin tersusun sejajar satu sama lain pada bahan kristal. Logam
besi dan campuran alniko adalah contoh senyawa logam transisi yang bersifat
feromagnetik. Anti-feromagnetisme adalah contoh sifat kemagnetan yang terbentuk
dari susunan khusus dari spin tunggal pada benda padat.
Sifat katalitik
Logam transisi dan senyawanya diketahui mempunyai aktivitas katalitik sifat homogen
dan heterogen. Aktivitas ini berasal dari kemampuan logam transisi untuk mempunyai
lebih dari satu bilangan oksidasi dan kemampuan membentuk senyawa kompleks.
Sebagai contoh Vanadium (V) oksida dikenal dapat memisahkan besi (pada proses
Haber) dan nikel (pada hidrogenasi katalitik). Katalis pada permukaan bidang padat
menyertakan pembentukan ikatan antara molekul reaktan dan atom pada permukaan
katalis. Hal ini mempunyai pengaruh meningkatnya konsentrasi reaktan pada
permukaan katalis dan memperlemah ikatan pada molekul yang bereaksi (menurunkan
energi aktivasi reaksi). Dan juga karena unsur logam transisi dapat mengubah bilangan
oksidasinya, sehingga efektif sebagai katalis.
Sifat Lain
Sesuai namanya, semua logam transisi adalah logam dan merupakan konduktor listrik.
Secara umum, logam transisi mempunyai massa jenis yang tinggi serta titik leleh dan
titik didih yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan adanya ikatan logam dengan elektron
yang mudah berpindah, yang menyebabkan kohesi yang meningkatkan jumlah
elektron bersama. Meskipun demikian, logam golongan 12 mempunyai titik didih dan
titih leleh yang lebih rendah karena subkulit d unsur tersebut mencegah ikatan d-d. Air
raksa mempunyai titik leleh -38.83°C (-37.89°F) dan merupakan zat cair pada suhu
ruang. Logam transisi dapat berikatan membentuk bermacam-macam ligan.

More Related Content

What's hot

Chemistry Presentation (group 1)
Chemistry Presentation (group 1)Chemistry Presentation (group 1)
Chemistry Presentation (group 1)username154
 
Kimia Kelas X Semester 1 Perkembangan Sistem Periodik dan Sifat Keperiodikan
Kimia Kelas X Semester 1 Perkembangan Sistem Periodik dan Sifat KeperiodikanKimia Kelas X Semester 1 Perkembangan Sistem Periodik dan Sifat Keperiodikan
Kimia Kelas X Semester 1 Perkembangan Sistem Periodik dan Sifat KeperiodikanPatricia Joanne
 
Perkembangan Tabel Periodik Unsur
Perkembangan Tabel Periodik Unsur Perkembangan Tabel Periodik Unsur
Perkembangan Tabel Periodik Unsur Aida Anisa
 
Tata nama senyawa dan persamaan reaksi
Tata nama senyawa dan persamaan reaksiTata nama senyawa dan persamaan reaksi
Tata nama senyawa dan persamaan reaksiYogiarya Marthan
 
Unsur transisi periode ke 4 (xii mipa 3) kel. 6
Unsur transisi periode ke 4 (xii mipa 3) kel. 6Unsur transisi periode ke 4 (xii mipa 3) kel. 6
Unsur transisi periode ke 4 (xii mipa 3) kel. 6zidanezahrontiktok
 
PPT - SISTEM PERIODIK
PPT -  SISTEM PERIODIKPPT -  SISTEM PERIODIK
PPT - SISTEM PERIODIKaralailiyah
 
Perkembangan spu-penentuan-gol
Perkembangan spu-penentuan-golPerkembangan spu-penentuan-gol
Perkembangan spu-penentuan-golEKO SUPRIYADI
 
Tabel periodik unsur
Tabel periodik unsurTabel periodik unsur
Tabel periodik unsurVenus Adhila
 
Ppt sistem periodik unsur rosanni 1
Ppt sistem periodik unsur rosanni 1Ppt sistem periodik unsur rosanni 1
Ppt sistem periodik unsur rosanni 1s4nny
 
tata nama senyawa organik dan anorganik
tata nama senyawa organik dan anorganiktata nama senyawa organik dan anorganik
tata nama senyawa organik dan anorganikNi'matin Choiroh
 
Sistem Periodik unsur
Sistem Periodik unsurSistem Periodik unsur
Sistem Periodik unsurRisa Firsta
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksCha Cha D Talo
 
Sistem Periodik Unsur
Sistem Periodik UnsurSistem Periodik Unsur
Sistem Periodik UnsurAnung Hastuti
 
Bab 3. sistem periodik unsur
Bab 3. sistem periodik unsurBab 3. sistem periodik unsur
Bab 3. sistem periodik unsurFianggoro
 
Sistem Periodik Modern Kelas X
Sistem Periodik Modern Kelas XSistem Periodik Modern Kelas X
Sistem Periodik Modern Kelas XFrandy Feliciano
 
kimia unsur
 kimia unsur kimia unsur
kimia unsurmfebri26
 

What's hot (18)

Chemistry Presentation (group 1)
Chemistry Presentation (group 1)Chemistry Presentation (group 1)
Chemistry Presentation (group 1)
 
Unit 3 jadual berkala
Unit 3 jadual berkalaUnit 3 jadual berkala
Unit 3 jadual berkala
 
Kimia Kelas X Semester 1 Perkembangan Sistem Periodik dan Sifat Keperiodikan
Kimia Kelas X Semester 1 Perkembangan Sistem Periodik dan Sifat KeperiodikanKimia Kelas X Semester 1 Perkembangan Sistem Periodik dan Sifat Keperiodikan
Kimia Kelas X Semester 1 Perkembangan Sistem Periodik dan Sifat Keperiodikan
 
Perkembangan Tabel Periodik Unsur
Perkembangan Tabel Periodik Unsur Perkembangan Tabel Periodik Unsur
Perkembangan Tabel Periodik Unsur
 
Sistem periodik unsur
Sistem periodik unsurSistem periodik unsur
Sistem periodik unsur
 
Tata nama senyawa dan persamaan reaksi
Tata nama senyawa dan persamaan reaksiTata nama senyawa dan persamaan reaksi
Tata nama senyawa dan persamaan reaksi
 
Unsur transisi periode ke 4 (xii mipa 3) kel. 6
Unsur transisi periode ke 4 (xii mipa 3) kel. 6Unsur transisi periode ke 4 (xii mipa 3) kel. 6
Unsur transisi periode ke 4 (xii mipa 3) kel. 6
 
PPT - SISTEM PERIODIK
PPT -  SISTEM PERIODIKPPT -  SISTEM PERIODIK
PPT - SISTEM PERIODIK
 
Perkembangan spu-penentuan-gol
Perkembangan spu-penentuan-golPerkembangan spu-penentuan-gol
Perkembangan spu-penentuan-gol
 
Tabel periodik unsur
Tabel periodik unsurTabel periodik unsur
Tabel periodik unsur
 
Ppt sistem periodik unsur rosanni 1
Ppt sistem periodik unsur rosanni 1Ppt sistem periodik unsur rosanni 1
Ppt sistem periodik unsur rosanni 1
 
tata nama senyawa organik dan anorganik
tata nama senyawa organik dan anorganiktata nama senyawa organik dan anorganik
tata nama senyawa organik dan anorganik
 
Sistem Periodik unsur
Sistem Periodik unsurSistem Periodik unsur
Sistem Periodik unsur
 
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleksPresentasi kimia ion dan senyawa kompleks
Presentasi kimia ion dan senyawa kompleks
 
Sistem Periodik Unsur
Sistem Periodik UnsurSistem Periodik Unsur
Sistem Periodik Unsur
 
Bab 3. sistem periodik unsur
Bab 3. sistem periodik unsurBab 3. sistem periodik unsur
Bab 3. sistem periodik unsur
 
Sistem Periodik Modern Kelas X
Sistem Periodik Modern Kelas XSistem Periodik Modern Kelas X
Sistem Periodik Modern Kelas X
 
kimia unsur
 kimia unsur kimia unsur
kimia unsur
 

Viewers also liked

Viewers also liked (19)

ppt sifat unsur transisi periode keempat
ppt sifat unsur transisi periode keempatppt sifat unsur transisi periode keempat
ppt sifat unsur transisi periode keempat
 
Unsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empatUnsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empat
 
Ion kompleks
Ion kompleksIon kompleks
Ion kompleks
 
Logic gates
Logic gatesLogic gates
Logic gates
 
The Extra Edge
The Extra EdgeThe Extra Edge
The Extra Edge
 
Neva
NevaNeva
Neva
 
Presentacion final icc
Presentacion final iccPresentacion final icc
Presentacion final icc
 
Del Mar Veterans Day Salute
Del Mar Veterans Day SaluteDel Mar Veterans Day Salute
Del Mar Veterans Day Salute
 
Redes
RedesRedes
Redes
 
Social media management voor ondernemers en KMO's
Social media management voor ondernemers en KMO'sSocial media management voor ondernemers en KMO's
Social media management voor ondernemers en KMO's
 
Keynote capitals india morning note august 31-'12
Keynote capitals india morning note august 31-'12Keynote capitals india morning note august 31-'12
Keynote capitals india morning note august 31-'12
 
2006 - 2009 Portfolio
2006 - 2009 Portfolio2006 - 2009 Portfolio
2006 - 2009 Portfolio
 
Atomic Bomb
Atomic BombAtomic Bomb
Atomic Bomb
 
Professionele presentaties Pro-Moois
Professionele presentaties Pro-MooisProfessionele presentaties Pro-Moois
Professionele presentaties Pro-Moois
 
CTS_clase_ 6
CTS_clase_ 6CTS_clase_ 6
CTS_clase_ 6
 
Battle Of Rye Harbor Ppt Lras
Battle Of Rye Harbor Ppt LrasBattle Of Rye Harbor Ppt Lras
Battle Of Rye Harbor Ppt Lras
 
Qué es-un-blog
Qué es-un-blogQué es-un-blog
Qué es-un-blog
 
Preview Portfolio
Preview PortfolioPreview Portfolio
Preview Portfolio
 
Nthoesane_1st Annual Women in HR_Training and Development Conference_Johannes...
Nthoesane_1st Annual Women in HR_Training and Development Conference_Johannes...Nthoesane_1st Annual Women in HR_Training and Development Conference_Johannes...
Nthoesane_1st Annual Women in HR_Training and Development Conference_Johannes...
 

Similar to Logam trasisi

Makalah Unsur - unsur Transisi Periode ke 4
Makalah Unsur - unsur Transisi Periode ke 4Makalah Unsur - unsur Transisi Periode ke 4
Makalah Unsur - unsur Transisi Periode ke 4noussevarenna
 
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK BogorUnsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Unsur Transisi
Unsur TransisiUnsur Transisi
Unsur TransisiAlifSarkol
 
kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"SMAN 2 Dumai
 
unsur transisi new,kimia XII
unsur transisi new,kimia XIIunsur transisi new,kimia XII
unsur transisi new,kimia XIIIra Sigit
 
reaksi redoks dan elektrokimia
reaksi redoks dan elektrokimiareaksi redoks dan elektrokimia
reaksi redoks dan elektrokimiamfebri26
 
Perkembangan Unsur Periodik
Perkembangan Unsur PeriodikPerkembangan Unsur Periodik
Perkembangan Unsur PeriodikMuhammad Ashidqy
 
PPT-UEU-Kimia-Anorganik-Dasar-Pertemuan-3.ppt
PPT-UEU-Kimia-Anorganik-Dasar-Pertemuan-3.pptPPT-UEU-Kimia-Anorganik-Dasar-Pertemuan-3.ppt
PPT-UEU-Kimia-Anorganik-Dasar-Pertemuan-3.pptYulianaDewi9E32
 
Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Anne Riyanti
 
Bab 3 kimia unsur
Bab 3 kimia unsurBab 3 kimia unsur
Bab 3 kimia unsurwafiqasfari
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1blvck
 

Similar to Logam trasisi (20)

Makalah Unsur - unsur Transisi Periode ke 4
Makalah Unsur - unsur Transisi Periode ke 4Makalah Unsur - unsur Transisi Periode ke 4
Makalah Unsur - unsur Transisi Periode ke 4
 
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK BogorUnsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
 
Unsur – unsur transisi
Unsur – unsur transisiUnsur – unsur transisi
Unsur – unsur transisi
 
Unsur Transisi
Unsur TransisiUnsur Transisi
Unsur Transisi
 
kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"kimia Unsur "Unsur transisi"
kimia Unsur "Unsur transisi"
 
Periode iv
Periode ivPeriode iv
Periode iv
 
unsur transisi new,kimia XII
unsur transisi new,kimia XIIunsur transisi new,kimia XII
unsur transisi new,kimia XII
 
KIMIA KNTOTTT.pptx
KIMIA KNTOTTT.pptxKIMIA KNTOTTT.pptx
KIMIA KNTOTTT.pptx
 
SPU
SPUSPU
SPU
 
reaksi redoks dan elektrokimia
reaksi redoks dan elektrokimiareaksi redoks dan elektrokimia
reaksi redoks dan elektrokimia
 
Perkembangan Unsur Periodik
Perkembangan Unsur PeriodikPerkembangan Unsur Periodik
Perkembangan Unsur Periodik
 
PPT-UEU-Kimia-Anorganik-Dasar-Pertemuan-3.ppt
PPT-UEU-Kimia-Anorganik-Dasar-Pertemuan-3.pptPPT-UEU-Kimia-Anorganik-Dasar-Pertemuan-3.ppt
PPT-UEU-Kimia-Anorganik-Dasar-Pertemuan-3.ppt
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1
 
Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4Unsur transisi periode ke 4
Unsur transisi periode ke 4
 
Bab 3 kimia unsur
Bab 3 kimia unsurBab 3 kimia unsur
Bab 3 kimia unsur
 
6 ikatan logam
6 ikatan logam6 ikatan logam
6 ikatan logam
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1
 
Ikatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas xIkatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas x
 

Recently uploaded

Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptretno12886
 
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananriniaandayani
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuKhiyaroh1
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxrandikaakbar11
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxtressa8
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurDoddiKELAS7A
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bSisiliaFil
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Logam trasisi

  • 1. Logam transisi Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Logam transisi adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 3 sampai 12 (IB sampai VIIIB pada sistem lama). Kelompok ini terdiri dari 38 unsur. Semua logam transisi adalah unsur blok-d yang berarti bahwa elektronnya terisi sampai orbit d. Dalam ilmu kimia, logam transisi mempunyai dua pengertian:  Definisi dari IUPAC[1] mendefinisikan logam transisi sebagai "sebuah unsur yang mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau dapat membentuk kation dengan subkulit d yang tidak terisi penuh"  Sebagian besar ilmuwan mendefinisikan "logam transisi" sebagai semua elemen yang berada pada blok-''d'' pada tabel periodik (semuanya adalah logam) yang memasukkan golongan 3 hingga 12 pada tabel periodik. Dalam kenyataan, barisan blok-f lantanida dan aktinida juga sering dianggap sebagai logam transisi dan disebut "logam transisi dalam". Jensen[2] meninjau ulang asal usul penamaan "logam transisi" atau blok-d. Kata transisi pertama kali digunakan untuk mendeskripsikan unsur-unsur yang sekarang dikenal sebagai unsur blok-d oleh kimiawan asal Inggris bernama Charles Bury pada tahun 1921, yang merujuk pada peralihan/transisi pada perubahan subkulit elektron (contohnya pada n=3 pada baris ke-4 tabel periodik) dari subkulit dengan 8 ke 18, atau 18 ke 32.[3] Penggolongan Bentuk konfigurasi elektron pada atom logam transisi dapat ditulis sebagai []ns2(n-1)dm di mana subkulit d mempunyai energi yang lebih besar daripada subkulit valensi s.
  • 2. Pada ion dengan dua dan tiga elektron valensi, yang terjadi adalah sebaliknya dengan subkulit s mempunyai tingkat energi yang lebih besar. Dampaknya, ion seperti Fe2+ tidak mempunyai elektron pada subkulit s: ion tersebut memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d6 dibandingkan dengan elektron konfigurasi pada atom Fe, yaitu [Ar]4s23d6. Unsur pada golongan 3 hingga 12 sekarang secara umum dikenal sebagai unsur logam transisi, meskipun unsur-unsur dari La-Lu, Ac-Lr, dan golongan 12 (dahulu disebut IIB) mempunyai definisi yang berbeda pada penulis yang berbeda. 1. Banyak buku teks kimia dan tabel periodik yang mencantumkan La dan Ac sebagai unsur golongan 3 dan termasuk golongan logam transisi, dikarenakan atom-atom tersebut mempunyai konfigurasi elektron terluar s2d1 seperti Sc dan Y. Elemen dari Ce-Lu dimasukkan ke dalam baris lantanida ( atau "lanthanoid" menurut IUPAC dan Th-Lr dalam baris aktinida. Kedua baris tersebut bersama- sama digolongkan dalam unsur blok-f atau (pada buku-buku lama) sebagai "unsur transisi dalam". 2. Beberapa buku teks kimia memasukkan La ke dalam lantanida dan Ac ke dalam aktinida. Klasifikasi ini didasarkan pada kemiripan sifat-sifat kimia, dan mendefinisikan kelima belas elemen pada masing-masing baris ke dalam blok-f meskipun mereka mengakui bahwa blok-f hanya dapat diisi oleh 14 unsur saja. 3. Klasifikasi ketiga mendefinisikan bahwa unsur-unsur blok-f terdiri atas La-Yb dan Ac-No dan meletakkan Lu dan Lr pada golongan 3. Hal ini didasarkan pada aturan Aufbau (atau aturan Madelung) dalam pengisian subkulit elektron, di mana 4f diisi sebelum 5d (atau 5f sebelum 6d), sehingga subkulit f sudah terisi penuh pada unsur Yb (dan No) sedangkan Lu (dan Lr) mempunyai konfigurasi []s2f14d1. Meskipun demikian, La dan Ac adalah pengecualian pada aturan Aufbau dengan konfigurasi elektron []s2d1 (bukan []s2f1 seperti prediksi aturan aufbau) sehingga tidaklah pasti dari konfigurasi elektronnya apakah La atau Lu (Ac atau Lr) yang seharusnya diklasifikasikan dalam logam transisi. Ciri dan Sifat
  • 3. Ada beberapa ciri yang dimiliki bersama oleh unsur transisi yang tidak dimiliki unsur- unsur lain, yang disebabkan oleh terisinya sebagian dari subkulit d. Di antaranya adalah: 1. pembentukan senyawa yang warnanya disebabkan oleh transisi elektron d-d 2. pembentukan senyawa dengan banyak bilangan oksidasi, dikarenakan kereaktifan yang relatif rendah pada elektron subkulit d yang tidak berpasangan 3. pembentukan beberapa senyawa paramagnetik disebabkan oleh adanya elektron subkulit d yang tidak berpasangan. Beberapa senyawa dari unsur golongan utama juga merupakan paramagnetik (seperti nitrogen oksida dan oksigen). Senyawa berwarna Warna pada senyawa yang mengandung logam transisi pada umumnya disebabkan oleh transisi elektron dalam dua tipe:  transfer muatan kompleks. Sebuah elektron dapat melompat dari orbit ligan ke orbit logam, membentuk ligant to metal charge transfer (LMCT). Hal ini dapat dilihat dengan mudah jika logam sedang pada bilangan oksidasi yang tinggi. Sebagai contoh, warna pada ion kromat, dikromat, dan permanganat termasuk tipe ini. Conton lainnya adalah pada raksa(II) iodida yang berwarna merah larena transisi LMCT. Transisi metal to ligand charge transfer (MLCT) terjadi ketika logam dalam bilangan oksidasi yang rendah sehingga ligan dengan mudah tereduksi.  transisi d-d. Sebuah elektron melompat dadi satu orbit d ke orbit yang lain. Pada senyawa logam transisi yang kompleks, antarorbit d tidak mempunyai tingkat energi yang sama. Pola pemisahan orbit d dapat dihitung dengan teori medan kristal. Tingkat pemisahan tergantung pada jenis logam, bilangan oksidasi, dan
  • 4. sifat dari ligan. Tingkat energi yang sebenarnya ditunjukkan oleh diagram Tanabe-Sugano. Pada kompleks yang sentrosimetrik, seperti oktahedral, transisi d-d melanggar aturan Laporte dan hanya terjadi karena penggabungan vibronik di mana getaran molekul terjadi bersamaan dengan transisi d-d. Kompleks tetrahedral mempunyai warna yang lumayan terang karena perpaduan subkulit d dan p dimungkinkan jika tidak ada pusat simetri, sehingga transisi tidak murni d-d. Bilangan oksidasi Salah satu ciri logam transisi adalah di mana unsur-unsur tersebut mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi. Contohnya, pada senyawa vanadium diketahui mempunyai bilangan oksidasi mulai -1 pada V(CO)6- hingga +5 pada VO43-. Bilangan oksidasi maksimum pada logam transisi baris pertama sama dengan jumlah elektron valensi seperti titanium (+4) dan mangan (+7) namun berkurang pada unsur-unsur selanjutnya. Pada baris kedua dan ketiga ada ruthenium dan osmium dengan bilangan oksidasi +8. Pada senyawa seperti [Mn04]- dan OsO4, unsur logam transisi memperoleh oktet yang stabil dengan membentuk empat ikatan kovalen. Bilangan oksidasi terendah ada pada senyawa Cr(CO)6 (bilangan oksidasi nol) dan Fe(CO)42- (bilangan oksidasi -2) di mana aturan 18 elektron dipatuhi. Senyawa tersebut juga merupakan kovalen. Ikatan ion biasanya terbentuk pada bilangan oksidasi +2 atau +3. Pada senyawa yang terlarut, ion tersebut biasanya berikatan dengan enam molekul air yang tersusun secara oktahedral. Kemagnetan Senyawa pada logam transisi biasanya bersifat paramagnetik apabila terdapat satu atau lebih elektron tak berpasangan pada subkulit d. Pada senyawa oktahedral dengan elektron antara empat hingga tujuh pada subkulit d, spin tinggi dan spin rendah mungkin terjadi. Senyawa tetrahedral seperti [FeCl4]2- bersifat spin tinggi dikarenakan
  • 5. pemisahan medan kristal yang rendah sehingga energi yang diperoleh dari elektron yang berada pada tingkat energi yang lebih rendah selalu lebih kecil daripada energi yang diperlukan untuk memasangkan spin. Beberapa senyawa bersifat diamagnetik. Yang termasuk golongan ini adalah senyawa oktahedral, spin rendah, d6, dan d8 yang berbentuk segi empat planar. Feromagnetisme terjadi jika atom tunggal bersifat paramagnetik dan arah spin tersusun sejajar satu sama lain pada bahan kristal. Logam besi dan campuran alniko adalah contoh senyawa logam transisi yang bersifat feromagnetik. Anti-feromagnetisme adalah contoh sifat kemagnetan yang terbentuk dari susunan khusus dari spin tunggal pada benda padat. Sifat katalitik Logam transisi dan senyawanya diketahui mempunyai aktivitas katalitik sifat homogen dan heterogen. Aktivitas ini berasal dari kemampuan logam transisi untuk mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi dan kemampuan membentuk senyawa kompleks. Sebagai contoh Vanadium (V) oksida dikenal dapat memisahkan besi (pada proses Haber) dan nikel (pada hidrogenasi katalitik). Katalis pada permukaan bidang padat menyertakan pembentukan ikatan antara molekul reaktan dan atom pada permukaan katalis. Hal ini mempunyai pengaruh meningkatnya konsentrasi reaktan pada permukaan katalis dan memperlemah ikatan pada molekul yang bereaksi (menurunkan energi aktivasi reaksi). Dan juga karena unsur logam transisi dapat mengubah bilangan oksidasinya, sehingga efektif sebagai katalis. Sifat Lain Sesuai namanya, semua logam transisi adalah logam dan merupakan konduktor listrik. Secara umum, logam transisi mempunyai massa jenis yang tinggi serta titik leleh dan titik didih yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan adanya ikatan logam dengan elektron yang mudah berpindah, yang menyebabkan kohesi yang meningkatkan jumlah elektron bersama. Meskipun demikian, logam golongan 12 mempunyai titik didih dan
  • 6. titih leleh yang lebih rendah karena subkulit d unsur tersebut mencegah ikatan d-d. Air raksa mempunyai titik leleh -38.83°C (-37.89°F) dan merupakan zat cair pada suhu ruang. Logam transisi dapat berikatan membentuk bermacam-macam ligan.