Unsur transisi periode keempat memiliki sifat magnetik, warna ion, dan kemampuan membentuk senyawa kompleks karena elektron valensinya pada subkulit 3d yang belum terisi penuh. Unsur-unsur ini terdapat dalam berbagai mineral alam dan memiliki beragam tingkat oksidasi serta mampu membentuk lapisan oksida di permukaannya.
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
UNSUR-TRANSISI
1. UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
KELOMPOK 4 :
DIVA MAHARANI
HUNAFA
NOUSSEVA RENNA
NOVIDA AYU LESTARI
SHOFIANI
STEPHANIE TAMARA
XII IPA 5
2. Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Kimia ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu di makalah tentang unsure transisi periode keempat
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki dari makalah Kimia ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah kimia tentang unsur transisi
periode keempat ini untuk masyarakat dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Jakarta, Agustus 2015
Penulis
3. A. Pengertian Unsur Transisi
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan
kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain. Unsur transisi periode
keempat umumnya amemiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh
(kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode
keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama,
seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa
kompleks.
B. Unsur – unsur periode keempat
C. Keberadaan Unsur Di Alam
Unsur Keberadaan di Alam
Skandium Sc terutama terdapat pada mineraltortveitil (~34% Sc), wikit, bijih
Sn, dan tungsten. Bentuk dasar adalah Sc2
O3
. LogamSc diperoleh
sebagaiproduk samping pemurnian uranium.
Besi (Fe)
Kobalt (Co)
Nikel (Ni)
Seng (Zn)
Tembaga (Cu)
Skandium(Sc)
Titanium(Ti)
Vanadium(V)
Kromium (Cr)
Mangan(Mn)
4. Titanium Ti merupakan unsur peringkatke-10 terbanyakdikerak bumi. Ti
biasanya terdapatdalam bentuk mineral
rutile (TiO2
) atau ilmenite (FeTiO3
).
Vanadium V terdapatdi kerak bumi dengan kadar ~0,02%. V terdapatpada
mineral patronit(VS4
), Vanadinit [Pb5
(VO4
)3
Cl], dan kamotit
[K2
(UO2
)2
(VO4
)2
·3H2
O ]
Kromium Cr terdapatpada mineral kromit[Fe,Mg(CrO4
].
Mangan Mn terutama terdapatpada pirolusit(MnO₂),
psilomelan[(Ba,H₂0)2Mn₅O₁₀], dan rodokrosit(MnCO₃). LogamMn
diekstraksidaripirolusit.
Besi Fe merupakan unsur kedua terbanyak dialam. Besi ditemukan
dalam mineral hematit (Fe₂O₃), magnetit (Fe₃O₄ ) ,
siderit (FeCO₃), limonit (2Fe₂O₃∙3H₂O), dan pirit(FeS₂)
Kobalt Co berada sebagaisenyawa kobaltin (CoAsS) dan lineit (CO₃S₄). Co
murni dihasilkan dariproduk samping pemurnian Ni,Cu, dan Fe.
Nikel Ni ditemukan dalam mineral pentlandit [(NiFe)₉S₈] . LogamNi
diperoleh dengan memanaskan bijih besi dalam tungku
pembakaran.
Tembaga Cu ditemukan dalam bentuk unsur maupun senyawa sulfida dalam
mineral kalkopirit(CuFeS₂) ,kovelin (CuS), kalkosit(Cu₂S) atau seperti
kuprit(Cu₂O)
Seng Zn ditemukan di dalam mineralzinkblende/spalerit(ZnS), kalamin,
franklinit, smitsonit, (ZnCO3
), wilemit, dan zincite (Zn0).
D. Sifat – sifat Unsur Periode Keempat
Sifat Atomik
Sifat Atomik Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jarilogam (pm) 144 132 122 118 117 117 116 115 117 125
Energi IonisasiI 631 658 650 653 717 759 758 737 746 906
5. (kJ/mol)
Keelektronegatifan 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6
Biloks (maksimum) +3 +4 +5 +6 +7 +6 +5 +4 +3 +2
Sifat Fisis
Sifat fisis Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Kerapatan
(kg/m
3
)
2.990 4.500 5.960 7.200 7.200 7.860 8.900 8.900 8.920 7.140
Kekerasan
(Mohs)
- 6,0 7,0 8,5 6,0 4,0 5,0 4,0 3,0 2,5
Titik Leleh (
0
C) 1.541 1.668 1.890 1.857 1.244 1.535 1.495 1.453 1.083 419
Titik Didih (
0
C) 2.830 3.287 3.407 2.672 2.061 2.861 2.927 2.913 2.567 907
∆Hfus
(KJ/mol) 14.1 15,5 20,9 16,9 12,1 13,8 16,2 17,5 13,1 7,32
∆Hv
(KJ/mol) 314 421 452 344 226 350 377 370 300 115
Daya Hantar
Listrik (MΩ
-1
cm
-1
)
0.018 0,023 0,049 0,077 0,007 0,099 0,172 0,143 0,596 0,166
Daya Hantar
Panas
(W/cmK)
0.158 0,219 0,307 0,937 0,078 0,802 1,00 0,907 4,01 1,16
6. Sifat Kimia
Untuk dapat mempelajari kereaktifan unsur-unsur transisi periode
keempat, dapat digunakan data Sifat Atomik dan Konfigurasi
Elektron.
KONFIGURASI ELEKTRON
Dalam upaya mencapai konfigurasi gas mulia, logam transisi
akan melepas elektron-elektron di subkulit s dan d –nya.
Karena jumlah elektron di subkulit d yang tergolong banyak,
maka dibutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas elektron-
elektron tersebut.
Hal ini ditunjukkan dari kecenderungan nilai energi ionisasi nya
yang secara umum bertambah dariSc ke Zn, meski ada fluktuasi. Dengan
7. demikian, diharapkan kereaktifan unsur-unsur transisi akan berkurang
dari Sc ke Zn.
Namun demikian, di dalam prakteknya, ada faktor lain yang
mempengaruhi kereaktifan logam transisi, yakni : karakteristik lapisan
oksida yang terbentuk pada permukaan unsur sewaktu unsur
teroksidasi/ bereaksi.
Kereaktifan unsur-unsur transisi periode keempat juga ditunjukkan
dari nilai Potensial reduksi standar (E⁰) pada tabel berikut :
E⁰ (Volt)
Periode 4 Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
M
+2
+ 2e⁻
↔ M - -1,63 -1,13 -0,90 -1,18 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 -0,76
E. Sifat- sifat Kharakteristik Unsur Transisi Periode Empat
1. Sifat Logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam
sifat kimia maupun dalam sifat fisis. Harga energy ionisasi yang relative
rendah (kecuali seng yang agak tinggi), sehingga, mudah membentuk ion
positif.
Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya relative tinggi
(kecuali Zn yang membentuk TD dan TL relative rendah). Hal ini disebabkan
orbital subkulit d pada unsure transisi banyak orbital yang kosong atau
tersisi tidak penuh.
Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom membentuk
ikatan kovalen (tidak permanen) disamping ikatan logam. Orbital subkulit
3d pada seng terisi penuh sehingga titik lelehnya rendah. Bandingkan
dengan unsure utama yang titik didih dan titik lelehnya juga relative
rendah.
2. Tingkat Oksidasi
8. Bilangan Oksidasi Unsur Transisi
Senyawa- senyawa unsur transisi alam ternyata mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu. Adnya bilok lebih dari satu ini karena mudahnya
melepaskan elektron valensinya. dengan demikian energi ionisasi pertama,
kedua dan seterusnya relative lebih kecil daripada golongan utama.
NOMOR
ATOM
LAMBANG
UNSUR
KONFIGURASI ELEKTRON NO. GOLONGAN
TABEL PERIODIK
21 Sc 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6
3d
1
4s
2
III B
22 Ti 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6
3d
2
4s
2
IV B
23 V 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6
3d
3
4s
2
V B
24 Cr 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6
3d
5
4s
1
VI B
25 Mn 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6
3d
5
4s
2
VII B
26 Fe 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6
3d
6
4s
2
VIII B
27 Co 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6
3d
7
4s
2
VIII B
28 Ni 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6
3d
8
4s
2
VIII B
29 Cu 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6
3d
10
4s
1
I B
30 Zn 1s
2
2s
2
2p
6
3s
2
3p
6
3d
10
4s
2
II B
3. Sifat Magnetik
Adanya electron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d
menyebabkan unsur-unsur transisi bersifat paramagnetic (sedikit ditarik ke
dalam medan magnet). Makin banyak electron yang tidak berpasangan,
maka makin kuat pula sifat paramagnetknya. Pada seng dimana orbital
pada sub kulit d terisi penuh, maka bersifat diamagnetic (sedikit ditolak
keluar medan magnet).
Elektron yang Tidak Berpasangan
9. Berdasarkansifatnyadalam medan magnet luar, sifat magnetik zat dapat
dibedakan menjadi :
1. Diamagnetik
Sifat diamagnetik dimiliki zat yang semua elektronnya sudah
berpasangan (↑↓) dimana momen magnetiknya saling meniadakan.
Sewaktu diletakkan dalam medan magnet, zat ini akan ditolak sedikit
oleh medan magnet.
2. Paramagnetik
Sifat paramagnetik dimiliki zat yang mempunyai setidaknya 1 elektron
tidak berpasangan (↑). Dalam medan magnet luar, momen-momen
magnetik atom yang terdistribusi acak akan tersusun berjajar. Zat akan
tertarik ke medan magnet luar tersebut.
4. Warna senyawa
10. Senyawa unsur transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan
bermacam warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari
unsur transisi juga berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi
tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d
(sehingga terjadi perubahan bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya
warna pada senyaa logam transisi.
Senyawa dari Sc3+
dan Ti4+
tidak berwarna karena subkulit 3d-nya
kosong, serta senyawa dari Zn2+
tidak berwarna karena subkulit 3d-nya
terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan electron.
11. 5. Mempunyai Beberapa Tingkat Oksidasi
Kecuali Sc dan Zn, unsure-unsur transisi periode keempat
mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin
bergantung pada bilangan oksidasi yang dapat dicapai kestabilannya.
Kestabilan senyawa logamtransisidiantaranya bergantung pada jenis
atom yang mengikat logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau
larutan, PH dalam air. Kestabilan bilangan oksidasi yang tinggi dapat dicapai
melalui pembentukan senyawa dengan oksoaniaon, fluoride, dan
oksofluorida.
6. Banyak Diantaranya Dapat Membentuk Ion Kompleks
Ion kompleks adalah ion yang terdiri atas atom pusat dan ligan.
Biasanya atom pusat merupakan logam transisi yang bersifat elektropositif
dan dapat menyediakan orbital kosong sebagai tempat masuknya ligan.
Contohnya ion besi (III) membentuk ion kompleks [Fe(CN)6].
12. 1) Penamaan kation mendahului anion; sama seperti penamaan senyawa
ionik pada umumnya.
2) Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut urutan abjad,
kemudian dilanjutkan dengan nama kation logam transisi.
3) Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion
kompleks dapat dilihat pada Tabel Nama Ligan.
4) Ketika beberapa ligan sejenis terdapat dalam ion kompleks, digunakan
awalan di-, tri-, tetra-, penta-, heksa-, dan sebagainya.
5) Bilangan oksidasi kation logam transisi dinyatakan dalam bilangan
Romawi.
6) Ketika ion kompleks bermuatan negatif, nama kation logam
transisi diberi akhiran –at. Nama kation logam transisi pada ion
kompleks bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation
pada Anion Kompleks.
Contoh:
[NiCl4]2−
→ ion tetrakloronikelat(II)
[CuNH3Cl5]3−
→ ion aminapentaklorokuprat(II)
[Cd(en)2(CN)2] → disianobis(etilendiamin)kadmium(II)
[Co(NH3)5Cl]SO4 → pentaaminaklorokobalt(III) sulfat
Ligan Nama Ligan
Bromida, Br
- Bromo
Klorida, Cl
- Kloro
Sianida, CN
- Siano
Hidroksida, OH
- Hidrokso
13. Oksida, O
2- Okso
Karbonat, CO
3
2- Karbonato
Nitrit, NO
2
- Nitro
Oksalat, C
2
O
4
2- Oksalato
Amonia, NH
3
Amina
Karbon Monoksida, CO Karbonil
Air, H
2
O Akuo
Etilendiamin Etilendiamin (en)
Kation Nama Kation pada Anion
Kompleks
Aluminium, Al Aluminat
Kromium, Cr Kromat
Kobalt, Co Kobaltat
Cuprum, Cu Cuprat
Aurum, Au Aurat
Ferrum, Fe Ferrat
Plumbum, Pb Plumbat
Mangan, Mn Manganat
Molibdenum, Mo Molibdat
14. 7. Beberapa Diantaranya DapatDigunakan Sebagai Katalisator
Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu
kemampuannya untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam
tubuh. Katalis adalah zat yang dapat mempercepat reaksi. Di dalam tubuh,
terdapat enzim sitokrom oksidase yang berperan dalam mengoksidasi
makanan. Enzim ini dapat bekerja bila terdapat ion Cu2+
. Beberapa logam
transisi atau senyawanya telah digunakan secara komersial sebagai katalis
pada proses industry seperti TiCl3 (Polimerasasi alkena pada pembuatan
plastic), V2O5(proses kontak pada pembuatan margarine), dan Cu atau CuO
(oksidasi alcohol pada pembuatan formalin).
Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari atom
(nm)
0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
Titik leleh (
0
C) 1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420
Titik didih (
0
C) 2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
Kerapatan
(g/cm
3
)
3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
E ionisasi I
(kJ/mol)
6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
Nikel, Ni Nikelat
Argentum, Ag Argentat
Stannum, Sn Stannat
Tungsten, W Tungstat
Zink, Zn Zinkat
15. E ionisasi II
(kJ/mol)
1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
E ionisasi III
(kJ/mol)
2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
E
0
red M
2+
(aq) - - -1,2 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 0,76
E
0
red M
3+
(aq) -2,1 -1,2 -0,-86 -0,74 -0,28 -0,04 +0,44 - - -
Kekerasan
(skala mohs)
- - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5
F. Kegunaan Unsur – Unsur Periode Keempat
1. Kegunaan Titanium
Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik :
1. Rapatannya rendah (logam ringan)
2. Kekuatas struktrurnya tinggi
3. Tahan panas
4. Tahan terhadap korosi
Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan
kosmetik
2. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industri-industri:
16. 1. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan
kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin
berkecepatan tinggi.
2. Untuk membuat logam campuran.
3. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry :
1. Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja
yang bersifat keras dan permukaannya tetap mengkilap.
2. Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap,
dan tidak kusam
Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator
kuat yangbiasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
4. Kegunaan Mangan
Untuk produksi baja
Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor
besi
17. Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsur yang penting
untuk penggunaan vitamin B1
5. Kegunaan Besi
Membuat baja
Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari
seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya.
6. Kegunaan kobalt
Sebagai aloi
Larutan Co2+
digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan
juga dalam system peramalan cuaca
7. Kegunaan Nikel
Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan
karat
Pelapis besi (pernekel)
Sebagai katalis
8. Kegunaan Tembaga
Bahan kabel listrik
18. Bahan uang logam
Untuk bahan mesin tenaga uap
Dan untuk aloi
9. Kegunaan Zink
Bahan cat putih
Pelapis lampu TL
Layar TV dan monitor computer
Campuran logam dengan metal lain
G. Proses Ekstrasi Besi dan Tembaga
Tahapan ekstraksiFedari bijih besi :
- Bijih besi, batu kapur (CaCO₃), dan kokas (C) dimasukkan daribagian atas
tanur.
- Kemudian, udara panas ditiupkan kebagian bawah tungku agar C bereaksi
dengan O₂ membentuk CO₂.
- Gas CO₂ yang terbentuk selanjutnya akan bergerak ke atas dan bereaksi
lebih lanjut dengan C untuk membentuk CO.
- Produk reaksiyaknigas CO kemudian bergerak naik dan mulai mereduksi
senyawa-senyawa besipada bijih besi.
19. Reaksi keseluruhannya dapatditulis debagai berikut :
Fe yang terbentuk akan mengalir dan berkumpuldi bawah. Karena suhu di
bawah lebih tinggi sekitar 2000⁰C, Feakan berada dalam bentuk
lelehannya.
- Sementara itu, CaCO₃ dalam tanur akan terurai menjadi CaO
- CaO yang terbentuk akan bereaksi dengan pengotor yang bersifat asam
yang ada dalam bijih besi, seperti pasir silika. Reaksi ini menghasilkan
senyawa dengan titik didih rendah yang disebut terak (slag).
- Lelehan terak kemudian akan mengalir ke bagian bawah tanur. Karena
kerapatan lelehan terak yang lebih rendah dibandingkan lelehan besi, maka
lelehan terak berada di atas lelehan besi sehingga keduanya dapat
dikeluarkan secara terpisah. (Secara tidak langsung, lelehan terak ini
melindungi lelehan besi dari teroksidasi kembali).
- Besi yang terbentuk di dalam tanur tiup masih mengandung pengotor dan
bersifat cukup rapuh. Besi ini disebut juga besi gubal. Besi gubal dapat
dicetak langsung menjadi besi tuang atau diproses lebih lanjut menjadi
baja, tergantung dari aplikasinya.
Diagram proses ekstraksi tembaga :
• Bijih tembaga diolah dulu agar kandungannya menjadi sekitar 25-35% Cu.
• Tungku Peleburan
• Tungku Pemisahan Perak
• Tungku Konversi
20. • Pemurnian dengan Pembakaran
• Pembuatan anode Cu
• Tembaga anode dengan kandungan 99,4% Cu masuk ke proses elektrolisis
untuk menghasilkan ~99,999% CU
H. Soal – Soal
1. Sifat paramagnetik dari unsur transisi ditentukan oleh banyaknya...
a. Elektron tunggal pada orbital f
b. Elektron tunggal pada orbital p
c. Elektron tunggal pada orbital d
d. Pasangan elektron pada orbital p
e. Pasangan elektron pada orbital d
Jawaban :
C (unsur transisi bersifat elektromagnetik jika pada orbital d-nya minimal
mempunyai satu elektron tak berpasangan tunggal)
2. Muatan ion kompleks yang terdiri dari atom pusat Fe3+
dengan 4 ligan NH3
dan 2 ligan CN-
adalah ..
a. +3
b. +1
c. -1
d. -2
e. -3
Jawaban : B
muatan ion kompleks = muatan Fe3+
+ 4(NH3) + 2 (CN-
)
= (3+) + 4(0) + 2(-1)
= (+1 )
3. Dari sifat-sifat unsur berikut :
1. Mudah teroksidasi
2. Dapat membetuk oksida dengan rumus L2O3
3. Mempunyai beberapa tingkat oksidasi
4. Titik didihnya rendah
21. 5. Senyawanya mempunyai warna
Yang merupakan sifat unsur transisi adalah . . . .
a. 1 dan 3
b. 3 dan 5
c. 2 dan 4
d. 2 dan 5
e. 3 dan 4
Jawaban : B
Pembahasan Sifat unsur transisi :
- Mempunyai beberapa tingkat oksidasi
- Senyawanya mempunyai warna
4. Senyawa seng dari unsur transisitidak berwarna, hal ini disebabkan oleh . . .
.
a. Orbital d telahpenuhterisi electron
b. Tidakadanya electron pada orbital
c. Orbital d telahterisi electron setengahpenuh
d. Tidakadanya electron pada orbital s
e. Orbital s telahterisi electron setengahpenuh
Jawaban : A
Senyawa seng tidak berwarna karena orbital d telah terisi electron
5. Manfaat langkah elektrolisis pada pembuatan tembaga adalah . . . .
a. Menaikan kadar tembaga dalam bijinya
b. Untuk memisahkan biji dari kotorannya
c. Untuk menghilangkan kandungan peraknya
d. Agar tembaga yang dihasilkan lebih murni
e. Agar tembaga hasil elektrolisis tidak berkarat
Jawaban : D
Logam tembaga dimurnikan dengan cara elektrolisis