Skandium (Sc)
Oleh :
Kurnia Abdurrahman Hariri
Sejarah dan pembuatan sc
Skandium → Lars Fredrick Nilson (1876) → Skandinavia. terdapat dalam mineral euksenit dan gadolinit yang belum ditemukan di manapun kecuali di Skandinavia. Dia dan rekan-rekan kerjanya sebenarnya mencari logam tanah jarang. Dengan mengolah 10 kg euksenit dan residu lainnya, Nilson mampu menyiapkan sekitar 2 gr skandium oksida (Sc2O3) dengan kemurnian tinggi.
Logam ini dapat diperoleh melalui proses elektrolisis dengan reaksi sebagai berikut :
2ScCl3 (s) → 2Sc (s) + 3Cl3 (g)
elektrolisa ini berasal dari leburan potassium, lithium, scandium klorida pada suhu 700-800ºC. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen.
skandium sekarang ini diambil dari thortveitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium.
Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite dan bazzite.
Keberadaan di alam
Skandium adalah unsur kimia dengan simbol Sc dan nomor atom 21. Skandium mempunyai bilangan oksidasi yaitu +3.
Skandium banyak di temukan di alam dalam bentuk senyawa, beberapa ada dalam mineral (sekitar 800an spesies mineral). Hal ini ditemukan pada tahun 1879 dengan analisis spektral dari mineral euxenite dan gadolinite dari Skandinavia.
Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50).
Ia juga terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan Malagasi
Sifat fisika
Merupakan logam lunak
Berwarna keperakan dan berubah sedikit kekuningan atau merah muda ketika teroksidasi oleh udara
kuat
Ringan
Massa Atom : 44.9559 g/mol
Titik Didih : 3109 K
Titik Lebur : 1814 K
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 2.99 g/cm3
Energi ionisasi ke-1 : 640,5 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 1233 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 2389 kJ/mol
Elektronegativitas : 1.36 Skala pauling
Bilangan Oksidasi : +3, +2, +1
Kalor Peleburan : 14.1 Kj/mol
Kalor penguapan : 332.7 Kj/mol
Kapasitas Kalor : 25.52 Kj/mol
Sifat kimia
Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan skandium larut dalam air membentuk ion Sc (III) dan gas Hidrogen
2Sc + 6H2O → 2Sc+3 + 6OH- +3H2
Reaksi dengan oksigen
Ketika pembakaran cepat akan menghasilkan skandium (III) oksida
4Sc + 3O2 → 2Sc2O3
Reaksi dengan halogen
Sangat reaktif ketika bereaksi dengan halogen dan menghasilkan trihalida
2Sc + 3F2 → 2ScF3
2Sc + 3Cl2 → 2ScCl3
2Sc + 3Br2 → 2ScBr3
2Sc + 3I2 → 2ScI3
Reaksi dengan asam
Mudah larut dalam larutan asam klorida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Sc (III) dan gas hydrogen
2Sc + 6HCl → 2Sc+3 + 6Cl- +3H2
Kegunaan
(Sc2O3)
Digunakan sebagai katalis dalam pembuatan Aseton
Skandium Clorida (ScCl3)
Ini dapat ditemukan dalam lampu halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
Skandium Iodida (ScI3)
Dig
Skandium (Sc)
Oleh :
Kurnia Abdurrahman Hariri
Sejarah dan pembuatan sc
Skandium → Lars Fredrick Nilson (1876) → Skandinavia. terdapat dalam mineral euksenit dan gadolinit yang belum ditemukan di manapun kecuali di Skandinavia. Dia dan rekan-rekan kerjanya sebenarnya mencari logam tanah jarang. Dengan mengolah 10 kg euksenit dan residu lainnya, Nilson mampu menyiapkan sekitar 2 gr skandium oksida (Sc2O3) dengan kemurnian tinggi.
Logam ini dapat diperoleh melalui proses elektrolisis dengan reaksi sebagai berikut :
2ScCl3 (s) → 2Sc (s) + 3Cl3 (g)
elektrolisa ini berasal dari leburan potassium, lithium, scandium klorida pada suhu 700-800ºC. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen.
skandium sekarang ini diambil dari thortveitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium.
Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite dan bazzite.
Keberadaan di alam
Skandium adalah unsur kimia dengan simbol Sc dan nomor atom 21. Skandium mempunyai bilangan oksidasi yaitu +3.
Skandium banyak di temukan di alam dalam bentuk senyawa, beberapa ada dalam mineral (sekitar 800an spesies mineral). Hal ini ditemukan pada tahun 1879 dengan analisis spektral dari mineral euxenite dan gadolinite dari Skandinavia.
Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50).
Ia juga terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan Malagasi
Sifat fisika
Merupakan logam lunak
Berwarna keperakan dan berubah sedikit kekuningan atau merah muda ketika teroksidasi oleh udara
kuat
Ringan
Massa Atom : 44.9559 g/mol
Titik Didih : 3109 K
Titik Lebur : 1814 K
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 2.99 g/cm3
Energi ionisasi ke-1 : 640,5 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 1233 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 2389 kJ/mol
Elektronegativitas : 1.36 Skala pauling
Bilangan Oksidasi : +3, +2, +1
Kalor Peleburan : 14.1 Kj/mol
Kalor penguapan : 332.7 Kj/mol
Kapasitas Kalor : 25.52 Kj/mol
Sifat kimia
Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan skandium larut dalam air membentuk ion Sc (III) dan gas Hidrogen
2Sc + 6H2O → 2Sc+3 + 6OH- +3H2
Reaksi dengan oksigen
Ketika pembakaran cepat akan menghasilkan skandium (III) oksida
4Sc + 3O2 → 2Sc2O3
Reaksi dengan halogen
Sangat reaktif ketika bereaksi dengan halogen dan menghasilkan trihalida
2Sc + 3F2 → 2ScF3
2Sc + 3Cl2 → 2ScCl3
2Sc + 3Br2 → 2ScBr3
2Sc + 3I2 → 2ScI3
Reaksi dengan asam
Mudah larut dalam larutan asam klorida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Sc (III) dan gas hydrogen
2Sc + 6HCl → 2Sc+3 + 6Cl- +3H2
Kegunaan
(Sc2O3)
Digunakan sebagai katalis dalam pembuatan Aseton
Skandium Clorida (ScCl3)
Ini dapat ditemukan dalam lampu halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
Skandium Iodida (ScI3)
Dig
Presentasi ini tentang kimia unsur periode ke tiga yang mencakup kelimpahan unsur unsur periode tiga, sifat fisika unsur periode 3, sifat kimia unsur periode 3, cara memperoleh nya serta manfaat unsur unsur periode 3 dalam kehidupan.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan, pengunggah tidak bertanggung jawab terhadap dosa yang terdapat dalam peesentasi ini. Terima kasih Semoga bermanfaat
halogen atau golongan VII A merupakan salah satu golongan pada tabel periodik dengan unsur antara lain: Brom, iod, Flour, Clor, dan Astatin. unsur pada golongan VII A ini merupakan kelompok anion (ion bermuatan negatif) karena elektron valensinya 7 sehingga membutuhkan satu elektron lagi untuk bisa oktet.
Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik.
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB-VIIIB.
Presentasi ini tentang kimia unsur periode ke tiga yang mencakup kelimpahan unsur unsur periode tiga, sifat fisika unsur periode 3, sifat kimia unsur periode 3, cara memperoleh nya serta manfaat unsur unsur periode 3 dalam kehidupan.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan, pengunggah tidak bertanggung jawab terhadap dosa yang terdapat dalam peesentasi ini. Terima kasih Semoga bermanfaat
halogen atau golongan VII A merupakan salah satu golongan pada tabel periodik dengan unsur antara lain: Brom, iod, Flour, Clor, dan Astatin. unsur pada golongan VII A ini merupakan kelompok anion (ion bermuatan negatif) karena elektron valensinya 7 sehingga membutuhkan satu elektron lagi untuk bisa oktet.
Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik.
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB-VIIIB.
2. NAMA ANGGOTA
S A B I R A N A S H WA / 2 8
S E K A R L A N G I T J I N G G A / 2 9
S H A L M A L U T H F I A B A L Q I S / 3 0
U G R O S E N O S E J AT I / 3 1
V Y N N A A LV I O L I N A / 3 2
3. PENDAHULUAN
Saat ini terdapat 118 unsur dalam tabel periodik.
Unsur-unsur tersebut disusun berdasarkan nomor atom
(jumlah proton dalam inti atom), konfigurasi elektron, dan
keberulangan sifat kimia. Pada SMA, dipelajari 5 golongan
sistem Tabel Periodik, yaitu IA (Alkali), IIA (Alkali Tanah),
VIIA (Halogen),VIIA (Gas Mulia), dan B (Unsur transisi).
Unsur pada golongan B disebut juga logam
transisi. Bentuk konfigurasi elektron pada atom logam
transisi dapat ditulis sebagai [ns2(n-1)dm] di mana
subkulit d mempunyai energi yang lebih besar daripada
subkulit valensi s kecuali pada ion dengan dua dan tiga
elektron valensi, yang terjadi adalah sebaliknya. Golongan
ini terdapat pada beberapa periode. PPT ini akan
menjelaskan khusus pada golongan Transisi periode 4 yaitu
Sc,Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan Zn.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
6. SCANDIUM
Skandium adalah salah satu unsur kimia dengan lambang (Sc) dengan nomor
atom 21. Sebagai logam transisi yang berwarna putih-keperakan, ia
berdasarkan sejarahnya dikelompokkan sebagai logam tanah jarang, bersama-
sama dengan itrium dan unsur-unsur lantanida.
7. TITANIUM
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol
(Ti) dan nomor atom 22. Unsur ini merupakan logam transisi yang ringan, kuat,
berkilau, tahan korosi dengan warna putih-metalik-keperakan.
8. VANADIUM
Vanadium adalah salah satu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang (V) dan nomor atom
23. Salah satu senyawa yang mengandung vanadium
antara lain vanadium pentaoksida, yang digunakan
sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dan
anhidrida maleat, serta dalam pembuatan keramik.
9. KROMIUM
Kromium adalah suatu unsur kimia dalam
tabel periodik yang memiliki lambang Cr
dan nomor atom 24. Ia adalah unsur
pertama dalam golongan 6. Ia adalah logam
berwarna abu-abu seperti baja, berkilau,
keras dan rapuh yang memerlukan
pemolesan tinggi, tahan pengusaman, dan
memiliki titik lebur tinggi.
10. MANGAN
Mangan adalah unsur kimia
dalam tabel periodik yang
memiliki lambang (Mn) dan
nomor atom 25. Mangan
berupa logam transisi yang
berwarna perak metalik.
11. BESI
Besi adalah unsur kimia dengan simbol (Fe) dan nomor atom 26.
Merupakan logam dalam deret transisi pertama. Ini adalah unsur
paling umum di bumi berdasarkan massa, membentuk sebagian besar
bagian inti luar dan dalam bumi. Besi adalah unsur keempat terbesar
pada kerak bumi.
12. KOBALT
Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang (Co) dan nomor atom 27. Elemen ini biasanya hanya
ditemukan dalam bentuk campuran di alam. Elemen bebasnya,
diproduksi dari peleburan reduktif, adalah logam berwarna abu-abu
perak yang keras dan berkilau.
13. NIKEL
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki
simbol (Ni) dan nomor atom 28. Nikel adalah logam berwarna putih
keperak–perakan sedikit semburat keemasan. Nikel termasuk logam
transisi, dan memiliki sifat keras serta ulet.
14. TEMBAGA
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang (Cu) dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa
Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang
baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali.
15. SENG
Seng, zink, atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang kimia
(Zn), bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan
unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa sifat kimia
seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini
berukuran hampir sama.
17. Skandium (Sc), Skandium (Sc) terdapat dalam mineral torvetit (Sc2SiO7).
Titanium (Ti), Unsur ini terdapat dalam mineralrutil (TiO2) yang
terdapat dalam bijih besi sebagai ilmenit (FeTi)2O3 dan ferrotitanate
(FeTiO3) juga terdapat dalam karang, silikat, bauksit batubara, dan tanah
liat.
Vanadium (V), Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-
vanadat) [(K2(UO2)2 (VO4)2.3H2)], dan vanadinit (Pb5(VO4)3Cl).
Kromium (Cr), Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit
(FeO.Cr2O2) dan sejumlah kecil dalam kromoker.
Mangan (Mn), Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO2), dan
rodokrosit (MnCO3) dan diperkirakan cadanganMn terbesar terdapat di
dasar lautan.
18. Besi (Fe), Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi
(sekitar 6,2% massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan
bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi),
seperti hematite (Fe2O3), siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4).
Kobalt (Co), Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan
dikenal sebagai smaltit, kobaltit (CoFeAsS) dan eritrit Co3(AsO4)2.8H2O.
Nikel (Ni), Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini. 1.
Sebagai senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS) 2. Sebagai senyawa
arsen : smaltit (NiCOFeAs2)3. Sebagai senyawa silikat : garnierit
(Ni.MgSiO3)
Tembaga (Cu), Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya,
yaitu bijih mineral, seperti Pirit tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit
(Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2).
Seng (Zn), Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti
seng blende (ZnS), sebagai senyawa karbonat kelamin (ZnCO3), dan
senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).
20. 1. SIFAT LOGAM
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar listrik dan panas
yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas listrik paling tinggi pada suhu
kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur logam transisi lebih
keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena unsur transisi berbagi
elektron pada kulit d dan s, sehingga ikatannya semakin kuat.
Kecuali seng logam-logam transisi memiliki elektron-elektron yang berpasangan. Hal ini lebih
memungkinkan terjadinya ikatan-ikatan logam dan ikatan kovalen antaratom logam transisi. Ikatan kovalen
tersebut dapat terbentuk antara elektron-elektron yang terdapat pada orbital d. Dengan demikian, kisi kristal
logam-logam transisi lebih sukar dirusak dibanding kisi kristal logam golongan utama. Itulah sebabnya logam-
logam transisi memiliki sifat keras, kerapatan tinggi, dan daya hantar listrik yang lebih baik dibanding logam
golongan utama.
22. 2. BILANGAN OKSIDASI
• Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-unsur logam
transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Seperti vanadium yang punya bilangan oksidasi +2, +3, dan
+4 (Keenan, dkk, 1992: 167).
23. 3. SIFAT KEMAGNETAN
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu paramagnetik, di mana atom,
molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang tidak
berpasangan pada orbitalnya dan diamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh
medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan. Sedangkan pada umumnya
unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan
pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah elektron yang tidak
berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat paramagnetik,
sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu
kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat (Brady, 1990: 698).
24. 4. TITIK LELEH
DAN TITIK DIDIH
Unsur-unsur transisi umumnya
memiliki titik leleh dan titik didih yang
tinggi karena ikatan antaratom logam
pada unsur transisi lebih kuat. Titik leleh
dan titik didih seng jauh lebih rendah
dibanding unsur transisi periode
keempat lainnya karena pada seng
orbital d-nya telah terisi penuh sehingga
antaratom seng tidak dapat membentuk
ikatan kovalen.
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur
transisi yang hampir sama menyebabkan timbulnya
warna pada ion-ion logam transisi. Pada golongan
transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh
menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap
energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan
memancarkan energi cahaya dengan warna yang
sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan
pada saat kembali ke keadaan dasar.
5. ION
BERWARNA
27. 1. KEREAKTIFAN
Dari data potensial elektroda, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki harga potensial
elektroda negatif kecuali Cu (E° = + 0,34 volt). Ini menunjukkan logam-logam tersebut dapat
larut dalam asam kecuali tembaga.
Kebanyakan logam transisi dapat bereaksi dengan unsur-unsur nonlogam, misalnya oksigen,
dan halogen.
2Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
Skandium dapat bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen.
2Se(s) + 6H2O(l) → 3H2(g) + 2Sc(OH)3(aq)
28. 2. PEMBENTUKAN ION KOMPLEKS
Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur dimana
kation logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut ligan.
Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan berfungsi
sebagai basa Lewis (penyedia pasangan elektron).
Contoh:
[Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6]4–
[Cr(NH3)4.Cl2]+
Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkan perpindahan elektron
yang terjadi pada pengisian subkulit d dengan pengabsorbsi sinar tampak. Senyawa Sc
dan Zn tidak berwarna.
30. SCANDIUM
Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari
throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi
pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali
diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan
Grienelaus yang mengelektrolisis cairan eutectic
kalium, litium dan skandium klorida pata suhu
700 dan 800 derajat Celcius.
31. TITANIUM
Produksi titanium yang makin banyak disebabkan karena kebutuhan dalam bidang militer dan
industry pesawat terbang makin meningkat. Hal ini disebabkan karena titanium lebih disukai
daripada aluminium dan baja.Aluminium akan kehilangan kekuatannya pada temperatur tinggi dan
baja terlalu rapat (mempunyai kerapatan yang tinggi).
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang mengandungTiO2
menjadiTiCl4, kemudianTiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(g)
Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2.
Keduanya kemudian didaurulangkan.Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon. Sepon
diolah lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum digunakan.
32. VANADIUM
Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam
penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero vanadium
mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi
V2O5 dengan pereduksi campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan
dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut.
2V2O5(s) + 5Si(s) { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)
SiO2(s) + CaO(s) CaSiO3
Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3.
33. CROMIUM
Krom merupakan salah satu logam yang
terpenting dalam industri logam dari bijih krom
utama yaitu kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi
dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr disebut
Ferokrom.
Reaksinya sebagai berikut :
Fe(CrO2)2(s) +4C(s) Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)
Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk
baja.
Mereduksi oksida mangan dengan natrium,
magnesium, aluminum, atau melalui proses
elektrolisis.
Proses aluminothermy dari senyawa MnO2,
Persamaan reaksinya:
Tahap 1 : 3MnO2 (s) Mn3O4 (s) + O2(g)
Tahap 2 : 3Mn3O4(s) + 8Al(s) 9Mn(s) + 4Al2O3(s)
MANGAN
34. BESI
Ada 2 tahap untuk pembuatan jenis- jenis besi, yaitu peleburan yang bertujuan untuk mereduksi biji
besi menjadi besi dan peleburan ulang dalam pembuatan baja. Peleburan besi dilakukan dalam suatu tanur
tiup (blast furnance). Tanur tiup adalah suatu bangunan yang tingginya sekitar 30 meter dan punya diameter
sekitar 8 meter yang terbuat dari baja tahan karat yang dilapisi dengan bata tahan panas. Zat reduksi yang
digunakan adalah karbon dengan reaksi: 2FeO3 + 3C 2Fe + 3CO2.
1. Reaksi pembakaran.
Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO2 dan panas. Gas CO2 yang naik C
menjadi gas CO.
C + O2 CO2
CO2 + C 2CO
2. Proses reduksi
Gas CO mereduksi bijih. Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh karena suhu tinggi (1.500°C)
Fe2O3 + 3CO 2 Fe + 3CO2
Fe3O4 + 4CO 3 Fe + 4 CO2
35. COBALT
Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya
berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut :
CoAs (s) Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl 2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s) + 3 H2S(g) Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l)
PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)
Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe sebagai karbonat.
Dengan penyaringan akan diperoleh CoCl3.Tambahan zat pencuci mengubah CoCl3 menjadi
Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan gas hydrogen, menurut reaksi :
Co2O3 (s) + H2(g) 2 CO(s) + 3 H2O (g)
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co.
36. NIKEL
Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar
nikel di atas 75 persen.Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:
Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok
dari bagianTambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi
sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa
lelehan matte dan terak
Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen
menjadi di atas 75 persen.
Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran
yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
37. TEMBAGA
Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji tembaga. Reaksi
proses pengolahannya adalah :
2 CuFeS2(s) + 4 O2 800 C Cu2S(l) + 2 FeO (s) + 3 SO2 (g)
FeO(s) + SiO2 (s) 14000C FeSiO3 (l)
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai berikut:
2 Cu2S(l) + 3 O2 (g) 2 Cu2O(l) + 2 SO2(g)
2 Cu2O(l) + Cu2S(s) 6 Cu(l) + SO2 (g)
3 Cu2S(l) + 3 O2 6 Cu(l) + 3 SO2(g)
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni.Tembaga tidak murni ini disebut
tembaga blister atau lepuh.Tembaga blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO2 bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis dengan elektrolit CuSO4
(aq). Pada elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah tembaga murni dan sebagai electrode positif
(anode) adalah tembaga blister.
38. ZINC
Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan
mereduksi calamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas.
Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang
menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine
dengan arang. Bijih-bijih seng yang utama adalah sphalerita (sulfida),
smithsonite (karbonat), calamine (silikat) dan franklinite (zine, manganese,
besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya adalah
dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi
oksidanya dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.
40. SCANDIUM
Dalam bentuk Sc2O3 Scandium digunakan sebagai komponen
lampu berintesitas tinggi
Scandium dimanfaatkan sebagai bagan pembentukan gelatin
Hidroksida (Sc(OH)3) yang bersifat amfoter
Paduan Alumuium-Scandium digunakan dalam industri
penerbangan dan peralatan lainnya seperti sepeda, senjata api, dsb.
41. TITANIUM
Titanium banyak digunakan dalam industri pesawat terbang, mesin
turbin, dan perlatan maritim karena pada temperatur tinggi tidak
mengalami perubahan kekuatan
Titanium dimanfaatkan untuk membuat pemutih, pengilap kertas,
pigmen putih cat, keramik, kaca, kosmetik, dll.
sebagai katalis dalam industri polimer polietilen
Sebagai bahan pembuatan pipa, pompa, dan tabung reaksi
42. VANADIUM
Campuran vanadium dengan besi menghasilkan ferovanaium yang bersifat kuat dan tahan
korosi. Ferovanadium digunakan dalam pembuatan peralatan teknik yang tahan getaran misalnya
pegas, per mobil, pesawat terbang dan kereta api.
2v2O5 + 5Si + Fe 4V (+Fe) + 5SiO2
Vanadium digunakan sebagai katalis pembuatan asam sulfat
Umumnya dipadukan dengan logam lain membentuk baja
43. CROMIUM
Kromium banyak digunakan untuk melapisi logam agar tahan karat, tidak kusam, dan
mengkilap melalui proses elektroplating
Kromium digunakan sebagai dasar industri baja sehingga baja kuat, tahan karat, dan mengkilap
Campuran Crom(IV)oksida dan asam sulfat pekat menghasilkan larutan pembersih alat
laboratium
Memberikan warna hijau emerald pada kaca
44. MANGAN
Mangan digunakan sebagai baterai kering dalam bentuk MnO2
Campuran mangan dan besi (feromangan) dapat mengikat oksigen agar tidak terbentuk
gelembung udara yang menyebabkan baja keropos dan digunakan sebagai pembuat mesin dan
alat berat karena sangat keras dan tahan gesekan
Baja feromangan berfungsi untuk Digunakan sebagai depolariser unuk menghilangkan warna
hijau pada gelas yang disebabkan besi
Mangan dioksida digunakan dalam pembuatan oksigen dan klorin
Senyawa permanganat adalah oksidator kuat yang digunakan dalam
analisis kuantitaif dalam pengobatan
45. BESI
Digunakan sebagi perangkat elektronik, memori komputer, dan pita rekaman
Dapat dipadukan dengan berbagai logam misalnya pembuatan baja dan stainless steel
Fe(OH)3 digunakan sebagai bahan cat
FeO3 digunakan untuk mengkilapkan kaca
FeSO4 digunakan sebagai bahan tinta
Digunakan sebagai bahan dasar alat keperluan sehari-hari
seperti pisau, mesin, dll.
46. COBALT
Paduan Cobalt, alumunium, nikel, dan embaga (Alnico) bersifat magnet kuat
Isotop cobalt berguna dalam pengobatan kanker
Paduan cobalt, cromium, dan wolfram digunakan dalam pembuatan mesin jet, mesin turbin,
dan peralatan tahan panas
Ion Co2+ digunakan sebagai bahan tinta tak berwarna
Kertas yang mengandung Co2+ figunakan
untuk mendeteksi perubahan cuaca
47. NIKEL
Nikel digunakan untuk melapisi logam agar tahan karat
Nikel digunakan sebagai komponen listrikk (nikrom)
Perak jerman (paduan Ni, Cu, dan Zn) dan logam rasein (paduan Ni,Al, Sn,Ag)
digunakan untuk perhiasan
Serbuk nikel digunakan sebagai katalis pada reaksi reduksi senyawa hidrokarbon
Paduan perunggu nikel digunakan sebagai bahan uang logam
48. TEMBAGA
Dicampur dengan Zn menjadi kuningan, dengan Ni menjadi monel (bahan mata uang dan
kerajinan), dengan Sn menjadi perunggu.
Tembaga digunakan untu membuat rayon/sutra dengan cara mearutkan selulosa ke dalam
[Cu(NH3)4]2+
Campuran tembaga dan emas digunakan untuk membuat perhiasan
Campuran Cu(OH)2 + CaSo4 dapat mematikan serangga
Tembaga digunaakan sebagai kabel listrik
49. ZINC
Zinc digunakan untuk melapisi besi dan baja
untuk mencegah karat
Paduan Zinc dan Cu menghasilkan kuningan
Zinc berfungsi sebagai zat antioksidan
ZnS digunakan sebagai bahan pembuat cat putih
dan bahan melapisi tabung gambar televisi dan
monitor komputer
Lembaran seng dimanfaatkan sebagai atap
bangunan
51. DAMPAK NEGATIF
• Scandium
Skandium bersifat karsinogenik pada manusia dan menyebabkan kerusakan pada liver. Pada
hewan air, Sc dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga memberikan
pengaruh negatif pada reproduksi dan sistem saraf. Sc dapat mencemari lingkungan, terutama
dari industri petroleum dan dari pembuangan perabot rumah tangga,
• Titanium
Dalam bentuk bubuk logam, titanium dapat menimbulkan bahaya kebakaran karena bila
terpapar panas di udara, titanium dapat meledak.
• Vanadium
Vanadium menyebabkan penghambatan enzim tertentu pada hewan sehingga berdampak
secara neurologis. Di samping efek neurologis, vanadium dapat pula memicu gangguan
pernapasan, kelumpuhan, dan efek negatif pada hati dan ginjal.
52. DAMPAK NEGATIF
• Kromium
Klinis menunjukkan heksavalen kromium berpengaruh terhadap keracunan Cr yang bisa
menyebabkan kanker paru, iritasi hidung, ulkus hidung, hipersensitivitas reaksi dermatitis dan
asma.
• Mangan
Kandungan Mangan dalam air melebihi batas dapat menyebabkan efek negatif seperti
menimbulkan rasa dan bau logam yang amis pada air minuman, meninggalkan warna kecoklat-
coklatan pada pakaian yang berwarna putih dan cucian, dan menyebabkan gangguan fungsi hati
• Besi
Jika limbah pengolahan besi dibuang ke sungai, dapat terjadi pertumbuhan fitoplankton yang
tidak terkendali. Hal ini menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam air sehingga akan
mengganggu pertumbuhan hewan air. Logam besi mudah terkorosi, dalam bentuk senyawa
kompleks [K4Fe(CN)6.3H2O], unsur ini bersifat racun bagi tumbuhan.
53. DAMPAK NEGATIF
• Kobalt
Radiasi isotop radioaktif kobalt dapat memicu memicu kemandulan, rambut rontok, muntah,
perdarahan, diare, koma, dan bahkan kematian.
• Nikel
Asap yang mengandung nikel merupakan iritan pernapasan dan dapat menyebabkan
pneumonitis.
• Tembaga
Tembaga mudah terbakar dalam bentuk serbuk. Dalam bentuk senyawa CuCl2 melalui
pernapasan dapat menyebabkan keracunan.
• Zinc
Belum ada penelitian mengenai dampak negatif Zinc. Akan tetapi jika dalam tubuh
asupannya kurang, dapat terjadi peningkatan risiko peradangan sistemik, terhambatnya proses
menyusui, dan kerusakan organ.
54. CARA PENANGGULANGAN
Sebagian besar dampak negatif unsur logam transisi periode ke-4
terdapat pada limbahnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan limbah
yang benar-benar aman untuk lingkungan dan kesehatan manusia. Bebeerapa
unsur juga memiliki daya ledak dalam bentuk serbuk. Hal ini berarti serbuk
unsur tersebut harus diletakkan di tempat aman dan suhu terntentu agar tidak
meledak. Khusus unsur Zinc, dampak negatifnya terjadi apabila kandungan
dalam tubuh kurang. Berarti kita harus menjaga kandungan Zinc dalam tubuh
agar tidak rendah dengan cara mengonsumsi makanan yang mengandung Zinc
seperti kerang-keranga, daging, biji-bijian, telur, kentang, dan coklat.
55. DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR
PUSTAKA
Yauharotul, Elizabeth dkk. 2009. Aktif Belajar Kimia Kelas 12. Jakarta :
Mediatama.
• https://www.google.co.id/search?q=Warna+Senyawa+Logam+Transisi+
dengan+berbagai+bilangan+oksidasi&safe=strict&client=safari
• https://www.google.co.id/search?q=tabel+karakteristik+logam+transisi+
periode+keempat&safe=strict&client=safari
• https://www.nafiun.com/2013/07/sifat-fisika-dan-kimia-unsur-transisi-
periode-ke-4-keempat.html
• https://saifulrunardi.wordpress.com/2013/11/20/manfaat-unsur-unsur-
transisi-periode-keempat/
• http://unggulrbk.blogspot.com/p/manfaat-dampak-dan-proses-
pembuatan.html
• http://rifdakimia.blogspot.com/2014/12/unsur-periode-keempat-unsur-
transisi.html?m=1
• https://www.amazine.co/28267/nikel-ni-fakta-sifat-kegunaan-efek-
kesehatannyahttps://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_tabel_periodik
• https://lifestyle.kompas.com/read/2016/06/15/140500123/ini.dampaknya
.jika.tubuh.kekurangan.zinc#:~:text=Kurangnya%20asupan%20zinc%20ju
ga%20dapat,yang%20buruk%2C%20hingga%20rambut%20rontok.