SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Unsur Golongan Transisi
Unsur golongan transisi menempati struktur orbital ns2nd(1-10) . Unsur transisi merupakan sebagai
unsur-unsur yang mengandung konfigurasi elektronik belum penuh pada orbital d baik bentuk atom netral
maupun dalam senyawa. Elektron-elektron valensi dalam unsur transisi membuat sifat khasnya berbeda-
beda. Umumnya unsur transisi memiliki jari-jari yang relatif tidak tetap karena memiliki bilangan oksidasi
yang tidak tetap pula. Unsur golongan transisi memiliki titik leleh yang cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh
kuatnya ikatan metalik dari unsur transisi, dan unsur golongan transisi memiliki kerapatan yang tinggi, hal
ini berhubungan dengan kuatnya ikatan logam dari unsur ini. Umumnya unsur golongan transisi berwarna,
memiliki sifat magnetik, bilangan oksidasi yang bervariasi, memiliki ikatan kovalen koordinasi dan cenderung
membentuk senyawa yang kompleks. Unsur golongan transisi yang berada di sebelah kiri dalam deret volta
dapat bereaksi dengan asam kuat encer dan membentuk gas hidrogen. Umumnya golongan transisi
membentuk oksida basa, namun ada beberapa unsur yang memiliki bilangan oksidasi yang tinggi cenderung
membentuk oksida asam, seperti CrO3 dan Mn2O7. Unsur golongan
transisi dapat dijadikan katalis yang membantu sebuah reaksi
berlangsung lebih cepat atau relatif lebih mudah. Ada dua jenis
katalis yaitu homogen dan heterogen(katalis berbeda fasa dengan
reaktan menggunakan logam murni, paduan logam, atau oksida
logamnya).
Sumber gambar: http://abdulkholiskimia.blogspot.com/2012/11/unsur-transisi.html
Sifat Magnetik
Jumlah elektron dalam orbital d mempengaruhi sifat magnetik dari unsur golongan transisi
tersebut. Sifat magnetik dari unsur golongan transisi ada dua, yaitu paramagnetik dan diamagnetik.
Perbedaan ini didasarkan dengan bagaimana penempatan elektron dalam orbital d apakah
berpasangan atau tidak. Diamagnetik adalah unsur dengan struktur elektron berpasangan yang
memiliki sifat tertolak oleh medan magnet. Sedangkan paramagnetik adalan unsur dengan struktur
elektron tidak berpasangan yang memiliki sifat tertarik oleh medan magnet. Sifat magnetik dapat diukur
dari besaran momen magnetik keterangan: µs : momen magnetik (Bohr
magneton)
ns : jumlah elektron tidak berpasangan
Dapat diartikan bahwa semakin banyak jumlah elektron yang tidak berpasangan dalam orbital d maka
makin besar momen magnetik yang dihasilkan. Elektron tidak berpasangan menimbulkan sifat magnet
spin sehingga tertarik, namun elektron berpasangan bersifat saling meniadakan.
Senyawa Berwarna
Seperti sifat magnetik, senyawa berwarna pada unsur golongan transisi juga berhubungan dengan
elektron tidak berpasangan pada orbital d. Umumnya unsur golongan transisi memiliki warna, baik dalam
bentuk padatan atau larutannya. Beberapa unsur golongan transisi tidak memiliki warna karena
konfigurasinya penuh. Elektron yang tidak berpasangan akan mengalami eksitasi dengan menyerap energi,
cenderung tidak stabil dan kembali ke posisi semula dengan melepas energi yang menghasilkan warna yang
berbeda-beda tergantung pada besar energi eksitasinya.
Sumber : https://isolution3.wordpress.com/2010/10/09/posting-singkat-mengenai-bukti-sifat-umum-logam-transisi/
Senyawa Kompleks
Orbital d yang kosong cenderung membentuk ikatan dengan unsur lain dan memungkinkan
terbentuk lebih dari satu ikatan, itulah ikatan senyawa kompleks. Pembentukan senyawa kompleks terdapat
ligan dan atom pusat. Ligan merupakan basa lewis yang memiliki pasangan elektron bebas yang dapat
memberi elektron pada saat berikatan. Sedangkan atom pusat merupakan asam lewis yang menerima elektron,
memiliki orbital kosong untuk diisi oleh elektron. Bilangan koordinasi adalah jumlah ikatan kovalen
koordinasi yang dapat diikat oleh ion pusat. Pembentukan senyawa kompleks berkaitan erat dengan konsep
hibridisasi. Hibridisasinya bergantung pada ligan yang berikatan, apakah ligan kuat sehingga mendorong
elektron tidak berpasangan menjadi berpasangan atau ligan yang lemah, konsep hibridisasinya bisa berbeda
walau memiliki struktur ruang yang sama. Fe3+
(aq) + 6CN-
(aq)  [Fe(CN)6]3-
(aq)
Atom pusat Ligan anion kompleks
Ligan Radikal Nama Ligan Ligan Netral Nama Ligan
CH3 Metil NH3 ammin
C6H5 Fenil H2O aqua
Ligan Anion Nama Ligan CO karbonil
F- Fluoro NO nitrosil
Cl- Kloro (CH3)2SO dimetilsulfaksida
Br- Bromo C5N2N piridin
CH3COO- Asetato (C6H5)3P trifenilfosfin
CN- Siano N2 dinitrogen
OH- Hidrokso O2 dioksigen
CO2- Karbonato
C2O4
- Oksalato
Tata Nama Senyawa Kompleks
Dalam konsep penamaan senyawa kompleks ada aturan yang harus dipenuhi
1) ligan disusun berdasarkan abjad (ligan netral lebih dahulu, baru ligan anion) dilanjutkan
logamnya,
2) Kompleks netral/kation, setelah nama ligan diikuti nama logam dan tingkat oksidasi dalam tanda
kurung
Contoh:
K4[Fe(CN)6] : Kalium heksasianoferat (II)
[Fe(CN)6]3- : heksasianoferat (III)
[Cu(NH3)4]2+: tetraamintembaga (II)
Cu(NH3)4SO4 : Tetraamintembaga(II) sulfat
Daftar Pustaka
Saito, Taro. 1996. Inorganic Chemistry. Jepang: Iwanami Publishing Company.
Achmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti
[Co(H2O)4]3+
Tetraaquakobalt(III)
27Co : [18Ar] 3d7 4s2
4s 3d
Co3+
4s 3d
Merupakan kompleks paramagnetik dan H2O
adalah ligan lemah
Urutan kekuatan ligan
I-<Br-<Cl-<F-<OH-<C2O4
2-<H20<SCN-<NH3<NO2<CN-<CO
Tugas Mandiri
↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑
↑↓
↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑
↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑ xx xx xx xx
[Ni(CO)5]2+
Pentakarbonilnikel(II)
28Ni : [18Ar] 3d8 4s2
4s 3d
Ni2+
4s 3d
Merupakan kompleks diamagnetik dan CO
adalah ligan kuat
xx
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ xx xx xx xx

More Related Content

Similar to Unsur Transisi

4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
ZidniAzizati1
 
SIFAT-SIFÄT SENYAWA KOMPLEKS.pptx
SIFAT-SIFÄT SENYAWA KOMPLEKS.pptxSIFAT-SIFÄT SENYAWA KOMPLEKS.pptx
SIFAT-SIFÄT SENYAWA KOMPLEKS.pptx
miftahj_
 

Similar to Unsur Transisi (20)

4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
SIFAT-SIFÄT SENYAWA KOMPLEKS.pptx
SIFAT-SIFÄT SENYAWA KOMPLEKS.pptxSIFAT-SIFÄT SENYAWA KOMPLEKS.pptx
SIFAT-SIFÄT SENYAWA KOMPLEKS.pptx
 
Ppt kimin baru
Ppt kimin baruPpt kimin baru
Ppt kimin baru
 
Ikatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas xIkatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas x
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
 
Ikatan Polar dan Non Polar
Ikatan Polar dan Non PolarIkatan Polar dan Non Polar
Ikatan Polar dan Non Polar
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPTTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory PPT
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
lkpd ion.docx
lkpd ion.docxlkpd ion.docx
lkpd ion.docx
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Logam trasisi
Logam trasisiLogam trasisi
Logam trasisi
 
Sistem periodik unsur
Sistem periodik unsurSistem periodik unsur
Sistem periodik unsur
 
Ppt ikatan kimia
Ppt ikatan kimiaPpt ikatan kimia
Ppt ikatan kimia
 
Ikatan kimia.pdf
Ikatan kimia.pdfIkatan kimia.pdf
Ikatan kimia.pdf
 
Ikatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdfIkatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdf
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 

Unsur Transisi

  • 1. Unsur Golongan Transisi Unsur golongan transisi menempati struktur orbital ns2nd(1-10) . Unsur transisi merupakan sebagai unsur-unsur yang mengandung konfigurasi elektronik belum penuh pada orbital d baik bentuk atom netral maupun dalam senyawa. Elektron-elektron valensi dalam unsur transisi membuat sifat khasnya berbeda- beda. Umumnya unsur transisi memiliki jari-jari yang relatif tidak tetap karena memiliki bilangan oksidasi yang tidak tetap pula. Unsur golongan transisi memiliki titik leleh yang cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh kuatnya ikatan metalik dari unsur transisi, dan unsur golongan transisi memiliki kerapatan yang tinggi, hal ini berhubungan dengan kuatnya ikatan logam dari unsur ini. Umumnya unsur golongan transisi berwarna, memiliki sifat magnetik, bilangan oksidasi yang bervariasi, memiliki ikatan kovalen koordinasi dan cenderung membentuk senyawa yang kompleks. Unsur golongan transisi yang berada di sebelah kiri dalam deret volta dapat bereaksi dengan asam kuat encer dan membentuk gas hidrogen. Umumnya golongan transisi membentuk oksida basa, namun ada beberapa unsur yang memiliki bilangan oksidasi yang tinggi cenderung membentuk oksida asam, seperti CrO3 dan Mn2O7. Unsur golongan transisi dapat dijadikan katalis yang membantu sebuah reaksi berlangsung lebih cepat atau relatif lebih mudah. Ada dua jenis katalis yaitu homogen dan heterogen(katalis berbeda fasa dengan reaktan menggunakan logam murni, paduan logam, atau oksida logamnya). Sumber gambar: http://abdulkholiskimia.blogspot.com/2012/11/unsur-transisi.html
  • 2. Sifat Magnetik Jumlah elektron dalam orbital d mempengaruhi sifat magnetik dari unsur golongan transisi tersebut. Sifat magnetik dari unsur golongan transisi ada dua, yaitu paramagnetik dan diamagnetik. Perbedaan ini didasarkan dengan bagaimana penempatan elektron dalam orbital d apakah berpasangan atau tidak. Diamagnetik adalah unsur dengan struktur elektron berpasangan yang memiliki sifat tertolak oleh medan magnet. Sedangkan paramagnetik adalan unsur dengan struktur elektron tidak berpasangan yang memiliki sifat tertarik oleh medan magnet. Sifat magnetik dapat diukur dari besaran momen magnetik keterangan: µs : momen magnetik (Bohr magneton) ns : jumlah elektron tidak berpasangan Dapat diartikan bahwa semakin banyak jumlah elektron yang tidak berpasangan dalam orbital d maka makin besar momen magnetik yang dihasilkan. Elektron tidak berpasangan menimbulkan sifat magnet spin sehingga tertarik, namun elektron berpasangan bersifat saling meniadakan.
  • 3. Senyawa Berwarna Seperti sifat magnetik, senyawa berwarna pada unsur golongan transisi juga berhubungan dengan elektron tidak berpasangan pada orbital d. Umumnya unsur golongan transisi memiliki warna, baik dalam bentuk padatan atau larutannya. Beberapa unsur golongan transisi tidak memiliki warna karena konfigurasinya penuh. Elektron yang tidak berpasangan akan mengalami eksitasi dengan menyerap energi, cenderung tidak stabil dan kembali ke posisi semula dengan melepas energi yang menghasilkan warna yang berbeda-beda tergantung pada besar energi eksitasinya. Sumber : https://isolution3.wordpress.com/2010/10/09/posting-singkat-mengenai-bukti-sifat-umum-logam-transisi/
  • 4. Senyawa Kompleks Orbital d yang kosong cenderung membentuk ikatan dengan unsur lain dan memungkinkan terbentuk lebih dari satu ikatan, itulah ikatan senyawa kompleks. Pembentukan senyawa kompleks terdapat ligan dan atom pusat. Ligan merupakan basa lewis yang memiliki pasangan elektron bebas yang dapat memberi elektron pada saat berikatan. Sedangkan atom pusat merupakan asam lewis yang menerima elektron, memiliki orbital kosong untuk diisi oleh elektron. Bilangan koordinasi adalah jumlah ikatan kovalen koordinasi yang dapat diikat oleh ion pusat. Pembentukan senyawa kompleks berkaitan erat dengan konsep hibridisasi. Hibridisasinya bergantung pada ligan yang berikatan, apakah ligan kuat sehingga mendorong elektron tidak berpasangan menjadi berpasangan atau ligan yang lemah, konsep hibridisasinya bisa berbeda walau memiliki struktur ruang yang sama. Fe3+ (aq) + 6CN- (aq)  [Fe(CN)6]3- (aq) Atom pusat Ligan anion kompleks Ligan Radikal Nama Ligan Ligan Netral Nama Ligan CH3 Metil NH3 ammin C6H5 Fenil H2O aqua Ligan Anion Nama Ligan CO karbonil F- Fluoro NO nitrosil Cl- Kloro (CH3)2SO dimetilsulfaksida Br- Bromo C5N2N piridin CH3COO- Asetato (C6H5)3P trifenilfosfin CN- Siano N2 dinitrogen OH- Hidrokso O2 dioksigen CO2- Karbonato C2O4 - Oksalato
  • 5. Tata Nama Senyawa Kompleks Dalam konsep penamaan senyawa kompleks ada aturan yang harus dipenuhi 1) ligan disusun berdasarkan abjad (ligan netral lebih dahulu, baru ligan anion) dilanjutkan logamnya, 2) Kompleks netral/kation, setelah nama ligan diikuti nama logam dan tingkat oksidasi dalam tanda kurung Contoh: K4[Fe(CN)6] : Kalium heksasianoferat (II) [Fe(CN)6]3- : heksasianoferat (III) [Cu(NH3)4]2+: tetraamintembaga (II) Cu(NH3)4SO4 : Tetraamintembaga(II) sulfat Daftar Pustaka Saito, Taro. 1996. Inorganic Chemistry. Jepang: Iwanami Publishing Company. Achmad, Hiskia. 1992. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti
  • 6. [Co(H2O)4]3+ Tetraaquakobalt(III) 27Co : [18Ar] 3d7 4s2 4s 3d Co3+ 4s 3d Merupakan kompleks paramagnetik dan H2O adalah ligan lemah Urutan kekuatan ligan I-<Br-<Cl-<F-<OH-<C2O4 2-<H20<SCN-<NH3<NO2<CN-<CO Tugas Mandiri ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑ xx xx xx xx [Ni(CO)5]2+ Pentakarbonilnikel(II) 28Ni : [18Ar] 3d8 4s2 4s 3d Ni2+ 4s 3d Merupakan kompleks diamagnetik dan CO adalah ligan kuat xx ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ xx xx xx xx