Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya memahami sinyal non-verbal dalam komunikasi. Sinyal non-verbal seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata dapat memberikan informasi tambahan yang penting untuk memahami pesan secara keseluruhan. Dokumen tersebut juga membahas hubungan antara sinyal verbal dan non-verbal serta berbagai cara sinyal non-verbal dapat melengkapi, mengaksen, atau bahkan mengganti
2. Tujuan pembelajaran
Sadarlah bagaimana
emosi dicerminkan oleh
bahasa tubuh.
Kenali bagaimana
menentukan arti dari
sinyal non-verbal.
Memahami bagaimana
mengartikan arti dari
sinyal yang kontradiktif.
Memahami hubungan
antara sinyal verbal dan
non-verbal.
3. Kata-kata yang diucapkan bukanlah satu-satunya cara orang
menyampaikan sebuah informasi. Kecepatan pengucapan kata-kata, nada
suara yang digunakan, serta nada dan volumenya.
semuannya dapat menyampaikan sebuah makna, seperti cara
penutur berpakaian, gerak tubuh, kontak mata, dan gerakan tubuh
mereka. Jika kita mendengar kata-kata mereka secara terpisah dan
mengabaikan sinyal non-verbal, audiovokal dan visual gestur yang
menyertainya, kita akan kehilangan informasi penting, dan pemahaman
kita tentang pesan yang kita terima tidak akan lengkap.
4. The relationship between verbal
and non-verbal signals
Argyle dan Kendon (1967) menunjukkan
bahwa ucapan verbal sangat bergantung
pada sinyal non-verbal, yang membuat
pembicara dan pendengar saling
memperhatikan satu sama lain,
mempertahankan pergantian pembicara
dan pendengar yang lancar dan
menambahkan informasi lebih lanjut ke
pesan literal yang ditransmisikan.
6. Knapp (1978)
Repeating/Mengulang
Sinyal non-verbal hanya mengulangi apa yang
dikatakan secara verbal; misalnya, saat
memberi tahu seseorang tentang jalan ke
stasiun kereta api, pembicara menunjuk ke
arah yang benar.
Contradicting/Bertentangan
Perilaku non-verbal bertentangan dengan
perilaku verbal; misalnya, membanting meja
dan berteriak 'Saya tidak marah'. (Lihat di
bawah untuk diskusi tentang sinyal kontradiktif
mana yang harus dipercaya.)
Accenting/Aksen
Perilaku non-verbal seperti anggukan kepala
atau gerakan tangan dapat digunakan untuk
menekankan atau memberi aksen pada bagian
pesan yang diucapkan.
7. Knapp (1978) Complementing/Pelengkap
Perilaku non-verbal dapat menguraikan atau
memodifikasi verbal pesan; misalnya, sedikit
condong ke depan pada tubuh dan senyuman
mungkin menandakan bahwa Anda puas dengan
laporan verbal Anda memberi dan Anda
mengharapkannya diterima dengan antusias oleh
atasan Anda. Jika reaksinya dingin dan kritis,
kekesalan Anda atas tanggapannya mungkin
ditandai, saat Anda melanjutkan laporannya,
dengan perubahan postur dan ekspresi wajah.
Transkrip verbatim dari interaksi mungkin gagal total
untuk menangkap dan merekam aspek afektif dari
pesan tersebut.
8. Knapp (1978) Substituting/Mengganti
Perilaku non-verbal menggantikan pesan verbal.
Di menanggapi pertanyaan, 'Bagaimana
wawancaranya?', yang lainnya memberikan
isyarat jempol ke bawah. Kadang-kadang ketika
pengganti perilaku non-verbal gagal, komunikator
dapat kembali ke tingkat verbal. Misalnya, seorang
wanita yang ingin teman kencannya berhenti
melakukan rayuan seksual mungkin menjadi kaku,
menatap lurus ke depan, dan bertindak tidak
responsif dan dingin. Jika ini tidak menghalangi
teman kencannya dia mungkin mengatakan
sesuatu seperti 'Lihat Jo, tolong jangan merusak
persahabatan yang baik. "
9. Knapp (1978) Regulating/ Pengaturan
Perilaku non-verbal juga dapat digunakan untuk
mengatur aliran komunikatif di antara orang-orang.
Pentingnya keterampilan pengaturan seseorang
tercermin dari pernyataan evaluatif yang sering kita
buat tentang orang lain seperti 'berbicara
dengannya seperti berbicara dengan dinding bata',
'Anda tidak bisa mendapatkan sepatah kata pun di
tepi jalan 'atau' dia terus menyerobot '. Sejumlah
sinyal non-verbal dapat digunakan untuk
menyinkronkan urutan ucapan.
10. Whille Bolton (1986) mengakui
bahwa ada tumpeng tindih yang
cukup banyak antara jenis
informasi yang disampaikan
secara lisan dan non-verbal, ia
menyatakan bahwa kata-kata
cenderung terbaik untuk
menyampaikan informasi factual
dan sinyal non-verbal adalah
yang terbaik untuk
menyampaikan informasi
The Expression of
Feelings
11. Determining Meaning
Sinyal lisan dan non-verbal perlu
didengarkan Bersama-sama jika kita ingin
memahami dengan benar pesan-pesan
yang di sampaikan oleh seorang
pembicara. Dilihat dari ruang isolasi, sulit
untuk mrmastikan arti sinya apapun.
Knapp (1978) berpendapat bahwa sinyal
non-verbal memiliki beragam arti dan
banyak arti
12. Kita sering memberikan banyak
perhatian pada wajah orang lain
karena itu merupakan sumber
yang kaya dari ekspresi emosi
dan isyarat interaksi. Sejumlah
penelitian telah berupaya
mengidentifikasi emosi-emosi
yang paling mudah dibedakan
dari ekspresi wajah
The Face
13. Masalah utamanya adalah bahwa subjek
mungkin mengekspresikan lebih dari satu
emosi pada saat yang sama(misalnya
kekecewaan dan kemarahan), sehingga
menyajikan ekspresi yang
membingungkan. Tidak kurang dari itu, ada
bukti bahwa kita mampu mengidentifikasi
enam keadaan emosional utama (kejutan,
ketakutan, kemarahan, jijik, kebahagiaan
dan kesedihan) tanpa terlalu banyak
kesulitan
The Face
14. References
~ hayes, j. (2002). INTERPERSONAL
SKILLS. USA and Canada: Routledge.
Daftar Pustaka