Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang tinjauan dan proyeksi perekonomian Lampung tahun 2021. Secara singkat, perekonomian Lampung tahun 2020 terkontraksi 1,67% akibat pandemi, namun diperkirakan akan membaik pada 2021 dengan pertumbuhan antara 3-4% ditopang pemulihan harga komoditas dan perdagangan global. Beberapa risiko yang dapat mempengaruhi proyeksi tersebut adalah berlangsungnya pembatasan kegiatan ak
5. Ekonomi Indonesia terkontraksi di 2020 dan diperkirakan meningkat secara bertahap pada 20201
5
• Di tahun 2020, ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 2,07%
(yoy) yang dipengaruhi oleh kontraksi pertumbuhan hampir di
semua sektor termasuk konsumsi RT, investasi, ekspor dan impor.
• Ke depan, program vaksin nasional yang telah dimulai pada awal
Januari 2021 dan disiplin yang tetap dibarengi dengan
penerapan protocol Covid-19 diharapkan dapat mendukung
proses pemulihan ekonomi domestik.
• Selain itu, lima langkah kebijakan juga akan menopang prospek
tersebut, yakni (i) pembukaan sektor-sektor produktif dan aman
secara nasional maupun di masing-masing daerah, (ii) akselerasi
stimulus fiskal, (iii) penyaluran kredit perbankan dari sisi
permintaan dan penawaran, (iv) berlanjutnya stimulus moneter
dan makroprudensial, serta (v) percepatan digitalisasi ekonomi
dan keuangan, khususnya terkait pengembangan UMKM
8. Inflasi IHK Januari 2021 tercatat rendah
8
• Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK)
tercatat rendah di awal tahun 2021. IHK Januari
2021 secara bulanan mengalami inflasi sebesar
0,26% (mtm), lebih rendah dibandingkan realisasi
inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,45% (mtm).
Hal ini disebabkan perlambatan inflasi kelompok
VF dan deflasi kelompok AP, di tengah
meningkatnya tekanan inflasi inti.
• Meningkatnya inflasi inti utamanya didorong oleh
inflasi komoditas nasi dan lauk sebagai dampak
lanjutan inflasi VF. Sementara itu, perlambatan
inflasi VF disebabkan oleh koreksi harga
komoditas hortikultura, seperti cabai merah dan
bawang merah, seiring masuknya masa panen,
serta berlanjutnya kebijakan culling dan cutting
yang berdampak pada melimpahnya pasokan
telur ayam ras.
Disagregasi Inflasi Januari 2021 Nasional
9. Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 20-21 Januari 2021
9
Sumber: Bank Indonesia
11. Perekonomian Lampung tahun 2020 terkontraksi, meski dengan tren membaik
11
Sumber: BPS Provinsi Lampung (diolah)
PANGSA PDRB (ADHB) 2020 DI SUMATERA
PERTUMBUHAN PDRB 2020 (%YOY) SUMATERA
-1,67
-2,07
-1,19
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Lampung Nasional Sumatera
Aceh
-0,37%
Sumut
-1,07%
Riau
-1,12%
Sumbar
-1,60% Jambi
-0,46%
Bengkulu
-0,02%
Sumsel
-0,11%
Lampung
-1,67%
Babel
-2,30%
Kepri
-3,80%
PDRB< -3,0%
-3,0%≤ PDRB < -2,0%
-2,0% ≤ PDRB < -1,0%
PDRB> -1,0%(yoy)
Ket:
SUMATERA: -1,19%
NASIONAL: -2,07%
PERINGKAT LAMPUNG DI SUMATERA
PANGSA 2020 2020 (YoY)
PERINGKAT-4 PERINGKAT-8
24%
22%
14%
10%
8%
7%
6%
5%
2%
2%
SUMUT
RIAU
SUMSEL
LAMPUNG
KEPRI
SUMBAR
JAMBI
NAD
BABEL
BENGKULU
PERTUMBUHAN PDRB MENURUT PENGELUARAN (% YOY)
Konsumsi RT Konsumsi
LNPRT
Konsumsi
Pemerintah
PMTB Ekspor Impor
PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (% YOY)
Industri
Pengolahan
Pertanian Perdagangan &
Reparasi
Konstruksi Informasi dan
Komunikasi
Transportasi
Akselerasi
Deselerasi
PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG (%YOY)
Di tengah masih berlangsungnya pandemi COVID-19, perekonomian Lampung
terkontraksi namun mulai menunjukkan perbaikan pada akhir tahun. Secara
tahunan, perekonomian Lampung tahun 2020 terkontraksi sebesar -1,67% (yoy).
Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera
yang tercatat -1,19% (yoy), meski lebih baik dibandingkan Nasional yakni -2,07%
(yoy). Perbaikan pada akhir tahun didukung oleh ekspor seiring dengan pemulihan
kondisi perekonomian mitra dagang utama Lampung, terutama Amerika Serikat,
Tiongkok dan India. Realisasi tersebut secara spasial menempatkan Lampung
pada peringkat ke-8 dari 10 provinsi di Sumatera pada tahun 2020. Secara
nominal, perekonomian Lampung tahun 2020 berdasarkan ADHB dan ADHK
(2010) masing-masing Rp354,63 triliun dan Rp240,31 triliun.
PDRB ADHB TAHUN 2020
Rp 354,63 TRILIUN
Y-on-Y -1,67%
PDRB ADHK TAHUN 2020
PDRB ADHK TAHUN 2020
Rp 240,31 TRILIUN
30 % 19 % 11 % 9 % 5 % 4 %
62 % 2 % 8 % 33 % 41 % -46 %
12. Pangsa perekonomian Lampung masih didominasi LU Pertanian, Pengolahan & Perdagangan
12
Sumber: BPS Provinsi Lampung Sumber: BPS Provinsi Lampung
PDRB 2020 msh didominasi 3 sektor utama: Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan (29,90%); Industri Pengolahan (19,41%); serta
Perdagangan Besar/Eceran dan Reparasi Mobil/Sepeda Motor
(12,70%).
Pendapatan masyarakat menurun, aktivitas produksi yang
terkontraksi, dan pembatasan sosial karena pandemi COVID-19
Kinerja ekspor terkontraksi karena pandemi COVID-19 namun
membaik pada akhir tahun seiring dibuka kembali perdagangan ke
negara mitra.
13. Kenaikan Harga Komoditas Aneka Cabai Picu Tekanan Inflasi Awal Tahun
13
IHK Provinsi Lampung pada Januari 2021
terpantau mengalami inflasi sebesar 0,76%
(mtm), lebih tinggi dari capaian Nasional 0,25%
(mtm) dan capaian Sumatera 0,52% (mtm).
Secara tahunan, inflasi pada Januari 2021
sebesar 1,87% (yoy) atau lebih rendah dari
rentang sasaran inflasi 3±1%. Andil inflasi
terbesar terjadi pada kelompok bahan makanan
(terutama cabai rawit, cabai merah, tempe,
bimbingan belajar dan beras; total andil 1,28%).
Nilai Tukar Petani (NTP) Januari 2021 tercatat
lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya
(0,63%;mtm) seiring dengan turunnya harga pada
komoditas subsektor tanaman pangan seperti
ketela pohon, ketela rambat, jagung, kacang
hijau, serta beberapa jenis ternak dan unggas. Di
sisi lain, IHK perdesaan tercatat mengalami inflasi
sebesar 0,63% (mtm) sehingga menaikkan biaya
yang dikeluarkan oleh petani.
INFLASI BERDASAR KELOMPOK
PERKEMBANGAN INFLASI PROV. LAMPUNG
NTP PROV. LAMPUNG
Sumber: BPS Provinsi Lampung, diolah
Komoditas
mtm yoy ytd
DES JAN DES JAN DES JAN
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2,28 2,13 4,05 3,28 4,05 2,13
2. Pakaian dan Alas Kaki - 0,14 0,34 0,61 0,34 0,14
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya -0,02 0,00 0,43 0,39 0,43 0,00
4. Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT 0,10 0,00 1,31 1,06 1,31 0,00
5. Kesehatan 0,02 0,64 2,94 3,10 2,94 0,64
6. Transportasi 0,42 0,07 0,86 0,97 0,86 0,07
7. Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 1,16 0,08 -3,66 -3,57 -3,66 0,08
8. Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,05 0,05 5,69 5,43 5,69 0,05
9. Pendidikan - 1,36 2,51 3,81 2,51 1,36
10. Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran - 0,07 2,67 2,51 2,67 0,07
11. Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,07 0,57 3,62 3,73 3,62 0,57
NASIONAL BANDAR LAMPUNG METRO
mtm yoy ytd
0,25% 1,55% 0,25%
mtm yoy ytd
0,80% 1,86% 0,80%
mtm yoy ytd
0,53% 1,90% 0,53%
TARGET
PANGAN
3±1%
Akhir Tahun 2021
mtm yoy ytd
2,93% 3,81% 2,93%
14. Pererekonomian Lampung membaik, meski mobilitas melandai sejalan dengan COVID-19 yang meningkat
14
50,53000
41,71000
56,71
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
II III IV I II III IV I II III IV I*
2019 2020 2021
%
SBT
Prompt Manufacturing Index
0,85
-0,46
-12,26
-11,64
4,05
-0,27-0,18
2,96
3,83
0,03
1,85
3,52
-14,00
-12,00
-10,00
-8,00
-6,00
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
Omset Penjualan Mobilitas Masyarakat Lampung
Indeks Keyakinan Konsumen
15. PROSPEK: Perekonomian Lampung diprakiran membaik di 2021 & 2022
Pertumbuhan ekonomi Lampung 2021 diperkirakan masih
cukup solid, namun pada batas bawah kisaran 3,0% - 4,0%.
PROSPEK EKONOMI LAMPUNG
Risiko
PROSPEK INFLASI LAMPUNG
Tekanan inflasi Lampung tahun 2021 diperkirakan
mengalami kenaikan dibanding 2020 meski tetap terjaga
dalam rentang 3±1%
› Proyeksi disusun dengan asumsi kegiatan social distancing akibat pandemi COVID-19 masih akan
berlangsung di 2021 meskipun akan menurun seiring dengan meluasnya implementasi vaksin
COVID-19.
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah) dan Bank Indonesia
5,16% 5,25% 5,27%
-1,67%
3,0%-4,0%
4,3%-5,3%
2017 2018 2019 2020 2021 2022
3,02%
2,73%
3,44%
2,00%
3,0±1% 3,0±1%
2017 2018 2019 2020 2021 2022
15
16. Pertumbuhan Perekonomian Lampung didukung Harga Komoditas dan Volume Perdagangan
PROSPEK EKONOMI LAMPUNG 2021: SISI PERMINTAAN
Konsumsi Investasi
Investasi melambat
sejalan dengan
melemahnya prospek
ekspor barang dan jasa
serta menurunnya
aktivitas produksi.
Perlambatan investasi
non-bangunan.
Pertumbuhan investasi
bangunan juga tidak
setinggi prakiraan
semula seiring
berkurangnya aktivitas
konstruksi.
Ekspor Impor
Impor pada 2021
diprakirakan masih
lemah dipengaruhi oleh
proyeksi melemahnya
sisi permintaan untuk
ekspor dan investasi.
Pemerintah
Pagu PAD 2021
Lampung meningkat
0,01%.
Pagu belanja 2021
Lampung menurun -
0,003%.
Pagu belanja operasi
2021 Lampung
menurun -0,35%.
Perlambatan konsumsi
pemerintah
dipengaruhi oleh
potensi penurunan
penerimaan APBD.
-1,67%
2020
3,0-4,0%
2021-F
Produktivitas tanaman
perkebunan masih rendah.
Prediksi kesepakatan
trade war AS-Tiongkok
memberikan kepastian
pada ekonomi.
Penyebaran COVID-19 ke
negara mitra dagang
menekan permintaan
ekspor.
Harga komoditas ekspor
unggulan Lampung, batu
bara & karet
diproyeksikan meningkat
• Harga komoditas unggulan ekspor Lampung diperkirakan meningkat seiring dengan pemulihan prospek ekonomi global
Komoditas Unit 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Coffee, Robusta $/kg 1.87 1.62 1.50 1.54 1.59 1.64
Coal $/mt 107.0 77.9 57.2 57.8 58.0 58.3
Rubber $/kg 1,57 1.64 1.62 1.68 1.74 1.80
Palm Oil $/mt 639 601 710 723 736 749
Sumber: CMO World Bank,Maret 2020
Pendapatan masyarakat
belum pulih di tengah
pembatasan sosial.
Perkembangan kasus
COVID-19 melandai dan
tenaga kerja mendapat
pelonggaran pembatasan.
Pelaksanaan program
vaksinasi akan
meningkatkan keyakinan
masyarakat sehingga
konsumsi rumah tangga
diprediksi akan
meningkat.
16
17. LU Perdagangan Menopang Perekonomian Lampung
PROSPEK EKONOMI LAMPUNG 2021: SISI LAPANGAN USAHA
PERTANIAN,
PERKEBUNAN,
PERIKANAN
Risiko La Lina dan banjir
Produktivitas hasil perkebunan yang lebih rendah
Keterbatasan aktivitas produksi akibat COVID-19
Permintaan global dan domestik yang belum pulih akibat COVID-19
Sejalan dengan perkiraan turunnya ekspor dan permintaan domestik CPO, volume produksi CPO akan dikurangi.
Penurunan permintaan batubara dari beberapa negara mitra dagang utama seperti India.
Masih rendahnya produktivitas komoditas perkebunan (kopi dan TBS) mempengaruhi pasokan bahan baku
industri pengolahan di Lampung
Survei penjualan eceran untuk ekspektasi harga yad meningkat.
Indeks ekspektasi konsumen meningkat.
-1,67%
2020
3,0-4,0%
2021-F
INDUSTRI
PENGOLAHAN
PBE, REPARASI
MOBIL DAN
MOTOR
17
18. PROSPEK: Inflasi 2021 diprakirakan Tetap Terjaga
Beberapa hal yang dapat menjadi faktor pendorong tekanan inflasi di
tahun 2021 diantaranya bersumber dari:
1. Kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau khususnya
pada periode sebelum panen serta periode seasonal lebaran dan
akhir tahun seiring dengan hambatan kesinambungan pasokan
dan distribusi pangan antar daerah dan antar waktu yang
umumnya terjadi.
2. Kenaikan tarif cukai rokok di awal Februari 2021 juga diprakirakan
menjadi salah satu faktor pendorong tekanan inflasi kelompok
dimaksud.
3. Peningkatan permintaan yang berasal dari perbaikan demand
masyarakat seiring dengan optimisme pulihnya pandemi COVID-19
di 2021 diprakirakan juga dapat menjadi salah satu pendorong
inflasi 2021 terutama jika tidak diimbangi dengan kecepatan sisi
supply dalam merespon kenaikan demand tersebut.
4. Jika skenario vaksinasi berhasil memulihkan pandemi di tahun
2021, kemungkinan adanya pricing behavior pasca COVID-19
dimana produsen meningkatkan harga sebagai kompensasi
kerugian di tahun sebelumnya dapat terjadi.
Prospek inflasi pada tahun 2021 diprakirakan
masih tetap terjaga pada kisaran target
3,0%±1% (yoy), meski dengan tendensi
peningkatan dibandingkan dengan tahun
2020.
PERKEMBANGAN INFLASI (%,YOY)
3,02%
2,73%
3,44%
2,00%
3,0±1% 3,0±1%
2017 2018 2019 2020 2021 2022
18
20. REKOMENDASI KEBIJAKAN
20
01
OPTION
Pembukaan Sektor
Produktif dan Aman
SEKTOR
PRODUKTIF
02
OPTION
FISKAL
03
OPTION
KREDIT
04
OPTION
DIGITALISASI
EKONOMI
Percepatan Stimulus
Fiskal (realiasai
anggaran
Peningkatan Kredit
dari Sisi Permintaan
dan Penawaran
Digitalisasi Ekonomi
dan Keuangan,
Khususnya UMKM
Vaksinasi &
Disiplin
Protokol
Covid-19
KONDISI
PRASYARAT
RESPON
KEBIJAKAN
21. REKOMENDASI KEBIJAKAN - Pembukaan Sektor Produktif dan Aman
21
Dengan melihat risiko penularan dan dampak ekonomi, LU pertanian dan industri pengolahan sangat potensial untuk dilakukan percepatan pemulihan terlebih dahulu.
Kondisi ini didukung dengan potensi pembiayaan yangterbukaluas dengan melihat kinerja pendapatan dan likuiditas korporasi di sektor tersebut..
LU Unggulan dan Prioritas Potensi Pembiayaan Tantangan Strategi Pemulihan Aktivitas Produksi
Pertanian, Perkebunan, Perikanan MORE LIQUID, MORE PROFIT (tidak
terdampak COVID-19 dan potensi
pembiayaan terbuka luas)
Tergantung harga komoditas Penerapan protocol kesehatan dan mendapatkan
dukungan Pemda kepada petani/nelayan berupa
bantuan peralatan/benih serta pendampingan
Industri Pengolahan MORE LIQUID, LESS PROFIT (terdampak
COVID-19 namun memiliki potensi
pembiayaan cukup terbuka)
Permintaan masih terbatas Penerapan protocol kesehatan dan diversifikasi
produk industri sesuai permintaan
RISIKO RENDAH – DAMPAK RENDAH
Pertambangan dan Penggalian
Jasa Keuangan dan Asuransi
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
RISIKO RENDAH - DAMPAK MEDIUM
Informasi dan Komunikasi
RISIKO RENDAH – DAMPAK TINGGI
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
RISIKO MEDIUM – DAMPAK RENDAH
Pengadaan Listrik, Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
RISIKO MEDIUM – DAMPAK MEDIUM
Konstruksi
Real Estate
Jasa Perusahaan
RISIKO MEDIUM – DAMPAK TINGGI
Industri Pengolahan
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
RISIKO TINGGI – DAMPAK RENDAH
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
RISIKO TINGGI – DAMPAK MEDIUM
Jasa Pendidikan
Jasa Lainnya
RISIKO TINGGI – DAMPAK TINGGI
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
TINGGI
RISIKO
PENULARAN
RENDAH
RENDAH DAMPAK EKONOMI TINGGI
22. REKOMENDASI KEBIJAKAN – Stimulus Fiskal, Kredit, & Digitalisasi
22
Percepatan Stimulus Fiskal (Realiasai Anggaran)
Mendorong percepatan realisasi anggaran dan PEN yang dapat dilakukan dengan perpanjangan insentif fiskal
berupa penghapusan denda dan bunga pajak daerah atas pajak hotel, restoran, hiburan, pajak penerangan jalan
dan pajak parkir serta Memberikan perpanjangan diskon listrik bagi industri kecil serta pembebasan biaya
abonemen bagi pelanggan bisnis dan industri;
Peningkatan Kredit dari Sisi Permintaan dan Penawaran
Mendorong pembiayaan sektor prioritas dari perbankan & innovative financing, termasuk IKM/UMKM melalui
peningkatan penyaluran kredit bagi petani melalui skema penjaminan dari pemerintah / memberlakukan skema
bantuan UltraMikro (UMi) bagi petani-petani perkebunan rakyat
Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan, Khususnya UMKM
Mendorong implementasi digitalisasi a.l. untuk UMKM melalui perluasan penggunaan QRIS dan SI APIK,
implementasi pemasangan infrastruktur digitalisasi hulu serta meningkatkan On – boarding UMKM ke pasar digital.
24. Kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas dunia berlanjut
24
• Perbaikan ekonomi global
mendorong berlanjutnya
kenaikan volume
perdagangan dunia dan
harga komoditas dunia
• Peningkatan harga
komoditas didorong oleh
kenaikan permintaan
komoditas seiring ekspansi
ekonomi Tiongkok,
perbaikan investasi dan
manufaktur global, serta
perkembangan positif
proses vaksinasi yang
memicu perilaku risk on
25. Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga, fungsi intermediasi menjadi perhatian
25
• Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan November 2020 tetap tinggi yakni 24,13%, dan rasio
kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yakni 3,18% (bruto) dan 0,99% (neto)
• Fungsi intermediasi masih lemah, pertumbuhan kredit masih terkontraksi 2,41% (yoy) pada bulan Desember 2020 di
tengah DPK yang tumbuh 11,11% (yoy)
• Potensi risiko dari berlanjutnya dampak Covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati
26. 26
Perkembangan inflasi Provinsi Lampung
Inflasi Faktor Inflasi Triwulan I 2021
Volatile Foods
• Peningkatan harga aneka cabai akibat musim penghujan
• Potensi kenaikan harga beras akibat belum masuknya musim panen raya
• Kenaikan harga daging sapi seiring dengan menurunnya pasokan impor
sapi bakalan
• Kenaikan harga tempe, tahu dan turunan kedelai akibat kenaikan harga
kedelai dunia
Core Inflation
• Kenaikan harga emas perhiasan kembali seiring dengan peningkatan
harga emas dunia di awal tahun 2021
• Kenaikan permintaan domestik sejalan dengan pemulihan ekonomi
nasional
Adm. Prices
• Kenaikan tarif cukai rokok tahun 2021 sebesar 12,5%
• Peningkatan harga angkutan udara seiring dengan normalisasi harga
yang sejalan dengan meningkatnya permintaan akan angkutan udara
• Berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) terhadap 49 komoditas, sampai
dengan Minggu II bulan Februari 2021, tercatat inflasi pada sejumlah bahan pangan
diantaranya cabai rawit, kenaikan harga terutama didorong oleh faktor musim
penghujan yang masih berlanjut dan mengganggu produksi cabai rawit. Adapun
kenaikan harga pangan juga terpantau pada beberapa komoditas diantaranya jeruk dan
tempe. Kenaikan harga khususnya terjadi pada jeruk ponkam seiring dengan
meningkatnya permintaan menjelang hari raya Imlek, di sisi lain kenaikan harga kedelai
mendorong kenaikan harga pada komoditas tempe.
• Pada kelompok inti, kenaikan terjadi pada komoditas mie kering instant seiring dengan
kenaikan harga dari distributor
• Pada kelompok administered price kenaikan terjadi pada komoditas rokok kretek filter
seiring dengan kebijakan kenaikan cukai rokok di awal tahun 2021
RISIKO INFLASI TW-I 2021:
M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M1 M2
VF
Beras 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,11 0,31 0,31
Minyak Goreng 0,58 0,58 0,58 0,61 0,63 0,05 0,35 0,45 0,48 0,09 0,09
Mie Kering Instant 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,08 3,58 4,15
Daging Sapi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,15 0,60 0,60 0,60 1,21 2,52 2,90
Daging Ayam Ras -0,27 -0,27 -0,06 0,67 1,27 2,44 1,93 1,48 0,53 -4,43 -4,72
Telur Ayam Ras 2,43 2,93 5,75 7,51 8,02 0,19 -3,00 -5,10 -6,32 -5,84 -2,65
Cabe Merah 2,47 11,77 16,53 23,38 30,65 26,44 20,71 18,25 14,46 -3,08 0,16
Cabe Rawit 20,05 30,67 35,26 41,80 50,20 64,32 58,01 59,35 60,83 5,55 4,41
Bawang Merah -3,16 -5,13 -6,55 -7,25 -7,68 -1,92 -1,92 -1,92 -1,92 0,00 0,00
Bawang Putih 2,15 2,15 2,15 2,15 2,15 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Tomat Sayur -1,65 -4,43 -5,35 -5,81 -5,85 7,00 7,00 7,00 7,00 0,00 0,00
Kangkung 6,59 6,59 6,59 6,59 6,59 0,00 0,00 1,85 3,82 5,46 5,46
Bayam 3,24 3,24 3,24 3,24 3,95 8,30 8,30 10,38 11,42 0,36 0,36
Jeruk -8,66 -8,66 -11,04 -12,23 -13,21 -4,79 -4,79 -4,79 -4,79 0,00 5,00
Ikan Kembung 2,78 1,39 0,93 0,69 0,56 -0,54 -0,54 -1,23 -1,58 -1,11 -1,11
Udang Basah -0,29 -0,29 -0,29 -0,29 -0,15 0,57 -0,36 -0,90 -1,18 -0,85 -0,27
Core
Nasi Dengan Lauk 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,17 0,26 0,25 0,25
Mie 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Ayam Goreng 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Gula Pasir -0,60 -0,60 -0,60 -0,60 -0,60 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Emas Perhiasan -2,09 -2,25 -2,30 -2,14 -2,00 0,54 0,36 0,10 0,07 -0,39 -0,94
Air Kemasan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,82
Sabun Detergen Bubuk/Cair 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Semen 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
AP
Angkutan Antar Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Bahan Bakar RT 0,00 0,00 0,25 0,38 0,30 -0,29 -0,29 -0,29 -0,29 0,00 0,00
Rokok Kretek 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Rokok Kretek Filter 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,74 0,99 1,38 1,12 1,12
Bensin 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jan 21 Feb 21
Komoditas
Des-20
27. Ekspor Lampung
TRADE CHANNEL
1
Pangsa
Ekspor Lampung
Tiongkok
± 10,4%
Lainnya
± 63,9%
AS
± 16%
India
± 9,7%
Komoditas Ekspor Utama
1
Pangsa
Ekspor Lampung
CPO
± 14,71%
Pulp
± 3,78%
Batu Bara
± 58,72%
Pakan Ternak
± 11,25%
Kopi
± 2,45%
28. REKOMENDASI KEBIJAKAN
28
Kebijakan subsidi fiskal perlu terus dilanjutkan dengan memperhatikan beberapa tujuan, yakni:
1) Membantu pelaku ekonomi di daerah untuk bertahan menghadapi dampak COVID-19, khususnya UMKM;
2) Meminimalisir jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK).
Mendorong efisiensi penyerapan anggaran belanja secara frontloading dengan mempercepat rencana implementasi
dan eksekusi program. Perlunya dukungan penuh Pemerintah Daerah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN) yang telah dipersiapkan oleh Pemerintah Pusat. Upaya tersebut perlu juga didukung dengan penguatan
koordinasi dan sinergi antar OPD dan stakeholder terkait lainnya.
Meningkatkan dan memperluas sosialisasi dan edukasi terkait pelaksanaan protokol COVID-19 secara ketat untuk
mendukung upaya pemulihan ekonomi. Pelaksanaan pengaturan social distancing yang ketat melalui Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) baik di kantor, restoran, tempat hiburan, dan tempat umum lainnya perlu
terus dilakukan selama kasus COVID-19 belum menunjukkan tren penurunan.
29. PDRB KOTA BANDAR LAMPUNG
29
PDRB Kota Bandar Lampung pada tahun 2019 ekspansi
sebesar 6,24% (yoy) meningkat dibandingkan periode
sebelumnya di tahun 2018 sebesar 6,21% (yoy).
PDRB 2019 Kota Bandar Lampung masih didominasi 3
sektor utama: Industri Pengolahan, Perdagangan dan
Industri Transportasi & Pergudangan
PDRB 2019 Kota Bandar Lampung dari sisi
permintaan Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi
memiliki pangsa terbesar.
Di Tahun 2020 , PDRB Kota Bandar Lampung
terkontraksi, disebabkan oleh merebaknya pandemi
Covid -19, yang melemahkan konsumsi masyarakat
dan komponen lainnya