Dokumen tersebut membahas kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2013 yang mengalami perlambatan akibat melemahnya permintaan domestik dan investasi. Inflasi melambat namun diperkirakan akan naik jika harga BBM naik. Pemerintah merevisi asumsi makro ekonomi dalam APBN menjadi lebih rendah akibat kenaikan harga BBM, sehingga alokasi subsidi BBM meningkat.
1. Diskusi Ekonomi : Ekonomi Indonesia Tersandera BBM
Indonesian Economic
Review and Outlook (IERO)
No. 2/Tahun II/Juni 2013
Yogyakarta, 19 Juni 2013
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
4. Gambar 1: Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan USaha, Tahun 2005 – 2013 (YoY, dalam %)
Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2013 hanya mencapai 6,02%, tercatat paling rendah
dalam tiga tahun terakhir.
Sumber : BPS dan CEIC (2013)
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2013 didorong oleh hampir semua sektor kecuali sektor Pertambangan dan
Penggalian yang tumbuh sebesar -0,43% (YoY).
Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi secara year on year pada kuartal I 2013 adalah sektor
Pengangkutan dan Komunikasi (9,98%), diikuti sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan (8,35%), dan
sektor Konstruksi (7,19%).
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
5. Gambar 2: Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Pengeluaran, Tahun 2005 – 2013 (YoY, dalam %)
Perlambatan PDB Kuartal I 2013 karena ada moderasi pada permintaan domestik dan
investasi di tengah pemulihan ekspor yang masih terbatas
Sumber : BPS dan CEIC (2013)
Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2013 bersumber dari permintaan domestik yang
menurun dan ekspor yang lemah.
Investasi cenderung melambat karena prospek permintaan domestik dan internasional yang lemah.
Dengan melambatnya pertumbuhan investasi dan konsumsi, maka impor mengalami kontraksi
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
6. Gambar 3: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran
Indonesia, Februari 2005 – Februari 2013 (dalam %)
Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia menunjukkan perbaikan dalam hal jumlah
angkatan kerja maupun penurunan tingkat pengangguran, meskipun jumlah
penduduk setengah menganggur meningkat.
Sumber : BPS dan CEIC
Tingkat partisipasi angkata kerja pada Februari 2013 sebesar 69,2 % menurun tipis dibanding
Februari 2012 sebesar 69,66%.
Dibandingkan dengan Agustus 2012 masih cenderung naik karena pada periode itu tingkat
partisipasi angkatan kerja tercatat sebesar 67,88%.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
7. Tabel 1 : Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Utama, Tahun 2011 – 2013* (dalam juta orang)
Hinggal Februari 2013, penyerapan tenaga kerja terbesar masih dikontribusikan
oleh sektor Pertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan sektor Industri .
Lapangan Pekerjaan Utama
Pertanian
Industri
Konstruksi
Perdagangan
Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi
Keuangan
Jasa Kemasyarakatan
Lainnya
TOTAL
2011
2012
2013
Febuari Agustus Febuari Agustus Febuari
42,48
39,33
41,20
38,88
39,96
13,70
14,54
14,21
15,37
14,78
5,59
6,34
6,10
6,79
6,89
23,24
23,40
24,02
23,16
24,81
5,58
5,08
5,20
5,00
5,23
2,06
2,63
2,78
2,66
3,01
17,02
16,65
17,37
17,10
17,53
1,61
1,70
1,92
1,85
1,81
111,28 109,67 112,80 110,81 114,02
Sumber : Berita Statistik BPS No 35/05/Th.XVI, 6 Mei 2013
Dilihat dari struktur lapangan pekerjaan hingga Februari 2013 belum ada perubahan yang
signifikan, penyerapan tenaga kerja terbesar masih dikontribusikan dari sektor Pertanian,
Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan sektor Industri .
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
8. Tabel 2 : Perkembangan Kemiskinan di Indonesia, Tahun 2004 – 2012
Jumlah penduduk miskin di Indonesia telah menurun selama 5 tahun terakhir.
Namun, kenaikan harga BBM bersubsidi dkhawatirkan akan menyebabkan jumlah
penduduk miskin kembali “meroket”.
Penduduk Miskin di Indonesia
Tahun
Feb – 04
Feb – 05
Mar – 06
Mar – 07
Mar – 08
Mar – 09
Mar – 10
Mar – 11
Sep – 11
Mar – 12
Sep-12
(dalam juta orang)
36,1
35,1
39,3
37,17
34,96
32,53
31,02
30,02
29,89
29,13
28,59
(dalam %)
16,66
15,97
17,75
16,58
15,42
14,15
13,33
12,49
12,36
11,96
11,66
Sumber : Berita Statistik BPS No 06/01/Th.XVI, 2 Januari 2013
Periode Maret 2012 – September 2012, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan dan
pedesaan sama-sama mengalami penurunan, masing-masing tercatat sebesar 0,14 juta orang
(0,18%) dan 0,40 juta orang (0,42%)
Jika jumlah pengangguran dan penduduk miskin turun, pendapatan per kapita Indonesia
mengalami peningkatan dari USD 3.004,9 di tahun 2010 menjadi USD 3.596,27 di tahun 2012
(CEIC, 2013).
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
9. Gambar 4 : Jumlah Uang Beredar, Tahun 2009 – 2013* (dalam IDR Triliun)
Pada April 2013 M1 meningkat 16% dan M2 naik 15% dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya
IDR TRILYUN
M1
M2
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Sumber : Bank Indonesia dan CEIC (2013)
Bank sentral mencatat adanya peningkatan dalam jumlah uang beredar M1 dan M2 menjadi IDR
836,51 triliun dan IDR 3.364,12 triliun pada April 2013, atau meningkat masing-masing sebesar
16% untuk M1 dan 15% untuk M2, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya.
Semakin banyak jumlah uang yang beredar maka nilai tukar Rupiah cenderung akan melemah
dan harga-harga akan meningkat
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
10. Gambar 5: Tingkat Inflasi, Tahun 2009 – 2013* (dalam %, YoY)
Indonesia mencatat perlambatan inflasi tahunan setelah pemerintah melonggarkan
batasan impor untuk beberapa produk pertanian.
(%)
UMUM
INTI
HARGA DIATUR PEMERINTAH
BERGEJOLAK
20
15
10
5
0
-5
-10
Sumber : BPS dan CEIC (2013)
Inflasi inti dan bergejolak secara year on year pada Mei 2013 mengalami perlambatan masingmasing tercatat sebesar 3,99% dan 12,06% dibandingkan dengan posisinya pada bulan April 2013
yang mencapai 4,12% untuk inflasi inti serta 12,06% untuk bergejolak.
Jika dibandingkan dengan April 2013, inflasi umum pada Mei 2013 menunjukkan adanya deflasi,
tercatat sebesar 0,03%.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
11. Gambar 6: Tingkat Inflasi Tahun 2009 - 2013* Menurut Kelompok Pengeluaran
(MoM, dalam %)
Deflasi yang terjadi pada bulan Mei 2013 karena adanya penurunan harga pada
kelompok bahan makanan dan sandang
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU
(%)
BAHAN MAKANAN
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR
SANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA
TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
Sumber : BPS dan CEIC (2013)
Meskipun saat ini laju inflasi mengalami penurunan, dampak dari kenaikan harga BBM harus
diwaspadai jika jadi dinaikkan.
Sebagaimana diprediksi Bank Indonesia, laju inflasi akan bergerak menjadi 7,76% jika BBM
bersubsidi jadi naik
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
12. Gambar 7: Perkembangan BI Rate, Suku Bunga SBI, Deposito, dan
Penjaminan, Tahun 2009 - 2013* (dalam % )
Mengikuti pergerakan BI rate, bunga penjaminan simpanan LPS juga naik sebagai
respon peningkatan ekspektasi inflasi dan memelihara kestabilan makroekonomi dan
sistem keuangan.
(%)
Time Deposit Nominal 1 Bulan
Tingkat Bunga Penjaminan 3 Bulan
BI Rate
SBI 9 Bulan
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Sumber : Bank Indonesia dan CEIC (2013)
Seiring keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan BI rate sebesar 25 basis poin, Lembaga
Penjaminan Simpanan (LPS) memutuskan ikut menaikkan tingat bunga penjaminan sebesar 25 bps
untuk periode 15 Juni 2013 hingga 14 September 2013.
Tingkat bunga penjaminan untuk denominasi rupiah naik menjadi 5,75%.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
13. Gambar 8 : Cadangan Devisa Indonesia Tahun 2009 - 2013* (dalam USD
Miliar)
Peningkatan cadangan devisa hingga April 2013 ditopang oleh penerbitan obligasi
valuta asing oleh pemerintah
Sumber : Bank Indonesia dan CEIC (2013)
Cadangan devisa Indonesia kembali menguat mencapai posisi USD 107,27 miliar pada April 2013,
naik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya tercatat sebesar USD 104,80 miliar.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
14. Gambar 9 : Nilai Tukar dan Harga Saham, Tahun 2009 - 2013*
Ketidakpastian kenaikan harga BBM subsidi menjadi salah satu penyebab
melemahnya nilai tukar Rupiah
IDX
IDX
IDR per USD (RHS)
6000
14000
12000
5000
10000
4000
8000
3000
6000
2000
4000
1000
2000
0
0
Sumber : Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia dan CEIC (2013)
Pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh faktor domestik dan eksternal.
Dari sisi eksternal, tekanan terhadap rupiah berasal dari ketidakpastian kondisi ekonomi negara
maju serta revisi pertumbuhan ekonomi dunia yang dilakukan IMF pada April 2013.
Dari sisi domestik, sentimen negatif berasal dari meningkatnya harga pada Maret 2013 akibat
tersendatnya pasokan bahan pangan dan ketidakpastian kebijakan BBM bersubsidi.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di bulan Mei 2013 menunjukkan penguatan
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
16. Tabel 3 : RAPBN-P 2013
Rencana kenaikan harga BBM menyebabkan peningkatan asumsi inflasi dalam
RAPBN-P
INDIKATOR
APBN 2013
RAPBN-P 2013
Pertumbuhan Ekonomi (%)
6,8
6,3
Inflasi (%, YoY)
4,9
7,2
Nilai Tukar Rupiah (IDR/USD)
9.3
9.6
5
5
Harga Minya Mentah Indonesia (USD/barel)
100
108
Lifting Minyak (ribu barel per hari)
900
840
Lifting Gas (ribu barel per hari setara minyak)
1.36
1.24
SPN 3 Bulan (%)
Sumber: Kementrian Keuangan (2013)
Terdapat perubahan asumsi ekonomi makro yang diajukan dalam RAPBN-P 2013, pertumbuhan
ekonomi turun dari 6,8% menjadi 6,3% yang disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang belum
membaik.
Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) meningkatkan asumsi inflasi dari 4,9%
menjadi 7,2%.
Indonesia Crude Price (ICP) meningkat dari USD 100 menjadi USD 108, lifting minyak dari 900
ribu barel per hari menjadi 840 ribu barel per hari, dan lifting gas dari 1,36 juta barel menjadi 1,24
juta barel per hari.
Pada APBN 2013, total anggaran yang dialokasikan untuk subsidi BBM sebesar IDR 193,8 triliun.
Alokasi dana untuk subsidi BBM dinilai sudah terlalu besar dan mengancam keberlanjutan fiskal.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
17. Gambar 10 : Komposisi Belanja Pemerintah Pusat
Porsi subsidi energi naik dalam RAPBNP 2013
Sumber: Kementrian Keuangan (2013)
•
•
Alokasi dana untuk subsidi BBM dinilai sudah terlalu besar dan mengancam
keberlanjutan fiskal.
Terkait dengan wacana kenaikan harga BBM, pemerintah mengajukan skema
kompensasi bagi rakyat miskin, skema baru ini diberi nama Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM).
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
18. Tabel 4: Penerimaan Pajak dalam Negeri Periode 1 Januari hingga 30 April
Tahun 2013 (dalam IDR Miliar)
Penghasilan pajak dalam negeri meningkat sebesar 9,04% pada periode 1 Januari
hingga
30 April 2013 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012.
Jenis Pajak
APBN 2013
PPh Non Migas
PPh Migas
PPN dan PPnBM
PBB
Realisasi Januari – April
2013
2012
Pertumbuhan (%) % thd APBN 2013
513.508,98 142.971,73 139.976,17
71.381,45
2,14
27,84
17.715,94
14.387,01
23,14
24,82
423.708,25 106.642,75
90.268,58
18,14
25,17
27.343,81
Pajak Lainnya
Jumlah
443,37
1.081,29
-59
1.62
6.342,74
1.552,21
1.279,12
21,35
24,47
1.042.285,22 269.325,99 246.992,16
9,04
25,84
Sumber: Kementrian Keuangan (2013)
Penerimaan pajak pada tahun 2013 diperkirakan mengalami penurunan dari IDR 1.193 triliun
sebagaimana ditetapkan dalam APBN 2013 menjadi IDR 1.139,3 triliun dalam RAPBN-P
2013.
Potensi penerimaan negara yang berkurang disertai dengan kuota subsidi BBM yang melebar
perlu diwaspadai
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
19. Tabel 5: Defisit Anggaran dalam APBN dan RAPBN-P 2013 (dalam IDR
Miliar)
Defisit anggaran diperkirakan meningkat menjadi 2,48% terhadap PDB
URAIAN
APBN 2013
RAPBN-P 2013
(153.338,0)
(233.705,0)
(1,65)
(2,48)
172.792,1
250.574,8
Perbankan dalam negeri
14.306,6
34.556,6
Non perbankan dalam negeri
158.485,5
216.018,2
(19.454,2)
(16.869,8)
Penarikan Pinjaman LN (bruto)
45.919,1
49.039,8
Penerusan Pinjaman (SLA)
(6.968,3)
(6.699,8)
Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN
(58.405,0)
(59.209,8)
SURPLUS DEFISIT ANGGARAN
% Defisit terhadap PDB
PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto)
Sumber: Kementrian Keuangan (2013)
Dalam Nota Keuangan dan RAPBN-P 2013, perkiraan penurunan pendapatan negara
diperkirakan sebesar IDR 41.347,7 miliar (2,7%).
Defisit anggaran semakin memburuk karena disertai dengan peningkatan belanja negara
sebesar IDR 39.019,3 miliar (2,3%).
Pembiayaan luar negeri neto akan turun IDR 2.584,3 miliar, dari defisit IDR 19.454,2 miliar
menjadi defisit IDR 16.869,8 miliar, hal ini disebabkan peningkatan penarikan pinjaman luar
negeri yang lebih besar dibanding kenaikan penerusan pinjaman dan pembayaran cicilan
pokok utang.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
20. Gambar 11 : Komposisi Surat Berharga Negara
Obligasi negara dengan tingkat bunga tetap masih mendominasi penerbitan SBN
Indonesia
IDR Triliun
900
Surat Utang Negara (SUN)
ON : Tanpa Kupon
Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
ON : Tingkat Bunga Tetap
Obligasi Negara (ON)
ON : Tingkat Bunga Mengambang
800
700
600
500
400
300
200
100
0
Sumber: Bank Indonesia, Kementerian Keuangan dan CEIC (2013)
Total Surat Berharga Negara (SBN) outstanding yang dapat diperdagangkan per 31 Mei 2013
mencapai IDR 1.191,22 triliun meningkat sebesar IDR 124.92 triliun dibandingkan dengan
SBN outstanding per 30 April 2013 yang tercatat sebesar IDR 1.066,30 triliun.
Komposisi SBN outstanding periode Mei 2013 paling besar adalah obligasi negara dengan
tingkat bunga tetap, tercatat sebesar IDR 672,39 triliun.
Surat Perbendaharaan Negara (SPN/Treasury Bill) pada Mei 2013 tercatat sebesar IDR 22,47
triliun menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat mencapai IDR
21,02 triliun.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
21. Gambar 12 : Kepemilikan Asing atas Surat Berharga
Total kepemilikan asing atas surat berharga meningkat.
IDR Triliun
Kepemilikan Asing Atas SBI
Kepemilikan Asing Atas Ekuitas Saham
Kepemilikan Asing Atas Surat Berharga Negara
Total Kepemilikan Asing
2500
2000
1500
1000
500
0
Sumber: Bank Indonesia, Kementerian Keuangan dan CEIC (2013)
Total kepemilikan asing di SBN pada Januari 2013 tercatat sebesar IDR 273,2 triliun, naik
menjadi IDR 302,94 triliun di bulan Mei 2013, dibandingkan dengan Mei 2012, total
kepemilikan asing untuk SBN meningkat sebesar IDR 78,44 triliun pada Mei 2013.
Terkait kepemilikan asing atas SBI, pada Mei 2013 nilai kepemilikannya mencapai IDR 1.02
triliun, menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat mencapai IDR 1.65 triliun.
Jika dibandingkan dengan keadaan pada Mei 2012, kepemilikan asing atas SBI pada Mei
2013 tercatat turun sebesar IDR 0,63 triliun. Hal ini nampaknya masih dipengaruhi oleh 6
months holding period yang telah diterapkan oleh Bank Sentral sejak 13 Mei 2011.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
23. Gambar 13: Neraca Perdagangan Indonesia, Januari 2008 - April 2013
Neraca perdagangan Indonesia kembali defisit.
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC (2013)
• Dibandingkan periode Maret 2013, kinerja neraca perdagangan Indonesia mengalami penurunan
pada April 2013. Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya nilai impor sebesar 9,6%.
•Dibandingkan dengan April 2012, neraca perdagangan Indonesia memburuk pada April 2013, hal
ini disebabkan oleh penurunan ekspor sebesar 9,1%, yang ditopang oleh penurunan ekspor migas
sebesar 32,9% dan ekspor non migas sebesar 2,4%.
•Secara keseluruhan kinerja neraca perdagangan pada periode Januari - April 2013 mengalami
penurunan dibandingkan periode Januari - April 2012. Penurunan neraca perdagangan masih
disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor pada periode yang sama tahun 2013.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
24. Gambar 14: Neraca Perdagangan Migas Indonesia, Januari 2008 – April 2013
Defisit neraca perdagangan migas masih terus berlangsung.
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC
Dibandingkan dengan periode Maret 2013, kinerja neraca perdagangan migas pada April 2013
terus mengalami penurunan.
Penurunan juga terjadi pada harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia yang menurun dari
USD 107,42 per barel pada Maret 2013 menjadi USD 104,19 per barel pada April 2013
Secara keseluruhan, terjadi peningkatan defisit neraca perdagangan migas dari USD 1,1 miliar pada
periode Januari-April 2012 menjadi USD 4,6 miliar pada periode Januari-April 2013. Peningkatan
defisit neraca perdagangan migas ini ditopang oleh meningkatnya impor migas sebesar 3,2% dan
menurunnya ekspor migas sebesar 22,2%.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
25. Gambar 15: Neraca Perdagangan Non-Migas Indonesia, Januari 2008 – April
2013
Kinerja neraca perdagangan non migas kembali memburuk
Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC (2013)
•Neraca perdagangan non migas tercatat defisit USD 0,41 miliar pada April 2013, memburuk
setelah sebelumnya surplus USD 1,1 miliar pada Maret 2013.
•Dibandingkan April tahun sebelumnya, maka defisit neraca perdagangan non migas meningkat
dari USD 0,2 miliar pada April 2012 menjadi USD 0,4 miliar pada April 2013.
•Secara keseluruhan, kinerja neraca perdagangan non migas pada April 2013 mengalami penurunan
dibandingkan kinerja neraca perdagangan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan surplus
tersebut didukung oleh penurunan ekspor non migas sebesar 3% dibandingkan nilai ekspor pada
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
Januari-April 2012.
26. Gambar 16: Transaksi Berjalan Indonesia, 2006:Q1 – 2013:Q1
Defisit transaksi berjalan kembali menurun
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2013)
• Defisit transaksi berjalan Indonesia tercatat USD 5,3 miliar pada kuartal I-2013, turun dibandingkan
defisit transaksi berjalan pada kuartal IV 2012 yaitu USD 7,6 miliar.
•Menurunnya defisit transaksi berjalan ini disebabkan oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan
barang dari USD 0,8 miliar pada kuartal IV 2012 menjadi USD 1,6 miliar pada kuartal I 2013.
• Jika dibandingkan dengan kuartal I 2012, maka kinerja transaksi berjalan dinilai memburuk pada
kuartal I 2013.
•Meningkatnya defisit transaksi berjalan pada kuartal I-2013 ditopang oleh penurunan surplus neraca
perdagangan barang sebesar 57% (YoY) dan meningkatnya defisit neraca perdagangan jasa sebesar
11,5% (YoY).
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
27. Gambar 17: Transaksi Modal dan Finansial, 2006:Q1 – 2013:Q1
Transaksi Modal dan Finansial yang semula surplus menurun drastis menjadi deficit
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2013)
• Transaksi modal dan finansial tercatat turun tajam menjadi defisit USD 1,4 miliar pada kuartal I
2013 setelah sebelumnya mengalami surplus USD 11,9 miliar pada kuartal IV 2012.
• Memburuknya kinerja neraca modal dan finansial disebabkan oleh menurunnya kinerja investasi
lainnya dari surplus USD 7,2 miliar pada kuartal IV 2012 menjadi defisit USD 7,7 miliar pada kuartal
I 2013, sebagai dampak dari kenaikan simpanan perbankan domestik di luar negeri.
• Dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, kinerja transaksi modal dan finansial
pada kuartal I 2013 juga memburuk. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya defisit investasi lainnya
dari defisit USD 2 miliar pada kuartal I 2012 menjadi defisit USD 7,7 miliar pada kuartal I 2013.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
28. Gambar 18: Neraca Pembayaran Indonesia, 2006:Q1 – 2013:Q1
Neraca pembayaran yang surplus mulai defisit lagi
Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2013)
• Kinerja neraca pembayaran Indonesia tercatat mengalami defisit USD 6,6 miliar pada kuartal I
2013 setelah sebelumnya surplus USD 3,2 pada kuartal IV 2012.
•Memburuknya kinerja neraca pembayaran pada kuartal I 2013 disebabkan oleh memburuknya
kinerja transaksi modal dan finansial.
•Dibandingkan dengan kuartal I 2012, kinerja neraca pembayaran pada kuartal I 2013 dinilai
memburuk. Memburuknya kinerja neraca pembayaran disebabkan oleh memburuknya kinerja
transaksi berjalan dari defisit USD 3,1 miliar pada kuartal I 2012 menjadi defisit USD 5,3 miliar
pada kuartal I 2013, serta memburuknya kinerja transaksi modal dan finansial dari surplus USD 2,1
miliar menjadi defisit USD 1,4 miliar pada kuartal I 2013.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
29. GAMA Leading Economic Indicator
GAMA Leading Economic Indicator
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
30. Gambar 19 : GAMA Leading Economic Indicator
GAMA LEI sebelumnya telah berhasil memprediksi perlambatan ekonomi Indonesia sebanyak 2 kali,
yaitu pada kuartal IV tahun 2012 dan kuartal I 2013 yang masing-masing year-on-year sebesar
6,11% dan 6,01%
Pada saat krisis ekonomi global 2008, sinyalemen dari titik balik LEI pada kuartal IV 2007 ini
mampu memprediksi adanya penurunan kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal I 2008.
Saat ini prediksi GAMA LEI masih menunjukkan sinyal perlambatan perekonomian Indonesia pada
kuartal II tahun 2013
Perlambatan perekonomian Indonesia di tahun 2013 secara umum dipengaruhi oleh ketidakpastian
ekonomi global dan harga BBM serta adanya pengaruh kebijakan pemerintah dalam menghadapi
tahun politik.
32. •
Perkiraan pertumbuhan PDB riil YoY secara
umum masih tidak menunjukan optimisme.
Untuk periode kuartal II dan III tahun 2013
pertumbuhan PDB riil diperkirakan sebesar
masing-masing 6,02% ± 0,2% dan 6,05% ±
0,2%. Perkiraan pertumbuhan PDB dengan
melihat
perkembangan
perekonomian
Indonesia terbaru pada tahun 2013 dan 2014
masing-masing diprediksi sebesar 6,13% ±
0,22% dan 6,19% ± 0,21%.
•
Inflasi untuk periode kuartal II dan III di tahun
2013 diperkirakan masing-masing sebesar
5,93% dan 6,12%. Sedangkan, inflasi tahun
2013 diprediksi mencapai 5,71% dan 5,66%
pada tahun 2014.
•
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika
untuk kuartal II 2013 diprediksi mencapai IDR
9.837 per USD, sedangkan pada kuartal III 2013
diprediksi berada pada kisaran IDR 9.834 per
USD. Sedangkan, nilai tukar Rupiah terhadap
dolar Amerika untuk tahun 2013 diperkirakan
berada dalam kisaran IDR 9.818 per USD dan
IDR 9.831 per USD pada tahun 2014.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
34. Economic Outlook
•
•
•
•
•
•
•
Ekonomi Indonesia pada kuartal II 2013 menghadapi banyak ujian baik yang berasal dari
dalam negeri ataupun luar negeri yang meningkatkan instabilitas ekonomi makro.
Aroma pertempuran politik menghangat dalam pengambilan kebijakan ekonomi sehingga
pemerintah maju mundur dalam memutuskan penurunan subsidi BBM sampai pertengahan
Juni 2013, menimbulkan banyak ketidak pastian dalam perekonomian, menyandera ekonomi
Indonesia.
Menghangatnya ekonomi politik domestik ditengah kondisi ekonomi global yang menghadapi
ketidak pastian tentang kelanjutan kebijakan moneter longgar dari bank sentral AS ataupun
Jepang, serta ketidak pastian ekonomi Eropa telah memberikan dampak yang negatip pada
ekonomi Indonesia.
Ditengah-tengah ketidak pastian ekonomi domestik dan global, GAMA Leading Economic
Indicator masih mempredik penurunan laju pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek ini.
Proyeksi indikator ekonomi utama hasil konsesus akademisi di Fakultas Ekonomika dan
Bisnis UGM selaras dengan GAMA LEI mempredik memburuknya ekonomi Indonesia,
dimana instabilitas ekonomi meningkat dan laju pertumbuhan ekonomi menurun.
Oleh karena itu pemerintah diharapkan segera mengambil keputusan terkait dengan harga
BBM bersubsidi, agar segera bisa menghentikan ketidak pastian yang telah menimbulkan
berbagai spekulasi yang membawa dampak negatip pada perekonomian.
Selain itu otoritas ekonomi serta semua otoritas yang terkait diharapkan lebih fokus dalam
menjaga stabilitas ekonomi makro dalam jangka pendek ini, jangan sampai suasana politik
yang mulai gaduh merembet ke ekonomi yang berpotensi menimbulkan instabilitas ekonomi
makro dan pemburukan ekonomi.
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM
36. Indonesian Economic Review and Outlook (IERO)
Indonesian Economic Review and Outlook (IERO)
MACROECONOMIC DASHBOARD
FAKULTAS EKONOMIKA dan BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Pertamina Tower Building 4th fl. Room 4.1
Jl. Humaniora No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Phone: +62 274 548 517 ext 373
Email: iero@macroeconomicdashboard.com
Website: www.macroeconomicdashboard.com
Macroeconomic Dashboard | FEB UGM