[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan NTB Halal Industrial Park melalui penyusunan roadmap terpadu. Roadmap ini bertujuan mengatasi permasalahan belum optimalnya program industrialisasi di NTB akibat belum adanya ekosistem industri terpadu. Roadmap ini mengusulkan pembangunan kawasan industri halal berbasis UMKM untuk menjamin ketersediaan rantai pasok industri secara berkelanjutan.
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
NTB HIP VISI
1. Coachee:
38. NURYANTI, SE., ME
Dinas Perindustrian
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Strategi Pengembangan
NTB Halal Industrial Park
Melalui Penyusunan
RoadMap Terpadu
3. 28,7%
•adalah jumlah populasi
muslim di dunia. Sedangkan
populasi muslim di Indonesia
berada di angka 87,2%
• Konsumi global untuk produk makanan dan
minuman halal pada tahun 2018 mencapai USD
1,369 triliun. Pada tahun 2024, diperkirakan
mencapai USD 1,972 triliun (Ekonomi Islam Global
2019/2020).
Amerika
Indonesia
Negara eksportir produk halal
Populasi muslim terbesar di dunia
A
I
Mengapa Produk Halal Itu Penting ?
Indonesia merupakan negara yang
membelanjakan produk makanan halal terbesar
di dunia dengan nilai Rp2.400 triliun lebih per
tahun.
Menangkap Peluang dan Potensi Industri Halal
• Berdasarkan laporan State of the Global Islamic
Economy (SGIE) 2020/21, 5 negara eksportir
produk halal terbesar adalah Amerika Serikat (AS),
India, Brasil, Prancis dan Rusia.
Kebutuhan Pasar Halal Sangat Besar
4. MENGAPA PENTING
Global
Konsumsi Produk Halal
US$ 1369 triliun di 2024
Nasional
>Rp 2400 triliun/tahun
Tahukah kita?
5 Negara eksportir produk halal terbesar adalah
Amerika Serikat, India, Brasil, Prancis, dan Rusia
Source: State of the Global Islamic Economy
(SGIE) 2020/2021
Peluang Bagi kita
4
6. 6
Potensi Bahan Baku melimpah
0.00
50,000.00
100,000.00
150,000.00
200,000.00
250,000.00
Perkembangan Data Produksi
Perikanan Tangkap Berdasarkan Jenis
Usaha dan Jenis Komoditas dan Usaha
Tahun 2019 s/d 2021
2019 2020 2021
Data Ketersediaan Produksi Daging Tahun 2021
a. Sapi b. Kerbau c. Kuda
d. Kambing e. Domba f. Babi
g. Ayam Ras h. Ayam Buras i. Itik
0
2,000,000
4,000,000
6,000,000
8,000,000
10,000,000
12,000,000
14,000,000
16,000,000
Sapi
Kerbau
Kuda
Kambing
Domba
Babi
Ayam
Ras
Petelur
Ayam
Ras
Pedaging
Ayam
Buras
Itik
Populasi Ternak di Provinsi NTB
Tahun 2019-2021
2019 2020 2021
Sumber: Distanbun NTB, Dislut NTB, Disnakeswan NTB 2021
7. 7
2018 2019 2020 2021
Unit IKM 72,113 76,148 81,990 88,059
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
Jumlah
Unit
IKM
PERTUMBUHAN UNIT IKM
INFORMAL
TAHUN 2018 S/D 2021
2018 2019 2020 2021
Jumlah Unit 13,150 13,777 14,310 14,924
12,000
12,500
13,000
13,500
14,000
14,500
15,000
15,500
IKM
FORMAL
PERTUMBUHAN IKM FORMAL
TAHUN
2018 S/D 2021
2018 2019 2020 2021
Data TK IKM 94,707 97,757 99,621 102,210
90,000
95,000
100,000
105,000
TENAGA
KERJA
IKM
PERTUMBUHAN DATA JUMLAH
TENAGA KERJA IKM TAHUN
2018 S/D 2021
2018 2019 2020 2021
Tenaga Kerja 166,125 175,845 221,511 239,218
-
100,000
200,000
300,000
Tenaga
Kerja
IKM
PERTUMBUHAN DATA TENAGA
KERJA IKM INFORMAL
TAHUN 2018 S/D 2021
Pertumbuhan jumlah IKM dan
Tenaga Kerja di NTB
Berdasarkan data diatas
dapat diketahui bahwa secara
garis besar pertumbuhan
jumlah IKM, jumlah tenaga
kerja, nilai investasi, nilai
produksi dan nilai bahan baku
IKM baik formal maupun non
formal mulai tahun 2018
hingga tahun 2021 tren per
tahunnya mengalami
peningkatan, namun belum
berimplikasi pada
peningkatan PDRB sektor
industri pengolahan.
8. Sumber: RPJMD Prov NTB, 2019; BPS Provinsi NTB, 2022
Tahun
Target
(Milyar)
Realisasi
(Milyar)
2019 4.449,30 4.458,9
2020 4.568,76 4.351,6
2021 4.514,59 4.442,9
2022 4.687,61 -
2023 4.867,52 -
Sumber: BPS Provinsi NTB, 2022
PDRB Provinsi NTB Tahun 2019-2021
Target dan Realisasi PDRB Sektor Industri Pengolahan
Salah satu permasalahan yang muncul dalam
pencapaian program industrialisasi adalah
lambatnya pertumbuhan industri pengolahan serta
belum banyaknya produk yang berasal dari NTB
yang memiliki daya saing di tingkat nasional
maupun internasional. Hal ini menyebabkan
rendahnya penerimaan PDRB sektor industri
pengolahan.
PERMASALAHAN
8
9. Belum optimalnya capaian program industrialisasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat
disebabkan karena beberapa hal, di antaranya:
1.Belum adanya ekosistem industri terpadu yang menjamin ketersediaan rantai
pasok industri.
2.Rendahnya minat investor untuk melakukan investasi karena kendala
ketersediaan lahan yang tidak pasti serta prosedur perizinan yang panjang.
3.Sebagian besar produk yang dihasilkan oleh pelaku industri yang ada di Provinsi
Nusa Tenggara Barat belum terstandarisasi baik secara kualitas, kuantitas, dan
kontinyuitas yang berimplikasi pada rendahnya daya saing produk.
4.Rendahnya kapasitas SDM sektor industri dalam inovasi diversifikasi produk serta
masih terbatasnya pemanfaatan teknologi.
1.
PERMASALAHAN
9
10. Belum optimalnya pertumbuhan industri pengolahan dan belum banyaknya
produk hasil industri yang memiliki daya saing di tingkat nasional dan
internasional
Belum adanya ekosistem industri yang valid,
terpadu, dan terintegrasi
Data pelaku industri yang belum
terpadu sehingga konektifitas dan kerja
sama kurang terjalin
Belum adanya
kawasan industri
yang terintegrasi
Belum adanya
peraturan terkait
kawasan industry
Belum adanya
lahan untuk
kawasan industri
Kurangnya
kontinyuitas rantai
pasok/ supply chain
Belum mudahnya
proses perijinan dan
sertifikasi
AKIBAT
SEBAB
MASALAH
ANALISIS POHON MASALAH
SOLUSI
10
12. TANTANGAN
Kondisi ekonomi Global yang belum menentu, seperti perang antara Rusia dan Ukraina
yang belum dapat diprediksi kapan berakhir. Sehingga mempengaruhi keputusan
investasi industri secara global dan mempengaruhi stabilitas kurs dalam negeri.
Pandemic Covid-19 yang belum dapat diprediksi kapan berakhir sehingga mengganggu
penerbangan keluar dan masuk NTB.
Iklim industri dan pariwisata yang perlu terus dipupuk di NTB sehingga menyebabkan
orang leluasa berinvestasi dan berwisata di NTB
Penganggaran pemerintah yang terbatas karena rendahnya pendapatan akibat
terjadinya pandemi Covid-19.
Pola pembangunan program terintegrasi antar OPD, OPD dengan DU-DI dan
Universitas yang belum terealisasi dengan baik.
14. Kondisi capaian program
industrialisasi di Provinsi Nusa Tenggara
Barat masih belum optimal disebabkan
oleh belum adanya ekosistem industri
terpadu yang menjamin ketersediaan
rantai pasok industri untuk jangka
panjang yang mengakibatkan
kontinyuitas produksi menjadi tidak
terjaga yang berimplikasi pada harga
produk yang tidak murah serta
ketersediaan produk yang tidak cepat
dan mudah.
Adapun sebab tidak adanya kawasan industri yang
terintegrasi karena (1) Hingga saat ini belum terdapat
peraturan terkait kawasan industri di Provinsi Nusa Tenggara
Barat yang berfungsi sebagai payung hukum bagi pemerintah
maupun pihak swasta yang bermaksud membangun kawasan
industri. (2) Belum adanya lahan yang dapat dipergunakan
sebagai tempat untuk membangun kawasan industri.
Belum adanya ekosistem industri terpadu
disebabkan karena belum adanya kawasan
industri yang terintegrasi. Yaitu pemusatan
kegiatan industri yang dilengkapi dengan
sarana dan prasarana penunjang serta
kemudahan aksesibilitas transportasi.
NTB HALAL INDUSTRIAL PARK
Tim Manajemen
Halal dan Call
Center
Klaster
Industri
Perguruan
Tinggi (R&D)
Lembaga
Keuangan
(bank)
Ritel dan
Food Court
Urban Farm
Pemerintah
Daerah
Logistik dan
Transportasi
Event
Organizer
(EO)
Home stay
14
15. KAWASAN EKONOMI
NTB tengah menggalakan industrialisasi
Khususnya dalam visi dan misi pemerintahan
NTB yang tertuang dalam RPJMD. Beberapa
upaya pengembangan produk industri
diciptakan dengan membangun kawasan
ekonomi.
Kawasan ekonomi yang sudah berjalan :
• KEK Mandalika
Kawasan Ekonomi yang tengah disiapkan :
• Kawasan Samota
• Kawasan Industri Smelter
• Kawasan Shrimp estate di Sumbawa
• Kawasan food estate di Sumbawa
• Kawasan La Sakosa (Lambu sape,
Komodo Sangian)
• Global Hub Lombok Utara.
15
16. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Barat Nomor 13 Tahun 2021 tentang Rencana
Pembangunan Industri Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2021–2041 sesuai dengan Pasal
(6) dan (7) yang mengamanatkan bahwa arah
pengembangan Industri di Provinsi Nusa
Tenggara Barat adalah dibentuknya kawasan
peruntukan industri, sentra industri kecil dan
industri menengah, kawasan industri halal dan
kawasan industri lainnya.
NTB HALAL INDUSTRIAL PARK
Industri
Pengolahan
Bahan Baku
Dalam
Kawasan
(Urban
Farming)
Perguruan
Tinggi (R&D)
Lembaga
Keuangan Bank
Ritel dan
Food Court
Rumah
Kemasan
Bahan Baku
Luar Kawasan
Logistik dan
Transportasi
Pasar
Luar Kawasan
Gambar. Alur Produksi dalam Kawasan
Perikanan Pertanian Perkebunan Peternakan
16
17. INTEGRASI INSTITUSI NTB HIP
Penghasil
Bahan
Baku
Pariwisata
1. Manajemen (pengelola)
atau Organisasi inti.
2. Universitas sebagai
pusat Research and
Development (R&D)
atau rekayasa
pertanian.
3. Klaster industri berupa
Kelompok industri kecil,
kelompok industri
kerajinan dan ekonomi
kreatif.
4. Klaster bisnis Sport
Business dan juga
kebugaran.
5. Bisnis logistik atau
transportasi.
6. Jasa perdagangan.
7. Lembaga keuangan atau
Perbankan.
8. Event organizer.
9. Rumah kemasan bersifat
opsional bila dalam
kawasan terdapat UMKM
yang juga memproduksi
barang.
10.Pemerintah daerah menjadi
tempat penyusunan
regulasi kawasan,
pengurusan perijinan,
pemberian insentif dan
lain-lain.
11.Kawasan budidaya
pertanian, peternakan dan
lain-lain.
21. Halal Industrial Park
(NTB HIP)
Apa yang harus tersedia?
Infratruktur Dasar
Perizinan Berusaha Kawasan Industri
Surat Keterangan Kawasan Industri Halal
Infrastruktur Utama Dan Pendukung
Peta Kawasan NTB HIP
21
22. KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN – 2022
MODEL KAWASAN INDUSTRI HALAL
Memiliki Perizinan Berusaha Kawasan
Industri dengan persyaratan:
NIB + Izin
Minimal lahan 50 Hektar
Berada di KPI
Memiliki masterplan
Memiliki Tata tertib KI dan
struktur organisasi
Membangun gedung pengelola
dan sebagian infrastruktur dasar
Infrastruktur Dasar
Jaringan jalan
Jaringan listrik
WWTP
WTP
Saluran Drainase
KAWASAN INDUSTRI
KAWASAN INDUSTRI HALAL
Memiliki Surat Keterangan Kawasan Industri
Halal
Perizinan Berusaha Kawasan Industri
Memiliki masterplan KI Halal
Lahan dapat berupa seluruh kaveling
industri atau Sebagian kaveling industri
untuk area atau zona halal
Menyiapkan:
Tim Manajemen
Halal
Sistem Manajemen
Halal
Kantor pengelola
Laboratorium halal
Lembaga pemeriksa
halal (LPH)
Instalasi
pengolahan air baku
khusus industri halal
Pembatas
Kawasan Industri halal
adalah tempat pemusatan kegiatan
industri yang memiliki perizinan
berusaha kawasan industri dan
dilengkapi dengan sistem dan fasilitas
untuk mengembangkan industri yang
menghasilkan produk halal
22
22
24. 24
Rencana dan Realisasi
Kegiatan Jangka Pendek.
Pelaksanaan proyek perubahan Pengembangan
NTB Halal Industrial Park Melalui Penyusunan
Roadmap Terpadu dilakukan dalam beberapa
tahapan yang terbagi dalam milestone yang
telah disusun.
25. 25
Capaian Proyek Perubahan
Surat Keputusan Gubernur tentang
Pembentukan Tim Pembahas PERGUB
NTB HIP
Surat Keputusan Gubernur tentang
Pembentukan TIM dan Sekretariat Tim Efektif
Proyek Perubahan tentang NTB HIP
Peraturan Gubernur No. 61 tahun 2022 tentang
Roadmap NTB HIP tahun 2022-2025
26. 26
Capaian Terlampaui
Peta arahan indikatif ntb seluas 480 ha.
Masing-masing akan di bangun NTB HIP di
5 titik (Loteng, Lobar, Sumbawa, Dompu
dan Bima) seluas 5 Ha.
27. 27
Surat Permohonan izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan Produksi untuk
Pembangunan Kawasan Industri
Surat ke Kepala Dinas LHK NTB
Surat ke Kepala BAPPEDA NTB
Surat balasan DLHK untuk Disperin
NTB
30. 30
Respon dan Dukungan Tokoh untuk
pembangunan NTB Halal Industrial Park
"Industrialisasi adalah upaya kita untuk menyelamatkan petani, peternak,
nelayan sehingga ikan yang sederhana bisa menjadi ikan asin, makanan yang
lainnya bisa diolah," kata Zulkieflimansyah, usai menandatangani Peraturan
Gubernur (Pergub) terkait Roadmap NTB Halal Industrial Park di Kantor Dinas
Perindustrian NTB, Sabtu (21/5/2022.
38. 38
30 Surat Pernyataan dukungan dari tokoh masyarakat,
DU-DI, Aktivis Mahasiswa dan pemuda, Stakeholder, dll.
Example:
39. 39
Surat Permohonan Kadis Perindustrian dan Pengantar dari gubernur
NTB untuk NTB HIP sebagai Program Strategis Nasional melalui
keputusan Presiden
40. 40
Dukungan DPR RI dan Surat permohonan ke Presiden Republik
Indonesia dan Kementerian LHK dari Gubernur NTB untuk NTB HIP
Respon positif dan Dukungan dari Anggota DPR RI
untuk NTB Halal Industrial Park
Surat permohonan ke Presiden Republik Indonesia dan
Kementerian LHK dari Gubernur NTB untuk NTB HIP
41. 41
NO PROSES KEGIATAN
STAKEHOLDER / LEADING
SECTOR
DOKUMEN KELENGKAPAN KETERANGAN
TAHUN
2022
TAHUN
2023
TAHUN
2024
TAHUN
2025
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A TAHAP PERSIAPAN
1
Pembentukan Tim
Pembangunan
Kawasan Industri
Halal
Disperin, Akademisi, Biro
Hukum
SK Tim Pembangunan
Kawasan Industri Halal
Tim Sekretariat Utama dan Tim Pembangunan
Kawasan yang terdiri atas : Pemerintah,
Akademisi dan Dunia Usaha/ Dunia Industri
√
2 Pemilihan Lokasi
Berdasarkan pada Permenprin No 40 Tahun
2016
√
3
Penyusunan
Dokumen
Berdasarkan pada Permenprin No 40 Tahun
2016
√
4 Pengurusan Perizinan
Berdasarkan pada Permenprin No 40 Tahun
2016
√
5 Pembebasan Lahan
Pemprov, Pemkab, DLHK,
Disperin
Dokumen Pembebasan
Lahan
Rincian Kegiatan : Sosialisasi, Pengukuran Luas
Lahan, Pemetaan Lahan, Kesepakatan Harga
Jual, Pembayaran Harga Lahan
√
6 Penyusunan DED PUPR, Disperin Dokumen DED
Memuat Gambar Teknis, Dokumen Volume
Pekerjaan & Estimasi RAB, Rencana Kerja dan
Syarat (RKS)
√
Tahapan Persiapan, Pembangunan dan Pengelolaan
NTB Halal Industrial Park
42. 42
NO PROSES KEGIATAN STAKEHOLDER / LEADING SECTOR DOKUMEN KELENGKAPAN KETERANGAN TAHUN 2022 TAHUN 2023 TAHUN 2024 TAHUN 2025
1 2 3 4 5 6 7 8 9
B TAHAP PEMBANGUNAN
1
Pembentukan
Kelembangaan
Kawasan Industri
Halal
Disperin, Akademisi, Biro
Hukum
SK Tim Pembangunan
Kawasan Industri Halal
Pembentukan Pengelola NTB HIP √
2
Rumusan Integrasi
Logistik Halal
Disperin, MUI
Dokumen kelengkapan
Sertfifikasi Halal Produk
Sosialisasi, Penyuluhan dan Penyatuan
Pandangan serta persepsi terkait Integrasi
Vertikal Ekosistem Ekonomi Halal dengan
Pelaku Usaha . Pelaku Industri
√
3
Koordinasi penguatan
IKM sekitar Kawasan
Industri Halal sesuai
potensi daerah
Disperin, Disdag dan
Diskoperasi UMKM
Bimbingan teknis dan
pendampingan serta FGD
Penguatan IKM
Pembiayaan, Penyuluhan dan Supply √
4
Pengusulan Kriteria
dan Skema Intensif
bagi Halal Player dan
Kawasan Industri
Halal
Disperin, MUI
Dokumen Roadmap
Kawasan Industri Halal (NTB
Park)
Pembangunan Skema Ekosistem Ekonomi Halal
terpadu bagi pelaku usaha dalam kawasan
√
5
Pengajuan
Penerbitan Peraturan
Menteri
Perindustrian terkait
Kawasan Industri
Disperin
Dokumen kelengkapan
pengajuan Izin Usaha
Kawasan Industri
Berdasarkan Permenprin No 45 Tahun 2019 :
Penetapan Kawasan menjadi Kawasan Industri
Terpadu
√
6
Permohonan
Penerbitan Surat
Keterangan Halal
Disperin, MUI
Dokumen kelengkapan
Sertfifikasi Halal Produk
Berdasarkan Permenprin 17 Tahun 2020
Penetapan Kawasan menjadi Kawasan Halal (
NTB HIP) setelah penetapan kawasan Industri
√
7
Pembangunan Fisik
Kawasan Industri
Halal NTB
Disperin
Perda RPIP, Pergub
Roadmap NTB HIP
Pembangunan Infrastuktur Dasar dan
Infrastuktur Penunjang
√
43. 43
NO PROSES KEGIATAN STAKEHOLDER / LEADING SECTOR DOKUMEN KELENGKAPAN KETERANGAN TAHUN 2022 TAHUN 2023 TAHUN 2024 TAHUN 2025
1 2 3 4 5 6 7 8 9
C TAHAP PENGELOLAAN
1
Prosedur Pengelolaan
Kawasan Industri
sebagai Aset Milik
Daerah
BPKAD
Dokumen Pengelolaan
Aset Daerah
Berdasarkan PP No 28 Tahun 2020 : Melalui
Surat Keputusan Pengguna Aset Daerah yang
dikeluarkan oleh Gubernur/ Bupati/ Walikota
terkait kerja sama pemanfaatan dan kerjasama
penyediaan infrastuktur melalui tender atau
penunjukkan langsung
√
2
Kelembangaan
Kawasan Industri
Disperin
Dokumen Pengelolaan
Kawasan
Meliputi : Pengembangan SDM, Riset
Pengembangan Infrastuktur, Pengelolaan
Lingkungan, Pengelolaan Transportasi,
Pengelolaan Air dan Pengelolaan Energi
√
3
Sistem Manajemen
Halal dan Manajemen
Mutu
Disperin, MUI
Dokumen SOP
Manajemen Halal dan
Manajemen Mutu Produk
Penerbitan Peraturan Menteri Perindustrian
tentang Penetapan KIH NTB
√
4
Pelaksanaan Tata
Tertib Kawasan
Industri
Disperin Dokumen Tata Tertib KIH
Pelaksanaan mekanisme manajemen
operasional kawasan
√
5 Pelayanan DPMPTSP Dokumen SOP Pelayanan
Standar Operasional Pelayanan Internal Kawasan
dan Eksternal kepada masyarakat
√
6 Pemasaran DISDAG Dokumen SOP Pemasaran Proses Pemasaran dan Alur Distribusi Produk √
7 Pengembangan Usaha √
8
Pengelolaan
Lingkungan
DLHK
Dokumen Panduan
Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan dan Kepedulian akan Lingkungan
Pasca Pembangunan
√
9
Kepedulian Sosial dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Disperin, Dinsos
Dokumen Kerjasama dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Hubungan Masyarakat dan Corporate Social
Responsibility (CSR)
√
10
Penyusunan dan
Pelaporan Kawasan Disperin
Dokumen Evaluasi dan
Analisis Dampak Kawasan Industri Halal NTB
terhadap perekonomian daerah dan √
45. SARAN
Nusa Tenggara Barat yang memiliki dua pulau besar, Lombok
dan Sumbawa cukup layak dikembangkan menjadi KIH yang
akan menjadi Nusa Tenggara Barat Halal Industrial Park (NTB
HIP), dengan beberapa pertimbangan. 1). Potensi bahan baku,
khususnya di sektor maritim, pertanian, perkebunan dan
peternakan cukup memadai. 2). Saat ini NTB tengah menjadi
sorotan dunia terkait destinasi pariwisata super prioritas,
terutama setelah terselenggaranya Moto-GP dan WSBK. Dengan
demikian, akan mempermudah mem-branding NTB HIP. 3).
Kunjungan wisata NTB yang relatif tinggi, mencapai rata-rata 1
juta pengunjung setiap tahun menjadi pasar potensial bagi NTB
HIP.
Mengingat potensi tersebut, NTB HIP diajukan tidak saja
menghasilkan produk manufaktur halal, namun juga terintegrasi
dengan jasa pariwisata. Dengan demikian, NTB HIP akan
menjadi satu-satunya atau yang pertama di Indonesia terkait
pengembangan kawasan industri manufaktur diintegrasikan
dengan event pariwisata dalam satu kawasan.
1. Terus melaksanakan dan mengembangkan
strategi marketing yang tepat untuk meyakinkan
stakeholder, khususnya terhadap stakeholder
yang masih resisten terhadap gagasan Proyek
Perubahan.
2. Menjalankan rencana jangka menengah dan
jangka panjang sesuai dengan rencana awal.
3. Potensi kendala yang akan dihadapi dalam
melaksanakan kegiatan di jangka menengah dan
jangka panjang, diantaranya kesulitan
menemukan waktu para stakeholder utama untuk
membahas hal-hal yang penting.
4. Upaya antisipasi yang akan dilakukan dalam
melaksanakan kegiatan di jangka menengah dan
jangka panjang,
KESIMPULAN