Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
EKONOMI-PANDEMI
1. PROGRAM PRIORITAS BIDANG EKONOMI, SOSIAL, DAN
BUDAYA DI MASA PENDEMI COVID-19
Jakarta, 19 April 2021
1
Wariki Sutikno
Direktur Politik dan Komunikasi
2. 2
Outline
KERANGKA PAPARAN
1
• Perkiraan Ekonomi Dunia
2
• Perkembangan Ekonomi Indonesia
3
• RPJMN 2020-2024 & RKP 2021: Program Prioritas
Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya
4
• Kebudayaan dalam Pembangunan
4. SITUASI COVID-19 DUNIA BELUM MENUNJUKKAN SINYAL PERBAIKAN YANG
SIGNIFIKAN
0
100,000
200,000
300,000
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
May-20
Jun-20
Jul-20
Aug-20
Sep-20
Sep-20
Oct-20
Nov-20
Dec-20
Jan-21
Feb-21
Penambahan Kasus Harian
Amerika Serikat
0
50
100
150
200
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
Jun-20
Jul-20
Aug-20
Sep-20
Oct-20
Nov-20
Dec-20
Jan-21
Feb-21
Penambahan Kasus Harian
Hong Kong
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
May-20
Jun-20
Jul-20
Aug-20
Sep-20
Sep-20
Oct-20
Nov-20
Dec-20
Jan-21
Feb-21
Penambahan Kasus Harian
Korea Selatan
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
May-20
Jun-20
Jul-20
Aug-20
Sep-20
Oct-20
Oct-20
Nov-20
Dec-20
Jan-21
Feb-21
Penambahan Kasus Harian
Jepang
Sumber: Our World in Data
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
Jun-20
Jul-20
Aug-20
Sep-20
Oct-20
Nov-20
Dec-20
Jan-21
Feb-21
Penambahan Kasus Harian
Eropa
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
May-20
Jun-20
Jul-20
Aug-20
Sep-20
Oct-20
Oct-20
Nov-20
Dec-20
Jan-21
Feb-21
Penambahan Kasus Harian
Malaysia
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
800,000
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
Jun-20
Jul-20
Aug-20
Sep-20
Oct-20
Nov-20
Dec-20
Jan-21
Feb-21
Penambahan Kasus Harian
Dunia
0
50,000
100,000
150,000
Jan-20
Feb-20
Mar-20
Apr-20
May-20
Jun-20
Jul-20
Aug-20
Sep-20
Oct-20
Nov-20
Dec-20
Jan-21
Feb-21
Penambahan Kasus Harian
Eropa
Spanyol Jerman
Perancis Italia
Inggris
Penambahan kasus COVID-19 dunia tengah memasuki gelombang baru di beberapa negara.
4
5. AKTIVITAS PEREKONOMIAN DUNIA KEMBALI MELAMBAT DI AWAL 2021
5
300
800
1,300
1,800
2,300
2,800
Jan-16
Apr-16
Jul-16
Oct-16
Jan-17
Apr-17
Jul-17
Oct-17
Jan-18
Apr-18
Jul-18
Oct-18
Jan-19
Apr-19
Jul-19
Oct-19
Jan-20
Apr-20
Jul-20
Oct-20
Jan-21
Baltic Dry Index PMI Global Services Manufacturing
-40
-20
0
20
40
60
80
Minyak Mentah (USD/bbl)
WTI Brent
10.0
30.0
50.0
70.0
90.0
Jan-20 Mar-20 May-20 Jul-20 Sep-20 Nov-20 Jan-21
CBOE Volatily Index
Sumber: Bloomberg, CEIC
Aktivitas perdagangan mengalami perlambatan di awal tahun. Aktivitas sektor manufaktur dan jasa di zona ekspansi, namun masih terbatas.
Harga komoditas masih meningkat seiring pulihnya permintaan. Volatilitas keuangan dunia cenderung rendah dan mereda.
6. PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA AKAN REBOUND, NAMUN DENGAN
KETIDAKPASTIAN YANG TINGGI
6
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Skenario Pertumbuhan Ekonomi Dunia
(Persen Poin - Deviasi dari Baseline)
Skenario Upside Skenario Downside
-6.0
-4.0
-2.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Pertumbuhan Ekonomi Dunia
(Persen)
Dunia
Negara Maju
Negara Berkembang
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan meningkat didorong oleh distribusi vaksin dan stimulus yang besar.
Namun masih sangat bergantung pada keberhasilan penanganan pandemi COVID-19.
Sumber: WEO IMF Januari 2021
7. DIPERKIRAKAN PEMULIHAN EKONOMI GLOBAL AKAN MENGALAMI
AKSELERASI SEJAK TRIWULAN II - 2021
-25.0
-20.0
-15.0
-10.0
-5.0
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
2019Q1 2019Q2 2019Q3 2019Q4 2020Q1 2020Q2 2020Q3 2020Q4 2021Q1 2021Q2 2021Q3 2021Q4
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju
(Persen, YoY)
France Germany Japan United Kingdom United States
Sumber: Oxford Economics
Negara maju diperkirakan masih mengalami
kontraksi seiring dengan masih tingginya
kasus dan lockdown yang dilakukan di
beberapa negara
Negara maju diperkirakan tumbuh
positif sejak triwulan II didorong
oleh base effect, relaksasi
lockdown, distribusi vaksin, dan
alokasi stimulus
7
Negara maju diperkirakan masih mengalami kontraksi pada triwulan I-2021 kemudian
akan tumbuh positif di triwulan II-2021.
9. DIBANDINGKAN DENGAN NEGARA LAIN, KONTRAKSI PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA TAHUN 2020 RELATIF LEBIH KECIL
9
-9.1
-8.4
-6.6
-5.9
-4.6
-3.9
-3.0
-2.6
-2.5
-2.2
-1.3
4.5
4.9
6.5
Spanyol
Filipina
Italia
Portugal
Meksiko
Jerman
Hong Kong
Swedia
AS
Indonesia
Korea Selatan
Vietnam
Taiwan
China
Pertumbuhan Q4-2020
(persen, YoY)
-9.5
-8.3
-6.1
-3.5
-2.1
-1.0
2.3
2.9
3.0
Filipina
Meksiko
Hong Kong
AS
Indonesia
Korea Selatan
China
Vietnam
Taiwan
Pertumbuhan 2020
(persen, YoY)
Ekonomi China, Taiwan dan Vietnam mampu tumbuh positif. Namun, pertumbuhan ekonomi negara lain terkoreksi cukup dalam.
Sumber: CEIC, Bloomberg
10. PERTUMBUHAN EKONOMI 2020: SEMUA KOMPONEN
TERKONTRAKSI, KECUALI KONSUMSI PEMERINTAH
10
2019 2020
Q1 Q2 Q3 Q4 FY Q1 Q2 Q3 Q4 FY
Konsumsi Rumah
Tangga
5,0 5,2 5,0 5,0 5,0 2,8 -5,5 -4,0 -3,6 -2,6
Konsumsi LNPRT 17,0 15,3 7,4 3,5 10,6 -5,0 -7,8 -2,0 -2,1 -4,3
Konsumsi
Pemerintah
5,3 8,2 1,0 0,5 3,3 3,8 -6,9 9,8 1,8 1,9
Investasi/PMTB 5,0 4,6 4,2 4,1 4,5 1,7 -8,6 -6,5 -6,2 -4,9
Ekspor -1,5 -1,8 0,1 -0,4 -0,9 0,4 -12,0 -11,7 -7,2 -7,7
Impor -6,5 -6,7 -8,3 -7,9 -7,4 -3,6 -18,3 -23,0 -13,5 -14,7
PDB 5,1 5,1 5,0 5,0 5,0 3,0 -5,3 -3,5 -2,2 -2,1
PDB Berdasarkan Pengeluaran
(persen, YoY)
Terjadi kontraksi pada semua komponen
PDB dari sisi pengeluaran, kecuali konsumsi
pemerintah:
• Konsumsi masyarakat masih tertekan
karena banyak yang berhenti bekerja dan
terjadi penurunan pendapatan.
Penyaluran bansos menahan laju
penurunan konsumsi RT.
• Konsumsi pemerintah mampu tumbuh
positif didorong oleh realisasi belanja
bantuan sosial, belanja barang, dan
belanja lainnya seiring dengan akselerasi
program PEN.
• Investasi masih terkontraksi tajam, relatif
tidak mengalami perubahan
dibandingkan triwulan lalu.
• Net ekspor berkontribusi positif terhadap
pertumbuhan ekonomi seiring dengan
penurunan impor yang jauh lebih besar
dari ekspor.
• Ekspor masih terkontraksi didorong oleh
kontraksi tajam pada ekspor jasa akibat
anjloknya wisatawan mancanegara ke
Indonesia.
Sumber: BPS
11. DAYA BELI MASYARAKAT MASIH RENDAH
11
0
2
4
6
8
10
12
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Tingkat Pengangguran Indonesia
Pengangguran (Juta) TPT (%)
Sebagian masyarakat masih menganggur dan mengalami penurunan pendapatan.
Selain itu, tingkat keyakinan konsumen, terutama kelas menengah masih pada tingkat pesimis.
84.9
63.0
106.7
30
50
70
90
110
130
150
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
2018 2019 2020 2021
Indeks Keyakinan Konsumen
> 100 = Optimis
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK)
Sumber: BPS Sumber: Bank Indonesia
12. DUNIA USAHA DIPERKIRAKAN BELUM MAMPU KEMBALI PADA
KONDISI NORMAL
12
86
82
64
27
24
22
16
9
75
74
43
22
18
17
12
3
Penurunan penjualan YoY
Penurunan besar penjualan (>20%)
Penurunan biaya tenaga kerja
Kesulitan membayar pinjaman/kredit
Kesulitan membayar upah
Kesulitan membayar utilitas
Kesulitan membayar biaya sewa
Bangkrut
Permasalahan yang Dihadapi Perusahaan akibat
Pandemi Covid – 19
(Persen)
Oct-20
Jun-20
10,6%
Perusahaan tutup
permanen atau
sementara pada
Oktober 2020
Sumber: Business Pulse Survey (World Bank)
Sebagian dunia usaha tutup permanen atau bangkrut.
Sementara, perusahaan yang bertahan mengalami tekanan dari sisi neraca keuangan.
13. TANTANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO TAHUN 2021
13
Pengendalian Pandemi COVID-19
Jumlah kasus masih terus meningkat, sementara
vaksinasi diperkirakan baru selesai awal tahun 2022
Pemulihan Aktivitas Ekonomi Global
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan
meningkat didorong oleh distribusi vaksin dan
stimulus yang besar. Namun, masih sangat
bergantung pada keberhasilan penanganan pandemi
COVID-19
Perubahan Harga Komoditas Global
Peningkatan harga komoditas ekspor utama
Indonesia (batu bara dan CPO) akan relatif terbatas.
Permintaan akan kedua komoditas berpotensi
menurun seiring dengan semangat Green Recovery
paska COVID-19.
Pemulihan Dunia Usaha
Sebagian dunia usaha tutup permanen atau bangkrut,
menyebabkan luka permanen bagi perekonomian.
Perusahaan yang bertahan mengalami tekanan dari sisi
neraca keuangan.
Pemulihan Konsumsi Domestik
Sebagian masyarakat masih menganggur dan
mengalami penurunan pendapatan. Tingkat keyakinan
konsumen, terutama kelas menengah masih pada
tingkat pesimis.
Ruang Terbatas Stimulus Fiskal dan Moneter
Dari sisi kebijakan fiskal, lebarnya defisit akan berdampak
pada keberlanjutan utang, sementara pada tahun 2023
defisit dituntut untuk kembali pada 3 persen PDB. Dari sisi
kebijakan moneter, melimpahnya likuditas dan permintaan
agregat yang meningkat akan membatasi ruang bagi
kebijakan moneter yang akomodatif.
14. INVESTASI DAN EKSPOR AKAN MENJADI KUNCI PEMULIHAN
Konsumsi RT &
LNPRT
Konsumsi Pemerintah
Investasi
Impor
Ekspor
SISI PENGELUARAN
5,8 – 6,3
0,8 – 2,8
6,5 – 7,2
6,5 – 7,1
7,8 – 8,9
Investasi akan menciptakan
lapangan pekerjaan yang lebih
besar bagi pengangguran pasca
pandemi.
PDB: 5,4 – 6,0
Mengapa Harus Investasi dan Ekspor?
Ekspor akan mengurangi
tekanan defisit transaksi
berjalan seiring dengan
akselerasi pertumbuhan
ekonomi domestik.
• Investasi dan ekspor akan meningkatkan kapasitas produktif
perekonomian yang sempat turun karena dampak krisis COVID-19.
Peningkatan kapasitas produktif terjadi melalui peningkatan stok
kapital dan produktivitas.
14
15. RPJMN 2020 – 2024 & RKP 2021:
PROGRAM PRIORITAS BIDANG
EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA
16. DASAR-DASAR KEBIJAKAN RPJMN
16
Pembangunan SDM
1
2 Pembangunan Infrastruktur
3 Penyederhanaan Regulasi
4 Penyederhanaan Birokrasi
5 TransformasiEkonomi
Percepatan pembangunan dengan menekankan
terbangunnya struktur perekonomian yang
kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di
berbagai wilayah yang didukung oleh SDM
berkualitas dan berdaya saing
RPJMN IV (2020-2024):
“Mimpi kita di tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia
mencapai 7 triliun dollar AS dan Indonesia sudah masuk 5 besar
ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen”
Pidato Presiden 20 Oktober 2019
17. INDONESIA MENUJU NEGARA MAJU
17
2020 2025 2030 2035 2040 2045
2015
3.377
6.305
8.804
16.877
23.199
12.233
4.546
2036
Keluar dari
Middle Income Trap (MIT)
PDB per kapita
(USD)
5,2% 6,0% 6,2% 5,9% 5,6% 5,4% Rata-rata Pertumbuhan
2020
Menjadi negara
Upper-middle Income
RPJMN
2020-2024 merupakan titik
tolak untuk mencapai
sasaran pada visi 2045
TRANSFORMASI EKONOMI harus dimulai pada tahun 2020-2024
untuk memberikan landasan kokoh menuju Indonesia Maju
Mendorong Industri Pengolahan
2018 2024
1
Meningkatkan kontribusi industri
pengolahan
19,9% 21,0%
2
Meningkatkan kontribusi industri
pengolahan nonmigas
17,6% 18,9%
3
Meningkatkan kontribusi tenaga
kerja di sektor industri
14,9% 15,7%
Mendorong Sektor
Pariwisata
2018 2024
Devisa Pariwisata
(Dlm Miliar USD)
19,3 30,0
Mendorong Ekonomi
Kreatif
2018 2024
Nilai tambah ekonomi kreatif (Dlm
Triliun Rupiah)
1.105 1846
Nilai transaksi e-commerce (Dlm
Triliun Rupiah)
170 600
Negara maju dan
PDB terbesar
Ke-5
(USD 7,4 triliun)
Tahun 2045:
Rata-rata pertumbuhan 2015-2045:
PDB Riil
5,7%
PDB Riil per Kapita
5,0%
PDB Riil
25%
Peranan KTI
menjadi
PDB Riil / Kapita
Negara Maju dan
PDB terbesar
18. 18
Visi-Misi dan arahan presiden yang terdiri dari Pembangunan SDM, Pembangunan Infrastruktur, Penyederhanaan Regulasi,
Penyederhanaan Birokrasi, dan Transformasi Ekonomi diterjemahkan ke dalam 7 Agenda Pembangunan RPJMN 2020-2024
VISI-MISI PRESIDEN ARAHAN PRESIDEN 7 AGENDA PEMBANGUNAN
1 Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
2
Struktur Ekonomi yang Produktif,
Mandiri, dan Berdaya Saing
3
Pembangunan yang Merata dan
Berkeadilan
4
Mencapai Lingkungan Hidup yang
Berkelanjutan
5
Kemajuan Budaya yang Mencerminkan
Kepribadian Bangsa
6
Penegakan Sistem Hukum yang Bebas
Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya
7
Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan
Memberikan Rasa Aman pada Seluruh
Warga
8
Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih,
Efektif, dan Terpercaya
9
Sinergi Pemerintah Daerah dalam
Kerangka Negara Kesatuan
1 Pembangunan
SDM
2 Pembangunan
Infrastruktur
3 Penyederhanaan
Regulasi
5 Transformasi
Ekonomi
4 Penyederhanaan
Birokrasi
Ketahanan Ekonomi untuk
Pertumbuhan Berkualitas dan
Berkeadilan
1
Pengembangan Wilayah untuk
Mengurangi Kesenjangan
2
SDM Berkualitas dan Berdaya
Saing
3
Revolusi Mental dan Pembangunan
Kebudayaan
4
Infrastruktur untuk Ekonomi dan
Pelayanan Dasar
5
Lingkungan Hidup, Ketahanan
Bencana, dan Perubahan Iklim
6
Stabilitas Polhukhankam dan
Transformasi Pelayanan Publik
7
18
19. PENEKANAN PROGRAM PRIORITAS BIDANG EKONOMI (PN 1)
TAHUN 2021
19
, Perikanan
a. Pemulihan usaha koperasi dan UMKM
b. Pemulihan industri pengolahan dan perdagangan
c. Pemulihan bidang pariwisata dan ekonomi kreatif
d. Revitalisasi sistem pangan
e. Pembukaan lapangan pekerjaan yang bersifat padat karya di sektor energi, mineral, dan pertambangan
f. Penguatan perhutanan sosial
20. SASARAN, INDIKATOR, DAN TARGET PN 1 (RANC AWAL RKP 2022)
20
No. Sasaran/Indikator
2019
(baseline)
2020
(realisasi)
Target
2021 2022 2024
1.
Meningkatnya daya dukung dan kualitas sumber daya ekonomi sebagai modalitas bagi
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
1.1 Porsi EBT dalam Bauran
Energi Nasional (%)
9,15 11,2 14,5 15,7 ~23,0
1.2 Skor Pola Pangan Harapan
(nilai)
86,4 86,3 91,6 92,8 95,2
1.3 Penjaminan akurasi
pendataan stok
sumberdaya ikan dan
pemanfaatan (jumlah
Wilayah Pengelolaan
Perikanan (WPP))
11 11 11 11 11
2.
Meningkatnya nilai tambah, lapangan kerja, investasi, ekspor, dan daya saing
perekonomian
2.1 Rasio kewirausahaan
nasional (%)
3,27 2,93 3,65 3,75 3,95
2.2 Pertumbuhan PDB
Pertanian (%)
3,5 1,75 3,6 3,9-4,0 4,0-4,1
2.3 Pertumbuhan PDB
Perikanan*)
5,81 0,73a) 8,11 8,31 8,7
2.4 Pertumbuhan PDB industri
pengolahan (9.2.1(a)) (%)
3,8 (2,9) 5,2b) 5,6-6,3b) 8,1
2.5 Kontribusi PDB industri
pengolahan (9.2.1**) (%)
19,7 19,9 19,9b) 20,0b) 21,0
2.6 Nilai devisa pariwisata
(8.9.1(c)**) (US$ Miliar)
18,45 3,46 4,8-8,5 10,6-11,3 21,5-22,9
2.7 Kontribusi PDB pariwisata
(8.9.1**) (%)
4,7 4,0 4,2 4,3 4,5
2.8 Penyediaan lapangan kerja
per tahun (juta orang)
2,47 (0,31)
(0,14)-
0,35
2,3-2,8 2,7-3,0
1.2 Skor Pola Pangan Harapan
(nilai)
86,4 86,3 91,6 92,8 95,2
1.3 Penjaminan akurasi
pendataan stok
sumberdaya ikan dan
pemanfaatan (jumlah
Wilayah Pengelolaan
Perikanan (WPP))
11 11 11 11 11
2.
Meningkatnya nilai tambah, lapangan kerja, investasi, ekspor, dan daya saing
perekonomian
2.1 Rasio kewirausahaan
nasional (%)
3,27 2,93 3,65 3,75 3,95
2.2 Pertumbuhan PDB
Pertanian (%)
3,5 1,75 3,6 3,9-4,0 4,0-4,1
2.3 Pertumbuhan PDB
Perikanan*)
5,81 0,73a) 8,11 8,31 8,7
2.4 Pertumbuhan PDB industri
pengolahan (9.2.1(a)) (%)
3,8 (2,9) 5,2b) 5,6-6,3b) 8,1
2.5 Kontribusi PDB industri
pengolahan (9.2.1**) (%)
19,7 19,9 19,9b) 20,0b) 21,0
2.6 Nilai devisa pariwisata
(8.9.1(c)**) (US$ Miliar)
18,45 3,46 4,8-8,5 10,6-11,3 21,5-22,9
2.7 Kontribusi PDB pariwisata
(8.9.1**) (%)
4,7 4,0 4,2 4,3 4,5
2.8 Penyediaan lapangan kerja
per tahun (juta orang)
2,47 (0,31)
(0,14)-
0,35
2,3-2,8 2,7-3,0
2.9 Pertumbuhan investasi
(PMTB) (%)
4,5 (4,9) 4,3 6,5-7,2 5,8-7,0
2.10 Pertumbuhan ekspor
industri pengolahan (%)
(2,60) 3,61 8,07 8,45 10,10
2.11 Pertumbuhan ekspor riil
barang dan jasa (%)
(0,86) (7,70) 7,35b)
6,46-
7,07b)
5,20-
6,31b)
2.12 Rasio perpajakan terhadap
PDB (17.1.1(a)) (%)
9,76 8,31a) 8,18c) 8,33-8,45b)
8,71-
9,21b)
No. Sasaran/Indikator
2019
(baseline)
2020
(realisasi)
Target
2021 2022 2024
1.
Meningkatnya daya dukung dan kualitas sumber daya ekonomi sebagai modalitas bagi
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
1.1 Porsi EBT dalam Bauran
Energi Nasional (%)
9,15 11,2 14,5 15,7 ~23,0
1.2 Skor Pola Pangan Harapan
(nilai)
86,4 86,3 91,6 92,8 95,2
1.3 Penjaminan akurasi
pendataan stok
sumberdaya ikan dan
pemanfaatan (jumlah
Wilayah Pengelolaan
Perikanan (WPP))
11 11 11 11 11
2.
Meningkatnya nilai tambah, lapangan kerja, investasi, ekspor, dan daya saing
perekonomian
2.1 Rasio kewirausahaan
nasional (%)
3,27 2,93 3,65 3,75 3,95
2.2 Pertumbuhan PDB
Pertanian (%)
3,5 1,75 3,6 3,9-4,0 4,0-4,1
2.3 Pertumbuhan PDB
Perikanan*)
5,81 0,73a) 8,11 8,31 8,7
2.4 Pertumbuhan PDB industri
pengolahan (9.2.1(a)) (%)
3,8 (2,9) 5,2b) 5,6-6,3b) 8,1
2.5 Kontribusi PDB industri
pengolahan (9.2.1**) (%)
19,7 19,9 19,9b) 20,0b) 21,0
2.6 Nilai devisa pariwisata
(8.9.1(c)**) (US$ Miliar)
18,45 3,46 4,8-8,5 10,6-11,3 21,5-22,9
2.7 Kontribusi PDB pariwisata
(8.9.1**) (%)
4,7 4,0 4,2 4,3 4,5
2.8 Penyediaan lapangan kerja
per tahun (juta orang)
2,47 (0,31)
(0,14)-
0,35
2,3-2,8 2,7-3,0
21. PENEKANAN PROGRAM PRIORITAS BIDANG SOSIAL (PN 3)
TAHUN 2021
21
a. Penguatan Sistem Kesehatan Nasional
b. Integrasi Bantuan Sosial
c. Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Stunting
d. Pendidikan dan Pelatihan Vokasi untuk Industri 4.0
22. SASARAN, INDIKATOR, DAN TARGET PN 3 (RANC AWAL RKP 2022)
22
No. Sasaran/Indikator
Baseline
2019
Realisasi
2020
Target
2021 2022 2024
1 Terkendalinya pertumbuhan penduduk dan menguatnya tata kelola kependudukan
1.1
Angka Kelahiran Total
(Total Fertility Rate/TFR)
(per wanita usia subur usia
15–49 tahun)
2,281) 2,402) 2,24 2,21 2,10
1.2
Persentase cakupan
kepemilikan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) (%)
95,173) 98,004) 99,00 99,00 100,00
2 Meningkatnya perlindungan sosial bagi seluruh penduduk
2.1
Proporsi penduduk yang
tercakup dalam program
perlindungan sosial (%):
2.2
Proporsi penduduk yang
tercakup dalam program
jaminan sosial (%)
83,475) 82,075) 85,00 87,00 98,00
2.3
Proporsi rumah tangga
miskin dan rentan yang
memperoleh bantuan sosial
pemerintah (%)
58,603) 65,103) 72,00 75,00 80,00
3 Terpenuhinya layanan dasar bidang kesehatan dan pendidikan
3.1 Angka Kematian Ibu (AKI)
(per 100.000 kelahiran
hidup)
3051) n.a. 217 205 183
3.2 Angka Kematian Bayi (AKB)
(per 1.000 kelahiran hidup)
24,002) n.a. 19,50 18,60 16,00
3.3 Prevalensi stunting (pendek
dan sangat pendek) pada
balita (%)
27,676) n.a. 21,10 18,40 14
3.4 Insidensi tuberkulosis (per 3197) 3167),8) 252 231 190
2.1
tercakup dalam program
perlindungan sosial (%):
2.2
Proporsi penduduk yang
tercakup dalam program
jaminan sosial (%)
83,475) 82,075) 85,00 87,00 98,00
2.3
Proporsi rumah tangga
miskin dan rentan yang
memperoleh bantuan sosial
pemerintah (%)
58,603) 65,103) 72,00 75,00 80,00
3 Terpenuhinya layanan dasar bidang kesehatan dan pendidikan
3.1 Angka Kematian Ibu (AKI)
(per 100.000 kelahiran
hidup)
3051) n.a. 217 205 183
3.2 Angka Kematian Bayi (AKB)
(per 1.000 kelahiran hidup)
24,002) n.a. 19,50 18,60 16,00
3.3 Prevalensi stunting (pendek
dan sangat pendek) pada
balita (%)
27,676) n.a. 21,10 18,40 14
3.4 Insidensi tuberkulosis (per
100.000 penduduk)
3197) 3167),8) 252 231 190
3.5 Prevalensi obesitas pada
penduduk umur > 18
tahun (%)
21,809) n.a. 21,80 21,80 21,80
3.6 Persentase merokok
penduduk usia 10–18
tahun (%)
9,109) n.a. 9,00 8,90 8,70
3.7 Nilai rata-rata hasil PISA:
3.7.1 Membaca (nilai) 37110) n.a. 394 394 396
3.7.2 Matematika (nilai) 37910) n.a. 385 385 388
3.7.3 Sains (nilai) 39610) n.a. 399 399 402
3.8 Rata-rata lama sekolah
penduduk usia 15 tahun ke
atas (tahun)
8,7511) 8,9016) 8,85 8,96 9,18
3.9 Harapan lama sekolah
(tahun)
12,9511) 12,9816) 13,40 13,57 13,89
No. Sasaran/Indikator
Baseline
2019
Realisasi
2020
Target
2021 2022 2024
1 Terkendalinya pertumbuhan penduduk dan menguatnya tata kelola kependudukan
1.1
Angka Kelahiran Total
(Total Fertility Rate/TFR)
(per wanita usia subur usia
15–49 tahun)
2,281) 2,402) 2,24 2,21 2,10
1.2
Persentase cakupan
kepemilikan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) (%)
95,173) 98,004) 99,00 99,00 100,00
2 Meningkatnya perlindungan sosial bagi seluruh penduduk
2.1
Proporsi penduduk yang
tercakup dalam program
perlindungan sosial (%):
2.2
Proporsi penduduk yang
tercakup dalam program
jaminan sosial (%)
83,475) 82,075) 85,00 87,00 98,00
2.3
Proporsi rumah tangga
miskin dan rentan yang
memperoleh bantuan sosial
pemerintah (%)
58,603) 65,103) 72,00 75,00 80,00
3 Terpenuhinya layanan dasar bidang kesehatan dan pendidikan
3.1 Angka Kematian Ibu (AKI)
(per 100.000 kelahiran
hidup)
3051) n.a. 217 205 183
3.2 Angka Kematian Bayi (AKB)
(per 1.000 kelahiran hidup)
24,002) n.a. 19,50 18,60 16,00
3.3 Prevalensi stunting (pendek
dan sangat pendek) pada
balita (%)
27,676) n.a. 21,10 18,40 14
3.4 Insidensi tuberkulosis (per 3197) 3167),8) 252 231 190
23. PENEKANAN PROGRAM PRIORITAS BIDANG BUDAYA (PN 4)
TAHUN 2021
23
a. Bantuan sosial bagi para seniman dan pegiat budaya untuk melakukan kegiatan kebudayaan
b. Bantuan penyelenggaraan festival budaya bagi Daerah
c. Bantuan pengembangan desa untuk pemajuan kebudayaan
24. SASARAN, INDIKATOR, DAN TARGET PN 4 (RANC AWAL RKP 2022)
24
No. Sasaran/Indikator
Baseline
(2019)
Realisasi
2020
Target
2021 2022 2024
1. Menguatnya revolusi mental dan pembinaan ideologi Pancasila untuk memantapkan
ketahanan budaya
1.1. Indeks Capaian Revolusi
Mental (nilai)
68,301) 69,571) 70,78 71,96 74,29
2. Meningkatnya pemajuan kebudayaan untuk meningkatkan peran kebudayaan dalam
pembangunan
2.1. Indeks Pembangunan
Kebudayaan (nilai)
55,912) 56,721) 58,21 59,71 62,70
3. Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat dan daya rekat sosial
3.1. Indeks Pembangunan
Masyarakat (nilai)
0,61 (2018) 0,621) 0,63 0,64 0,65
4. Menguatnya moderasi beragama untuk mewujudkan kerukunan umat dan membangun
harmoni sosial dalam kehidupan masyarakat
4.1. Indeks Kerukunan Umat
Beragama (nilai)
73,83 74,221) 74,60 74,70 75,80
5. Meningkatnya ketahanan keluarga untuk memperkukuh karakter bangsa
5.1. Indeks Pembangunan
Keluarga (nilai)
53,57
(2018)
53,94 55,00 57,00 61,00
5.2. Median Usia Kawin
Pertama Perempuan
(tahun)
21,80
(2017)
20,70 22,00 22,00 22,10
6. Meningkatnya budaya literasi untuk mewujudkan masyarakat berpengatahuan, inovatif,
dan kreatif
Kebudayaan (nilai)
3. Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat dan daya rekat sosial
3.1. Indeks Pembangunan
Masyarakat (nilai)
0,61 (2018) 0,621) 0,63 0,64 0,65
4. Menguatnya moderasi beragama untuk mewujudkan kerukunan umat dan membangun
harmoni sosial dalam kehidupan masyarakat
4.1. Indeks Kerukunan Umat
Beragama (nilai)
73,83 74,221) 74,60 74,70 75,80
5. Meningkatnya ketahanan keluarga untuk memperkukuh karakter bangsa
5.1. Indeks Pembangunan
Keluarga (nilai)
53,57
(2018)
53,94 55,00 57,00 61,00
5.2. Median Usia Kawin
Pertama Perempuan
(tahun)
21,80
(2017)
20,70 22,00 22,00 22,10
6. Meningkatnya budaya literasi untuk mewujudkan masyarakat berpengatahuan, inovatif,
dan kreatif
6.1. Nilai Budaya Literasi
(nilai)
59,113) 60,371) 63,03 65,70 71,04
No. Sasaran/Indikator
Baseline
(2019)
Realisasi
2020
Target
2021 2022 2024
1. Menguatnya revolusi mental dan pembinaan ideologi Pancasila untuk memantapkan
ketahanan budaya
1.1. Indeks Capaian Revolusi
Mental (nilai)
68,301) 69,571) 70,78 71,96 74,29
2. Meningkatnya pemajuan kebudayaan untuk meningkatkan peran kebudayaan dalam
pembangunan
2.1. Indeks Pembangunan
Kebudayaan (nilai)
55,912) 56,721) 58,21 59,71 62,70
3. Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat dan daya rekat sosial
3.1. Indeks Pembangunan
Masyarakat (nilai)
0,61 (2018) 0,621) 0,63 0,64 0,65
4. Menguatnya moderasi beragama untuk mewujudkan kerukunan umat dan membangun
harmoni sosial dalam kehidupan masyarakat
4.1. Indeks Kerukunan Umat
Beragama (nilai)
73,83 74,221) 74,60 74,70 75,80
5. Meningkatnya ketahanan keluarga untuk memperkukuh karakter bangsa
5.1. Indeks Pembangunan
Keluarga (nilai)
53,57
(2018)
53,94 55,00 57,00 61,00
5.2. Median Usia Kawin
Pertama Perempuan
(tahun)
21,80
(2017)
20,70 22,00 22,00 22,10
6. Meningkatnya budaya literasi untuk mewujudkan masyarakat berpengatahuan, inovatif,
dan kreatif
26. KEBUDAYAAN SEBAGAI MODAL DASAR PEMBANGUNAN
26
Indonesia adalah negara
mejemuk dengan keragaman
budaya, suku, agama, bahasa,
dan adat istiadat yang
memperkaya khazanah budaya
bangsa.
Modal sosial merupakan
serangkaian nilai-nilai atau
norma-norma yang digali dari
khazanah budaya bangsa yang
bisa menjadi daya rekat
persatuan bangsa dan kekuatan
penggerak pembangunan.
NILAI BUDAYA dapat
membangun MENTALITAS
BANGSA yang maju,
modern, memiliki etos kerja
dan motivasi berprestasi,
bertoleransi dan
berkarakter kuat
MENTALITAS dan NILAI
BUDAYA menjadi faktor
penentu KEMAJUAN
suatu BANGSA
KEBUDAYAAN dapat
mengakselerasi
PEMBANGUNAN SOSIAL-
EKONOMI, dengan
mendayagunakan NILAI dan
KEKAYAAN BUDAYA melalui
proses modernisasi
Beberapa negara Asia
Timur mengonfirmasi
hipotesis culture matters,
bahwa Mentalitas dan
Nilai Budaya dapat
melejitkan proses dan
hasil pembangunan
KEBUDAYAAN
sebagai KEKUATAN
PENGGERAK dan
MODAL DASAR
PEMBANGUNAN
Kebudayaan harus menjadi modal berharga yang berkontribusi pada pembangunan nasional, dengan
menekankan hubungan yang erat dan saling terkait antara kebudayaan dan pembangunan dengan
tetap menjaga kelestarian kehidupan bumi dan manusia.
27. KONTRIBUSI KEBUDAYAAN DALAM PEMBANGUNAN
27
Kebudayaan untuk Pembangunan Ekonomi.
Kebudayaan menjadi komponen penting dalam pembangunan
ekonomi; berperan sebagai lokomotif ekonomi baru, melalui
beberapa sektor aktivitas budaya (e.g. industri kreatif berbasis
seni-budaya, pengembangan industri pariwisata budaya, dll).
Kebudayaan sebagai Sumber Identitas, Inovasi, dan Kreativitas.
Investasi pada penguatan identitas, inovasi dan kreativitas bisa
membantu individu dan komunitas untuk terlibat dalam
pembangunan secara aktif (inclusive development), memperkuat
etos kemajuan dan etika kerja, serta budaya produktif.
Peran kebudayaan dalam pembangunan perlu ditingkatkan melalui
pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan khazanah budaya
bangsa.