SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
PENGARUSUTAMAAN GENDER
(PUG)
DALAM PEMBANGUNAN
Agenda
1. PENGERTIAN PEMBANGUNAN RESPONSIF
GENDER
2. DASAR HUKUM
3. INDIKATOR PEMBANGUNAN GENDER/PUG
4. PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)
5. PENYUSUNAN PPRG
PENGERTIAN PEMBANGUNAN RESPONSIF GENDER
Apa itu Pembangunan Responsif Gender
pembangunan yang memperhatikan/
mempertimbangkan perbedaan,
kebutuhan, pengalaman dan aspirasi
laki-laki dan perempuan sebagai dasar
dalam penyusunan perencanaan, dan
penganggaran.
Sasaran pembangunan adalah laki dan
perempuan
Tetapi kemudian DIKEMBANKAN social
inklusi,
(EKSLUSI ADALAH orang atau kelompok yang terpisah dan
tidak menyatu karena adanya perbedaan bisa dari sisi
KEMAMPUAN FISIK, ANAK ANAK, LANSIAN DAN
KELOMPOK MARGINAL LAINNYA )
Tujuan
MENCAPAI
KESETARAAN GENDER
1. Menyeimbangkan
2. Mengurangi kesenjangan dan
memastikan persamaan hak
dalam pembangunan
3. menghormati semua individu
tanpa memandang identitas sosial
mereka
KESETARAAN GENDER
GENDER EQUALITY
Kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan/ gender
SERTA KELOMPOK EKSKLUSI untuk MENDAPAT
kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia,
agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan
politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan,
pertahanan & keamanan Nasional, serta kesamaan dalam
menikmati hasil pembangunan
5
Dasar Hukum
Penguatan Peran Perempuan dalam goals
ke-5 SDGs :
1. Akhiri diskriminasi;
2. Hilangkan kekerasan;
3. Hilangkan perkawinan usia dini;
4. Hargai kerja domestik ;
5. Kebijakan perlindungan sosial;
6. Kepemimpinan politik;
7. Akses universal bagi kesehatan;
8. Hak reproduksi;
9. Hal akan sumberdaya ekonomi
10. Akses pada sumberdaya alam;
11. Pemberdayaan teknologi, komunikasi
dan informasi;
12. Penerapan hukum.
Tujuan ke-5 TPB/ SDGs Indonesia adalah Pencapaian
Kesetaraan Gender
RPJM 4
(2020-2024)
RPJM 1
(2005-2009)
•Mengendalikan jumlah
dan laju pertumbuhan
penduduk
•Meningkatnya
kesetaraan gender di
berbagai bidang
pembangunan
•Meningkatnya IPG
•Meningkatnya
kesejahteraan dan
perlindungan perempuan
dan anak
RPJM 2
(2010-2014)
•Terkendalinya jumlah
dan laju
pertumbuhan
penduduk
•Meningkatnya
kesetaraan gender
•Meningkatnya
tumbuh kembang
optimal,
kesejahteraan, dan
perlindungan anak
RPJM 3
(2015-2019)
•Tercapainya kondisi
penduduk tumbuh
seimbang
•Meningkatnya
kesetaraan gender
•Meningkatnya
tumbuh kembang
optimal,
kesejahteraan, dan
perlindungan anak
•Bertahannya kondisi
penduduk tumbuh
seimbang
•Terwujudnya
kesetaraan gender
•Meningkatnya tumbuh
kembang optimal,
kesejahteraan, dan
perlindungan anak
Pembangunan Kesetaraan Gender dalam RPJPN 2005-2025
(UU No. 17/2007 tentang RPJPN tahun 2005-2025)
KESETARAAN GENDER ADALAH TUJUAN PEMBANGUNAN RESPONSIF GENDER
PENGARUSUUTAMAN GENDER (PUG) ADALAH STRATEGI MENUJU TUJUAN
Dasar Pelaksanaan PUG
2. Permendagri 67 Tahun 2011 tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender Di Daerah
Tentang Pedoman Pelaksanaan PUG di
daerah
Strategi Percepatan Pelaks PUG melalui
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender
(PPRG)
1. Inpres 9 Tahun 2000 tentang PUG
dalam Pembangunan Nasional;
3. SEB 4 Menteri: Men Bappenas, Menkeu,
Mendagri & KPPPA; Strategi Nasional
(Stranas)l Percepatan Pelaksanaan PUG
5. Permen PPPA No. 4 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pengawasan Pelaksanaan PPRG Untuk
Pemerintah Daerah.
Pengawasan PPRG
menginstruksikan kepada: Menteri, Kepala LPND,
Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi
Negara, Panglima TNI, KaPOLRI, Jaksa Agung,
Gubernur, Bupati/Walikota untuk melaksanakan PUG
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,dan
evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan
Dasar Hukum PUG Provinsi Jatim
1. Perda No 7 Tahun 2019 tentang RPMJD 2019-2024 yang menyebutkan
bahwa PUG adalah Strategi Pembangunan Jatim dan IPG sebagai Indikator
Kinerja Utama Gubernur
2. Perda No 9 Tahun 2019 tentang PUG
3. Pergub No 39 Tahun 2020 tentang Penjelasan Perda No 9 Tahun 2019
tentang PUG
4. Surat Edaran Gubernur tentang PUG kepada Bupati Walikota untuk
mendoron pelaksanaan PUG dan PPRG di daerah (setiap tahun disusun)
5. Surat Edaran Gubernur tentang pelaksanaan strategi PUG dan PPRG kepada
Perangkat Daerah Provinsi dan UPT (setiap tahun disusun)
GENDER
(GENDER DAN SI)
PENGARUSUTAMAAN
GENDER (PUG)
ANGARAN
RESPONSIF
GENDER (ARG)
RKA Responsif
Gender
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN RESPONSIF
GENDER (PPRG)
1. pelabelan;
2. Soburdinasi:
3. Marginalisasi;
4. Kekerasan
(violence)
5. Beban ganda
1. IPM L/P;
2. IPG;
3. IDG;
4. KTP/KTA;
5. TPPO
kesenjangan
Strategi
Kebijakan dan program
1. Dokumen perencanaan
(RPJJPN/D, RPJMN/D,
RKP/D, Renstra & Renja’
2. Dokumen anggaran:
KUA/PPAS dan RKA & DPA
1. Pemilihan prog, keg,
subkeg
2. Analisis gender (GAP);
3. Penyus GBS;
4. KAK/TOR
S
e
l
e
s
a
i
k
a
n
k
e
s
e
n
j
a
n
g
a
n
I
2
3
4
5. Dataterpilah &
Analisis gender
Ysupiandi 24-25 September, 2020
F
e
e
d
B
a
c
k
Area
Proses &
Tahapan
ARG
Sekilas Konsep Kebijakan
PUG dan Implementasi
PPRG
Ada 7 Prasyarat awal:
1. Komitmen;
2. Kebijakan &
Program;
3. Kelembagaan
PUG;
4. Sumber daya;
5. Dataterpilah;
6. Tool/KIE;
7. Jejaring
Perspektif GENDER
• Perubahan paradigma dan kepekaan terhadap gender dalam
pembangunan
• Peka dalam menggambarkan bahwa terdapat perbedaan
terhadap kebutuhan, aspirasi dan dalam program, kegiatan atau
penggunaan sarana oleh laki-laki dan perempuan, anak serta
kelompok penyandang disabilitas
• Dapat mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dari laki-
laki dan perempuan terhadap pembangunan.
• Dapat mengintegrasikan Gender dalam perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan tahap monitoring dan evaluasi,
Berimpak pada
kesejahteraan semua
kelompok masyarakat
tanpa kecuali
MENGAPA PERLU PERSPEKTIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN?
Meningkatkan kesadaran dan
pemahaman akan pentingnya lensa
gender dalam pembangunan
Masih terjadi perlakuan yang tidak adil
dan kesempatan yang tidak setara
terhadap Akses, Manfaat dan Kontrol
sumber daya pembangunan maupun
Partisipasi dalam pembangunan
Kebijakan seringkali netral atau bias
gender padahal laki-laki dan
perempuan memiliki pengalaman,
kebutuhan, dan aspirasi yang berbeda
13
13
Perspektif gender penting untuk memastikan kebijakan tidak gender blind dan tepat sasaran
Dasar Hukum Gender dalam
Pembangunan Tenaga Kerja
Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan :
1) memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara
optimal dan manusiawi;
2) mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan
tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
nasional dan daerah;
3) memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam
mewujudkan kesejahteraan; dan
4) meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya...
UU No 13 Tahun 2003
Bab III
Kesempatan dan perlakuan yang sama,
Pasal 5 yang berbunyi: “Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang
sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh Pekerjaan”
• Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai
dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan,
termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat.
Pasal 6 “Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang
sama tanpa diskriminasi dari Pengusaha”.
• Pengusaha harus memberikan hak dan kewajiban pekerja/buruh tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, warna kulit, dan aliran
politik
UU No 13 Tahun 2003
Bab X
Paragraf 5 Keselamatan dan Kesehatan kerja,
Pasal 86 ayat (1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan;
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama
Hukum Ketenagakerjaan
Indonesia saat ini telah meratifikasi Konvensi ILO NO. 100 mengenai Pengupahan Sama bagi Buruh Laki-laki dan
Perempauan untuk Pekerjaan yang Sama. Konvensi ini didukung dengan UU No. 80 Tahun 1957. Konvensi
lainnya yang berkaitan dengan ini, adalah Konvensi ILO No. 111 tahun 1999 tentang Diskriminasi dalam Pekerjaan
dan Jabatan. Pelaksanaannnya didukung dengan UU No. 21 Tahun 1999. Untuk mendukung kebijakan-kebijakan
tersebut, maka disusun perangkat peraturan untuk mendukung pelaksanaan konvensi ILO, antara lain:
1) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1988 tentang Larangan Diskriminasi bagi Pekerja Wanita;
2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3 Tahun 1989 tentang Larangan PHK bagi Pekerja Perempuan yang
Menikah, Hamil, dan Melahirkan;
3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1989 tentang Pedoman Mempekerjakan Pekerja Perempuan
Malam Hari;
4) Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 02 Tahun 1991 tentang Memberikan Keleluasaan bagi Pekerja Perempuan
yang Menyusui Anak;
5) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1996 tentang Larangan Diskriminasi bagi Pekerja Perempuan
dalam Peraturan Perusahaan;
6) Surat Keputusan bersama antara Ditjen Binawas dan Ditjen Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan
No. 22 Tahun 1996 dan No. 202 Tahun 1996 tentang Kekurangan Gizi pada Pekerja Perempuan.
1. Marginalisasi
Marginalisasi atau proses pemiskinan terhadap kaum perempuan banyak terjadi
dalam budaya, birokrasi, di pabrik bahkan dalam program pembangunan.
Misalnya saja
contoh: pekerja perempuan dianggap pekerja lajang, usia pensiun
pekerja/buruh perempuan lebih rendah dari laki-laki,
kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan ke luar negeri lebih
diutamakan kepada pekerja/buruh laki-laki,
kesempatan promosi lebih diutamakan kepada pekerja/ buruh laki-laki,
penyediaan fasilitas berbeda antara pekerja/buruh laki-laki dan perempuan,
pengaturan penerimaan pekerja/buruh.
Permasalahan kesetaraan gender dalam dunia kerja
2. Subordinasi
Subordinasi atau pemiskinan ekonomi yan dimaksud di sini adalah proses berhubungan
dengan hal politik dan proses pengambilan keputusan dan pengendali kekuasaan.
Meskipun jumlah kaum perempuan mencapai 50% dari penduduk bumi, namun posisi
mereka ditentukan dan dipimpin oleh kaum lelaki.
Subordinasi tersebut tidak saja secara global melainkan juga dalam birokrasi pemerintahan,
dalam masyarakat maupun dalam rumah tangga.
Banyak sekali kasus baik dalam tradisi, tafsiran, keagamaan, maupun dalam aturan birokrasi di
mana kaum perempuan diletakkan sebagai subordinasi dari kaum lelaki.
Misalnya saja buruh perempuan yang meskipun memiliki ketrampilan berorganisasi tidak dipilih
menjadi pemimpin serikat buruh karena asumsi/anggapan bahwa perempuan itu emosional dan
pemimpin serikat buruh memerlukan orang yang rasional, adalah diskriminasi gender yang
mengakibatkan seorang perempuan tidak dapat menjadi pemimpin buruh.
Permasalahan kesetaraan gender dalam dunia kerja
3. Stereotipe
Stereotip adalah satu bentuk diskriminasi dengan cara memberi "label" yang
memojokkan kaum perempuan dan berakibat negatif terhadap mereka.
Misalnya label kaum perempuan sebagai "ibu rumah tangga" sangat merugikan
mereka jika mereka hendak aktif dalam kegiatan diluar rumah seperti kegiatan
bekerja di pabrik, politik, bisnis ataupun birokrasi.
Sementara label lelaki sebagai pencari nafkah" mengakibatkan apa saja yang
dihasilkan oleh kaum perempuan dianggap sebagai "sambilan" atau "tambahan"
dan cenderung tidak diperhitungkan. Karena label bahwa perempuan lembut dan
emosional, menyulitkan mereka memasuki pasaran tenaga kerja yang dianggap
hanya cocok bagi lelaki seperti bagian keamanan, mandor ataupun manajer.
Permasalahan kesetaraan gender dalam dunia kerja
4. Violence
Berbagai bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan akibat perbedaan gender
muncul dalam berbagai bentuk.
Pertama yang bersifat fisik seperti pemerkosaan, incest/berbuat zina dengan
keluarga sendiri, pemukulan dan penyiksaan, bahkan pemotongan alat genital
perempuan dan lainsebagainya.
Kedua dalam bentuk kekerasan nonfisik seperti pelecehan seksual (sexual
harassment), membuat secara emosional tergantung dan lain sebagainya.
Permasalahan kesetaraan gender dalam dunia kerja
5. Beban Kerja
Kalau kita lihat pada umumnya suatu rumah tangga, berapa jenis kegiatan yang
dilakukan oleh lelaki dan beberapa yang dilakukan oleh perempuan, di banyak
observasi menunjukkan perempuan mengerjakan hampir 90% dari buruhan
domestik. Terlebih-lebih bagi mereka yang bekerja, karena selain bekerja di tempat
kerja namun juga masih harus mengerjakan pekerjaan domestic
Permasalahan kesetaraan gender dalam dunia kerja
Kasus Aice: dilema buruh perempuan di Indonesia
dan pentingnya kesetaraan gender di
lingkungan kerja
“Saya sudah bilang ke HRD, saya punya riwayat endometriosis
jadi tidak bisa melakukan pekerjaan kasar seperti mengangkat
barang dengan beban berat,”
• Itulah pengakuan salah satu buruh perempuan yang bekerja pada
perusahaan produsen es krim PT. Alpen Food Industry (AFI) atau Aice,
Elitha Tri Novianty.
• Perempuan berusia 25 tahun ini sudah berusaha mengajukan
pemindahan divisi kerja karena penyakit endometriosisnya kambuh. Tapi
apa daya, perusahaan justru mengancam akan menghentikannya dari
pekerjaan.
• Aice terdesak dan tidak punya pilihan lain selain terus bekerja.
• Akhirnya, dia pun mengalami pendarahan hebat akibat bobot
pekerjaannya yang berlebihan. Elitha terpaksa melakukan operasi kuret
pada Februari lalu, yang berarti jaringan dari dalam rahimnya diangkat.
KESENJANGAN GENDER DI KETENAGAKERJAAN (UPAH PEKERJA)
Isu Ketimpangan Upah
Perempuan dan Laki-laki
• Pada perempuan yang bekerja,
perempuan cenderung lebih rentan
untuk tidak dibayar ataupun
mendapat upah yang lebih kecil
dari laki-laki
• laki-laki mendapatkan upah 20%-
23% lebih tinggi dari pada
perempuan (ILO, 2020)
11,552
14,289
15,345 15,847 16,547
17,836
11,179
13,613 13,469 14,098 14,360
17,410
0
4,000
8,000
12,000
16,000
20,000
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Male Female
Upah Rata-rata Per Jam Pekerja Menurut Jenis Kelamin
Upah Buruh/Karyawan Laki-Laki dan Perempuan per Provinsi
• Ketimpangan upah
antara buruh/karyawan
perempuan dan laki-laki
terjadi di seluruh
provinsi.
• Ketimpangan terbesar
ada di Provinsi
Kalimantan Timur dan
terkecil berada di
Sulawesi Utara
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Perempuan setelah
Pandemi Covid-19 mengalami peningkatan sebesar 1,24
persen poin menjadi 6,46%
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
4,000,000
4,500,000
5,000,000
JATENG
SULBAR
NTB
JAMBI
LAMPUNG
SUMSEL
DIY
SUMUT
JATIM
KALBAR
NTT
GORONTALO
KEP.
BABEL
ACEH
KALSEL
BALI
SULTRA
BENGKULU
SULTENG
RIAU
INDONESIA
SUMBAR
MALUT
SULSEL
MALUKU
KALTENG
JABAR
KALTIM
PAPUA
BARAT
KALUT
SULUT
BANTEN
PAPUA
KEP.
RIAU
DKI
JAKARTA
Rata-rata Upah Buruh/Karyawan Perempuan Rata-rata Upah Buruh/Karyawan Laki-Laki
(Sumber: Sakernas, Agt 2020)
26
26
9
13
4
11
5
8
16
2
7
17
23
24
15
23
10
20
9
1
12
9
16
11
9
4
12
12
24
8
12
5
10
11
8
7
72
87
61
54
40
47
59
43
38
68
83
96
70
97
45
100
46
64
53
56
29
44
46
31
33
33
61
37
33
40
35
34
47
38
Aceh
Sumatera
Utara
Sumatera
Barat
Riau
Kep.
Riau
Jambi
Sumatera
Selatan
Bangka
Belitung
Bengkulu
Lampung
DKI
Jakarta
Jawa
Barat
Banten
Jawa
Tengah
D.I.
Yogyakarta
Jawa
Timur
Bali
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Timur
Kalimantan
Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Kalimantan
Timur
Kalimantan
Utara
Sulawesi
Utara
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Selatan
Sulawesi
Tenggara
Gorontalo
Sulawesi
Barat
Maluku
Maluku
Utara
Papua
Papua
Barat
Perempuan Laki-Laki
Perolehan Kursi Laki-Laki dan Perempuan di DPRD Provinsi Periode 2019 - 2024
KESENJANGAN GENDER DI POLITIK DAN JABATAN PUBLIK
Proporsi perempuan yang berada di posisi managerial
21.54
22.38
23.19
23.63
24.37
24.67
26.27
26.42
26.47
26.64
26.92
29.27
29.69
29.75
29.82
30.50
30.52
31.44
31.49
32.45
32.46
32.61
33.08
33.40
33.43
33.89
34.19
35.29
36.38
37.01
38.48
39.99
40.54
47.93
50.43
Sulawesi
Tenggara
Papua
Kep.
Bangka
Belitung
Kep.
Riau
Kalimantan
Barat
Bengkulu
Kalimantan
Utara
Sulawesi
Selatan
Maluku
Lampung
Sumatera
Utara
Kalimantan
Selatan
Kalimantan
Tengah
Maluku
Utara
NTT
Sumatera
Selatan
Kalimantan
Timur
Jawa
Barat
Sulawesi
Barat
NTB
Riau
Aceh
Indonesia
Papua
Barat
Jawa
Tengah
Banten
DKI
Jakarta
Jambi
Bali
Sulawesi
Tengah
Sumatera
Barat
Jawa
Timur
DI
Yogyakarta
Sulawesi
Utara
Gorontalo
9.17
16.41
20.09 20.66
15.67
17.98
15.21
16.58
18.08
16.58
8.30
12.84
15.04
16.39
13.04 13.41 13.06 13.09 13.48 13.76
15.85
19.58
20.60 21.19
19.72
21.09
22.53 23.44 24.10 24.72
25.86
32.38
33.39
34.39
33.19
34.63
36.28
37.49 38.36 39.18
24.54
31.12 31.18 30.47
32.64
31.23
28.77
30.37 30.45 30.78
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tren Persentase Perempuan pada Jabatan Eselon 2011-2020
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V
Sumber: BKN, 2020
• Proporsi perempuan di DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kab/kota
masih jauh dari target representasi 30%
• Proporsi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
global yang mencapai 26,1%
Proporsi kursi yang diduduki perempuan di (a)
parlemen tingkat pusat dan (b) pemerintah daerah
Proporsi perempuan di posisi managerial baru mencapai 33 %
Isu Gender Ketenagakerjaan
1. Aspek Teknis. Pendidikan keterampilan teknis yang dilaksanakan berkaitan dengan
keterampilan karyawan laki-laki dan perempuan dengan kesempatan yang sama
2. Aspek Manajerial Pendidikan keterampilan manajerial adalah pendidikan dan
pelatihan yang berkaitan dengan penjenjangan karir karyawan bagi laki-laki dan
perempuan termasuk ermasuk pengenalan akan kebijakan gender
3. Aspek Kelembagaan . Kebijakan dan peraturan yang mendukung Gender yang pelu
dilakukan untuk melindungi tenaga kerja
4. Aspek Sistem Informasi. Sistem informasi harus pemilahan data ketenagakerjaan,
data pekerja perempuan dan laki2dan laporan pengawasan gender
5. Aspek Sumber Daya Manusia SDM yang melaksanakan program di tingkat pusat
belum sepenuhnya sadar dalam melakukan pemilahan kegiatan antara laki-laki
dan perempuan dalam pelaksanaan program. Kecuali SDM yang benar-benar
melakukan kegiatan khusus untuk pemberdayaan perempuan, memang sudah
sadar dan memahami akan hal ini.
Contoh diskriminasi dalam pekerjaan, antara lain:
1. penerimaan pegawai berdasarkan asas kekerabatan (nepotisme),
2. diskriminasi dalam penempatan pekerjaan dan promosi,
3. diskriminasi untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan,
4. diskriminasi dalam pengupahan,
5. diskriminasi dalam tindakan disiplin,
6. dalam kasus suami dan istri yang bekerja pada perusahaan yang sama, apabila
salah satu dari mereka harus mengundurkan diri, maka sering kali terjadi bahwa
pihak isteri yang harus mundur,
7. pekerjaan dan jabatan sering ditujukan hanya untuk perempuan atau hanya untuk
laki-laki, dan
8. dibandingkan dengan laki-laki, perempuan memiliki sedikit cara dan kesempatan
untuk memperoleh pendidikan, latihan kejuruan, ataupun peningkatan kelangsungan
pekerjaan.
Isu Rekrutmen Pengarusutamaan gender
Rekrutmen tenaga kerja dimulai sejak adanya pengumuman lowongan di media masa. Pengumunan
adanya lowongan secara jelas sudah disebutkan bahwa hendaknya tidak membedakan antara perempuan
dan laki-laki. Biasanya iklan lowongan pekerjaan yang ada hingga saat ini masih nampak membedakan
jenis pekerjaan untuk laki-laki dan perempuaa
Pendaftaran pencari kerja harus menganut prinsip-prinsip:
a) Membedakan suku, agama, golongan, atau kondisi tubuh pencari kerja;
b) Pendaftakan tidak sesuai sesuai urutan pencari kerja, membedakan laki-laki dan perempuan; dan
c) Tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku yang tidak bertentangan dengan prinsip gender.
d) Wawancara kepada pencari kerja dalam rangka mendalami dan mengetahui minat, bakat, dan
kemampuan pencari kerja tidak mediskriminasi fisi laki dan perempuan , memberi kesempatan kaum
disabilitas
Isu Penempatan
1. Apakah sudah ada Kesamaan hak, yaitu kesamaan hak dalam mendapatkan berbagai fasilitas hasil
imbalan yang harus diterima oleh tenaga kerja laki-laki dan perempuan.
2. Apakash sudah ada Kesamaan kesempatan, yang berpeluang mendapatkan akses yang sama
terhadap berbagai jenis pekerjaan yang ada dan tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan.
3. Apakah transparan dalam melakukan penempatan dan harus mempunyai kejelasan aturan yang
berlaku.
4. Apakah sidah memperhatikan kemampuan pegawai dalam menempatkan posisinya, dan harus
sesuai dengan kemampuannya dan tidak memandang jenis kelamin, laki-laki atau perempuan.
5. Apakaj yang memperoleh legitimasi pada posisinya baik pekerja laki-laki maupun perempuan.
PENYUSUNAN PPRG
APA ITU PPRG ? (PRASYARAT 6)
PPRG adalah perencanaan penganggaran responsif gender.
b. Sistem perencanaan anggaran yang dintegrasikan dg siklus perencanaan daerah. Bagian tidak
terpisahkan dalam Penyusunan Perencanaan Anggaran Daerah
Harus dipahami bahwa PPRG bukan merupakan suatu proses yang terpisah dari sistem
perencanaan dan penganggaran yang ada, namun PPRG merupakan alat dan bukan tujuan
a. PPRG merupakan Perencanaan dan penganggaran yang mengakomodasikan keadilan bagi
perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, manfaat, berpartisipasi, dalam mengambil
keputusan dan mengontrol sumber-sumber daya serta kesetaraan terhadap kesempatan dan peluang
dalam menikmati hasil pembangunan
b. Penyusun pprg adalah semua perangkat daerah
c. PPRG merupakan persyaratan ke-6 pelaksanaan strategi PUG
Dokumen PPRG terdiri dari
(1). Dokumen Analisis gender yi Gender Analysis Pathway (GAP);
(2). Dokumen Pernyataan Anggaran Gender (PAG) atau Gender Budget Statement
(GBS)/ dan
(3). Dokumen Menyusun Term Of Reference (TOR)/Kerangka Acuan Kerja (KAK)
yang merupakan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RKA SKPD).
PPRG terdiri dari 3 (tiga) dokumen dan jumlah anggarannya
disebut anggaran responsif gender (arg)
TOR
3
2
1
GENDER
BUDGET
STATEMENT
GENDER
ANALISIS
PATHWAY
Dokumen PPRG
Dokumen PPRG terdiri dari 3 dokumen yaitu : GAB, GBD dan TOR
Format Gender Analysis Pathway (GAP)
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Nama
Kebijakan/
Program/Kegi
atan
Data
Pembuka
Wawasan
Isu Gender Kebijakan dan Rencana Kedepan Pengukuran Hasil
Faktor
Kesenjangan
Sebab Kesenja
ngan Internal
Sebab
Kesenja ngan
Eksternal
Reformu lasi
Tujuan
Rencana Aksi
Basis Data
(Base-line)
Indikator Kinerja
Urusan
Sub Urusan
Kebijakan (SDGs,
RPJMD, RAD)
Program
Kegiatan
Sub Kegiatan:
Tujuan Sub
Kegiatan:
Sasaran Sub
Kegiatan
(sasaran sub
kegiatan ditulis
semua)
Sajikan data
pembuka
wawasan,
yang terpilah
jenis kelamin
dan usia,
kuantitatif
dan kualitatif
(dari
kelompok
SASARAN)
(unsur Gender
harus mncul,
krn analisis
gender.)
Temu kenali isu
gender di proses
perencanaan
dengan
memperhati kan
faktor-faktor
kesenjangan
akses, partisipasi,
kontrol dan
manfaat
(cantumkan
hanya faktor
kesenjangan yang
relevan).
Temu kenali
penyebab faktor
kesenjangan
gender yang
datang dari
internal
pelaksana
(permasalahan
dalam dinas
pengampu, SDM,
Kebijakan
internal,
komitmen,
habit/kebiasan
dll)
Temu kenali
penyebab
faktor kesenja
ngan gender
yang datang
dari
lingkungan
eksternal
lembaga pada
proses
pelaksana an
(permasalaha
n kebijakan
pusat,
sasaran,
stakeholder
dll)
Reformulasi-kan
tujuan kebijakan
bila tujuan yang
ada saat ini belum
responsif gender.
Tujuan ini harus
menjawab sebab
kesenjangan yang
di identifika si di
langkah 3,4, dan
5.
(yang harus
menjawab sebab
kesenjangan yang
di identifikasi di
langkah 3,4, & 5).
Tetapkan rencana
aksi/kegiatan
yang merujuk
pada tujuan yang
responsif gender
untuk mengatasi
kesenjangan dan
penyebabnya
yang ada di
langkah 3, 4, dan
5.
(rencana aksi
sesuai aktifitas
dalam sub
kegiatan
disesuaikan
dengan RKA)
Tetapkan base-
line yang
diambil dari
data pembuka
wawasan pada
langkah 2 yang
relevan dengan
tujuan dan
dapat diukur.
(base line data
dari Kelompok
Sasaran, terkait
aktifitas)
Tetapkan indikator
kinerja (baik capaian
1. output aktifitas
2. output sub kegiatan
3. Output kegiatan
4. maupun program
5 impak atau
indikator sasaran
(untuk mengatasi
kesenjangan
gender di langkah
3,4, dan 5).
OPD
TAHUN ANGGARAN
KODE PROGRAM/NAMA
KEGIATAN
KODE PROGRAM SESUAI DENGAN FORM RKA/ SIPD DAN NAMA PROGRAM (GAP LANGKAH 1)
KODE KEGIATAN/ NAMA
KEGIATAN
KODE KEGIATAN SESUAI DENGAN FORM RKA/ SIPD DAN NAMA KEGIATAN (GAP LANGKAH 1)
KODE SUB KEGIATAN/ NAMA
SUBKEGIATAN
KODE KEGIATAN SESUAI DENGAN FORM RKA SIPD DAN NAMA SUB KEGIATAN (GAP LANGKAH 1)
ANALISIS SITUASIM (BERUPA
NARASI)
NARASI YANG DIAMBIL DARI
DATA PEMBUKA WAWASAN (DATA PILAH GENDER). (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 2)
ISU DAN FAKTOR KESENJANGAN GENDER
a.FAKTOR KESENJANGAN (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 3)
a.PENYEBAB INTERNAL (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 4)
a.PENYEBAB EKSTERNAL (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 5)
CAPAIAN SUB KEGIATAN
TOLOK UKUR ; TUJUAN SUB KEGIATAN YANG TELAH DIFORMULASI (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 6)
INDIKATOR DAN TARGET KINERJA. (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 9)
JUMLAH ANGGARAN SUB
KEGIATAN
JUMLAH ANGGARAN TOTAL DARI SUB KEGIATAN (DARI SEMUA AKTIFITAS)
RENCANA AKSI
SUB-SUB
KEGIATAN
1
(AKTIFITAS)
(DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 7) INFORMASINYA SAMA DENGAN YANG ADA DALAM FORM RKA SIPD
MASUKAN JUMLAH RP. ANGGARAN AKTIFITAS 1
KELUARAN INDIKATOR AKTIFITAS 1
HASIL
INDIKATOR SUB KEGIATAN
SUB-SUB
KEGIATAN
2
(AKTIFITAS)
(DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 7) INFORMASINYA SAMA DENGAN YANG ADA DALAM FORM RKA SIPD
MASUKAN JUMLAH RP. ANGGARAN AKTIFITAS 2
KELUARAN INDIKATOR AKTIFITAS 2
HASIL INDIKATOR SUB KEGIATAN
FORM GENDER BUDGET STATEMENT PROVINSI JAWA TIMUR
KEPALA PERANGLAT DAERAH
NAMA
PANGKAT/GOL/ NIP
TERM OF REFERENCE
NAMA PERANGKAT DAERAH
TAHUN ANGGARAN
PROGRAM NAMA PROGRAM (GAP LANGKAH 1),
HASIL / INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM (GAP KOLOM 9)
KEGIATAN , SUB KEGIATAN NAMA KEGIATAN DAN SUB KEGIATAN (GAP LANGKAH 1)
INDIKATOR KINERJA INDIKATOR AKTIFITAS, SUB KEGIATAN , KEGIATAN (GAP KOLOM 9)
LATAR BELAKANG (BERUPA NARASI)
DASAR HUKUM SDGS, NAWA BHAKTI, RAD DLL……… (GAP KOLOM1)
GAMBARAN UMUM (GAP KOLOM 2,3,4,5)
TUJUAN DAN PENERIMA MANFAAT
TUJUAN SESUAI DENGAN TUJUAN SUB KEGIATAN (GAP KOLOM 6)
PENERIMA MANFAAT
/SASARAN
SESUAI DENGAN PENERIMA MANFAAT/SASARAN MASING2 AKTIFITAS
STRATEGI PENCAPAIAN
METODA PELAKSANAAN SESUAI DENGAN METODE MASING2 AKTIFITAS (SWAKELOLA, KONTRAKTUAL)
TAHAPAN DAN WAKTU PELAKSANAAN
TAHAPAN SUB
KEGIATAN
WAKTU
PELAKSANAAN
TEMPAT/
LOKASI
JUMLAH ANGGARAN PELAKSANA/
PENANGGUNG JAWAB
GAP KOLOM 7
RENCANA
AKTIFITAS 1
RENCANA
AKTIFITAS 2
WAKTU PENCAPAIAN OUTPUT
BIAYA YANG DI PERLUKAN RP. ………………………… (LAMPIRI RKA ATAU RAB)  ANGGARAN SUB KEGIATAN
PENUTUP
KEPALA PERANGLAT DAERAH
NAMA
PANGKAT/GOL/ NIP
FORM RENSTRA
PROGRAM/
KEGIATAN/
SUB KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
TUJUAN, SASARAN,
PROGRAM,
KEGIATAN/
SUB KEGIATAN
SATUAN DATA CAPAIAN
PADA TAHUN AWAL
PERENCANAAN
(KONDISI AWAL
TAHUN 2020)
2021 2022 2023 2024 KONDISI KINERJA PADA
AKHIR PERIODE
RENSTRA (KONDISI
AKHIR)
TARGE
T
Rp TARGET Rp TARG
ET
Rp TARGE
T
Rp TARGET Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Program
Pengarusutamaan
Gender dan
Pemberdayaan
Perempuan
Persentase
Kelembagaan Daerah
Responsif Gender
Persen 33
60
4.100.712.
920
66
2.614.750.000
79 2.614.750.000 92
2.614.750.000
92
11.944.962.920
Persentase ARG Jawa
Timur
Persen 37,29 40 45 50 55 60
Pelembagaan
Pengarusutamaan
Gender (PUG) pada
Lembaga Pemerintah
Kewenangan Provinsi
Jumlah Kab/Kota
yang mempunyai
Peraturan
Perundangan PUG
(Perda/Perbup/Wali)
Kab/Kota 13 23 1.402.707.
280
25 1.174.750.000 30 1.174.750.000 35 1.174.750.000 39 4.926.957.280
Koordinasi dan
sinkronisasi
perumusan kebijakan
pelaksanaan PUG
kewenangan Provinsi
Jumlah kebijakan
PUG Prov yang telah
dihasilkan
PD Prov 10 20 25 564.138.000 30 564.138.000 35 564.138.000 35 1.692.414.000
Jumlah kebijakan
Kab/Kota yang telah
dihasilkan
Kab/Kota 20 23 26 29 32 32
Koordinasi dan
sinkronisasi
pelaksanaan PUG
kewenangan Provinsi
Jumlah laporan hasil
monitoring evaluasi
sinkronisasi
pelaksanaan PUG
Prov
PD Prov 40 50 55 183.370.000 60 183.370.000 65 183.370.000 550.110.000
PROG
RAM
KEGIA
TAN
SUB
KEGIA
TAN
SUB
KEGIA
TAN
Form SIPD
Indikator Program
Anggaran Sub Kegiatan
Indikator Sub Kegiatan
Indikator Program beserta
targetnya ?
40
Masukan : Jumlah Anggaran
Kegiatan
Hasil : Indikator Program
4
Nama Sub Kegiatan
Keluaran : Indikator Kegiatan
Indikator Sub Kegiatan
Format RKA PD
(Permendagri77/20)
DATA TERPILAH BAGIAN PPRG (PRASYARAT 5)
 Data terpilah yang dimaksud adalah data menurut jenis kelamin
adalah data yang dipilah menurut kelompok laki-laki dan perempuan.
 Bentuk data terpilah sebaiknya data kuantitatif karena bida dihitung
kesenjangannya.
1. Dapat digunakan pembuat keputusan bagi para pengambil
keputusan (decision makers).
2. Sebagai alat melakukan analisis gender, untuk mengetahui
permasalahan isu gender dan mengukur ada tidaknya
kesenjangan gender
3. Memudahkan menyusun perencanaan dan penganggaran
dengan melihat kesenjangan gender
4. Dapat dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi kinerja
MANFAAT
DATA TERPILAH
Perumusan Perubahan
Rencana Kerja dan
Pendanaan (P-RKPD 2021)
SEPTEMBER
2021
OKTOBER
2021
NOVEMBER
2021
DESEMBER
2021
MEI
2021
JUNI
2021
JULI
2021
AGUSTUS
2021
JANUARI
2021
FEBRUARI
2021
MARET
2021
APRIL
2021
NOVEMBER
2020
DESEMBER
2020
KISS BIDANG PPM
Perumusan Rancangan
Permasalahan – Isu
Strategis per Urusan
Lingkup Bidang PPM
Th. 2022
Bahan Ranwal RKPD 2022
Perumusan Prioritas
Pembangunan
Kortekrenbang
Musrenbangnas
Musrenbang
Kabupaten /
Kota
Memastikan
alokasi belanja
prioritas
pembangunan
1
2
3
5
5
5
Memastikan
usulan hasil
Musrenbang
yang
diakomodir
3
Memastikan kerangka belanja prioritas
pembangunan & PD serta hasil Musrenbang
Mempertajam program, kegiatan dan pagu
sesuai pergub RKPD
4
3
Memastikan konsistensi
Perencanaan & Anggaran
4
1 Identifikasi Permasalahan dan Analisis Isu Strategis
2 Perumusan Prioritas Pembangunan
3 Perumusan Rencana Kerja dan Pendanaan
4 Perumusan Perubahan Rencana Kerja dan Pendanaan
5 Sinkronisasi dan Sinergitas Pusat dan Daerah
KISS BIDANG PPM
Perumusan Rancangan
Permasalahan – Isu
Strategis per Urusan
Lingkup Bidang PPM
Th. 2023
Bahan Ranwal RKPD 2023
KUA PPAS &
APBD TA. 2022
1
Musrenbangprov
Forum
Konsultasi
Publik
Penetapan
RKPD 2022
42
©Bappeda Prov. Jatim 2020
(KUPA PPASP dan
penetapan PABPD TA. 2021)
Keterlibatan DPRD/ Aspek Politis
PEMILIHAN PROGRAM ,
KEGIATAN ,SUB KEGIATAN ISU
GENDER YG AKAN DI PPRG PENYUSUNAN PPRG 2022
BATAS
AKHIR PPRG
RKA
DESK PPRG PERBAIKAN
PPRG
PENYUSUNAN PPRG MENGIKUTI PROSES PERENCANAAN
PENELITIAN
GBS BATAS
AKHIR PPRG
DPA
43
Kesetaraan Gender menentukan
kemajuan Indonesia
di masa kini dan masa depan

More Related Content

What's hot

STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptSTOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptBidangPPdanPA
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanAulia Arif
 
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...TiniWido
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaDadang Solihin
 
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomi
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomiPeran perempuan terhadap pembangunan ekonomi
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomiStanley Stefanus
 
Pendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinanPendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinanRita Pranawati
 
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESAData IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESATV Desa
 
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desaPerlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desaAdelfios Andyka Fatra
 
Presentasi dana desa
Presentasi dana desaPresentasi dana desa
Presentasi dana desaProbo Asmara
 
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi Stunting
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi StuntingSDGs DESA Fasilitasi Konvergensi Stunting
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi StuntingTV Desa
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Dadang Solihin
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Tri Widodo W. UTOMO
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuanmusniumar
 

What's hot (20)

STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptSTOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
 
6 April Linmas.ppt
6 April Linmas.ppt6 April Linmas.ppt
6 April Linmas.ppt
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
 
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...
pedoman-teknis-penyusunan-gender-analisis-pathway-gap-dan-gender-budget-state...
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomi
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomiPeran perempuan terhadap pembangunan ekonomi
Peran perempuan terhadap pembangunan ekonomi
 
Kota sehat
Kota sehatKota sehat
Kota sehat
 
Pendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinanPendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinan
 
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024
 
Presentasi musrenbang
Presentasi musrenbangPresentasi musrenbang
Presentasi musrenbang
 
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESAData IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
 
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desaPerlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
 
Presentasi dana desa
Presentasi dana desaPresentasi dana desa
Presentasi dana desa
 
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi Stunting
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi StuntingSDGs DESA Fasilitasi Konvergensi Stunting
SDGs DESA Fasilitasi Konvergensi Stunting
 
Kampung kb wonosobo
Kampung kb wonosoboKampung kb wonosobo
Kampung kb wonosobo
 
Reformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan PublikReformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan Publik
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
Identifikasi Issu / Masalah Kebijakan
 
Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik PerempuanPartisipasi Politik Perempuan
Partisipasi Politik Perempuan
 

Similar to PUG DAN GENDER

1._pug_e-learning_pprg_th_2023_slide_standar_v1.pdf
1._pug_e-learning_pprg_th_2023_slide_standar_v1.pdf1._pug_e-learning_pprg_th_2023_slide_standar_v1.pdf
1._pug_e-learning_pprg_th_2023_slide_standar_v1.pdfsembarangwestalahrek
 
ketenagakerjaan_dan_kependudukan.pptx
ketenagakerjaan_dan_kependudukan.pptxketenagakerjaan_dan_kependudukan.pptx
ketenagakerjaan_dan_kependudukan.pptxAfitariaAyuzen
 
Paparan simulasi pedoman penandaan pprg 21 februari 2019
Paparan simulasi pedoman penandaan pprg   21 februari 2019Paparan simulasi pedoman penandaan pprg   21 februari 2019
Paparan simulasi pedoman penandaan pprg 21 februari 2019Heri Nugroho
 
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017mataram indonesia
 
Gender dalam Pemberdayaan Masyarakat
Gender dalam Pemberdayaan MasyarakatGender dalam Pemberdayaan Masyarakat
Gender dalam Pemberdayaan MasyarakatErwin Rasyid
 
Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009
Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009
Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009Dadang Solihin
 
ppt layak anak .pptx
ppt layak anak .pptxppt layak anak .pptx
ppt layak anak .pptxTempeMenjos
 
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptxDraft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptxYustisiaDwiPutra
 
Keluarga Berencana
Keluarga BerencanaKeluarga Berencana
Keluarga BerencanaDiandr
 
1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptx1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptxChoirunnisa93
 
Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010IdnJournal
 
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025rickygunawan84
 
Pembangunan Inklusif Disabilitas by Bappenas
Pembangunan Inklusif Disabilitas by BappenasPembangunan Inklusif Disabilitas by Bappenas
Pembangunan Inklusif Disabilitas by BappenasHUmanity & Inclusion
 
PRESENTASI OMBUSMAN RI Komite Disabilitas.pdf
PRESENTASI OMBUSMAN RI Komite Disabilitas.pdfPRESENTASI OMBUSMAN RI Komite Disabilitas.pdf
PRESENTASI OMBUSMAN RI Komite Disabilitas.pdfnihongoMantapu
 
NOTULEN Talk Show.docx
NOTULEN Talk Show.docxNOTULEN Talk Show.docx
NOTULEN Talk Show.docxErnamaiYanti
 
Mewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program peduliMewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program pedulisroyat
 

Similar to PUG DAN GENDER (20)

1._pug_e-learning_pprg_th_2023_slide_standar_v1.pdf
1._pug_e-learning_pprg_th_2023_slide_standar_v1.pdf1._pug_e-learning_pprg_th_2023_slide_standar_v1.pdf
1._pug_e-learning_pprg_th_2023_slide_standar_v1.pdf
 
ketenagakerjaan_dan_kependudukan.pptx
ketenagakerjaan_dan_kependudukan.pptxketenagakerjaan_dan_kependudukan.pptx
ketenagakerjaan_dan_kependudukan.pptx
 
PUG 2020.pptx
PUG 2020.pptxPUG 2020.pptx
PUG 2020.pptx
 
Paparan simulasi pedoman penandaan pprg 21 februari 2019
Paparan simulasi pedoman penandaan pprg   21 februari 2019Paparan simulasi pedoman penandaan pprg   21 februari 2019
Paparan simulasi pedoman penandaan pprg 21 februari 2019
 
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
 
Program Direktorat Pemberdayaan
Program Direktorat PemberdayaanProgram Direktorat Pemberdayaan
Program Direktorat Pemberdayaan
 
Materi Aksi 1.ppt
Materi Aksi 1.pptMateri Aksi 1.ppt
Materi Aksi 1.ppt
 
Info gender
Info genderInfo gender
Info gender
 
Gender dalam Pemberdayaan Masyarakat
Gender dalam Pemberdayaan MasyarakatGender dalam Pemberdayaan Masyarakat
Gender dalam Pemberdayaan Masyarakat
 
Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009
Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009
Evaluasi Pelaksanaan RPJM Nasional 2004-2009
 
ppt layak anak .pptx
ppt layak anak .pptxppt layak anak .pptx
ppt layak anak .pptx
 
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptxDraft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
Draft Paparan Tematik Sosbud 18 Maret 2016 jam 15.28.pptx
 
Keluarga Berencana
Keluarga BerencanaKeluarga Berencana
Keluarga Berencana
 
1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptx1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptx
 
Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010Kepmensos no. 15 tahun 2010
Kepmensos no. 15 tahun 2010
 
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025
 
Pembangunan Inklusif Disabilitas by Bappenas
Pembangunan Inklusif Disabilitas by BappenasPembangunan Inklusif Disabilitas by Bappenas
Pembangunan Inklusif Disabilitas by Bappenas
 
PRESENTASI OMBUSMAN RI Komite Disabilitas.pdf
PRESENTASI OMBUSMAN RI Komite Disabilitas.pdfPRESENTASI OMBUSMAN RI Komite Disabilitas.pdf
PRESENTASI OMBUSMAN RI Komite Disabilitas.pdf
 
NOTULEN Talk Show.docx
NOTULEN Talk Show.docxNOTULEN Talk Show.docx
NOTULEN Talk Show.docx
 
Mewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program peduliMewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program peduli
 

More from Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama

Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 

More from Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama (20)

Lagu "Mars Jawa Timur"
Lagu "Mars Jawa Timur"Lagu "Mars Jawa Timur"
Lagu "Mars Jawa Timur"
 
Jenis Cuti
Jenis CutiJenis Cuti
Jenis Cuti
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
Bank Sentral : Bank Indonesia (Ekonomi Moneter - BAB 3)
 
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
Lembaga Keuangan (Ekonomi Moneter - BAB 2)
 
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
Uang (Ekonomi Moneter - BAB 1)
 
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dusun Watukebo Kecamatan Ambulu Kabu...
 
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan (Perekonomian Indonesia BAB 9)
 
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
Perbankan dan Era Globalisasi (Perekonomian indonesia BAB 8)
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
Perencanaan Nasional (Perekonomian Indonesia BAB 6)
 
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
Pembangunan Industri (Perekonomian Indonesia BAB 5)
 
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia (Perekonomian Indonesia BAB 4)
 
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
 
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
 
Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)
Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)
Pendahuluan (Perekonomian Indonesia BAB 1)
 
Sistem Pembayaran (Kebanksentralan BAB 6)
Sistem Pembayaran (Kebanksentralan BAB 6)Sistem Pembayaran (Kebanksentralan BAB 6)
Sistem Pembayaran (Kebanksentralan BAB 6)
 
Otoritas Jasa Keuangan (Kebanksentralan BAB 5)
Otoritas Jasa Keuangan (Kebanksentralan BAB 5)Otoritas Jasa Keuangan (Kebanksentralan BAB 5)
Otoritas Jasa Keuangan (Kebanksentralan BAB 5)
 
Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)
Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)
Kebijakan Keuangan Akses UMKM (Kebanksentralan BAB 4)
 

Recently uploaded

Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalmohtamrin
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 

Recently uploaded (17)

Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 

PUG DAN GENDER

  • 2. Agenda 1. PENGERTIAN PEMBANGUNAN RESPONSIF GENDER 2. DASAR HUKUM 3. INDIKATOR PEMBANGUNAN GENDER/PUG 4. PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) 5. PENYUSUNAN PPRG
  • 4. Apa itu Pembangunan Responsif Gender pembangunan yang memperhatikan/ mempertimbangkan perbedaan, kebutuhan, pengalaman dan aspirasi laki-laki dan perempuan sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan, dan penganggaran. Sasaran pembangunan adalah laki dan perempuan Tetapi kemudian DIKEMBANKAN social inklusi, (EKSLUSI ADALAH orang atau kelompok yang terpisah dan tidak menyatu karena adanya perbedaan bisa dari sisi KEMAMPUAN FISIK, ANAK ANAK, LANSIAN DAN KELOMPOK MARGINAL LAINNYA ) Tujuan MENCAPAI KESETARAAN GENDER 1. Menyeimbangkan 2. Mengurangi kesenjangan dan memastikan persamaan hak dalam pembangunan 3. menghormati semua individu tanpa memandang identitas sosial mereka
  • 5. KESETARAAN GENDER GENDER EQUALITY Kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan/ gender SERTA KELOMPOK EKSKLUSI untuk MENDAPAT kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, pertahanan & keamanan Nasional, serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan 5
  • 7. Penguatan Peran Perempuan dalam goals ke-5 SDGs : 1. Akhiri diskriminasi; 2. Hilangkan kekerasan; 3. Hilangkan perkawinan usia dini; 4. Hargai kerja domestik ; 5. Kebijakan perlindungan sosial; 6. Kepemimpinan politik; 7. Akses universal bagi kesehatan; 8. Hak reproduksi; 9. Hal akan sumberdaya ekonomi 10. Akses pada sumberdaya alam; 11. Pemberdayaan teknologi, komunikasi dan informasi; 12. Penerapan hukum. Tujuan ke-5 TPB/ SDGs Indonesia adalah Pencapaian Kesetaraan Gender
  • 8. RPJM 4 (2020-2024) RPJM 1 (2005-2009) •Mengendalikan jumlah dan laju pertumbuhan penduduk •Meningkatnya kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunan •Meningkatnya IPG •Meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak RPJM 2 (2010-2014) •Terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk •Meningkatnya kesetaraan gender •Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak RPJM 3 (2015-2019) •Tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang •Meningkatnya kesetaraan gender •Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak •Bertahannya kondisi penduduk tumbuh seimbang •Terwujudnya kesetaraan gender •Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan, dan perlindungan anak Pembangunan Kesetaraan Gender dalam RPJPN 2005-2025 (UU No. 17/2007 tentang RPJPN tahun 2005-2025) KESETARAAN GENDER ADALAH TUJUAN PEMBANGUNAN RESPONSIF GENDER PENGARUSUUTAMAN GENDER (PUG) ADALAH STRATEGI MENUJU TUJUAN
  • 9. Dasar Pelaksanaan PUG 2. Permendagri 67 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Di Daerah Tentang Pedoman Pelaksanaan PUG di daerah Strategi Percepatan Pelaks PUG melalui Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) 1. Inpres 9 Tahun 2000 tentang PUG dalam Pembangunan Nasional; 3. SEB 4 Menteri: Men Bappenas, Menkeu, Mendagri & KPPPA; Strategi Nasional (Stranas)l Percepatan Pelaksanaan PUG 5. Permen PPPA No. 4 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengawasan Pelaksanaan PPRG Untuk Pemerintah Daerah. Pengawasan PPRG menginstruksikan kepada: Menteri, Kepala LPND, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Panglima TNI, KaPOLRI, Jaksa Agung, Gubernur, Bupati/Walikota untuk melaksanakan PUG dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan
  • 10. Dasar Hukum PUG Provinsi Jatim 1. Perda No 7 Tahun 2019 tentang RPMJD 2019-2024 yang menyebutkan bahwa PUG adalah Strategi Pembangunan Jatim dan IPG sebagai Indikator Kinerja Utama Gubernur 2. Perda No 9 Tahun 2019 tentang PUG 3. Pergub No 39 Tahun 2020 tentang Penjelasan Perda No 9 Tahun 2019 tentang PUG 4. Surat Edaran Gubernur tentang PUG kepada Bupati Walikota untuk mendoron pelaksanaan PUG dan PPRG di daerah (setiap tahun disusun) 5. Surat Edaran Gubernur tentang pelaksanaan strategi PUG dan PPRG kepada Perangkat Daerah Provinsi dan UPT (setiap tahun disusun)
  • 11. GENDER (GENDER DAN SI) PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) ANGARAN RESPONSIF GENDER (ARG) RKA Responsif Gender PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG) 1. pelabelan; 2. Soburdinasi: 3. Marginalisasi; 4. Kekerasan (violence) 5. Beban ganda 1. IPM L/P; 2. IPG; 3. IDG; 4. KTP/KTA; 5. TPPO kesenjangan Strategi Kebijakan dan program 1. Dokumen perencanaan (RPJJPN/D, RPJMN/D, RKP/D, Renstra & Renja’ 2. Dokumen anggaran: KUA/PPAS dan RKA & DPA 1. Pemilihan prog, keg, subkeg 2. Analisis gender (GAP); 3. Penyus GBS; 4. KAK/TOR S e l e s a i k a n k e s e n j a n g a n I 2 3 4 5. Dataterpilah & Analisis gender Ysupiandi 24-25 September, 2020 F e e d B a c k Area Proses & Tahapan ARG Sekilas Konsep Kebijakan PUG dan Implementasi PPRG Ada 7 Prasyarat awal: 1. Komitmen; 2. Kebijakan & Program; 3. Kelembagaan PUG; 4. Sumber daya; 5. Dataterpilah; 6. Tool/KIE; 7. Jejaring
  • 12. Perspektif GENDER • Perubahan paradigma dan kepekaan terhadap gender dalam pembangunan • Peka dalam menggambarkan bahwa terdapat perbedaan terhadap kebutuhan, aspirasi dan dalam program, kegiatan atau penggunaan sarana oleh laki-laki dan perempuan, anak serta kelompok penyandang disabilitas • Dapat mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dari laki- laki dan perempuan terhadap pembangunan. • Dapat mengintegrasikan Gender dalam perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap monitoring dan evaluasi, Berimpak pada kesejahteraan semua kelompok masyarakat tanpa kecuali
  • 13. MENGAPA PERLU PERSPEKTIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN? Meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya lensa gender dalam pembangunan Masih terjadi perlakuan yang tidak adil dan kesempatan yang tidak setara terhadap Akses, Manfaat dan Kontrol sumber daya pembangunan maupun Partisipasi dalam pembangunan Kebijakan seringkali netral atau bias gender padahal laki-laki dan perempuan memiliki pengalaman, kebutuhan, dan aspirasi yang berbeda 13 13 Perspektif gender penting untuk memastikan kebijakan tidak gender blind dan tepat sasaran
  • 14. Dasar Hukum Gender dalam Pembangunan Tenaga Kerja
  • 15. Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan : 1) memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; 2) mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah; 3) memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan; dan 4) meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya...
  • 16. UU No 13 Tahun 2003 Bab III Kesempatan dan perlakuan yang sama, Pasal 5 yang berbunyi: “Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh Pekerjaan” • Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para penyandang cacat. Pasal 6 “Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari Pengusaha”. • Pengusaha harus memberikan hak dan kewajiban pekerja/buruh tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, warna kulit, dan aliran politik
  • 17. UU No 13 Tahun 2003 Bab X Paragraf 5 Keselamatan dan Kesehatan kerja, Pasal 86 ayat (1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan dan kesehatan kerja; b. moral dan kesusilaan; c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama
  • 18. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia saat ini telah meratifikasi Konvensi ILO NO. 100 mengenai Pengupahan Sama bagi Buruh Laki-laki dan Perempauan untuk Pekerjaan yang Sama. Konvensi ini didukung dengan UU No. 80 Tahun 1957. Konvensi lainnya yang berkaitan dengan ini, adalah Konvensi ILO No. 111 tahun 1999 tentang Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan. Pelaksanaannnya didukung dengan UU No. 21 Tahun 1999. Untuk mendukung kebijakan-kebijakan tersebut, maka disusun perangkat peraturan untuk mendukung pelaksanaan konvensi ILO, antara lain: 1) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1988 tentang Larangan Diskriminasi bagi Pekerja Wanita; 2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3 Tahun 1989 tentang Larangan PHK bagi Pekerja Perempuan yang Menikah, Hamil, dan Melahirkan; 3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1989 tentang Pedoman Mempekerjakan Pekerja Perempuan Malam Hari; 4) Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. 02 Tahun 1991 tentang Memberikan Keleluasaan bagi Pekerja Perempuan yang Menyusui Anak; 5) Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1996 tentang Larangan Diskriminasi bagi Pekerja Perempuan dalam Peraturan Perusahaan; 6) Surat Keputusan bersama antara Ditjen Binawas dan Ditjen Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan No. 22 Tahun 1996 dan No. 202 Tahun 1996 tentang Kekurangan Gizi pada Pekerja Perempuan.
  • 19. 1. Marginalisasi Marginalisasi atau proses pemiskinan terhadap kaum perempuan banyak terjadi dalam budaya, birokrasi, di pabrik bahkan dalam program pembangunan. Misalnya saja contoh: pekerja perempuan dianggap pekerja lajang, usia pensiun pekerja/buruh perempuan lebih rendah dari laki-laki, kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan ke luar negeri lebih diutamakan kepada pekerja/buruh laki-laki, kesempatan promosi lebih diutamakan kepada pekerja/ buruh laki-laki, penyediaan fasilitas berbeda antara pekerja/buruh laki-laki dan perempuan, pengaturan penerimaan pekerja/buruh. Permasalahan kesetaraan gender dalam dunia kerja
  • 20. 2. Subordinasi Subordinasi atau pemiskinan ekonomi yan dimaksud di sini adalah proses berhubungan dengan hal politik dan proses pengambilan keputusan dan pengendali kekuasaan. Meskipun jumlah kaum perempuan mencapai 50% dari penduduk bumi, namun posisi mereka ditentukan dan dipimpin oleh kaum lelaki. Subordinasi tersebut tidak saja secara global melainkan juga dalam birokrasi pemerintahan, dalam masyarakat maupun dalam rumah tangga. Banyak sekali kasus baik dalam tradisi, tafsiran, keagamaan, maupun dalam aturan birokrasi di mana kaum perempuan diletakkan sebagai subordinasi dari kaum lelaki. Misalnya saja buruh perempuan yang meskipun memiliki ketrampilan berorganisasi tidak dipilih menjadi pemimpin serikat buruh karena asumsi/anggapan bahwa perempuan itu emosional dan pemimpin serikat buruh memerlukan orang yang rasional, adalah diskriminasi gender yang mengakibatkan seorang perempuan tidak dapat menjadi pemimpin buruh. Permasalahan kesetaraan gender dalam dunia kerja
  • 21. 3. Stereotipe Stereotip adalah satu bentuk diskriminasi dengan cara memberi "label" yang memojokkan kaum perempuan dan berakibat negatif terhadap mereka. Misalnya label kaum perempuan sebagai "ibu rumah tangga" sangat merugikan mereka jika mereka hendak aktif dalam kegiatan diluar rumah seperti kegiatan bekerja di pabrik, politik, bisnis ataupun birokrasi. Sementara label lelaki sebagai pencari nafkah" mengakibatkan apa saja yang dihasilkan oleh kaum perempuan dianggap sebagai "sambilan" atau "tambahan" dan cenderung tidak diperhitungkan. Karena label bahwa perempuan lembut dan emosional, menyulitkan mereka memasuki pasaran tenaga kerja yang dianggap hanya cocok bagi lelaki seperti bagian keamanan, mandor ataupun manajer. Permasalahan kesetaraan gender dalam dunia kerja
  • 22. 4. Violence Berbagai bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan akibat perbedaan gender muncul dalam berbagai bentuk. Pertama yang bersifat fisik seperti pemerkosaan, incest/berbuat zina dengan keluarga sendiri, pemukulan dan penyiksaan, bahkan pemotongan alat genital perempuan dan lainsebagainya. Kedua dalam bentuk kekerasan nonfisik seperti pelecehan seksual (sexual harassment), membuat secara emosional tergantung dan lain sebagainya. Permasalahan kesetaraan gender dalam dunia kerja
  • 23. 5. Beban Kerja Kalau kita lihat pada umumnya suatu rumah tangga, berapa jenis kegiatan yang dilakukan oleh lelaki dan beberapa yang dilakukan oleh perempuan, di banyak observasi menunjukkan perempuan mengerjakan hampir 90% dari buruhan domestik. Terlebih-lebih bagi mereka yang bekerja, karena selain bekerja di tempat kerja namun juga masih harus mengerjakan pekerjaan domestic Permasalahan kesetaraan gender dalam dunia kerja
  • 24. Kasus Aice: dilema buruh perempuan di Indonesia dan pentingnya kesetaraan gender di lingkungan kerja “Saya sudah bilang ke HRD, saya punya riwayat endometriosis jadi tidak bisa melakukan pekerjaan kasar seperti mengangkat barang dengan beban berat,” • Itulah pengakuan salah satu buruh perempuan yang bekerja pada perusahaan produsen es krim PT. Alpen Food Industry (AFI) atau Aice, Elitha Tri Novianty. • Perempuan berusia 25 tahun ini sudah berusaha mengajukan pemindahan divisi kerja karena penyakit endometriosisnya kambuh. Tapi apa daya, perusahaan justru mengancam akan menghentikannya dari pekerjaan. • Aice terdesak dan tidak punya pilihan lain selain terus bekerja. • Akhirnya, dia pun mengalami pendarahan hebat akibat bobot pekerjaannya yang berlebihan. Elitha terpaksa melakukan operasi kuret pada Februari lalu, yang berarti jaringan dari dalam rahimnya diangkat.
  • 25. KESENJANGAN GENDER DI KETENAGAKERJAAN (UPAH PEKERJA) Isu Ketimpangan Upah Perempuan dan Laki-laki • Pada perempuan yang bekerja, perempuan cenderung lebih rentan untuk tidak dibayar ataupun mendapat upah yang lebih kecil dari laki-laki • laki-laki mendapatkan upah 20%- 23% lebih tinggi dari pada perempuan (ILO, 2020) 11,552 14,289 15,345 15,847 16,547 17,836 11,179 13,613 13,469 14,098 14,360 17,410 0 4,000 8,000 12,000 16,000 20,000 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Male Female Upah Rata-rata Per Jam Pekerja Menurut Jenis Kelamin Upah Buruh/Karyawan Laki-Laki dan Perempuan per Provinsi • Ketimpangan upah antara buruh/karyawan perempuan dan laki-laki terjadi di seluruh provinsi. • Ketimpangan terbesar ada di Provinsi Kalimantan Timur dan terkecil berada di Sulawesi Utara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Perempuan setelah Pandemi Covid-19 mengalami peningkatan sebesar 1,24 persen poin menjadi 6,46% - 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000 5,000,000 JATENG SULBAR NTB JAMBI LAMPUNG SUMSEL DIY SUMUT JATIM KALBAR NTT GORONTALO KEP. BABEL ACEH KALSEL BALI SULTRA BENGKULU SULTENG RIAU INDONESIA SUMBAR MALUT SULSEL MALUKU KALTENG JABAR KALTIM PAPUA BARAT KALUT SULUT BANTEN PAPUA KEP. RIAU DKI JAKARTA Rata-rata Upah Buruh/Karyawan Perempuan Rata-rata Upah Buruh/Karyawan Laki-Laki (Sumber: Sakernas, Agt 2020)
  • 26. 26 26 9 13 4 11 5 8 16 2 7 17 23 24 15 23 10 20 9 1 12 9 16 11 9 4 12 12 24 8 12 5 10 11 8 7 72 87 61 54 40 47 59 43 38 68 83 96 70 97 45 100 46 64 53 56 29 44 46 31 33 33 61 37 33 40 35 34 47 38 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Perempuan Laki-Laki Perolehan Kursi Laki-Laki dan Perempuan di DPRD Provinsi Periode 2019 - 2024 KESENJANGAN GENDER DI POLITIK DAN JABATAN PUBLIK Proporsi perempuan yang berada di posisi managerial 21.54 22.38 23.19 23.63 24.37 24.67 26.27 26.42 26.47 26.64 26.92 29.27 29.69 29.75 29.82 30.50 30.52 31.44 31.49 32.45 32.46 32.61 33.08 33.40 33.43 33.89 34.19 35.29 36.38 37.01 38.48 39.99 40.54 47.93 50.43 Sulawesi Tenggara Papua Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Kalimantan Barat Bengkulu Kalimantan Utara Sulawesi Selatan Maluku Lampung Sumatera Utara Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Maluku Utara NTT Sumatera Selatan Kalimantan Timur Jawa Barat Sulawesi Barat NTB Riau Aceh Indonesia Papua Barat Jawa Tengah Banten DKI Jakarta Jambi Bali Sulawesi Tengah Sumatera Barat Jawa Timur DI Yogyakarta Sulawesi Utara Gorontalo 9.17 16.41 20.09 20.66 15.67 17.98 15.21 16.58 18.08 16.58 8.30 12.84 15.04 16.39 13.04 13.41 13.06 13.09 13.48 13.76 15.85 19.58 20.60 21.19 19.72 21.09 22.53 23.44 24.10 24.72 25.86 32.38 33.39 34.39 33.19 34.63 36.28 37.49 38.36 39.18 24.54 31.12 31.18 30.47 32.64 31.23 28.77 30.37 30.45 30.78 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Tren Persentase Perempuan pada Jabatan Eselon 2011-2020 Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V Sumber: BKN, 2020 • Proporsi perempuan di DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kab/kota masih jauh dari target representasi 30% • Proporsi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata global yang mencapai 26,1% Proporsi kursi yang diduduki perempuan di (a) parlemen tingkat pusat dan (b) pemerintah daerah Proporsi perempuan di posisi managerial baru mencapai 33 %
  • 27. Isu Gender Ketenagakerjaan 1. Aspek Teknis. Pendidikan keterampilan teknis yang dilaksanakan berkaitan dengan keterampilan karyawan laki-laki dan perempuan dengan kesempatan yang sama 2. Aspek Manajerial Pendidikan keterampilan manajerial adalah pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan penjenjangan karir karyawan bagi laki-laki dan perempuan termasuk ermasuk pengenalan akan kebijakan gender 3. Aspek Kelembagaan . Kebijakan dan peraturan yang mendukung Gender yang pelu dilakukan untuk melindungi tenaga kerja 4. Aspek Sistem Informasi. Sistem informasi harus pemilahan data ketenagakerjaan, data pekerja perempuan dan laki2dan laporan pengawasan gender 5. Aspek Sumber Daya Manusia SDM yang melaksanakan program di tingkat pusat belum sepenuhnya sadar dalam melakukan pemilahan kegiatan antara laki-laki dan perempuan dalam pelaksanaan program. Kecuali SDM yang benar-benar melakukan kegiatan khusus untuk pemberdayaan perempuan, memang sudah sadar dan memahami akan hal ini.
  • 28. Contoh diskriminasi dalam pekerjaan, antara lain: 1. penerimaan pegawai berdasarkan asas kekerabatan (nepotisme), 2. diskriminasi dalam penempatan pekerjaan dan promosi, 3. diskriminasi untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, 4. diskriminasi dalam pengupahan, 5. diskriminasi dalam tindakan disiplin, 6. dalam kasus suami dan istri yang bekerja pada perusahaan yang sama, apabila salah satu dari mereka harus mengundurkan diri, maka sering kali terjadi bahwa pihak isteri yang harus mundur, 7. pekerjaan dan jabatan sering ditujukan hanya untuk perempuan atau hanya untuk laki-laki, dan 8. dibandingkan dengan laki-laki, perempuan memiliki sedikit cara dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, latihan kejuruan, ataupun peningkatan kelangsungan pekerjaan.
  • 29. Isu Rekrutmen Pengarusutamaan gender Rekrutmen tenaga kerja dimulai sejak adanya pengumuman lowongan di media masa. Pengumunan adanya lowongan secara jelas sudah disebutkan bahwa hendaknya tidak membedakan antara perempuan dan laki-laki. Biasanya iklan lowongan pekerjaan yang ada hingga saat ini masih nampak membedakan jenis pekerjaan untuk laki-laki dan perempuaa Pendaftaran pencari kerja harus menganut prinsip-prinsip: a) Membedakan suku, agama, golongan, atau kondisi tubuh pencari kerja; b) Pendaftakan tidak sesuai sesuai urutan pencari kerja, membedakan laki-laki dan perempuan; dan c) Tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku yang tidak bertentangan dengan prinsip gender. d) Wawancara kepada pencari kerja dalam rangka mendalami dan mengetahui minat, bakat, dan kemampuan pencari kerja tidak mediskriminasi fisi laki dan perempuan , memberi kesempatan kaum disabilitas
  • 30. Isu Penempatan 1. Apakah sudah ada Kesamaan hak, yaitu kesamaan hak dalam mendapatkan berbagai fasilitas hasil imbalan yang harus diterima oleh tenaga kerja laki-laki dan perempuan. 2. Apakash sudah ada Kesamaan kesempatan, yang berpeluang mendapatkan akses yang sama terhadap berbagai jenis pekerjaan yang ada dan tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. 3. Apakah transparan dalam melakukan penempatan dan harus mempunyai kejelasan aturan yang berlaku. 4. Apakah sidah memperhatikan kemampuan pegawai dalam menempatkan posisinya, dan harus sesuai dengan kemampuannya dan tidak memandang jenis kelamin, laki-laki atau perempuan. 5. Apakaj yang memperoleh legitimasi pada posisinya baik pekerja laki-laki maupun perempuan.
  • 32. APA ITU PPRG ? (PRASYARAT 6) PPRG adalah perencanaan penganggaran responsif gender. b. Sistem perencanaan anggaran yang dintegrasikan dg siklus perencanaan daerah. Bagian tidak terpisahkan dalam Penyusunan Perencanaan Anggaran Daerah Harus dipahami bahwa PPRG bukan merupakan suatu proses yang terpisah dari sistem perencanaan dan penganggaran yang ada, namun PPRG merupakan alat dan bukan tujuan a. PPRG merupakan Perencanaan dan penganggaran yang mengakomodasikan keadilan bagi perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, manfaat, berpartisipasi, dalam mengambil keputusan dan mengontrol sumber-sumber daya serta kesetaraan terhadap kesempatan dan peluang dalam menikmati hasil pembangunan b. Penyusun pprg adalah semua perangkat daerah c. PPRG merupakan persyaratan ke-6 pelaksanaan strategi PUG
  • 33. Dokumen PPRG terdiri dari (1). Dokumen Analisis gender yi Gender Analysis Pathway (GAP); (2). Dokumen Pernyataan Anggaran Gender (PAG) atau Gender Budget Statement (GBS)/ dan (3). Dokumen Menyusun Term Of Reference (TOR)/Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang merupakan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD). PPRG terdiri dari 3 (tiga) dokumen dan jumlah anggarannya disebut anggaran responsif gender (arg)
  • 35. Format Gender Analysis Pathway (GAP) Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9 Nama Kebijakan/ Program/Kegi atan Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Kedepan Pengukuran Hasil Faktor Kesenjangan Sebab Kesenja ngan Internal Sebab Kesenja ngan Eksternal Reformu lasi Tujuan Rencana Aksi Basis Data (Base-line) Indikator Kinerja Urusan Sub Urusan Kebijakan (SDGs, RPJMD, RAD) Program Kegiatan Sub Kegiatan: Tujuan Sub Kegiatan: Sasaran Sub Kegiatan (sasaran sub kegiatan ditulis semua) Sajikan data pembuka wawasan, yang terpilah jenis kelamin dan usia, kuantitatif dan kualitatif (dari kelompok SASARAN) (unsur Gender harus mncul, krn analisis gender.) Temu kenali isu gender di proses perencanaan dengan memperhati kan faktor-faktor kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat (cantumkan hanya faktor kesenjangan yang relevan). Temu kenali penyebab faktor kesenjangan gender yang datang dari internal pelaksana (permasalahan dalam dinas pengampu, SDM, Kebijakan internal, komitmen, habit/kebiasan dll) Temu kenali penyebab faktor kesenja ngan gender yang datang dari lingkungan eksternal lembaga pada proses pelaksana an (permasalaha n kebijakan pusat, sasaran, stakeholder dll) Reformulasi-kan tujuan kebijakan bila tujuan yang ada saat ini belum responsif gender. Tujuan ini harus menjawab sebab kesenjangan yang di identifika si di langkah 3,4, dan 5. (yang harus menjawab sebab kesenjangan yang di identifikasi di langkah 3,4, & 5). Tetapkan rencana aksi/kegiatan yang merujuk pada tujuan yang responsif gender untuk mengatasi kesenjangan dan penyebabnya yang ada di langkah 3, 4, dan 5. (rencana aksi sesuai aktifitas dalam sub kegiatan disesuaikan dengan RKA) Tetapkan base- line yang diambil dari data pembuka wawasan pada langkah 2 yang relevan dengan tujuan dan dapat diukur. (base line data dari Kelompok Sasaran, terkait aktifitas) Tetapkan indikator kinerja (baik capaian 1. output aktifitas 2. output sub kegiatan 3. Output kegiatan 4. maupun program 5 impak atau indikator sasaran (untuk mengatasi kesenjangan gender di langkah 3,4, dan 5).
  • 36. OPD TAHUN ANGGARAN KODE PROGRAM/NAMA KEGIATAN KODE PROGRAM SESUAI DENGAN FORM RKA/ SIPD DAN NAMA PROGRAM (GAP LANGKAH 1) KODE KEGIATAN/ NAMA KEGIATAN KODE KEGIATAN SESUAI DENGAN FORM RKA/ SIPD DAN NAMA KEGIATAN (GAP LANGKAH 1) KODE SUB KEGIATAN/ NAMA SUBKEGIATAN KODE KEGIATAN SESUAI DENGAN FORM RKA SIPD DAN NAMA SUB KEGIATAN (GAP LANGKAH 1) ANALISIS SITUASIM (BERUPA NARASI) NARASI YANG DIAMBIL DARI DATA PEMBUKA WAWASAN (DATA PILAH GENDER). (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 2) ISU DAN FAKTOR KESENJANGAN GENDER a.FAKTOR KESENJANGAN (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 3) a.PENYEBAB INTERNAL (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 4) a.PENYEBAB EKSTERNAL (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 5) CAPAIAN SUB KEGIATAN TOLOK UKUR ; TUJUAN SUB KEGIATAN YANG TELAH DIFORMULASI (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 6) INDIKATOR DAN TARGET KINERJA. (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 9) JUMLAH ANGGARAN SUB KEGIATAN JUMLAH ANGGARAN TOTAL DARI SUB KEGIATAN (DARI SEMUA AKTIFITAS) RENCANA AKSI SUB-SUB KEGIATAN 1 (AKTIFITAS) (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 7) INFORMASINYA SAMA DENGAN YANG ADA DALAM FORM RKA SIPD MASUKAN JUMLAH RP. ANGGARAN AKTIFITAS 1 KELUARAN INDIKATOR AKTIFITAS 1 HASIL INDIKATOR SUB KEGIATAN SUB-SUB KEGIATAN 2 (AKTIFITAS) (DIAMBIL DARI GAP LANGKAH 7) INFORMASINYA SAMA DENGAN YANG ADA DALAM FORM RKA SIPD MASUKAN JUMLAH RP. ANGGARAN AKTIFITAS 2 KELUARAN INDIKATOR AKTIFITAS 2 HASIL INDIKATOR SUB KEGIATAN FORM GENDER BUDGET STATEMENT PROVINSI JAWA TIMUR KEPALA PERANGLAT DAERAH NAMA PANGKAT/GOL/ NIP
  • 37. TERM OF REFERENCE NAMA PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN PROGRAM NAMA PROGRAM (GAP LANGKAH 1), HASIL / INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR PROGRAM (GAP KOLOM 9) KEGIATAN , SUB KEGIATAN NAMA KEGIATAN DAN SUB KEGIATAN (GAP LANGKAH 1) INDIKATOR KINERJA INDIKATOR AKTIFITAS, SUB KEGIATAN , KEGIATAN (GAP KOLOM 9) LATAR BELAKANG (BERUPA NARASI) DASAR HUKUM SDGS, NAWA BHAKTI, RAD DLL……… (GAP KOLOM1) GAMBARAN UMUM (GAP KOLOM 2,3,4,5) TUJUAN DAN PENERIMA MANFAAT TUJUAN SESUAI DENGAN TUJUAN SUB KEGIATAN (GAP KOLOM 6) PENERIMA MANFAAT /SASARAN SESUAI DENGAN PENERIMA MANFAAT/SASARAN MASING2 AKTIFITAS STRATEGI PENCAPAIAN METODA PELAKSANAAN SESUAI DENGAN METODE MASING2 AKTIFITAS (SWAKELOLA, KONTRAKTUAL) TAHAPAN DAN WAKTU PELAKSANAAN TAHAPAN SUB KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN TEMPAT/ LOKASI JUMLAH ANGGARAN PELAKSANA/ PENANGGUNG JAWAB GAP KOLOM 7 RENCANA AKTIFITAS 1 RENCANA AKTIFITAS 2 WAKTU PENCAPAIAN OUTPUT BIAYA YANG DI PERLUKAN RP. ………………………… (LAMPIRI RKA ATAU RAB)  ANGGARAN SUB KEGIATAN PENUTUP KEPALA PERANGLAT DAERAH NAMA PANGKAT/GOL/ NIP
  • 38. FORM RENSTRA PROGRAM/ KEGIATAN/ SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, KEGIATAN/ SUB KEGIATAN SATUAN DATA CAPAIAN PADA TAHUN AWAL PERENCANAAN (KONDISI AWAL TAHUN 2020) 2021 2022 2023 2024 KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA (KONDISI AKHIR) TARGE T Rp TARGET Rp TARG ET Rp TARGE T Rp TARGET Rp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Program Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Persentase Kelembagaan Daerah Responsif Gender Persen 33 60 4.100.712. 920 66 2.614.750.000 79 2.614.750.000 92 2.614.750.000 92 11.944.962.920 Persentase ARG Jawa Timur Persen 37,29 40 45 50 55 60 Pelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) pada Lembaga Pemerintah Kewenangan Provinsi Jumlah Kab/Kota yang mempunyai Peraturan Perundangan PUG (Perda/Perbup/Wali) Kab/Kota 13 23 1.402.707. 280 25 1.174.750.000 30 1.174.750.000 35 1.174.750.000 39 4.926.957.280 Koordinasi dan sinkronisasi perumusan kebijakan pelaksanaan PUG kewenangan Provinsi Jumlah kebijakan PUG Prov yang telah dihasilkan PD Prov 10 20 25 564.138.000 30 564.138.000 35 564.138.000 35 1.692.414.000 Jumlah kebijakan Kab/Kota yang telah dihasilkan Kab/Kota 20 23 26 29 32 32 Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan PUG kewenangan Provinsi Jumlah laporan hasil monitoring evaluasi sinkronisasi pelaksanaan PUG Prov PD Prov 40 50 55 183.370.000 60 183.370.000 65 183.370.000 550.110.000 PROG RAM KEGIA TAN SUB KEGIA TAN SUB KEGIA TAN
  • 39. Form SIPD Indikator Program Anggaran Sub Kegiatan Indikator Sub Kegiatan Indikator Program beserta targetnya ?
  • 40. 40 Masukan : Jumlah Anggaran Kegiatan Hasil : Indikator Program 4 Nama Sub Kegiatan Keluaran : Indikator Kegiatan Indikator Sub Kegiatan Format RKA PD (Permendagri77/20)
  • 41. DATA TERPILAH BAGIAN PPRG (PRASYARAT 5)  Data terpilah yang dimaksud adalah data menurut jenis kelamin adalah data yang dipilah menurut kelompok laki-laki dan perempuan.  Bentuk data terpilah sebaiknya data kuantitatif karena bida dihitung kesenjangannya. 1. Dapat digunakan pembuat keputusan bagi para pengambil keputusan (decision makers). 2. Sebagai alat melakukan analisis gender, untuk mengetahui permasalahan isu gender dan mengukur ada tidaknya kesenjangan gender 3. Memudahkan menyusun perencanaan dan penganggaran dengan melihat kesenjangan gender 4. Dapat dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi kinerja MANFAAT DATA TERPILAH
  • 42. Perumusan Perubahan Rencana Kerja dan Pendanaan (P-RKPD 2021) SEPTEMBER 2021 OKTOBER 2021 NOVEMBER 2021 DESEMBER 2021 MEI 2021 JUNI 2021 JULI 2021 AGUSTUS 2021 JANUARI 2021 FEBRUARI 2021 MARET 2021 APRIL 2021 NOVEMBER 2020 DESEMBER 2020 KISS BIDANG PPM Perumusan Rancangan Permasalahan – Isu Strategis per Urusan Lingkup Bidang PPM Th. 2022 Bahan Ranwal RKPD 2022 Perumusan Prioritas Pembangunan Kortekrenbang Musrenbangnas Musrenbang Kabupaten / Kota Memastikan alokasi belanja prioritas pembangunan 1 2 3 5 5 5 Memastikan usulan hasil Musrenbang yang diakomodir 3 Memastikan kerangka belanja prioritas pembangunan & PD serta hasil Musrenbang Mempertajam program, kegiatan dan pagu sesuai pergub RKPD 4 3 Memastikan konsistensi Perencanaan & Anggaran 4 1 Identifikasi Permasalahan dan Analisis Isu Strategis 2 Perumusan Prioritas Pembangunan 3 Perumusan Rencana Kerja dan Pendanaan 4 Perumusan Perubahan Rencana Kerja dan Pendanaan 5 Sinkronisasi dan Sinergitas Pusat dan Daerah KISS BIDANG PPM Perumusan Rancangan Permasalahan – Isu Strategis per Urusan Lingkup Bidang PPM Th. 2023 Bahan Ranwal RKPD 2023 KUA PPAS & APBD TA. 2022 1 Musrenbangprov Forum Konsultasi Publik Penetapan RKPD 2022 42 ©Bappeda Prov. Jatim 2020 (KUPA PPASP dan penetapan PABPD TA. 2021) Keterlibatan DPRD/ Aspek Politis PEMILIHAN PROGRAM , KEGIATAN ,SUB KEGIATAN ISU GENDER YG AKAN DI PPRG PENYUSUNAN PPRG 2022 BATAS AKHIR PPRG RKA DESK PPRG PERBAIKAN PPRG PENYUSUNAN PPRG MENGIKUTI PROSES PERENCANAAN PENELITIAN GBS BATAS AKHIR PPRG DPA
  • 43. 43 Kesetaraan Gender menentukan kemajuan Indonesia di masa kini dan masa depan

Editor's Notes

  1. Kesetaraan Gender di ukur melalui angka Indeks Pembangunan Manusia & Indeks Pembangunan Gender (IPG) serta angka Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
  2. Tambah upah lk pr
  3. Tambahkan ttg IPG dan TPAK