File presentation ini adalah presentasi yang di bawakan oleh Bappenas dalam Workshop Mendorong Peran Kelompok Rentan dalam Implementasi Pembangunan Inklusif yang di selenggarakan oleh Humanity & Inclusion dengan dukungan dari European Union, Pemerintah Yogyakarta, Perkumpulan Idea, CIQAL, dan Bengkel APPEK pada tanggal 23 Oktober 2018, di Yogyakarta.
3. 3
Kondisi Penyandang Disabilitas
Indonesia
Sumber: SUPAS 2015, Undang-undang 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas.
8,56% atau sekitar
21,84 juta
penduduk di
Indonesia merupakan
penyandang
disabilitas.
Hak dan kebutuhan dasar Penyandang
Disabilitas belum sepenuhnya terpenuhi.
Kondisi Umum Penyandang Disabilitas:
•Tingkat partisipasi yang rendah dalam
berbagai sektor (pendidikan, pelatihan,
penempatan kerja, dll)
•Tereksklusi dari lingkungan sosial
•Akses terhadap fasilitas dan layanan publik
terbatas
Persentase Penyandang Disabilitas di
Atas 2 Tahun Tahun 2015
6.92
8.89
7.85
8.24
10.45
9.28
7.58
9.67
8.56
0
2
4
6
8
10
12
Des
a
Kot
a
Nasion
al
Hampir setengah
dari PwD di
Indonesia adalah
penyandang
disbabilitas ganda
Laki-laki &
Perempuan
Laki-
laki
Perempua
n
4. Disabilitas dan Kemiskinan
Sumber: diadopsi dari Department for International Development (DFID), Disability,
Poverty, and Development, 2000.
Daya beli rendah
Sulit mendapatkan
pekerjaan
Akses terbatas pada:
•Fasilitas dan layanan
kesehatan
•Fasilitas dan layanan
pendidikan
Asupan nutrisi rendah
Sumber: Marjuki (2010), Analisis Situasi Penyandang Disabilitas dI Indonesia; rwanto, dkk. Puska Disabilitas UI & AusAid.
4
5. Pembangunan Inklusif Disabilitas
Disability-inclusive development
means ensuring that all phases of the
development cycle (design,
implementation, monitoring and
evaluation) include a disability
dimension and that persons with
disabilities (PwD) are meaningfully
and effectively participating in
development processes and policies.
Pembangunan inklusif disabilitas melalui pendekatan twin-track:
1.Kegiatan pengarusutamaan disabilitas di seluruh program.
2.Kegiatan yang mentargetkan PwD untuk berpartisipasi dan mendapat manfaat
dari setiap program berdasarkan kesamaan hak.
Prinsip
Source: Disability and Development, Handicapped International
Website
Landasan pembangunan inklusif disabilitas di Indonesia:
1.UU 19/2011 tentang Ratifikasi UNCRPD
2.Perpres 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019
3.Perpres 75/2015 tentang RANHAM
4.UU 8/2016 RPP Perencanaan, Penyelenggaraan, dan Evaluasi Penghormatan,
Pelindungan, dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas
5
6. Arah Kebijakan: Peningkatan inklusivitas penyandang disabilitas yang menyeluruh pada setiap aspek
penghidupan.
Meningkatkan advokasi
terhadap peraturan dan
kebijakan di tingkat pusat
dan daerah bagi
penyandang disabilitas
Mengembangkan
fasilitas, mekanisme, dan
kapasitas tenaga
pelayanan publik agar
dapat diakses oleh
penyandang disabilitas
Mengembangkan
perlindungan sosial melalui
skema manfaat bagi
penyandang disabilitas
miskin berbasis keluarga
Sosialisasi, edukasi,
dan pengarusutamaan
di tingkat masyarakat
untuk mendukung
sistem sosial
Arah Kebijakan & Strategi dalam RPJMN 2015-
2019
6
7. 7
su Strategis dalam UU NO. 8/2016
Kewajiban Negara (Pemerintah dan Pemda) = 61 Pasal
Pembentukan Komisi Nasional Disabilitas = 4 Pasal
Paling lama terbentuk 3 tahun sejak UU diundangkan
Kartu Penyandang Disabilitas = 3 Pasal
Bahasa Isyarat sebagai Bahasa resmi Penyandang Disabilitas Sensorik (Rungu dan/atau Wicara) = 4 Pasal
18 tanggung jawab utama Kementerian/Pemda yang wajib dilaksanakan:
-Pendidikan
-Pekerjaan
-Kesehatan
-Politik
-Keagamaan
- Keolahragaan
- Kebudayaan dan pariwisata
- Kesejahteraan sosial
- Aksesibilitas
- Pelayanan publik
- Perlindungan bencana
- Habilitasi dan rehabilitasi
- Pendataan
- Berekspresi dan kominfo
- Pelibatan masyarakat
- Kewarganegaraan
- Perlindungan khusus (diskriminasi,
penelantaran, penyiksaan, &
eksploitasi),
- subyek hukum.
9. 9
PP Perencanaan, RIPID dan SPPN
*SPPN: Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Pasal 27 UU 8/2016: Pemerintah dan
Pemerintah Daerah menyusun Rencana
Induk
•Definisi/pengertian tentang Rencana Induk
tidak diatur
•Referensi: PP No. 14/2015 tentang
Rencana Induk Pembangunan Industri
Nasional 2015-2035
Kesepakatan PAK RPP Perencanaan:
•Substansi RPP melengkapi SPPN*
•Rencana Induk sebagai substansi utama
RPP, untuk menjadi pedoman K/L dan
Pemda dalam menyusun perencanaan yang
inklusif disabilitas Rencana Induk
Pembangunan Inklusif Disabilitas (RIPID)
10. PENDATAAN DAN PERENCANAAN
INKLUSIF
LINGKUNGAN TANPA HAMBATAN BAGI
PD
PERLINDUNGAN HAK DAN AKSES PADA
KEADILAN
PENDIDIKAN DAN
KETERAMPILAN
AKSES & PEMERATAAN LAYANAN
KESEHATAN
PERWUJUDAN EKONOMI INKLUSIF
1
2
3
4
5
6
7
2 arah kebijakan & 7 strategi implementasi
5 arah kebijakan & 13 strategi implementasi
3 arah kebijakan & 6 strategi
implementasi
PEMBERDAYAAN & KEMANDIRIAN PD
3 arah kebijakan & 4 strategi implementasi
3 arah kebijakan & 12 strategi
implementasi
4 arah kebijakan & 8 strategi implementasi
4 arah kebijakan & 8 strategi implementasi
1
1
ncana Induk Pembangunan Inklusif Disabilitas (RIPID)
10
11. Pengumpulan dan harmonisasi
data lintas sektor
Bappenas, Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, BPS
dan dilaksanakan oleh seluruh K/L dan Pemda
SS 1: Pendataan dan Perencanaan yang Inklusif
1. Meningkatkan kepemilikan dokumen kependudukan
2. Menyusun pedoman penyelenggaraan sistem data
terpilah
3. Menyelenggarakan pendataan disabilitas di seluruh sektor
di tingkat pusat dan daerah
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi pendataan
penyandang disabilitas
Arah Kebijakan
Strategi Implementasi
Pelibatan penyandang disabilitas dalam proses
perencanaan dan penganggaran yang inklusif
1. Menyusun mekanisme konsultasi publik berkala
2. Mengoptimalkan pembinaan pemerintah kepada pemerinta
daerah tentang inklusivitas penyandang disabilitas
3. Internalisasi isu disabilitas dalam penyusunan dokumen
perencanaan
Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dan dilaksanakan oleh
seluruh K/L dan Pemda
11
12. Peningkatan pelayanan
& fasilitas publik yang
akses bagi PD
SS 2: Penyediaan Lingkungan Tanpa Hambatan
Akses permukiman
yang terjangkau &
aksesibel
layanan transportasi
publik yang aksesibel
dan ramah disabilitas
sistem komunikasi dan
informasi yang akses,
andal dan responsif
Penyediaan akses dan
kemudahan dalam
beribadah
1. Materi sensitivitas
disabilitas dalam diklat ASN
2. SOP pelayanan publik yang
akses bagi PD
3. Indikator SPM sesuai
dengan prinsip non-
diskriminasi
4. Variabel disabilitas masuk
dalam penilaian pelayanan
publik
5. Pemantauan dan evaluasi
Meningkatkan
dukungan penyediaan
permukiman yang
layak, terjangkau dan
aksesibel bagi
Penyandang Disabilitas
1. Menyediakan
layanan
transportasi publik
yang akomodatif
bagi PD
2. Menyelenggarakan
pelatihan
sensitivitas bagi
petugas
1. Menyusun kebijakan
dan SOP layanan
teknologi dan informasi
2. Meningkatkan akses PD
dalam mengakses
teknologi dan informasi
1. Meningkatkan
akses PD dalam
beribadah
2. Meningkatkan
kemudahan PD
dalam
menjalankan
ibadah dan
ziarah suci
Arah Kebijakan
Kemenpanrb, Bappenas,
Kemendagri, seluruh K/L dan
Pemda
KemenPUPR, Pemerintah Daerah Kemenhub Kementerian Agama
Strategi Implementasi
Kominfo
12
13. Menjamin Hak
Politik Penyandang
Disabilitas
SS 3: Perlindungan hak & akses pada keadilan
Perlindungan PD
dalam proses
peradilan
Peningkatan kesadaran
terhadap tindak
kekerasan terhadap PD
1. Menjamin inklusivitas dalam
setiap tahapan Pemilu
2. Meningkatkan keterwakilan PD
dalam politik
1. Menyusun standar pemeriksaan
bagi seluruh aparat penegak hukum
(penuntut umum, penyidik, hakim,
petugas lapas, dsb)
2. Edukasi kepada apparat penegak
hukum tentang penanganan kasus
PD
1. Sosialisasi dan kampanye
publik melalui berbagai media
2. Internalisasi hasil studi atau
riset terkait tindak kekerasan
dalam materi sosialisasi dan
kampanye publik
Arah Kebijakan
Bappenas, KPU, Bawaslu Bappenas, Kemenkumham,
Kepolisian, Kejaksaan, MK, MA
Bappenas, Kominfo
Strategi Implementasi
13
14. SS 4: Pemberdayaan & Kemandirian PD
Meningkatkan kapasitas
layanan habilitasi dan
rehabilitasi
Meningkatkan dukungan
dan kapasitas pendamping
masyarakat
1. Memberikan pelatihan
penguatan kapasitas kepada
pemberi layanan habilitasi dan
rehabilitasi
2. Meningkatkan jumlah layanan
habilitasi dan rehabilitasi yang
sudah mengimplementasikan
kurikulum dan pedoman RBM
Memperkuat kapasitas pendamping
dalam melakukan pendampingan bagi
penyandang disabilitas dan keluarganya
Arah Kebijakan
Kemensos, Kemenkes Kemensos
Strategi Implementasi
14
Meningkatkan cakupan
program kesos bagi PD
miskin
Memastikan implementasi peraturan
pelaksanaan kesejahteraan sosial
Kemensos
15. SS 5: Perwujudan Ekonomi Inklusif
Memperkuat pemahaman K/L
dan institusi penyedia kerja
tentang isu disabilitas
Memperluas akses
lapangan kerja bagi
penyandang disabilitas
1. Menyusun modul pelatihan
Sensitivitas Disabilitas bagi K/L,
Pemda, BUMN/BUMD.
2. Mengintegrasikan materi
pelatihan Sensitivitas Disabilitas
dengan K/L, Pemda,
BUMN/BUMD.
1. Menyusun pedoman ketenagakerjaan
2. K/L dan perusahaan menerapkan pedoman
ketenagakerjaan
3. Peningkatan kapasitas PD dalam berwirausaha
4. PD menjadi salah satu kriteria untuk mengakses skema
kredit usaha
5. Perlindungan /jaminan kesehatan & ketenagakerjaan PD
6. Partipasi perusahaan untuk PD
7. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pedoman
ketenagakerjaan
Arah Kebijakan
Kemenpanrb, LAN, kemenaker Kemenko bidang Perekonomian, BI,
OJK
Strategi Implementasi
15
Meningkatkan inklusi
keuangan bagi
penyandang disabilitas
1. Pelatihan inklusi
keuangan bagi PD
2. Penyediaan layanan
dan fasilitas keuangan
yang aksesibel bagi PD
3. Menambah inovasi
produk dan layanan
keuangan bagi PD
Kemenpanrb, Kemenaker, KemenkopUKM, BPJS
kesehatan/ketengakerjaan
16. Memperkuat
kemampuan institusi
pendidikan dan tenaga
pendidik
SS 6: Pendidikan dan Keterampilan
Memperkuat upaya
pengurangan kesenjangan
akses pendidikan
Memastikan
terselenggaranya
reformasi tata kelola
kelembagaan pendidikan
Membuka kesempatan
bagi PD dalam bidang
kesenian dan OR
1. Pelatihan bagi pendidik dan
calon tenaga pendidik
2. Menyediakan fasilitas belajar
mengajar yang akses di seluruh
tingkatan pendidikan
3. Menyusun peraturan bagi PT
untuk menyelenggarakan
pendidikan inklusif
4. Menyusun kebijakan tentang
GPK
1. Memasukkan kriteria non-
diskriminasi dalam
dokumen supervisi
2. Melakukan supervisi
berdasarkan
kriteria/pedoman kepada
sekolah
3. Memberikan keringanan
batas usia bagi PD
1. Menambahkan program
deteksi dan intervensi dini
dalam program PAUD holistik-
integratif
2. Membentuk unit yang
berfungsi sebagai pusat
layanan disabilitas
3. Mendorong peningkatan
pendidikan dan atau pelatihan
vokasi
Mendorong peningkatan partisipasi
Penyandang Disabilitas dalam
kompetisi kesenian dan OR
Arah Kebijakan
Bappenas, Kemendikbud,
Kemenristekdikti, Kemenag
Bappenas, Kemendikbud,
Kemenristekdikti, Kemenag
Bappenas, Kemendikbud,
Kemenaker
Bappenas, Kemendibud, Kemenpora
Strategi Implementasi
16
17. Peningkatan kemampuan
penyedia layanan
kesehatan bagi PD
SS 7: Akses & Pemerataan Layanan Kesehatan
Pencegahan dan
intervensi dini
layanan kesehatan
Perluasan kepesertaan
dan manfaat JKN bagi PD
Penyelenggaraan
Program GERMAS
yang menjangkau PD
1.Memasukkan indikator
pelayanan penyandang
disabilitas dalam akreditasi
fasilitas kesehatan
2.Memberikan pelatihan
sensitisasi dan isu
disabilitas kepada tenaga
kesehatan
1.Meningkatkan pelayanan kesehatan
reproduksi penyandang disabilitas
perempuan
2.Meningkatkan layanan deteksi dini
bagi ibu, anak, dan orang dewasa
terhadap potensi disabilitas
3.Meningkatkan pemahaman
terhadap hak kesehatan seksual dan
reproduksi bagi PD perempuan
1.Memperluas
kepesertaan PD miskin
sebagai penerima PBI
JKN
2.Memastikan cakupan
manfaat JKN mampu
mengakomodir
kebutuhan PD
Mendorong K/L, Pemda,
sektor swasta untuk
melibatkan PD dalam
kegiatan GERMAS
Arah Kebijakan
Bappenas, Kemenkes Bappenas, Kemenkes
Kemensos
Bappenas, Kemenkes
BPJS Kesehatan
Bappenas, Kemenkes
Strategi Implementasi
17
18. Per Januari 2018 sudah ada 11 Provinsi, 11 Kabupaten dan 7 kota yang memiliki
peraturan daerah terkait disabilitas . Dari semuanya, hanya 5 Perda yang terbit
setelah adanya UU 8/2016: provinsi Sulawesi Selatan; kabupaten Jember dan
Banyuwangi; Kabupaten Bone serta kota Sawahlunto.
APEKSI bersama dengan UNESCO telah membentuk Jaringan Walikota
Indonesia untuk Kota Inklusif yang terdiri dari Ambon, Banda Aceh,
Banjarmasin, Metro, Padang, Jogja. Tahun 2017 turut bergabung pula: Jambi,
Bengkulu, Jakpus, Tangsel, Surakarta, Kupang, Denpasar, Mojokerto, dan akan
terus bertambah.
Sejak 2017 UNESCO telah mengembangkan instrumen penilaian kota inklusif
yang dapat dijadikan referensi bagi tiap kota untuk menciptakan lingkungan
yang ramah disabilitas.
Upaya yang Telah Dilakukan
18
19. 19
CONTOH BAIK LAYANAN KEUANGAN YANG INKLUSIF
BCA
-ATM Audio untuk Tuna Netra
-Informasi lokasi ATM sesuai
kebutuhan PD
20. INSTRUMEN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF
• Langkah 1 : Menentukan tujuan dan sasaran kebijakan,
program dan kegiatan;
• Langkah 2 : Menyajikan data disabilitas berdasarkan tipe,
usia, dan jenis kelamin;
• Langkah 3 : Mengidentifikasi potensi inklusi dan
dukungan masyarakat berdasarkan akses, partisipasi,
kontrol dan manfaat;
• Langkah 4 : Formulasi tujuan kebijakan, program dan
kegiatan agar ramah disabilitas.
• Langkah 5 : Menetapkan indikator kinerja (Kuantitatif dan
Kualitatif) dalam mengatasi kesenjangan inklusi;
No
Nama
Program
Tujuan dan
Sasaran
Data Disabilitas
Identifikasi Kesenjangan
dan Potensi Inklusi
Reformulasi Tujuan Rencana
Indikator Capaian
Kuantitatif Kualitatif
1 Tuliskan nama
program atau
kegiatan
Tentukan tujuan
dan sasaran
program
Tulis data
disabilitas yang
tersedia dan
dibedakan
berdasarkan tipe,
jenis kelamin, dan
usia.
Mengidentifikasi faktor-
faktor penyebab
kesenjangan yang dialami
penyandang disabilitas dan
sekaligus mengidentifikasi
potensi yang dimiliki
mereka.
Menuliskan kembali
tujuan dan sasaran
program berdasar
pada hasil identifikasi
kesenjangan dan
potensi (Tujuan ini
harus menjawab
kesenjangan dan
mendayagunakan
potensi inklusi
disabilitas)
Menyusun
Rencana Aksi
berdasar
pada
Formulasi
Tujuan dan
Sasaran yang
sudah
diperbaharui
Menentukan
capaian
kuantitatif
Menentukan
capaian
Kualitatif
CONTOHCONTOH DISABILITAS BUDGET STATEMENTDISABILITAS BUDGET STATEMENT DALAM PENYUSUNAN PROGRAMDALAM PENYUSUNAN PROGRAM
20
21. MENJAMIN AKSESIBILITAS LINGKUNGAN BAGI DISABILITAS
Kebijakan yang menjamin aksesibilitas bagi penyandang disabilitas:
UU 38/2004 tentang Jalan – Ps. 3 (d) menyebut aksesibilitas dan 44
(3) menyebut bebas hambatan. PP 34/2006 – Ps. 86 (5)
memperhitungkan fasilitas pejalan kaki dan penyandang cacat.
UU 28/2002 tentang Bangunan Gedung – PP 36/2005 dan Permen
PUPR 14/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.
*Kendala: IMB dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dikeluarkan oleh
Pemda. Kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan tergantung
pada “good will” Pemda, termasuk penerapan Perda Disabilitas, jika
ada.
UU 26/2007 tentang Penataan Ruang – PP 15/2010
PP 2/2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permensos 9/2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada
SPM Bidang Sosial di Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana
**selain infrastruktur, layanan publik juga belum ramah disabilitas
karena petugas masih minim informasi tentang etika berinteraksi
dengan penyandang disabilitas.
21
22. 22
TUJUAN
PEMAHAMAN MENDALAM
ALAT DASAR DAN KONSEP
STIMULAN
KEBIJAKAN INKLUSIF04040404
03030303
02020202
01010101
Pengertian, ragam dan cara berinteraksi dengan
penyandang disabilitas
Mengenalkan kepada partisipan tentang apa yang bisa
diapikasikan di organisasinya
Menstimulasi perubahan aktual dan berarti untuk
memperoleh kesetaraan
Implementasi pengetahuan dan willingness dalam
Rencana atau kebijakan yang punya efek lebih luas
UPAYA MENDORONG PEMBANGUNAN INKLUSIF - SENSITISASI DISABILITAS
Sensitisasi, biasanya dikenal sebagai teknik Disability Equality Training (DET): pendekatan yang dinamis, partisipatif dan
interaktif yang menstimulasi perubahan perilaku menuju inklusi disabilitas.
Target: pengambil
keputusan, baik pemerintah,
swasta maupun komunitas
Dilakukan selama 2 hari
dengan total 14 konten;
no lecturing
Sesuai kebutuhan peserta,
bersifat reflektif dan
praktikal
Difasilitasi fasilitator yang telah
mengikuti pelatihan DET
24. Ketersediaan
Aksesibilitas
Penerimaan
Kualitas
Pembangunan Inklusif Disabilitas memastikan:
Keberadaan Distribusi Keberlanjutan
Non-diskriminasi
Aksesibel
(Infrastruktur, informasi dan
komunikasi)
Keterjangkauan
Penyesuaian Inform consent
Berpusat pada
penyandang
disabilitas
Memadai dan Efektif Kolaborasi
Kontribusi inklusif
Sumber: Opera Framework - Center for Economics and Social Rights 24
25. Pengawasan di
tiap tingkat
pembuatan
kebijakan yang
memperkuat satu
sama lain
Nasional
Provinsi
InternasionalInternasional
Kab/Kota dan Desa
ORGANISASIPENYANDANGDISABILITASORGANISASIPENYANDANGDISABILITAS
PEMERINTAH
MONEV PEMBANGUNAN INKLUSIF #1
25
26. • Kondisi penyandang disabilitas dalam keseluruhan populasi
• Kesetaraan akses dan hak atas pendidikan, pekerjaan dan peran
• Mekanisme pelaksanaan regulasi di tiap tingkatan pemerintahan
• Konsultasi antara pemerintah dan penyandang disabilitas dalam memutuskan
bagaimana mendesain dan melaksanakan program
• Relevansi dan signifikansi sumber daya yang dialokasikan dengan kebutuhan
penyandang disabilitas
• Distribusi sumber daya antar tingkatan pemerintah yang berdampak pada kehidupan
penyandang disabilitas
• Efektivitas pelaksanaan program pemerintah, baik berupa pengarusutamaan
maupun afirmatif yang menyasar penyandang disabilitas
• Faktor-faktor yang membatasi performa pemerintah dalam menyelenggarakan
program terkait disabilitas
INDIKATOR HASIL:
Pemajuan Hidup
KEBIJAKAN
SUMBER DAYA
ASESMEN
Apa yang
diawasi?
MONEV PEMBANGUNAN INKLUSIF #2
TERIMA KASIH26