Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Program Keluarga Berencana membantu mengendalikan ukuran keluarga dan meningkatkan kesejahteraan melalui penggunaan alat kontrasepsi. Budaya dan peran gender mempengaruhi perkembangan dan penerimaan program ini di Indonesia.
2. PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA ( KB )
Keluarga Berencana ( KB ) adalah gerakan untuk membentuk
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.
Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga dengan
pembatasan yang bisa dilakukan dengan pengunaan alat-alat
kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral,
IUD dan sebagainya. Gerakan keluarga berencana di artikan
sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui upaya pendewasaan usia perkawinan, pengendalian
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan
kesejateraan keluarga dalam rangka melembagakan dan
membudidayakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahteraan.
4. Kontrasepsi sederhana dengan Alat
Kondom
Diafragma
Spermisida
Kb Suntik
Kb Pil
AKDR
Kontrasepsi
Impant
Kontrasepsi
Vasektomi
Kontrasepsi
Tubektomi
5. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi
dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk.
Tujuan Khusus
1) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara
penjarangan kelahiran
6. Manfaat Program Keluarga Berencana ( KB )
Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai banyak keuntungan. Salah
satunya adalah dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah
terjadinya kanker uterus dan ovarium. Bahkan dengan perencanaan
kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor
penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Ini berarti
program tersebut dapat memberikan keuntungan ekonomi dan kesehatan.
Kekurangan Program Keluarga Berencana (KB)
Program KB ini dirasa dianggap kurang memadai, karena tidak semua
Posyandu di pedesaan dibekali dengan infrastruktur dan keahlian
pemeriksaan KB, ditambah lagi dengan kurangnya presentasi tentang
pengetahuan KB di daerah pedesaan, sehingga kebanyakan masyarakat
indonesia yang berdomisili di pedesaan masih kurang pengetahuaannya
tentang Program KB dan manfaatnya, mereka masih beranggapan bahwa
banyak anak banyak rezeki, padahal zaman semakin maju dan harus
diimbangi dengan pemikiran yang semakin maju pula.
7. Perkembangan KB di Indonesia
1. Periode Perintisan dan Pelaporan
a. Sebelum 1957- Pembatasan kelahiran secara tradisional (
penggunaan ramuan, pijet, absistensi/ wisuh/ bilas liang senggama
setelah coitus)
b. Perkembangan birth control di daerah – Berdiri klinik YKK
(Yayasan Kesejateraan Keluarga) di Yogjakarta. Di Semarang : berdiri
klinik BKIA dan terbentuk PKBI tahun 1963. Jakarta : Prof. Sarwono P,
memulai di poliklinik bagian kebidanan RSUP. Jawa dan luar pulau
jawa (Bali, Palembang, Medan).
8. 2. Periode Persiapan dan Pelaksaan
Terbentuknya LKBN (Lembaga Keluarga Berencana
Nasional) yang mempunyai tugas pokok mewujudkan
kesejahteraan sosial, keuarga dan rakyat. Bermunculan
proyek KB sehingga mulai diselenggarakan latihan untuk
PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana).
lanjutan
9. Peristiwa Bersejarah dalam Perkembangan KB di Indonesia
• Pada bulan Januari 1967 diadakan symposium kontrasepsi di Bandung
yang diikuti oleh masyarakat luas melalui media masa
• Pada bulan Februari 1967 diadakan kongres PKBI pertama yang
mengharapka agar KB sebagai program pemerintah segera dilaksanakan
• Pada bulan April 1967 Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin menganggap
bahwa sudah waktunya kegiatan KB dilancarkan secara resmi di Jakarta
dengan menyelenggarakan proyek KB DKI Jakarta Raya
• Tanggal 16 agustus 1967 gerakan KB di Indonesia memasuki era peralihan
pidato Pemimpin Negara selama orde lama.
• Bulan Oktober 1968 berdiri lembaga KB nasional ( LKBN ) yang sifatnya
semi pemerintah yang dalam tugasnya di awasi dan di bombing oleh mentri
Negara kesejahteraan rakyat, merupakan kristalisasi dan kesungguhan
pemerintah dalam kebijakan KB
10. Tahap-tahap Program KB Nasional
• Tahun 1970-1980 di kenal dengan Manajement For The People
• Tahun 1980-1990 terjadi perubahan pada Manajement With The
People
• Tahun 1985-1988 pemerintah menetapkan program KB lingkaran biru
• Tahun 1988 terjadi perkembangan kebijakan, pemerintah menerapkan
program KB lingar Emas
• Tahun 1998 terjadi peningkatan kesejahteraan keluarga melalui
peningkatan pendapatan kelurga ( Income Generating ) pada tanggal
29 juni 1994 presiden Suharto di sidoarjho melaksanakan plesterisasi /
lantainisasi rumah- rumah secara gotong royong untuk keluarga
presejahtera
12. Budaya dan Gender
Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Alasan
mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang
dari budaya yang berbeda, ya kembali lagi pada pengertian budaya,
sesuatu hal yang rumit.
Budaya yang mempengaruhi gender
• Budaya Patriarki yaitu suatu budaya dimana yang dominan dan
memegang kekuasaan dalam keluarga berada di pihak ayah.
• Budaya gender dan perilaku seksual
Pada budaya gender terjadi ekstramarital seks yang hal ini
menimbulkan perilaku seksual yang pada akhirnya berhubungan
dengan transmisi dari penyakit seksual gonorhoe, syphilis, herpes
genitalia, AIDS, kanker serviks, hepatitis B, dll.
13. Gender
Kata gender dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa Inggris. Menurut
Kamus, tidak secara jelas dibedakan pengertian seks dan gender. Echols dan
Shadily (dalam Sutinah, 2004) misalnya menyebutkan bahwa gender berarti
jenis kelamin. Gender adalah perbedaan yang tampak pada laki-laki dan
perempuan apabila dilihat dari nilai dan perilaku.
Kesetaraan gender
Kesetaraan gender merupakan perlakuan yang setara antara perempuan dan
laki-laki dalam hukum dan kebijakan serta akses yang sama ke sumber daya
dan pelayanan dalam keluarga, komunitas dan masyarakat luas.
14. Ketidaksetaraan gender dalam kesehatan
Status perempuan begitu rendah karena akibat ketidaksetaraan
gender yang dibiarkan terus berlangsung. Dengan potret buram
yang sudah dijelaskan sebelumnya, perhatian yang lebih besar
mestinya diberikan kepada perempuan. Bukan berarti laki-laki
terlupakan. Tetapi perhatian terhadap perempuan menjadi lebih
utama sebab perempuan sedemikian tertinggalnya dan teramat
lama terabaikan nasibnya. Berikut beberapa contoh pengaruh
ketidaksetaraan gender terhadap kesehatan baik laki-laki maupun
perempuan sejak lahir hingga lanjut usia
16. Manfaat dan Tujuan memperhatikan aspek gender
dalam program KB
• dapat merancang dan melaksanakan program dan kegiatan yang selalu
memperhatikan kepentingan perempuan dan laki-laki secara seimbang,
sehingga tidak ada salah satu pihak terdiskriminasi/ terabaikan.
• memperoleh informasi
• Mengetahui masih adanya kesenjangan gender dalam pelaksanaan
program KB selama ini untuk dianalisis penyebabnya dan mencari jalan
keluar untuk memperkecil permasalahan atau kesenjangannya.