2. Gangguan keseimbangan
asam basa
Gangguan keseimbangan asam-basa terjadi akibat tekanan
parsial karbon dioksida (PCO2) dan serum bikarbonat (HCO3
-)
yang menyebabkan perubahan pH (Power of Hydrogen) untuk
mengukur derajat atau tingkat keasaman.
Asidosis berlangsung ketika akumulasi asam atau kehilangan
basa, sehingga menyebabkan pH pada serum darah menurun
menjadi < 7,35. Sementara itu, alkalosis muncul akibat
akumulasi alkali atau kehilangan asam, sehingga pH pada
serum darah naik menjadi > 7.45. Pada umumnya, gangguan
keseimbangan asam-basa disebabkan oleh dua faktor, yaitu
kondisi metabolik dan respiratorik.
3. Tanda dan gejala
Gangguan keseimbangan asam basa
Asidosis metabolik, yang dapat menimbulkan
gejala seperti pernapasan cepat, kelelahan,
kebingungan, dan syok
Asidosis respiratorik, yang dapat
menimbulkan gejala seperti kelelahan, sesak
napas, dan kebingungan. Bila dibiarkan,
kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi
yang mengancam nyawa seperti, gagal
napas, gagal fungsi organ, dan syok.
4. Tanda dan gejala
Gangguan keseimbangan asam basa
Alkalosis respiratorik dan metabolik,
yang dapat menimbulkan gejala berupa
otot berkedut, tremor pada tangan, kram
otot, mati rasa, mual-muntah, pusing,
gelisah, dan kebingungan. Pada
alkalosis yang berat, dapat
terjadi aritmia hingga koma.
5. Penyebab Gangguan keseimbangan
asam basa
Asidosis metabolik, yang dibagi menjadi tiga kelompok
berdasarkan penyebabnya.
Pertama, asidosis diabetik atau ketoasidosis diabetik, yang
umumnya ditemukan pada penderita diabetes tipe-1, dengan
akumulasi badan keton.
Kedua, asidosis hiperkloremik, yang terjadi ketika tubuh
membuang natrium bikarbonat lebih banyak melalui ginjal atau
saluran pencernaan seperti pada kasus diare berat.
Ketiga laktat, yang terjadi akibat penumpukan asam laktat
berlebih karena aktivitas fisik berkepanjangan, penggunaan
obat-obatan seperti salisilat, konsumsi alcohol, kejang, gagal
hati, penyakit ginjal, kanker, dehidrasi, dan beberapa penyebab
lainnya.
6. Penyebab Gangguan keseimbangan
asam basa
Asidosis respiratorik, yang disebabkan oleh
kondisi hiperkapnia atau peningkatan tekanan
PCO2 karena hipoventilasi, atau pernapasan
dengan frekuensi lambat. Hipoventilasi ini
dapat disebabkan oleh beberapa penyebab
seperti deformitas dada, cedera pada dada,
gangguan paru dan jalan pernapasan kronik,
penggunaan obat-obatan sedatif, serta
obesitas.
7. Penyebab Gangguan keseimbangan
asam basa
Alkalosis metabolik, yang disebabkan oleh retensi HCO3
-
berlebihan atau pembuangan asam berlebih. Contohnya pada
kasus muntah kronis yang dapat menyebabkan hilangnya
klorida, atau menggunakan obat-obatan diuretik yang
mengakibatkan hilangnya kalium.
Alkalosis respiratorik disebabkan oleh kondisi hipokapnia akibat
proses hiperventilasi, atau pernapasan dengan frekuensi cepat.
Kondisi ini dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti,
kekurangan oksigen, berada di ketinggian, demam, penyakit
paru-paru, penyakit hati, dan keracunan salisilat.
8. Pemeriksaan Diagnostik terkait
Gangguan keseimbangan asam basa
Analisa gas darah, yang diambil dari pembuluh darah
arteri
Pemeriksaan serum metabolik (seperti gula darah,
fungsi ginjal, keton darah) dan serum elektrolit
(natrium, kalium, klorida) untuk menghitung anion gap
Pemeriksaan pH urine dan urinalisis
Pemeriksaan fungsi paru
Pemeriksaan foto thorax
9. Pemeriksaan Analisa Gas Darah
Mengevaluasi status oksigen dan karbondioksida di dalam
darah arteri dan mengukur pH-nya.
Proses perubahan pH darah ada dua macam, yaitu proses
perubahan yang bersifat
metabolik (adanya perubahan konsentrasi bikarbonat
yang disebabkan gangguan metabolisme) dan yang
bersifat
respiratorik (adanya perubahan tekanan parsial CO2
yang disebabkan gangguan respirasi).
10. Analisa gas
Perubahan PaCO2 BISA menyebabkan
perubahan pH darah.
pH darah akan turun/asidosis jika PaCO2
meningkat (asidosis respiratorik primer)
HCO3- /asidosis metabolik primer, pH darah
akan naik /alkalosis jika PaCO2 /alkalosis
respiratorik primer atau jika HCO3- /alkalosis
metabolik primer.
11. 3 Mekanisme untuk mengendalikan
keseimbangan asam basa darah:
1 Kelebihan asam akan dibuang oleh
ginjal. Ginjal memiliki kemampuan
untuk merubah jumlah asam atau
basa yang dibuang
12. 3 Mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan
asam basa darah:
2. Tubuh menggunakan penyangga pH/buffer dalam
darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang
terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu
penyangga pH yang paling penting dalam darah
menggunakan bikarbonat.
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat
dan lebih sedikit CO2.
Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak CO2 dan
lebih sedikit bikarbonat.
13. 3 Mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan
asam basa darah:
3. Pembuangan CO2
Pusat pernapasan di otak mengatur jumlah CO2 yang
dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan
kedalaman pernapasan.
Jika pernapasan meningkat, kadar CO2 darah menurun
dan darah menjadi lebih basa.
Jika pernapasan menurun, kadar CO2 darah meningkat
dan darah menjadi lebih asam.
Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman
pernapasan, maka pusat pernapasan dada paru-paru
mampu mengatur pH darah menit demi menit
14. Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu
penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari
sejumlah penyakit.
Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi
metabolic dan respiratorik, tergantung kepada
penyebab utamanya.
Asidosis metabolic dan alkalosis metabolic
disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam
pembentukan dan pembuangan asam dan basa
oleh ginjal.
Asidosis respiratorik dan alkalosis respiratorik
terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru
atau kelainan pernapasan.
15. Kenaikan pCO2 akan mengakibatkan
koma dan aritmia serta vasodilatasi
pembuluh darah.
Penurunan pCO2 (<25 mmHg) akan
mengakibatkan vasokonstriksi
pembuluh darah, sehingga aliran
darah ke jaringan turun. Bila hal ini
terjadi di otak maka akan terjadi
hipoksemia otak
16. • Asidosis metabolic : Paling banyak ditemukan
• Dikarenakan Penurunan HCO3-, sering pada penderita diabetes,
gagal ginjal, GE(dehidrasi),
• Alkalosis metabolic :
• Peningkatan HCO3-, karena kehilangan subtansi asam yang
berlebihan. Ditemukan pada pemakai obat ulkus peptikum
lama, obstruksi usus
• Asidosis respiratorik, peningkatan PCO2, karena gangguan
fungsi paru, retensi CO2
• Ditemukan pada penderita pneumonia, emfisema
• Alkalosis respiratorik : penurunan PCO2, karena gangguan
fungsi paru (hiperventilasi), ditemukan keadaan keracunan
salisilat, demam tinggi