2. Pengambilan darah arteri yang berfungsi untuk
memeriksa gas-gas dalam darah yang berhubungan
dengan fungsi respirasi dan metabolisme.
Untuk mengetahui keadekuatan dari proses ventilasi
dan difusi diperlukan analisa dari gas darah dalam
arteri.
3. Tujuannya :
1. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
2. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
3. Kemampuan Hb dalam mengangkut O2 dan CO2.
4. Tingkat tekanan O2 dalam darah arteri.
4. 1. Tentukan apakah pH nya normal, acidosis atau alkalosis
2. Tentukan penyebab ketidakseimbangan pH
3. Tentukan apakah masalahnya pada respirasi atau metabolik
4. Tentukan kompensasi yang telah terjadi
5. Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:
PH normal 7,35-7,45
Pa CO2 normal 35-45 mmHg
Pa O2 normal 80-100 mmHg
Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l
HCO3 normal 21-30 mEq/l
Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3
Saturasi O2 lebih dari 90%.
6. 1. Arteri Radialis, merupakan pilihan pertama yang paling aman
dipakai untuk fungsi arteri kecuali terdapat banyak bekas
tusukan atau hamatom juga apabila Allen test negatif.
2. Arteri Dorsalis Pedis, merupakan pilihan kedua.
3. Arteri Brachialis, merupakan pilihan ketiga karena lebih
banyak resikonya bila terjadi obstruksi pembuluh darah.
4. Arteri Femoralis, merupakan pilihan terakhir apabila pada
semua arteri diatas tidak dapat diambil. Bila terdapat
obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke
seluruh tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat
mengakibatkan berlangsung lama dapat menyebabkan
kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan vena
besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara darah vena
dan arteri.
16. PaCO2: The carbon dioxide partial pressure
of arterial blood
Normal: 35-45mmHg (4.7-6.0kPa)
mean: 40mmHg
17. Type I Type II
PaO2 (mmHg) <60 <60
PaCO2 (mmHg) ≤50 >50
18.
19. Langkah 1 : lihat hasil pH
*normal pH darah adalah 7. 35 – 7. 45
*Apabila pH < 7. 35 maka kita sebut asidosis
*Apbila pH > 7. 45 maka kita sebut alkalosis
20. Langkah 2 : lihat hasil CO2
*Kadar normal CO2 dalam darah arteri adalah 35 – 45 mmHg
*Apabila kadar CO2 < 35 mmHg, maka kita sebut alkalosis
*Apabila kadar CO2 > 45 mmHg, maka kita sebut asidosis
21. Langkah 3 : lihat hasil HCO3-
*Kadar normal HCO3- adalah 22 – 26 mEq/L
*Apabila kadar HCO3- < 22 mEq/L, maka kita sebut asidosis
*Apabila kadar HCO3- > 26 mEq/L, maka kita sebut alkalosis
22. *Langkah 4: perhatikan nilai CO2 dan HCO3-, mana yang cocok
dengan pH
*Maksudnya apabila nilai pH menunjukkan asidosis(pH < 7. 35),
mana diantara CO2 dan HCO3- yang juga asidosis.
23. *Contohnya seperti ini: apabila pH asidotik dan CO2
juga asidosis (CO2 > 45 mmHg), maka kita sebut
pasien mengalami asidosis respiratorik. Sebaliknya,
apabila pH asidotik dan HCO3- juga asidotik ( < 22
mEq/ L), maka kita sebut pasien
mengalami asidosis metabolik. Ingat bahwa kadar
CO2 dalam darah ditentukan oleh fungsi pernafasan
atau respiratory dan kadar HCO3- ditentukan oleh
fungsi metabolisme tubuh termasuk fungsi ginjal.
24. *langkah 5: perhatikan apakah mekanisme kompensasi sudah
terjadi
*Tubuh akan selalu melakukan mekanisme kompensasi apabila
terdapat gangguan keseimbangan asam basa.
25. *Contohnya seperti ini: apabila pH asidotik (< 7. 35) dan CO2 juga
asidotik (> 45 mmHg) maka kondisi ini kita sebut asidosis
respiratorik, yang mana gangguan keseimbangan asam basa nya
disebabkan oleh masalah pada fungsi paru. Nah, dalam kondisi
seperti ini, tubuh akan melakukan kompensasi untuk
menyeimbangkan kadar asam basa dengan menaikkan kadar
HCO3- atau menaikkan kadar basa didalam tubuh
26. *Karena itu, apabila kita menerima hasil AGD yang
menunjukkan pH asidotik dan CO2 asidotik, kita juga harus
melihat apakah HCO3- sudah alkalotik (sudah mulai naik
menjadi > 26 mmEq).
27. *Langkah 6: lihat hasil PO2 dan SaO2 (Oxygen saturation) dan
hitung ratio paO2 / FiO2
*Nilai normal PO2 dalam darah arteri adalah 80 – 100 mmHg
*Nilai normal SaO2 adalah 95 – 100 %
*Apabila nilai PO2 < 80 mmHg, kita sebut hipoxemia atau kondisi
kekurangan oxygen didalam tubuh dan pasien seharusnya sudah
diberikan oksigen.
28. *menghitung rasio paO2/ FiO2
*Perhitungan rasio PaO2 / FiO2 dilakukan untuk mengetahui status
oksigenasi pasien. Rasio paO2 / FiO2 yang normal adalah > atau
=300. Apabila rasio paO2 / FiO2 < 300 maka pasien
mengalami acute lung injury ( ALI) dan apabila rasio PaO2 / FiO2
< 200 maka pasien mengalami acute respiratory distress
syndrome (ARDS) dan memerlukan intervensi segera.
29. *Cara menghitung rasio paO2 / FiO2 pasien diatas adalah:
*cari nilai FiO2: pasien menggunakan oksigen 3 liter per menit,
jadi FiO2 adalah : 30% atau 0, 3
*dari hasil AGD didapat paO2 pasien diatas adalah 82 mmHg
30. *Kemudian masukan ke rumus berikut:
*PaO2 / FiO2
*82 / 0.3 = 273, 3 maka dapat disimpulkan pasien
mengalami acute lung injury tetapi belum sampai pada
distress pernafasan akut (ARDS).
31. pH darah Bikarbonat PaCO2 Kondisi
Penyebab
Umum
<7,4 Rendah Rendah
Asidosis
metabolik
Gagal ginjal,
syok,
ketoasidosis
diabetik.
>7,4 Tinggi Tinggi
Alkalosis
metabolik
Muntah yang
bersifat
kronis, hipoka
lemia.
<7,4 Tinggi Tinggi
Asidosis
respiratorik
Penyakit paru,
termasuk pne
umonia atau
penyakit paru
obstruktif
kronis
(COPD).
>7,4 Rendah Rendah
Alkalosis
respiratorik
Saat nyeri
atau cemas.