SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Analisa Gas Darah”.
Dalam makalah ini berisi tentang apa sebenarnya tujuan dan manfaat pemeriksaan
analisa gas darah,dan bagaiman prosedur pelaksanaan dalam pemeriksaan analisa gas darah
serta hasil dari dilakukan pemeriksaan analisa gas darah.
Kami bisa menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dosen
mata kuliah Sistem Respiratori II dan juga teman-teman yang telah banyak memberikan
masukan dan dukungan terhadap makalah ini. Atas selesainya makalah ini kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu pembimbing dan teman-teman semua.
Kami yang menyusun makalah ini menyadari masih banyak kelemahan dan
kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi
kelengkapan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua untuk menambah pengetahuan
kita sebagai mahasiswa.
Medan, Maret 2012
Penulis
Kelompok IX
DAFTAR ISI
KATA PEGATAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
A. Pengertian AGD......................................................................................................... 2
B. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGD.................................................................... 2
C. Pengambilan Sampel dan Analisa Pemeriksaan AGD............................................... 4
D. Pengukuran karbondioksida Darah.......................................................................... 12
E. Persiapan Alat dan Pasien........................................................................................ 13
F. Prosedur Kerja.......................................................................................................... 14
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 21
A. Kesimpulan............................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Paru mempunyai fungsi utama untuk melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil
O2 dari udara luar dan mengeluarkan CO2 dari badan ke udara luar. Bilamana paru berfungsi
secara normal, tekanan parsial O2 dan CO2 di dalam darah akan dipertahankan seimbang,
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan
laboratorium yang penting sekali di dalam penatalaksanaan penderita akut maupun kronis,
terutama penderita penyakit paru. Pemeriksaan analisis gas darah penting baik untuk
menegakkan diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit
setelah mendapat terapi. Sama halnya dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung dan
pemeriksaan gula darah penderita diabetes millitus. Dengan majunya ilmu pengetahuan,
terutama setelah ditemukan alat astrup, tekanan parsial O2 dan CO2 serta pH darah dapat
diukur dengan mudah.
Pemeriksaan gas darah dan pH digunakan sebagai pegangan dalam
penanganan pasien-pasian penyakit berat dan menahun. Pemeriksaan analisa gas darah
dikenal juga pemeriksaan ASTRUP yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan
melalui darah arteri. Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga
keseimbagan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar biokarbonat, saturasi
oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah
secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat
yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai
tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya
dari penelitian analisa gas darah dan keseimbangan asam-basa saja, kita harus
menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium
lainnya.
Hematokrit (HT) sangat diperlukan untuk menilai atau memberikan gambran tentang
kekentalan darah. Dimana semakin rendah nilai HT yang normalnya 45% maka akan terjadi
semakin haemodilusi (pengenceran), dan jika HT semakin tinggi maka darah semakin
meningkat visikositasnya (mengental)
Pemantauan pertukaran gas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Pemantauan invasive (kateter arteri,punksi arteri,punksi vena,dan punksi kapiler)
2. Pemantauan non invasive (pulse oximetry,monitor transkutaneus,monitor karbondioksida
end-tidal)
Gas darah memberikan informasi tentang oksigenasi,homeostasis CO2,dan
keseimbangan asam basa,dank arena itu merupakan alat terpenting yang digunakan dalam
mengevaluasi adekuasi fungsi paru.
Meskipun tekanan parsial O2 arteri (PaO2) merupakan pengukuran standar oksigenasi
darah,saturasi O2 dengan pulse oxmetry (SapO2) merupakan penilaian non invasive oksigen
darah yang dapat mendeteksi hipoksemia.Pemantauan pulse oximetri yang kontinyu dapat
membantu mengobservasi keadaan kritis ataupun stabilitas penderita setiap saat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian AGD
Pemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan laboratorium yang penting
sekali di dalam penatalaksanaan penderita akut maupun kronis, terutama penderita penyakit
paru. Pemeriksaan analisis gas darah penting baik untuk menegakkan diagnosis, menentukan
terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi. Sama halnya
dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung dan pemeriksaan gula darah penderita
diabetes millitus. Dengan majunya ilmu pengetahuan, terutama setelah ditemukan alat astrup,
tekanan parsial O2 dan CO2 serta pH darah dapat diukur dengan mudah.
Analisa Gas Darah ( AGD ) atau sering disebut Blood Gas Analisa ( BGA
) merupakan pemeriksaan penting untuk penderita sakit kritis yang bertujuan untuk
mengetahui atau mengevaluasi pertukaran Oksigen ( O2),Karbondiosida ( CO2) dan status
asam-basa dalam darah arteri.
Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan untuk
mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan
dan/atau gangguan metabolik. Komponen dasar AGD mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2,
HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa).
Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai : “Keseimbangan asam basa dalam
tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah, Kadar karbondioksida dalam darah”.
B. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGD
Sebuah analisis ABG mengevaluasi seberapa efektif paru-paru yang memberikan
oksigen ke darah . Tes ini juga menunjukkan seberapa baik paru-paru dan ginjal yang
berinteraksi untuk menjaga pH darah normal (keseimbangan asam-basa). Peneliatian ini
biasanya dilakukan untuk menilai penyakit khususnya pernapasan dan kondisi lain yang
dapat mempengaruhi paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk terapi oksigen (terapi
pernapasan). Selain itu, komponen asam-basa dari uji tes dapat memberikan informasi
tentang fungsi ginjal.Adapun tujuan lain dari dilakukannya pemeriksaan analisa gas
darah,yaitu :
1. Menilaifungsirespirasi(ventilasi)
2. Menilaikapasitasoksigenasi
3. Menilaikeseimbanganasam-basa
4. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
5. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
6. Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh
7. Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik yang
lain.
Adapun manfaat pada pemeriksaan analisa gas darah yaitu untuk menegakkan
diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat
terapi,sertamengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan
pernafasan dan/atau gangguan metabolic dalam tubuh.
1. Analisis gas darah digunakan untuk diagnosa dan pengelolaan :
© Penyakit pernafasan
© Pemberian oksigen
© Kadar oksigenasi dalam darah
© Kadar CO2
© Keseimbangan asam-basa
© Ventilasi
2. Pemilihan bagian analisa gas darah :
a. Kriteria tergantung pada :
· Ada tidaknya sirkulasi koleteral
· Seberapa besar arteri
· Jenis jaringan yang mengelilingnya
b. Bagian-bagian yang tidak boleh dipilih :
· Adanya peradangan
· Adanya iritasi
· Adanya edema
· Dekat dengan luka
· Percabangan arteri dengan fistula
AGD tidakperludilakukanapabila:
1. Hasil tidak akan memberikan pengaruh pada tindakan medisselanjutnya
2. Mengikuti prosedurpemeriksaan yang ada, bukan karena adanyaindikasi
3. Masih terdapat cara lain yang lebih mudah untuk mendapatkanhasilyangdiinginkan
4. Komplikasi yang timbul >>daripada hasil AGD yang diharapkan
C. Pengambilan Sample dan Analisa Pemeriksaan AGD
Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat dilakukan pada arteri
radialis, arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis, dan lain-lain. Arteri femoralis atau
brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai
sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan
arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli.
Korelasi nilai sampel darah arteri dan kapiler bervariasi, baik untuk pH dan PCO2, tapi jelek
untuk PaO2. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan analisa gas darah:
 Gelembung udara
 Tekanan
Oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia
cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158
mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti
proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara
memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture)
dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
Pengumpulan Sampel Darah
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti
proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara
memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture)
dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
Pengambilan Darah Vena
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari
vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat
dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak
memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.
Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan
dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan
darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan
dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
¶ Lengan pada sisi mastectomy
¶ Daerah edema
¶ Hematoma
¶ Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
¶ Daerah bekas luka
¶ Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
¶ Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi
lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara
manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan
menggunakan tabung vakum (vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
¥ Pemasangan turniket (tali pembendung)
© Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi
(peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total,
AST, besi, kolesterol, lipid total)
© Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
© Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya
udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
¥ Penusukan
© Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat
mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi
menyebabkan hematoma.
© Tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan
akibat hematoma
© Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika
dilakukan penusukan.
Pengambilan Darah Kapiler
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti
proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk
pengambilan darah kapiler adalah :
¶ Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.
¶ Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau
ibu jari kaki.
¶ Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti
vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis
setempat.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan
volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit
(mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).
Pengambilan Darah Arteri
Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah
pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan
atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan hati-hati dan
oleh tenaga terlatih.Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas
darah.
Arteri radialis
Yaitu arteri yang berada di pergelangan tangan pada posisi ibu jari.
a. Terdapat sirkulasi kolateral (suplai darah dari beberapa arteri).
b. Bila terjadi kerusakan RA pada saat pengambilan, ulnar arteri akan mensuplai darah ke
tangan. Padahal ulnar arteri tidak boleh digunakan untuk ABG.
c. Bila tidak ditemukan sirkulasi korateral, RA tidak boleh digunakan.
d. Hematoma pada RA jarang terjadi karena adanya tekanan diatas ligamen dan tulang pada
pergelangan.
e. Kesulitan :
· Ukuran arteri kecil
· Sulit diperoleh kondisi pasien dengan curah jantung yang rendah.
Arteri branchialis
Yaitu arteri yang berada pada medial anterior bagian antecubital fossa, terselipdiantara otot
bisep.
a. Ukuran arteri besar sehingga mudah untuk dipalpasi dan ditusuk.
b. Sirkulasi koleteral cukup, tidak sebanyak RA.
c. Kesulitan :
· Letak arteri lebih dalam
· Letaknya dekat dengan basilic vena dan syaraf median
· Hematom mungkin terjadi
Arteri femoralis
Yaitu arteri yang paling besar untuk ABG. Berada pada permukaan paha bagian dalam,
disebelah lateral tulang pubis.
a. Dapat dilakukan ABG sekalipun pasien dengan curah jantung yang rendah.
b. FA hanya digunakan dalam kondisi gawat darurat atau sulit mendapat arteri lain.
c. Kesulitan :
· Sirkulasi koleteral sedikit sehingga mudah terjadi infeksi pada tempat pengambilan
· Sulit untuk aseptis
· Pada orang tua, gangguan dinding arteri sebelah dalam
· Letaknya dekat dengan vena paha.
5. Bagian arteri lainnya
a. Pada bayi : arteri kulit kepala, arteri tali pusat
b. Pada orang dewasa : arteri dorsal pedis
Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:
¶ PH normal 7,35-7,45
¶ Pa CO2 normal 35-45 mmHg
¶ Pa O2 normal 80-100 mmHg
¶ Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l
¶ HCO3 normal 21-30 mEq/l
¶ Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3
¶ Saturasi O2 lebih dari 90%.
“Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”,
yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan
darah yaitu: Arteri radialis, A. brachialis, A. Femoralis”.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil analisa gas darah meliputi :
a. Suhu, pada suhu 370 c selama 10 menit PH akan berubah, 0,10 ; PaCO21 mmhg dan PO2
0,7 mmhg, sedangkan pada suhu 40 dalam 10 menit PH berubah 0,01 ; PaCO2 0,01 mmhg
dan PaO2,07 mmhg. Sebaiknya darah dimasukkan kedalam es untuk menghindari /
mengurangi metabolisme dan mencegah konsumsi oksigen dan karbondioksida yang dapat
mempengaruhi nilai
b. Darah yang diambil, darah arteri merupakan contoh baku untuk pemeriksaaan analisa gas
darah.
c. Pemakaian heparin, jangan lebih dari 0,05 cc untuk 1 cc darah (cukup membilas spuit
dengan heparin).
d. Gelembung udara dalam spuit, yang akan mempengaruhi CO2 dan O2.
Komponen yang diperiksa dalam analisa gas darah meliputi :
- PH (normal : 7,35 – 7,45)
PH akan menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh. Ada peningkatan atau penuruna
ion H+ akan mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila ion H+ meningkat PH akan
rendah dan bila ion H+ menurun PH akan meningkat.
- PaCO2 (normal : 35 – 45 mmhg)
PaCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut. PaCO2 ini
merupakan parameter untuk mengetahui fungsi respirasi dan menentukan cukup tidaknya
ventilasi alveolar. Bila PaCO2 rendah menunjukkan adanya hyperventilasi karena rangsangan
pernafasan dan bila PaCO2 tinggi (hypoventilasi) menunjukkan adanya kegagalan ventilasi
alveolis. Pada PaCO2 rendah konsentrasi ion H+ akan rendah dan PH meningkat, sedangkan
bila terjadi peningkatan PaCO2 konsentrasi ion H+ akan mengingat dan PH menjadi rendah
- PaO2 (normal : 80 – 100 mmhg)
PaO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen yang terlarut dalam darah. PaO2 akan
memberikan petunjuk cukup tidaknya oksigenisasi darah arteri
- Base Ekses (E . E) (normal ± 2 / 2,5 mEQ / 1)
Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat / kekurangan asam tetap atau
kekurangan basa / kelebihan asam.Bila nilai positif menunjukkan kelebihan basa dan bila
nilai negatif menunjukkan kelebihan asam
- TCO2 (normal : 24 -31 mmhg)
Total CO2 yang terdapat dalam plasma, yang meliputi asam karbonat, bikarbonat dan
senyawa karbamino. TCO2 dapat digunakan sebagai petunjuk klinik gangguan keseimbangan
asam untuk memperkirakan kelebihan atau kekurangan basa karena perbandingan bikarbonat
dan asm bikarbonat 20 : 1
- Sat. O2 (normal : 96 -100 %)
Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat membantu untuk menghitung
kandungan oksigen dalam darah
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD :
© Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia
cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158
mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
© Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang
berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek
penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
© Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa
dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan
dalam kamar pendingin beberapa jam.
© Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2 dan
PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
© Nilai
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang
abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi
oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah
D. Pengukuran Karbondioksida Darah
Analisa gas darah dilakukan pada darah dari arteri. Ini meruapakan pengukuran
tekanan parsial oksigen dan karbon dioksida dalam darah, serta kandungan oksigen, saturasi
oksigen, konten bikarbonat, dan pH darah.Oksigen di paru-paru dilakukan pada jaringan
melalui aliran darah, tetapi hanya sejumlah kecil oksigen ini benar-benar dapat larut dalam
darah arteri. Berapa banyak melarutkan tergantung pada tekanan parsial oksigen (tekanan
bahwa gas diberikannya pada dinding arteri). Oleh karena itu, pengujian tekanan parsial
oksigen sebenarnya adalah mengukur berapa banyak oksigen yang memberikan paru-paru ke
dalam darah. Karbon dioksida dilepaskan ke dalam darah sebagai produk sampingan dari
metabolisme sel. Tekanan parsial karbon dioksida menunjukkan seberapa baik paru-paru
menghilangkan karbon dioksida.
Sisa oksigen yang tidak terlarut dalam darah tergabung dengan hemoglobin, suatu
senyawa protein-besi yang ditemukan dalam sel-sel darah merah. Pengukuran dalam
kandungan oksigen dalam analisis ABG menunjukkan berapa banyak oksigen
dikombinasikan dengan hemoglobin.
Karbon dioksida lebih mudah larut dalam darah dibanding oksigen , terutama
membentuk jumlah bikarbonat dan lebih kecil dari asam karbonat. Ketika hadir dalam jumlah
normal, rasio asam karbonat untuk bikarbonat menciptakan keseimbangan asam-basa dalam
darah, membantu menjaga pH pada tingkat di mana fungsi sel tubuh yang paling efisien.
Paru-paru dan ginjal baik berpartisipasi dalam mempertahankan keseimbangan asam-
karbonat bikarbonat. Paru-paru mengontrol tingkat asam karbonat dan bikarbonat di atur oleh
ginjal.
E. Persiapan Alat dan Pasien
A. Persiapan Alat
Persiapan Alat Pengambilan Darah Vena
Pengambilan Darah Vena dengan Syring
Ø Syring
Ø Kapas Alkohol 70%
Ø Torniquet
Ø Plester
Ø Tabung
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Ø Jarum
Ø Kapas alkohol 70%
Ø Tali pembendung (turniket)
Ø Plester
Ø Tabung vakum.
Persiapan Alat Pengambilan Darah Kapiler
Ø Lanset
Ø Kapas Alkohol 70%
Ø Povidone iodium 10%
Ø Tabung
Persiapan Alat Pengambilan Darah Arteri
Ø Torniquet
Ø Kapas Alkohol 70%
Ø Spuit
Ø Tabung
Ø Handscoon
B. Persiapan Pasien :
ü Memberikan penjelasan pada klien (bila mungkin) dan keluarga mengenai tujuan pengambilan
darah dan prosedur yang akan dilakukan.
ü Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit
ü Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul
ü Jelaskan tentang allen’s test
ü Mengatur posisi pasien
F. Prosedur Kerja
1) Prosedur Pengambilan Darah Vena
Pengambilan Darah Vena dengan Syring
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara
yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan
kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah
sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering
dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G,
24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan
pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur :
¶ Persiapkan alat-alat yang diperlukan : Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai
dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum
terpasang dengan erat.
¶ Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
¶ Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
¶ Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat
tertentu, tidak puasa dsb.
¶ Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
¶ Minta pasien mengepalkan tangan.
¶ Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
¶ Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan
posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika
vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat
selama 5 menit daerah lengan.
¶ Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering.
Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
¶ Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke
dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali
tusuk kena.
¶ Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan
tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang
diperlukan untuk pemeriksaan.
¶ Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat
lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson)
di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara,
terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir
masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan
berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior
ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat
mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan
jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada
jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi
sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk
beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan
tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir
masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi
selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena
tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini
mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan
jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior
dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang
menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah
akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :
¶ Persiapkan alat-alat yang diperlukan
¶ Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
¶ Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
¶ Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
¶ Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat
tertentu, tidak puasa dsb.
¶ Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
¶ Minta pasien mengepalkan tangan.
¶ Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
¶ Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan
posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika
vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat
selama 5 menit daerah lengan.
¶ Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering.
Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
¶ Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke
dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah
akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika
memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung
kedua, begitu seterusnya.
¶ Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil
kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
¶ Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat
lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Menampung Darah Dalam Tabung
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium
klinik adalah sebagai berikut :
¶ Tabung tutup merah : Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku
dan serum dipisahkan dengsan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia
darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)
¶ Tabung tutup kuning : Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang
fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di
bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan
kimia darah, imunologi dan serologi
¶ Tabung tutup hijau terang : Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST)
dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas
gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
¶ Tabung tutup ungu atau lavender : Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
¶ Tabung tutup biru : Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
¶ Tabung tutup hijau : Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan
untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
¶ Tabung tutup biru gelap : Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan
untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
¶ Tabung tutup abu-abu terang : Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat,
digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
¶ Tabung tutup hitam : berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
¶ Tabung tutup pink : berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
imunohematologi.
¶ Tabung tutup putih : potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan
bDNA.
¶ Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan, digunakan
untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
¥ Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum
lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan
cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis.
Memasukkan darah ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup
tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
¥ Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5
kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi
menyebabkan hemolisis.
¥ Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama - botol biakan
(culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru),
ketiga - tabung non additive (tutup merah), keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan
gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau
(heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)
2) Prosedur Pengambilan Darah Kapiler
¶ Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
¶ Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.
¶ Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
¶ Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan sampai mengering, lalu ulangi
dengan alkohol 70%.
¶ Sterilkan lanset dalam alkohol 95%
¶ Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras
keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan
saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit
sehingga susah ditampung dalam wadah.
¶ Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes berikutnya
boleh dipakai untuk pemeriksaan.
¶ Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah
terbentuknya jendalan.
3) Prosedur Pengambialn Darah Arteri
¶ Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling.
¶ Pilih bagian arteri radialis.
¶ Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.
¶ Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.
¶ Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit
yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
¶ Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di
samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan
berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
¶ Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera
letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama ±2 menit.
Pasang plester pada bagian ini selama ±15 menit.
books.google.co.id/books?isbn=9793027533
buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddart edisi 8 vol 1 penerbit
buku kedokteran.
¥ Langkah-langkah untuk menilai gas darah:
1. Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia, dengan dua sebab
asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika meningkat klien mengalami alkalemia
dengan dua sebab alkalosis metabolik atau alkalosis respiratorik; ingatlah bahwa kompensasi
ginjal dan pernafasan jarang memulihkan pH kembali normal, sehingga jika ditemukan pH
yang normal meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin ada gangguan
campuran).
2. Perhatikan variable pernafasan (PaCO2 ) dan metabolik (HCO3) yang berhubungan dengan
pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan primer bersifat respiratorik, metabolik atau
campuran (PaCO2 normal, meningkat atau menurun; HCO3 normal, meningkat atau
menurun; pada gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam arah
yang sama; penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang berlawanan menunjukkan
adanya gangguan asam basa campuran).
3. Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi (hal ini
dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama dengan
nilai primer, kompensasi sedang berjalan).
4. Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa
campuran).
Komplikasi pada analisa gas darah
a. Rasa takut
b. Infeksi dan pembentukan trombus
c. Hematoma
d. Arteriospasm (respon refleks kontriksi dari otot arteri)
Beberapa hal penting yang perlu di perhatikan dalam pengambilan darah ini meliputi :
- Gunakan tehnik steril
- Hindari penusukan yang sering pada tempat yang sama untuk mencegah aneurism
- Jangan menusukkan jarum lebih dari 0,5 cm
- Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada saraf
- Lakukan palpasi sebelum di lakukan penusukan
- Bila perlu pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan memasang “arteri line”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan untuk
mengkaji gangguan keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah,
Kadar karbondioksida dalam darah yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau
gangguan metabolik.
Tujuan
1. Menilaifungsirespirasi(ventilasi)
2. Menilaikapasitasoksigenasi
3. Menilaikeseimbanganasam-basa
4. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
5. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
6. Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh
7. Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik yang
lain.
Pengambilan Sample
· Pengambilan Darah Vena
· Pengambialn Darah Kapiler
· Pengambilan Darah Arteri

More Related Content

What's hot

Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJMitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJKhalid Mustafa
 
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darahPemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darahDasuki Suke
 
Isi renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Kendari
Isi renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota KendariIsi renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Kendari
Isi renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota KendariHaris Sahido
 
Klasifikasi bidang layanan non konstruksi 2015
Klasifikasi bidang layanan non konstruksi 2015Klasifikasi bidang layanan non konstruksi 2015
Klasifikasi bidang layanan non konstruksi 2015inkindojabar
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5andreei
 
Pewarnaan gram + bakteriologi urin
Pewarnaan gram + bakteriologi urinPewarnaan gram + bakteriologi urin
Pewarnaan gram + bakteriologi urinListiana Dewi
 
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)Khalid Mustafa
 
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018Gedhe Foundation
 
Anemia pds patklin
Anemia pds patklinAnemia pds patklin
Anemia pds patklinAmat Rajasa
 
ANALISIS HEMA RUTIN.ppt
ANALISIS HEMA RUTIN.pptANALISIS HEMA RUTIN.ppt
ANALISIS HEMA RUTIN.pptmateripptgc
 
LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007
LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007
LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007Wiwiek S Ningsih
 
Pfid evaluasi dan persiapan dak ta 2022 - pak rio
Pfid  evaluasi dan persiapan dak ta 2022 - pak rioPfid  evaluasi dan persiapan dak ta 2022 - pak rio
Pfid evaluasi dan persiapan dak ta 2022 - pak rioBappedaLampungUtara
 

What's hot (20)

Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJMitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
Mitigasi Risiko dan Pengendalian Kontrak PBJ
 
Rkk8
Rkk8Rkk8
Rkk8
 
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darahPemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darah
 
Isi renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Kendari
Isi renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota KendariIsi renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Kendari
Isi renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Kendari
 
Uu no 22 tahun 2009
Uu no 22 tahun 2009Uu no 22 tahun 2009
Uu no 22 tahun 2009
 
Klasifikasi bidang layanan non konstruksi 2015
Klasifikasi bidang layanan non konstruksi 2015Klasifikasi bidang layanan non konstruksi 2015
Klasifikasi bidang layanan non konstruksi 2015
 
Pemeriksaan bga
Pemeriksaan bgaPemeriksaan bga
Pemeriksaan bga
 
Refhemabaru5
Refhemabaru5Refhemabaru5
Refhemabaru5
 
Pewarnaan gram + bakteriologi urin
Pewarnaan gram + bakteriologi urinPewarnaan gram + bakteriologi urin
Pewarnaan gram + bakteriologi urin
 
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
Konsolidasi perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya (perubahan keempat)
 
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
 
Pm no 75 2013
Pm no 75 2013Pm no 75 2013
Pm no 75 2013
 
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak PidanaPerka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
 
Anemia pds patklin
Anemia pds patklinAnemia pds patklin
Anemia pds patklin
 
Resistensi insulin
Resistensi insulinResistensi insulin
Resistensi insulin
 
ANALISIS HEMA RUTIN.ppt
ANALISIS HEMA RUTIN.pptANALISIS HEMA RUTIN.ppt
ANALISIS HEMA RUTIN.ppt
 
Fosfat
FosfatFosfat
Fosfat
 
LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007
LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007
LKPJ Berdasarkan PP No 3 Tahun 2007
 
Pfid evaluasi dan persiapan dak ta 2022 - pak rio
Pfid  evaluasi dan persiapan dak ta 2022 - pak rioPfid  evaluasi dan persiapan dak ta 2022 - pak rio
Pfid evaluasi dan persiapan dak ta 2022 - pak rio
 
Rkk26
Rkk26Rkk26
Rkk26
 

Similar to Analisa Gas Darah

Lecturer Notes BGA (Blood Gas Analysis).
Lecturer Notes BGA (Blood Gas Analysis).Lecturer Notes BGA (Blood Gas Analysis).
Lecturer Notes BGA (Blood Gas Analysis).University of Surabaya
 
ANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.pptANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.ppteghaalkautsar
 
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)dimar aji
 
Download file-948305
Download file-948305Download file-948305
Download file-948305firered1
 
Pak Cunda, Tekanan darah-difusi oksigen.pptx
Pak Cunda, Tekanan darah-difusi oksigen.pptxPak Cunda, Tekanan darah-difusi oksigen.pptx
Pak Cunda, Tekanan darah-difusi oksigen.pptxsotyanacun
 
Analisa gas darah arteri
Analisa gas darah arteriAnalisa gas darah arteri
Analisa gas darah arterijinggo77
 
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptxAnalisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptxAzfahsyaRafifYusro
 
Analisa gas darah dan interpretasinya,bagi perawat di intensive care unit
Analisa gas darah dan interpretasinya,bagi perawat di intensive care unitAnalisa gas darah dan interpretasinya,bagi perawat di intensive care unit
Analisa gas darah dan interpretasinya,bagi perawat di intensive care unitAndre195339
 
8 Langkah Mudah Membaca Hasil Analisa Gas Darah.docx
8 Langkah Mudah Membaca Hasil Analisa Gas Darah.docx8 Langkah Mudah Membaca Hasil Analisa Gas Darah.docx
8 Langkah Mudah Membaca Hasil Analisa Gas Darah.docxLukasWihardjo
 
Faal Paru Keempat 2021
Faal Paru Keempat 2021Faal Paru Keempat 2021
Faal Paru Keempat 2021FaisalYunus7
 
AGD Vera Hardjolukito.pdf
AGD Vera Hardjolukito.pdfAGD Vera Hardjolukito.pdf
AGD Vera Hardjolukito.pdfdianseptiany
 
Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinikhunun
 
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah  pemeriksaan diagnostikMateri kuliah  pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah pemeriksaan diagnostikAmat Rajasa
 
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdf
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdfAGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdf
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdfSonofZeus11
 

Similar to Analisa Gas Darah (20)

Makalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darahMakalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darah
 
Analisa gas darah
Analisa gas darahAnalisa gas darah
Analisa gas darah
 
Lecturer Notes BGA (Blood Gas Analysis).
Lecturer Notes BGA (Blood Gas Analysis).Lecturer Notes BGA (Blood Gas Analysis).
Lecturer Notes BGA (Blood Gas Analysis).
 
ANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.pptANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.ppt
 
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)
 
Download file-948305
Download file-948305Download file-948305
Download file-948305
 
Pak Cunda, Tekanan darah-difusi oksigen.pptx
Pak Cunda, Tekanan darah-difusi oksigen.pptxPak Cunda, Tekanan darah-difusi oksigen.pptx
Pak Cunda, Tekanan darah-difusi oksigen.pptx
 
Analisa gas darah arteri
Analisa gas darah arteriAnalisa gas darah arteri
Analisa gas darah arteri
 
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptxAnalisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
 
Analisa gas darah dan interpretasinya,bagi perawat di intensive care unit
Analisa gas darah dan interpretasinya,bagi perawat di intensive care unitAnalisa gas darah dan interpretasinya,bagi perawat di intensive care unit
Analisa gas darah dan interpretasinya,bagi perawat di intensive care unit
 
Hasil agd
Hasil agdHasil agd
Hasil agd
 
8 Langkah Mudah Membaca Hasil Analisa Gas Darah.docx
8 Langkah Mudah Membaca Hasil Analisa Gas Darah.docx8 Langkah Mudah Membaca Hasil Analisa Gas Darah.docx
8 Langkah Mudah Membaca Hasil Analisa Gas Darah.docx
 
Faal Paru Keempat 2021
Faal Paru Keempat 2021Faal Paru Keempat 2021
Faal Paru Keempat 2021
 
BGA.pptx
BGA.pptxBGA.pptx
BGA.pptx
 
AGD Vera Hardjolukito.pdf
AGD Vera Hardjolukito.pdfAGD Vera Hardjolukito.pdf
AGD Vera Hardjolukito.pdf
 
KESEIMBANGAN ASAM BASA-1.pptx
KESEIMBANGAN ASAM BASA-1.pptxKESEIMBANGAN ASAM BASA-1.pptx
KESEIMBANGAN ASAM BASA-1.pptx
 
Analisa gas darah.pptx
Analisa gas darah.pptxAnalisa gas darah.pptx
Analisa gas darah.pptx
 
Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinik
 
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah  pemeriksaan diagnostikMateri kuliah  pemeriksaan diagnostik
Materi kuliah pemeriksaan diagnostik
 
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdf
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdfAGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdf
AGD Interpretasi_Yuyun D_Pel ICU.pdf
 

Analisa Gas Darah

  • 1. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Analisa Gas Darah”. Dalam makalah ini berisi tentang apa sebenarnya tujuan dan manfaat pemeriksaan analisa gas darah,dan bagaiman prosedur pelaksanaan dalam pemeriksaan analisa gas darah serta hasil dari dilakukan pemeriksaan analisa gas darah. Kami bisa menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dosen mata kuliah Sistem Respiratori II dan juga teman-teman yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan terhadap makalah ini. Atas selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu pembimbing dan teman-teman semua. Kami yang menyusun makalah ini menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kelengkapan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua untuk menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa. Medan, Maret 2012 Penulis Kelompok IX DAFTAR ISI KATA PEGATAR............................................................................................................... i DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
  • 2. A. Pengertian AGD......................................................................................................... 2 B. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGD.................................................................... 2 C. Pengambilan Sampel dan Analisa Pemeriksaan AGD............................................... 4 D. Pengukuran karbondioksida Darah.......................................................................... 12 E. Persiapan Alat dan Pasien........................................................................................ 13 F. Prosedur Kerja.......................................................................................................... 14 BAB III PENUTUP........................................................................................................... 21 A. Kesimpulan............................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA
  • 3. BAB I PENDAHULUAN Paru mempunyai fungsi utama untuk melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil O2 dari udara luar dan mengeluarkan CO2 dari badan ke udara luar. Bilamana paru berfungsi secara normal, tekanan parsial O2 dan CO2 di dalam darah akan dipertahankan seimbang, sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan laboratorium yang penting sekali di dalam penatalaksanaan penderita akut maupun kronis, terutama penderita penyakit paru. Pemeriksaan analisis gas darah penting baik untuk menegakkan diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi. Sama halnya dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung dan pemeriksaan gula darah penderita diabetes millitus. Dengan majunya ilmu pengetahuan, terutama setelah ditemukan alat astrup, tekanan parsial O2 dan CO2 serta pH darah dapat diukur dengan mudah. Pemeriksaan gas darah dan pH digunakan sebagai pegangan dalam penanganan pasien-pasian penyakit berat dan menahun. Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga pemeriksaan ASTRUP yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbagan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar biokarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penelitian analisa gas darah dan keseimbangan asam-basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya. Hematokrit (HT) sangat diperlukan untuk menilai atau memberikan gambran tentang kekentalan darah. Dimana semakin rendah nilai HT yang normalnya 45% maka akan terjadi semakin haemodilusi (pengenceran), dan jika HT semakin tinggi maka darah semakin meningkat visikositasnya (mengental) Pemantauan pertukaran gas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Pemantauan invasive (kateter arteri,punksi arteri,punksi vena,dan punksi kapiler) 2. Pemantauan non invasive (pulse oximetry,monitor transkutaneus,monitor karbondioksida end-tidal)
  • 4. Gas darah memberikan informasi tentang oksigenasi,homeostasis CO2,dan keseimbangan asam basa,dank arena itu merupakan alat terpenting yang digunakan dalam mengevaluasi adekuasi fungsi paru. Meskipun tekanan parsial O2 arteri (PaO2) merupakan pengukuran standar oksigenasi darah,saturasi O2 dengan pulse oxmetry (SapO2) merupakan penilaian non invasive oksigen darah yang dapat mendeteksi hipoksemia.Pemantauan pulse oximetri yang kontinyu dapat membantu mengobservasi keadaan kritis ataupun stabilitas penderita setiap saat.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian AGD Pemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan laboratorium yang penting sekali di dalam penatalaksanaan penderita akut maupun kronis, terutama penderita penyakit paru. Pemeriksaan analisis gas darah penting baik untuk menegakkan diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi. Sama halnya dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung dan pemeriksaan gula darah penderita diabetes millitus. Dengan majunya ilmu pengetahuan, terutama setelah ditemukan alat astrup, tekanan parsial O2 dan CO2 serta pH darah dapat diukur dengan mudah. Analisa Gas Darah ( AGD ) atau sering disebut Blood Gas Analisa ( BGA ) merupakan pemeriksaan penting untuk penderita sakit kritis yang bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi pertukaran Oksigen ( O2),Karbondiosida ( CO2) dan status asam-basa dalam darah arteri. Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolik. Komponen dasar AGD mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2, HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa). Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai : “Keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah, Kadar karbondioksida dalam darah”. B. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGD Sebuah analisis ABG mengevaluasi seberapa efektif paru-paru yang memberikan oksigen ke darah . Tes ini juga menunjukkan seberapa baik paru-paru dan ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH darah normal (keseimbangan asam-basa). Peneliatian ini biasanya dilakukan untuk menilai penyakit khususnya pernapasan dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk terapi oksigen (terapi pernapasan). Selain itu, komponen asam-basa dari uji tes dapat memberikan informasi tentang fungsi ginjal.Adapun tujuan lain dari dilakukannya pemeriksaan analisa gas darah,yaitu : 1. Menilaifungsirespirasi(ventilasi) 2. Menilaikapasitasoksigenasi 3. Menilaikeseimbanganasam-basa 4. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
  • 6. 5. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2. 6. Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh 7. Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik yang lain. Adapun manfaat pada pemeriksaan analisa gas darah yaitu untuk menegakkan diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi,sertamengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolic dalam tubuh. 1. Analisis gas darah digunakan untuk diagnosa dan pengelolaan : © Penyakit pernafasan © Pemberian oksigen © Kadar oksigenasi dalam darah © Kadar CO2 © Keseimbangan asam-basa © Ventilasi 2. Pemilihan bagian analisa gas darah : a. Kriteria tergantung pada : · Ada tidaknya sirkulasi koleteral · Seberapa besar arteri · Jenis jaringan yang mengelilingnya b. Bagian-bagian yang tidak boleh dipilih : · Adanya peradangan · Adanya iritasi · Adanya edema · Dekat dengan luka · Percabangan arteri dengan fistula AGD tidakperludilakukanapabila: 1. Hasil tidak akan memberikan pengaruh pada tindakan medisselanjutnya 2. Mengikuti prosedurpemeriksaan yang ada, bukan karena adanyaindikasi 3. Masih terdapat cara lain yang lebih mudah untuk mendapatkanhasilyangdiinginkan 4. Komplikasi yang timbul >>daripada hasil AGD yang diharapkan
  • 7. C. Pengambilan Sample dan Analisa Pemeriksaan AGD Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat dilakukan pada arteri radialis, arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis, dan lain-lain. Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli. Korelasi nilai sampel darah arteri dan kapiler bervariasi, baik untuk pH dan PCO2, tapi jelek untuk PaO2. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan analisa gas darah:  Gelembung udara  Tekanan Oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat. Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture. Pengumpulan Sampel Darah Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
  • 8. Pengambilan Darah Vena Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil. Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah : ¶ Lengan pada sisi mastectomy ¶ Daerah edema ¶ Hematoma ¶ Daerah dimana darah sedang ditransfusikan ¶ Daerah bekas luka ¶ Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular ¶ Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu. Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer). Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah : ¥ Pemasangan turniket (tali pembendung) © Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total) © Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma © Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
  • 9. ¥ Penusukan © Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma. © Tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma © Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan. Pengambilan Darah Kapiler Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah : ¶ Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga. ¶ Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki. ¶ Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat. Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method). Pengambilan Darah Arteri Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga terlatih.Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah. Arteri radialis Yaitu arteri yang berada di pergelangan tangan pada posisi ibu jari. a. Terdapat sirkulasi kolateral (suplai darah dari beberapa arteri).
  • 10. b. Bila terjadi kerusakan RA pada saat pengambilan, ulnar arteri akan mensuplai darah ke tangan. Padahal ulnar arteri tidak boleh digunakan untuk ABG. c. Bila tidak ditemukan sirkulasi korateral, RA tidak boleh digunakan. d. Hematoma pada RA jarang terjadi karena adanya tekanan diatas ligamen dan tulang pada pergelangan. e. Kesulitan : · Ukuran arteri kecil · Sulit diperoleh kondisi pasien dengan curah jantung yang rendah. Arteri branchialis Yaitu arteri yang berada pada medial anterior bagian antecubital fossa, terselipdiantara otot bisep. a. Ukuran arteri besar sehingga mudah untuk dipalpasi dan ditusuk. b. Sirkulasi koleteral cukup, tidak sebanyak RA. c. Kesulitan : · Letak arteri lebih dalam · Letaknya dekat dengan basilic vena dan syaraf median · Hematom mungkin terjadi Arteri femoralis Yaitu arteri yang paling besar untuk ABG. Berada pada permukaan paha bagian dalam, disebelah lateral tulang pubis. a. Dapat dilakukan ABG sekalipun pasien dengan curah jantung yang rendah. b. FA hanya digunakan dalam kondisi gawat darurat atau sulit mendapat arteri lain. c. Kesulitan : · Sirkulasi koleteral sedikit sehingga mudah terjadi infeksi pada tempat pengambilan · Sulit untuk aseptis · Pada orang tua, gangguan dinding arteri sebelah dalam · Letaknya dekat dengan vena paha. 5. Bagian arteri lainnya a. Pada bayi : arteri kulit kepala, arteri tali pusat b. Pada orang dewasa : arteri dorsal pedis Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:
  • 11. ¶ PH normal 7,35-7,45 ¶ Pa CO2 normal 35-45 mmHg ¶ Pa O2 normal 80-100 mmHg ¶ Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l ¶ HCO3 normal 21-30 mEq/l ¶ Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3 ¶ Saturasi O2 lebih dari 90%. “Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”, yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan darah yaitu: Arteri radialis, A. brachialis, A. Femoralis”. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil analisa gas darah meliputi : a. Suhu, pada suhu 370 c selama 10 menit PH akan berubah, 0,10 ; PaCO21 mmhg dan PO2 0,7 mmhg, sedangkan pada suhu 40 dalam 10 menit PH berubah 0,01 ; PaCO2 0,01 mmhg dan PaO2,07 mmhg. Sebaiknya darah dimasukkan kedalam es untuk menghindari / mengurangi metabolisme dan mencegah konsumsi oksigen dan karbondioksida yang dapat mempengaruhi nilai b. Darah yang diambil, darah arteri merupakan contoh baku untuk pemeriksaaan analisa gas darah. c. Pemakaian heparin, jangan lebih dari 0,05 cc untuk 1 cc darah (cukup membilas spuit dengan heparin). d. Gelembung udara dalam spuit, yang akan mempengaruhi CO2 dan O2. Komponen yang diperiksa dalam analisa gas darah meliputi : - PH (normal : 7,35 – 7,45) PH akan menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh. Ada peningkatan atau penuruna ion H+ akan mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila ion H+ meningkat PH akan rendah dan bila ion H+ menurun PH akan meningkat. - PaCO2 (normal : 35 – 45 mmhg) PaCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut. PaCO2 ini merupakan parameter untuk mengetahui fungsi respirasi dan menentukan cukup tidaknya ventilasi alveolar. Bila PaCO2 rendah menunjukkan adanya hyperventilasi karena rangsangan pernafasan dan bila PaCO2 tinggi (hypoventilasi) menunjukkan adanya kegagalan ventilasi
  • 12. alveolis. Pada PaCO2 rendah konsentrasi ion H+ akan rendah dan PH meningkat, sedangkan bila terjadi peningkatan PaCO2 konsentrasi ion H+ akan mengingat dan PH menjadi rendah - PaO2 (normal : 80 – 100 mmhg) PaO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen yang terlarut dalam darah. PaO2 akan memberikan petunjuk cukup tidaknya oksigenisasi darah arteri - Base Ekses (E . E) (normal ± 2 / 2,5 mEQ / 1) Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat / kekurangan asam tetap atau kekurangan basa / kelebihan asam.Bila nilai positif menunjukkan kelebihan basa dan bila nilai negatif menunjukkan kelebihan asam - TCO2 (normal : 24 -31 mmhg) Total CO2 yang terdapat dalam plasma, yang meliputi asam karbonat, bikarbonat dan senyawa karbamino. TCO2 dapat digunakan sebagai petunjuk klinik gangguan keseimbangan asam untuk memperkirakan kelebihan atau kekurangan basa karena perbandingan bikarbonat dan asm bikarbonat 20 : 1 - Sat. O2 (normal : 96 -100 %) Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat membantu untuk menghitung kandungan oksigen dalam darah Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD : © Gelembung udara Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat. © Antikoagulan Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin. © Metabolisme Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa
  • 13. dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam. © Suhu Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2. © Nilai Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah D. Pengukuran Karbondioksida Darah Analisa gas darah dilakukan pada darah dari arteri. Ini meruapakan pengukuran tekanan parsial oksigen dan karbon dioksida dalam darah, serta kandungan oksigen, saturasi oksigen, konten bikarbonat, dan pH darah.Oksigen di paru-paru dilakukan pada jaringan melalui aliran darah, tetapi hanya sejumlah kecil oksigen ini benar-benar dapat larut dalam darah arteri. Berapa banyak melarutkan tergantung pada tekanan parsial oksigen (tekanan bahwa gas diberikannya pada dinding arteri). Oleh karena itu, pengujian tekanan parsial oksigen sebenarnya adalah mengukur berapa banyak oksigen yang memberikan paru-paru ke dalam darah. Karbon dioksida dilepaskan ke dalam darah sebagai produk sampingan dari metabolisme sel. Tekanan parsial karbon dioksida menunjukkan seberapa baik paru-paru menghilangkan karbon dioksida. Sisa oksigen yang tidak terlarut dalam darah tergabung dengan hemoglobin, suatu senyawa protein-besi yang ditemukan dalam sel-sel darah merah. Pengukuran dalam kandungan oksigen dalam analisis ABG menunjukkan berapa banyak oksigen dikombinasikan dengan hemoglobin. Karbon dioksida lebih mudah larut dalam darah dibanding oksigen , terutama membentuk jumlah bikarbonat dan lebih kecil dari asam karbonat. Ketika hadir dalam jumlah normal, rasio asam karbonat untuk bikarbonat menciptakan keseimbangan asam-basa dalam darah, membantu menjaga pH pada tingkat di mana fungsi sel tubuh yang paling efisien. Paru-paru dan ginjal baik berpartisipasi dalam mempertahankan keseimbangan asam- karbonat bikarbonat. Paru-paru mengontrol tingkat asam karbonat dan bikarbonat di atur oleh ginjal.
  • 14. E. Persiapan Alat dan Pasien A. Persiapan Alat Persiapan Alat Pengambilan Darah Vena Pengambilan Darah Vena dengan Syring Ø Syring Ø Kapas Alkohol 70% Ø Torniquet Ø Plester Ø Tabung Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum Ø Jarum Ø Kapas alkohol 70% Ø Tali pembendung (turniket) Ø Plester Ø Tabung vakum. Persiapan Alat Pengambilan Darah Kapiler Ø Lanset Ø Kapas Alkohol 70% Ø Povidone iodium 10% Ø Tabung Persiapan Alat Pengambilan Darah Arteri Ø Torniquet Ø Kapas Alkohol 70% Ø Spuit Ø Tabung Ø Handscoon B. Persiapan Pasien : ü Memberikan penjelasan pada klien (bila mungkin) dan keluarga mengenai tujuan pengambilan darah dan prosedur yang akan dilakukan. ü Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit ü Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul
  • 15. ü Jelaskan tentang allen’s test ü Mengatur posisi pasien F. Prosedur Kerja 1) Prosedur Pengambilan Darah Vena Pengambilan Darah Vena dengan Syring Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G. Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil). Prosedur : ¶ Persiapkan alat-alat yang diperlukan : Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat. ¶ Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin. ¶ Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan. ¶ Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb. ¶ Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas. ¶ Minta pasien mengepalkan tangan. ¶ Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku. ¶ Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan. ¶ Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi. ¶ Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
  • 16. ¶ Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan. ¶ Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka. Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai. Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior. Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari. Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle). Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash). Prosedur :
  • 17. ¶ Persiapkan alat-alat yang diperlukan ¶ Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat. ¶ Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin. ¶ Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan. ¶ Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb. ¶ Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas. ¶ Minta pasien mengepalkan tangan. ¶ Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku. ¶ Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan. ¶ Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi. ¶ Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya. ¶ Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan. ¶ Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka. Menampung Darah Dalam Tabung Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut : ¶ Tabung tutup merah : Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengsan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test) ¶ Tabung tutup kuning : Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di
  • 18. bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi ¶ Tabung tutup hijau terang : Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah. ¶ Tabung tutup ungu atau lavender : Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch) ¶ Tabung tutup biru : Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT) ¶ Tabung tutup hijau : Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah. ¶ Tabung tutup biru gelap : Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi. ¶ Tabung tutup abu-abu terang : Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa. ¶ Tabung tutup hitam : berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR). ¶ Tabung tutup pink : berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan imunohematologi. ¶ Tabung tutup putih : potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA. ¶ Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah : ¥ Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi. ¥ Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis. ¥ Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama - botol biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru),
  • 19. ketiga - tabung non additive (tutup merah), keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat) 2) Prosedur Pengambilan Darah Kapiler ¶ Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%. ¶ Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. ¶ Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang. ¶ Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan sampai mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%. ¶ Sterilkan lanset dalam alkohol 95% ¶ Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah. ¶ Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan. ¶ Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah terbentuknya jendalan. 3) Prosedur Pengambialn Darah Arteri ¶ Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling. ¶ Pilih bagian arteri radialis. ¶ Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan. ¶ Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri. ¶ Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi. ¶ Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas. ¶ Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama ±2 menit. Pasang plester pada bagian ini selama ±15 menit.
  • 20. books.google.co.id/books?isbn=9793027533 buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddart edisi 8 vol 1 penerbit buku kedokteran. ¥ Langkah-langkah untuk menilai gas darah: 1. Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia, dengan dua sebab asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika meningkat klien mengalami alkalemia dengan dua sebab alkalosis metabolik atau alkalosis respiratorik; ingatlah bahwa kompensasi ginjal dan pernafasan jarang memulihkan pH kembali normal, sehingga jika ditemukan pH yang normal meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin ada gangguan campuran). 2. Perhatikan variable pernafasan (PaCO2 ) dan metabolik (HCO3) yang berhubungan dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan primer bersifat respiratorik, metabolik atau campuran (PaCO2 normal, meningkat atau menurun; HCO3 normal, meningkat atau menurun; pada gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam arah yang sama; penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang berlawanan menunjukkan adanya gangguan asam basa campuran). 3. Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi (hal ini dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama dengan nilai primer, kompensasi sedang berjalan). 4. Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa campuran). Komplikasi pada analisa gas darah a. Rasa takut b. Infeksi dan pembentukan trombus c. Hematoma d. Arteriospasm (respon refleks kontriksi dari otot arteri) Beberapa hal penting yang perlu di perhatikan dalam pengambilan darah ini meliputi : - Gunakan tehnik steril - Hindari penusukan yang sering pada tempat yang sama untuk mencegah aneurism - Jangan menusukkan jarum lebih dari 0,5 cm - Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada saraf
  • 21. - Lakukan palpasi sebelum di lakukan penusukan - Bila perlu pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan memasang “arteri line” BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah, Kadar karbondioksida dalam darah yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolik. Tujuan 1. Menilaifungsirespirasi(ventilasi) 2. Menilaikapasitasoksigenasi 3. Menilaikeseimbanganasam-basa 4. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel 5. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2. 6. Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh 7. Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik yang lain. Pengambilan Sample · Pengambilan Darah Vena · Pengambialn Darah Kapiler · Pengambilan Darah Arteri