1. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Analisa Gas Darah”.
Dalam makalah ini berisi tentang apa sebenarnya tujuan dan manfaat pemeriksaan
analisa gas darah,dan bagaiman prosedur pelaksanaan dalam pemeriksaan analisa gas darah
serta hasil dari dilakukan pemeriksaan analisa gas darah.
Kami bisa menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dosen
mata kuliah Sistem Respiratori II dan juga teman-teman yang telah banyak memberikan
masukan dan dukungan terhadap makalah ini. Atas selesainya makalah ini kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu pembimbing dan teman-teman semua.
Kami yang menyusun makalah ini menyadari masih banyak kelemahan dan
kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi
kelengkapan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua untuk menambah pengetahuan
kita sebagai mahasiswa.
Medan, Maret 2012
Penulis
Kelompok IX
DAFTAR ISI
KATA PEGATAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
2. A. Pengertian AGD......................................................................................................... 2
B. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGD.................................................................... 2
C. Pengambilan Sampel dan Analisa Pemeriksaan AGD............................................... 4
D. Pengukuran karbondioksida Darah.......................................................................... 12
E. Persiapan Alat dan Pasien........................................................................................ 13
F. Prosedur Kerja.......................................................................................................... 14
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 21
A. Kesimpulan............................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
3. BAB I
PENDAHULUAN
Paru mempunyai fungsi utama untuk melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil
O2 dari udara luar dan mengeluarkan CO2 dari badan ke udara luar. Bilamana paru berfungsi
secara normal, tekanan parsial O2 dan CO2 di dalam darah akan dipertahankan seimbang,
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan
laboratorium yang penting sekali di dalam penatalaksanaan penderita akut maupun kronis,
terutama penderita penyakit paru. Pemeriksaan analisis gas darah penting baik untuk
menegakkan diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit
setelah mendapat terapi. Sama halnya dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung dan
pemeriksaan gula darah penderita diabetes millitus. Dengan majunya ilmu pengetahuan,
terutama setelah ditemukan alat astrup, tekanan parsial O2 dan CO2 serta pH darah dapat
diukur dengan mudah.
Pemeriksaan gas darah dan pH digunakan sebagai pegangan dalam
penanganan pasien-pasian penyakit berat dan menahun. Pemeriksaan analisa gas darah
dikenal juga pemeriksaan ASTRUP yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan
melalui darah arteri. Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga
keseimbagan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar biokarbonat, saturasi
oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah
secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat
yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai
tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya
dari penelitian analisa gas darah dan keseimbangan asam-basa saja, kita harus
menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium
lainnya.
Hematokrit (HT) sangat diperlukan untuk menilai atau memberikan gambran tentang
kekentalan darah. Dimana semakin rendah nilai HT yang normalnya 45% maka akan terjadi
semakin haemodilusi (pengenceran), dan jika HT semakin tinggi maka darah semakin
meningkat visikositasnya (mengental)
Pemantauan pertukaran gas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Pemantauan invasive (kateter arteri,punksi arteri,punksi vena,dan punksi kapiler)
2. Pemantauan non invasive (pulse oximetry,monitor transkutaneus,monitor karbondioksida
end-tidal)
4. Gas darah memberikan informasi tentang oksigenasi,homeostasis CO2,dan
keseimbangan asam basa,dank arena itu merupakan alat terpenting yang digunakan dalam
mengevaluasi adekuasi fungsi paru.
Meskipun tekanan parsial O2 arteri (PaO2) merupakan pengukuran standar oksigenasi
darah,saturasi O2 dengan pulse oxmetry (SapO2) merupakan penilaian non invasive oksigen
darah yang dapat mendeteksi hipoksemia.Pemantauan pulse oximetri yang kontinyu dapat
membantu mengobservasi keadaan kritis ataupun stabilitas penderita setiap saat.
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian AGD
Pemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan laboratorium yang penting
sekali di dalam penatalaksanaan penderita akut maupun kronis, terutama penderita penyakit
paru. Pemeriksaan analisis gas darah penting baik untuk menegakkan diagnosis, menentukan
terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi. Sama halnya
dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung dan pemeriksaan gula darah penderita
diabetes millitus. Dengan majunya ilmu pengetahuan, terutama setelah ditemukan alat astrup,
tekanan parsial O2 dan CO2 serta pH darah dapat diukur dengan mudah.
Analisa Gas Darah ( AGD ) atau sering disebut Blood Gas Analisa ( BGA
) merupakan pemeriksaan penting untuk penderita sakit kritis yang bertujuan untuk
mengetahui atau mengevaluasi pertukaran Oksigen ( O2),Karbondiosida ( CO2) dan status
asam-basa dalam darah arteri.
Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan untuk
mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan
dan/atau gangguan metabolik. Komponen dasar AGD mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2,
HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa).
Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai : “Keseimbangan asam basa dalam
tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah, Kadar karbondioksida dalam darah”.
B. Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGD
Sebuah analisis ABG mengevaluasi seberapa efektif paru-paru yang memberikan
oksigen ke darah . Tes ini juga menunjukkan seberapa baik paru-paru dan ginjal yang
berinteraksi untuk menjaga pH darah normal (keseimbangan asam-basa). Peneliatian ini
biasanya dilakukan untuk menilai penyakit khususnya pernapasan dan kondisi lain yang
dapat mempengaruhi paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk terapi oksigen (terapi
pernapasan). Selain itu, komponen asam-basa dari uji tes dapat memberikan informasi
tentang fungsi ginjal.Adapun tujuan lain dari dilakukannya pemeriksaan analisa gas
darah,yaitu :
1. Menilaifungsirespirasi(ventilasi)
2. Menilaikapasitasoksigenasi
3. Menilaikeseimbanganasam-basa
4. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
7. C. Pengambilan Sample dan Analisa Pemeriksaan AGD
Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat dilakukan pada arteri
radialis, arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis, dan lain-lain. Arteri femoralis atau
brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai
sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan
arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli.
Korelasi nilai sampel darah arteri dan kapiler bervariasi, baik untuk pH dan PCO2, tapi jelek
untuk PaO2. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan analisa gas darah:
Gelembung udara
Tekanan
Oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia
cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158
mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti
proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara
memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture)
dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
Pengumpulan Sampel Darah
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti
proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara
memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture)
dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
10. b. Bila terjadi kerusakan RA pada saat pengambilan, ulnar arteri akan mensuplai darah ke
tangan. Padahal ulnar arteri tidak boleh digunakan untuk ABG.
c. Bila tidak ditemukan sirkulasi korateral, RA tidak boleh digunakan.
d. Hematoma pada RA jarang terjadi karena adanya tekanan diatas ligamen dan tulang pada
pergelangan.
e. Kesulitan :
· Ukuran arteri kecil
· Sulit diperoleh kondisi pasien dengan curah jantung yang rendah.
Arteri branchialis
Yaitu arteri yang berada pada medial anterior bagian antecubital fossa, terselipdiantara otot
bisep.
a. Ukuran arteri besar sehingga mudah untuk dipalpasi dan ditusuk.
b. Sirkulasi koleteral cukup, tidak sebanyak RA.
c. Kesulitan :
· Letak arteri lebih dalam
· Letaknya dekat dengan basilic vena dan syaraf median
· Hematom mungkin terjadi
Arteri femoralis
Yaitu arteri yang paling besar untuk ABG. Berada pada permukaan paha bagian dalam,
disebelah lateral tulang pubis.
a. Dapat dilakukan ABG sekalipun pasien dengan curah jantung yang rendah.
b. FA hanya digunakan dalam kondisi gawat darurat atau sulit mendapat arteri lain.
c. Kesulitan :
· Sirkulasi koleteral sedikit sehingga mudah terjadi infeksi pada tempat pengambilan
· Sulit untuk aseptis
· Pada orang tua, gangguan dinding arteri sebelah dalam
· Letaknya dekat dengan vena paha.
5. Bagian arteri lainnya
a. Pada bayi : arteri kulit kepala, arteri tali pusat
b. Pada orang dewasa : arteri dorsal pedis
Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:
11. ¶ PH normal 7,35-7,45
¶ Pa CO2 normal 35-45 mmHg
¶ Pa O2 normal 80-100 mmHg
¶ Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l
¶ HCO3 normal 21-30 mEq/l
¶ Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3
¶ Saturasi O2 lebih dari 90%.
“Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”,
yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan
darah yaitu: Arteri radialis, A. brachialis, A. Femoralis”.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil analisa gas darah meliputi :
a. Suhu, pada suhu 370 c selama 10 menit PH akan berubah, 0,10 ; PaCO21 mmhg dan PO2
0,7 mmhg, sedangkan pada suhu 40 dalam 10 menit PH berubah 0,01 ; PaCO2 0,01 mmhg
dan PaO2,07 mmhg. Sebaiknya darah dimasukkan kedalam es untuk menghindari /
mengurangi metabolisme dan mencegah konsumsi oksigen dan karbondioksida yang dapat
mempengaruhi nilai
b. Darah yang diambil, darah arteri merupakan contoh baku untuk pemeriksaaan analisa gas
darah.
c. Pemakaian heparin, jangan lebih dari 0,05 cc untuk 1 cc darah (cukup membilas spuit
dengan heparin).
d. Gelembung udara dalam spuit, yang akan mempengaruhi CO2 dan O2.
Komponen yang diperiksa dalam analisa gas darah meliputi :
- PH (normal : 7,35 – 7,45)
PH akan menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh. Ada peningkatan atau penuruna
ion H+ akan mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila ion H+ meningkat PH akan
rendah dan bila ion H+ menurun PH akan meningkat.
- PaCO2 (normal : 35 – 45 mmhg)
PaCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut. PaCO2 ini
merupakan parameter untuk mengetahui fungsi respirasi dan menentukan cukup tidaknya
ventilasi alveolar. Bila PaCO2 rendah menunjukkan adanya hyperventilasi karena rangsangan
pernafasan dan bila PaCO2 tinggi (hypoventilasi) menunjukkan adanya kegagalan ventilasi
14. E. Persiapan Alat dan Pasien
A. Persiapan Alat
Persiapan Alat Pengambilan Darah Vena
Pengambilan Darah Vena dengan Syring
Ø Syring
Ø Kapas Alkohol 70%
Ø Torniquet
Ø Plester
Ø Tabung
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Ø Jarum
Ø Kapas alkohol 70%
Ø Tali pembendung (turniket)
Ø Plester
Ø Tabung vakum.
Persiapan Alat Pengambilan Darah Kapiler
Ø Lanset
Ø Kapas Alkohol 70%
Ø Povidone iodium 10%
Ø Tabung
Persiapan Alat Pengambilan Darah Arteri
Ø Torniquet
Ø Kapas Alkohol 70%
Ø Spuit
Ø Tabung
Ø Handscoon
B. Persiapan Pasien :
ü Memberikan penjelasan pada klien (bila mungkin) dan keluarga mengenai tujuan pengambilan
darah dan prosedur yang akan dilakukan.
ü Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit
ü Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul
15. ü Jelaskan tentang allen’s test
ü Mengatur posisi pasien
F. Prosedur Kerja
1) Prosedur Pengambilan Darah Vena
Pengambilan Darah Vena dengan Syring
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara
yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan
kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah
sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering
dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil adalah : 21G, 22G, 23G,
24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan
pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur :
¶ Persiapkan alat-alat yang diperlukan : Untuk pemilihan syring, pilihlah ukuran/volume sesuai
dengan jumlah sampel yang akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum
terpasang dengan erat.
¶ Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
¶ Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
¶ Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat
tertentu, tidak puasa dsb.
¶ Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
¶ Minta pasien mengepalkan tangan.
¶ Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
¶ Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan
posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika
vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat
selama 5 menit daerah lengan.
¶ Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering.
Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
¶ Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke
dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali
tusuk kena.
16. ¶ Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan
tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang
diperlukan untuk pemeriksaan.
¶ Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat
lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson)
di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara,
terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir
masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan
berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior
ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet sehingga dapat
mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan
jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada
jarum posterior.
Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi
sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk
beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan
tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir
masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi
selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika vena
tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal ini
mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle).
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan
jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum anterior
dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan selang yang
menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat mengenai vena, darah
akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :
17. ¶ Persiapkan alat-alat yang diperlukan
¶ Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
¶ Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
¶ Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
¶ Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat
tertentu, tidak puasa dsb.
¶ Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
¶ Minta pasien mengepalkan tangan.
¶ Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
¶ Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan
posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika
vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat
selama 5 menit daerah lengan.
¶ Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering.
Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
¶ Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke
dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah
akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika
memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung
kedua, begitu seterusnya.
¶ Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil
kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
¶ Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat
lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Menampung Darah Dalam Tabung
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium
klinik adalah sebagai berikut :
¶ Tabung tutup merah : Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku
dan serum dipisahkan dengsan pemusingan. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia
darah, imunologi, serologi dan bank darah (crossmatching test)
¶ Tabung tutup kuning : Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang
fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di
18. bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan
kimia darah, imunologi dan serologi
¶ Tabung tutup hijau terang : Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST)
dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian atas
gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan kimia darah.
¶ Tabung tutup ungu atau lavender : Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
¶ Tabung tutup biru : Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
¶ Tabung tutup hijau : Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya digunakan
untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
¶ Tabung tutup biru gelap : Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan
untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
¶ Tabung tutup abu-abu terang : Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat,
digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
¶ Tabung tutup hitam : berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
¶ Tabung tutup pink : berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
imunohematologi.
¶ Tabung tutup putih : potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan
bDNA.
¶ Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan, digunakan
untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
¥ Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara melepas jarum
lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung. Memasukkan darah dengan
cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis.
Memasukkan darah ke dalam tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup
tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
¥ Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar tabung 4-5
kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok sampel berpotensi
menyebabkan hemolisis.
¥ Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama - botol biakan
(culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru),
19. ketiga - tabung non additive (tutup merah), keempat - tabung tutup merah atau kuning dengan
gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet (EDTA), tabung tutup hijau
(heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)
2) Prosedur Pengambilan Darah Kapiler
¶ Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
¶ Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering.
¶ Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
¶ Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan sampai mengering, lalu ulangi
dengan alkohol 70%.
¶ Sterilkan lanset dalam alkohol 95%
¶ Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras
keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan
saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di atas kulit
sehingga susah ditampung dalam wadah.
¶ Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering, tetes berikutnya
boleh dipakai untuk pemeriksaan.
¶ Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras untuk mencegah
terbentuknya jendalan.
3) Prosedur Pengambialn Darah Arteri
¶ Siapkan peralatan sampling di tempat/ruangan dimana akan dilakukan sampling.
¶ Pilih bagian arteri radialis.
¶ Pasang tali pembendung (tourniquet) jika diperlukan.
¶ Lakukan palpasi (perabaan) dengan jari tangan untuk memastikan letak arteri.
¶ Desinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%, biarkan kering. Kulit
yang telah dibersihkan jangan dipegang lagi.
¶ Tekan bagian arteri yang akan ditusuk dengan dua jari tangan lalu tusukkan jarum di
samping bawah jari telunjuk dengan posisi jarum tegak atau agak miring. Jika tusukan
berhasil darah terlihat memasuki spuit dan mendorong thorak ke atas.
¶ Setelah tercapai volume darah yang dikehendaki, lepaskan/tarik jarum dan segera
letakkan kapas pada tempat tusukan lalu tekan kapas kuat-kuat selama ±2 menit.
Pasang plester pada bagian ini selama ±15 menit.
20. books.google.co.id/books?isbn=9793027533
buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner dan Suddart edisi 8 vol 1 penerbit
buku kedokteran.
¥ Langkah-langkah untuk menilai gas darah:
1. Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia, dengan dua sebab
asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika meningkat klien mengalami alkalemia
dengan dua sebab alkalosis metabolik atau alkalosis respiratorik; ingatlah bahwa kompensasi
ginjal dan pernafasan jarang memulihkan pH kembali normal, sehingga jika ditemukan pH
yang normal meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin ada gangguan
campuran).
2. Perhatikan variable pernafasan (PaCO2 ) dan metabolik (HCO3) yang berhubungan dengan
pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan primer bersifat respiratorik, metabolik atau
campuran (PaCO2 normal, meningkat atau menurun; HCO3 normal, meningkat atau
menurun; pada gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam arah
yang sama; penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang berlawanan menunjukkan
adanya gangguan asam basa campuran).
3. Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi (hal ini
dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama dengan
nilai primer, kompensasi sedang berjalan).
4. Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa
campuran).
Komplikasi pada analisa gas darah
a. Rasa takut
b. Infeksi dan pembentukan trombus
c. Hematoma
d. Arteriospasm (respon refleks kontriksi dari otot arteri)
Beberapa hal penting yang perlu di perhatikan dalam pengambilan darah ini meliputi :
- Gunakan tehnik steril
- Hindari penusukan yang sering pada tempat yang sama untuk mencegah aneurism
- Jangan menusukkan jarum lebih dari 0,5 cm
- Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada saraf
21. - Lakukan palpasi sebelum di lakukan penusukan
- Bila perlu pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan memasang “arteri line”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan untuk
mengkaji gangguan keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah,
Kadar karbondioksida dalam darah yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau
gangguan metabolik.
Tujuan
1. Menilaifungsirespirasi(ventilasi)
2. Menilaikapasitasoksigenasi
3. Menilaikeseimbanganasam-basa
4. Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
5. Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
6. Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh
7. Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik yang
lain.
Pengambilan Sample
· Pengambilan Darah Vena
· Pengambialn Darah Kapiler
· Pengambilan Darah Arteri