Keseimbangan asam basa penting untuk fungsi organ tubuh. Gangguan dapat terjadi karena masalah pernapasan, ginjal, atau penyakit lain. Diagnosis melihat parameter darah, gejala, dan penyebab. Pengobatan mengatur asam basa, mengatasi penyebab, dan menstabilkan organ terkait.
2. Pentingnya Keseimbangan Asam Basa dalam Tubuh
Manusia
• Asidosis metabolik: Kondisi ketika tubuh
memproduksi terlalu banyak asam atau tidak
dapat mengeluarkan asam dengan benar
• Asidosis respiratorik: Kondisi ketika paru-paru
tidak berfungsi dengan baik, sehingga
mengurangi kemampuan tubuh untuk menjaga
keseimbangan asam basa
Beberapa
penyebab
gangguan
keseimbangan
asam basa
meliputi:
3. Manifestasi klinis pasien gangguan
keseimbangan asam basa
Mudah lelah Nyeri otot
Sering buang
air kecil
(poliuria)
Gangguan
irama jantung
(aritmia)
Kulit atau kuku
membiru
Napas
melambat
Kram dan
kejang otot
linglung mudah marah
gangguan
pernapasan
4. Langkah tindakan
Penggunaan insulin untuk
mengontrol kadar gula
darah
Menangkal racun obat
dalam darah
menggunakan arang aktif
atau penangkal lainnya
Penyaringan dan
pemurnian darah untuk
menghilangkan produksi
laktat berlebih
Penggunaan
bronkodilator untuk
membuka saluran udara
dan memulihkan
pernapasan pada
penderita penyakit paru-
paru seperti asma dan
penyakit paru obstruktif
kronik
5. Keseimbangan Asam Basa dan Skala pH: Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia penting untuk
menjaga fungsi organ yang beragam, diukur dengan skala pH normal antara 7,35 hingga 7,45. Gangguan
keseimbangan dapat berdampak serius pada berbagai fungsi tubuh.
Peran Sistem Tubuh dalam Mengatur Keseimbangan: Tubuh manusia memiliki mekanisme pengaturan
keseimbangan asam basa yang melibatkan paru-paru, ginjal, dan sistem penyangga. Paru-paru mengendalikan
asam karbonat, sementara ginjal mengendalikan bikarbonat dalam darah.
Jenis Gangguan Keseimbangan Asam Basa: Gangguan keseimbangan asam basa dapat terjadi dalam bentuk
asidosis (pH darah kurang dari 7,35) atau alkalosis (pH darah lebih dari 7,45). Kedua kondisi ini dapat muncul
dalam bentuk asidosis metabolik atau respiratorik, serta alkalosis metabolik atau respiratorik.
Penyebab Gangguan Keseimbangan: Gangguan keseimbangan asam basa dapat disebabkan oleh berbagai
kondisi seperti gangguan pernapasan, masalah ginjal, atau kondisi medis spesifik seperti muntah
berkepanjangan.
7. Definisi Asam dan Basa
Sifat Asam dan Basa: Asam dan basa merupakan dua jenis senyawa kimia yang memiliki sifat dan karakteristik berbeda. Asam dapat
memberikan proton (H+) dalam larutan air, sedangkan basa dapat memberikan ion hidroksida (OH-) dalam larutan air.
Pentingnya Keseimbangan Asam Basa: Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia sangat krusial untuk menjaga fungsi optimal
organ tubuh. Pengukuran kadar asam basa dalam darah menggunakan skala pH yang normalnya berkisar antara 7,35 hingga 7,45.
Gangguan keseimbangan asam basa dapat mengganggu fungsi organ vital seperti pencernaan, metabolisme, dan produksi hormon.
Mekanisme Pengaturan Keseimbangan Asam Basa: Tubuh manusia memiliki mekanisme yang melibatkan paru-paru, ginjal, dan
sistem penyangga (buffer) untuk mengatur keseimbangan asam basa dalam darah. Gangguan keseimbangan asam basa dapat muncul
dalam bentuk asidosis (pH darah kurang dari 7,35) atau alkalosis (pH darah lebih dari 7,45).
Contoh Senyawa Asam dan Basa: Dalam kehidupan sehari-hari, beberapa contoh senyawa asam adalah cuka, air jeruk nipis, dan air
jeruk lemon, sementara contoh senyawa basa adalah sabun, air kapur sirih, dan amonia.
8. Parameter Keseimbangan Asam Basa
(pH, pCO2, HCO3-, dan BE)
pH: Merupakan ukuran keasaman atau kebasaan dalam cairan tubuh. Rentang normal pH darah berkisar
antara 7,35 hingga 7,45. Penurunan pH menunjukkan keasaman yang lebih tinggi, sementara
peningkatan pH menunjukkan kebasaan yang lebih tinggi.
pCO2 (Tekanan Parsial Karbon Dioksida): Mengukur tekanan parsial karbon dioksida dalam darah.
Rentang normal pCO2 arteri adalah 35–45 mmHg. Peningkatan pCO2 mengindikasikan asidosis
respiratorik, sedangkan penurunan pCO2 mengindikasikan alkalosis respiratorik.
HCO3- (Bikarbonat): Merupakan konsentrasi bikarbonat dalam darah. Rentang normal konsentrasi
HCO3- arteri adalah 22–26 mEq/L. Peningkatan HCO3- mengindikasikan alkalosis metabolik, sementara
penurunan HCO3- mengindikasikan asidosis metabolik.
BE (Excess Base): Menunjukkan kelebihan basa dalam darah. Rentang normal nilai BE arteri adalah -2
hingga +2 mEq/L. Nilai positif menunjukkan kelebihan basa, sementara nilai negatif menunjukkan
kelebihan asam.
9. Aliran dan Transportasi Gas (Oksigen dan Karbon
Dioksida) dalam Tubuh
Proses Pertukaran Gas: Proses ini dimulai dari inspirasi, di mana udara masuk ke paru-paru melalui
hidung atau mulut. Oksigen dari udara diangkut oleh darah melalui pembuluh darah paru-paru dan
diangkut ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.
Pertukaran Gas di Paru-paru: Di dalam paru-paru, oksigen yang masuk ke alveoli (kantong-kantong kecil
di dinding paru-paru) diubah dengan darah dalam kapiler darah alveoli. Oksigen masuk ke dalam darah
sedangkan karbon dioksida, produk sampingan metabolisme sel, keluar dari darah ke alveoli.
Proses Ekspirasi: Setelah oksigen diserap oleh darah, karbon dioksida yang dibawa oleh darah kembali ke
paru-paru. Impuls saraf dari otak memicu proses ekspirasi di mana karbon dioksida dikeluarkan dari
paru-paru melalui hidung atau mulut.
Transportasi Melalui Sistem Peredaran Darah: Sistem peredaran darah membawa oksigen dari paru-
paru ke seluruh tubuh dan membawa karbon dioksida dari seluruh tubuh kembali ke paru-paru untuk
dikeluarkan melalui proses pernapasan.
11. Sistem Buffer Tubuh (Sistem Buffer Bicarbonat,
Hemoglobin, dan Protein)
1. Sistem Buffer Bikarbonat: Melibatkan bikarbonat (HCO3-) yang dihasilkan dari metabolisme.
Bikarbonat bertindak sebagai buffer dengan menyerap proton (H+) untuk mengurangi keasaman
darah.
2. Sistem Buffer Fosfat: Melibatkan fosfat yang dihasilkan oleh sel dan plasma. Fosfat juga
bertindak sebagai buffer dengan menyerap proton (H+) dan melepaskan oksida karbon (CO2)
untuk mengurangi keasaman darah.
3. Sistem Buffer Protein: Melibatkan protein seperti hemoglobin yang berfungsi sebagai pembawa
oksigen dan dapat bertindak sebagai buffer dengan menyerap proton (H+) dan melepaskan
oksida karbon (CO2) untuk mengurangi keasaman darah. Protein lain dalam tubuh juga memiliki
gugus asam (karboksil, - COOH) dan basa (amino, -NH2) yang berperan sebagai buffer.
4. Tujuan Sistem Buffer: Sistem buffer ini bekerja bersama untuk menyeimbangkan pH darah agar
tetap dalam kisaran nilai normal, yaitu antara 7,35–7,45. Sistem buffer tersebut sangat penting
dalam menjaga keseimbangan asam-basa dalam tubuh manusia agar fungsi organ tubuh tetap
optimal.
12. Regulasi Pernapasan terhadap
Keseimbangan Asam Basa
1. Peran Pernapasan dalam Keseimbangan Asam-Basa: Regulasi pernapasan memiliki peran penting dalam menjaga
keseimbangan asam-basa dalam tubuh manusia.
2. Kompensasi terhadap Perubahan Kadar CO2: Pernapasan merespons perubahan kadar karbon dioksida (CO2)
dalam darah. Jika CO2 meningkat, pernapasan dipercepat untuk mengeluarkan lebih banyak CO2 guna menurunkan
keasaman darah. Sebaliknya, jika CO2 menurun, pernapasan melambat untuk mempertahankan keasaman darah.
3. Regulasi pH Darah: Pernapasan juga mengatur pH darah. Jika pH darah rendah (asidosis), pernapasan dipercepat
untuk mengeluarkan lebih banyak CO2 dan meningkatkan pH darah. Jika pH darah tinggi (alkalosis), pernapasan
melambat untuk menurunkan pH darah.
4. Kompensasi Respiratorik terhadap Gangguan Asam-Basa: Pernapasan dapat mengkompensasi gangguan asam-
basa. Contohnya, pada asidosis metabolik, pernapasan dipercepat untuk mengeluarkan CO2 dan meningkatkan pH
darah. Sebaliknya, pada alkalosis metabolik, pernapasan melambat untuk menurunkan pH darah.
5. Tujuan Regulasi Pernapasan: Regulasi pernapasan bertujuan untuk menjaga homeostasis tubuh. Saat terjadi
gangguan keseimbangan asam-basa, sistem pernapasan akan berusaha untuk mengkompensasinya agar
keseimbangan asam-basa tetap terjaga dalam tubuh.
13. Peran Ginjal dalam Mempertahankan
Keseimbangan Asam Basa
Peran Ginjal dalam Keseimbangan Asam Basa: Ginjal memegang peran penting dalam mempertahankan keseimbangan
asam basa dalam tubuh manusia dengan mengatur pH darah dan keseimbangan air serta metabolit dalam tubuh.
Regulasi oleh Ginjal: Ginjal memiliki beberapa mekanisme regulasi untuk menjaga keseimbangan asam basa.
• Reabsorpsi Bikarbonat: Ginjal menyerap kembali bikarbonat ke dalam darah untuk membantu menetralkan kelebihan asam, mempertahankan keseimbangan
asam basa.
• Ekskresi Ion Hidrogen (H+): Ginjal mengeluarkan ion hidrogen (H+) ke dalam urin untuk menurunkan kelebihan asam dalam tubuh.
• Regulasi pH Urin: Ginjal berperan dalam mengatur pH urin, yang juga mempengaruhi keseimbangan asam basa dalam tubuh.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa: Jika ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam atau basa dari tubuh, ini bisa
menyebabkan kondisi seperti asidosis metabolik dan alkalosis metabolik.
Pentingnya Kesehatan Ginjal: Penting untuk menjaga kesehatan ginjal agar fungsi ginjal dalam menjaga keseimbangan asam
basa dan kesehatan tubuh berjalan dengan baik.
15. Jenis Gangguan Asidosis (Respiratorik
dan Metabolik)
• Terjadi karena gangguan dalam pertukaran gas di paru-paru, menyebabkan peningkatan kadar CO2 dalam
darah.
• Contoh Penyebab: Pneumonia, asma, atau keracunan karbon monoksida.
• Gejala Umum: Napas pendek, cepat, sakit kepala, kebingungan, lelah/mengantuk, peningkatan detak
jantung.
• Pengobatan: Menangani penyebabnya, seperti pemberian oksigen atau pengobatan infeksi.
Asidosis Respiratorik:
• Terjadi karena gangguan metabolisme tubuh, menyebabkan penumpukan asam dalam darah.
• Contoh Penyebab: Diabetes, gagal ginjal, keracunan aspirin.
• Gejala Umum: Mirip dengan asidosis respiratorik.
• Pengobatan: Menangani penyebabnya, seperti pengendalian gula darah pada diabetes atau pengobatan
gagal ginjal.
Asidosis Metabolik:
16. Jenis Gangguan Alkalosis (Respiratorik
dan Metabolik)
1. Jenis Alkalosis:
1. Alkalosis Respiratorik: Terjadi saat terganggu pertukaran gas di paru-paru, mengakibatkan penurunan kadar CO2 dalam darah.
Contoh: Hiperventilasi atau kegagalan pernapasan.
2. Alkalosis Metabolik: Terjadi karena gangguan metabolisme tubuh, menyebabkan penumpukan basa dalam darah. Contoh:
Muntah berkepanjangan, penggunaan obat tertentu, atau konsumsi alkali berlebihan.
2. Gejala Alkalosis:
Gejala umum termasuk kesemutan, kejang, lemas, mual, muntah, dan penurunan tekanan darah.
Pengobatan:
1. Alkalosis Respiratorik: Penanganan dilakukan dengan menangani penyebabnya, seperti mengatasi hiperventilasi atau
memberikan oksigen.
2. Alkalosis Metabolik: Penanganan dilakukan dengan menangani penyebabnya, seperti mengatasi muntah berkepanjangan atau
menghentikan penggunaan obat tertentu.
17. Diagnosis dan Tindakan Keperawatan
pada Gangguan Keseimbangan Asam
Basa
• Melibatkan pemeriksaan konsentrasi asam dan basa dalam darah.
• Menggunakan tes konsensus seperti pH darah, konsentrasi natrium, potasium, dan karbon dioksida dalam darah.
Proses Diagnosis:
• Langkah Pengobatan:
• Pengaturan Konsentrasi Asam dan Basa :Penggunaan obat-obatan spesifik (antibiotik, bronkodilator, diuretik, kortikosteroid)
untuk menstabilkan keseimbangan asam basa.
• Mengatasi Penyebab Gangguan: Pengobatan langsung pada penyebabnya, seperti mengatasi infeksi, gagal jantung, atau
penyakit ginjal.
• Penggunaan Oksigen: Pemberian oksigen pada pasien dengan asidosis respiratorik untuk meningkatkan konsentrasi oksigen
dalam darah.
• Pengaturan Ginjal: Penggunaan ginjal pada pasien dengan alkalosis metabolik untuk mengurangi kadar karbon dioksida dalam
darah.
• Pengaturan Cairan: Pemberian cairan pada pasien dengan dehidrasi berat untuk memperbaiki keseimbangan asam basa.
• Pengaturan Tekanan Jantung: Pemberian diuretik untuk mengurangi tekanan jantung pada pasien dengan asidosis metabolik.
• Pengaturan Glicemia: Pemberian insulin pada pasien diabetes untuk mengatasi ketidakseimbangan asam basa akibat konsumsi
makanan.
2. Pengobatan Gangguan Keseimbangan Asam Basa:
19. Kasus-kasus terkait Gangguan Keseimbangan Asam
Basa
Asidosis Respiratorik:
Definisi: Kadar karbon dioksida (CO2) meningkat dalam darah karena
gangguan pertukaran gas di paru-paru.
Kondisi yang Mungkin Menyebabkan: Pneumonia, asma, keracunan karbon
monoksida.
Alkalosis Respiratorik:
Definisi: Kadar karbon dioksida (CO2) menurun dalam darah karena
gangguan pertukaran gas di paru-paru.
Kondisi yang Mungkin Menyebabkan: Hiperventilasi, kegagalan pernapasan.
Asidosis Metabolik:
Definisi: Terjadi penumpukan asam dalam darah akibat gangguan
metabolisme tubuh.
Kondisi yang Mungkin Menyebabkan: Diabetes, gagal ginjal, keracunan
aspirin.
Alkalosis Metabolik:
Definisi: Terjadi penumpukan basa dalam darah akibat gangguan
metabolisme tubuh.
Kondisi yang Mungkin Menyebabkan: Muntah berkepanjangan, penggunaan
obat tertentu, atau kelebihan konsumsi alkali.
20. Penanganan dan Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Gangguan Asam Basa
Pemantauan Tanda Vital: Mengawasi tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi
pernapasan untuk mendeteksi perubahan terkait gangguan asam basa.
Pemantauan Kadar Elektrolit: Memantau kadar elektrolit dalam darah seperti natrium, kalium, dan klorida yang
dapat dipengaruhi oleh gangguan asam basa.
Edukasi Pasien: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang gangguan asam basa, pengobatan
yang diberikan, serta gejala yang perlu diwaspadai.
Kolaborasi dengan Tim Medis: Bekerjasama dengan tim medis, termasuk dokter dan ahli gizi, untuk
merencanakan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien.
Pemantauan Efektivitas Intervensi Medis: Mengawasi respons pasien terhadap intervensi medis yang dilakukan,
seperti penggunaan obat-obatan atau terapi cairan, dan melaporkan perubahan kondisi pasien kepada tim medis.
21. Relevansi dan Implementasi dalam Praktik
Keperawatan
Pemahaman Mendalam terhadap Kondisi Pasien: Pemahaman yang kuat mengenai keseimbangan asam basa membantu perawat menganalisis dan mengevaluasi
kondisi kesehatan pasien secara lebih komprehensif.
Pemantauan Pasien secara Teratur: Pengetahuan tentang keseimbangan asam basa memungkinkan perawat melakukan pemantauan yang lebih teliti terhadap
perubahan parameter vital seperti pH darah, pCO2, HCO3-, dan BE pada pasien.
Peran dalam Diagnosis dan Intervensi: Keseimbangan asam basa memengaruhi diagnosis penyakit dan pemilihan intervensi medis. Perawat yang memahami
keseimbangan asam basa dapat mendukung dalam mengidentifikasi gangguan, menerapkan tindakan perawatan yang sesuai, serta memantau respons terhadap
pengobatan.
Pengambilan Keputusan dalam Perawatan: Perawat yang memahami keseimbangan asam basa dapat membantu dalam mengambil keputusan cepat terkait
manajemen pasien pada situasi gawat darurat.
Kolaborasi Tim Kesehatan: Pemahaman yang baik tentang keseimbangan asam basa memungkinkan perawat berkolaborasi secara efektif dengan anggota tim
kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan terintegrasi pada pasien.
Pencegahan Gangguan Keseimbangan Asam Basa: Perawat memiliki peran penting dalam memberikan asuhan keperawatan preventif dengan mengedukasi pasien
tentang pola makan sehat, manajemen obat-obatan, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keseimbangan asam basa untuk mencegah gangguan
keseimbangan tersebut.