SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Riwayat Tes IST
Tes IST merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur inteligensi
individu. Tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt, Jerman pada
tahun 1953. Amthauer mendefinisikan inteligensi sebagai keseluruhan struktur
dari kemampuan jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas dalam hasil tes.
Intelegensi hanya akan dapat dikenali (dilihat) melalui manifestasinya misalnya
pada hasil atau prestasi suatu tes.
Semenjak diciptakan, IST terus dikembangkan oleh Amthauer dengan bantuan
dari para koleganya, berikut adalah perkembangan tes IST dari tahun 1953 hingga
tahun 2000-an.
 Tes IST 1953
Tes IST yang pertama ini pada awalnya hanya digunakan untuk individu usia 14
sampai dengan 60 tahun. Proses penyusunan norma diambil dari 4000 subjek pada
tahun 1953.
 Tes IST 1955
Tes IST merupakan pengembangan dari IST 1953, pada IST 1955 rentang usia
untuk subjek diperluas menjadi berawal dari umur 13 tahun. Subjek dalam
penyusunan norma bertambah menjadi 8642 orang. Pada tes ini sudah ada
pengelompokan jenis kelamin dan kelompok usia.
 Tes IST 1970
Berdasarkan permintaan dan tuntutan pengguna yang menyarankan pengkoreksian
dengan mesin juga pengembangan tes setelah penggunaan lebih dari 10 tahun,
maka disusunlah IST 70. Dalam IST 70 ini tidak terlalu banyak perubahan, tes ini
memiliki 6 bentuk, setiap pemeriksaan dilakukan 2 tes sebagai bentuk parallel;
yaitu A1 dan B2, atau C3 dan D4. Dua bentuk lainnya untuk pemerintah dan
hanya bagi penggunaan khusus. Pada IST 70, rentang kelompok usia diperluas
menjadi berawal dari 12 tahun. Disamping itu telah ditambah tabel kelompok dan
pekerjaan. Namun demikian, pada IST 70 terdapat kekurangan yaitu penyebaran
bidang yang tidak merata dan menggunakan kalimat dalam subtes RA sehingga
jika subjek gagal dalam subtes ini dapat dimungkinkan karena tidak mampu
mengerjakan soal hitungannya atau tidak mengerti kalimatnya.
 Tes IST 2000
Sebagai koreksi dari IST 70, pada IST 2000 tidak terdapat soal kalimat pada soal
hitungan.
 Tes IST 2000-Revised
Pada IST 2000-R ini terdapat beberapa perkembangan subtes juga penambahan
subtes. IST ini terdiri dari 3 modul, yaitu sebagai berikut:
1. Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar-Singkatan); terdiri dari subtes : SE,
AN, GE, RE, ZR, RZ, FA, WU, dan MA.
2. Modul ME: terdiri dari subtes ME Verbal dan ME Figural
3. Erweiterungmodul (Modul menguji pengetahuan); terdiri dari subtes
Wissentest (tes pengetahuan)
IST yang digunakan di Indonesia adalah IST hasil adaptasi Fakultas Psikologi
Universitas Padjajaran Bandung. Adaptasi dilakukan kepada IST-70. Tes ini
pertama kali digunakan oleh Psikolog Angkatan Darat Bandung, Jawa Barat
2. Latar Belakang Tes IST
IST (Intelligenz Structure Test) adalah tes inteligensi yang dikembangkan oleh
Rudolf Amthauer pada tahun 1953. Menurut Amthauer intelegensia ditanggapi
sebagai struktur tersendiri, di dalam kesleuruhan struktur kepribadian manusia.
Intelegensia merupakan suatu keseluruhan struktur yang terdiri dari kemampuan-
kemampuan jiwa dan rohani yang berfungsi sedemikian sehingga memberikan
kemampuan bagi manusia untuk bertindak. IST terdiri dari 9 sub tes yang maisng-
masing tes memiliki cara pengerjaan tersendiri dan dibatasi oleh waktu-watu
tertentu. IST ini dapat digunakan untuk tes klasikal maupun individual. Hasil
akhir dari IST ini adalah grafik dan angka yang menunjukkan taraf kecerdasan.
Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST
dengan hipotesis kerja sebagai berikut:
“Komponen dalam struktur tersebut tersusun secara hierarkis; maksudnya
bidang yang dominan kurang lebih akan berpengaruh pada bidang-bidang
yang lain; kemampuan yang dominan dalam struktur intelegensi akan
menentukan dan mempengaruhi kemampuan yang lainnya.”
Pandangan Amthaeur pada dasarnya didasari oleh teori faktor, baik itu teori
bifaktor, teori multifaktor, model struktur inteligensi Guilford dan teori hirarki
faktor. Berdasarkan teori faktor, untuk mengukur inteligensi seseorang diperlukan
suatu rangkaian baterai tes yang terdiri dari subtes-subtes. Antara subtes satu
dengan lainnya, ada yang saling berhubungan karena mengukur faktor yang sama
(general factor atau group factor), tapi ada juga yang tidak berhubungan karena
masing-masingnya mengukur faktor khusus (special factor). Sedangkan
kemampuan seseorang itu merupakan penjumlahan dari seluruh skor subtes-
subtes. Maka Amthauer menyusun IST sebagai baterai tes yang terdiri dari 9
subtes.
3. Subtes-subtes dan hal-al yang diukur dalam IST
IST terdiri dari sembilan subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 aitem.
Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda dan
diadministrasikan dengan menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat
Kuliah IST UNPAD, 2009). Sembilan subtes dalam IST, yaitu:
 IST terdiri dari 9 sub test:
1. SE (Satzerganzng) : Melengkapi kalimat
2. WA (Wortausuahl) : mencari kata yang berbeda
3. AN (Analogien) : mencari hubungan kata
4. GE (Gmeinsamkeiten) : mencari kata yang mencakup dua pengertian
5. RA (Rechen Aufgaben): Hitungan sederhana
6. ZR (Zahlen Reihen) : deret angka
7. FA (Form Ausuahl) : Menyusun bentuk
8. WU (Wurfal Aufgaben) : Kubus
9. ME (Merk Aufgaben) : Mengingat kata
 Hal-hal yang diukur pada setiap subtes IST
1. SE
 Berpikir konkrit praktis
 Berpikir logis
 Akal sehat (common sense)
 Pembentukan keputusan
 Pemaknaan realita
 Berpikir mandiri
2. WA
 Rasa bahasa
 Berpikir verbal
 Pengertian bahasa
 Kemampuan empati (menghayati)
 Komponen reseptif
3. AN
 Daya mengkombinasikan
 Fleksibilitas/kelincahanberfikir
 Menstransfer hubungan
 Kejelasan dan konsekuen dalam berpikir.
 Analisa yang bersifat dugaan
 Suatu perkiraan yang paling berarti bagi pengembangan studi ilmiah
4. GE
 Daya abstraksi verbal
 Pembentukan konsep (Pengertian)
 Berfikir logis dalam bentuk bahasa
5. RA
 Berpikir praktis dalam masalah hitungan
 Berpikir logis objektif
 Berfikir matematis.
 Mengambil keputusan
6. ZR
 Berpikir teoritis dalam berhitung
 Berfikir induktif angka
 Kelincahan berpikir
 Mengenali komponen ritmis
7. FA
 Kemampuan membayangkan
 Kemampuan mengamati
 Berpikir secara utuh menyeluruh.
 Mengenali komponen konstruktif
8. WU
 Daya bayang ruang
 Menganli konstruktif teknis
 Berpikir analitis.
9. ME
 Atensi
 Memori Mengingat kata yang telah dipelajari
4. Administrasi Pelaksanaan Tes IST
a. Tester membagikan lembar jawaban. Tiap testee diberi datu set.
b. Testee diminta, agar mengisi identitas masing-masing pada setiap lembar
jawaban (buku tes, tanggal dan kelas).
c. Tester membagikan buku tes. Tiap testee diberi satu buku, diletakkan
dihadapan testee (terbalik).
d. Tester memperhatikan lama waktu yang digunakan pada setiap sub tes.
e. Testee membacakan “Petunjuk Umum”. Apabila tidak ada yang bertanya,
tester mulai mebaca petunjuk khusus.
f. Sekiranya seluruh testee telah siap. Tester mempersilahkan testee
membalikkan buku.
g. Tester membacakan petunjuk sub tes. Sekiranya ada yang bertanya, tester
membacakan kembali petunjuk sub tes pertama tersebut.
h. Setelah waktu habis, lembar jawab tes pertama langsung dikumpul.
i. Tester mengingatkan testee untuk mengecek kembali identitasnya pada
lembar jawaban.
Petunjuk Umum:
a. Testee tidak diperkenankan membuka buku tes, sebelum ada instruksi dari
tester.
b. Testee tidak diperkenankan menulis atau mencoret buku tes.
c. Jawaban testee dituliskan pada lembar jawaban.
d. Pada setiap sub tes akan didahului oleh penjelaan-penjelasan dan perintah-
perintah dari tester. Hendaknya testee mendengarkan dan memperhatikan
instruksi dari tester karena kesalahan menangkap pesan akan merugikan
testee.
e. Sub tes mempunyai batas waktu tertentu. Bila testee tidak dapat
menyelesaikan seluruh persoalan dalam batas waktu yang telah ditetapkan,
hendaknya testee tetap tenang, tidak perlu gelisah dan tetap tenang
5. Metode skoring tes IST
Tahap skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa
setiap jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Untuk
semua subtes (SE, WA, AN, RA, ZR, FA, WU, & ME), kecuali subtes 04-GE,
setiap jawaban benar diberi nilai 1 dan untuk jawaban salah diberi nilai 0. Khusus
untuk subtes 04-GE, tersedia nilai 2, 1, dan 0; karena subtes ini berbentuk isian
singkat maka nilai yang akan diberikan tergantung dengan jawaban yang
diberikan oleh subjek.
Total nilai benar yang sesuai dengan kunci jawaban merupakan Raw Score (RW);
nilai ini belum dapat diinterpretasi sesuai dengan norma yang digunakan. Nilai
RW yang sudah dibandingkan dengan norma disebut dengan Standardized Score
(SW). Nilai SW inilah yang dapat menjadi materi untuk tahap selanjutnya, yaitu
interpretasi.
6. Interpretasi tes
Setelah didapatkan Standardized Score, maka tahap interpretasi dapat dilakukan.
Kesembilan subtes saling berkaitan, sehingga harus dilakukan semuanya dan
interpretasinya harus dilakukan secara keseluruhan (Amthauer dalam Diktat
Kuliah IST UNPAD, 2009).
Interpretasi yang dapat dilakukan dari tes IST adalah sebagai berikut:
a. Taraf kecerdasan. Taraf kecerdasan didapat dari total SW. Nilai ini dapat
diterjemahkan menjadi Intelligent Quotient (IQ). Nilai ini dapat
menggambarkan perkembangan individu melalui pendidikan dan
pekerjaan. Nilai ini perlu dihubungkan dengan latar belakang sosial serta
dibandingkan dengan kelompok seusianya.
b. Dimensi Festigung-Flexibilität. Dimensi Festigung-Flexibilität
menggambarkan corak berpikir yang dimiliki oleh subjek. Dimensi
Festigung-Flexibilität merupakan dua kutub yang ekstrim, Keduanya
menggambarkan corak berpikir yang ekstrim pula. Kutub Festigung
memiliki arti corak berpikir yang eksak, sedangkan kutub Flexibilität
memiliki arti corak berpikir yang non-eksak. Corak berpikir ini
merupakan hasil perkembangan (pengalaman) individu yang akan
semakin mantap ke salah satu kutub seiring bertambahnya usia. Cara
menentukan seseorang subjek apakah memiliki kecenderungan
Festigung atau Flexibilitat adalah dengan membandingkan nilai GE+RA
dengan nilai AN+ZR. Jika nila GE+RA lebih besar maka subjek
memiliki kecenderungan Festigung, sebaliknya jika nilai AN+ZR lebih
besar maka subjek memiliki kecenderungan Flexibilitat.
c. Profil M-W. Profil M-W menggambarkan cara berpikir, apakah verbal-
teoritis atau praktis-konkrit. Untuk mendapatkan profil dalam bentuk
huruf M atau W ini dapat dilihat dari 4 subtes pertama (SE, WA, AN,
GE) yang tampak pada grafik. Jika grafik menunjukkan bentuk huruf M
pada 4 subtes pertama maka profilnya adalah M (verbal-teoritis), jika
yang tampak adalah bentuk huruf W maka profilnya adalah W (praktis-
konkrit).
7. Angka IST untuk penjurusan
 IPA : lihat skor RA, ZR,FA, WU harus lebih tinggi dibandingkan yang
lain.
 IPS : Lihat skor SE, WA, GE, ME harus lebih tinggi dibandingkan yang
lain
 Untuk melanjutkan pendidikan setelah SMA, sebaiknya skor AN cukup
baik (rata-rata).
 Diprediksi berhasil menjalani pebdidikan di jenjang D3 dengan baik
jika IQ minimal pada rentang rata-rata (96 - 105).
 Diprediksi berhasil menjalani pendidikan di jenjang SI dengan baik jika
IQ minimal pada rentang rata-rata atas (106 - 110).
 Namun demikian tetap harus mempertimbangkan aspek-aspek
psikologis yang lain, seperti motivasi, minat, kegigihan dalam
mengatasi hambatan, keinginan untuk belajar dsb.
http://programpsikotes.blogspot.com/2013/05/tes-ist.html
http://www.psychologymania.com/2013/01/tes-ist-intelligenz-struktur-test.html

More Related Content

What's hot

Psikologi individual
Psikologi individualPsikologi individual
Psikologi individualNaeya Hasbi
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Ai Nurhasanah
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilakuAfra Balqis
 
Alat tes rmib lengkap dengan skoring rmib
Alat tes rmib lengkap dengan skoring rmibAlat tes rmib lengkap dengan skoring rmib
Alat tes rmib lengkap dengan skoring rmibebookku
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensieka septarianda
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)Nur Arifaizal Basri
 
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGIADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGIHusna Sholihah
 
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl RogersPsikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl RogersJay Mi
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialPengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialelmakrufi
 
Administrasi psikotes 2
Administrasi psikotes 2Administrasi psikotes 2
Administrasi psikotes 2Seta Wicaksana
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freudelmakrufi
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologis02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologisMusa Hutauruk
 

What's hot (20)

Tes kraepelin
Tes kraepelinTes kraepelin
Tes kraepelin
 
Contoh skoring cfit
Contoh skoring cfitContoh skoring cfit
Contoh skoring cfit
 
Tes kepribadian
Tes kepribadianTes kepribadian
Tes kepribadian
 
Psikologi individual
Psikologi individualPsikologi individual
Psikologi individual
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )
 
CFIT & PM
CFIT & PM CFIT & PM
CFIT & PM
 
Ppt carl rogers
Ppt carl rogersPpt carl rogers
Ppt carl rogers
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 
Alat tes rmib lengkap dengan skoring rmib
Alat tes rmib lengkap dengan skoring rmibAlat tes rmib lengkap dengan skoring rmib
Alat tes rmib lengkap dengan skoring rmib
 
Power point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensiPower point psikologi umum tentang intelegensi
Power point psikologi umum tentang intelegensi
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGIADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
ADMINISTRASI TES PSIKOLOGI
 
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl RogersPsikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
 
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosialPengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
Pengertian dan ruang lingkup psikologi sosial
 
Administrasi psikotes 2
Administrasi psikotes 2Administrasi psikotes 2
Administrasi psikotes 2
 
PAPI KOSTICK.pptx
PAPI KOSTICK.pptxPAPI KOSTICK.pptx
PAPI KOSTICK.pptx
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 
Materi psikometri ss
Materi psikometri ssMateri psikometri ss
Materi psikometri ss
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologis02 sejarah tes psikologis
02 sejarah tes psikologis
 

Similar to RIWAYAT TES IST

Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahBahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahMuhammad Idris
 
PPT-UEU-Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2 (3).ppt
PPT-UEU-Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2 (3).pptPPT-UEU-Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2 (3).ppt
PPT-UEU-Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2 (3).pptLannScribd
 
merumuskan hipotesis
merumuskan hipotesismerumuskan hipotesis
merumuskan hipotesisnona_bramasta
 
Edwin junianto, cecilia sri mindarti, tahap penelitian, ut, 2018
Edwin junianto, cecilia sri mindarti, tahap penelitian, ut, 2018Edwin junianto, cecilia sri mindarti, tahap penelitian, ut, 2018
Edwin junianto, cecilia sri mindarti, tahap penelitian, ut, 2018edwinjunianto
 
Pentadbiran dan penskoran
Pentadbiran dan penskoranPentadbiran dan penskoran
Pentadbiran dan penskoranUda Anie
 
Pengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji PsikologisPengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji Psikologispjj_kemenkes
 
Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kimenus Wenda
 
Evaluasi Pendidikan Fungsi Tes
Evaluasi Pendidikan Fungsi TesEvaluasi Pendidikan Fungsi Tes
Evaluasi Pendidikan Fungsi TesHalmzalone
 
Tugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesTugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesFiTraah ViyanTy II
 
Tugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesTugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesFiTraah ViyanTy II
 
Membuat tes uraian dan evaluasi nontes ms pp
Membuat tes uraian dan evaluasi nontes   ms ppMembuat tes uraian dan evaluasi nontes   ms pp
Membuat tes uraian dan evaluasi nontes ms ppVio Lie-Zee
 
PPT-Instrumen-Non-Tes.pdf
PPT-Instrumen-Non-Tes.pdfPPT-Instrumen-Non-Tes.pdf
PPT-Instrumen-Non-Tes.pdfdayuprasanda
 
Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitianpjj_kemenkes
 
Tugas Instrumen Penelitian Pendidikan Biologi.pptx
Tugas Instrumen Penelitian Pendidikan Biologi.pptxTugas Instrumen Penelitian Pendidikan Biologi.pptx
Tugas Instrumen Penelitian Pendidikan Biologi.pptxGionKolopita
 
Pengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji PsikologisPengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji Psikologispjj_kemenkes
 
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriPenelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriHeri Indra Gunawan
 

Similar to RIWAYAT TES IST (20)

Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahBahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
 
PPT-UEU-Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2 (3).ppt
PPT-UEU-Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2 (3).pptPPT-UEU-Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2 (3).ppt
PPT-UEU-Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2 (3).ppt
 
merumuskan hipotesis
merumuskan hipotesismerumuskan hipotesis
merumuskan hipotesis
 
Merangkum bab 6,7, 12
Merangkum bab 6,7, 12Merangkum bab 6,7, 12
Merangkum bab 6,7, 12
 
Edwin junianto, cecilia sri mindarti, tahap penelitian, ut, 2018
Edwin junianto, cecilia sri mindarti, tahap penelitian, ut, 2018Edwin junianto, cecilia sri mindarti, tahap penelitian, ut, 2018
Edwin junianto, cecilia sri mindarti, tahap penelitian, ut, 2018
 
Pentadbiran dan penskoran
Pentadbiran dan penskoranPentadbiran dan penskoran
Pentadbiran dan penskoran
 
Pengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji PsikologisPengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji Psikologis
 
Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01
 
Evaluasi Pendidikan Fungsi Tes
Evaluasi Pendidikan Fungsi TesEvaluasi Pendidikan Fungsi Tes
Evaluasi Pendidikan Fungsi Tes
 
Tugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesTugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tes
 
Tugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tesTugas psikodiagnostik sejarah tes
Tugas psikodiagnostik sejarah tes
 
Membuat tes uraian dan evaluasi nontes ms pp
Membuat tes uraian dan evaluasi nontes   ms ppMembuat tes uraian dan evaluasi nontes   ms pp
Membuat tes uraian dan evaluasi nontes ms pp
 
PPT-Instrumen-Non-Tes.pdf
PPT-Instrumen-Non-Tes.pdfPPT-Instrumen-Non-Tes.pdf
PPT-Instrumen-Non-Tes.pdf
 
Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
 
populasi dan sampel.ppt
populasi dan sampel.pptpopulasi dan sampel.ppt
populasi dan sampel.ppt
 
Tugas Instrumen Penelitian Pendidikan Biologi.pptx
Tugas Instrumen Penelitian Pendidikan Biologi.pptxTugas Instrumen Penelitian Pendidikan Biologi.pptx
Tugas Instrumen Penelitian Pendidikan Biologi.pptx
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
Pengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji PsikologisPengukuran dan Uji Psikologis
Pengukuran dan Uji Psikologis
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriPenelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 

RIWAYAT TES IST

  • 1. BAB II LANDASAN TEORI 1. Riwayat Tes IST Tes IST merupakan salah satu tes yang digunakan untuk mengukur inteligensi individu. Tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt, Jerman pada tahun 1953. Amthauer mendefinisikan inteligensi sebagai keseluruhan struktur dari kemampuan jiwa-rohani manusia yang akan tampak jelas dalam hasil tes. Intelegensi hanya akan dapat dikenali (dilihat) melalui manifestasinya misalnya pada hasil atau prestasi suatu tes. Semenjak diciptakan, IST terus dikembangkan oleh Amthauer dengan bantuan dari para koleganya, berikut adalah perkembangan tes IST dari tahun 1953 hingga tahun 2000-an.  Tes IST 1953 Tes IST yang pertama ini pada awalnya hanya digunakan untuk individu usia 14 sampai dengan 60 tahun. Proses penyusunan norma diambil dari 4000 subjek pada tahun 1953.  Tes IST 1955 Tes IST merupakan pengembangan dari IST 1953, pada IST 1955 rentang usia untuk subjek diperluas menjadi berawal dari umur 13 tahun. Subjek dalam penyusunan norma bertambah menjadi 8642 orang. Pada tes ini sudah ada pengelompokan jenis kelamin dan kelompok usia.
  • 2.  Tes IST 1970 Berdasarkan permintaan dan tuntutan pengguna yang menyarankan pengkoreksian dengan mesin juga pengembangan tes setelah penggunaan lebih dari 10 tahun, maka disusunlah IST 70. Dalam IST 70 ini tidak terlalu banyak perubahan, tes ini memiliki 6 bentuk, setiap pemeriksaan dilakukan 2 tes sebagai bentuk parallel; yaitu A1 dan B2, atau C3 dan D4. Dua bentuk lainnya untuk pemerintah dan hanya bagi penggunaan khusus. Pada IST 70, rentang kelompok usia diperluas menjadi berawal dari 12 tahun. Disamping itu telah ditambah tabel kelompok dan pekerjaan. Namun demikian, pada IST 70 terdapat kekurangan yaitu penyebaran bidang yang tidak merata dan menggunakan kalimat dalam subtes RA sehingga jika subjek gagal dalam subtes ini dapat dimungkinkan karena tidak mampu mengerjakan soal hitungannya atau tidak mengerti kalimatnya.  Tes IST 2000 Sebagai koreksi dari IST 70, pada IST 2000 tidak terdapat soal kalimat pada soal hitungan.  Tes IST 2000-Revised Pada IST 2000-R ini terdapat beberapa perkembangan subtes juga penambahan subtes. IST ini terdiri dari 3 modul, yaitu sebagai berikut: 1. Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar-Singkatan); terdiri dari subtes : SE, AN, GE, RE, ZR, RZ, FA, WU, dan MA. 2. Modul ME: terdiri dari subtes ME Verbal dan ME Figural 3. Erweiterungmodul (Modul menguji pengetahuan); terdiri dari subtes Wissentest (tes pengetahuan) IST yang digunakan di Indonesia adalah IST hasil adaptasi Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Bandung. Adaptasi dilakukan kepada IST-70. Tes ini pertama kali digunakan oleh Psikolog Angkatan Darat Bandung, Jawa Barat
  • 3. 2. Latar Belakang Tes IST IST (Intelligenz Structure Test) adalah tes inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer pada tahun 1953. Menurut Amthauer intelegensia ditanggapi sebagai struktur tersendiri, di dalam kesleuruhan struktur kepribadian manusia. Intelegensia merupakan suatu keseluruhan struktur yang terdiri dari kemampuan- kemampuan jiwa dan rohani yang berfungsi sedemikian sehingga memberikan kemampuan bagi manusia untuk bertindak. IST terdiri dari 9 sub tes yang maisng- masing tes memiliki cara pengerjaan tersendiri dan dibatasi oleh waktu-watu tertentu. IST ini dapat digunakan untuk tes klasikal maupun individual. Hasil akhir dari IST ini adalah grafik dan angka yang menunjukkan taraf kecerdasan. Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut: “Komponen dalam struktur tersebut tersusun secara hierarkis; maksudnya bidang yang dominan kurang lebih akan berpengaruh pada bidang-bidang yang lain; kemampuan yang dominan dalam struktur intelegensi akan menentukan dan mempengaruhi kemampuan yang lainnya.” Pandangan Amthaeur pada dasarnya didasari oleh teori faktor, baik itu teori bifaktor, teori multifaktor, model struktur inteligensi Guilford dan teori hirarki faktor. Berdasarkan teori faktor, untuk mengukur inteligensi seseorang diperlukan suatu rangkaian baterai tes yang terdiri dari subtes-subtes. Antara subtes satu dengan lainnya, ada yang saling berhubungan karena mengukur faktor yang sama (general factor atau group factor), tapi ada juga yang tidak berhubungan karena masing-masingnya mengukur faktor khusus (special factor). Sedangkan kemampuan seseorang itu merupakan penjumlahan dari seluruh skor subtes- subtes. Maka Amthauer menyusun IST sebagai baterai tes yang terdiri dari 9 subtes.
  • 4. 3. Subtes-subtes dan hal-al yang diukur dalam IST IST terdiri dari sembilan subtes yang keseluruhannya berjumlah 176 aitem. Masing-masing subtes memiliki batas waktu yang berbeda-beda dan diadministrasikan dengan menggunakan manual (Polhaupessy, dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009). Sembilan subtes dalam IST, yaitu:  IST terdiri dari 9 sub test: 1. SE (Satzerganzng) : Melengkapi kalimat 2. WA (Wortausuahl) : mencari kata yang berbeda 3. AN (Analogien) : mencari hubungan kata 4. GE (Gmeinsamkeiten) : mencari kata yang mencakup dua pengertian 5. RA (Rechen Aufgaben): Hitungan sederhana 6. ZR (Zahlen Reihen) : deret angka 7. FA (Form Ausuahl) : Menyusun bentuk 8. WU (Wurfal Aufgaben) : Kubus 9. ME (Merk Aufgaben) : Mengingat kata  Hal-hal yang diukur pada setiap subtes IST 1. SE  Berpikir konkrit praktis  Berpikir logis  Akal sehat (common sense)  Pembentukan keputusan  Pemaknaan realita  Berpikir mandiri 2. WA  Rasa bahasa  Berpikir verbal  Pengertian bahasa  Kemampuan empati (menghayati)  Komponen reseptif 3. AN  Daya mengkombinasikan
  • 5.  Fleksibilitas/kelincahanberfikir  Menstransfer hubungan  Kejelasan dan konsekuen dalam berpikir.  Analisa yang bersifat dugaan  Suatu perkiraan yang paling berarti bagi pengembangan studi ilmiah 4. GE  Daya abstraksi verbal  Pembentukan konsep (Pengertian)  Berfikir logis dalam bentuk bahasa 5. RA  Berpikir praktis dalam masalah hitungan  Berpikir logis objektif  Berfikir matematis.  Mengambil keputusan 6. ZR  Berpikir teoritis dalam berhitung  Berfikir induktif angka  Kelincahan berpikir  Mengenali komponen ritmis 7. FA  Kemampuan membayangkan  Kemampuan mengamati  Berpikir secara utuh menyeluruh.  Mengenali komponen konstruktif 8. WU  Daya bayang ruang  Menganli konstruktif teknis  Berpikir analitis. 9. ME  Atensi  Memori Mengingat kata yang telah dipelajari
  • 6. 4. Administrasi Pelaksanaan Tes IST a. Tester membagikan lembar jawaban. Tiap testee diberi datu set. b. Testee diminta, agar mengisi identitas masing-masing pada setiap lembar jawaban (buku tes, tanggal dan kelas). c. Tester membagikan buku tes. Tiap testee diberi satu buku, diletakkan dihadapan testee (terbalik). d. Tester memperhatikan lama waktu yang digunakan pada setiap sub tes. e. Testee membacakan “Petunjuk Umum”. Apabila tidak ada yang bertanya, tester mulai mebaca petunjuk khusus. f. Sekiranya seluruh testee telah siap. Tester mempersilahkan testee membalikkan buku. g. Tester membacakan petunjuk sub tes. Sekiranya ada yang bertanya, tester membacakan kembali petunjuk sub tes pertama tersebut. h. Setelah waktu habis, lembar jawab tes pertama langsung dikumpul. i. Tester mengingatkan testee untuk mengecek kembali identitasnya pada lembar jawaban. Petunjuk Umum: a. Testee tidak diperkenankan membuka buku tes, sebelum ada instruksi dari tester. b. Testee tidak diperkenankan menulis atau mencoret buku tes. c. Jawaban testee dituliskan pada lembar jawaban. d. Pada setiap sub tes akan didahului oleh penjelaan-penjelasan dan perintah- perintah dari tester. Hendaknya testee mendengarkan dan memperhatikan instruksi dari tester karena kesalahan menangkap pesan akan merugikan testee. e. Sub tes mempunyai batas waktu tertentu. Bila testee tidak dapat menyelesaikan seluruh persoalan dalam batas waktu yang telah ditetapkan, hendaknya testee tetap tenang, tidak perlu gelisah dan tetap tenang
  • 7. 5. Metode skoring tes IST Tahap skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan memeriksa setiap jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Untuk semua subtes (SE, WA, AN, RA, ZR, FA, WU, & ME), kecuali subtes 04-GE, setiap jawaban benar diberi nilai 1 dan untuk jawaban salah diberi nilai 0. Khusus untuk subtes 04-GE, tersedia nilai 2, 1, dan 0; karena subtes ini berbentuk isian singkat maka nilai yang akan diberikan tergantung dengan jawaban yang diberikan oleh subjek. Total nilai benar yang sesuai dengan kunci jawaban merupakan Raw Score (RW); nilai ini belum dapat diinterpretasi sesuai dengan norma yang digunakan. Nilai RW yang sudah dibandingkan dengan norma disebut dengan Standardized Score (SW). Nilai SW inilah yang dapat menjadi materi untuk tahap selanjutnya, yaitu interpretasi. 6. Interpretasi tes Setelah didapatkan Standardized Score, maka tahap interpretasi dapat dilakukan. Kesembilan subtes saling berkaitan, sehingga harus dilakukan semuanya dan interpretasinya harus dilakukan secara keseluruhan (Amthauer dalam Diktat Kuliah IST UNPAD, 2009). Interpretasi yang dapat dilakukan dari tes IST adalah sebagai berikut: a. Taraf kecerdasan. Taraf kecerdasan didapat dari total SW. Nilai ini dapat diterjemahkan menjadi Intelligent Quotient (IQ). Nilai ini dapat menggambarkan perkembangan individu melalui pendidikan dan pekerjaan. Nilai ini perlu dihubungkan dengan latar belakang sosial serta dibandingkan dengan kelompok seusianya. b. Dimensi Festigung-Flexibilität. Dimensi Festigung-Flexibilität menggambarkan corak berpikir yang dimiliki oleh subjek. Dimensi Festigung-Flexibilität merupakan dua kutub yang ekstrim, Keduanya menggambarkan corak berpikir yang ekstrim pula. Kutub Festigung
  • 8. memiliki arti corak berpikir yang eksak, sedangkan kutub Flexibilität memiliki arti corak berpikir yang non-eksak. Corak berpikir ini merupakan hasil perkembangan (pengalaman) individu yang akan semakin mantap ke salah satu kutub seiring bertambahnya usia. Cara menentukan seseorang subjek apakah memiliki kecenderungan Festigung atau Flexibilitat adalah dengan membandingkan nilai GE+RA dengan nilai AN+ZR. Jika nila GE+RA lebih besar maka subjek memiliki kecenderungan Festigung, sebaliknya jika nilai AN+ZR lebih besar maka subjek memiliki kecenderungan Flexibilitat. c. Profil M-W. Profil M-W menggambarkan cara berpikir, apakah verbal- teoritis atau praktis-konkrit. Untuk mendapatkan profil dalam bentuk huruf M atau W ini dapat dilihat dari 4 subtes pertama (SE, WA, AN, GE) yang tampak pada grafik. Jika grafik menunjukkan bentuk huruf M pada 4 subtes pertama maka profilnya adalah M (verbal-teoritis), jika yang tampak adalah bentuk huruf W maka profilnya adalah W (praktis- konkrit). 7. Angka IST untuk penjurusan  IPA : lihat skor RA, ZR,FA, WU harus lebih tinggi dibandingkan yang lain.  IPS : Lihat skor SE, WA, GE, ME harus lebih tinggi dibandingkan yang lain  Untuk melanjutkan pendidikan setelah SMA, sebaiknya skor AN cukup baik (rata-rata).  Diprediksi berhasil menjalani pebdidikan di jenjang D3 dengan baik jika IQ minimal pada rentang rata-rata (96 - 105).  Diprediksi berhasil menjalani pendidikan di jenjang SI dengan baik jika IQ minimal pada rentang rata-rata atas (106 - 110).  Namun demikian tetap harus mempertimbangkan aspek-aspek psikologis yang lain, seperti motivasi, minat, kegigihan dalam mengatasi hambatan, keinginan untuk belajar dsb.