MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
Analisis Butir Soal Uji Kompetensi
1. Analisis
Butir Soal
untuk
Uji Kompetensi
Yana R. Sopian
Disampaikan dalam Workshop Penyusunan
Soal Ujian Kompetensi Fasilitator
Kementerian Kesehatan RI
Jakarta, 13-14 Februari 2020
yana@upi.edu
2. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat
memberikan informasi yang tepat terhadap karakteristik
peserta tes
“
”
3. Penerimaan Butir Soal
menurut Teori Klasik
1. Alat ukur yang memiliki koefisien reliabilitas 0,8 sudah baik (Ebel, 1972)
2. Soal pilihan ganda yang memiliki koefisien reliabilitas 0,75 – 0,90 sudah dapat dikatakan
baik (Nunnally, 1978)
3. Suatu instrumen yang memiliki koefisien reliabilitas >= 0,7 sudah dikatakan reliabel (Feldt
dan Brehmman, 1989)
4. Butir soal yang memiliki tingkat kesukaran 0,25 – 0,75 dikatakan baik (Dawson, 1972)
5. Butir yang memiliki daya pembeda 0,41 atau lebih besar dikatakan baik (Ebel, 1972)
6. Butir yang memiliki daya pembeda lebih besar dari 0,2 dikatakan baik (Fernandes, 1984)
7. Distraktor dikatakan baik apabila paling tidak dipilih oleh 2 % dari seluruh peserta
(Fernandes, 1984)
8. Distraktor dikatakan berfungsi manakala paling tidak dipilih oleh seorang peserta tes dari
kelompok rendah (Nitko, 1996)
4. Penulisan
Kisi-Kisi
Soal Revisi
Soal Jelek
(Drop)
Bank Soal Soal Baik
Analisis
Kuantitatif
Ujicoba Soal
Perakitan dan
Pengetikan Soal
Analisis KualitatifPenulisan Soal
Proses Pengembangan Bank Soal
*) Pengembangan Bank Soal Puspendik
9. Template
Analisis
Kualitatif
Soal
Pilihan Ganda
Contoh Kartu Soal Pilihan Ganda
Hasil analisis butir soal kualitatif dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu:
diterima apabila semua aspek terpenuhi;
diterima dengan perbaikan apabila terdapat beberapa aspek tidak terpenuhi,
tetapi bukan pada komponen materi;
ditolak apabila terdapat aspek yang tidak terpenuhi pada komponen materi.
11. Analisis Kuantitatif
Langkah - Langkah
1. Respons siswa diskor, bila benar diberi skor 1 bila salah diberi skor 0.
2. Urutkan siswa berdasarkan jumlah skor dari tertinggi ke terendah.
3. Jika jumlah peserta tes sedikit misalnya 100 orang ke bawah, maka peserta dibagi menjadi
kelompok 2.
4. Contoh: peserta 100 orang, maka nomor urut 1–50 adalah kelompok atas, dan nomor urut
51-100 adalah kelompok bawah.
5. Jika jumlah peserta di atas 100 orang dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian,27% untuk
kelompok atas dan 27% untuk kelompok bawah.
6. Contoh: peserta 200 orang, maka nomor urut 1-54 adalah kelompok atas, dan nomor urut
148-200 adalah kelompok bawah.Kelompok tengah tidak diolah.
7. Setelah sebaran jawaban kelompok atas (KA) dan kelompok bawah (KB) diketahui,
selanjutnya nilai statistik daya pembeda, tingkat kesukaran, dan berfungsi tidaknya
pengecohdapat dihitung menggunakan rumus.
12. Analisis Kuantitatif
Daya Pembeda
Kemampuan suatu butir
soal untuk membedakan
antara peserta tes dari
kelompok kemampuan
tinggi (menguasai materi
yang diujikan) dan peserta
tes dari kelompok rendah
(tidak menguasai materi
yang diujikan).
“
Dengan:
𝐷𝑃𝑖 = indeks daya pembeda butir soal ke-i;
𝐾𝐴𝑖 = jumlah jawaban benar pada kelompok atas butir
soal ke-i;
𝐾𝐵𝑖 = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah butir
soal ke-i;
𝑁𝐴 =jumlah siswa kelompok atas;
𝑁 𝐵 = jumlah siswa kelompok bawah
N = Jumlah Siswa kelompok atas dan bawah
Indeks DP Kesimpulan
0,25 < 𝐷𝑃𝑖 ≤ 1 Diterima
0,00 < 𝐷𝑃𝑖 ≤ 0,25 Diterima dengan perbaikan
𝐷𝑃𝑖 ≤ 0 Ditolak
Kategori indeks Daya Pembeda (Puspendik, 2013)
13. Analisis Kuantitatif
Tingkat Kesukaran
... dihitung berdasarkan proporsi
banyaknya peserta menjawab
benar terhadap jumlah peserta
yang menjawab butir soal
tertentu. Semakin banyak
peserta yang menjawab benar,
semakin besar proporsi tersebut
yang berarti bahwa butir soal
tersebut semakin mudah.
“
Dengan:
𝑇𝐾𝑖 = Tingkat kesukaran butir soal ke-i;
𝐾𝐴𝑖 = jumlah jawaban benar pada kelompok atas butir
soal ke-i;
𝐾𝐵𝑖 = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah butir
soal ke-i;
𝑁𝐴 =jumlah siswa kelompok atas;
𝑁 𝐵 = jumlah siswa kelompok bawah
N = Jumlah Siswa kelompok atas dan bawah
Tingkat Kesukaran Kesimpulan
0,7 < 𝑇𝐾 ≤ 1 Mudah
0,3 < 𝑇𝐾 ≤ 0,7 Sedang
𝑇𝐾 ≤ 0,3 Sukar
Kategori Taraf Kesukaran (Puspendik, 2013)
”
14. Analisis Kuantitatif
Pengecoh (distractor)
... pilihan jawaban yang tidak
benar, namun memungkinkan
seseorang terkecoh untuk
memilihnya apabila tidak
menguasai materi pelajaran
dengan baik. Keberfungsian
pengecoh dapat dilihat dari dua
indikator yaitu: (1) daya
pembeda pengecoh, pengecoh
dikatakan berfungsi jika daya
pembeda pengecoh negatif; dan
(2) proporsi peserta tes yang
memilih pengecoh tersebut,
dikatakan berfungsi jika proporsi
minimal 0,025.
“ Dengan:
𝑃𝑖 = Pengecoh butir soal ke-i;
𝐽𝑖 = jumlah peserta yang memilih pengecoh ke-i
N = Jumlah Siswa kelompok atas dan bawah
16. UJI VALIDITAS
Soal
... dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
penelitian dikatakan valid apabila dapat mengukur
apa yang hendak diukur.
Sebuah item soal dikatakan valid jika mempunyai
dukungan yang kuat terhadap skor total, atau dengan
kata lain sebuah item dikatakan valid jika memiliki
tingkat korelasi yang tinggi terhadap skor item total
(Wahyono, 2009)
“
17. UJI VALIDITAS
Soal
Syarat yang harus dipenuhi agar suatu item dikatakan
valid adalah sebagai berikut:
Korelasi dari item-item kuesioner haruslah kuat
Nilai korelasi atau r hitung harus lebih besar dari r tabel
(Wahyono, 2009)
“
18. UJI
RELIABILITAS
Soal
... Suatu alat ukur dikatakan reliable bila alat itu
dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang
berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama.
Jadi alat ukur yang reliable secara konsisten memberi
ukuran yang sama, jika pada waktu yang berbeda
dilakukan pengukuran kembali (Wahyono T, 2009)
“
19. UJI
RELIABILITAS
Soal
• Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sangat baik
• Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
• Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas
moderat
• Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah.
(Hinton, McMurray, & Brownlow, 2014)
“
20. Daftar
Pustaka 1. Puspendik Balitbang Kemdikbud, Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta:
Puspendik, 2017.
2. Puspendik Balitbang Kemdikbud. Panduan Pengembangan dan
Pemberdayaan Bank Soal di Daerah. Jakarta: Puspendik, 2013.
3. P. R. Hinton, I. McMurray and C. Brownlow. SPSS Explained, 2nd Ed.,
No.1. East Sussex: Routledge, 2014.
4. Wahyono, T. 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17. Elex Media
Komputindo. Jakarta, 2009
21. Terima Kasih
Yana R. Sopian
yana@upi.edu
0822 1846 8861
http://yana.staf.upi.edu