3. Pengertian organisasi
Menurut KBBI organisasi adalah
kesatuan (susunan dan
sebagainya) yang terdiri atas
bagian-bagian (orang dan
sebagainya)dalam perkumpulan
dan sebagainya untuk tujuan
tertentu.
4. Pengertian profesional
Menurut Djam’an Satori (2007: 1.4), “Profesional
menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang
menyandang suatu profesi, misalnya, “Dia seorang
profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan
profesinya.
Menurut Djam’an Satori (2007: 1.4), menyebutkan
“Profesionalisme menunjuk pada komitmen para
anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuan profesionalannya dan terus menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakan
dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
profesinya”.
Kesimpulan : Seseorang yang memiliki sebuah
profesi didukung dengan penampilan yang sesuai
profesinya dan mengembangkan berbagai strategi-
strategi yang akan digunakan di dalam profesinya.
5. Pengertian organisasi profesi
Menurut KBBI V, mengemukakan
bahwa organisasi profesi adalah
organisasi yang anggotanya adalah
orang-orang yang mempunyai
profesi yang sama.
6. Pengertian guru
Guru adalah sosok pendidik yang sebenarnya. Dalam UU
RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal
1 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Guru adalah profesi yang penuh dengan tanggung jawab.
Proses pendidikan secara langsung diemban di pundak
guru karena gurulah yang berinteraksi dengan murid
sebagai sasaran utama pengembangan pendidikan.
Proses pendidikan yang dimaksud dilaksanakan oleh
tenaga profesional maupun nonprofesional yang
didasarkan pada kemampuan khusus, pengalaman, latar
belakang akademis, ijazah dan gelar yang dimilikinya
dalam Oemar Hamalik (2002: 26).
7. Fungsi Organisasi Profesi
Keguruan
1. Menjadi pemersatu
2. Memajukan profesi,
3. Meningkatkan kompetensi,
4. (Meningkatkan) Karier,
5. (Meningkatkan) Wawasan
Kependidikan,
6. (Memberikan) Perlindungan Profesi
7. (Meningkatkan) Kesejahteraan, dan
8. (Melaksanakan) Pengabdian
Masyarakat
8. Contoh Organisasi Profesi
1. PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
2. PGSI (Persatuan Guru Seluruh Indonesia)
3. IGI (Ikatan Guru Indonesia)
4. FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia)
5. PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlotul Ulama)
6. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
7. KKG (Kelompok Kerja Guru)
9.
10. MGMP
PENGERTIAN
Wadah guru mata
pelajaran yang berada di
suatu kabupaten yang
berfungsi sebagai sarana
untuk saling
berkomunikasi, belajar
dan bertukar pikiran dan
pengalaman dalam
rangka meningkatkan
kinerja guru sebagai
praktisi atau perilaku
perubahan reorientasi
pembelajaran di kelas
Tujuan
• Umum:
1. Mengembangkan kreativitas dan
inovasi dalam meningkatkan
profesionalisme guru.
• Khusus:
1. Memperluas wawasan dan
pengetahuan guru mata pelajaran
dalam upaya mewujudkan
pembelajaran yang efektif dan
efisien.
2. Mengembangkan kultur kelas yang
kondusif sebagai tempat proses
pembelajaran yang
mennyenangkan,mengasikan dan,
mencerdaskan.
3. Membangun kerjasama dengan
masyarakat sebagai mitra guru
dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
11. KKG
PENGERTIAN
• Kelompok kerja seluruh
guru dalam satu gugus.
• Pada tahap
pelaksanaannya dapat
dibagi ke dalam kelompok
kerja guru yang lebih kecil,
yaitu kelompok kerja guru
berdasarkan jenjang kelas,
dan kelompok kerja guru
berdasarkan atas mata
pelajaran.
TUJUAN
1. Memfasilitasi kegiatan yang
dilakukan di pusat kegiatan
guru berdasarkan masalah
dan kesulitan yang dihadapi
guru.
2. Memberikan bantuan
profesional kepada para guru
kelas dan mata pelajaran di
sekolah.
3. Meningkatkan pemahaman,
keilmuan, keterampilan serta
pengembangan sikap
profesional berdasarkan
kekeluargaan dan saling
mengisi.
4. Meningkatkan pengelolaan
proses pembelajaran yang
aktif, kreatif, dan
menyenangkan.
12. MANFAAT KKG
1. Meningkatkan keterampilan:
2. Bertanya,
3. Memberi penguatan,
4. Mengadakan variasi,
5. Menjelaskan,
6. Membuka dan menutup pelajaran,
7. Memimpin diskusi kelompok kecil
dan perorangan.
13. Ciri-ciri profesi pendidikan
Menurut Djam’an Satori (2007: 1.5) profesi mempunyai
beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
1. Standar unjuk kerja;
2. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku
profesi tersebut dengan standar kualitas akademik yang
bertanggung jawab;
3. Organisasi profesi;
4. Etika dan kode etik profesi;
5. Sistem imbalan;
6. Pengakuan dari masyarakat.
Kesimpulan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang
dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang harus dipenuhinya,
maka semakin tinggi pula derajat profesi yang diembannya.
Tinggi rendahnya pengakuan profesionalisme sangat
bergantung pada keahlian dan tingkat pendidikan yang
ditempuh.
14. Profesi guru PNS dan Wiyata bakti
Tingkatan tenaga pendidik profesional
menurut Chamberlin dalam Oemar
Hamalik (2002: 26-30):
1) Guru Pelaksana (Executive Teacher)
Executive teacher dan team leader
hampir sama. Dalam hal ini executive
teacher berperan sebagai pimpinan
pendidikan di sekolah dan bertanggung
jawab dalam pelaksanaan instruksional,
kurikulum, mengorganisasi, dan
15. 2) Guru Profesional (Professional Teacher)
Senior teacher, master teacher, lead teacher,
dan professional teacher dikelompokkan ke
dalam kategori ini. Guru profesional ini
merupakan orang yang telah menempuh
program pendidikan guru dan memiliki tingkat
master serta telah mendapat ijazah negara dan
telah
berpengalaman dalam mengajar pada kelas-
kelas besar.
16. 3) Guru Provosional (Provosional Teacher)
Merupakan anggota staf yang telah menempuh
program pendidikan guru selama empat tahun
dan telah memperoleh ijazah negara
tetapibelum memiliki atau masih kurang
pengalaman mengajar. Tingkatanguru ini
sering disebut sebagai regular teacher, guru
baru (beginningteacher), atau guru provosional
17. 4) Guru Kadet (Cadet Teacher)
Dalam kategori ini termasuk guru asisten, guru
intern, dan guru kadet (calon guru). Mereka
merupakan guru yang belum menyelesaikan
pendidikan guru yang berijazah normal, tetapi baru
memenuhi kualifikasi minimum. Guru kadet
bertugas di bawah supervisi dari guru-guru yang
telah berpengalaman, yakni guru-guru profesional.
Guru kadet bekerja dengan para siswa dalam
kelompok besar, medium, kelompok kecil, dan
secara perorangan
18. 5) Guru Khusus (Special Teacher)
Guru spesial ini ditempatkan dalam
kedudukan staf dengan tugas
memberikan pengajaran khusus dalam
daerah tertentu dalam kurikuler seperti
seni, musik, bimbingan dan layanan.
19. Menurut Suyanto dan MS. Abbas
(2004: 128) menyebutkan ada tiga
pengelompokan guru di sekolah yaitu
guru tetap yang berstatus
pegawai negeri sipil (PNS), guru tetap
yayasan (GTY) dan guru tidak tetap
(GTT).
20. 1. Guru PNS
Dalam Surat Edaran (SE) Mendikbud dan Kepala BAKN
Nomor 57686/ MPK/ 1989 yang dikutip dari Suparlan (2005:
15) dinyatakan lebih spesifik bahwa “Guru ialah pegawai negeri
sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab
oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan
di sekolah (termasuk hak yang melekat dalam jabatan)”. Dalam
SE tersebut dijelaskan bahwa seorang guru memiliki tugas,
wewenang, tanggung jawab dan hak yang melekat di
dalamnya untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.
Secara umum guru tetap atau pegawai negeri sipil adalah guru
yang sudah secara sah mendapat pengakuan dari pemerintah
berupa Surat Keputusan untuk menjalankan tugasnya sebagai
seorang pendidik. Guru sebagai pegawai negeri sipil dibiayai
dan mendapat anggaran resmi dari APBN dan APBD
mencakup semua tunjangan yang didapatkannya berdasarkan
golongan dan masa jabatan tertentu karena jenjang jabatannya
memiliki suatu keteraturan.
21. Guru Wiyata Bakti
Guru wiyata bakti atau dengan kata lain biasa
disebut sebagai guru tidak tetap merupakan
salah satu tenaga pendidik di suatu sekolah.
Menurut Suyanto dan MS. Abbas (2004: 128)
menyatakan bahwa guru tidak tetap adalah
guru yang diangkat untuk mencukupi
kebutuhan guru baik di sekolah negeri maupun
swasta. Jadi guru tidak tetap diangkat atas
kewenangan pihak sekolah karena kurangnya
kebutuhan tenaga pendidik. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa tugas guru tidak tetap atau
wiyata bakti tidak jauh berbeda dengan guru
berstatus lain yaitu melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan menyusun administrasi.