SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Psikolinguistik
Kelompok 1
Ajeng Illa
Andina Dwi Komalasari
Pengenalan Dasar
1.1 Pengenalan
Pada umumnya, individu itu tidak merasakan bahwa
menggunakan bahasa adalah suatu kemahiran yang luar
biasa kompleksnya. Penggunaan bahasa terasa lumrah
karena memang dengan tidak diajari oleh siapa pun,
seorang bayi membesar bersama-sama dengan
pertumbuhan bahasanya. Dari umur setahun hingga satu
setengah tahun, seorang bayi mula mengeluarkan
bentuk-bentuk bahasa yang dapat kita kenali sebagai
perkataan, dan akhirnya menjadi ayat kompleks apabila
menjelang umurnya mepat tahun atau lima tahun.
Apabila dewasa, kita menggunakan bahasa kita seolah-
olah dengan tidak berpikir. Apabila kita ingin
mengungkapkan sesuatu, pada masa itu pulalah kita
mengeluarkan bunyi-bunyi yang disebut bahasa. Akan
tetapi, jikalau kita renungkan secara mendalam, kita
Contoh
Suatu hari di kebun binatang, anda berjalan-jalan dengan
seorang anak kecil dan melihat seekor binatang, anda
berkata,
“Lihat itu, singanya besar, ya!”
Lantas bagaimana kita dapat memilih perkataan yang
berbunyi (singa), padahal dalam otak kita pastilah terdapat
ribuan perkataan yang kita simpan, sebagiannya mirip dan
sebagiannya tidak mirip dengan konsep singa.
Mirip dalam konsep singa (harimau, serigala, kucing,
anjing) dan mirip dalam bunyi singa (singkong, senget dan
singkir).
Lalu bagaimana sampai kita dapat mengeluarkan perkataan
singa dan bukan perkataan lain? Jikat kita keliru dalam
bebahasa, pilihan perkataan yang dikeluarkan itu pastilah tidak
jauh daripada perkataan yang kita inginkan, baik dilihat dari segi
bunyi dan maknanya.
Mungkin orang akan akan berkata “Lihat itu, harimaunya besar,
ya!”
Kekeliruan pemilihan kata harimau untuk singa, pastilah
mempunyai alasan. Orang tidak membuat kekeliruan
pemilihan perkataan secara sembarangan, pastilah ada
aturan yang diikuti oleh manusia mana pun juga mengapa
Jawabann
ya
Begitu juga dengan tersilap lidah. Perkataan yang
tersilap itu pastilah tidak jauh dari daripada perkataan
aslinya. Seperti seorang pelawak yang mengubah
antipasi menjadi antisapi. Walaupun seseorang
mungkin tidak mengetahui alasannya, dia mungkin
mempunyai gerakan hati dalam memilih kekeliruan
yang tepat. Atau akan benar-benar tersilap saat
berkata kepala menjadi kelapa.
Contoh-contoh yang sudah dijelaskan
menunjukan bahwa dalam kita berbahasa, kita
melakukan aktivitas mental yang kemudian
tertuang dalam bentuk bahasa yang kita
gunakan.
1.2 Sejarah Lahirnya Psikolingusitik
Psikolinguistik berasal dari gabungan antara dua ilmu, yaitu
Psikolog dan Linguistik.
Ilmu ini sudah tampak pada abad ke-20 oleh psikologi Jerman
bernama Wilhelm Wundi, menyatakan bahwa bahasa dapat
dijelaskan dengan dasar prinsip-prinsip psikoligis (Kess,1992).
Perkembangan ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess,
1992): (1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif,
(4) tahap teori psikolinguistik, realiti psikologi dan ilmu kognitif.
1. Tahap
formatif
2. Tahap
linguistik
3. Tahap
kognitif
4. Tahap teori
psikolinguistik,
realiti
psikologi dan
ilmu kognitif
1. Tahap formatif
 Pada pertengahan abad ke-20 John W. Gardner
menggagaskan penggabungan kedua ilmu ini. Ide ini
kemudian dikembangkan oleh John B. Caroll yang pada
tahun 1951 menyelenggarakan seminar mengenai
keberkatian antara kedua ilmu tersebut.
 Kemudian pada tahun 1953 yang menghasilkan
pertemuan ini menggema begitu kuat diantara para
sarjana ilmu psikologi dan ilmu linguistik sehingga
banyak penyelidikan yang kemudian dilakukan terarah
pada kaitan antara kedua ilmu ini. Pada masa itulah
istilah psycholinguisstisc pertama kali digunakan.
Kelompok ini mendukung peneylidikan mengenai
relativiti bahasa dan universal bahasa seperti yang
dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) (relativiti
 2. Tahap lingusitik
 Perkembangan ilmu linguistik yang sejak mulanya
berorientasi kepada aliran behaviorisme dan kemudian ke
aliran mentalisme atau nativisme, pada tahun 1957 dengan
terbitnya buku Syntactic Structures (Chomsky) dan kritikan
tajam Chomsky terhadap teori behaviorisme B.F. Skinner,
inilah yang membuat psikololinguistik sebagai ilmu yang
banyak diminati, hal ini semakin berkembang karena
pandangan Chomsky tetntang universalnya bahasa
semakin mengarah kepada perolehan bahasa. Kesamaan
dalam strategi ini didukung pula oleh perkembangan ilmu
neurolinguistik (Caplan, 1987) dan biolingustik
(Lenneberg,1967; Jenskins, 2000).
 Para sarjana sudah banyak melakukan penyelidikan dan
mencoba mengajar binatang berbahasa namun gagal.
Kegagalan semua proyek penyelidikan ini membuktikan
bahwa pemerolehan bahasa adalah unik untuk spesies
manusia saja. Hanya manusia sajalah yang dapat
berbahasa. Makhluk lain dapat melakukan banyak hal,
termasuk hal-hal yang dilakukan oleh manusia, tetapi
3. Tahap kognitif
 Pada tahap ini psikolingusitik mula mengarah kepada
funsgi kognisi dan landasan biologi manusia dalam
pemerolehan bahasa. Menurut Chomsky, perolehan
bahasa pada manusia bukanlah penguasaan komponen
bahasa dengan tidak berlandaskan pada prinsip-prinsif
kognitif.
 Ujaran bukanlah suatu urutan bunyi yang linear tetapi
urutan bunyi yang membentuk unit-unit konstituen yang
berhierarki dan masing-masing unit adalah psikologis.
 Pada tahap ini, orang juga mula membincangkan
peranan biologi bahasa karena malu merasa biologi
adalah landasan tempat bahasa itu tumbuh, karena
pertumbuhan bahasa seorang manusia itu berkait secara
genetik dengan pertumbuhan biologisnya.
4. Tahap teori psikolingusitik
 Pada tahap akhir ini, psikolinguistik tidak lagi berdiri sebagai
ilmu yang terpisah daripada ilmu-ilmu yang lain karena
perolehan dan penggunaan bahasa manusia meyangkut
banyak cabang ilmu pengetahuan lain. Psikolinguistik tidak
lagi terdiri daripada psiko dan lingustik saja tetapi juga
menyangkut dengan ilmu-ilmu lain seperti neurologi, filsafat,
primatologi, dan genetik.
 Dengan perkataan lain, psikolingustik kini menjadi ilmu yang
disokong oleh ilmu-ilmu lain.
1.3 Defini Psikolinguistik
Menurut para ahli:
 Aichison (1998:1) memberi defini sebagai suatu
“kajian tentang bahasa dan minda”.
 Harley (2001:1) mengatakannya sebagai suatu
“kajian tentang proses-proses mental dalam
penggunaan bahasa”.
 Clark dan Clark (177:4) mengatakan bahwa
psikologi bahasa berkaitan dengan 3 hal utama:
kefahaman, penghasilan, dan perolehan bahasa.
Dapat disimpulkan bahwa psikolingusitik adalah
ilmu yang mempelajari proses-proses mental
yang dilalui oleh manusia dalam mereka
membina pengetahuan berbahasa.
Psikolingustik mempelajari 4 topik
utama :
1. Kepahaman
• 2. Penghasilan
3. Dasar biologi serta neurologi,
• 4. Perolehan bahasa,
1. Kefahaman, yaitu proses-proses mental yang
dilalui oleh manusia sehingga mereka dapat
menangkap apa yang dikatakan oleh orang
dan memahami apa yang dimaksudkan.
2. Penghasilan, yaitu proses-proses mental
pada diri kita yang membuat kita dapat
membuat ujaran seperti yang kita ujarkan
3. Dasar biologi serta neurologi, yaitu yang
membuat manusia dapat berbahasa
4. Perolehan bahasa, yaitu bagaimana anak-
anak memperoleh bahasa mereka.
1.4 Kuadrat Bahasa
Ketika kita melihat ibu ayam dan anak ayam akan
saling berkomunikasi dengan berkotek yang
memberitahukan kepada anaknya bahwa terdapat
makanan. Kemudian dengan lebah berkomunikasi
dengan tarian yang menandakan adanya sumber
makanan. Sedangkan kera akan memberikan tanda-
tanda tertentu apabila bahaya sedang mengancam.
Dari contoh diatas bahwa hewan dapat
berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan
“bahasa” mereka sendiri.
Ciri-ciri khusus yang membedakan bahasa manusia
dengan binatang:
1. Bahasa manusia memiliki ketergantungan kepada struktur.
Contoh: “Orang tua itu harus mencangkul ladang kering”
2. Bahasa dan penggunaan bahasa itu kreatif.
Contoh: Dari segi penggunaan bahasa, dia kreatif karena dia
memiliki kemampuan bagi memahami dan mengujarkan
ujaran baru mana pun.
3.Bahasa dapat digunakan bagi mengungkapkan situasi atau
peristiwa yang sudah lampau atau yang belum terjadi
dan bahkan untuk sesuatu yang dibayangkan.
Contoh: Struktur bahasa memungkinkan kita untuk
Apakah bahasa yang digunakan oleh
manusia itu sama dengan bahasa
yang digunakan oleh binatang?
4. Bahasa memiliki struktur ganda yang dinamakan struktur
batin dan struktur lahir.
Contoh: “Ramai ahli parlimen yang tuang”
Kalimat diatas memiliki 2 struktur batin dan struktur lahir.
5. Bahasa itu diperoleh secara turun temurun daari satu
generasi ke generasi.
Contoh: Anak Sunda yang dilahirkan dan dibesarkan dalam
keluarga Sunda di Bandung akan memperolehi bahasa
Sunda.
6. Hubungan antara perkataan dan benda, perbuatan, dan
keadaan yang dirujuknya itu arbitari.
Contoh: Orang Inggris menyebutnya rice dan run,
sedangkan orang Indonesia menyebutknya nasi dan lari.
7. Bahasa memiliki pola dualiti, maksudnya bunyi-bunyi itu
sebenarnya tidak mempunyai makna dan baru
bermakna setelah bunyi-bunyi itu kita gabungkan.
Contoh: Bunyi k/a/s akan tidak memiliki makna sedangkan
apabila kita gabungkan akan menjadi “kas”.
8. Bahasa itu memiliki semantik, maksudnya bahawa
begitu suatu nama diberikan maka nama itu akan selalu
merujuk pada konsep benda itu, meskipun benda itu
sebenarnya tidak memenuhi syarat untuk nama itu.
Contoh: Kursi, meskipun kakinya patah satu akan tetap
dikatakan sebagai kursi (tempat duduk)
1.5 Definisi Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang
arbitari yang digunakan oleh anggotan suatu
masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan
berinteraski antara sesamanya, berlandaskan
pada budaya yang miliki bersama.
Sistem dalam bahasa adalah sistem yang terdiri
dari simbol-simbol. Simbol-simbol ini bersifat
arbitari, yakni tidak ada keterkaitan antara simbol-
simbol ini dengan benda, keadaan atau peristiwa
yang diwakilinya.
Contoh : tidak ada alasan mengapa tempat
duduk dinamai kursi
1.6 Komponen Bahasa
Ilmu bahasa telah mengalami bermacam-macam
perubahan dari segi landasan maupun alirannya.
Namun ada satu hal yang tetap konsisten, yaitu
komponen bahasa. Dalam aliran lingustik mana
pun bahasa selalu dikatakan memiliki tiga
komponen, sintaksis, fonologi, dan semantik.
1.7 Pragmatik
Pragmatik bukanlah salah satu komponen bahasa, ia
hanyalah memberikan perspektif kepada bahasa.
Oleh karena pragmatik menyangkut mankan maka
sering kali ilmu ini dikelirukan dengan ilmu makna,
semantik.
Semantik mempelajari makna dalam bahasa alami
dengan tidak memperhatikan konteksnya. Sedangkan
pragmatik lebih merujuk kepada kajian makna dalam
interaksi antara seorang penutur dengan penutur
yang lainnya (Jucker, 1998)
Pragmatik merupakan bagian penting dalam
komunikasi tetapi tidak merupakan salah satu
komponen dalam bahasa. Pragmatik memberikan
aturan yang membimbing manusia untuk berbahasa
yang wajar.
Terimakasih

More Related Content

What's hot

Teori pemerolehan bahasa kedua oke deh
Teori pemerolehan bahasa kedua oke dehTeori pemerolehan bahasa kedua oke deh
Teori pemerolehan bahasa kedua oke dehkholid harras
 
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUAPEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUAEndang Pristiawaty
 
Peta Konsep Studi Pemerolehan Bahasa
Peta Konsep Studi Pemerolehan BahasaPeta Konsep Studi Pemerolehan Bahasa
Peta Konsep Studi Pemerolehan Bahasaamdhown
 
Psikolinguiatik bab x Pemerolehan Bahasa
Psikolinguiatik bab x Pemerolehan BahasaPsikolinguiatik bab x Pemerolehan Bahasa
Psikolinguiatik bab x Pemerolehan BahasaHeri Indra Gunawan
 
Konsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistikKonsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistiksashiera armhie
 
Pemerolehan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa keduaPemerolehan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa keduakholid harras
 
hubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiranhubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiranheniwahyuarini95
 
Teori Belajar dalam Pembelajaran Bahasa
Teori Belajar dalam Pembelajaran BahasaTeori Belajar dalam Pembelajaran Bahasa
Teori Belajar dalam Pembelajaran BahasaYunita Siswanti
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)hairina wasliah
 
Belajar Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
Belajar Bahasa Pertama dan Bahasa KeduaBelajar Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
Belajar Bahasa Pertama dan Bahasa KeduaYudha Fadillah
 

What's hot (20)

Teori pemerolehan bahasa kedua oke deh
Teori pemerolehan bahasa kedua oke dehTeori pemerolehan bahasa kedua oke deh
Teori pemerolehan bahasa kedua oke deh
 
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUAPEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
 
Peta Konsep Studi Pemerolehan Bahasa
Peta Konsep Studi Pemerolehan BahasaPeta Konsep Studi Pemerolehan Bahasa
Peta Konsep Studi Pemerolehan Bahasa
 
Pemerolehan bahasa
Pemerolehan bahasaPemerolehan bahasa
Pemerolehan bahasa
 
Psikolinguiatik bab x Pemerolehan Bahasa
Psikolinguiatik bab x Pemerolehan BahasaPsikolinguiatik bab x Pemerolehan Bahasa
Psikolinguiatik bab x Pemerolehan Bahasa
 
Konsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistikKonsep dasar psikolinguistik
Konsep dasar psikolinguistik
 
Berpikir dan bahasa
Berpikir dan bahasaBerpikir dan bahasa
Berpikir dan bahasa
 
Teori belajar bahasa
Teori belajar bahasaTeori belajar bahasa
Teori belajar bahasa
 
Pikiran dan Bahasa
Pikiran dan BahasaPikiran dan Bahasa
Pikiran dan Bahasa
 
Pemerolehan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa keduaPemerolehan bahasa kedua
Pemerolehan bahasa kedua
 
hubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiranhubungan bahasa dan pikiran
hubungan bahasa dan pikiran
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
 
Makalah pemerolehan bahasa
Makalah pemerolehan bahasaMakalah pemerolehan bahasa
Makalah pemerolehan bahasa
 
Teori Belajar dalam Pembelajaran Bahasa
Teori Belajar dalam Pembelajaran BahasaTeori Belajar dalam Pembelajaran Bahasa
Teori Belajar dalam Pembelajaran Bahasa
 
Teori psikolinguistik
Teori psikolinguistikTeori psikolinguistik
Teori psikolinguistik
 
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
Ppt perkembangan bahasa (perkembangan peserta didik)
 
Belajar Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
Belajar Bahasa Pertama dan Bahasa KeduaBelajar Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
Belajar Bahasa Pertama dan Bahasa Kedua
 
teori-behaviour
teori-behaviourteori-behaviour
teori-behaviour
 
Psikolinguistik
PsikolinguistikPsikolinguistik
Psikolinguistik
 
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIKTINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
TINDAK UJARAN DALAM PSIKOLINGUISTIK
 

Similar to Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer

Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arab
Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arabPengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arab
Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arabUniversiti Kebangsaan Malaysia
 
Ihwal psikolinguistik
Ihwal psikolinguistikIhwal psikolinguistik
Ihwal psikolinguistikkholid harras
 
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikKelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikRicky Subagya
 
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8Rizal Abdullah
 
Teori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertamaTeori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertamaPhyne Phain
 
Nota Literasi Bahasa
Nota Literasi BahasaNota Literasi Bahasa
Nota Literasi BahasaVince Here
 
Sri ramelda
Sri rameldaSri ramelda
Sri rameldaMeil Da
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakRizzty Mennelz
 
Bahasa sebagai kajian_linguistik
Bahasa sebagai kajian_linguistikBahasa sebagai kajian_linguistik
Bahasa sebagai kajian_linguistikkhotimatul
 
Kumpulan 3 (minggu 8) PEMEROLEHAN BAHASA
Kumpulan 3 (minggu 8) PEMEROLEHAN BAHASAKumpulan 3 (minggu 8) PEMEROLEHAN BAHASA
Kumpulan 3 (minggu 8) PEMEROLEHAN BAHASAShamimi Jamudin
 
Kuliah ol 2 psikolinguistik
Kuliah ol 2 psikolinguistikKuliah ol 2 psikolinguistik
Kuliah ol 2 psikolinguistikGinanjar Maulana
 
12th group perkembangan bahasa anak
12th group perkembangan bahasa anak12th group perkembangan bahasa anak
12th group perkembangan bahasa anaknisamc
 
Bahasa arab
Bahasa arabBahasa arab
Bahasa arabCik BaCo
 
DASAR-DASAR PSIKOLINGUISTIK -- KHOLID A. HARRAS & ANDIKA DUTHA BACHARI
DASAR-DASAR PSIKOLINGUISTIK -- KHOLID A. HARRAS & ANDIKA DUTHA BACHARIDASAR-DASAR PSIKOLINGUISTIK -- KHOLID A. HARRAS & ANDIKA DUTHA BACHARI
DASAR-DASAR PSIKOLINGUISTIK -- KHOLID A. HARRAS & ANDIKA DUTHA BACHARIprimagraphology consulting
 

Similar to Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer (20)

Makalah Pemerolehan Bahasa Anak
Makalah Pemerolehan Bahasa AnakMakalah Pemerolehan Bahasa Anak
Makalah Pemerolehan Bahasa Anak
 
Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arab
Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arabPengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arab
Pengaruh psikolinguistik terhadap suprasegmental dalam pertuturan bahasa arab
 
Ihwal psikolinguistik
Ihwal psikolinguistikIhwal psikolinguistik
Ihwal psikolinguistik
 
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori PsikolinguistikKelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
Kelompok 1 Psikolinguistik - Teori Psikolinguistik
 
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
 
Teori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertamaTeori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertama
 
Nota Literasi Bahasa
Nota Literasi BahasaNota Literasi Bahasa
Nota Literasi Bahasa
 
Sri ramelda
Sri rameldaSri ramelda
Sri ramelda
 
Latihan11
Latihan11Latihan11
Latihan11
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 
Bahasa sebagai kajian_linguistik
Bahasa sebagai kajian_linguistikBahasa sebagai kajian_linguistik
Bahasa sebagai kajian_linguistik
 
Kumpulan 3 (minggu 8) PEMEROLEHAN BAHASA
Kumpulan 3 (minggu 8) PEMEROLEHAN BAHASAKumpulan 3 (minggu 8) PEMEROLEHAN BAHASA
Kumpulan 3 (minggu 8) PEMEROLEHAN BAHASA
 
Hersi
HersiHersi
Hersi
 
Hersi
HersiHersi
Hersi
 
Kuliah ol 2 psikolinguistik
Kuliah ol 2 psikolinguistikKuliah ol 2 psikolinguistik
Kuliah ol 2 psikolinguistik
 
12th group perkembangan bahasa anak
12th group perkembangan bahasa anak12th group perkembangan bahasa anak
12th group perkembangan bahasa anak
 
Bahasa arab
Bahasa arabBahasa arab
Bahasa arab
 
Tay06
Tay06Tay06
Tay06
 
Tay06
Tay06Tay06
Tay06
 
DASAR-DASAR PSIKOLINGUISTIK -- KHOLID A. HARRAS & ANDIKA DUTHA BACHARI
DASAR-DASAR PSIKOLINGUISTIK -- KHOLID A. HARRAS & ANDIKA DUTHA BACHARIDASAR-DASAR PSIKOLINGUISTIK -- KHOLID A. HARRAS & ANDIKA DUTHA BACHARI
DASAR-DASAR PSIKOLINGUISTIK -- KHOLID A. HARRAS & ANDIKA DUTHA BACHARI
 

More from AjengIlla

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanAjengIlla
 
Semantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuSemantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuAjengIlla
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaAjengIlla
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraAjengIlla
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanAjengIlla
 
Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-AjengIlla
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanaAjengIlla
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980AjengIlla
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaanAjengIlla
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatAjengIlla
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarAjengIlla
 
kompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikankompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikanAjengIlla
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenAjengIlla
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranAjengIlla
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasaAjengIlla
 
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistiksikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistikAjengIlla
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarangAjengIlla
 
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiakajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiaAjengIlla
 
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesiaberbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesiaAjengIlla
 
sastra nusantara - bahasa indonesia
sastra nusantara - bahasa indonesiasastra nusantara - bahasa indonesia
sastra nusantara - bahasa indonesiaAjengIlla
 

More from AjengIlla (20)

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
 
Semantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuSemantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabu
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastra
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
 
Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacana
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
 
kompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikankompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikan
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimen
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
 
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistiksikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiakajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
 
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesiaberbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
berbicara -debat- pidato -bahasa indonesia
 
sastra nusantara - bahasa indonesia
sastra nusantara - bahasa indonesiasastra nusantara - bahasa indonesia
sastra nusantara - bahasa indonesia
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer

  • 1. Psikolinguistik Kelompok 1 Ajeng Illa Andina Dwi Komalasari Pengenalan Dasar
  • 2. 1.1 Pengenalan Pada umumnya, individu itu tidak merasakan bahwa menggunakan bahasa adalah suatu kemahiran yang luar biasa kompleksnya. Penggunaan bahasa terasa lumrah karena memang dengan tidak diajari oleh siapa pun, seorang bayi membesar bersama-sama dengan pertumbuhan bahasanya. Dari umur setahun hingga satu setengah tahun, seorang bayi mula mengeluarkan bentuk-bentuk bahasa yang dapat kita kenali sebagai perkataan, dan akhirnya menjadi ayat kompleks apabila menjelang umurnya mepat tahun atau lima tahun. Apabila dewasa, kita menggunakan bahasa kita seolah- olah dengan tidak berpikir. Apabila kita ingin mengungkapkan sesuatu, pada masa itu pulalah kita mengeluarkan bunyi-bunyi yang disebut bahasa. Akan tetapi, jikalau kita renungkan secara mendalam, kita
  • 3. Contoh Suatu hari di kebun binatang, anda berjalan-jalan dengan seorang anak kecil dan melihat seekor binatang, anda berkata, “Lihat itu, singanya besar, ya!” Lantas bagaimana kita dapat memilih perkataan yang berbunyi (singa), padahal dalam otak kita pastilah terdapat ribuan perkataan yang kita simpan, sebagiannya mirip dan sebagiannya tidak mirip dengan konsep singa. Mirip dalam konsep singa (harimau, serigala, kucing, anjing) dan mirip dalam bunyi singa (singkong, senget dan singkir).
  • 4. Lalu bagaimana sampai kita dapat mengeluarkan perkataan singa dan bukan perkataan lain? Jikat kita keliru dalam bebahasa, pilihan perkataan yang dikeluarkan itu pastilah tidak jauh daripada perkataan yang kita inginkan, baik dilihat dari segi bunyi dan maknanya. Mungkin orang akan akan berkata “Lihat itu, harimaunya besar, ya!” Kekeliruan pemilihan kata harimau untuk singa, pastilah mempunyai alasan. Orang tidak membuat kekeliruan pemilihan perkataan secara sembarangan, pastilah ada aturan yang diikuti oleh manusia mana pun juga mengapa Jawabann ya
  • 5. Begitu juga dengan tersilap lidah. Perkataan yang tersilap itu pastilah tidak jauh dari daripada perkataan aslinya. Seperti seorang pelawak yang mengubah antipasi menjadi antisapi. Walaupun seseorang mungkin tidak mengetahui alasannya, dia mungkin mempunyai gerakan hati dalam memilih kekeliruan yang tepat. Atau akan benar-benar tersilap saat berkata kepala menjadi kelapa. Contoh-contoh yang sudah dijelaskan menunjukan bahwa dalam kita berbahasa, kita melakukan aktivitas mental yang kemudian tertuang dalam bentuk bahasa yang kita gunakan.
  • 6. 1.2 Sejarah Lahirnya Psikolingusitik Psikolinguistik berasal dari gabungan antara dua ilmu, yaitu Psikolog dan Linguistik. Ilmu ini sudah tampak pada abad ke-20 oleh psikologi Jerman bernama Wilhelm Wundi, menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan dasar prinsip-prinsip psikoligis (Kess,1992). Perkembangan ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess, 1992): (1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif, (4) tahap teori psikolinguistik, realiti psikologi dan ilmu kognitif.
  • 7. 1. Tahap formatif 2. Tahap linguistik 3. Tahap kognitif 4. Tahap teori psikolinguistik, realiti psikologi dan ilmu kognitif
  • 8. 1. Tahap formatif  Pada pertengahan abad ke-20 John W. Gardner menggagaskan penggabungan kedua ilmu ini. Ide ini kemudian dikembangkan oleh John B. Caroll yang pada tahun 1951 menyelenggarakan seminar mengenai keberkatian antara kedua ilmu tersebut.  Kemudian pada tahun 1953 yang menghasilkan pertemuan ini menggema begitu kuat diantara para sarjana ilmu psikologi dan ilmu linguistik sehingga banyak penyelidikan yang kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara kedua ilmu ini. Pada masa itulah istilah psycholinguisstisc pertama kali digunakan. Kelompok ini mendukung peneylidikan mengenai relativiti bahasa dan universal bahasa seperti yang dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) (relativiti
  • 9.  2. Tahap lingusitik  Perkembangan ilmu linguistik yang sejak mulanya berorientasi kepada aliran behaviorisme dan kemudian ke aliran mentalisme atau nativisme, pada tahun 1957 dengan terbitnya buku Syntactic Structures (Chomsky) dan kritikan tajam Chomsky terhadap teori behaviorisme B.F. Skinner, inilah yang membuat psikololinguistik sebagai ilmu yang banyak diminati, hal ini semakin berkembang karena pandangan Chomsky tetntang universalnya bahasa semakin mengarah kepada perolehan bahasa. Kesamaan dalam strategi ini didukung pula oleh perkembangan ilmu neurolinguistik (Caplan, 1987) dan biolingustik (Lenneberg,1967; Jenskins, 2000).  Para sarjana sudah banyak melakukan penyelidikan dan mencoba mengajar binatang berbahasa namun gagal. Kegagalan semua proyek penyelidikan ini membuktikan bahwa pemerolehan bahasa adalah unik untuk spesies manusia saja. Hanya manusia sajalah yang dapat berbahasa. Makhluk lain dapat melakukan banyak hal, termasuk hal-hal yang dilakukan oleh manusia, tetapi
  • 10. 3. Tahap kognitif  Pada tahap ini psikolingusitik mula mengarah kepada funsgi kognisi dan landasan biologi manusia dalam pemerolehan bahasa. Menurut Chomsky, perolehan bahasa pada manusia bukanlah penguasaan komponen bahasa dengan tidak berlandaskan pada prinsip-prinsif kognitif.  Ujaran bukanlah suatu urutan bunyi yang linear tetapi urutan bunyi yang membentuk unit-unit konstituen yang berhierarki dan masing-masing unit adalah psikologis.  Pada tahap ini, orang juga mula membincangkan peranan biologi bahasa karena malu merasa biologi adalah landasan tempat bahasa itu tumbuh, karena pertumbuhan bahasa seorang manusia itu berkait secara genetik dengan pertumbuhan biologisnya.
  • 11. 4. Tahap teori psikolingusitik  Pada tahap akhir ini, psikolinguistik tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah daripada ilmu-ilmu yang lain karena perolehan dan penggunaan bahasa manusia meyangkut banyak cabang ilmu pengetahuan lain. Psikolinguistik tidak lagi terdiri daripada psiko dan lingustik saja tetapi juga menyangkut dengan ilmu-ilmu lain seperti neurologi, filsafat, primatologi, dan genetik.  Dengan perkataan lain, psikolingustik kini menjadi ilmu yang disokong oleh ilmu-ilmu lain.
  • 12. 1.3 Defini Psikolinguistik Menurut para ahli:  Aichison (1998:1) memberi defini sebagai suatu “kajian tentang bahasa dan minda”.  Harley (2001:1) mengatakannya sebagai suatu “kajian tentang proses-proses mental dalam penggunaan bahasa”.  Clark dan Clark (177:4) mengatakan bahwa psikologi bahasa berkaitan dengan 3 hal utama: kefahaman, penghasilan, dan perolehan bahasa. Dapat disimpulkan bahwa psikolingusitik adalah ilmu yang mempelajari proses-proses mental yang dilalui oleh manusia dalam mereka membina pengetahuan berbahasa.
  • 13. Psikolingustik mempelajari 4 topik utama : 1. Kepahaman • 2. Penghasilan 3. Dasar biologi serta neurologi, • 4. Perolehan bahasa,
  • 14. 1. Kefahaman, yaitu proses-proses mental yang dilalui oleh manusia sehingga mereka dapat menangkap apa yang dikatakan oleh orang dan memahami apa yang dimaksudkan. 2. Penghasilan, yaitu proses-proses mental pada diri kita yang membuat kita dapat membuat ujaran seperti yang kita ujarkan 3. Dasar biologi serta neurologi, yaitu yang membuat manusia dapat berbahasa 4. Perolehan bahasa, yaitu bagaimana anak- anak memperoleh bahasa mereka.
  • 15. 1.4 Kuadrat Bahasa Ketika kita melihat ibu ayam dan anak ayam akan saling berkomunikasi dengan berkotek yang memberitahukan kepada anaknya bahwa terdapat makanan. Kemudian dengan lebah berkomunikasi dengan tarian yang menandakan adanya sumber makanan. Sedangkan kera akan memberikan tanda- tanda tertentu apabila bahaya sedang mengancam. Dari contoh diatas bahwa hewan dapat berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan “bahasa” mereka sendiri.
  • 16. Ciri-ciri khusus yang membedakan bahasa manusia dengan binatang: 1. Bahasa manusia memiliki ketergantungan kepada struktur. Contoh: “Orang tua itu harus mencangkul ladang kering” 2. Bahasa dan penggunaan bahasa itu kreatif. Contoh: Dari segi penggunaan bahasa, dia kreatif karena dia memiliki kemampuan bagi memahami dan mengujarkan ujaran baru mana pun. 3.Bahasa dapat digunakan bagi mengungkapkan situasi atau peristiwa yang sudah lampau atau yang belum terjadi dan bahkan untuk sesuatu yang dibayangkan. Contoh: Struktur bahasa memungkinkan kita untuk Apakah bahasa yang digunakan oleh manusia itu sama dengan bahasa yang digunakan oleh binatang?
  • 17. 4. Bahasa memiliki struktur ganda yang dinamakan struktur batin dan struktur lahir. Contoh: “Ramai ahli parlimen yang tuang” Kalimat diatas memiliki 2 struktur batin dan struktur lahir. 5. Bahasa itu diperoleh secara turun temurun daari satu generasi ke generasi. Contoh: Anak Sunda yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga Sunda di Bandung akan memperolehi bahasa Sunda. 6. Hubungan antara perkataan dan benda, perbuatan, dan keadaan yang dirujuknya itu arbitari. Contoh: Orang Inggris menyebutnya rice dan run, sedangkan orang Indonesia menyebutknya nasi dan lari.
  • 18. 7. Bahasa memiliki pola dualiti, maksudnya bunyi-bunyi itu sebenarnya tidak mempunyai makna dan baru bermakna setelah bunyi-bunyi itu kita gabungkan. Contoh: Bunyi k/a/s akan tidak memiliki makna sedangkan apabila kita gabungkan akan menjadi “kas”. 8. Bahasa itu memiliki semantik, maksudnya bahawa begitu suatu nama diberikan maka nama itu akan selalu merujuk pada konsep benda itu, meskipun benda itu sebenarnya tidak memenuhi syarat untuk nama itu. Contoh: Kursi, meskipun kakinya patah satu akan tetap dikatakan sebagai kursi (tempat duduk)
  • 19. 1.5 Definisi Bahasa Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitari yang digunakan oleh anggotan suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraski antara sesamanya, berlandaskan pada budaya yang miliki bersama. Sistem dalam bahasa adalah sistem yang terdiri dari simbol-simbol. Simbol-simbol ini bersifat arbitari, yakni tidak ada keterkaitan antara simbol- simbol ini dengan benda, keadaan atau peristiwa yang diwakilinya. Contoh : tidak ada alasan mengapa tempat duduk dinamai kursi
  • 20. 1.6 Komponen Bahasa Ilmu bahasa telah mengalami bermacam-macam perubahan dari segi landasan maupun alirannya. Namun ada satu hal yang tetap konsisten, yaitu komponen bahasa. Dalam aliran lingustik mana pun bahasa selalu dikatakan memiliki tiga komponen, sintaksis, fonologi, dan semantik.
  • 21. 1.7 Pragmatik Pragmatik bukanlah salah satu komponen bahasa, ia hanyalah memberikan perspektif kepada bahasa. Oleh karena pragmatik menyangkut mankan maka sering kali ilmu ini dikelirukan dengan ilmu makna, semantik. Semantik mempelajari makna dalam bahasa alami dengan tidak memperhatikan konteksnya. Sedangkan pragmatik lebih merujuk kepada kajian makna dalam interaksi antara seorang penutur dengan penutur yang lainnya (Jucker, 1998) Pragmatik merupakan bagian penting dalam komunikasi tetapi tidak merupakan salah satu komponen dalam bahasa. Pragmatik memberikan aturan yang membimbing manusia untuk berbahasa yang wajar.