SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
HAKIKAT PROFESI
PENDIDIKAN
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise)
dari para anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang
tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu.
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi,
misalnya, “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan
pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilah
profesional dikontraskan dengan “nonprofesional” atau “amatiran”.
Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus
menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
A. KONSEP DASAR
PROFESI KEPENDIDIKAN
1.Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesionalisasi, Profesionalitas
Profesionalisasi, menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun
kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang
standar dalam penampilannya sebagai suatu profesi. Profesionalisasi pada
dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan profesional
(profesional development), baik dilakukan melalui pendidikan/latihan
“prajabatan” maupun latihan dalam jabatan (inservice training). Oleh
karena itu, profesionalisasi merupakan proses yang sepanjang hayat (life
long) dan tidak pernah berakhir (never ending), selama seseorang telah
menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi.
Profesionalitas, di pihak lain, mengacu kepada sikap para anggota profesi
terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang
mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya. Jadi seorang
profesional tidak akan mau mengerjakan sesuatu yang memang bukan
bidangnya. Misalnya seorang guru akan selalu memberikan pelayanan
yang baik kepada murid-muridnya.
Menurut Satori (2011), profesi mempunyai ciri-
ciri utama sebagai berikut.
a. Fungsi dan signifikansi sosial
b. Keterampilan/keahlian
c. Pemerolehan keterampilan tersebut bukan hanya
dilakukan secara rutin, melainkan bersifat
pemecahan masalah
d. Batang tubuh ilmu
e. Masa pendidikan
f. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional
g. Kode etik dalam memberikan pelayanan kepada
klien
h. Kebebasan untuk memberikan judgment
i. Tanggung jawab profesional dan otonomi
j. Pengakuan dan imbalan
2. Ciri-ciri Profesi
Profesi kependidikan terdiri dari dua kata yaitu profesi dan kependidikan.
Menurut KBBI, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Sedangkan
menurut UU RI no 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
3. Profesi Kependidikan
Dengan demikian profesi kependidikan dapat diartikan
sebagai pengkajian yang berkaitan dengan bidang pekerjaan
khusus yang membutuhkan keahlian dalam rangka
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Profesi kependidikan erat kaitannya dengan tenaga kependidikan.
Menurut UU no 20 tahun 2003 tentang sisdiknas dan PP no 38 tahun 1992
tentang tenaga kependidikan, tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan terdapat di jalur
pendidikan sekolah dan di jalur pendidikan luar sekolah. Tenaga
kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dan posisi yang
sama penting dalam konteks penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran).
Karena itu pula pada dasarnya, baik pendidik dan tenaga kependidikan
memiliki peran dan tugas yang sama yaitu melaksanakan berbagai aktivitas
yang berujung pada terciptanya kemudahan dan keberhasilan siswa dalam
belajar. Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan
memegang peran strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa
melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.
Tenaga pendidik khususnya guru merupakan salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial dalam bidang pembangunan.
Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang
harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Guru
sebagai pengajar atau pendidik merupakan salah satu faktor yang menjadi
penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan. Dengan demikian setiap adanya
inovasi pendidikan, khususnya inovasi kurikulum dan peningkatan sumber daya
manusia yang dihasilkan dari usaha pendidikan selalu bermuara pada faktor
guru. Hal ini menunjukkan betapapentingnya peran guru dalam dunia
pendidikan.
B. Sejarah Perkembangan
Profesi Kependidikan
Perkembangan Profesi Keguruan kita ikuti
perkembangan profesi keguruan Indonesia, jelas bahwa pada
mulanya guru-guru Indonesia diangkat dari orang-orang yang
tidak berpendidikan khusus untuk memangku jabatan guru.
Dalam bukunya Sejarah Pendidikan Indonesia, Nasution
(1987) sejarah jelas melukiskan perkembangan guru di
Indonesia. Pada mulanya guru diangkat dari orang-orang yang
tidak memiliki pendidikan khusus yang ditambah dengan
orang-orang yang lulus dari sekolah guru (kweekschool) yang
pertama kali didirikan di Solo tahun 1852.
Karena mendesaknya keperluan guru maka Pemerintah Hindia Belanda mengangkat
lima macam guru yaitu:
1. Guru lulusan sekolah guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang penuh.
2. Guru yang bukan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk menjadi guru.
3. Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu.
4. Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang merupakan calon guru.
5. Guru yang diangkat karena keadaan yang sangat mendesak yang berasal dari warga
yang pernah mengecap pendidikan.
Walaupun jabatan guru tidak harus disebut sebadai jabatan profesional penuh, status
mulai membaik. Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang
mewadahi persatuan guru, dan juga mempunyai perwakilan di DPR/MPR.
Dalam sejarah pendidikan guru Indonesia, guru pernah
mempunyai status yang sangat tinggi di masyarakat, mempunyai
wibawah yang sangat tinggi, dan dianggap sebagai orang yang serba
tahu. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik anak di depan
kelas, mendidik masyarakat, tempat masyarakat untuk bertanya,
baik untuk memecahkan masalah pribadi maupun sosial. Namun,
wibawa guru mulai memudar sejalan dengan kamajuan
zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
keperluan guru yang meningkat tentang imbalan atau balas jasa.
Meskipun sekolah Guru telah diadakan, namun kurikulumnya masih lebih
mementingkan pengetahuan yang akan diajarkan disekolah, sedangkan materi
ilmu mendidikan psikologi belum dicantumkan secara khusus didalamnya. Sejalan
dengan pendirian sekolah-sekolah yag lebih tinggi tingkatannya dari sekolah
umum seperti Hollands Indlandse School (HIS), Meer Uitgebreid Lagere
ONderwijs (MULO), Hogere Burgeschool (HBS), dan Algemene Middlebare School
(AMS), secara berangsur-angsur didirikan pula lembaga pendidikan guru atau
kursus-kursus penyiapan guru; seperti Hogere Kweekschool (HKS) untuk guru
HIS dan kursus Hoofdacte(HA) untuk calon kepala sekolah.
Keadaan demikian berlanjut sampai zaman pendudukan
Jepang dan awal perang kemerdekaan. Secara perlahan
namun pasti, pendidikan guru meningkatkan jenjang
kualifikasi dan mutunya saat ini lembaga tunggal untuk
pendidikan guru, yakni Lemabga Pendidikan Tenaga
Kpendidikan(LPTK).
Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada
penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen
beserta strategi penerapannya. Maister (1997) mengemukakan
bahwa profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi
dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan
profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki
keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku
yang dipersyaratkan.Memperhatikan kualitas guru di Indonesia
memang jauh berbeda dengan dengan guru-guru yang ada di
Amerika Serikat atau Inggris.
Di Amerika Serikat pengembangan profesional guru harus
memenuhi standar sebagaimana yang dikemukakan Stiles dan
Horsley (1998) dan NRC (1996) bahwa ada empat standar standar
pengembangan profesi guru yaitu:
1. Standar pengembangan profesi A
2. Standar pengembangan profesi B
3. Standar pengembangan profesi C
4. Standar pengembangan profesi D
Selain memiliki standar professional guru sebagaimana
uraian di atas, di Amerika Serikat sebagaimana diuraikan
dalam jurnal Educational Leadership 1993 (dalam Supriadi
1998) dijelaskan bahwan untuk menjadi profesional seorang
guru dituntut untuk memiliki lima hal:
a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses
belajarnya.
b. Guru menguasai secara mendalam bahan/ mata pelajaran
yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa
c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa
melalui berbagai cara evaluasi
d. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya dan belajar dari pengalamannya
e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat
belajar dalam lingkungan profesinya.
Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian
secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan
hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan
teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang
mampu bertahan dalam era hiperkompetisi.
Tugas guru adalah membantu peserta didik agar
mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan
kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya.
Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek
kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional,
dan keterampilan. Tugas mulia itu menjadi berat karena
bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda
memasuki abad pengetahuan, melainkan harus
mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu
maupun sebagai profesional.
Akadum (1999) menyatakan dunia guru
masih terselingkung dua masalah yang
memiliki mutualkorelasi yang
pemecahannya memerlukan kearifan
dan kebijaksanaan beberapa pihak
terutama pengambil kebijakan:
1. Profesi keguruan kurang menjamin
kesejahteraan karena rendah gajinya.
Rendahnya gaji berimplikasi pada
kinerjanya
2. Profesionalisme guru masih rendah.
Akadum (1999) juga mengemukakan
bahwa ada lima penyebab rendahnya
profesionalisme guru:
a) Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total
b) Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan
c) Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari
pengambilankebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum
mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan
d) Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang
diberikankepada calon guru
e) Masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara
maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya.
Dengan melihat adanya faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya profesionalisme guru, pemerintah berupaya untuk
mencari alternative untuk meningkatkan profesi guru. Pemerintah
telah berupaya untuk meningkatkan profesionalisme guru
diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat
persekolahan sampai perguruan tinggi.
Program penyetaaan Diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III
bagi guru-guru SLTP dan Strata I (sarjana) bagi guru-guru SLTA.
Meskipun demikian penyetaraan ini tidak bermakna banyak, kalau guru
tersebut secara entropi kurang memiliki daya untuk melakukan
perubahan.Selain diadakannya penyetaraan guru-guru, upaya lain yang
dilakukan pemerintah adalah program sertifikasi. Selain sertifikasi upaya
lain yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan
profesionalisme guru, misalnya PKG (Pusat Kegiatan Guru, dan KKG
(Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk berbagi
pengalaman dalam memecahkanmasalah-masalah yang mereka hadapi
dalam kegiatan mengajarnya (Supriadi, 1998).
Profesionalisasi harus dipandang sebagai
proses yang terus menerus. Dalam proses ini,
pendidikan prajabatan, pendidikan dalam
jabatan termasuk penataran, pembinaan dari
organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat
terhadap profesi keguruan, penegakan kodeetik profesi,
sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru, imbalan, dll
secara bersama-sama menentukan pengembangan
profesionalisme seseorang termasuk guru.Dari beberapa upaya
yang telah dilakukan pemerintah di atas, faktor yang paling
penting agar guru-guru dapat meningkatkan kualifikasi
dirinya yaitu dengan menyetarakan banyaknya jam kerja
dengan gaji guru. Program apapun yang akan diterapkan
pemerintah tetapi jika gaji guru rendah, jelaslah untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya guru akan mencari pekerjaan
tambahan untuk mencukupi kebutuhannya. Di Amerika
Serikat hal ini sudah lama berlaku sehingga tidak heran kalau
pendidikan di Amerika Serikat menjadi pola panutan negara-
negara.
Tuntutan keprofessionalan suatu pekerjaan pada
dasarnya membutuhkan sejumlah persyaratan yang
harus dimiliki oleh seseorang yang memangku
jabatan tersebut. Menurut Moh Uzer Usman (1996).
Persyaratan guru professional antara lain:
a. menuntut adanya keterampilan,
b. menekankan pada suatu keahlian dalam bidang
tertentu,
c. menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan
guru yang memadai,
d. adanya kepekaan terhadap dampak
kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya,
e. memungkinkan perkembangan sejalan dengan
dinamika kehidupan.
Terima Kasih!

More Related Content

Similar to BAB 1.pptx

Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifM Haris Wijaya
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruIkhwan Mutaqin
 
standar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfstandar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfssuser7b48f01
 
standar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfstandar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfssuser7b48f01
 
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Pipit Wijaya
 
Prokep profesional guru
Prokep profesional guruProkep profesional guru
Prokep profesional gurunadiahbsa
 
Strategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
Strategi Peningkatan Profesionalisme BerkelanjutanStrategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
Strategi Peningkatan Profesionalisme BerkelanjutanFitri Yusmaniah
 
profesi pendidikan
profesi pendidikan profesi pendidikan
profesi pendidikan AisAisyah
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guruMakalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guruWarnet Raha
 
Arti & hakikat guru profesional
Arti & hakikat guru profesionalArti & hakikat guru profesional
Arti & hakikat guru profesionalAndy Saiful Musthofa
 
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru PemulaEsensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru PemulaHariyatunnisa Ahmad
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
56486-dasar-dasar-pengembangan-profesi-guru-me-5d052e28.pdf
56486-dasar-dasar-pengembangan-profesi-guru-me-5d052e28.pdf56486-dasar-dasar-pengembangan-profesi-guru-me-5d052e28.pdf
56486-dasar-dasar-pengembangan-profesi-guru-me-5d052e28.pdfsofwan18
 

Similar to BAB 1.pptx (20)

Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
 
Profesi Kependidikan
Profesi KependidikanProfesi Kependidikan
Profesi Kependidikan
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guru
 
standar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfstandar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdf
 
standar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdfstandar Pendidik.pdf
standar Pendidik.pdf
 
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
Peningkatan Kualitas Guru Untuk Mencetak Peserta Didik Berkualitas Demi Penca...
 
Prokep profesional guru
Prokep profesional guruProkep profesional guru
Prokep profesional guru
 
Strategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
Strategi Peningkatan Profesionalisme BerkelanjutanStrategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
Strategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan
 
Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4Modul 4 kb 4
Modul 4 kb 4
 
profesi pendidikan
profesi pendidikan profesi pendidikan
profesi pendidikan
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Makalah Masalah Profesi Guru
Makalah Masalah Profesi GuruMakalah Masalah Profesi Guru
Makalah Masalah Profesi Guru
 
Makalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guruMakalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guru
 
Makalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guruMakalah kompetensi guru
Makalah kompetensi guru
 
Muhammad azni
Muhammad azniMuhammad azni
Muhammad azni
 
Muhammad azni
Muhammad azniMuhammad azni
Muhammad azni
 
Arti & hakikat guru profesional
Arti & hakikat guru profesionalArti & hakikat guru profesional
Arti & hakikat guru profesional
 
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru PemulaEsensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula
Esensi Manajemen Kelas Bagi Guru Pemula
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
56486-dasar-dasar-pengembangan-profesi-guru-me-5d052e28.pdf
56486-dasar-dasar-pengembangan-profesi-guru-me-5d052e28.pdf56486-dasar-dasar-pengembangan-profesi-guru-me-5d052e28.pdf
56486-dasar-dasar-pengembangan-profesi-guru-me-5d052e28.pdf
 

Recently uploaded

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (20)

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 

BAB 1.pptx

  • 2. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi, misalnya, “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilah profesional dikontraskan dengan “nonprofesional” atau “amatiran”. Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. A. KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN 1.Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesionalisasi, Profesionalitas
  • 3. Profesionalisasi, menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan profesional (profesional development), baik dilakukan melalui pendidikan/latihan “prajabatan” maupun latihan dalam jabatan (inservice training). Oleh karena itu, profesionalisasi merupakan proses yang sepanjang hayat (life long) dan tidak pernah berakhir (never ending), selama seseorang telah menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi. Profesionalitas, di pihak lain, mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya. Jadi seorang profesional tidak akan mau mengerjakan sesuatu yang memang bukan bidangnya. Misalnya seorang guru akan selalu memberikan pelayanan yang baik kepada murid-muridnya.
  • 4. Menurut Satori (2011), profesi mempunyai ciri- ciri utama sebagai berikut. a. Fungsi dan signifikansi sosial b. Keterampilan/keahlian c. Pemerolehan keterampilan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin, melainkan bersifat pemecahan masalah d. Batang tubuh ilmu e. Masa pendidikan f. Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional g. Kode etik dalam memberikan pelayanan kepada klien h. Kebebasan untuk memberikan judgment i. Tanggung jawab profesional dan otonomi j. Pengakuan dan imbalan 2. Ciri-ciri Profesi
  • 5. Profesi kependidikan terdiri dari dua kata yaitu profesi dan kependidikan. Menurut KBBI, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Sedangkan menurut UU RI no 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3. Profesi Kependidikan
  • 6. Dengan demikian profesi kependidikan dapat diartikan sebagai pengkajian yang berkaitan dengan bidang pekerjaan khusus yang membutuhkan keahlian dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Profesi kependidikan erat kaitannya dengan tenaga kependidikan. Menurut UU no 20 tahun 2003 tentang sisdiknas dan PP no 38 tahun 1992 tentang tenaga kependidikan, tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan terdapat di jalur pendidikan sekolah dan di jalur pendidikan luar sekolah. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
  • 7. Pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dan posisi yang sama penting dalam konteks penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran). Karena itu pula pada dasarnya, baik pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dan tugas yang sama yaitu melaksanakan berbagai aktivitas yang berujung pada terciptanya kemudahan dan keberhasilan siswa dalam belajar. Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peran strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Tenaga pendidik khususnya guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dalam bidang pembangunan. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Guru sebagai pengajar atau pendidik merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan. Dengan demikian setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya inovasi kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari usaha pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan betapapentingnya peran guru dalam dunia pendidikan.
  • 8. B. Sejarah Perkembangan Profesi Kependidikan Perkembangan Profesi Keguruan kita ikuti perkembangan profesi keguruan Indonesia, jelas bahwa pada mulanya guru-guru Indonesia diangkat dari orang-orang yang tidak berpendidikan khusus untuk memangku jabatan guru. Dalam bukunya Sejarah Pendidikan Indonesia, Nasution (1987) sejarah jelas melukiskan perkembangan guru di Indonesia. Pada mulanya guru diangkat dari orang-orang yang tidak memiliki pendidikan khusus yang ditambah dengan orang-orang yang lulus dari sekolah guru (kweekschool) yang pertama kali didirikan di Solo tahun 1852.
  • 9. Karena mendesaknya keperluan guru maka Pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima macam guru yaitu: 1. Guru lulusan sekolah guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang penuh. 2. Guru yang bukan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk menjadi guru. 3. Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu. 4. Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang merupakan calon guru. 5. Guru yang diangkat karena keadaan yang sangat mendesak yang berasal dari warga yang pernah mengecap pendidikan. Walaupun jabatan guru tidak harus disebut sebadai jabatan profesional penuh, status mulai membaik. Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang mewadahi persatuan guru, dan juga mempunyai perwakilan di DPR/MPR.
  • 10. Dalam sejarah pendidikan guru Indonesia, guru pernah mempunyai status yang sangat tinggi di masyarakat, mempunyai wibawah yang sangat tinggi, dan dianggap sebagai orang yang serba tahu. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik anak di depan kelas, mendidik masyarakat, tempat masyarakat untuk bertanya, baik untuk memecahkan masalah pribadi maupun sosial. Namun, wibawa guru mulai memudar sejalan dengan kamajuan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan keperluan guru yang meningkat tentang imbalan atau balas jasa. Meskipun sekolah Guru telah diadakan, namun kurikulumnya masih lebih mementingkan pengetahuan yang akan diajarkan disekolah, sedangkan materi ilmu mendidikan psikologi belum dicantumkan secara khusus didalamnya. Sejalan dengan pendirian sekolah-sekolah yag lebih tinggi tingkatannya dari sekolah umum seperti Hollands Indlandse School (HIS), Meer Uitgebreid Lagere ONderwijs (MULO), Hogere Burgeschool (HBS), dan Algemene Middlebare School (AMS), secara berangsur-angsur didirikan pula lembaga pendidikan guru atau kursus-kursus penyiapan guru; seperti Hogere Kweekschool (HKS) untuk guru HIS dan kursus Hoofdacte(HA) untuk calon kepala sekolah.
  • 11. Keadaan demikian berlanjut sampai zaman pendudukan Jepang dan awal perang kemerdekaan. Secara perlahan namun pasti, pendidikan guru meningkatkan jenjang kualifikasi dan mutunya saat ini lembaga tunggal untuk pendidikan guru, yakni Lemabga Pendidikan Tenaga Kpendidikan(LPTK). Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.Memperhatikan kualitas guru di Indonesia memang jauh berbeda dengan dengan guru-guru yang ada di Amerika Serikat atau Inggris.
  • 12. Di Amerika Serikat pengembangan profesional guru harus memenuhi standar sebagaimana yang dikemukakan Stiles dan Horsley (1998) dan NRC (1996) bahwa ada empat standar standar pengembangan profesi guru yaitu: 1. Standar pengembangan profesi A 2. Standar pengembangan profesi B 3. Standar pengembangan profesi C 4. Standar pengembangan profesi D Selain memiliki standar professional guru sebagaimana uraian di atas, di Amerika Serikat sebagaimana diuraikan dalam jurnal Educational Leadership 1993 (dalam Supriadi 1998) dijelaskan bahwan untuk menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal: a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. b. Guru menguasai secara mendalam bahan/ mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa c. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi d. Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
  • 13. Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan. Tugas mulia itu menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai profesional.
  • 14. Akadum (1999) menyatakan dunia guru masih terselingkung dua masalah yang memiliki mutualkorelasi yang pemecahannya memerlukan kearifan dan kebijaksanaan beberapa pihak terutama pengambil kebijakan: 1. Profesi keguruan kurang menjamin kesejahteraan karena rendah gajinya. Rendahnya gaji berimplikasi pada kinerjanya 2. Profesionalisme guru masih rendah. Akadum (1999) juga mengemukakan bahwa ada lima penyebab rendahnya profesionalisme guru: a) Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total b) Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan c) Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilankebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan d) Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikankepada calon guru e) Masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya.
  • 15. Dengan melihat adanya faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru, pemerintah berupaya untuk mencari alternative untuk meningkatkan profesi guru. Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan profesionalisme guru diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Program penyetaaan Diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III bagi guru-guru SLTP dan Strata I (sarjana) bagi guru-guru SLTA. Meskipun demikian penyetaraan ini tidak bermakna banyak, kalau guru tersebut secara entropi kurang memiliki daya untuk melakukan perubahan.Selain diadakannya penyetaraan guru-guru, upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah program sertifikasi. Selain sertifikasi upaya lain yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatkan profesionalisme guru, misalnya PKG (Pusat Kegiatan Guru, dan KKG (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkanmasalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya (Supriadi, 1998).
  • 16. Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, penegakan kodeetik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru, imbalan, dll secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang termasuk guru.Dari beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah di atas, faktor yang paling penting agar guru-guru dapat meningkatkan kualifikasi dirinya yaitu dengan menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji guru. Program apapun yang akan diterapkan pemerintah tetapi jika gaji guru rendah, jelaslah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya guru akan mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhannya. Di Amerika Serikat hal ini sudah lama berlaku sehingga tidak heran kalau pendidikan di Amerika Serikat menjadi pola panutan negara- negara.
  • 17. Tuntutan keprofessionalan suatu pekerjaan pada dasarnya membutuhkan sejumlah persyaratan yang harus dimiliki oleh seseorang yang memangku jabatan tersebut. Menurut Moh Uzer Usman (1996). Persyaratan guru professional antara lain: a. menuntut adanya keterampilan, b. menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu, c. menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan guru yang memadai, d. adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya, e. memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.