3. Belajar Dan Tipe-Tipe Belajar
Pengertian belajar
• Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di
mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
• Menurut Hamalik (2015) menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, merubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
4. • Menurut James O. Whittaker dalam Djamarah (1999), Belajar adalah
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman.
• Menurut Djamarah, Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
5. Tipe-tipe pembelajaraan menurut para ahli:
1. Gaya Belajar Visual
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki yang dikutip oleh Sukadi,
berdasarkan arti katanya, Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara
melihat, mengamati, memandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini
terletak pada indera penglihatan.
2. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara mendengar. Orang
dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam menggunakan indera
pendengaran untuk melakukan aktivitas belajar.
6. 3. Gaya belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara
bergerak, bekerja, dan menyentuh. Maksudnya ialah belajar
dengan mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan
fisik. Orang dengan gaya belajar ini lebih mudah menangkap
pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil
tindakan.
7. Tipe-tipe pembelajaran menurut Robert M. Gane :
1. Signal learning
Signal learning atau pembelajaran dengan tanda adalah bentuk umum dari perilaku
refleksif. Pembelajaran dengan tanda ini terjadi jika terdapat dua perangsang secara
berdekatan diberikan bersama-sama. Contoh: Respon terhadap durian jatuh.
2. Stimulus-respon learning (S-R)
Gerakan – gerakan urat saraf yang tepat dalam merespon perangsang yang has dapat
membedakan perangsang yang lain. Anak-anak memperoleh banyak S-R sebelum
sekolah dan di sekolah selanjutnya dapat menerima respon S-R dengan relatif mudah.
Contoh: Respon terhadap perintah “kemari”, “larilah”, “duduklah” dengan cepat
dikerjakan.
8. 3. Motor chain learning
Pembelajaran memisahkan dan merangkaikan (mengkombinasikan) dua atau lebih
respon motorik untuk mengembangkan kecakapan yang lebih kompleks.
Contoh: pembelajaran mengetik dengan menekan huruf-huruf mesin ketik untuk
menyusun kalimat tanpa kesalahan.
4.Verbal chain learning
Pembelajaran memisahkan dan merangkai dua atau lebih respon verbal (ucapan kata)
dalam bentuk hubungan dua kata atau kalimat.
Contoh: pembelajaran mengetik dengan menekan huruf-huruf mesin ketik untuk
menyusun kalimat tanpa kesalahan.
9. 5. Multiple discrimination learning
Pembelajaran membedakan stimulus yang spesifik dengan stimulus yang lain.
Contoh : Membedakan “sapi” dan “kerbau”.
Membedakan mobil honda civic dan honda life.
6. Concept learning
Pembelajaran konsep untuk memperoleh konsep dengan jalan mengenal perbedaan
secara pasti antara suatu objek dengan objek yang lain.
Contoh : pembelajaran konsep “binatang reptil” dan “binatang mamalia”.
10. 7. Rule learning
Pembelajaran ini merupakan hubungan dua konsep atau lebih sehingga disebut
penggabungan konsep.
Contoh : Konsep: meja, kamar, makan, tulis, mandi, pagi; jika digabungkan kita peroleh:
meja tulis, kamar mandi, makan pagi.
8. Problem solving learning
Pembelajaran sistem problem solving merupakan bentuk tertinggi dari proses belajar.
Dengan pembelajaran ini pembelajar diajak berpikir secara kompleks dengan membatasi
masalah, merumuskan anggapan dasar (hipotesis), membuktikan hipotesis dan
menyelesaikan pemecahan masalah.
Contoh: Mengapa kita ikuti sistem pendidikan Tut Wuri Handayani?
Mengapa kesejahteraan keluarga itu penting bagi anak?
11. Menurut Gage (1984) mengemukakan bahwa ada lima bentuk
belajar :
1. Belajar responden
Salah satu bentuk belajar responden. Dalam belajar semacam ini, suatu respons dikeluarkan
oleh suatu stimulus yang telah dikenal.
2. Belajar kontiguitas
Beberapa teoritikus belajar mengemukakan bahwa pemasangan kejadian sederhana itu dapat
menghasilkan belajar. Tidak diperlukan hubungan stimulus tak terkondisi-respon.
3. Belajar observasional
Konsep belajar observasional memperlihatkan bahwa orang dapat belajar dengan
menagamati orang lain, melakukan hal yang akan dipelajari. Oleh karena itu, perlu
diperlihatkan agar anak-anak lebih banyak diberi kesempatan untuk mengamati model-model
perilaku yang baik atau yang kita inginkan, dan mengurangi kesempatan-kesempatan untuk
melihat perilaku-perilaku tidak baik.
12. 4. Belajar operant
Belajar sebagai akibat penguatan merupakan bentuk belajar lain yang banyak diterapkan
dalam teknologi modifikasi perilaku. Bentuk belajar ini disebut terkondisi operant sebab
perilaku yang diinginkan timbul secara spontan tanpa dikeluarkan secara naluriah oleh
stimulus apapunn, saat organisme beroperasi terhadap lingkungan.
5. Belajar kognitif
Beberapa ahli psikologi dan pendidikan berpendapat bahwa pada konsepsi-konsepsi
tentang belajar yang telah dikenal, tidak satu pun yang mempersoalkna proses kognitif
yang terjadi selama belajar. Proses semacam itu menyangkut antara lain berpikir
menggunakan logika, deduktif, dan induktif.