SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Assalamualaikum
Persiapan Pidato Debat
Pidato
Konstruktif Pidato
Sanggahan
Pidato Konstruktif
• Setiap anggota debat haruslah merencanakan suatu pidato konstruktif yang
diturunkan dari argumen-argumen dan fakta-fakta dalam laporannya serta
disesuaikan atau diadaptasikan baik dengan kebutuhan-kebutuhan para
pendengarnya maupun kepada argumen-argumen yang mungkin timbul dari para
penyanggahnya. Apabila suatu tim terdiri dari dua atau lebih pembicara bersama-
sama mengemukakan suatu kasus negatif, mereka harus mencapai kata sepakat
mengenai arah perkembangan serta pembagian argumen-argumen.
• Pidato-pidato hendaklah tetap bersifat fleksibel pada pendahuluan sanggahan kalau
perlu bagi kesinambungan penyesuaian terhadap argumen yang dikemukakan.
Karena waktu yang tersedia bagi pembicara atau pidato debat memang terbatas,
masalah-masalah yang dipilih serta usul yang diajukan dalam pengembangan kasus
merupakan pertimbangan penting. Analisis yang bijaksana serta tenggang hati
hendaklah membimbing setiap pembicara dalam menentukan argumen yang
dipergunakan, hal-hal yang harus ditekankan, fakta-fakta yang paling persuasif,
minat serta kepercayaan umum atau khusus para pendengar yang dapat
dimanfaatkan, serta susunan ide-ide yang dapat menimbulkan daya pikat paling
kuat.
Pidato Sanggahan
• Dalam pidato sanggahan tidak diperkenankan adanya argumen-argumen
konstruktif yang baru. Tetapi, fakta-fakta tambahan demi memperkuat yang
telah dikemukakan dapat diperkenalkan dalam mengikhtisarkan kasus
tersebut. Pembicara penyanggah hendaklah menganalisis kasus para
penyanggahnya, hendaklah menyangkal se-efektif mungkin, dan
menunjukan setiap kelemahan, ketidak-konsekuenan, atau kekurangan-
kekurangan pada posisi lawan.
• Pidato sanggahan tidak dapat dikatakan baik dan sempurna kalau ternyata
gagal memperlihatkan kekuatan kasus tersebut secara keseluruhan. Sang
pembicara hendaknya mengakhiri serta menyimpulkan pembicaraannya
dengan mengarahkan kembali perhatian pendengar kepada pokok
persoalan utama dengan jalan memperlihatkan secara khusus bagaimana
pembuktiannya menjawab masalah tersebut secara lebih memuaskan
ketimbang yang dilakukan penentang atau oposisinya itu.
Sikap dan Teknik Berdebat
• Seorang pendebat haruslah bersifat rendah hati, wajar, ramah, dan sopan
tanpa kehilangan kekuatan dalam argumen-argumennya. Dia harus
menghindarkan pernyataan yang berlebih-lebihan terhadap kasusnya dan
mempergunakan kata-kata dan ekspresi yang samar dan tidak dikehendaki
oleh fakta-faktanya, dengan kata lain justru tidak menunjang kasus yang
dikemukakannya.
• Para anggota debat tidak mengizinkan diri mereka berbuat marah karena
adanya sindiran tajam ataupun tuduhan tidak langsung dari para lawan
mereka. Daya tahan ampuh yang bersifat lelucon dan humor memang
diperlukan, tapi serangan yang bertubi-tubi terhadap pribadi para lawan
tidak dibenarkan sama sekali. Sikap tenang dan santai serta sopan santun
akan menimbulkan kesan yang paling baik. Pada setiap peristiwa pembicara
harus mengingat bahwa tujuan utamanya adalah komunikasi langsung dan
persuasif dengan para pendengarnya.
Keputusan
• Jenis-jenis keputusan pada
perdebatan antarperguruan tinggi
• Perdebatan tanpa keputusan
resmi
• Pentingnya keputusan
Jenis-jenis Keputusan pada Perdebatan
Antarperguruan Tinggi
Keputusan
oleh para
hakim.
Keputusan
dengan kritik
Keputusan
oleh para
pendengar
2. Perdebatan Tanpa Keputusan Resmi
Banyak perguruan tinggi yang lebih mengutamakan perdebatan tanpa
keputusan karena mereka ingin memusatkan perhatian terhadap
pemberitahuan atau pelaporan kepada para pendengar saja. Kalau
perdebatan resmi diikuti suatu diskusi panel dengan pertanyaan-pertanyaan,
para pendengar dapat mempelajari lebih banyak lagi mengenai topik atau
tema perdebatan. Juga, para anggota dapat memelajari lebih banyak lagi
masalah penyesuaian kepada pendengar. Diskusi itu akan memperlihatkan
sampai di mana taraf dan kemampuan para pendebat dapat meyakinkan
para pendengar, dan pertanyaan yang diajukan akan mencerminkan butir-
butir yang belum dibuat jelas, serta argumen yang tidak ditunjang secara
memuaskan.
3.Pentingnya Keputusan
Keputusan yang curang yang diambil oleh para hakim yang tidak mahir akan
teknik perdebatan dengan mudah dapat mengecilkan hati para (maha)
siswa yang ingin mencoba menjadi pembicara yang cerdas mengenai
masalah umum, dan ingin mempelajari norma etis profesional terhadap apa
yang benar dan salah dalam perdebatan. Hendaknya memilih hakim yang
berwewenang dan tidak berprasangka sehingga keputusan yang diambil
benar-benar jujur, adil, dan selanjutnya mengajukan sasaran atau tujuan
suatu program perdebatan. Keanekaragaman pengalaman dalam
kemampuan barangkali sangat dibutuhkan oleh kebanyakan anggota debat.
Akan tetapi, penekanan yang berlebihan pada keputusan, jelas akan
mengubah bahkan mengacaukan program perdebatan dan membuatnya
menjadi suatu permainan atau pertandingan belaka.
Turnamen debat
Sebagai suatu cara untuk memberi kesempatan yang banyak bagi para
anggota debat untuk mengadakan praktek terhadap usul tunggal suatu
perdebatan, dan juga untuk mencobakan argumen mereka pada beberapa
tim lawan yang berbeda-beda maka jelas bahwa turnamen debat
mempunyai beberapa nilai yang berhubungan dengan pendidikan.
1. Prosedur Turnamen
Debat
2. Masalah-masalah dalam
Turnamen Debat
Norma-norma dalam
berdebat dan bertanya
• Norma-norma dalam berdebat
1. Pengetahuan yang sempurna
mengenai pokok pembicaraan;
2. Kompetensi atau kemampuan
menganalisis;
3. Pengertian mengenai prinsip-
prinsip argumentasi;
4Apresiasi terhadap kebenaran
fakta-fakta;
5. Kecakapan menemukan buah
pikiran yang keliru dengan
penalaran;
6. Keterampilan dalam pembukuan
kesalahan;
7. Pertimbangan dalam persuasi;
serta
8. Keterarahan, kelancaran, dan
kekuatan dalam cara/penyampaian
pidato. (Mulgrave, 1954 : 75)
• Norma-norma dalam bertanya
• Mengetahui segala sesuatu mengenai usul atau proposal yang akan didiskusikan sebelum kita mengajukan
pertanyaan kepada pembicara.
• Hendaklah kita bersungguh-sungguh mencari informasi.
• Janganlah kita ingin menguji pembicara.
• Singkat atau tepat; rumuskanlah terlebih dahulu pertanyaan kita baik-baik sebelum diajukan kepada
pembicara.
• Janganlah kita terlalu berbelit-belit sampai ke hal-hal yang kecil dan tetek bengek, sebab hal itu menjurus ke
arah verbalisme saja;
• Bersihkanlah pertanyaan kita dari prasangka emosional.
• Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan; janganlah kita bersifat menuduh, menyalahkan, menggoda, mengusik,
menggertak, menakut-nakuti, atau membingungkan pembicara. Tunjukkanlah sikap yang wajar bukan sikap
yang menipu.
• Pertanyaan kita haruslah mempunyai tujuan tertentu, yaitu: memeroleh informasi, menjernihkan suatu
masalah, mencari penjelasan penalaran yang terlibat, ataupun meninjau kembali fakta-fakta yang telah
dikemukakan oleh pembicara.
• Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan khusus.
• Hindarkanlah jauh-jauh cara berpikir yang menyesatkan, yang tidak masuk akal; pertanyaan-pertanyaan
janganlah disengaja untuk mendemonstrasikan keterampilan kita sendiri. (Powers, 1951 : 311).
Sesi Tanya Jawab
Dank u

More Related Content

Similar to Pidato Debat

Debat-1.pptx
Debat-1.pptxDebat-1.pptx
Debat-1.pptxwinda kho
 
Pertemuan Ilmiah
Pertemuan IlmiahPertemuan Ilmiah
Pertemuan IlmiahDewi Annisa
 
Penilaian-Lomba-Debat-KDMI.pptx
Penilaian-Lomba-Debat-KDMI.pptxPenilaian-Lomba-Debat-KDMI.pptx
Penilaian-Lomba-Debat-KDMI.pptxAtiTunasbangsa
 
Ppt kelompok 1
Ppt kelompok 1Ppt kelompok 1
Ppt kelompok 1hfggs
 
Brainstorming Punya Saya
Brainstorming Punya SayaBrainstorming Punya Saya
Brainstorming Punya Sayassuser8f1e591
 
pembahasan tentang debat untuk peningkatan critical thingking
pembahasan tentang debat untuk peningkatan critical thingkingpembahasan tentang debat untuk peningkatan critical thingking
pembahasan tentang debat untuk peningkatan critical thingkingsinarpertiwi
 
Agus setiawan a220100054
Agus setiawan a220100054Agus setiawan a220100054
Agus setiawan a220100054Agusetiawan
 
WAWANCARA-Pelatihan 2.ppt
WAWANCARA-Pelatihan 2.pptWAWANCARA-Pelatihan 2.ppt
WAWANCARA-Pelatihan 2.pptssusercffeb2
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranDini Zakia
 
Mata Kuliah Berbicara - Pendidikan Bahasa Indonesia - Diskusi Kelompok
Mata Kuliah Berbicara - Pendidikan Bahasa Indonesia - Diskusi KelompokMata Kuliah Berbicara - Pendidikan Bahasa Indonesia - Diskusi Kelompok
Mata Kuliah Berbicara - Pendidikan Bahasa Indonesia - Diskusi KelompokAjengIlla
 
Teknik Fasilitasi -Tayang 2.ppt
Teknik Fasilitasi -Tayang 2.pptTeknik Fasilitasi -Tayang 2.ppt
Teknik Fasilitasi -Tayang 2.pptRizaFahlevi16
 
Brainstorming_Microsoft_PowerPoint_Prese.pptx
Brainstorming_Microsoft_PowerPoint_Prese.pptxBrainstorming_Microsoft_PowerPoint_Prese.pptx
Brainstorming_Microsoft_PowerPoint_Prese.pptxYayanKaryana3
 
KD 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara
KD 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancaraKD 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara
KD 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara Abudzar Al Ghifari
 
Metode Asesmen_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Metode Asesmen_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Metode Asesmen_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Metode Asesmen_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Kanaidi ken
 

Similar to Pidato Debat (20)

DEBAT.pptx
DEBAT.pptxDEBAT.pptx
DEBAT.pptx
 
Diskusi
DiskusiDiskusi
Diskusi
 
Debat-1.pptx
Debat-1.pptxDebat-1.pptx
Debat-1.pptx
 
Pertemuan Ilmiah
Pertemuan IlmiahPertemuan Ilmiah
Pertemuan Ilmiah
 
Penilaian-Lomba-Debat-KDMI.pptx
Penilaian-Lomba-Debat-KDMI.pptxPenilaian-Lomba-Debat-KDMI.pptx
Penilaian-Lomba-Debat-KDMI.pptx
 
20100601 diskusi
20100601 diskusi20100601 diskusi
20100601 diskusi
 
Ppt kelompok 1
Ppt kelompok 1Ppt kelompok 1
Ppt kelompok 1
 
D i s k u r s u s
D i s k u r s u sD i s k u r s u s
D i s k u r s u s
 
Brainstorming Punya Saya
Brainstorming Punya SayaBrainstorming Punya Saya
Brainstorming Punya Saya
 
pembahasan tentang debat untuk peningkatan critical thingking
pembahasan tentang debat untuk peningkatan critical thingkingpembahasan tentang debat untuk peningkatan critical thingking
pembahasan tentang debat untuk peningkatan critical thingking
 
LDK OSIS.pptx
LDK OSIS.pptxLDK OSIS.pptx
LDK OSIS.pptx
 
Agus setiawan a220100054
Agus setiawan a220100054Agus setiawan a220100054
Agus setiawan a220100054
 
WAWANCARA-Pelatihan 2.ppt
WAWANCARA-Pelatihan 2.pptWAWANCARA-Pelatihan 2.ppt
WAWANCARA-Pelatihan 2.ppt
 
Metode diskusi
Metode diskusiMetode diskusi
Metode diskusi
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran
 
Mata Kuliah Berbicara - Pendidikan Bahasa Indonesia - Diskusi Kelompok
Mata Kuliah Berbicara - Pendidikan Bahasa Indonesia - Diskusi KelompokMata Kuliah Berbicara - Pendidikan Bahasa Indonesia - Diskusi Kelompok
Mata Kuliah Berbicara - Pendidikan Bahasa Indonesia - Diskusi Kelompok
 
Teknik Fasilitasi -Tayang 2.ppt
Teknik Fasilitasi -Tayang 2.pptTeknik Fasilitasi -Tayang 2.ppt
Teknik Fasilitasi -Tayang 2.ppt
 
Brainstorming_Microsoft_PowerPoint_Prese.pptx
Brainstorming_Microsoft_PowerPoint_Prese.pptxBrainstorming_Microsoft_PowerPoint_Prese.pptx
Brainstorming_Microsoft_PowerPoint_Prese.pptx
 
KD 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara
KD 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancaraKD 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara
KD 1.2 Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara
 
Metode Asesmen_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Metode Asesmen_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Metode Asesmen_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Metode Asesmen_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
 

More from AjengIlla

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanAjengIlla
 
Semantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuSemantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuAjengIlla
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaAjengIlla
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraAjengIlla
 
Psikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaPsikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaAjengIlla
 
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerAjengIlla
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanAjengIlla
 
Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-AjengIlla
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanaAjengIlla
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980AjengIlla
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaanAjengIlla
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatAjengIlla
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarAjengIlla
 
kompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikankompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikanAjengIlla
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenAjengIlla
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranAjengIlla
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasaAjengIlla
 
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistiksikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistikAjengIlla
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarangAjengIlla
 
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiakajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiaAjengIlla
 

More from AjengIlla (20)

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
 
Semantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuSemantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabu
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastra
 
Psikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaPsikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesia
 
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
 
Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacana
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
 
kompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikankompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikan
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimen
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
 
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistiksikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiakajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

Pidato Debat

  • 3. Pidato Konstruktif • Setiap anggota debat haruslah merencanakan suatu pidato konstruktif yang diturunkan dari argumen-argumen dan fakta-fakta dalam laporannya serta disesuaikan atau diadaptasikan baik dengan kebutuhan-kebutuhan para pendengarnya maupun kepada argumen-argumen yang mungkin timbul dari para penyanggahnya. Apabila suatu tim terdiri dari dua atau lebih pembicara bersama- sama mengemukakan suatu kasus negatif, mereka harus mencapai kata sepakat mengenai arah perkembangan serta pembagian argumen-argumen. • Pidato-pidato hendaklah tetap bersifat fleksibel pada pendahuluan sanggahan kalau perlu bagi kesinambungan penyesuaian terhadap argumen yang dikemukakan. Karena waktu yang tersedia bagi pembicara atau pidato debat memang terbatas, masalah-masalah yang dipilih serta usul yang diajukan dalam pengembangan kasus merupakan pertimbangan penting. Analisis yang bijaksana serta tenggang hati hendaklah membimbing setiap pembicara dalam menentukan argumen yang dipergunakan, hal-hal yang harus ditekankan, fakta-fakta yang paling persuasif, minat serta kepercayaan umum atau khusus para pendengar yang dapat dimanfaatkan, serta susunan ide-ide yang dapat menimbulkan daya pikat paling kuat.
  • 4. Pidato Sanggahan • Dalam pidato sanggahan tidak diperkenankan adanya argumen-argumen konstruktif yang baru. Tetapi, fakta-fakta tambahan demi memperkuat yang telah dikemukakan dapat diperkenalkan dalam mengikhtisarkan kasus tersebut. Pembicara penyanggah hendaklah menganalisis kasus para penyanggahnya, hendaklah menyangkal se-efektif mungkin, dan menunjukan setiap kelemahan, ketidak-konsekuenan, atau kekurangan- kekurangan pada posisi lawan. • Pidato sanggahan tidak dapat dikatakan baik dan sempurna kalau ternyata gagal memperlihatkan kekuatan kasus tersebut secara keseluruhan. Sang pembicara hendaknya mengakhiri serta menyimpulkan pembicaraannya dengan mengarahkan kembali perhatian pendengar kepada pokok persoalan utama dengan jalan memperlihatkan secara khusus bagaimana pembuktiannya menjawab masalah tersebut secara lebih memuaskan ketimbang yang dilakukan penentang atau oposisinya itu.
  • 5. Sikap dan Teknik Berdebat • Seorang pendebat haruslah bersifat rendah hati, wajar, ramah, dan sopan tanpa kehilangan kekuatan dalam argumen-argumennya. Dia harus menghindarkan pernyataan yang berlebih-lebihan terhadap kasusnya dan mempergunakan kata-kata dan ekspresi yang samar dan tidak dikehendaki oleh fakta-faktanya, dengan kata lain justru tidak menunjang kasus yang dikemukakannya. • Para anggota debat tidak mengizinkan diri mereka berbuat marah karena adanya sindiran tajam ataupun tuduhan tidak langsung dari para lawan mereka. Daya tahan ampuh yang bersifat lelucon dan humor memang diperlukan, tapi serangan yang bertubi-tubi terhadap pribadi para lawan tidak dibenarkan sama sekali. Sikap tenang dan santai serta sopan santun akan menimbulkan kesan yang paling baik. Pada setiap peristiwa pembicara harus mengingat bahwa tujuan utamanya adalah komunikasi langsung dan persuasif dengan para pendengarnya.
  • 6. Keputusan • Jenis-jenis keputusan pada perdebatan antarperguruan tinggi • Perdebatan tanpa keputusan resmi • Pentingnya keputusan
  • 7. Jenis-jenis Keputusan pada Perdebatan Antarperguruan Tinggi Keputusan oleh para hakim. Keputusan dengan kritik Keputusan oleh para pendengar
  • 8. 2. Perdebatan Tanpa Keputusan Resmi Banyak perguruan tinggi yang lebih mengutamakan perdebatan tanpa keputusan karena mereka ingin memusatkan perhatian terhadap pemberitahuan atau pelaporan kepada para pendengar saja. Kalau perdebatan resmi diikuti suatu diskusi panel dengan pertanyaan-pertanyaan, para pendengar dapat mempelajari lebih banyak lagi mengenai topik atau tema perdebatan. Juga, para anggota dapat memelajari lebih banyak lagi masalah penyesuaian kepada pendengar. Diskusi itu akan memperlihatkan sampai di mana taraf dan kemampuan para pendebat dapat meyakinkan para pendengar, dan pertanyaan yang diajukan akan mencerminkan butir- butir yang belum dibuat jelas, serta argumen yang tidak ditunjang secara memuaskan.
  • 9. 3.Pentingnya Keputusan Keputusan yang curang yang diambil oleh para hakim yang tidak mahir akan teknik perdebatan dengan mudah dapat mengecilkan hati para (maha) siswa yang ingin mencoba menjadi pembicara yang cerdas mengenai masalah umum, dan ingin mempelajari norma etis profesional terhadap apa yang benar dan salah dalam perdebatan. Hendaknya memilih hakim yang berwewenang dan tidak berprasangka sehingga keputusan yang diambil benar-benar jujur, adil, dan selanjutnya mengajukan sasaran atau tujuan suatu program perdebatan. Keanekaragaman pengalaman dalam kemampuan barangkali sangat dibutuhkan oleh kebanyakan anggota debat. Akan tetapi, penekanan yang berlebihan pada keputusan, jelas akan mengubah bahkan mengacaukan program perdebatan dan membuatnya menjadi suatu permainan atau pertandingan belaka.
  • 10. Turnamen debat Sebagai suatu cara untuk memberi kesempatan yang banyak bagi para anggota debat untuk mengadakan praktek terhadap usul tunggal suatu perdebatan, dan juga untuk mencobakan argumen mereka pada beberapa tim lawan yang berbeda-beda maka jelas bahwa turnamen debat mempunyai beberapa nilai yang berhubungan dengan pendidikan. 1. Prosedur Turnamen Debat 2. Masalah-masalah dalam Turnamen Debat
  • 11. Norma-norma dalam berdebat dan bertanya • Norma-norma dalam berdebat 1. Pengetahuan yang sempurna mengenai pokok pembicaraan; 2. Kompetensi atau kemampuan menganalisis; 3. Pengertian mengenai prinsip- prinsip argumentasi; 4Apresiasi terhadap kebenaran fakta-fakta; 5. Kecakapan menemukan buah pikiran yang keliru dengan penalaran; 6. Keterampilan dalam pembukuan kesalahan; 7. Pertimbangan dalam persuasi; serta 8. Keterarahan, kelancaran, dan kekuatan dalam cara/penyampaian pidato. (Mulgrave, 1954 : 75)
  • 12. • Norma-norma dalam bertanya • Mengetahui segala sesuatu mengenai usul atau proposal yang akan didiskusikan sebelum kita mengajukan pertanyaan kepada pembicara. • Hendaklah kita bersungguh-sungguh mencari informasi. • Janganlah kita ingin menguji pembicara. • Singkat atau tepat; rumuskanlah terlebih dahulu pertanyaan kita baik-baik sebelum diajukan kepada pembicara. • Janganlah kita terlalu berbelit-belit sampai ke hal-hal yang kecil dan tetek bengek, sebab hal itu menjurus ke arah verbalisme saja; • Bersihkanlah pertanyaan kita dari prasangka emosional. • Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan; janganlah kita bersifat menuduh, menyalahkan, menggoda, mengusik, menggertak, menakut-nakuti, atau membingungkan pembicara. Tunjukkanlah sikap yang wajar bukan sikap yang menipu. • Pertanyaan kita haruslah mempunyai tujuan tertentu, yaitu: memeroleh informasi, menjernihkan suatu masalah, mencari penjelasan penalaran yang terlibat, ataupun meninjau kembali fakta-fakta yang telah dikemukakan oleh pembicara. • Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan khusus. • Hindarkanlah jauh-jauh cara berpikir yang menyesatkan, yang tidak masuk akal; pertanyaan-pertanyaan janganlah disengaja untuk mendemonstrasikan keterampilan kita sendiri. (Powers, 1951 : 311).