Perkembangan bisnis secara lebih luas, bukan hanya melingkupi batas-batas wilayah suatu negara, memberi pelbagai kesempatan untuk setiap individu bekerja secara global. Menjadi menarik, ketika para pelaku SDM mulai menyadari adaptasi tidak hanya terbatas pada konten dan jenis pekerjaan yang mereka miliki namun juga kesadaran terhadap perbedaan-perbedaan yang berpeluang terjadi sebagai hasil interaksi dalam kolaborasi mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.
5. LOCAL NATIONAL
EXPATRIATE
THIRD COUNTRY NATIONAL
Karyawan yang berasal dari negara tempat
perusahaan beroperasi
Karyawan yang berasal dari negara asal perusahaan.
Karyawan yang berasal dari negara ketiga.
6. t
01 03
Negara tuan rumah tempat
perusahaan beroperasi
(host country).
Negara asal
perusahaan
(home country).
Negara-negara
yang bukan
negara asal dan
negara tuan
rumah
(others country).
02
7. MSDM global lebih
luas fungsi yang
ditangani (pajak,
gaji dalam mata
uang asing,
keluarga pekerja,
dll).
Keterlibatan dalam
kehidupan pribadi
(akomodasi,
budaya,sekolah,&
keamanan).
Sistem politik,
kemasyarakatan, dan
pemerintahan berbeda,
untuk lokasi geografis
yang berbeda
Meningkatnya
berbagai resiko
(keamanan, dan
kesehatan)
8. NAFTA,APEC,AFTA
,MEA : arus
sumber daya
manusia/perpinda
han tidak dibatasi
sepenuhnya.
Akselerasi pasar
keuangan
internasional dan
jaringan informasi
Kurang
penanganan
memadai, dalam
perencanaan dan
pengembangan
operasi
internasional.
Mobilitas tenaga
kerja dari suatu
negara ke negara
atau daerah lain
karena faktor
ekonomi dan
politik.
Manajemen SDM dalam konteks global, lebih membahas adanya Repositioning dan perubahan
peran SDM (SDM tidak hanya sebagai asset intelectual, Human Capital namun perlu terlibat
langsung dalam proses perencanaan strategis) dalam menghadapi situasi lingkungan bisnis yang
kian kompetitif.
10. PERUBAHAN
LINGKUNGAN
BISNIS
Ekonomi
Politik
Teknologi
Industri
PERUBAHAN
KEBUTUHAN
ORGANISASI
KEBUTUHAN
SDM
STRATEGI
BISNIS
IMPLEMENTASI
STRATEGI
Pendekatan
Lunak/Keras
Tujuan
Organisasi
Strategi
SDM
Implementasi
Fungsi-fungsi
MSDM
11. 01 02 03 04
Kompetensi
Diversitas
Keunggulan
Kesiapan
mengelola SDM untuk
menciptakan kemampuan.
mengelola diversitas tenaga kerja
untuk meraih keunggulan
kompetitif.
mengelola SDM untuk
memperoleh keunggulan
kompetitif.
mengelola SDM untuk
menghadapi globalisasi.
ISU BISNIS TERKAIT SDM
13. TANTANGAN GLOBALISASI
Pasar yang diproteksi
& diregulasi;
monopoli; oligopoli;
economies of scale,
akses ke sumber
finansial; teknologi
proses & produk.
Competence based
asset ( intelectual and
social capital), seperti :
kreatif, inovatif,
pembelajaran
organisasional, dan
kapabilitas.
pergeseran basis
keunggulan
kompetitif
<- Dari , Ke ->
1st Challenges
Globalisasi mendominasi horison persaingan, konsepnya sendiri sudah lama namun intensitas
tantangan yang diciptakan semakin terasa. Globalisasi memunculkan dan mengisyaratkan
produk baru, pasar baru, mindset baru, kompetensi baru, dan cara pikir bisnis baru.
14. mindset global, yaitu kerangka
berpikir global guna mengatasi
tuntutan global.
mengenali dan
mengembangkan bakat secara
global.
mengenali siapa yang dapat
berfungsi secara efektif dalam
sebuah oprganisasi global dan
mengembangkan
kemampuannya.
KEMAMPUAN YANG HARUS DIMILIKI SDM
DI ERA GLOBAL,
15. Indonesia Competitiveness Rank
“ Indonesia is the 36 most competitive nation in the world out of
137 countries ranked in the 2017-2018 edition of the Global
Competitiveness Report published by the World Economic
Forum. Competitiveness Rank in Indonesia averaged 45.25 from
2007 until 2018, reaching an all time high of 55 in 2009 and a
record low of 34 in 2015”
16. Sumber : https://tradingeconomics.com/indonesia/competitiveness-rank
“ Indeks daya saing global
diukur berdasarkan 12 pilar,
diantaranya pilar ekonomi,
kesehatan, pendidikan, serta
teknologi”.
Indeks daya saing global
indonesia didukung oleh pilar-
pilar ekonomi, kesehatan, dan
pendidikan dasar yang
semakin membaik.
19. TANTANGAN GLOBALISASI4th Challenges
Komponen sukses berikut
yang akan menjadi semakin
penting adalah penyediaan
produk dan pelayanan yang
berkualitas. “Gerakan”
Gugus Kendali Mutu (TQM),
sebagai contoh, akan
menjadi competitive edge
dalam industri. Standarisasi
dan sertifikasi kualitas
produk akan menandai
terjadinya revolusi kualitas.
Quality is excellence
Quality is value
Quality is
conformance to
spesification
Quality is meeting
end/exceeding
customer expectation
Investasi pada
pengembangan SDM.
Fokus pada atribut penting
yang diinginkan pelanggan.
Pemenuhan standar
universal (ISO)
Evaluasi berdasar kepuasan
pelanggan dan responsif
terhadap perubahan pasar
25. Sumber : Pearson Education, Inc.
etnosentris geosentris
Nilai Kebijakan Staffing
polisentris
26. Orientation
Aspect of The
Enterprise
Ethnocentric Polycentric Regiocentric Geocentric
Standard Setting,
Evaluation, and
Control
By homecountry
headquarters
By local subsidiary
management
Coordination across
countries in the
region
Global as well as
local standards and
control
Communication
and Coordination
From HQ to local
subsidiary
Little among
subsidiary, little
between subsidiary
and HQ
Litle between
subsidiary and HQ
medium to high
subsidiaries in
region
Totally connected
network of
subsidiaries and
subsidiaries with
heardquarters
Staffing Home country
managers
Host country
managers
Managers may come
from nation within
region
Best people where
they can be best
used
27. Ketidakmampuan pasangan
untuk menyesuaikan diri
Ketidakmampuan untuk
mengatasi
tanggung jawab di luar
negeri
Kurangnya pemahan
tentang budaya
setempat
mengapa
Expatriate
Gagal dalam
bertugas
Kepribadian
ekspatriat
Motivasi diri
Tekanan keluarga
Sumber : Pearson Education, Inc.
28. Sumber : Pearson Education, Inc.
Realistic previews
Screening dengan penuh
kehati-hatian
Pelatihan budaya dan
bahasa
Tingkatkan paket
kompensasi
Peningkatan orientasi
Cara meningkatkan
keberhasilan tugas
Expatriate
29. Tenaga kerja asing (immigrant labor)
dapat dianggap merugikan karena
mengambil pekerjaan penduduk asli
pada suatu kondisi perekonomian
tertentu.
Isu ras/ perselisihan
dengan penduduk asli
atau negara
penerima.
Ledakan jumlah
imigran dan
ketidakteraturan yang
ditimbulkan.
31. Lessons from Fred Bailey’s
Expatriate Experience in Japan:
Proactively Preparing
Employees for International
Assignments
32. Overview
• Artikel tentang pengalaman manager Amerika yang dipindahkan
untuk bekerja ke Jepang
• Social dan business culture yang berbeda antara Jepang dan
Amerika
• Fred dan istrinya mempertimbangkan untuk menyerah dan
kembali ke Amerika
• Kebutuhan untuk pelatihan kesadaran budaya dan praktik bisnis
yang efektif
• Perusahaan harus dapat secara proaktif meningkatkan hal
tersebut untuk masa depan expatriate.
33. 6 bulan setelah sampai di
Jepang, Fred harus
menentukan balik ke US atau
membujuk istrinya untuk stay
Fred mendapat jabatan baru
sebagai Direktur Kantor
Cabang dari perusahaannya
“Kline & Associates”
Keluarga atau karir?
34. Setelah 4 tahun sukses dengan
projectnya, perusahaan
memberikan penawaran karir
menjadi Direktur di Tokyo
Office dan menanggung biaya:
The Offer
Travel
Relocation
Housing
Private Transportation with Driver
Children Schooling
Cost Living Adjustment
35. Preparing
for the
Move
Terjadi pengelompokan antara karyawan
Amerika dan karyawan Jepang
Fred menggunakan Budaya Amerika
untuk melakukan deal project ke klien
Fred tidak dapat berkomunikasi efektif
dengan rekan kerjanya yang berasal dari
Jepang
37. Low Context Culture
Highly Individual Oriented Culture
Impersonal
High Context Culture
Community Oriented Culture
Interpersonal
Budaya Karyawan AmerikaBudaya Karyawan Jepang
38. Phases of Cultural Adjustment
1. Honeymoon
2. Culture Shock
3. Adjusment
4. Mastery
39. Possible Solutions to the Main
Problem
Perusahaan
Mengadakan International Human Resource Management Training
Mengadakan Pre-Departure Cross-Cultural Training
Fred
Saat ini Fred telah berada di Jepang, Fred harus dapat
menemukan akar permasalahannya dan setelah itu di selesaikan
41. • Menghormati perbedaan culture
di office
• Fokus membangun hubungan
• Mengurangi ketidakpastian
pekerjaan untuk karyawan
• Melibatkan semua karyawan
dalam pembuatan office’s goal
• Meminta feedback dari karyawan
• Memanggil spesialis bahasa
Jepang yang dapat mengajari
Fred dan istrinya tentang bahasa,
tradisi dan budaya Jepang
43. Kesimpulan
• Divisi Sumber Daya Manusia Kline & Associates lalai dalam banyak
faktor untuk penugasan jangka panjang Fred Bailey
• Manajer global harus memahami budaya dan bahasa negara host
country
• Perusahaan seharusnya tidak menekan seseorang untuk menerima
penugasan internasional semata-mata berdasarkan pada
keuntungan ekonomi tanpa mempertimbangkan akomodasi
keluarga.
45. Identifikasi Masalah
Masalah utama dari Fred dan
keluarganya adalah tidak adanya
persiapan dalam menghadapi
perbedaan budaya. Fred menganggap
budaya Amerika dan Jepang sama.
46. Faktor
Ekster
nal
Tidak hanya kesalahan perusahaan karena
tidak mengadakan training, tetapi Fred
juga tidak belajar dari Direktur sebelumnya
yang pindah ke Inggris dalam waktu kurang
dari 1 tahun
Keluarga Fred tidak siap
dengan perbedaan budaya
Fakto
r
Inter
nal
47. Opportunities Ada beberapa langkah yang dapat segera dilakukan oleh
perusahaan, yaitu memberikan training tentang
perbedaan budaya.
Menurut kami Fred harus
tetap diberi kesempatan
untuk menyelesaikan
tugasnya di Jepang, tetapi
Fred harus mulai sadar
dengan perbedaan budaya.
48. Culture Shock
Culture Shock merupakan hal yang pasti akan dilalui oleh expatriate.
Fred dan Keluarga harus dapat dengan cepat keluar dari tahap culture
shock dan melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap adjustment
dan selanjutnya tahap mastery