Vaksinasi merupakan cara pencegahan penyakit infeksi yang paling efektif. Vaksin rekombinan mengandung fragmen antigenik mikroorganisme yang dapat merangsang respon imun. Tujuan vaksin rekombinan adalah meningkatkan keamanan, imunogenisitas, dan efisiensi biaya. Prinsip dasar vaksin rekombinan adalah pengubahan urutan asam amino virus menjadi tidak menular namun dapat merangsang respon imun.
2. ……………………………………………………………………………………………………………………….
Vaksinasi merupakan cara pencegahan penyakit infeksi yang terbukti paling
efektif, baik ditinjau dari segi biaya atau pun intervensinya terhadap masyarakat.
Vaksin didefinisikan sebagai bahan biologi, antara lain dapat berupa peptida, protein,
polisakarida, polinukleotida, virus atau organisme utuh lainnya, yang dapat
mempengaruhi terbentuknya imunitas terhadap penyakit tertentu. Vaksin telah
terbukti dapat menurunkan laju mortalitas penyakit infeksi seperti mealase, polio dan
difteri (Kumar et al. 2013).
3. Vaksin rekombinan atau juga dikenal dengan vaksin sub-unit yang
mengandung fragmen antigenic suatu mikroorganisme yang dapat merangsang
respon imun merupakan inovasi pengembangan vaksin dengan memanfaatkan
bioteknologi dengan memutasi suatu vektor untuk mengekspresikan antigen
dari virus patogen dengan cara menyisipkan gen target ke dalam genom
vektor. Harapannya adalah terbentuknya respon tanggap kebal yang mampu
menahan infeksi patogen yang ditargetkan. Tujuan aplikasi vaksin rekombinan
adalah ekonomi. Selain lebih mudah dan murah, vaksin rekombinan dapat
diarahkan menjadi vaksin multivalen untuk beberapa patogen sekaligus tanpa
perlu adanya booster (Radji, M., 2011).
4. 1. Vaksin DNA Rekombinan
telah menjalani pengujian keamanan, imunogenisitas dan evaluasi klinisVaksin hepatitis B yang diproduksi sel ragi
rekombinan
2. Vaksin Hepatitis B rekombinan (Recombivax HB)
Vaksin Hepatitis B rekombinan ini berasal dari Hepatitis B surface antigen (HBsAg) yang diproduksi dalam sel yeast.
3. Vaksin Hepatitis B rekombinan (Engerix-B)
Engerix-B merupakan DNA rekombinan yang dikembangkan dan dibuat oleh perusahaan Glaxo Smith Kline Biological
mengandung antigen permukaan virus Hepatitis B (HBsAg) yang telah dipurifikasi dan dikultur dalam sel
Saccharomyces cereviceae.
Jenis-Jenis Vaksin Rekombinan
5. Prinsip dasar vaksin
rekombinan
Adanya suatu pengubahan sisipan urutan
asam amino dari suatu virus (penyebab penyakit)
yang sudah diubah secara genetika dan dibiakkan
secara laboratorium hingga terbentuk suatu
produk yang tidak menyebabkan penyakit
(Santoso, 1999).
7. …
Jenis Vektor Kelebihan Kelemahan
Vektor Virus DNA
Poxvirus Replikasi poxvirus :
Durasi imunitas lama dengan 1x
aplikasi.
Mampu merangsang tanggap kebal
selular dan humoral.
Produksi mudah dan murah.
Tahan terhadap pengaruh suhu.
Dapat dilakukan melalui beberapa
rute.
Non-replikasi poxvirus :
Kontaminasi lingkungan terbatas.
Tanggap kebal lemah terhadap
vektor.
Replikasi poxvirus :
Tanggap kebal terhadap
vektor setelah beberapa kali
pengulangan vaksinasi (pre
existing immunity).
Interferensi dengan antibodi
maternal.
Non-replikasi poxvirus:
Membutuhkan dosis tinggi.
Memerlukan booster.
8. …
Herpesvirus Kapasitas insersi gene besar.
Tidak ada interferensi dengan
maternal antibody.
Mampu merangsang tanggap
kebal selular dan humoral.
Metode manipulasi tersedia.
Potensi untuk kembali
jadi virulen.
Integrasi dengan genom
dari inang.
Adenovirus Mampu merangsang tanggap
kebal yang kuat baik selular
dan humoral.
Efektif untuk vaksin oral.
Kapasitas insersi gen
terbatas.
Baculovirus Kapasitas insersi gen besar.
Tidak bereplikasi di sel
vertebrata.
Inaktivasi virus oleh
protein komplemen.
9. …
Jenis Vektor Kelebihan Kelemahan
Vektor Virus RNA
Paramyxovirus Mampu merangsang tanggap
kebal selular dan humoral.
Proteksi dengan durasi panjang
dan mampu mencegah virus
sheeding.
Prosedur vaksinasi mudah dan
murah.
Kapasitas insersi gen terbatas
Kestabilan genetik diragukan.
10. Mekanisme Kerja Vaksin
Mekansime kerja vaksin adalah mempengaruhi sistem
imun yaitu sel-sel memori yang bersifat melindungi dan
telah terbentuk pada waktu sebelumnya (Ellis, 1988).
Antibodi yang spesifik akan terbentuk jika ada
rangsangan antigen spesifik yang masuk kedalam tubuh
yang berfungsi merangsang makrofage untuk memfagosit
pathogen tersebut (Tizard, 1988).
11. Review Jurnal
JUDUL : APLIKASI VAKSIN BIVALEN (VAKSIN REKOMBINAN PROTEIN VNN
DAN GSDIV) PADA JUVENIL KERAPU SUNU, Plectropomus leopardus UNTUK
PENCEGAHAN INFEKSI VIRUS DAN BAKTERI
Jurnal ini membahas tentang efektivitas dari vaksin bivalen (vaksin
rekombinan protein VNN dan GSDIV) dalam pencegahan infeksi virus dan
bakteri pada ikan kerapu sunu, Plectropomus leopardus.
Pada akhir penelitian dilakukan uji tantang virus VNN dan GSDIV serta
bakteri Vibrio sp
12. ……………………………………………………………………
.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan
panjang dan berat ikan antara kelompok vaksin dan
kontrol tidak berbeda, sedangkan imunitas ikan yang
diberi vaksin lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Hasil uji tantang dengan virus VNN
dan GSDIV serta bakteri Vibrio sp. pada ikan yang diberi
vaksin menunjukkan nilai RPS (percent survival ratio)
sebesar 71,5%, 70,% dan 58,18% dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
vaksin bivalen efektif mampu meningkatkan imunitas
ikan kerapu sunu dan dapat mencegah infeksi virus dan
bakteri.