Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri bakteri simbion endofit yang diisolasi dari alga Padina sp. terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasilnya menunjukkan bakteri isolat MB.2 yang diidentifikasi sebagai Bacillus cereus memiliki aktivitas antibakteri terbesar dengan diameter zona hambat 8,58 mm terhadap E. coli.
2. DEFINISI PHAEOPHYTA
Phaeophyta dikenal sebagai alga cokelat. Alga ini dapat bersifat multiselular ataupun
monoselular. Beberapa spesies dari alga cokelat mempunyai karakter morfologi yang mirip
dengan tumbuhan vaskuler, karena mempunyai bentuk tubuh yang menyerupai batang,
pangkal batang, daun, akar, bunga, bahkan semacam buah di antara daun-daunnya.
Phaeophyta merupakan salah satu kelompok makroalga yang tersebar melimpah di zona
intertidal. Alga makrobentik ini memiliki struktur talus yang terdiri atas bagian holdfast,
stipe, dan blade. Kelompok tersebut memiliki kandungan warna yang disebut pigmen
fukosantin (Kumalasari, 2018).
3. CIRI – CIRI PHAEOPHYTA
Phaeophyta ini berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofil.
Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini
mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar
diantara semua ganggang ukuran talusnya mulai dari mikroskopik
sampai makroskopik kebanyakan bersifat autotrof. Tubuhnya selalu
berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau
menyerupai semak (pohon) yang dapat mencapai beberapa puluh
meter, terutama jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin.
4. Widiyastuti (2009), alga coklat memiliki thallus berwarna
coklat yang bervariasi dari coklat tua sampai coklat muda.
Bentuk thallus alga coklat beranekaragam, ada yang
silindris, gepeng dan banyak juga yang berbentuk
lembaran. Berdasarkan bentuk thallusnya, alga coklat
merupakan kelas Thallophyta yang menyerupai tumbuhan
tingkat tinggi, karena organ thallusnya menyerupai akar,
batang dan daun.
5. Ciri – ciri Phaeophyta yang lain diantarannya :
Pada Phaeophyta umumnya
dapat ditemukan adanya dinding
sel yang tersusun dari tiga
macam polimer yaitu selulosa,
asam alginat, fukan dan
fukoidin.
Cadangan makanan pada
Phaeophyta berupa laminarin,
yaitu sejenis karbohidrat yang
menyerupai dekstrin yang
lebih dekat dengan selulose
dari pada zat tepung.selain
laminarin juga ditemukan
manitol minyak dan zat-zat
lainnya.
Berupa flagel, terletak pada
sel-sel perkembangbiakan
dan letaknya lateral.
Berjumlah 2 yang heterokon
dan terdapat di bagian
samping badannya yang
berbentuk pir atau sekoci.
Struktur sel Cadangan Makanan Alat gerak
6. KLASIFIKASI PHEOPHYTA
Domain: Eukaryota F V
Kerajaan: Protista F V
Divisi: Heterokontophyta F V
Kelas: Phaeophyceae F V
Ordo: Fucales, Laminarales, Dictyotales, Ectocarpales F V
7. JENIS – JENIS PHAEOPHYTA
Cystoseira sp. Dictyopteris sp Dictyota Hormophysa
Hidup menempel
pada batu di daerah
rataan terumbu
dengan alat
pelekatnya yang
berbentuk cakram
kecil.
hidup melekat pada
batu di pinggiran
luar rataan terumbu
jarang dijumpai.
tumbuh menempel
pada batu karang mati
di daerah rataan
terumbu.
hidup menempel pada
batu dengan alat
pelekatnya berbentuk
cakram kecil.
8. Hydroclathrus Padina Sargasum Turbinaria
tumbuh melekat pada
batu atau pasir di
daerah rataan
terumbu dan tersebar
agak luas di perairan
Indonesia.
tumbuh menempel
pada batu di daerah
rataan terumbu, baik
di tempat terbuka di
laut maupun di
tempat terlindung.
Alga ini hidup
melekat pada batu
atau bongkahan
karang dan dapat
terbedol dari
substratnya selama
ombak.
Alga ini memiliki
cabang-cabang
silendrik dengan
diameter 2 – 3 mm
dan mempunyai
cabang lateral pendek
dari 1 – 1,5 cm
panjangnya.
9. CARA REPRODUKSI PHAEOPHYTA
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dilakukan
secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).
Reproduksi aseksual alga cokelat dilakukan
dengan fragmentasi dan pembentukan spora
(aplanospora dan zoospora). Zoospora yang
dihasilkan memiliki flagel yang tidak sama
panjang dan terletak di bagian lateral (sisi atau
pinggir). Sedangkan perkembangbiakan seksual
dilakukan dengan isogami, anisogami, atau
oogami. Fucus vesiculosis adalah salah satu
contoh alga cokelat yang berkembang biak secara
oogami.
10. Ada cara reproduksi generative/seksual ganggang
cokelat yang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi,
yaitu ujung-ujung lembaran talusnya yang fertil
membentuk suatu badan yang mengandung alat
pembiak disebut reseptakel.Di dalam reseptakel ini
terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang
menghasilkan sel kelamin jantan berupa spermatozoid dan
oogonium yang menghasilkan sel telur (ovum) dan benang-
benang mandul yang disebut parafisis. Anteridium berupa sel-
sel berbentuk corong yang muncul dari dasar dan tepi
konseptakel, oogonium berupa badan yang duduk di atas
tangkai.
Jika spermatozoid dapat membuahi sel telur akan
terbentuklah zigot. Zigot lalu membentuk dinding
selulosa dan pektin yang tebal, kemudian melekat pada
suatu substrat seperti bebatuan, selanjutnya tumbuh
menjadi individu baru yang kromosom tubuhnya
diploid.
11. Peranan Phaeophyta Bagi Kehidupan
Ganggang coklat dapat
dimanfaatkan dalam
industri makanan.
Phaeophyta sebagai sumber alginat
banyak dimanfaatkan dalam dunia
industri tekstil untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas bahan industri
Dapat digunakan sebagai
pupuk organik karena
mengandung bahan-bahan
mineral seprti potasium
dan hormone
Macrocytis pyrifers
menghasilkan iodine (unsur
yang dapat digunakan untuk
mencegah penyakit gondok).
12. Review Jurnal
Judul Jurnal Isolasi, Identifikasi Secara Molekuler Menggunakan Gen 16s Rrna Dan
Uji Aktivitas Antibakteri Dari Bakteri Simbion Endofit Alga Padina Sp.
Tujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari bakteri simbion endofit isolat
dari alga Padina sp. terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli dan mengetahui spesies bakteri simbion endofit dari alga Padina sp.
yang memiliki aktivitas antibakteri terbesar.
Latar
Belakang
Alga Padina sp. merupakan jenis alga yang berasal dari kelas Phaeophyta
(alga coklat) yang tersebar dalam jumlah yang banyak di perairan Sulawesi
Utara, memiliki potensi sebagai antibakteri. Mikroba simbion endofit adalah
mikroba yang berada di dalam tubuh tanaman untuk sebagian besar siklus
hidup mereka tanpa ada dampak yang merugikan bagi tanaman inang,
meliputi bakteri dan jamur (Kandel et al., 2017). Bakteri endofit memiliki
potensi besar dalam pencarian sumber-sumber obat baru.
13. Metode
Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap yang dilakukan secara
eksperimental di laboratorium yang akan menguji aktivitas antibakteri dan identifikasi
secara molekuler bakteri simbion endofit dari alga Padina sp.
Hasil Penelitian Uji Aktivitas Antibakteri dari Bakteri Simbion Endofit Isolat Alga Padina sp. Dari
pengukuran rata-rata diameter zona hambatnya, maka daya antibakteri dari simbion
endofit pada bakteri Staphylococcus aureus dengan MB.1 (6,58 mm) termasuk
kategori sedang , MB.2 (6,66 mm) termasuk kategori sedang, dan MB.3 (00.00)
dengan kategori lemah atau tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus karena tidak terdapat zona bening disekitar lubang sumuran.
Sedangkan daya antibakteri dari simbion endofit pada bakteri Escherichia coli dengan
MB.1 (7,22 mm) termasuk kategori sedang, MB.2 (8,58 mm) termasuk kategori
sedang, MB.3 (3,80 mm) termasuk kategori lemah. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa bakteri simbion endofit dari alga Padina sp., memiliki daya antibakteri terhadap
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil elektroforesis dari isolat
MB.2 tersebut diketahui terdapat pita terespirasi dan sejajar dengan marker sekitar
1.200 pasang basa (base pairs). Dari hasil analisis program BLAST, diperoleh bakteri
Bacillus cereus dan Bacillus thuringiensis yang artinya bahwa isolat bakteri simbion
endofit dari alga Padina sp. yang telah dilakukan sekuensing dianggap sebagai spesies
yang sama dengan Bacillus cereus dan Bacillus thuringiensis.
14. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, terdapat bakteri endofit
yang berasosiasi dengan alga Padina sp., dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli yaitu diameter zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus yaitu
MB.1 (6,58 mm) termasuk kategori sedang, MB.2 (6,66 mm) termasuk kategori sedang, dan MB.3
(00.00) dengan kategori lemah.
15. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thanks!
Do you have any questions?