SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
INTRODUCTIONINTRODUCTION
Vaksin dihasilkan dari kuman (atau bagian dari tubuh
kuman) yang menyebabkan penyakit.
Sebagai contoh vaksin campak dihasilkan dari virus
campak, vaksin polio dihasilkan dari virus polio,
vaksin cacar dihasilkan dari virus cacar, dll.
Perbedaanya terletak pada cara pembuatan vaksin
tersebut.
Jenis-Jenis Vaksin
1. Killed vaksin (virus atau bakteri yang telah dimatikan), zat
kimia, panas, Contoh: polio, hepatitis A
2. Attenuated vaksin (virus atau bakteri dilemahkan), contoh:
MMR (measle, mumps, rubela)
3. Toksoid (toksin yang diinaktifkan, contoh: tetanus, difteri
4. Conjugate vaksin ( konjugasi polisakarida dengan protein,
meningkatkan respon imun), contoh: Haemophilus
influenzae tipe B
5. Vaksin DNA Rekombinan
Vaksin hidup dilemahkan dengan melepaskan virus
kedalam jaringan organ dan darah binatang (seperti ginjal
monyet dan anjing, embrio anak ayam, protein telur ayam
dan bebek, serum janin sapi, dll) beberapa kali (dengan
proses bertahap) hingga kurang lebih 50 kali untuk
mengurangi potensinya.
Sebagai contoh virus campak dilepaskan kedalam embrio
anak ayam, virus polio menggunakan ginjal monyet, dan
virus Rubela menggunakan sel-sel diploid manusia
(bagian tubuh janin yang digugurkan).
Sedangkan vaksin yang mati dilemahkan dengan
pemanasan, radiasi atau reaksi kimia. Kuman yang lemah
ini kemudian dikuatkan dengan Adjuvan (perangsang anti
bodi) dan stabilisator (sebagai pengawet untuk
mempertahankan khasiat vaksin selama disimpan).
VAKSIN REKOMBINANVAKSIN REKOMBINAN
Berasal dari Gen yang mengkode senyawa penyebab penyakit
(antigen) yang diisolasi dari mikroba yang bersangkutan.Kemudian
gen ini disisipkan pada plasmid bakteri yang telah dilemahkan
(tidak berbahaya).
Bakteri yang telah disisipi gen ini akan membentuk antigen murni.
Bila antigen ini disuntikkan pada manusia, sistem kekebalan
manusia akan membuat senyawa khas yang disebut antibodi.
Munculnya antibodi ini akan mempertahankan tubuh dari pengaruh
senyawa asing (antigen) yang masuk dalam tubuh.
RecombinantRecombinant vaccines Vs Traditionalvaccines Vs Traditional
vaccinesvaccines
 Uses only the DNA
from infectious
organisms.
 Avoid the risk of using
actual infectious
organism.
 Provide both Humoral &
Cell mediated immunity
 Refrigeration is not
required
 Uses weakened or
killed form of infectious
organism.
 Create possible risk of
the vaccine being fatal.
 Provide primarily
Humoral immunity
 Usually requires
Refrigeration.
Recombinant Traditional
Host pada Vaksin Rekombinan
1. Sel Ragi (Yeast)
Salah satu keuntungan vaksin dari sel ragi dibanding dari plasma yaitu siklus
produksinya dapat dikurangi, dan konsistensi dari batch ke batch lebih
mudah diperoleh.
Bahkan antigen yang berasal dari sel ragi juga telah dicoba disiapkan dalam
bentuk micellar. Vaksin polipeptida micelle ini di dalam laboratorium
dilaporkan lebih antigenik.
1. Sel Mamalia
Beberapa keuntungan virus vaccinia rekombinan untuk memproduksi vaksin
antara lain biaya produksinya relatif lebih rendah, cara vaksinasi relatif lebih
mudah, stabilitas baik, mempunyai shelf life panjang, tidak onkogenik dan
tidak bersifat laten.
Host pada Vaksin Rekombinan
3. Vaksin Polipeptida
Perkembangan vaksin polipeptida yang disintesis secara kimia
memberikan banyak keuntungan antara lain dapat
memproduksi imunogen yang relatif murah, aman secara kimia,
sehingga dapat menggantikan vaksin yang ada saat ini, yang
relatif kurang murni atau mungkin mengandung determinan
antigen mikroba lain.
HOW TO MAKE
RECOBINANT VACCINE
Viral gene
Expression
plasmid
Plasmid with foreign gene
Recombinant DNA
Technology
Sumber: NEERAJ KUMAR, AVTAR, (student), JI TENDER MEHLA (Research
Scholar), NDRI, and Dr. S.K. Sood, Senior scientist, NDRI, Karnal
Bacterial cell
Transform into
bacterial cell
Plasmid
DNA
Plasmid DNA get
Amplified
Plasmid DNA
Purified
Ready to use
METHODS OF DELIVERYMETHODS OF DELIVERY
 Syringe delivery:
Either
intramuscularly
or
Intradermally
Contd..Contd..
 Gene gun delivery:-
 DNA rekombinan dibungkus
partikel emas
 Ditembakkan ke organ
target
HOW DNA VACCINE WORKSHOW DNA VACCINE WORKS
BY TWO PATHWAYS
ENDOGENOUS :- Antigenic Protein is presented by
cell in which it is produced
EXOGENOUS :- Antigenic Protein is formed in
one cell but presented by
different cell
HOW DNA VACCINESHOW DNA VACCINES
WORKWORK
Muscle Cells Plasmid DNA
+
mRNA
Antigenic
Protein
Antigenic
Peptides
MHC-I
Plasmid
DNA
Nucleus
ENDOGENOUSENDOGENOUS
PATHWAYPATHWAY
Multiply
Memory T cells
T- Cell
EXOGENOUS PATHWAYEXOGENOUS PATHWAY
Antigenic Protein come outside
Phagocytosed
Antigen Presenting Cell
Antigenic Peptides
T- Helper Cell
Cytokines
Activated B-Cell Memory B-Cell
Plasma B-Cell
Memory
Antibodies
MHC-II
WHEN VIRUS ENTER IN THEWHEN VIRUS ENTER IN THE
BODYBODY
Viral Protein
Memory T-Cell
Antibodies
VAKSIN
HEPATITIS B
Virus Hepatitis B
Virus hepatitis B (HVB),
termasuk hepadnavirus,
berukuran 42nm double
stranded DNA virus dengan
terdiri dari nucleocapsid
core (HBc Ag) berukuran
27 mm, dikelilingi oleh
lapisan lipoprotein di bagian
luarnya yang berisi antigen
permukaan (HBsAg).
HBsAg adalah antigen
heterogen dengan suatu
common antigen.
Perkembangan Vaksin
Hepatitis BPenggunaan vaksin hepatitis B yang diekstraksi dari
plasma manusia dimulai sejak keberhasilan penelitian
Krugman dan koleganya tahun 1971.
Mereka menggunakan serum yang mengandung virus
hepatitis B. Serum ini mereka encerkan 1:10 dan
diinaktivasi panas 90o
C selama 1 menit. Vaksinasi
dilakukan pada 29 anak, hasilnya lebih dari separuh
terlindung dari infeksi hepatitis B.
Perkembangan Vaksin
Hepatitis BPengembangan vaksin ini selanjutnya menggunakan
antigen lain untuk imunisasi aktif yaitu "Hepatitis B
Surface Antigen" (HBsAg). Antigen ini merupakan
permukaan virus yang diambil dan dimumikan dari
plasma manusia karier.
Vaksin HBsAg ini merupakan partikel 22 nm, diinaktifasi
panas, diadsorbsi alum dan bebas dari asam nukleat;
dimumikan melalui tahap presipitasi, ultrasentrifugasi,
gelfiltrasi dan afinitas kromatografi.
Teknik rekombinan membuka jalan untuk mengembangkan
produksi vaksin, terutama sumber infeksi yang belum tersedia
vaksinnya dan untuk meningkatkan vaksin yang ada. Pendekatan
baru terhadap perkembangan vaksin ini sangat berharga terutama
untuk mikroorganisme/virus yang tidak dapat dibiakkan dengan
metoda yang ada, seperti virus hepatitis B. Teknologi rekombinan
DNA ini telah berhasil digunakan untuk memproduksi HBs Ag
dengan berbagai sel antara lain sel prokariot seperti E. coli dan B. 
subtilis, sel eukariot seperti sel S. cerevisiae, sel CHO dan
sebagainya.
Vaksin Hepatitis B
Rekombinan
VAKSIN DARI SEL RAGI (YEAST)
Vaksin hepatitis B yang diproduksi sel ragi
rekombinan telah menjalani pengujian keamanan,
imunogenisitas dan evaluasi klinis. Hasil menunjukkan
bahwa vaksin ini aman, antigenik dan relatif bebas
efek samping yang merugikan, bahkan vaksin ini telah
dilisensikan dan diproduksi diberbagai negara. Salah
satu keuntungan vaksin dari sel ragi dibanding dari
plasma yaitu siklus produksinya dapat dikurangi, dan
konsistensi dari batch ke batch lebih mudah diperoleh.
Pembuatan
HBs Ag dilepaskan dari sel
dengan homogeniser atau
disruption menggunakan glass
bead. Pemurnian melalui tahap
klarifikasi, ultrafiltrasi,
kromatografi dan ultrasentrifugasi
serta diabsorbsi dengan alum
hidroksida; sebagai pengawet
ditambahkan thiomerosal.
Karakterisisasi partikel dilakukan dengan membandingkan HBs Ag
dari plasma antara lain meliputi berat molekul, komposisi asam
amino, densitas dalam CsC12 dan sebagainya. Analisis
imunologis menggunakan antibodi monoklonal memperlihatkan
vaksin dari plasma dan ragi mengandung epitop yang berperan
menginduksi antibodi setelah vaksinasi.
VAKSIN DARI SEL MAMALIA
 Vaksin HBsAg rekombinan juga diproduksi menggunakan sel mamalia yaitu
sel Chinese Hamster Ovary (CHO). Gen HBsAg dimasukkan ke dalam sel
CHO dan sel ini dapat mensintesis dan mensekresikan partikel HBsAg 22
nm. Cell line CHO dapat mensintesis HBsAg 15 mcg/106
sel/hari. Bahkan
bila cell line Imunisasi dengan satu kali inokulasi merupakan salah satu cara
vaksinasi yang sangat didambakan terutama untuk vaksinasi masal dengan
populasi cukup besar. Vaksin hidup ini sangat potensial dan telah
digunakan untuk memproduksi vaksin hepatitis B, herpes simpleks, rabies
dan lain-lain di dalam laboratorium.
 Percobaan pendahuluan pada kelinci telah menyimpulkan bahwa
penggunaan virus vaccinia rekombinan untuk vaksinasi sangat mungkin.
Karakteristik biofisik dan biokimia partikel antigenik yang disekresikan oleh
virus ini identik dengan HBsAg asli. Kelinci dan binatang laboratorium lain
yang diinokulasi dengan virus hibrida ini mampu memproduksi anti-HBs.
Simpanse yang divaksinasi dengan virus vaccinia rekombinan terlindung
dari infeksi virus hepatitis B.
VAKSIN POLIPEPTIDA DAN PEPTIDA
SINTETIKPartikel HBs Ag 22 nm telah terbukti merupakan imunogen yang
baik, namun penelitian lebih lanjut telah memperlihatkan bahwa
komponen imunogenik tersebut mungkin merupakan bagian dari
HBs Ag komplek. Para ahli akhirnya dapat memperoleh 2
polipeptida dari partikel HBs Ag murni.Kedua polipeptida
mengandung determinan antigenik hepatitis B. Pertama berupa
polipeptida dengan BM 25.000 – 26.000 (P25) dan bentuk
glikosilatnya dengan BM 28.000 – 30.000 (GP 30). Keduanya
ternyata merupakan antigen yang efektif.
Pada pengujian potensi pada mencit, vaksin polipeptida subunit ini
ternyata menimbulkan respon antibodi lebih kuat daripada antigen
partikel 22 nm utuh.
VAKSIN POLIPEPTIDA DAN PEPTIDA
SINTETIKVaksin peptida sintetik pertama tersebut dibuat untuk tobacco
mosaic, virus, sesudah mengidentifikasi determinan antigeniknya
dan rangkaian asam aminonya. Rangkaian asam amino tersebut
ternyata dapat dibuat sintetik dan mampu menginduksi antibodi
dalam binatang percobaan.
Beberapa laboratorium akhirnya berhasil membuat peptida sintetik
yang mengandung rangkaian asam amino identik dengan molekul
p25 HBs Ag. Respon antibodi terhadap peptida ini muncul 1 – 2
minggu sesudah imunisasi primer dan semua binatang menginduksi
antibodi sesudah inokulasi kedua. Mencit yang diimunisasi secara
intraperitoneal, menginduksi anti HBs setelah 7 – 14 hari inokulasi.
PRODUK VAKSIN RECOMBIANAN
1. RECOMBIVAC-HB®
Recombivax HB 40 Mcg/Ml Vial
Recombivax HB 5 Mcg/0.5 Ml Vial
PRODUK VAKSIN RECOMBIANAN
1. RECOMBIVAC-HB®
Recombivax HB®
vaccine mengandung antigen Hepatitis B, amorphous
aluminum hidroksiphosfat, yeast protein yang diberi formaldehid, dan
thimerosal sebagai pengawet. Vaksin ini berasal dari HepatitisB surface
antigen (HBsAg) yang diproduksi dalam sel yeast.
Antigen dipanen dan dipurifikasi dari kultur fermentasi yeast
Saccharomyces cereviceae. Proses fermentasi meliputi pertumbuhan
Saccharomyces cereviceae pada medium kompleks yang mengandung
ekstrak Yeast, soy pepton, dextrose, asam amino, dan garam mineral. Protein
dilepaskan dari sel yeast melalui pengrusakan sel kemudian dipurifikasi
dengan metode fisika dan kimia. Selanjutnya potein dimasukkan ke larutan
buffer posfat dan formaldehid, dipercepat dengan menggunakan alum
(potassium aluminium sulfat).
PRODUK VAKSIN RECOMBIANAN
1. ENERGIC-B®
PRODUK VAKSIN RECOMBIANAN
1. ENERGIC-B®
Engerix-B®
merupakan DNA rekombinan yang dikembangkan dan
dibuat oleh perusahaan Glaxo Smith Kline Biological.
Mengandung antigen permukaan virus Hepatitis B (HBsAg) yang
telah dipurifikasi dan dikultur dalam sel Saccharomyces cereviceae. HBsAg
yang diekspresikan oleh Saccharomyces cereviceae dipurifikasi dengan cara
fisika-kimia dan aluminium hidroksida Engerix-B® vaccine mengandung
antigen hepatitis B yang telah dimurnikan, aluminum hidroksida, sejumlah
yeast protein dan thimerosal yang digunakan dalam proses produksi, serta 2
phenoxyethanol sebagai pengawet.
THANK YOUTHANK YOU

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatif
 
Kasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi IKasus farmakoterapi I
Kasus farmakoterapi I
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
Elektroforesis gel
Elektroforesis gelElektroforesis gel
Elektroforesis gel
 
Immunoglobulin dan antibodi
Immunoglobulin dan antibodiImmunoglobulin dan antibodi
Immunoglobulin dan antibodi
 
Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)Polymerase chain reaction (pcr)
Polymerase chain reaction (pcr)
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Ppt materi genetika
Ppt materi genetikaPpt materi genetika
Ppt materi genetika
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaPerkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
Analis kesehatan
Analis kesehatanAnalis kesehatan
Analis kesehatan
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 

Viewers also liked

Viewers also liked (10)

Persentasi vaksin
Persentasi vaksinPersentasi vaksin
Persentasi vaksin
 
Manfaat dan bahaya vaksinasi
Manfaat dan bahaya vaksinasiManfaat dan bahaya vaksinasi
Manfaat dan bahaya vaksinasi
 
VAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIAVAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIA
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 
Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]
Microsoft power point   vaksinasi revisi [compatibility mode]Microsoft power point   vaksinasi revisi [compatibility mode]
Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]
 
Vaksin by Biofarma
Vaksin by BiofarmaVaksin by Biofarma
Vaksin by Biofarma
 
Recombinant Vaccines
Recombinant VaccinesRecombinant Vaccines
Recombinant Vaccines
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
 

Similar to VAKSIN HEPATITIS B

Algae resume
Algae resumeAlgae resume
Algae resumeadnavi
 
Ppt bioteknologi produksi vaksin rekombinan
Ppt bioteknologi produksi vaksin rekombinanPpt bioteknologi produksi vaksin rekombinan
Ppt bioteknologi produksi vaksin rekombinanALLKuliah
 
Ppt bioteknologi Vaksin
Ppt bioteknologi VaksinPpt bioteknologi Vaksin
Ppt bioteknologi VaksinALLKuliah
 
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotikvaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotikshovi fatimah
 
Bioteknologi kesehatan
Bioteknologi kesehatanBioteknologi kesehatan
Bioteknologi kesehatanYunita Sari
 
Kelompok 5 (1).pptx
Kelompok 5 (1).pptxKelompok 5 (1).pptx
Kelompok 5 (1).pptxDosmaHombing
 
Penggunaan Tanaman Transgenik sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...
Penggunaan Tanaman Transgenik  sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...Penggunaan Tanaman Transgenik  sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...
Penggunaan Tanaman Transgenik sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...Enyrah
 
manfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusiamanfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusiameidina silviaaa
 
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi Michael Dileyon
 
Power Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab VirusPower Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab VirusNafisatul Layli
 
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERANBIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN? .
 
UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdf
UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdfUEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdf
UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdfRoniRiau
 
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdf
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdfGlosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdf
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdfSinta Lestari
 
Materi Virus Class Covid 19.pptx
Materi Virus Class Covid 19.pptxMateri Virus Class Covid 19.pptx
Materi Virus Class Covid 19.pptxRobiSobirin3
 

Similar to VAKSIN HEPATITIS B (20)

Algae resume
Algae resumeAlgae resume
Algae resume
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 
Ppt bioteknologi produksi vaksin rekombinan
Ppt bioteknologi produksi vaksin rekombinanPpt bioteknologi produksi vaksin rekombinan
Ppt bioteknologi produksi vaksin rekombinan
 
Ppt bioteknologi Vaksin
Ppt bioteknologi VaksinPpt bioteknologi Vaksin
Ppt bioteknologi Vaksin
 
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotikvaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
 
Bioteknologi kesehatan
Bioteknologi kesehatanBioteknologi kesehatan
Bioteknologi kesehatan
 
Kelompok 5 (1).pptx
Kelompok 5 (1).pptxKelompok 5 (1).pptx
Kelompok 5 (1).pptx
 
Penggunaan Tanaman Transgenik sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...
Penggunaan Tanaman Transgenik  sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...Penggunaan Tanaman Transgenik  sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...
Penggunaan Tanaman Transgenik sebagai Bioreaktor dalam pembuatan "edibel vak...
 
manfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusiamanfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusia
 
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi
Prinsip dasar dan jenis jenis bioteknologi
 
Power Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab VirusPower Point Biologi Bab Virus
Power Point Biologi Bab Virus
 
Plaque
PlaquePlaque
Plaque
 
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERANBIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN
BIOTEKNOLOGI DIBIDANG KEDOKTERAN
 
Lap plaque adz
Lap plaque adzLap plaque adz
Lap plaque adz
 
Lap postulat adz
Lap postulat adzLap postulat adz
Lap postulat adz
 
UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdf
UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdfUEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdf
UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdf
 
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdf
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdfGlosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdf
Glosarium CPOB PerBPOM No 34 2018.pdf
 
Tugas ipa bioteknologi. 9 h
Tugas ipa bioteknologi. 9 hTugas ipa bioteknologi. 9 h
Tugas ipa bioteknologi. 9 h
 
Materi Virus Class Covid 19.pptx
Materi Virus Class Covid 19.pptxMateri Virus Class Covid 19.pptx
Materi Virus Class Covid 19.pptx
 
Bioteknologi dibidang kedokteran
Bioteknologi dibidang kedokteranBioteknologi dibidang kedokteran
Bioteknologi dibidang kedokteran
 

More from Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

More from Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (20)

Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan Atom
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 
Stoikiometri Larutan
Stoikiometri LarutanStoikiometri Larutan
Stoikiometri Larutan
 
Konsep dasar analisis
Konsep dasar analisisKonsep dasar analisis
Konsep dasar analisis
 
Potensiometri
PotensiometriPotensiometri
Potensiometri
 
Gravimetric analysis
Gravimetric analysisGravimetric analysis
Gravimetric analysis
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi
 
Media Promosi untuk Farmasi
Media Promosi untuk FarmasiMedia Promosi untuk Farmasi
Media Promosi untuk Farmasi
 
Presentasi yang effektif
Presentasi yang effektifPresentasi yang effektif
Presentasi yang effektif
 
Strategi mengatasi tugas kuliah
Strategi mengatasi tugas kuliahStrategi mengatasi tugas kuliah
Strategi mengatasi tugas kuliah
 
Power point yang memukau audiens
Power point yang memukau audiensPower point yang memukau audiens
Power point yang memukau audiens
 
Public speaking
Public speakingPublic speaking
Public speaking
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Johari power
Johari powerJohari power
Johari power
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 

Recently uploaded

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

VAKSIN HEPATITIS B

  • 1.
  • 2. INTRODUCTIONINTRODUCTION Vaksin dihasilkan dari kuman (atau bagian dari tubuh kuman) yang menyebabkan penyakit. Sebagai contoh vaksin campak dihasilkan dari virus campak, vaksin polio dihasilkan dari virus polio, vaksin cacar dihasilkan dari virus cacar, dll. Perbedaanya terletak pada cara pembuatan vaksin tersebut.
  • 3. Jenis-Jenis Vaksin 1. Killed vaksin (virus atau bakteri yang telah dimatikan), zat kimia, panas, Contoh: polio, hepatitis A 2. Attenuated vaksin (virus atau bakteri dilemahkan), contoh: MMR (measle, mumps, rubela) 3. Toksoid (toksin yang diinaktifkan, contoh: tetanus, difteri 4. Conjugate vaksin ( konjugasi polisakarida dengan protein, meningkatkan respon imun), contoh: Haemophilus influenzae tipe B 5. Vaksin DNA Rekombinan
  • 4. Vaksin hidup dilemahkan dengan melepaskan virus kedalam jaringan organ dan darah binatang (seperti ginjal monyet dan anjing, embrio anak ayam, protein telur ayam dan bebek, serum janin sapi, dll) beberapa kali (dengan proses bertahap) hingga kurang lebih 50 kali untuk mengurangi potensinya. Sebagai contoh virus campak dilepaskan kedalam embrio anak ayam, virus polio menggunakan ginjal monyet, dan virus Rubela menggunakan sel-sel diploid manusia (bagian tubuh janin yang digugurkan).
  • 5. Sedangkan vaksin yang mati dilemahkan dengan pemanasan, radiasi atau reaksi kimia. Kuman yang lemah ini kemudian dikuatkan dengan Adjuvan (perangsang anti bodi) dan stabilisator (sebagai pengawet untuk mempertahankan khasiat vaksin selama disimpan).
  • 6. VAKSIN REKOMBINANVAKSIN REKOMBINAN Berasal dari Gen yang mengkode senyawa penyebab penyakit (antigen) yang diisolasi dari mikroba yang bersangkutan.Kemudian gen ini disisipkan pada plasmid bakteri yang telah dilemahkan (tidak berbahaya). Bakteri yang telah disisipi gen ini akan membentuk antigen murni. Bila antigen ini disuntikkan pada manusia, sistem kekebalan manusia akan membuat senyawa khas yang disebut antibodi. Munculnya antibodi ini akan mempertahankan tubuh dari pengaruh senyawa asing (antigen) yang masuk dalam tubuh.
  • 7. RecombinantRecombinant vaccines Vs Traditionalvaccines Vs Traditional vaccinesvaccines  Uses only the DNA from infectious organisms.  Avoid the risk of using actual infectious organism.  Provide both Humoral & Cell mediated immunity  Refrigeration is not required  Uses weakened or killed form of infectious organism.  Create possible risk of the vaccine being fatal.  Provide primarily Humoral immunity  Usually requires Refrigeration. Recombinant Traditional
  • 8. Host pada Vaksin Rekombinan 1. Sel Ragi (Yeast) Salah satu keuntungan vaksin dari sel ragi dibanding dari plasma yaitu siklus produksinya dapat dikurangi, dan konsistensi dari batch ke batch lebih mudah diperoleh. Bahkan antigen yang berasal dari sel ragi juga telah dicoba disiapkan dalam bentuk micellar. Vaksin polipeptida micelle ini di dalam laboratorium dilaporkan lebih antigenik. 1. Sel Mamalia Beberapa keuntungan virus vaccinia rekombinan untuk memproduksi vaksin antara lain biaya produksinya relatif lebih rendah, cara vaksinasi relatif lebih mudah, stabilitas baik, mempunyai shelf life panjang, tidak onkogenik dan tidak bersifat laten.
  • 9. Host pada Vaksin Rekombinan 3. Vaksin Polipeptida Perkembangan vaksin polipeptida yang disintesis secara kimia memberikan banyak keuntungan antara lain dapat memproduksi imunogen yang relatif murah, aman secara kimia, sehingga dapat menggantikan vaksin yang ada saat ini, yang relatif kurang murni atau mungkin mengandung determinan antigen mikroba lain.
  • 10. HOW TO MAKE RECOBINANT VACCINE Viral gene Expression plasmid Plasmid with foreign gene Recombinant DNA Technology Sumber: NEERAJ KUMAR, AVTAR, (student), JI TENDER MEHLA (Research Scholar), NDRI, and Dr. S.K. Sood, Senior scientist, NDRI, Karnal
  • 14. METHODS OF DELIVERYMETHODS OF DELIVERY  Syringe delivery: Either intramuscularly or Intradermally
  • 15. Contd..Contd..  Gene gun delivery:-  DNA rekombinan dibungkus partikel emas  Ditembakkan ke organ target
  • 16. HOW DNA VACCINE WORKSHOW DNA VACCINE WORKS BY TWO PATHWAYS ENDOGENOUS :- Antigenic Protein is presented by cell in which it is produced EXOGENOUS :- Antigenic Protein is formed in one cell but presented by different cell
  • 17. HOW DNA VACCINESHOW DNA VACCINES WORKWORK Muscle Cells Plasmid DNA +
  • 21. Phagocytosed Antigen Presenting Cell Antigenic Peptides T- Helper Cell Cytokines Activated B-Cell Memory B-Cell Plasma B-Cell Memory Antibodies MHC-II
  • 22. WHEN VIRUS ENTER IN THEWHEN VIRUS ENTER IN THE BODYBODY Viral Protein Memory T-Cell Antibodies
  • 24. Virus Hepatitis B Virus hepatitis B (HVB), termasuk hepadnavirus, berukuran 42nm double stranded DNA virus dengan terdiri dari nucleocapsid core (HBc Ag) berukuran 27 mm, dikelilingi oleh lapisan lipoprotein di bagian luarnya yang berisi antigen permukaan (HBsAg). HBsAg adalah antigen heterogen dengan suatu common antigen.
  • 25. Perkembangan Vaksin Hepatitis BPenggunaan vaksin hepatitis B yang diekstraksi dari plasma manusia dimulai sejak keberhasilan penelitian Krugman dan koleganya tahun 1971. Mereka menggunakan serum yang mengandung virus hepatitis B. Serum ini mereka encerkan 1:10 dan diinaktivasi panas 90o C selama 1 menit. Vaksinasi dilakukan pada 29 anak, hasilnya lebih dari separuh terlindung dari infeksi hepatitis B.
  • 26. Perkembangan Vaksin Hepatitis BPengembangan vaksin ini selanjutnya menggunakan antigen lain untuk imunisasi aktif yaitu "Hepatitis B Surface Antigen" (HBsAg). Antigen ini merupakan permukaan virus yang diambil dan dimumikan dari plasma manusia karier. Vaksin HBsAg ini merupakan partikel 22 nm, diinaktifasi panas, diadsorbsi alum dan bebas dari asam nukleat; dimumikan melalui tahap presipitasi, ultrasentrifugasi, gelfiltrasi dan afinitas kromatografi.
  • 27. Teknik rekombinan membuka jalan untuk mengembangkan produksi vaksin, terutama sumber infeksi yang belum tersedia vaksinnya dan untuk meningkatkan vaksin yang ada. Pendekatan baru terhadap perkembangan vaksin ini sangat berharga terutama untuk mikroorganisme/virus yang tidak dapat dibiakkan dengan metoda yang ada, seperti virus hepatitis B. Teknologi rekombinan DNA ini telah berhasil digunakan untuk memproduksi HBs Ag dengan berbagai sel antara lain sel prokariot seperti E. coli dan B.  subtilis, sel eukariot seperti sel S. cerevisiae, sel CHO dan sebagainya. Vaksin Hepatitis B Rekombinan
  • 28. VAKSIN DARI SEL RAGI (YEAST) Vaksin hepatitis B yang diproduksi sel ragi rekombinan telah menjalani pengujian keamanan, imunogenisitas dan evaluasi klinis. Hasil menunjukkan bahwa vaksin ini aman, antigenik dan relatif bebas efek samping yang merugikan, bahkan vaksin ini telah dilisensikan dan diproduksi diberbagai negara. Salah satu keuntungan vaksin dari sel ragi dibanding dari plasma yaitu siklus produksinya dapat dikurangi, dan konsistensi dari batch ke batch lebih mudah diperoleh.
  • 29. Pembuatan HBs Ag dilepaskan dari sel dengan homogeniser atau disruption menggunakan glass bead. Pemurnian melalui tahap klarifikasi, ultrafiltrasi, kromatografi dan ultrasentrifugasi serta diabsorbsi dengan alum hidroksida; sebagai pengawet ditambahkan thiomerosal. Karakterisisasi partikel dilakukan dengan membandingkan HBs Ag dari plasma antara lain meliputi berat molekul, komposisi asam amino, densitas dalam CsC12 dan sebagainya. Analisis imunologis menggunakan antibodi monoklonal memperlihatkan vaksin dari plasma dan ragi mengandung epitop yang berperan menginduksi antibodi setelah vaksinasi.
  • 30. VAKSIN DARI SEL MAMALIA  Vaksin HBsAg rekombinan juga diproduksi menggunakan sel mamalia yaitu sel Chinese Hamster Ovary (CHO). Gen HBsAg dimasukkan ke dalam sel CHO dan sel ini dapat mensintesis dan mensekresikan partikel HBsAg 22 nm. Cell line CHO dapat mensintesis HBsAg 15 mcg/106 sel/hari. Bahkan bila cell line Imunisasi dengan satu kali inokulasi merupakan salah satu cara vaksinasi yang sangat didambakan terutama untuk vaksinasi masal dengan populasi cukup besar. Vaksin hidup ini sangat potensial dan telah digunakan untuk memproduksi vaksin hepatitis B, herpes simpleks, rabies dan lain-lain di dalam laboratorium.  Percobaan pendahuluan pada kelinci telah menyimpulkan bahwa penggunaan virus vaccinia rekombinan untuk vaksinasi sangat mungkin. Karakteristik biofisik dan biokimia partikel antigenik yang disekresikan oleh virus ini identik dengan HBsAg asli. Kelinci dan binatang laboratorium lain yang diinokulasi dengan virus hibrida ini mampu memproduksi anti-HBs. Simpanse yang divaksinasi dengan virus vaccinia rekombinan terlindung dari infeksi virus hepatitis B.
  • 31. VAKSIN POLIPEPTIDA DAN PEPTIDA SINTETIKPartikel HBs Ag 22 nm telah terbukti merupakan imunogen yang baik, namun penelitian lebih lanjut telah memperlihatkan bahwa komponen imunogenik tersebut mungkin merupakan bagian dari HBs Ag komplek. Para ahli akhirnya dapat memperoleh 2 polipeptida dari partikel HBs Ag murni.Kedua polipeptida mengandung determinan antigenik hepatitis B. Pertama berupa polipeptida dengan BM 25.000 – 26.000 (P25) dan bentuk glikosilatnya dengan BM 28.000 – 30.000 (GP 30). Keduanya ternyata merupakan antigen yang efektif. Pada pengujian potensi pada mencit, vaksin polipeptida subunit ini ternyata menimbulkan respon antibodi lebih kuat daripada antigen partikel 22 nm utuh.
  • 32. VAKSIN POLIPEPTIDA DAN PEPTIDA SINTETIKVaksin peptida sintetik pertama tersebut dibuat untuk tobacco mosaic, virus, sesudah mengidentifikasi determinan antigeniknya dan rangkaian asam aminonya. Rangkaian asam amino tersebut ternyata dapat dibuat sintetik dan mampu menginduksi antibodi dalam binatang percobaan. Beberapa laboratorium akhirnya berhasil membuat peptida sintetik yang mengandung rangkaian asam amino identik dengan molekul p25 HBs Ag. Respon antibodi terhadap peptida ini muncul 1 – 2 minggu sesudah imunisasi primer dan semua binatang menginduksi antibodi sesudah inokulasi kedua. Mencit yang diimunisasi secara intraperitoneal, menginduksi anti HBs setelah 7 – 14 hari inokulasi.
  • 33. PRODUK VAKSIN RECOMBIANAN 1. RECOMBIVAC-HB® Recombivax HB 40 Mcg/Ml Vial Recombivax HB 5 Mcg/0.5 Ml Vial
  • 34. PRODUK VAKSIN RECOMBIANAN 1. RECOMBIVAC-HB® Recombivax HB® vaccine mengandung antigen Hepatitis B, amorphous aluminum hidroksiphosfat, yeast protein yang diberi formaldehid, dan thimerosal sebagai pengawet. Vaksin ini berasal dari HepatitisB surface antigen (HBsAg) yang diproduksi dalam sel yeast. Antigen dipanen dan dipurifikasi dari kultur fermentasi yeast Saccharomyces cereviceae. Proses fermentasi meliputi pertumbuhan Saccharomyces cereviceae pada medium kompleks yang mengandung ekstrak Yeast, soy pepton, dextrose, asam amino, dan garam mineral. Protein dilepaskan dari sel yeast melalui pengrusakan sel kemudian dipurifikasi dengan metode fisika dan kimia. Selanjutnya potein dimasukkan ke larutan buffer posfat dan formaldehid, dipercepat dengan menggunakan alum (potassium aluminium sulfat).
  • 36. PRODUK VAKSIN RECOMBIANAN 1. ENERGIC-B® Engerix-B® merupakan DNA rekombinan yang dikembangkan dan dibuat oleh perusahaan Glaxo Smith Kline Biological. Mengandung antigen permukaan virus Hepatitis B (HBsAg) yang telah dipurifikasi dan dikultur dalam sel Saccharomyces cereviceae. HBsAg yang diekspresikan oleh Saccharomyces cereviceae dipurifikasi dengan cara fisika-kimia dan aluminium hidroksida Engerix-B® vaccine mengandung antigen hepatitis B yang telah dimurnikan, aluminum hidroksida, sejumlah yeast protein dan thimerosal yang digunakan dalam proses produksi, serta 2 phenoxyethanol sebagai pengawet.