SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Sosialisasi
Vaksinasi Covid-19
drg. Ori Suhanda
Promkes Puskesmas Bungus
Kota Padang
Lingkup
Bahasan
Pentingnya vaksinasi untuk
mencegah penularan penyakit
menular
Herd Immunity
Vaksinasi COVID-19 untuk
mengendalikan penularan
COVID-19
Prioritas, Pelaksanaan dan
KIPI
Tantangan
Utama
Sikap
Masyarakat
Deteksi
SARS-Cov-2
Pemberian
Vaksin
Mutasi
SARS-Cov-
2?
Penemuan
Obat
Million dollar
question:
Kapan
pandemic
Covid-19
Berakhir?
Vaksin,
Vaksinasi
Vaksin
Vaksinasi
Imunisasi
• Produk biologis yang dapat
menghasilkan imunitas
spesifik untuk penyakit
tertentu
• Pemberian vaksin ke dalam
tubuh untuk menghasilkan
imunitas spesifik untuk
penyakit tertentu
• Proses yang menyebabkan
seseorang menjadi imun
sehingga tercegah dari
penyakit melalui vaksinasi
Istilah vaksinasi dan imunisasi sering dipakai
secara bergantian
Pentingnya vaksinasi untuk
mencegah penularan
penyakit menular
Vaksinasi
 Meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen (virus, kuman), dengan cara
memberikan antigen tsb, sehingga bila terpajan
dengan antigen yang sama, sudah mempunyai zat
kekebalan spesifik.
 Tujuannya untuk mencegah terjadinya penyakit
tertentu pada seseorang, masyarakat/populasi,
bahkan melenyapkan penyakit tertentu dari dunia.
Manfaat
Vaksinasi
Mencegah penularan
penyakit menular
Eradikasi penyakit
menular (Variola)
Mengendalikan penularan
penyakit (Polio, Morbili)
Mengapa orang dewasa memerlukan vaksinasi?
Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin belum hilang
Vaksin sama pentingnya untuk kesehatan kita secara keseluruhan seperti
diet dan olahraga
Vaksin aman dan efektif
Karena pemberian imunisasi sewaktu kecil tidak memberikan jaminan
kekebalan yang tetap untuk seumur hidup
Vaksinasi bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati
Pencegahan penyakit akan mencegah keluarga dan lingkungan sekitar
untuk ikut terjangkit penyakit
Mencegah penularan penyakit menular
Eradikasi penyakit menular (Variola)
Mengendalikan penularan penyakit (Polio, Morbili)
Manfaat Vaksinasi
Mekanisme Kerja Vaksin
Cakupan
Imunisasi
Penting
Jika cakupan imunisasi turun,
tidak mencapai target yang
diharapkan dapat terjadi
kejadian luar biasa (outbreak).
Untuk mengatasi outbreak perlu
upaya yang cepat terpadu dan
membutuhkan biaya besar
karena mungkin perlu dilakukan
outbreak response
immunization.
Vaksinasi
Variola oleh
Edward Jenner
1796
• Sebenarnya dokter-dokter Muslim di Turki sudah
terlebih dahulu melakukan imunisasi sebelum
Edward Jenner.
• Imunisasi telah dikembangkan juga di Cina, India,
dan Turki
• Pada awal abad 18 Lady Mary Wortley Montagu
istri duta besar Inggris di Turki menceritakan
praktik imunisasi variola pada dokter-dokter
Inggris.
Imunisasi
pada orang
Dewasa di
Indonesia
1. Imunisasi pada anak secara massal
telah dimulai pada tahun 1970 dan telah
berkembang menjadi Program
Imunisasi Nasional.
2. Imunisasi pada dewasa baru dimulai
tahun 2003.
3. Imunisasi dewasa biaya masih
ditanggung masyarakat kecuali tetanus
dan difteri.
4. Di luar negeri imunisasi dewasa
sebagian besar ditanggung oleh
negara.
Herd Immunity,
sebuah tantangan
Istilah Herd
Immunity
• Herd Immunity = Kekebalan
kelompok
• Herd Immunity adalah
kekebalan kelompok yang
besar (misalnya 70%)
sehingga sebagian kecil (30%)
yang belum punya kekebalan
juga terlindung.
• Herd Immunity dapat dicapai
melalui :
• Herd Immunity alami
• Herd Immunity buatan:
Vaksinasi
Herd Immunity
COVID-19
 Dicapai dengan vaksinasi COVID-
19
 Menurut perhitungan untuk
mencapai Herd Immunity perlu
dilakukan vaksinasi COVID-19 pada
sekitar 70% kelompok sasaran
 Upaya 5M tetap harus dijalankan
Vaksinasi,
mengendalikan penularan
COVID-19
Tujuan
Vaksinasi
CoVid-19
Menurunkn angka kesakitan dan
kematian akibat CoVid-19
Mencapai kekebalan kelompok/Herd
Immunity untuk melindungi
kesehatan masyarakat
Menjaga produksitivitas dan
meminimalkan dampak sosial dan
ekonomi
Melindungi dan memperkuat sistem
kesehatan secara menyeluruh
Pengembangan vaksin,
sebuah tantangan, keniscayaan yang
menjadi keraguan Sebagian orang
Tahapan pengembangan vaksin
baru
Tahapan
pengembangan
vaksin era pandemi
COVID-19
Lurie et al., 2020
Percepatan
pengembangan TIDAK
BERARTI
penurunan kualitas
Fase-fase Uji Klinik pada Pengembangan
Vaksin Fase I Fase II Fase III
Tujuan Primer: mengevaluasi
keamanan dan
reaktogenitas
Sekunder: menilai respon
imun
Mengidentifikasi bentuk
vaksin, dosis optimal, dan
jadwal pemberian
Tambahan data keamanan
dan data awal efikasi
Mengevaluasi efikasi
(vaccine efficacy, VE) dan
keamanan pada populasi
yang lebih luas
Populasi uji
klinik
Ia: Dewasa sehat dan
imunokompeten
Ib: Populasi lain yang
mendekati populasi target
Ratusan hingga ribuan
subyek dari populasi target
dan multisenter Dewasa,
remaja, anak-anak, bayi,
usia lanjut, wanita hamil,
tergantung dari tujuan uji
klinik
Ribuan subyek dari
populasi target
Desain Open-label, non-
randomisasi; namun dapat
pula uji klinis acak tersamar
tunggal atau ganda
Uji klinik acak (randomized
clinical trial, RCT)
Uji klinik acak (superioritas
atau non-inferioritas)
Lokasi
penelitian
Rumah sakit tersier dengan
fasilitas penelitian, untuk
mengawasi ketat efek
samping
Komunitas Komunitas
Sero konversi dan Sero protektif
Sero Konversi adalah
peningkatan antibodi
yang spesifik terhadap
vaksin setelah
imunisasi.
Sero Protektif adalah
level antibodi yang
mencapai tingkat
yang memberikan
perlindungan.
Efikasi dan Efektivitas Vaksin
Efikasi vaksin adalah
penurunan insiden
penyakit pada kelompok
yang divaksinasi
dibanding dengan
kelompok yang tidak
divaksinasi pada kondisi
optimal (uji klinik).
Efektivitas vaksin adalah
kemampuan vaksin
dalam mencegah
penyakit yang sesuai
pada populasi dunia
nyata.
Faktor yang
Mempengaruhi
Seseorang Terjangkit
Covid-19
Setting Inang dan penular,
ketaatan, jarak
Kekebalan tubuh
Lingkungan,
terbuka, suhu
ruangan
Virus
Virulensi,
jumlahnya
Efikasi vaksin
• Efikasi ditentukan sejumlah faktor,
seperti latar belakang kelompok
sukarelawan untuk uji klinis dan
epidemiologi wilayah uji klinik dilakukan.
• Vaksin dengan kemanjuran 65,3 persen
dalam uji klinis, berarti ada penurunan
65,3 persen kasus penyakit pada
kelompok yang divaksinasi
dibandingkan dengan kelompok yang
tidak divaksinasi.
Penyediaan vaksin, penyimpanan dan
distribusi
Penyediaa
n vaksin
COVID-19
tahun 2021
1. Jumlah vaksin lebih kecil dari
kebutuhan : penyediaan vaksin di
Indonesia
2. Kerjasama dengan Sinovac
3. Kerjasama dengan pihak lain
4. Bila telah tersedia produksi dalam
negeri (diharapkan 2022)
No Nama Vaksin/ Developer
NRA/WHO (yg
terbitkanEUA)
Rentang usia Keamanan Vaccine Efficacy
1 CoronaVac (Sinovac)
 Platform: Inactivated/IM
 Suhu penyimpanan: 2-8 C
Badan POM 18-59 tahun
≥ 60 tahun
(sedang ujiklinik)
bersifat ringan hingga sedang, yaitu efek samping lokal
berupa nyeri, indurasi (iritasi), kemerahan dan
pembengkakan. Selain itu terdapat efek samping sistemik
berupa myalgia (nyeri otot), fatigue, dan demam.
Uji Klinik Fase 3 (interim report/3 bulan)
1. Indonesia:65.3%
2. Turki: 91.25%
3. Brazil:
 Hasil VE 8 Jan 20 adalah 78%, sedangkan pada
12 Jan 50,38%.
3 – 17 tahun
(sedang ujiklinik)
2 BioFarma
 Platform: Inactivated/IM
 Suhu penyimpanan: 2-8 C
Sama seperti
Sinovac
Sama seperti
Sinovac
Sama seperti Sinovac Sama seperti Sinovac
3 Pfizer (BioNTech COVID-19
Vaccine)
 Platform: mRNA/IM
 Suhu penyimpanan: -80 -
60oC. Pada suhu 2-8 C dapat
disimpan selama 5 hari
 US FDA
 UK MHRA,
 Health
Canada,
 Saudi FDA
 HSA
Singapura
 Swissmedic
 WHO (EUL)
>16 tahun Nyeri pada lokasi injeksi, Kelelahan, sakit kepala, nyeri
otot, Demam/ meriang, Pebengkakan dan merah pada
lokasi injeksi, Muntah, Reaksi alergi parah
1.5% relawan mengalami efek samping berat
95%
4 Astra Zeneca/ University of Oxford
 Platform: non replicating viral
vector/ IM
 Suhu penyimpanan: 2-8℃
MHRA UK,
Argentina,
India, dan
Meksiko.
5-12 tahun
≥ 18 tahun
nyeri, kemerahan, gatal, pembengkakan pada lokasi
injeksi, kelelahan, demam, sakit kepala, muntah
Kelompok 1 (dosis penuh – dosis penuh): 62.1%
Kelompok 2 (setengah dosis – dosis penuh):
90.0%
Rerata: 70.4%
VAKSIN YANG TERCANTUM DALAM KMK No. 12758 TAHUN 2020 TENTANG
PENETAPAN JENIS VAKSIN UNTUK PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19
Vaksin apa yang akan
dipakai
Ditentukan oleh pemerintah
Sinovac
 Dosis 0,5 ml IM
 Pemberian 2 x dengan jarak
waktu 2 minggu
Indikasi dan kontra indikasi vaksin
Covid-19, ada persoalan?
• 12
Siapa yang akan
memperoleh vaksinasi
COVID-19 di Indonesia,
bermasalahkah?
Pasal 8
(1) Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 dilakukan secara bertahap sesuai
dengan ketersediaan Vaksin COVID-19.
(2) Dalam pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditetapkan kriteria penerima Vaksin COVID-19
berdasarkan kajian Komite PenasihatAhli Imunisasi Nasional
(Indonesian Technical AdvisoryGroup on Immunization) dan/atau
Strategic Advisory Groupof Experts on Immunization of the World
Health Organization (SAGE WHO).
(3) Kriteria penerima Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disesuaikan dengan indikasi Vaksin COVID-19 yang tersedia.
(4) Berdasarkan ketersediaan Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ditetapkan kelompok prioritas penerima Vaksin COVID-
19 sebagai berikut:
a.tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang
yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, aparat hukum,
danpetugas pelayanan publik lainnya;…
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN
2020
TENTANG PELAKSANAAN VAKSINASI DALAM RANGKA PENANGGULANGAN
PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
Vaksinasi Covid-19: Pentahapan sesuai Prioritas
Indikasi
Imunisasi
COVID-19
 Perlu Prioritas
 Indikasi pada umumnya yang disusun oleh
banyak negara:
1. Petugas kesehatan
2. Garda depan pelayanan publik
3. Penyelenggaraan administrasi negara
4. Kelompok produktif
5. Kelompok dengan komorbiditas
6. Kelompok usia lanjut
7. Kelompok anak
Sukamto Koesnoe
Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI
Teknis Pelaksanaan Vaksin Covid
dan Antisipasi KIPI
Prosedur Vaksinasi
Health Age
>18- <60
Lifestyle
Karjadi TH. Tata cara pemberian imunisasi. Pedoman imunisasi pada orang dewasa 2017
Occupation
Tenaga kesehatan
Persiapan bagi orang yang akan
divaksin
• Penapisan orang yang akan divaksin
• Riwayat vaksinasi sebelumnya
• Penapisan kontra indikasi dan perhatiankhusus
• Komunikasi keamanan imunisasi
• Persiapananafilaksis
• Posisi dan kenyamananpasien
• Pengendalian nyeri dan infeksi
• Antisipasi KIPI
Kelompok yang Tidak Layak
Divaksinasi
1. Kelompok penyakit kronis yang belum terkendali
2. Penyakit autoimun
3. Kelompok yang mendapat obat penurun kekebalan tubuh
yang dosisnya besar (misalnya kanker)
4. Penentuan layak atau tidak layak imunisasi COVID-19 oleh
dokter
SIAPA YANG LAYAK, TIDAK LAYAK ATAU TUNDA VAKSINASI
 Reaksi anafilaksis  Bukan akibat
vaksinasi Covid)
 Alergi obat, alergi makanan
 Asma bronkial  Bukan asma akut
 Rhinitis alergi
 Urtikaria
 Dermatitis Atopi
 HIV  Layak dengan catatan
 PPOK
 TB  minimal 2 minggu setelah OAT
 Kanker paru
 Interstitial lung disease
 Penyakit hati
 Diabetes melitus terkontrol  HbA1C
dibawah 58 mmol/ mol atau 7,5%
 Obesitas
 Pendonor darah
 Nodul tiroid
 Pasien dengan infeksi akut 
demam ≥37,5°C
 Setelah Vaksinasi Hep. B atau
vaksinasi lainnya  di tunda 1
bulan kemudian
 Bila baru mendapatkan
vaksinasi Hep. B 0 bulan 
diharuskan mendahului
vaksinasi Hep. B bulan 1
terlebih dahulu
 Jawaban YA pada salah satu
pertanyaan No. 16 (pernah
memiliki penyakit paru: Asma,
PPOK, TBC)
LAYAK
DITUNDA
 Hipertensi tidak terkontrol (TD >140/90 mmHg)
 Penyintas Covid
 Jawaban YA pada pertanyaan 1-13
 HIV  CD4 <200
 Sindrom Hiper IgE
 PGK non dialysis/ PGK dialysis
 Transplantasi ginjal
 SN dengan imunosupresan/ kortikosteroid
 Gagal jantung, PJK
 Reumatik Autoimun (Autoimun sistemik)
 Penyakit gastrointestinal
 Hipertiroid/ hipotiroid karena autoimun
 Kanker, kelainan hematologi (gangguan
koagulasi), imunokompromais, terapi aktif
kanker, pemakai obat imunosupresan, penerima
produk darah
 Pasien hematologi onkologi  terapi aktif
jangka Panjang (leukemia, ITP
, dll)
TIDAK LAYAK
Dokumen ini Berlaku untuk Internal
RSCM
Apa yang berbeda dari prosedur vaksinasi
yang biasanya?
 Jadwal vaksinasi, berjarak 28 hari dari vaksin lainnya
KIPI, Efek simpang vaksin
• Efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin CoronaVac dapat berupa
reaksi lokal dan reaksi sistemik.
• Berdasarkan hasil uji klinik vaksin CoronaVac pada lebih dari 10.000 subjek manusia yang
dilakukan di Indonesia, China, Brazil dan Turki, efek samping vaksin CoronaVac sifatnya
ringan hingga sedang.
• Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan terkait dengan pemberian vaksin
CoronaVac.
Reaksi Lokal yang dilaporkan selama studi
klinik:
 nyeri di tempat injeksi
 Pembengkakan
 Eritema
 Gatal
 Indurasi
 kemerahan
 menurunnya sensasi dan warna kulit yang
lebih
pudar (discolouration).
Reaksi sistemik yang umum dilaporkan
selama studi klinik:
 nyeri otot
 Demam
 rasa lelah (fatigue)
 mual, muntah, dan sakit kepala
INFORMASI PRODUK VAKSIN CORONAVAC
(Sumber: BPOM)
Tantangan lain:
Antisipasi KIPI
 Semakin sukses suatu kampanye vaksinasi, semakin
berkurang penyakit ada dalam masyarakat/ publik
 Karena ancaman penyakit yang asli hilang dalam
persepsi publik, perhatian penduduk dapat fokus pada
efek buruk vaksin.
 Terdistorsinya persepsi tentang risiko vaksin dan
ancaman kesehatan yang jauh lebih besar oleh penyakit
asli dapat menyebabkan penurunan penerimaan vaksin.
Kematangan Program Imunisasi
Untuk memastikan diterimanya penerimaan vaksin secara
terus-menerus, penting untuk:
 Memantau insiden KIPI
 Secara ilmiah mengevaluasi kemungkinan asosiasi antara
vaksin dengan KIPI
 tanggapi risiko yang baru teridentifikasi dari vaksin
 Mengkomunikasikan manfaat dan risiko kepada pasien
sebelum dilakukan vaksinasi.
Mengapa KIPI Harus Dipantau?
 Tidak ada vaksin yang 100% aman dan tanpa risiko
 Penting untuk mengetahui risiko dan bagaimana menangani
peristiwa semacam itu ketika terjadi
 Menginformasikan kepada orang dengan benar tentang KIPI
membantu menjaga kepercayaan publik terhadap program
imunisasi
 Pemantauan KIPI juga membantu meningkatkan kualitas
layanan
Kejadian Ikutan vs Reaksi Simpang
Apakah KIPI sama dengan efek samping?
 Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi atau biasa disebut KIPI merupakan kejadian
medik yang diduga berhubungan dengan vaksinasi.
 Berupa reaksi vaksin, kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan,
atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
 KIPI diklasifikasikan serius apabila kejadian medik akibat setiap dosis
vaksinasi yang diberikan menimbulkan kematian, kebutuhan untuk rawat
inap, dan gejala sisa yang menetap serta mengancam jiwa.
 Klasifikasi serius KIPI tidak berhubungan dengan tingkat keparahan (berat
atau ringan) dari reaksi KIPI yang terjadi.
Vaksin Covid-19: baru
 Vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 ini masih
termasuk vaksin baru sehingga untuk menilai keamanannnya perlu
dilakukan surveilan baik aktif maupun pasif yang dirancang khusus
Kejadian Ikutan dengan Perhatian Khusus (KIPK).
 KIPI yang tidak terkait dengan vaksin atau koinsiden harus diwaspadai.
 Penapisan status kesehatan sasaran yang akan divaksinasi harus dilakukan
seoptimal mungkin
Peran
Tokoh
masyarak
at Bila ada informasi yang diragukan harap
merujuk ke pusat informasi yang
berwenang dan dapat dipercaya.
Memberi informasi yang benar sesuai
dengan petunjuk kementerian
Kesehatan.
Berperan serta dalam melaksanakan
imunisasi.
Menjadi contoh bagi masyarakat untuk
menjalani imunisasi.
Kesimpulan
1. Untuk mempercepat penanggulangan COVID-19 di Indonesia
selain upaya protokol kesehatan juga diperlukan vaksinasi
COVID-19.
2. Agar dapat memutus rantai penularan secara menyeluruh perlu
dilakukan vaksinasi pada sekitar 70% kelompok sasaran.
3. Vaksinasi COVID-19 dilakukan pada orang sehat atau yang
penyakitnya dalam keadaan terkendali.
4. Tenaga kesehatan menjadi panutan masyarakat dan perlu
berpartisipasi dalam menjalankan imunisasi COVID-19.
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Sosialisasi Vaksinasi Covid 19 (1).pptx

Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptx
Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptxPelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptx
Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptxDewiNurKhotimah1
 
Sosialisasi Vaksinasi Covid-19.pptx
Sosialisasi Vaksinasi Covid-19.pptxSosialisasi Vaksinasi Covid-19.pptx
Sosialisasi Vaksinasi Covid-19.pptxPuskesmasSuli
 
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docx
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docxUpdate Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docx
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docxssuserc8776e
 
2_dr Budiman Bela_Vaksinasi dan Varian COVID-19.pdf
2_dr Budiman Bela_Vaksinasi dan Varian COVID-19.pdf2_dr Budiman Bela_Vaksinasi dan Varian COVID-19.pdf
2_dr Budiman Bela_Vaksinasi dan Varian COVID-19.pdfsufyanatstsauri2
 
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptxJuliatulMuslimah
 
SOSIALISASI BIAN FOR LINSEK 16_VI_2022.pptx
SOSIALISASI BIAN FOR LINSEK 16_VI_2022.pptxSOSIALISASI BIAN FOR LINSEK 16_VI_2022.pptx
SOSIALISASI BIAN FOR LINSEK 16_VI_2022.pptxdenikismiati
 
Kontroversi Vaksinasi_ Tinjauan Medis.pdf
Kontroversi Vaksinasi_ Tinjauan Medis.pdfKontroversi Vaksinasi_ Tinjauan Medis.pdf
Kontroversi Vaksinasi_ Tinjauan Medis.pdfRistiyanRagilPutradi
 
Pengantar imunisasi
Pengantar imunisasiPengantar imunisasi
Pengantar imunisasiYusneri Ahs
 
dr.-Ch.-Rini-PratiwiSp.A_IMUNISASI-DI-ERA-PANDEMI.pptx
dr.-Ch.-Rini-PratiwiSp.A_IMUNISASI-DI-ERA-PANDEMI.pptxdr.-Ch.-Rini-PratiwiSp.A_IMUNISASI-DI-ERA-PANDEMI.pptx
dr.-Ch.-Rini-PratiwiSp.A_IMUNISASI-DI-ERA-PANDEMI.pptxnabila ahmad madhy
 
Analisis gejala klinis dan peningkatan kekebalan tubuh untuk mencegah penyaki...
Analisis gejala klinis dan peningkatan kekebalan tubuh untuk mencegah penyaki...Analisis gejala klinis dan peningkatan kekebalan tubuh untuk mencegah penyaki...
Analisis gejala klinis dan peningkatan kekebalan tubuh untuk mencegah penyaki...AhmadRaySuryaSurengg
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Amalia Ifanasari
 
penyuluhan vaksin.pptx
penyuluhan vaksin.pptxpenyuluhan vaksin.pptx
penyuluhan vaksin.pptxArdy64
 
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdfWEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdflidya467874
 
1. Kebijakan Pemberian Imunisasi COVID-19 - rev 3 Nov 2020_reza.ppt
1. Kebijakan Pemberian Imunisasi COVID-19 - rev 3 Nov 2020_reza.ppt1. Kebijakan Pemberian Imunisasi COVID-19 - rev 3 Nov 2020_reza.ppt
1. Kebijakan Pemberian Imunisasi COVID-19 - rev 3 Nov 2020_reza.pptAMELIAPUTRIINDAHSINA
 
INTRODUKSI IMUNISASI HPV.pptx
INTRODUKSI IMUNISASI HPV.pptxINTRODUKSI IMUNISASI HPV.pptx
INTRODUKSI IMUNISASI HPV.pptxVeraKurniawati3
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxBudimanSetiawan5
 
Imunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptxImunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptxrijal58
 

Similar to Sosialisasi Vaksinasi Covid 19 (1).pptx (20)

PPT Minipro Jadi.pptx
PPT Minipro Jadi.pptxPPT Minipro Jadi.pptx
PPT Minipro Jadi.pptx
 
Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptx
Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptxPelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptx
Pelaksanaan-Introduksi-Imunisasi-Pcv.pptx
 
Sosialisasi Vaksinasi Covid-19.pptx
Sosialisasi Vaksinasi Covid-19.pptxSosialisasi Vaksinasi Covid-19.pptx
Sosialisasi Vaksinasi Covid-19.pptx
 
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docx
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docxUpdate Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docx
Update Vaksinasi Covid-19 dr sandra (1) pdf-dikonversi.docx
 
2_dr Budiman Bela_Vaksinasi dan Varian COVID-19.pdf
2_dr Budiman Bela_Vaksinasi dan Varian COVID-19.pdf2_dr Budiman Bela_Vaksinasi dan Varian COVID-19.pdf
2_dr Budiman Bela_Vaksinasi dan Varian COVID-19.pdf
 
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx
20210319-Peran-Vaksin-dalam-penanggulangan-COVID-19-Bony-Lestari.pptx
 
SOSIALISASI BIAN FOR LINSEK 16_VI_2022.pptx
SOSIALISASI BIAN FOR LINSEK 16_VI_2022.pptxSOSIALISASI BIAN FOR LINSEK 16_VI_2022.pptx
SOSIALISASI BIAN FOR LINSEK 16_VI_2022.pptx
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
Kontroversi Vaksinasi_ Tinjauan Medis.pdf
Kontroversi Vaksinasi_ Tinjauan Medis.pdfKontroversi Vaksinasi_ Tinjauan Medis.pdf
Kontroversi Vaksinasi_ Tinjauan Medis.pdf
 
Pengantar imunisasi
Pengantar imunisasiPengantar imunisasi
Pengantar imunisasi
 
dr.-Ch.-Rini-PratiwiSp.A_IMUNISASI-DI-ERA-PANDEMI.pptx
dr.-Ch.-Rini-PratiwiSp.A_IMUNISASI-DI-ERA-PANDEMI.pptxdr.-Ch.-Rini-PratiwiSp.A_IMUNISASI-DI-ERA-PANDEMI.pptx
dr.-Ch.-Rini-PratiwiSp.A_IMUNISASI-DI-ERA-PANDEMI.pptx
 
Analisis gejala klinis dan peningkatan kekebalan tubuh untuk mencegah penyaki...
Analisis gejala klinis dan peningkatan kekebalan tubuh untuk mencegah penyaki...Analisis gejala klinis dan peningkatan kekebalan tubuh untuk mencegah penyaki...
Analisis gejala klinis dan peningkatan kekebalan tubuh untuk mencegah penyaki...
 
Imunisasi PPI
Imunisasi PPIImunisasi PPI
Imunisasi PPI
 
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
 
penyuluhan vaksin.pptx
penyuluhan vaksin.pptxpenyuluhan vaksin.pptx
penyuluhan vaksin.pptx
 
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdfWEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
WEBINAR WIW-IDAI BARU_Prof. Cissy.pdf
 
1. Kebijakan Pemberian Imunisasi COVID-19 - rev 3 Nov 2020_reza.ppt
1. Kebijakan Pemberian Imunisasi COVID-19 - rev 3 Nov 2020_reza.ppt1. Kebijakan Pemberian Imunisasi COVID-19 - rev 3 Nov 2020_reza.ppt
1. Kebijakan Pemberian Imunisasi COVID-19 - rev 3 Nov 2020_reza.ppt
 
INTRODUKSI IMUNISASI HPV.pptx
INTRODUKSI IMUNISASI HPV.pptxINTRODUKSI IMUNISASI HPV.pptx
INTRODUKSI IMUNISASI HPV.pptx
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
 
Imunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptxImunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptx
 

Recently uploaded

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 

Recently uploaded (18)

PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 

Sosialisasi Vaksinasi Covid 19 (1).pptx

  • 1. Sosialisasi Vaksinasi Covid-19 drg. Ori Suhanda Promkes Puskesmas Bungus Kota Padang
  • 2. Lingkup Bahasan Pentingnya vaksinasi untuk mencegah penularan penyakit menular Herd Immunity Vaksinasi COVID-19 untuk mengendalikan penularan COVID-19 Prioritas, Pelaksanaan dan KIPI
  • 5. Vaksin Vaksinasi Imunisasi • Produk biologis yang dapat menghasilkan imunitas spesifik untuk penyakit tertentu • Pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk menghasilkan imunitas spesifik untuk penyakit tertentu • Proses yang menyebabkan seseorang menjadi imun sehingga tercegah dari penyakit melalui vaksinasi Istilah vaksinasi dan imunisasi sering dipakai secara bergantian
  • 6. Pentingnya vaksinasi untuk mencegah penularan penyakit menular
  • 7. Vaksinasi  Meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen (virus, kuman), dengan cara memberikan antigen tsb, sehingga bila terpajan dengan antigen yang sama, sudah mempunyai zat kekebalan spesifik.  Tujuannya untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, masyarakat/populasi, bahkan melenyapkan penyakit tertentu dari dunia.
  • 8. Manfaat Vaksinasi Mencegah penularan penyakit menular Eradikasi penyakit menular (Variola) Mengendalikan penularan penyakit (Polio, Morbili)
  • 9. Mengapa orang dewasa memerlukan vaksinasi? Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin belum hilang Vaksin sama pentingnya untuk kesehatan kita secara keseluruhan seperti diet dan olahraga Vaksin aman dan efektif Karena pemberian imunisasi sewaktu kecil tidak memberikan jaminan kekebalan yang tetap untuk seumur hidup Vaksinasi bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati Pencegahan penyakit akan mencegah keluarga dan lingkungan sekitar untuk ikut terjangkit penyakit
  • 10. Mencegah penularan penyakit menular Eradikasi penyakit menular (Variola) Mengendalikan penularan penyakit (Polio, Morbili) Manfaat Vaksinasi
  • 12. Cakupan Imunisasi Penting Jika cakupan imunisasi turun, tidak mencapai target yang diharapkan dapat terjadi kejadian luar biasa (outbreak). Untuk mengatasi outbreak perlu upaya yang cepat terpadu dan membutuhkan biaya besar karena mungkin perlu dilakukan outbreak response immunization.
  • 13. Vaksinasi Variola oleh Edward Jenner 1796 • Sebenarnya dokter-dokter Muslim di Turki sudah terlebih dahulu melakukan imunisasi sebelum Edward Jenner. • Imunisasi telah dikembangkan juga di Cina, India, dan Turki • Pada awal abad 18 Lady Mary Wortley Montagu istri duta besar Inggris di Turki menceritakan praktik imunisasi variola pada dokter-dokter Inggris.
  • 14. Imunisasi pada orang Dewasa di Indonesia 1. Imunisasi pada anak secara massal telah dimulai pada tahun 1970 dan telah berkembang menjadi Program Imunisasi Nasional. 2. Imunisasi pada dewasa baru dimulai tahun 2003. 3. Imunisasi dewasa biaya masih ditanggung masyarakat kecuali tetanus dan difteri. 4. Di luar negeri imunisasi dewasa sebagian besar ditanggung oleh negara.
  • 16. Istilah Herd Immunity • Herd Immunity = Kekebalan kelompok • Herd Immunity adalah kekebalan kelompok yang besar (misalnya 70%) sehingga sebagian kecil (30%) yang belum punya kekebalan juga terlindung. • Herd Immunity dapat dicapai melalui : • Herd Immunity alami • Herd Immunity buatan: Vaksinasi
  • 17. Herd Immunity COVID-19  Dicapai dengan vaksinasi COVID- 19  Menurut perhitungan untuk mencapai Herd Immunity perlu dilakukan vaksinasi COVID-19 pada sekitar 70% kelompok sasaran  Upaya 5M tetap harus dijalankan
  • 19. Tujuan Vaksinasi CoVid-19 Menurunkn angka kesakitan dan kematian akibat CoVid-19 Mencapai kekebalan kelompok/Herd Immunity untuk melindungi kesehatan masyarakat Menjaga produksitivitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh
  • 20. Pengembangan vaksin, sebuah tantangan, keniscayaan yang menjadi keraguan Sebagian orang
  • 22. Tahapan pengembangan vaksin era pandemi COVID-19 Lurie et al., 2020 Percepatan pengembangan TIDAK BERARTI penurunan kualitas
  • 23. Fase-fase Uji Klinik pada Pengembangan Vaksin Fase I Fase II Fase III Tujuan Primer: mengevaluasi keamanan dan reaktogenitas Sekunder: menilai respon imun Mengidentifikasi bentuk vaksin, dosis optimal, dan jadwal pemberian Tambahan data keamanan dan data awal efikasi Mengevaluasi efikasi (vaccine efficacy, VE) dan keamanan pada populasi yang lebih luas Populasi uji klinik Ia: Dewasa sehat dan imunokompeten Ib: Populasi lain yang mendekati populasi target Ratusan hingga ribuan subyek dari populasi target dan multisenter Dewasa, remaja, anak-anak, bayi, usia lanjut, wanita hamil, tergantung dari tujuan uji klinik Ribuan subyek dari populasi target Desain Open-label, non- randomisasi; namun dapat pula uji klinis acak tersamar tunggal atau ganda Uji klinik acak (randomized clinical trial, RCT) Uji klinik acak (superioritas atau non-inferioritas) Lokasi penelitian Rumah sakit tersier dengan fasilitas penelitian, untuk mengawasi ketat efek samping Komunitas Komunitas
  • 24. Sero konversi dan Sero protektif Sero Konversi adalah peningkatan antibodi yang spesifik terhadap vaksin setelah imunisasi. Sero Protektif adalah level antibodi yang mencapai tingkat yang memberikan perlindungan.
  • 25. Efikasi dan Efektivitas Vaksin Efikasi vaksin adalah penurunan insiden penyakit pada kelompok yang divaksinasi dibanding dengan kelompok yang tidak divaksinasi pada kondisi optimal (uji klinik). Efektivitas vaksin adalah kemampuan vaksin dalam mencegah penyakit yang sesuai pada populasi dunia nyata.
  • 26. Faktor yang Mempengaruhi Seseorang Terjangkit Covid-19 Setting Inang dan penular, ketaatan, jarak Kekebalan tubuh Lingkungan, terbuka, suhu ruangan Virus Virulensi, jumlahnya
  • 27. Efikasi vaksin • Efikasi ditentukan sejumlah faktor, seperti latar belakang kelompok sukarelawan untuk uji klinis dan epidemiologi wilayah uji klinik dilakukan. • Vaksin dengan kemanjuran 65,3 persen dalam uji klinis, berarti ada penurunan 65,3 persen kasus penyakit pada kelompok yang divaksinasi dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi.
  • 29.
  • 30. Penyediaa n vaksin COVID-19 tahun 2021 1. Jumlah vaksin lebih kecil dari kebutuhan : penyediaan vaksin di Indonesia 2. Kerjasama dengan Sinovac 3. Kerjasama dengan pihak lain 4. Bila telah tersedia produksi dalam negeri (diharapkan 2022)
  • 31. No Nama Vaksin/ Developer NRA/WHO (yg terbitkanEUA) Rentang usia Keamanan Vaccine Efficacy 1 CoronaVac (Sinovac)  Platform: Inactivated/IM  Suhu penyimpanan: 2-8 C Badan POM 18-59 tahun ≥ 60 tahun (sedang ujiklinik) bersifat ringan hingga sedang, yaitu efek samping lokal berupa nyeri, indurasi (iritasi), kemerahan dan pembengkakan. Selain itu terdapat efek samping sistemik berupa myalgia (nyeri otot), fatigue, dan demam. Uji Klinik Fase 3 (interim report/3 bulan) 1. Indonesia:65.3% 2. Turki: 91.25% 3. Brazil:  Hasil VE 8 Jan 20 adalah 78%, sedangkan pada 12 Jan 50,38%. 3 – 17 tahun (sedang ujiklinik) 2 BioFarma  Platform: Inactivated/IM  Suhu penyimpanan: 2-8 C Sama seperti Sinovac Sama seperti Sinovac Sama seperti Sinovac Sama seperti Sinovac 3 Pfizer (BioNTech COVID-19 Vaccine)  Platform: mRNA/IM  Suhu penyimpanan: -80 - 60oC. Pada suhu 2-8 C dapat disimpan selama 5 hari  US FDA  UK MHRA,  Health Canada,  Saudi FDA  HSA Singapura  Swissmedic  WHO (EUL) >16 tahun Nyeri pada lokasi injeksi, Kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, Demam/ meriang, Pebengkakan dan merah pada lokasi injeksi, Muntah, Reaksi alergi parah 1.5% relawan mengalami efek samping berat 95% 4 Astra Zeneca/ University of Oxford  Platform: non replicating viral vector/ IM  Suhu penyimpanan: 2-8℃ MHRA UK, Argentina, India, dan Meksiko. 5-12 tahun ≥ 18 tahun nyeri, kemerahan, gatal, pembengkakan pada lokasi injeksi, kelelahan, demam, sakit kepala, muntah Kelompok 1 (dosis penuh – dosis penuh): 62.1% Kelompok 2 (setengah dosis – dosis penuh): 90.0% Rerata: 70.4% VAKSIN YANG TERCANTUM DALAM KMK No. 12758 TAHUN 2020 TENTANG PENETAPAN JENIS VAKSIN UNTUK PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19
  • 32.
  • 33. Vaksin apa yang akan dipakai Ditentukan oleh pemerintah Sinovac  Dosis 0,5 ml IM  Pemberian 2 x dengan jarak waktu 2 minggu
  • 34. Indikasi dan kontra indikasi vaksin Covid-19, ada persoalan?
  • 36. Siapa yang akan memperoleh vaksinasi COVID-19 di Indonesia, bermasalahkah?
  • 37. Pasal 8 (1) Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan Vaksin COVID-19. (2) Dalam pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan kriteria penerima Vaksin COVID-19 berdasarkan kajian Komite PenasihatAhli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical AdvisoryGroup on Immunization) dan/atau Strategic Advisory Groupof Experts on Immunization of the World Health Organization (SAGE WHO). (3) Kriteria penerima Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan dengan indikasi Vaksin COVID-19 yang tersedia. (4) Berdasarkan ketersediaan Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan kelompok prioritas penerima Vaksin COVID- 19 sebagai berikut: a.tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, aparat hukum, danpetugas pelayanan publik lainnya;… PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2020 TENTANG PELAKSANAAN VAKSINASI DALAM RANGKA PENANGGULANGAN PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
  • 38. Vaksinasi Covid-19: Pentahapan sesuai Prioritas
  • 39. Indikasi Imunisasi COVID-19  Perlu Prioritas  Indikasi pada umumnya yang disusun oleh banyak negara: 1. Petugas kesehatan 2. Garda depan pelayanan publik 3. Penyelenggaraan administrasi negara 4. Kelompok produktif 5. Kelompok dengan komorbiditas 6. Kelompok usia lanjut 7. Kelompok anak
  • 40. Sukamto Koesnoe Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI Teknis Pelaksanaan Vaksin Covid dan Antisipasi KIPI
  • 41. Prosedur Vaksinasi Health Age >18- <60 Lifestyle Karjadi TH. Tata cara pemberian imunisasi. Pedoman imunisasi pada orang dewasa 2017 Occupation Tenaga kesehatan
  • 42.
  • 43. Persiapan bagi orang yang akan divaksin • Penapisan orang yang akan divaksin • Riwayat vaksinasi sebelumnya • Penapisan kontra indikasi dan perhatiankhusus • Komunikasi keamanan imunisasi • Persiapananafilaksis • Posisi dan kenyamananpasien • Pengendalian nyeri dan infeksi • Antisipasi KIPI
  • 44. Kelompok yang Tidak Layak Divaksinasi 1. Kelompok penyakit kronis yang belum terkendali 2. Penyakit autoimun 3. Kelompok yang mendapat obat penurun kekebalan tubuh yang dosisnya besar (misalnya kanker) 4. Penentuan layak atau tidak layak imunisasi COVID-19 oleh dokter
  • 45. SIAPA YANG LAYAK, TIDAK LAYAK ATAU TUNDA VAKSINASI  Reaksi anafilaksis  Bukan akibat vaksinasi Covid)  Alergi obat, alergi makanan  Asma bronkial  Bukan asma akut  Rhinitis alergi  Urtikaria  Dermatitis Atopi  HIV  Layak dengan catatan  PPOK  TB  minimal 2 minggu setelah OAT  Kanker paru  Interstitial lung disease  Penyakit hati  Diabetes melitus terkontrol  HbA1C dibawah 58 mmol/ mol atau 7,5%  Obesitas  Pendonor darah  Nodul tiroid  Pasien dengan infeksi akut  demam ≥37,5°C  Setelah Vaksinasi Hep. B atau vaksinasi lainnya  di tunda 1 bulan kemudian  Bila baru mendapatkan vaksinasi Hep. B 0 bulan  diharuskan mendahului vaksinasi Hep. B bulan 1 terlebih dahulu  Jawaban YA pada salah satu pertanyaan No. 16 (pernah memiliki penyakit paru: Asma, PPOK, TBC) LAYAK DITUNDA  Hipertensi tidak terkontrol (TD >140/90 mmHg)  Penyintas Covid  Jawaban YA pada pertanyaan 1-13  HIV  CD4 <200  Sindrom Hiper IgE  PGK non dialysis/ PGK dialysis  Transplantasi ginjal  SN dengan imunosupresan/ kortikosteroid  Gagal jantung, PJK  Reumatik Autoimun (Autoimun sistemik)  Penyakit gastrointestinal  Hipertiroid/ hipotiroid karena autoimun  Kanker, kelainan hematologi (gangguan koagulasi), imunokompromais, terapi aktif kanker, pemakai obat imunosupresan, penerima produk darah  Pasien hematologi onkologi  terapi aktif jangka Panjang (leukemia, ITP , dll) TIDAK LAYAK Dokumen ini Berlaku untuk Internal RSCM
  • 46. Apa yang berbeda dari prosedur vaksinasi yang biasanya?  Jadwal vaksinasi, berjarak 28 hari dari vaksin lainnya
  • 48. • Efek samping yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin CoronaVac dapat berupa reaksi lokal dan reaksi sistemik. • Berdasarkan hasil uji klinik vaksin CoronaVac pada lebih dari 10.000 subjek manusia yang dilakukan di Indonesia, China, Brazil dan Turki, efek samping vaksin CoronaVac sifatnya ringan hingga sedang. • Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan terkait dengan pemberian vaksin CoronaVac. Reaksi Lokal yang dilaporkan selama studi klinik:  nyeri di tempat injeksi  Pembengkakan  Eritema  Gatal  Indurasi  kemerahan  menurunnya sensasi dan warna kulit yang lebih pudar (discolouration). Reaksi sistemik yang umum dilaporkan selama studi klinik:  nyeri otot  Demam  rasa lelah (fatigue)  mual, muntah, dan sakit kepala INFORMASI PRODUK VAKSIN CORONAVAC (Sumber: BPOM)
  • 50.  Semakin sukses suatu kampanye vaksinasi, semakin berkurang penyakit ada dalam masyarakat/ publik  Karena ancaman penyakit yang asli hilang dalam persepsi publik, perhatian penduduk dapat fokus pada efek buruk vaksin.  Terdistorsinya persepsi tentang risiko vaksin dan ancaman kesehatan yang jauh lebih besar oleh penyakit asli dapat menyebabkan penurunan penerimaan vaksin.
  • 52. Untuk memastikan diterimanya penerimaan vaksin secara terus-menerus, penting untuk:  Memantau insiden KIPI  Secara ilmiah mengevaluasi kemungkinan asosiasi antara vaksin dengan KIPI  tanggapi risiko yang baru teridentifikasi dari vaksin  Mengkomunikasikan manfaat dan risiko kepada pasien sebelum dilakukan vaksinasi.
  • 53. Mengapa KIPI Harus Dipantau?  Tidak ada vaksin yang 100% aman dan tanpa risiko  Penting untuk mengetahui risiko dan bagaimana menangani peristiwa semacam itu ketika terjadi  Menginformasikan kepada orang dengan benar tentang KIPI membantu menjaga kepercayaan publik terhadap program imunisasi  Pemantauan KIPI juga membantu meningkatkan kualitas layanan
  • 54. Kejadian Ikutan vs Reaksi Simpang
  • 55. Apakah KIPI sama dengan efek samping?  Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi atau biasa disebut KIPI merupakan kejadian medik yang diduga berhubungan dengan vaksinasi.  Berupa reaksi vaksin, kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.  KIPI diklasifikasikan serius apabila kejadian medik akibat setiap dosis vaksinasi yang diberikan menimbulkan kematian, kebutuhan untuk rawat inap, dan gejala sisa yang menetap serta mengancam jiwa.  Klasifikasi serius KIPI tidak berhubungan dengan tingkat keparahan (berat atau ringan) dari reaksi KIPI yang terjadi.
  • 56. Vaksin Covid-19: baru  Vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 ini masih termasuk vaksin baru sehingga untuk menilai keamanannnya perlu dilakukan surveilan baik aktif maupun pasif yang dirancang khusus Kejadian Ikutan dengan Perhatian Khusus (KIPK).  KIPI yang tidak terkait dengan vaksin atau koinsiden harus diwaspadai.  Penapisan status kesehatan sasaran yang akan divaksinasi harus dilakukan seoptimal mungkin
  • 57. Peran Tokoh masyarak at Bila ada informasi yang diragukan harap merujuk ke pusat informasi yang berwenang dan dapat dipercaya. Memberi informasi yang benar sesuai dengan petunjuk kementerian Kesehatan. Berperan serta dalam melaksanakan imunisasi. Menjadi contoh bagi masyarakat untuk menjalani imunisasi.
  • 58. Kesimpulan 1. Untuk mempercepat penanggulangan COVID-19 di Indonesia selain upaya protokol kesehatan juga diperlukan vaksinasi COVID-19. 2. Agar dapat memutus rantai penularan secara menyeluruh perlu dilakukan vaksinasi pada sekitar 70% kelompok sasaran. 3. Vaksinasi COVID-19 dilakukan pada orang sehat atau yang penyakitnya dalam keadaan terkendali. 4. Tenaga kesehatan menjadi panutan masyarakat dan perlu berpartisipasi dalam menjalankan imunisasi COVID-19.

Editor's Notes

  1. Syarat vaksin harus mencapai
  2. Perbedaan antara pengembangan vaksin tradisional dan paradigma era pandemi. Paradigma di era pandemi membutuhkan berbagai aktivitas yang menimbulkan resiko finansial bagi pembuat vaksin, tanpa mengetahui apakah kandidat vaksin aman dan efektif. Pada kondisi normal, seluruh proses pembuatan vaksin baru dapat memakan waktu 10-15 tahun sampai akhirnya dapat diberikan ke masyarakat luas. Namun, dalam kondisi pandemi, karena urgensinya, dapat dilakukan penggabungan fase uji klinis yang dapat mempersingkat waktu pembuatan hingga 12-18 bulan.