SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
LAPORAN
PRAKTIKUM PERSIAPAN PENYEMPURNAAN
PROSES PEMASAKAN (SCOURING) KAIN KAPAS
MENGGUNAKAN METODA EXHAUST (PERENDAMAN, SUHU
TINGGI), PAD STEAM
KELOMPOK 2
Mia Sari Oktaviani (12020081)
Fitri Holidah (12020082)
Fitrina Sari (12020085)
Yoga Firmansyah (12020098)
Group : K4
Dosen : R.R. Wiwiek E.M. S.S.T.,M.T.
Asisten Dosen : Ikhwanul Muslim S.S.T.
Priatna
TanggalPraktikum : 18 Oktober 2013
Pengumpulan Laporan : 25 Oktober 2013
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2013
Proses Pemasakan (Scouring) Kain Kapas Menggunakan Metoda Exhaust
(Perendaman, Suhu Tinggi), Pad Steam
I. Maksud dan Tujuan Praktikum
 Memahami tujuan dan mekanisme penghilangan kanji pada bahan selulosa.
 Mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses pemasakan.
 Menguasai cara proses pemasakan dengan berbagai metoda.
 Membandingkan mekanisme pemasakan dengan metode Exhaust (Perendaman, suhu
tinggi) dan metode Pad Steam.
II. Teori Dasar
Pemasakan adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan bagian dari
komponen penyusun serat berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-kotoran
yang tidak larut dan kotoran-kotoran kain yang menempel pada permukaan serat dapat
dihilangkan, sehingga proses selanjutnya seperti pengelantangan, pencelupan, pencapan
dan sebagainya dapat berhasil dengan baik.
Pada dasarnya proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan alkali seperti
natrium hidroksida (NaOH), natrium carbonat (Na2CO3) dan air kapur, campuran natrium
carbonat dan sabun, amoniak dan lain-lain. Sedangkan pemasakan serat buatan (sintetik)
dapat dilakukan dengan zat aktif permukaan yang bersifat sebagai pencuci (detergen).
Ditinjau dari sistem yang digunakan, proses pemasakan dapat digolongkan
menjadi 2 macam, yaitu pemasakan sistem tidak kontinyu (discontinue) contohnya
pemasakan dengan bak, mesin jigger, mesin haspel, mesin clapbau, mesin kier ketel dan
pemasakan sistem kontinyu (continue) contohnya pemasakan dengan mesin J-Box, L-
Box.
Sedangkan kalau ditinjau dari tekanan mesin yang digunakan, proses pemasakan
dibagi menjadi 2 macam, yaitu pemasakan tanpa tekanan misalnya menggunakan bak,
mesin jigger, haspel, Clapbau, J-Box dan L-Box dan pemasakan dengan tekanan,
misalnya menggunakan mesin kier ketel, jigger tertutup.
Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai berikut :
 Safonifikasi minyak menjadi garam-garam larut.
 Protein akan pecah menjadi asam amino asam amonia.
 Mineral-mineral dilarutkan
 Kotoran-kotoran lain disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.
 Zat-zat penguat yang terdapat pada serat akan terlepas.
 Kotoran-kotoran yang disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.
Kotoran-kotoran luar, sisa daun, sisa biji dapat dihilangkan secara mekanik pada
meisn-mesin tertentu dengan menggunakan alkali kuat.
Proses pemasakan (scouring) hanya dilakukan untuk serat - serat alam karena
serat sintetik relatif sudah dibuat bersih dan murni. Proses pemasakan pada serat sintetik
hanya untuk menghilangkan emulsi minyak pelumas pada benang. Tujuan pemasakan
adalah untuk menghilangkan zat2 yang berupa kotoran dariserat nerupa minyak, malam,
protein dan debu.
Pada dasarnya proses pemasakan terbagi pada 2 tahap :
1. Tahap Saponifikasi ( Boiling Off )Tahap ini untuk menghilangkan zat zat hidrofobik
yang menghalangi proses selanjutnya seperti pektin, wax, protein, abu dan kotoran
organik lainnya.
2. Tahap Pemasakan ( Scouring )
Tahap ini untuk melepaskan hasil saponifikasi kotoran dari serat berupa
penyabunan.Pembentukan sabun dalam pemasakan sangat dipengaruhioleh kesadahn
air dan kandungan mineral.
Jadi dalam proses pemasakan kita memerlukan soda kostik ( NaOH) ntuk
saponifikasi, scouring agent ( deterjen) sebagai pembasah, pendispersi dan pengemulsi
kotoran hasil reaksi serta squestering agent untuk melunakkan air proses pemasakan.
Logam alkali tanah ( Ca, Mg) dan logam beraty ( Fe, Cu) dalam bahan atau dalam
air akan membenruk ikatan komplek dengan NaOH sehinmgga mengurangi efektifitas
kerja sabun. Juga Hidroksil dan pektin dapat terikat dalam garam2 dalam air membentuk
endapan dan endapan pektin brikatan dengan kapas melalui ikatan hydrogenbertujuan
untuk menghilangkan “kotoran-kotoran” serat kapas yang berupa : minyak, lilin (wax) ,
debu, knitting oil (oli rajut ), dan kotoran lain yang menempel pada kain. Kotoran serat
ini dapat menghalangi penyerapan serat pada proses selanjutnya.
Pada prinsipnya proses pemasakan serat kapas adalah dengan mendidihkan bahan
tekstil dengan larutan natrium hidroksida / soda kostik ( NaOH ) dengan konsentrasi
tertentu selama waktu dan temperatur tertentu.
Ilustrasi yang terjadi pada proses pemasakan (scouring process): Soda kostik
mengekstraksi pektin , wax , protein, abu dan kotoran organik lainnya dengan jalan
saponifikasi dan diemulsikan menjadi bentuk yang larut dalam air dengan bantuan
detergen / sabun yang mempunyai daya pendispersi yang kuat. Proses pemasakan /
scouring ini sangat diperlukan untuk mendapatkan daya serap kain yang baik.
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi
bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zat-zat
yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah untuk memperoleh
bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami baik berupa lemak,
minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran
dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik) sehingga meningkatkan daya
serap pada seluruh permukaan bahan secara merata.
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli,
serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek
detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan.
Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan simultan dengan
proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan dengan kandungan kotoran
yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (serat-serat alam), sedangkan untuk
bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat campuran biasanya dilakukan proses
simultan.
III. Alat dan Bahan
Metoda Exhaust
 Beaker gelas 500 ml 1 buah
 Pengaduk kaca 1 buah
 Kasa + kaki tiga + Bunsen 1 set
 Timbangan digital
 Kain kapas/cotton ukuran 25x25
 Zat sesuai resep
 Mesin padder
 Termometer
 Mesin HTHP
Metoda Pad-Steam
 Beaker gelas 500 ml 1 buah
 Pengaduk kaca 1 buah
 Kasa + kaki tiga + Bunsen 1 set
 Timbangan digital
 Kainkapas/cotton ukuran 25x25
 Zat sesuai resep
 Mesin Padder
 Termometer
 Mesin stenter
 Mesin Steam
IV. Diagram Alir Proses dan Skema Proses
a. Diagram Alir Proses
Timbang Kain
Steaming
Persiapan
Larutan
Timbang Kain
Test Daya Serap Test Daya Serap
Persiapan
Larutan
Buat Larutan
Sesuai Resep
Buat Larutan
Sesuai Resep
2. Cara Suhu
Tinggi
3. Cara Pad
Steam
1. Cara Exhaust
(perendaman)
Timbang Kain
Test Daya Serap
Persiapan
Larutan
Buat Larutan
Sesuai Resep
Proses
Pemasakan
Proses
Pemasakan
Mesin HTHP
Rendam Proses
Kain
Cuci Panas, Cuci
Dingin
Pengeringan
Evaluasi
Test Daya Serap
b. Skema Proses Exhaust
100 °C
30 °C
30 °C
10’ 20’ 50’ 60’
c. Skema Proses Suhu Tinggi
130 °C
30 °C
10’ 20’ 50’ 60’
d. Skema Proses Pad-Steam
V. Resepdan Perhitungan Resep
a. Resep
Exhaust HTHP Pad-Steam
1 2 3 4 5
NaOH flake (g/l) : 5 10 5 5 10
Zat Pembasah (ml/L) : 2 2 2 2 2
Na2CO3 (g/l) : 1 1 1 - -
Zat Anti Sadah (ml/L) : 1 1 1 1 1
Waktu Peram : 8 10
Vlot : 1:20 WPU 80%
Suhu Larutan °C : 100 100 130 105 105
Waktu (menit) : 30 30 30 10 10
b. Perhitungan ResepExhaust
Resep1
NaOH =
5
1000
x 126,4
= 0,632 gram
Zat Pembasah =
2
1000
x 126,4
= 0,2528 ml
Na2CO3 =
1
1000
x 126,4
= 0,1264 ml
Anti Sadah =
1
1000
x 126,4
= 0,1264 ml
Resep2
NaOH =
10
1000
x 123,4
= 1,234 gram
Zat Pembasah =
2
1000
x 123,4
= 0,2468 ml
Na2CO3 =
1
1000
x 123,4
= 0,1234 ml
Anti Sadah =
1
1000
x 123,4
= 0,1234 ml
c. Perhitungan ResepSuhu Tinggi
NaOH =
5
100
x 200
= 10 gram
Zat Pembasah =
2
1000
x 113,2
= 0,2264 ml
Na2CO3 =
1
1000
x 113,2
= 0,1132 ml
Anti Sadah =
1
1000
x 113,2
= 0,1132 ml
d. Perhitungan ResepPad Steam
NaOH =
5
1000
x 100
= 0,5 gram
Zat Pembasah =
2
1000
x 100
= 0,2 ml
Anti Sadah =
1
1000
x 100
= 1 ml
VI. Percobaan
Metoda Exhaust Resep 1 : Mia Sari Oktaviani
Metoda Exhaust Resep 2 : Fitri Holidah
Metoda Exhaust (HTHP) Resep 3 : Yoga Firmansyah
Metoda Pad-Steam : Fitrina Sari
1. Daya serap kain
Blanko : >60 sekon
Metoda Exhaust
Resep 1 : 5sekon
Resep 2 : 5,5 sekon
Resep 3 : 1 sekon
Metoda Pad-Steam
2,58 sekon
2. Berat kain
Metoda Exhaust
Resep 1
% =
Berat awal−Berat akhir
Berat awal
x 100 %
=
6,32−5,59
6,32
x 100 %
= 11,5 %
Resep 2
% =
Berat awal−Berat akhir
Berat awal
x 100 %
=
6,17−5,62
6,17
x 100 %
= 8,91 %
Resep 3
% =
Berat awal−Berat akhir
Berat awal
x 100 %
=
5,66−4,87
5,66
x 100 %
= 13,95 %
Metoda Pad-Steam
% =
Berat awal−Berat akhir
Berat awal
x 100 %
=
8,46−7,86
8,46
x 100 %
= 7,09 %
Kain Berat Awal (gram) Berat Akhir (gram) %
Blanko - - -
Exhaust 1 6,32 5,59 11,5
Exhaust 2 6,17 5,62 8,91
Exhaust 3 5,66 4,87 13,95
Pad-Steam 8,46 7,86 7,09
3. Kain sesudah pemasakan
Kain Contoh Kain
Blanko
Metoda
Exhaust 1
Metoda
Exhaust 2
Metoda
Exhaust
(HTHP) 3
Metoda Pad-
Steam
VII. Diskusi
Setelah melakukan percobaan terdapat beberapa hal yang dapat diteliti dan di
diskusikan, diantaranya :
Proses Pemasakan kapas ditujukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti lemak,
malam, dengan cara penyabunan dengan menggunakan larutan alkali (NaOH) pada suhu
mendidih atau tinggi. Hasil proses pemasakan diharapkan memberikan bahan yang
mempunyai sifat lebih lemas dan mempunyai daya serap yang lebih baik, tapi warna alam
tidak bisa dihilangkan dengan cara pemasakan. Penyabunan tersebut akan menyebabkan
kotoran seperti lemak, minyak, dan sejenisnya yang tidak larut menjadi sabun yang larut
dalam air dan memiliki sifat detergent untuk membantu penghilangan kotoran dan zat
lain yang tidak larut. Alkali akan membuat serat kapas menggembung dan meningkatkan
kerja zat aktif permukaan.
Pada saat dilakukan praktikum ada beberapa permasalahan dan hasil yang dapat
didiskusikan, yaitu :
a. Perbedaan kain sebelum dan sesudah proses pemasakan lebih tidak signifikan pada
proses exhaust perendaman dan pad steam, hanya pada proses exhaust suhu tinggi
saja yang memiliki perbedaan signifikan. Kain yang telah dilakukan pemasakan oleh
proses HTHP memiliki daya serap yang sangat baik dari sebelumnya. Selain itu,
setelah dilakukan tes kanji hasil yang didapat juga berbeda dengan percobaan
sebelumnya. Kain yang ditetesi kanji lama kelamaan hilang dan tidak meninggalkan
bekas.
b. Kain yang dilakukan proses pemasakan metoda exhaust perendaman dan pad steam
juga memiliki daya serap yang lebih baik.
c. Pengaruh mesin steam pada proses pad-steam adalah untuk mengukus kain
sehingga kanji dapat terlepas dari kain karena pada suhu panas, sedangkan
kanji dari serat alam memiliki kekuatan yang tidak begitu kuat sehingga saat
dimasukkan pada mesin steam kanji mudah terlepas dari serat kain.
d. Pengaruh stenter pada metoda pad-steam adalah untuk mengeringkan kain dengan
waktu cepat.
e. Pengaruh mesin drying pada metoda exhaust suhu tinggi adalah untuk memberikan
sifat pada kain supaya kain menyerap larutan dengan baik.
Setelah diamati hasil dari proses exhaust menggunakan NaOH resep ke 1
dan ke 2 daya serap yang dihasilkan lebih cepat menyerap yang ke 2 dikarenakan
NaOH sebagai penambah daya serap. Tetapi, bila NaOH digunakan berlebih akan
mempengaruhi daya serap kain tersebut. Jika dibandingkan dengan menggunakan
H2O2daya serap yang dihasilkan dengan menggunakan NaOH jauh lebih cepat, namun
secara garis besar hasil terbaik didapat pada proses metoda exhaust dengan hasil kain
yang lebih putih.
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah di lakukan maka diperoleh hasil :
Persen pengurangan berat :
PadExhaust :
Resep 1 = 11,5 %
Resep 2 = 8,91 %
Resep 3 = 13,95 %
Pad-Steam = 7,09 %
Berat awal kain :
Pad Exhaust :
Resep 1 = 6,32 gram
Resep 2 = 6,17 gram
Resep 3 = 5,66 gram
Pad-Steam = 8,46 gram
Berat akhir kain :
Pad Exhaust :
Resep 1 = 5,59 gram
Resep 2 = 5,62 gram
Resep 3 = 4,87 gram
Pad-Steam = 7,86 gram
Daya Serap :
Sebelum proses desizing =>60 sekon
Pad Exhaust :
Resep 1 = 5 sekon
Resep 2 = 5,5 sekon
Resep 3 = 1 sekon
Pad-Steam = 2,58 sekon
IX. Daftar Pustaka
_____ . Proses pemasakan ( Scouring Process ). Dikutip 18 oktober 2013. (online) dari
http://tool-free.blogspot.com/2012/11/proses-pemasakan-scouring-process.html Muhammad
salafuddin. Diunggah Sabtu 07.19, 17 November 2012.
Soebardi, Haryanti Rahayu, S.Teks., M.T. . 2003. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

More Related Content

What's hot

PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINaji indras
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
 
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifAnalisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifOperator Warnet Vast Raha
 
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi KainLaporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kainaji indras
 
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAPROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAaji indras
 

What's hot (20)

PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
 
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatif
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatifAnalisa serat scr kualitatif & kuantitatif
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatif
 
Laporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzimLaporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzim
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
 
Deguming sutera zhie
Deguming sutera zhieDeguming sutera zhie
Deguming sutera zhie
 
Tc2
Tc2Tc2
Tc2
 
Weight reduce
Weight reduceWeight reduce
Weight reduce
 
Weighting sutera
Weighting suteraWeighting sutera
Weighting sutera
 
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifAnalisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
 
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkurLaporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
 
Uji zat warna pada selulosa
Uji zat warna pada selulosaUji zat warna pada selulosa
Uji zat warna pada selulosa
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Celup cdp zw kationik
Celup cdp   zw kationikCelup cdp   zw kationik
Celup cdp zw kationik
 
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi KainLaporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
 
Sutera
SuteraSutera
Sutera
 
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAPROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
 
Celup poliester disperse pengaruh p h
Celup poliester   disperse pengaruh p hCelup poliester   disperse pengaruh p h
Celup poliester disperse pengaruh p h
 
Tc 1
Tc 1Tc 1
Tc 1
 
Celup poliester disperse carrier
Celup poliester   disperse carrierCelup poliester   disperse carrier
Celup poliester disperse carrier
 
Anyaman kain tenun
Anyaman kain tenunAnyaman kain tenun
Anyaman kain tenun
 

Similar to Laporan pp 3

Similar to Laporan pp 3 (20)

Masak
MasakMasak
Masak
 
Ratihsutera
RatihsuteraRatihsutera
Ratihsutera
 
Poliester bleaching
Poliester bleachingPoliester bleaching
Poliester bleaching
 
Rayon
RayonRayon
Rayon
 
Tc 3
Tc 3Tc 3
Tc 3
 
Tc 4
Tc 4Tc 4
Tc 4
 
Kanji
KanjiKanji
Kanji
 
9. bleaching sutera
9. bleaching sutera9. bleaching sutera
9. bleaching sutera
 
Lap ujian
Lap ujianLap ujian
Lap ujian
 
Spray drayer 5
Spray drayer 5Spray drayer 5
Spray drayer 5
 
Proses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultanProses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultan
 
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 1 Penepungan - UNPAS
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
 
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptx
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptxExtraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptx
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptx
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Paper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabunPaper industri pabrik sabun
Paper industri pabrik sabun
 
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
Laporan resmi tablet pct   granulasi basahLaporan resmi tablet pct   granulasi basah
Laporan resmi tablet pct granulasi basah
 
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...
 

Recently uploaded

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

Laporan pp 3

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PROSES PEMASAKAN (SCOURING) KAIN KAPAS MENGGUNAKAN METODA EXHAUST (PERENDAMAN, SUHU TINGGI), PAD STEAM KELOMPOK 2 Mia Sari Oktaviani (12020081) Fitri Holidah (12020082) Fitrina Sari (12020085) Yoga Firmansyah (12020098) Group : K4 Dosen : R.R. Wiwiek E.M. S.S.T.,M.T. Asisten Dosen : Ikhwanul Muslim S.S.T. Priatna TanggalPraktikum : 18 Oktober 2013 Pengumpulan Laporan : 25 Oktober 2013 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG 2013
  • 2. Proses Pemasakan (Scouring) Kain Kapas Menggunakan Metoda Exhaust (Perendaman, Suhu Tinggi), Pad Steam I. Maksud dan Tujuan Praktikum  Memahami tujuan dan mekanisme penghilangan kanji pada bahan selulosa.  Mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses pemasakan.  Menguasai cara proses pemasakan dengan berbagai metoda.  Membandingkan mekanisme pemasakan dengan metode Exhaust (Perendaman, suhu tinggi) dan metode Pad Steam. II. Teori Dasar Pemasakan adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan bagian dari komponen penyusun serat berupa minyak-minyak, lemak, lilin, kotoran-kotoran yang tidak larut dan kotoran-kotoran kain yang menempel pada permukaan serat dapat dihilangkan, sehingga proses selanjutnya seperti pengelantangan, pencelupan, pencapan dan sebagainya dapat berhasil dengan baik. Pada dasarnya proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan alkali seperti natrium hidroksida (NaOH), natrium carbonat (Na2CO3) dan air kapur, campuran natrium carbonat dan sabun, amoniak dan lain-lain. Sedangkan pemasakan serat buatan (sintetik) dapat dilakukan dengan zat aktif permukaan yang bersifat sebagai pencuci (detergen). Ditinjau dari sistem yang digunakan, proses pemasakan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu pemasakan sistem tidak kontinyu (discontinue) contohnya pemasakan dengan bak, mesin jigger, mesin haspel, mesin clapbau, mesin kier ketel dan pemasakan sistem kontinyu (continue) contohnya pemasakan dengan mesin J-Box, L- Box. Sedangkan kalau ditinjau dari tekanan mesin yang digunakan, proses pemasakan dibagi menjadi 2 macam, yaitu pemasakan tanpa tekanan misalnya menggunakan bak, mesin jigger, haspel, Clapbau, J-Box dan L-Box dan pemasakan dengan tekanan, misalnya menggunakan mesin kier ketel, jigger tertutup. Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai berikut :  Safonifikasi minyak menjadi garam-garam larut.  Protein akan pecah menjadi asam amino asam amonia.
  • 3.  Mineral-mineral dilarutkan  Kotoran-kotoran lain disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.  Zat-zat penguat yang terdapat pada serat akan terlepas.  Kotoran-kotoran yang disuspensikan oleh sabun yang terbentuk. Kotoran-kotoran luar, sisa daun, sisa biji dapat dihilangkan secara mekanik pada meisn-mesin tertentu dengan menggunakan alkali kuat. Proses pemasakan (scouring) hanya dilakukan untuk serat - serat alam karena serat sintetik relatif sudah dibuat bersih dan murni. Proses pemasakan pada serat sintetik hanya untuk menghilangkan emulsi minyak pelumas pada benang. Tujuan pemasakan adalah untuk menghilangkan zat2 yang berupa kotoran dariserat nerupa minyak, malam, protein dan debu. Pada dasarnya proses pemasakan terbagi pada 2 tahap : 1. Tahap Saponifikasi ( Boiling Off )Tahap ini untuk menghilangkan zat zat hidrofobik yang menghalangi proses selanjutnya seperti pektin, wax, protein, abu dan kotoran organik lainnya. 2. Tahap Pemasakan ( Scouring ) Tahap ini untuk melepaskan hasil saponifikasi kotoran dari serat berupa penyabunan.Pembentukan sabun dalam pemasakan sangat dipengaruhioleh kesadahn air dan kandungan mineral.
  • 4. Jadi dalam proses pemasakan kita memerlukan soda kostik ( NaOH) ntuk saponifikasi, scouring agent ( deterjen) sebagai pembasah, pendispersi dan pengemulsi kotoran hasil reaksi serta squestering agent untuk melunakkan air proses pemasakan. Logam alkali tanah ( Ca, Mg) dan logam beraty ( Fe, Cu) dalam bahan atau dalam air akan membenruk ikatan komplek dengan NaOH sehinmgga mengurangi efektifitas kerja sabun. Juga Hidroksil dan pektin dapat terikat dalam garam2 dalam air membentuk endapan dan endapan pektin brikatan dengan kapas melalui ikatan hydrogenbertujuan untuk menghilangkan “kotoran-kotoran” serat kapas yang berupa : minyak, lilin (wax) , debu, knitting oil (oli rajut ), dan kotoran lain yang menempel pada kain. Kotoran serat ini dapat menghalangi penyerapan serat pada proses selanjutnya. Pada prinsipnya proses pemasakan serat kapas adalah dengan mendidihkan bahan tekstil dengan larutan natrium hidroksida / soda kostik ( NaOH ) dengan konsentrasi tertentu selama waktu dan temperatur tertentu. Ilustrasi yang terjadi pada proses pemasakan (scouring process): Soda kostik mengekstraksi pektin , wax , protein, abu dan kotoran organik lainnya dengan jalan saponifikasi dan diemulsikan menjadi bentuk yang larut dalam air dengan bantuan detergen / sabun yang mempunyai daya pendispersi yang kuat. Proses pemasakan / scouring ini sangat diperlukan untuk mendapatkan daya serap kain yang baik. Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami baik berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata. Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli, serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan simultan dengan proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (serat-serat alam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat campuran biasanya dilakukan proses simultan.
  • 5. III. Alat dan Bahan Metoda Exhaust  Beaker gelas 500 ml 1 buah  Pengaduk kaca 1 buah  Kasa + kaki tiga + Bunsen 1 set  Timbangan digital  Kain kapas/cotton ukuran 25x25  Zat sesuai resep  Mesin padder  Termometer  Mesin HTHP Metoda Pad-Steam  Beaker gelas 500 ml 1 buah  Pengaduk kaca 1 buah  Kasa + kaki tiga + Bunsen 1 set  Timbangan digital  Kainkapas/cotton ukuran 25x25  Zat sesuai resep  Mesin Padder  Termometer  Mesin stenter  Mesin Steam
  • 6. IV. Diagram Alir Proses dan Skema Proses a. Diagram Alir Proses Timbang Kain Steaming Persiapan Larutan Timbang Kain Test Daya Serap Test Daya Serap Persiapan Larutan Buat Larutan Sesuai Resep Buat Larutan Sesuai Resep 2. Cara Suhu Tinggi 3. Cara Pad Steam 1. Cara Exhaust (perendaman) Timbang Kain Test Daya Serap Persiapan Larutan Buat Larutan Sesuai Resep Proses Pemasakan Proses Pemasakan Mesin HTHP Rendam Proses Kain Cuci Panas, Cuci Dingin Pengeringan Evaluasi Test Daya Serap
  • 7. b. Skema Proses Exhaust 100 °C 30 °C 30 °C 10’ 20’ 50’ 60’ c. Skema Proses Suhu Tinggi 130 °C 30 °C 10’ 20’ 50’ 60’ d. Skema Proses Pad-Steam V. Resepdan Perhitungan Resep a. Resep Exhaust HTHP Pad-Steam 1 2 3 4 5 NaOH flake (g/l) : 5 10 5 5 10 Zat Pembasah (ml/L) : 2 2 2 2 2 Na2CO3 (g/l) : 1 1 1 - -
  • 8. Zat Anti Sadah (ml/L) : 1 1 1 1 1 Waktu Peram : 8 10 Vlot : 1:20 WPU 80% Suhu Larutan °C : 100 100 130 105 105 Waktu (menit) : 30 30 30 10 10 b. Perhitungan ResepExhaust Resep1 NaOH = 5 1000 x 126,4 = 0,632 gram Zat Pembasah = 2 1000 x 126,4 = 0,2528 ml Na2CO3 = 1 1000 x 126,4 = 0,1264 ml Anti Sadah = 1 1000 x 126,4 = 0,1264 ml Resep2 NaOH = 10 1000 x 123,4 = 1,234 gram Zat Pembasah = 2 1000 x 123,4 = 0,2468 ml Na2CO3 = 1 1000 x 123,4 = 0,1234 ml Anti Sadah = 1 1000 x 123,4 = 0,1234 ml
  • 9. c. Perhitungan ResepSuhu Tinggi NaOH = 5 100 x 200 = 10 gram Zat Pembasah = 2 1000 x 113,2 = 0,2264 ml Na2CO3 = 1 1000 x 113,2 = 0,1132 ml Anti Sadah = 1 1000 x 113,2 = 0,1132 ml d. Perhitungan ResepPad Steam NaOH = 5 1000 x 100 = 0,5 gram Zat Pembasah = 2 1000 x 100 = 0,2 ml Anti Sadah = 1 1000 x 100 = 1 ml VI. Percobaan Metoda Exhaust Resep 1 : Mia Sari Oktaviani Metoda Exhaust Resep 2 : Fitri Holidah Metoda Exhaust (HTHP) Resep 3 : Yoga Firmansyah Metoda Pad-Steam : Fitrina Sari 1. Daya serap kain Blanko : >60 sekon Metoda Exhaust Resep 1 : 5sekon
  • 10. Resep 2 : 5,5 sekon Resep 3 : 1 sekon Metoda Pad-Steam 2,58 sekon 2. Berat kain Metoda Exhaust Resep 1 % = Berat awal−Berat akhir Berat awal x 100 % = 6,32−5,59 6,32 x 100 % = 11,5 % Resep 2 % = Berat awal−Berat akhir Berat awal x 100 % = 6,17−5,62 6,17 x 100 % = 8,91 % Resep 3 % = Berat awal−Berat akhir Berat awal x 100 % = 5,66−4,87 5,66 x 100 % = 13,95 % Metoda Pad-Steam % = Berat awal−Berat akhir Berat awal x 100 % = 8,46−7,86 8,46 x 100 % = 7,09 %
  • 11. Kain Berat Awal (gram) Berat Akhir (gram) % Blanko - - - Exhaust 1 6,32 5,59 11,5 Exhaust 2 6,17 5,62 8,91 Exhaust 3 5,66 4,87 13,95 Pad-Steam 8,46 7,86 7,09
  • 12. 3. Kain sesudah pemasakan Kain Contoh Kain Blanko Metoda Exhaust 1 Metoda Exhaust 2 Metoda Exhaust (HTHP) 3 Metoda Pad- Steam
  • 13. VII. Diskusi Setelah melakukan percobaan terdapat beberapa hal yang dapat diteliti dan di diskusikan, diantaranya : Proses Pemasakan kapas ditujukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti lemak, malam, dengan cara penyabunan dengan menggunakan larutan alkali (NaOH) pada suhu mendidih atau tinggi. Hasil proses pemasakan diharapkan memberikan bahan yang mempunyai sifat lebih lemas dan mempunyai daya serap yang lebih baik, tapi warna alam tidak bisa dihilangkan dengan cara pemasakan. Penyabunan tersebut akan menyebabkan kotoran seperti lemak, minyak, dan sejenisnya yang tidak larut menjadi sabun yang larut dalam air dan memiliki sifat detergent untuk membantu penghilangan kotoran dan zat lain yang tidak larut. Alkali akan membuat serat kapas menggembung dan meningkatkan kerja zat aktif permukaan. Pada saat dilakukan praktikum ada beberapa permasalahan dan hasil yang dapat didiskusikan, yaitu : a. Perbedaan kain sebelum dan sesudah proses pemasakan lebih tidak signifikan pada proses exhaust perendaman dan pad steam, hanya pada proses exhaust suhu tinggi saja yang memiliki perbedaan signifikan. Kain yang telah dilakukan pemasakan oleh proses HTHP memiliki daya serap yang sangat baik dari sebelumnya. Selain itu, setelah dilakukan tes kanji hasil yang didapat juga berbeda dengan percobaan sebelumnya. Kain yang ditetesi kanji lama kelamaan hilang dan tidak meninggalkan bekas. b. Kain yang dilakukan proses pemasakan metoda exhaust perendaman dan pad steam juga memiliki daya serap yang lebih baik. c. Pengaruh mesin steam pada proses pad-steam adalah untuk mengukus kain sehingga kanji dapat terlepas dari kain karena pada suhu panas, sedangkan kanji dari serat alam memiliki kekuatan yang tidak begitu kuat sehingga saat dimasukkan pada mesin steam kanji mudah terlepas dari serat kain. d. Pengaruh stenter pada metoda pad-steam adalah untuk mengeringkan kain dengan waktu cepat. e. Pengaruh mesin drying pada metoda exhaust suhu tinggi adalah untuk memberikan sifat pada kain supaya kain menyerap larutan dengan baik. Setelah diamati hasil dari proses exhaust menggunakan NaOH resep ke 1 dan ke 2 daya serap yang dihasilkan lebih cepat menyerap yang ke 2 dikarenakan
  • 14. NaOH sebagai penambah daya serap. Tetapi, bila NaOH digunakan berlebih akan mempengaruhi daya serap kain tersebut. Jika dibandingkan dengan menggunakan H2O2daya serap yang dihasilkan dengan menggunakan NaOH jauh lebih cepat, namun secara garis besar hasil terbaik didapat pada proses metoda exhaust dengan hasil kain yang lebih putih. VIII. Kesimpulan Dari praktikum yang telah di lakukan maka diperoleh hasil : Persen pengurangan berat : PadExhaust : Resep 1 = 11,5 % Resep 2 = 8,91 % Resep 3 = 13,95 % Pad-Steam = 7,09 % Berat awal kain : Pad Exhaust : Resep 1 = 6,32 gram Resep 2 = 6,17 gram Resep 3 = 5,66 gram Pad-Steam = 8,46 gram Berat akhir kain : Pad Exhaust : Resep 1 = 5,59 gram Resep 2 = 5,62 gram Resep 3 = 4,87 gram Pad-Steam = 7,86 gram Daya Serap : Sebelum proses desizing =>60 sekon Pad Exhaust : Resep 1 = 5 sekon
  • 15. Resep 2 = 5,5 sekon Resep 3 = 1 sekon Pad-Steam = 2,58 sekon IX. Daftar Pustaka _____ . Proses pemasakan ( Scouring Process ). Dikutip 18 oktober 2013. (online) dari http://tool-free.blogspot.com/2012/11/proses-pemasakan-scouring-process.html Muhammad salafuddin. Diunggah Sabtu 07.19, 17 November 2012. Soebardi, Haryanti Rahayu, S.Teks., M.T. . 2003. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.