SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Proses Persiapan Penyempurnaan Deguming Pada Kain Sutera

I. MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme proses pre treatment pada kain yang terbuat dari
serat protein yaitu kain sutera yang meliputi proses pemasakan, pengelantangan, dan
penambahan berat.
TUJUAN
1. Menghilangkan kotoran-kotoran alam maupun kotoran-kotoran luar pada kain
sehingga dapat meningkatkan daya serap kain.
2. Menghilangkan kotoran organik dan pigmen-pigmen alam yang tidak hilang hanya
dengan proses pemasakan saja serta untuk memutihkan serat.
3. Mengembalikan berat sutera yang hilang akibat proses pemasakan sehingga
dihasilkan bahan sutera yang lembut, langsai baik dan pegangan yang penuh.
4. mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pre treatment sutera.
5. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pre treatmen kain sutera yang meliputi persen
pengurangan berat, daya serap, derajat putih, persen penambahan berat dan uji
langsai.
II. TEORI DASAR
Proses pemasakan sutera atau degumming sutera bertujuan untuk menghilangkan
kandungan serisin dan sedikit lemakpada serat, dimana kandungan serisin dapat
mencapai 25% dari berat bahan. Proses degumming biasanya dilakukan pada serat
filament atau kain sutera. Pada kain, serisin yang adapada benang lusi dapat melindungi
filament sutera dari gesekan saat ditenun. Berdasarkan hasil penghilangan serisin, maka
filament sutera dibagi atas tiga yaitu :
1. Ecru Silk, mengalami penghilangan serisin 2-5% karena akan dipakai sebagai
benang lusi.
2. Souple Silk, mengalami penghilangan serisin sebagian, kira-kira 8-15%
digunakan untuk benang pakan.
3. Boil Off Silk, mengalami penghilangan serisin sempurna beratnya berkurang
20-30%.
Pada proses degumming ini pH larutan merupakan factor yang paling penting,
karena sutera akan rusak pada pH tinggi maka proses degumming berlangsung pada pH
9-10. Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi
bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zatzat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah untuk
memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami baik
berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan
protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik) sehingga
meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata.
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli,
serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek
detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan.
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
1 buah beacker gelas 500 ml
2 buah pengaduk kaca
1 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen
1 buah timbangan digital
1 lembar kain sutera
Zat sesuai resep
B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK
Proses Pemasakan (Degumming) Sutera
Timbang kain

Proses pemasakan

Pencucian

Pengeringan

Evaluasi
C. RESEP
Degumming dengan sabun netral dan Na2CO3
Sabun netral

= 10 g/L

Suhu

= 40 0C, 70 0C dan 100 oC

Waktu

= 40 menit

Vlot

= 1 : 50

D. FUNGSI ZAT
Sabun netral

= menghilangkan kotoran baik kotoran alam maupun kotoran
luar sehingga dapat meningkatkan daya serap bahan.

Na2CO3

= memberikan suasana alkali pada bahan (alkali lemah)
karena sutera tidak tahan terhadap alkali kuat sekaligus
menghilangkan serisin pada serat sutera.

E. SKEMA PROSES
Proses Pemasakan (Degumming) Sutera
Zat sesuai resep

100°C

30°C

30°C

10

20

60

90 menit

F. LANGKAH KERJA
1. Proses Pemasakan (Degumming) Sutera
Menyiapkan kain dan alat praktikum.
Memotong kain sutera kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan
pemasakan dalam beaker gelas.
Merendam kain dalam larutan pemasakan dalam beaker gelas pada suhu 100
C selama 40 menit.

o
Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian dikeringkan.
Mengevaluasi kain dengan persen pengurangan berat dan uji daya serap.

IV. HASIL PRAKTIKUM

Sampel dan Hasil Pengujian
a) Sampel pada kain sebelum percobaan

b) Sampel pada kain setelah percobaan

Sutera Ilham

Sutera Tendi

Sutera Resti

b) Hasil pengujiannya

Evaluaisi Kain
No

1
2
3

Jenis Kain
sutera
Ilham
Tendi
Resti

Pengurangan Berat
Berat
Awal
2,43
2,44
2,66

Berat
Akhir
2,33
2,31
2,55

Pengurangan
4,1 %
5,33%
4,13 %
V. DISKUSI
Serat sutera diambil dari larva ulat sutera Bombyx Mori atau Tusah. Bentuk serat
sutera adalah filamen protein dengan komposisi penting adalah 76% fibroin sebagai serat dan
22% serisin. Sutera merupakan serat filamen yang halus, berkilau dan bening. Secara umum
mutu sutera ditentukan oleh kahalusan, kerataan, kebersihan dan kekuatan. Pemanasan
serat sutera diatas suhu 140 oC dalam waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan serat
dan kekuatannya turun. Sedangkan pendidihan dalam air akan menurunkan kilau dan
kekuatannya. Serat sutera tidak tahan terhadap alkali seperti pencucian dengan alkali makan
akan menyebabkan kekuatan seratnya turun.
Terdapat tiga variasi resep untuk degumming sutera, yaitu :
1. Degumming dengan sabun netral
2. Degumming dengan sabun netral dan Na2CO3
3. Degumming dengan detergen

Dari ketiga variasi resep ini masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Resep yang paling aman digunakan adalah dengan sabun netral, meskipun hasilnya tidak
paling baik diantara dua resep lainnya tetapi resep dengan sabun netral ini tidak akan
menyebabkan kerusakan serat. Lain halnya dengan resep menggunakan detergen, meskipun
hasilnya akan paling baik tetapi kerusakan serat yang ditimbulkan oleh detergen adalah yang
paling besar sehingga kekuatan seratnya akan menurun. Pada proses degumming dengan
menggunakan sabun netral saja hasil degumming yang akan diperoleh tidak akan bagus atau
maksimal walaupun penggunaan sabun netral saja ini aman untuk serat sutera, artinya efek
kerusakan seratnya sangat kecil.
Sedangkan degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 atau alkali lemah akan
memberikan hasil degumming yang lebih baik daripada degumming dengan sabun netral
saja. Hal ini karena fungsi Na2CO3 sendiri selain memberikan suasana alkali pada proses
degumming, Na2CO3 juga berfungsi untuk mengaktifkan kerja sabun. Karena serat sutera
tidak tahan alkali maka pada proses ini digunakan alkali lemah agar tidak terjadi kerusakan
serat (kerusakan serat kecil). Degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 akan
memberikan hasil yang lebih baik dan lebih optimal daripada degumming dengan sabun netral
saja karena selain biaya yang juga murah, Na2CO3 juga akan membantu sabun untuk
menghilangkan serisin pada serat sutera sehingga hasil degummingnya lebih bersih.
Variasi resep yang terakhir adalah degumming dengan detergen netral. Kelebihan
detergen netral ini adalah akan menghasilkan degumming yang paling baik diantara kedua
resep sebelumnya. Namun penggunaan detergen netral ini mempunyai kekurangan yaitu
akan merusak serat / kerusakan serat besar. Sehingga walaupun hasilnya akan paling baik
diantara resep lainnya tetapi penggunaan detergen netral ini akan menyebabkan kerusakan
serat yang paling besar diantara resep lainnya sehinnga kekuatan kainnya akan turun. Karena
alasan-alasan itulah, dalam ujian praktikum penyempurnaan kain sutera ini praktikan memilih
resep degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 karena akan memberikan hasil yang
lebih baik daripada penggunaan dengan sabun netral saja dan kerusakan seratnya tidak
sebesar seperti yang ditimbulkan oleh detergen netral.

VI. KESIMPULAN
1. Degumming pada kain sutera bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran sehingga
pada saat dicelup akan memberikan hasil celupan yang rata dan baik.
2. Degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 memberikan hasil yang lebih baik daripada
degumming dengan sabun netral saja.
3. Degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 tidak akan merusak serat seperti halnya
degumming

dengan

detergen

netral

walaupun

hasilnya

tidak

sebaik

dengan

menggunakan detergen netral. Kekuatan seratnya tetap masih baik tidak seperti saat
menggunakan detergen netral.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan
Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan
Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

Muhammad Ichwan,

dkk.

2004.

Pedoman Praktikum

Teknologi Persiapan

Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut Teknologi
Tekstil.
LAMPIRAN
Perhitungan resep
1. Resep Ilham suhu 40 0C
Berat awal

: 2,43 gr

Larutan

: 2,43 x 50 = 121,5 ml

Sabun

:

Air

vlot

= 1 : 50

: 121,5 ml

vlot

= 1 : 50

vlot

= 1 : 50

x 121,5 = 1,215 gr

2. Resep Tendi suhu 900C
Berat awal

: 2,44 gr

Larutan

: 2,44 x 50 = 122 ml

Sabun

:

Air

: 122 ml

x 122 = 1,22 gr

3. Resep Resti suhu 700C
Berat awal

: 2,66 gr

Larutan

: 2,66 x 50 = 133 ml

Sabun

:

Air

: 133 ml

x 133 = 1,33 gr
OPTIMASI DEGUMING

More Related Content

What's hot

PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINaji indras
 
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifAnalisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifOperator Warnet Vast Raha
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
 
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi KainLaporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kainaji indras
 
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanjiaji indras
 
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAPROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAaji indras
 
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANPRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANaji indras
 

What's hot (20)

PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
 
Tc2
Tc2Tc2
Tc2
 
Proses pengelantangan
Proses pengelantanganProses pengelantangan
Proses pengelantangan
 
Bleaching
BleachingBleaching
Bleaching
 
Laporan pp 3
Laporan pp 3Laporan pp 3
Laporan pp 3
 
Sutera
SuteraSutera
Sutera
 
Proses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultanProses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultan
 
Weighting sutera
Weighting suteraWeighting sutera
Weighting sutera
 
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifAnalisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
 
Tc 1
Tc 1Tc 1
Tc 1
 
Laporan pemutih optikan
Laporan pemutih optikanLaporan pemutih optikan
Laporan pemutih optikan
 
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi KainLaporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
 
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
 
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAPROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
 
Pertenunan
PertenunanPertenunan
Pertenunan
 
Uji pembakaran tekstil
Uji pembakaran tekstilUji pembakaran tekstil
Uji pembakaran tekstil
 
Laporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzimLaporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzim
 
Lap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siramLap 1.uji dimensi & uji siram
Lap 1.uji dimensi & uji siram
 
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANPRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
 

Similar to OPTIMASI DEGUMING (20)

Ratihsutera
RatihsuteraRatihsutera
Ratihsutera
 
Masak
MasakMasak
Masak
 
Rayon
RayonRayon
Rayon
 
Poliester bleaching
Poliester bleachingPoliester bleaching
Poliester bleaching
 
Tc 3
Tc 3Tc 3
Tc 3
 
Lap ujian
Lap ujianLap ujian
Lap ujian
 
Kanji
KanjiKanji
Kanji
 
Tc 4
Tc 4Tc 4
Tc 4
 
Teknologi pengolahan serat
Teknologi pengolahan seratTeknologi pengolahan serat
Teknologi pengolahan serat
 
Lap 10. cap busa
Lap 10. cap busaLap 10. cap busa
Lap 10. cap busa
 
9. bleaching sutera
9. bleaching sutera9. bleaching sutera
9. bleaching sutera
 
Lap 8. cap bo
Lap 8. cap boLap 8. cap bo
Lap 8. cap bo
 
Lap 8. cap bo
Lap 8. cap boLap 8. cap bo
Lap 8. cap bo
 
Lap 10. cap busa
Lap 10. cap busaLap 10. cap busa
Lap 10. cap busa
 
Merser
MerserMerser
Merser
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
CELANA PEREMPUAN MENSTRUASI (CELPEN) KEL.3.pptx
CELANA PEREMPUAN MENSTRUASI (CELPEN) KEL.3.pptxCELANA PEREMPUAN MENSTRUASI (CELPEN) KEL.3.pptx
CELANA PEREMPUAN MENSTRUASI (CELPEN) KEL.3.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

OPTIMASI DEGUMING

  • 1. Proses Persiapan Penyempurnaan Deguming Pada Kain Sutera I. MAKSUD DAN TUJUAN A. MAKSUD Mempelajari bagaimana mekanisme proses pre treatment pada kain yang terbuat dari serat protein yaitu kain sutera yang meliputi proses pemasakan, pengelantangan, dan penambahan berat. TUJUAN 1. Menghilangkan kotoran-kotoran alam maupun kotoran-kotoran luar pada kain sehingga dapat meningkatkan daya serap kain. 2. Menghilangkan kotoran organik dan pigmen-pigmen alam yang tidak hilang hanya dengan proses pemasakan saja serta untuk memutihkan serat. 3. Mengembalikan berat sutera yang hilang akibat proses pemasakan sehingga dihasilkan bahan sutera yang lembut, langsai baik dan pegangan yang penuh. 4. mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pre treatment sutera. 5. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pre treatmen kain sutera yang meliputi persen pengurangan berat, daya serap, derajat putih, persen penambahan berat dan uji langsai. II. TEORI DASAR Proses pemasakan sutera atau degumming sutera bertujuan untuk menghilangkan kandungan serisin dan sedikit lemakpada serat, dimana kandungan serisin dapat mencapai 25% dari berat bahan. Proses degumming biasanya dilakukan pada serat filament atau kain sutera. Pada kain, serisin yang adapada benang lusi dapat melindungi filament sutera dari gesekan saat ditenun. Berdasarkan hasil penghilangan serisin, maka filament sutera dibagi atas tiga yaitu : 1. Ecru Silk, mengalami penghilangan serisin 2-5% karena akan dipakai sebagai benang lusi. 2. Souple Silk, mengalami penghilangan serisin sebagian, kira-kira 8-15% digunakan untuk benang pakan. 3. Boil Off Silk, mengalami penghilangan serisin sempurna beratnya berkurang 20-30%.
  • 2. Pada proses degumming ini pH larutan merupakan factor yang paling penting, karena sutera akan rusak pada pH tinggi maka proses degumming berlangsung pada pH 9-10. Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zatzat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami baik berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata. Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli, serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan. III. PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN 1 buah beacker gelas 500 ml 2 buah pengaduk kaca 1 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen 1 buah timbangan digital 1 lembar kain sutera Zat sesuai resep B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK Proses Pemasakan (Degumming) Sutera Timbang kain Proses pemasakan Pencucian Pengeringan Evaluasi
  • 3. C. RESEP Degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 Sabun netral = 10 g/L Suhu = 40 0C, 70 0C dan 100 oC Waktu = 40 menit Vlot = 1 : 50 D. FUNGSI ZAT Sabun netral = menghilangkan kotoran baik kotoran alam maupun kotoran luar sehingga dapat meningkatkan daya serap bahan. Na2CO3 = memberikan suasana alkali pada bahan (alkali lemah) karena sutera tidak tahan terhadap alkali kuat sekaligus menghilangkan serisin pada serat sutera. E. SKEMA PROSES Proses Pemasakan (Degumming) Sutera Zat sesuai resep 100°C 30°C 30°C 10 20 60 90 menit F. LANGKAH KERJA 1. Proses Pemasakan (Degumming) Sutera Menyiapkan kain dan alat praktikum. Memotong kain sutera kemudian menimbang kain dengan timbangan digital. Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan pemasakan dalam beaker gelas. Merendam kain dalam larutan pemasakan dalam beaker gelas pada suhu 100 C selama 40 menit. o
  • 4. Mencuci bersih kain dengan air panas dan air dingin kemudian dikeringkan. Mengevaluasi kain dengan persen pengurangan berat dan uji daya serap. IV. HASIL PRAKTIKUM Sampel dan Hasil Pengujian a) Sampel pada kain sebelum percobaan b) Sampel pada kain setelah percobaan Sutera Ilham Sutera Tendi Sutera Resti b) Hasil pengujiannya Evaluaisi Kain No 1 2 3 Jenis Kain sutera Ilham Tendi Resti Pengurangan Berat Berat Awal 2,43 2,44 2,66 Berat Akhir 2,33 2,31 2,55 Pengurangan 4,1 % 5,33% 4,13 %
  • 5. V. DISKUSI Serat sutera diambil dari larva ulat sutera Bombyx Mori atau Tusah. Bentuk serat sutera adalah filamen protein dengan komposisi penting adalah 76% fibroin sebagai serat dan 22% serisin. Sutera merupakan serat filamen yang halus, berkilau dan bening. Secara umum mutu sutera ditentukan oleh kahalusan, kerataan, kebersihan dan kekuatan. Pemanasan serat sutera diatas suhu 140 oC dalam waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan serat dan kekuatannya turun. Sedangkan pendidihan dalam air akan menurunkan kilau dan kekuatannya. Serat sutera tidak tahan terhadap alkali seperti pencucian dengan alkali makan akan menyebabkan kekuatan seratnya turun. Terdapat tiga variasi resep untuk degumming sutera, yaitu : 1. Degumming dengan sabun netral 2. Degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 3. Degumming dengan detergen Dari ketiga variasi resep ini masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Resep yang paling aman digunakan adalah dengan sabun netral, meskipun hasilnya tidak paling baik diantara dua resep lainnya tetapi resep dengan sabun netral ini tidak akan menyebabkan kerusakan serat. Lain halnya dengan resep menggunakan detergen, meskipun hasilnya akan paling baik tetapi kerusakan serat yang ditimbulkan oleh detergen adalah yang paling besar sehingga kekuatan seratnya akan menurun. Pada proses degumming dengan menggunakan sabun netral saja hasil degumming yang akan diperoleh tidak akan bagus atau maksimal walaupun penggunaan sabun netral saja ini aman untuk serat sutera, artinya efek kerusakan seratnya sangat kecil. Sedangkan degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 atau alkali lemah akan memberikan hasil degumming yang lebih baik daripada degumming dengan sabun netral saja. Hal ini karena fungsi Na2CO3 sendiri selain memberikan suasana alkali pada proses degumming, Na2CO3 juga berfungsi untuk mengaktifkan kerja sabun. Karena serat sutera tidak tahan alkali maka pada proses ini digunakan alkali lemah agar tidak terjadi kerusakan serat (kerusakan serat kecil). Degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 akan memberikan hasil yang lebih baik dan lebih optimal daripada degumming dengan sabun netral saja karena selain biaya yang juga murah, Na2CO3 juga akan membantu sabun untuk menghilangkan serisin pada serat sutera sehingga hasil degummingnya lebih bersih.
  • 6. Variasi resep yang terakhir adalah degumming dengan detergen netral. Kelebihan detergen netral ini adalah akan menghasilkan degumming yang paling baik diantara kedua resep sebelumnya. Namun penggunaan detergen netral ini mempunyai kekurangan yaitu akan merusak serat / kerusakan serat besar. Sehingga walaupun hasilnya akan paling baik diantara resep lainnya tetapi penggunaan detergen netral ini akan menyebabkan kerusakan serat yang paling besar diantara resep lainnya sehinnga kekuatan kainnya akan turun. Karena alasan-alasan itulah, dalam ujian praktikum penyempurnaan kain sutera ini praktikan memilih resep degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 karena akan memberikan hasil yang lebih baik daripada penggunaan dengan sabun netral saja dan kerusakan seratnya tidak sebesar seperti yang ditimbulkan oleh detergen netral. VI. KESIMPULAN 1. Degumming pada kain sutera bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran sehingga pada saat dicelup akan memberikan hasil celupan yang rata dan baik. 2. Degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 memberikan hasil yang lebih baik daripada degumming dengan sabun netral saja. 3. Degumming dengan sabun netral dan Na2CO3 tidak akan merusak serat seperti halnya degumming dengan detergen netral walaupun hasilnya tidak sebaik dengan menggunakan detergen netral. Kekuatan seratnya tetap masih baik tidak seperti saat menggunakan detergen netral. VII. DAFTAR PUSTAKA Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
  • 7. LAMPIRAN Perhitungan resep 1. Resep Ilham suhu 40 0C Berat awal : 2,43 gr Larutan : 2,43 x 50 = 121,5 ml Sabun : Air vlot = 1 : 50 : 121,5 ml vlot = 1 : 50 vlot = 1 : 50 x 121,5 = 1,215 gr 2. Resep Tendi suhu 900C Berat awal : 2,44 gr Larutan : 2,44 x 50 = 122 ml Sabun : Air : 122 ml x 122 = 1,22 gr 3. Resep Resti suhu 700C Berat awal : 2,66 gr Larutan : 2,66 x 50 = 133 ml Sabun : Air : 133 ml x 133 = 1,33 gr