SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
PROSES MERSERISASI DAN KOSTISASI
I. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Dalam praktikum kali ini akan membahas proses merserisasi dan kostisasi yang merupakan
proses khusus yang hanya dilakukan pada serat selulosa dan serat campuran.
b. Tujuan

Memahami tujuan dan mekanisme prodses merserisasi dan kostisasi pada serat
selulosa dan campurarnnya.


Mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses merserisasi dan
kostisasi.



Menguasai cara proses – proses merserisasi dan kostisasi.



Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses merserisasi dan kostisasi.

II. Teori Dasar
Proses merserisasi dan kostisasi dilakukan dengan mengerjakan benang atau kain kapas
dalam larutan kostik soda (NaOH) atau alkali kuat lainnya dengan konsentrasi 26-30° Be, pada
suhu 15-20o C selama 20-30 detik, yang kemudian diikuti dengan proses netralisasi denga Asam
Cuka (CH3COOH) dan pencucian panas serta dingin. Selama proses merserisasi bahan
diregangkan, sedangkan pada kostisasi bahan tidak mengalami peregangan. Meskipun berbeda
peralkuan, namun keduanya sama-sama bertujuan untuk menghasilkan kilau yang tinggi. Kilau
yang tinggi ini disebabkan karena diameter serat kapas menjadi bertambah bulat dan
pengurangan atau penghilangan puntiran pada serat.
Proses merserisasi dan kostisasi selain memberikan kilau yang tinggi juga memberikan
efek lainnya antara lain yaitu:
1. Bahan menjadi mengkeret
2. Kekuatan bahan bertambah tinggi
3. Daya serap terhadap air dan zat warna bertambah tinggi
4. Stabilitas dimensi yang makin baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil merserisasi dan kostisasi yaitu:
1. Zat yang digunakan
2. Konsentrasi zat
3. Suhu larutan
4. Tegangan yang diberikan
5. Lama perendaman kain
Dalam proses merserisasi dan kostisasi ini terdapat suatu mekanisme kerja. Bahan kapas
yang direndam dalam larutan NaOH dengan konsentrasi tinggi akan menggelembungkan serat
kearah melintang dan kearah membujur. Penampang melintang serat kapas yang awalnya
berbentuk ginjal akan berubah menjadi elips dan kemudian jadi bundar. Hal ini mengakibatkan
meningkatnya kemampuan serat dalam memantulkan cahaya sehingga bahan akan kelihatan
lebih berkilau. Puntiran serat kapas membuka sehingga serat akan lebih mengembang. Bagian
kristalin serat mengakibatkan serat mampu membagi beban sepanjang serat dengan merata
sehingga kekuatan tariknya bertambah. Pada saat serat kapas menyerap kostik, mula-mula serat
selulosa berubah menjadi alkali selulosa dan pada pencucian berulang serat berubah menjadi
hidroselulosa dimana serat lebih banyak mengandung gugus -OH yang dapat menyerap air lebih
banyak dan demikian serat lebih mudah dimasuki oleh zat warna. Faktor yang paling
berpengaruh dalam proses ini adalah konsentrasi NaOH, suhu larutan, waktu perendaman,
peregangan arah lusi dn pakan, zat basah atau penetrasi, kondisi kain sebelum merser apakah
kain grey atau kain yang telah dihilangkan kotorannya melalui penghilangan kanji dan atau
pemasakan.
III. Alat dan Bahan
No

Alat dan Bahan

Jumlah

1.

Wadah nampan plastik

1 buah

2.

Mesin padder

1 buah

3.

Frame merser

1 set

4.

Pengaduk kaca

2 buah

5.

Timbangan digital

1 buah

6.

Bahan berupa kain dari kapas

30 × 30

7.

Zat yang dibutuhkan sesuai resep

Secukupnya

8.

Es batu

Secukupnya

9.

Mistar

IV. Diagram alir proses
Timbang bahan
(Pemasakan kain pada
frame tanpa tegangan)
Perendaman dalam
larutan NaOH
(Pemasakan kain pada
frame dengan
Pencucian bahan dengan
tegangan)
air panas suhunya 60o
Penetralan

Pencucian bahan dengan
air dingin
Pengeringan dengan
suhu 60 – 70o C
V. Resep
a) Resep
NaOH

: 28o Be (Merserisasi)

Suhu

: 15° dan 20° C

Pembasah

: 1 – 2 ml/L

Waktu

: 25, 20, 30 detik

Penetralan
CH3COOH 25 % : 1 ml/L

VI. Fungsi Zat
 Zat pembasah : Memudahkan kain terbasahi dan larutan kostik masuk berpenetrasi
kedalam celah antar serat serta zat yang membantu proses penyerapan larutan secara
merata dan cepat pada bahan
 NaOH

: zat yang akan menyabunkan lemak, malam, minyak menjadi sabun yang

larut dalam air dan menggelembungkan serat sehingga mudah menyerap larutan
pemasakan
 CH3COOH

: sebagai zat untuk netralisasi.

VII. Skema Proses

Padding NaOH Peregangan Lusi

Peregangan Pakan

Pencucian/Penetralan
VIII. Langkah Kerja
 Bahan kain dipotong dengan ukuran 30 × 30 cm kemudian ditimbang, arah lusi dan pakan
kain diberi tanda
 Pada bahan dilukis bujur sangkar ukuran 10 × 10 cm dengan tinta permanent
 Semua kebutuhan zat dihitung sesuai resep
 Buat larutan NaOH sesuai resep (lihat konversi larutan NaOH g/L ke oBe), atur suhu
larutan sesuai dengan resep (bila larutan dingin larutan harus didinginkan dengan es)
 Pasang bahan pada frame dan berikan peregangan arah lusi dan pakan (untuk merserisasi).
 Rendam bahan kedalam larutan NaOH selang waktu yang ditentukan
 Peras bahan pada mesin padder.
 Cuci dengan air panas kemudian rendam bahan pada larutan CH3COOH 25%.

 Kemudian cuci dengan air panas dan bilas dengan air dingin hingga bersih, yaitu bahan
tidak terasa licin.
 Setelah selesai bahan dikeringkan dan dilakukan evaluasi terhadap hasil proses

IX. Sampel dan Hasil Pengujian
a) Sampel pengujian
 Sampel sebelum proses

 Sampel setelah proses

X. Data Hasil Percobaan dan Pengujian
Pengkeretan Kain:
P2 – P1 × 100%
P1

Rumus pengkeretan pada kain :

No

Lama
Perendaman

1
2
3

20 detik
25 detik
30 detik

Sebelum
Pakan
Lusi
10 cm
10 cm
10 cm
10 cm
10 cm
10 cm

PanjangGaris Tanda
Sesudah
Pakan
Lusi
9.70cm 8.25cm
9.60cm 8.20cm
9.65cm 8.40cm

Pengkeretan Kain
Pakan
Lusi
3%
17.5%
4%
18%
3.5%
16%

XI. Diskusi
Perbandingan Data Hasil Percobaan


Data Hasil Percobaan Merserisasi dengan Suhu 20°C
PanjangGaris Tanda

No
1
2
s3



Lama
Perendaman
20 detik
25 detik
30 detik

Sebelum
Pakan
10 cm
10 cm
10 cm

Lusi
10 cm
10 cm
10 cm

Sesudah
Pakan
9.5 cm
9.1 cm
9.6 cm

Lusi
8.2 cm
8.1 cm
8.5 cm

Pengkeretan
Kain
Pakan
Lusi
5%
18 %
9%
19 %
4%
15 %

Data Hasil Percobaan Kostisasi dengan Suhu 15°C
PanjangGaris Tanda

No

Lama
Perendaman

1
2
3

20 detik
25 detik
30 detik

Sebelum
Pakan
10 cm
10 cm
10 cm

Lusi
10 cm
10 cm
10 cm

Sesudah
Pakan
9.8 cm
9.8 cm
9.8 cm

Lusi
9.8 cm
8.9 cm
8.7 cm

Pengkeretan
Kain
Pakan
Lusi
2%
12 %
2%
11 %
2%
13 %


Data Hasil Percobaan Merserisasi dengan Suhu 15°C
PanjangGaris Tanda

No

Lama
Perendaman

1
2
3

20 detik
25 detik
30 detik

Sebelum
Pakan
10 cm
10 cm
10 cm

Lusi
10 cm
10 cm
10 cm

Sesudah
Pakan
9.4 cm
9.6 cm
9.5 cm

Lusi
8.2 cm
8.6 cm
8.7 cm

Pengkeretan
Kain
Pakan
Lusi
6%
18 %
4%
14 %
5%
13 %

XII. Diskusi
Dilihat dari data hasil percobaan dengan perlakuan yang berbeda, maka dapat di ambil
suatu perbandingan pengkeretan kain, yaitu ;
 Dilihat dari perbedaan suhu larutan
1. Untuk merserisasi, pengkeretan kain pada perlakuan suhu 15°C, rata – rata
lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan suhu 20°C.
2. Untuk kostisasi, pengkeretan kain lebih tinggi terjadi pada perlakuan suhu
20°C, jika dibandingkan dengan perlakuan suhu 15°C.
 Dilihat dari lamanya perendaman kain dalam larutan.
1. Pada percobaan merserisasi
Pada perlakuan suhu 20°C, pengkeretan kain tertingi terdapat pada
perlakuan perendaman selama 25 detik, sedangkan pada perlakuan suhu 15°C,
pengkeretan kain tertinggi terjadi pada perlakuan perendaman selama 20 detik.
2. Pada percobaan kostisasi
Pada perlakuan suhu 15°C, pengkeretan kain paling tinggi terjadi pada
perendaman kain selama 30 detik, sedangkan pada perlakuan suhu 20°C,
pengkeretan tertinggi terjadi pada kain yang direndam selama 25 detik.
 Dilihat dari arah pengkeretan kain
Pengkeretan kain setelah dilakukan percobaan ternyata lebih tinggi ke arah
lusi di bandingkan kearah pakan.
 Dilihat dari proses yang dilakukan terhadap kain
Dilihat dari proses yang dilakukan pada kain, pengkeretan kain pada
proses merserisasi lebih tinggi daripada pengkeretan kain pada proses kostisasi.
Hal ini bisa disebabkan, pada proses merserisasi kain mengalami peregangan
kearah lusi dan pakan, sehingga larutan lebih mudah meresap kedalam kain, dan
mengakibatkan reaksi yang terjadi didalam kain lebih sempurna.
Selain pengkeretan kain,

proses merserisasi

dan kostisasi juga

memberikan efek lain terhadap kain, salah satunya yaitu daya serap kain yang
bertanbah.
Namun pada percobaan kali ini, hal itu tidak terjadi pada kain yang di uji.
Daya serap kain terhadap air tetap rendah yaitu dengan kemampuan menyerap
setets air dengan waktu yang lebih dari 5 menit.
Hal ini disebabkan oleh kain yang digunakan merupakan kain mentah
(grey) yang belum mengalami perlakuan penghilangan kanji dan pemasakan,
sehingga reaksi tidak berjalan sempurna dan daya serap kain tidak bertambah
tinggi.
XIII. Kesimpulan
Dilihat dari data hasil percobaan dan pmbahasan di diskusi, maka pada percobaan kali ini
dapat ditarik kesimpulan :


Proses merserisasi lebih baik daripada kostisasi.



Perendaman kain lebih baik dilakukan selama 25 detik.



Suhu larutan yang digunakan selama proses lebih baik jika menggunakan suhu
20°C.
XIV. Daftar Pustaka
 Ichwan, Muhammad, Wiewiek Eka mulyani, Nono C. Pedoman Praktikum Teknologi
Persiapan penyempurnaan. STT Tekstil: Bandung. 2004
LAMPIRAN

Perhitungan Resep
Dik :
 Total Larutan dibuat = 1000ml (1L)
Maka :
NaOH = 28°Be = 272 g/L = 272 g
Pembasah = 1cc/L = 1L
 Larutan untuk netralisasi :
Pembuatan larutan CH3COOH 25% (500ml)
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 98% = 500 x 25%
V1 =
V1 = 127.5 ml

 Untuk larutan penetral dibutuhkan 1cc/L.
Larutan dibuat = 2L
Maka :
ml CH3COOH 25% yang diambil =
= 2ml

x 2000
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN
PENYEMPURNAAN
PROSES MERSERISASI DAN KOSTISASI

Disusun Oleh ;

Resti Isnin O Y (09.K30022)
Tendi Setiadi (09.K30027)
Ilham Tauzi Rahman (09.K30029)
Proses merserisasi dan kostisasi nyeh

More Related Content

What's hot

Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifAnalisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifOperator Warnet Vast Raha
 
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAPROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAaji indras
 
Rangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstil
Rangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstilRangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstil
Rangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstilToko Jaket Bola
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
 

What's hot (20)

Tc2
Tc2Tc2
Tc2
 
Celup cdp zw kationik
Celup cdp   zw kationikCelup cdp   zw kationik
Celup cdp zw kationik
 
Proses pengelantangan
Proses pengelantanganProses pengelantangan
Proses pengelantangan
 
Weight reduce
Weight reduceWeight reduce
Weight reduce
 
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifAnalisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
 
Deguming sutera zhie
Deguming sutera zhieDeguming sutera zhie
Deguming sutera zhie
 
Celup poliester disperse carrier
Celup poliester   disperse carrierCelup poliester   disperse carrier
Celup poliester disperse carrier
 
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatif
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatifAnalisa serat scr kualitatif & kuantitatif
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatif
 
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAPROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
 
Bleaching
BleachingBleaching
Bleaching
 
Proses pemasakan
Proses pemasakanProses pemasakan
Proses pemasakan
 
Celup poliester disperse pengaruh p h
Celup poliester   disperse pengaruh p hCelup poliester   disperse pengaruh p h
Celup poliester disperse pengaruh p h
 
Rangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstil
Rangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstilRangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstil
Rangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstil
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Uji zat warna pada selulosa
Uji zat warna pada selulosaUji zat warna pada selulosa
Uji zat warna pada selulosa
 
Proses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultanProses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultan
 
Identifikasi protein
Identifikasi proteinIdentifikasi protein
Identifikasi protein
 
Laporan pemutih optikan
Laporan pemutih optikanLaporan pemutih optikan
Laporan pemutih optikan
 
Laporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzimLaporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzim
 

Viewers also liked (6)

Makalah celup iii
Makalah celup iiiMakalah celup iii
Makalah celup iii
 
Tc 4
Tc 4Tc 4
Tc 4
 
Lap 6.cap krep kapas rayon
Lap 6.cap krep kapas rayonLap 6.cap krep kapas rayon
Lap 6.cap krep kapas rayon
 
Merser
MerserMerser
Merser
 
creping kreping perencanaan kreping prinsip dan alat
creping kreping perencanaan kreping prinsip dan alatcreping kreping perencanaan kreping prinsip dan alat
creping kreping perencanaan kreping prinsip dan alat
 
Lap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdpLap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdp
 

Similar to Proses merserisasi dan kostisasi nyeh (20)

Lap ujian
Lap ujianLap ujian
Lap ujian
 
Rayon
RayonRayon
Rayon
 
Tc 3
Tc 3Tc 3
Tc 3
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
Poliester bleaching
Poliester bleachingPoliester bleaching
Poliester bleaching
 
Lap 6.cap krep kapas rayon
Lap 6.cap krep kapas rayonLap 6.cap krep kapas rayon
Lap 6.cap krep kapas rayon
 
Tc 1
Tc 1Tc 1
Tc 1
 
9. bleaching sutera
9. bleaching sutera9. bleaching sutera
9. bleaching sutera
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
Masak
MasakMasak
Masak
 
Lap 8. cap bo
Lap 8. cap boLap 8. cap bo
Lap 8. cap bo
 
Lap 8. cap bo
Lap 8. cap boLap 8. cap bo
Lap 8. cap bo
 
Ratihsutera
RatihsuteraRatihsutera
Ratihsutera
 
Weighting sutera
Weighting suteraWeighting sutera
Weighting sutera
 
Uji Semen
Uji SemenUji Semen
Uji Semen
 
PPT TUGAS KELANTANG.pptx
PPT TUGAS KELANTANG.pptxPPT TUGAS KELANTANG.pptx
PPT TUGAS KELANTANG.pptx
 
Uas basaqq
Uas basaqqUas basaqq
Uas basaqq
 
Uas basaqq
Uas basaqqUas basaqq
Uas basaqq
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Proses merserisasi dan kostisasi nyeh

  • 1. PROSES MERSERISASI DAN KOSTISASI I. Maksud dan Tujuan a. Maksud Dalam praktikum kali ini akan membahas proses merserisasi dan kostisasi yang merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada serat selulosa dan serat campuran. b. Tujuan  Memahami tujuan dan mekanisme prodses merserisasi dan kostisasi pada serat selulosa dan campurarnnya.  Mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses merserisasi dan kostisasi.  Menguasai cara proses – proses merserisasi dan kostisasi.  Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses merserisasi dan kostisasi. II. Teori Dasar Proses merserisasi dan kostisasi dilakukan dengan mengerjakan benang atau kain kapas dalam larutan kostik soda (NaOH) atau alkali kuat lainnya dengan konsentrasi 26-30° Be, pada suhu 15-20o C selama 20-30 detik, yang kemudian diikuti dengan proses netralisasi denga Asam Cuka (CH3COOH) dan pencucian panas serta dingin. Selama proses merserisasi bahan diregangkan, sedangkan pada kostisasi bahan tidak mengalami peregangan. Meskipun berbeda peralkuan, namun keduanya sama-sama bertujuan untuk menghasilkan kilau yang tinggi. Kilau yang tinggi ini disebabkan karena diameter serat kapas menjadi bertambah bulat dan pengurangan atau penghilangan puntiran pada serat. Proses merserisasi dan kostisasi selain memberikan kilau yang tinggi juga memberikan efek lainnya antara lain yaitu: 1. Bahan menjadi mengkeret 2. Kekuatan bahan bertambah tinggi 3. Daya serap terhadap air dan zat warna bertambah tinggi 4. Stabilitas dimensi yang makin baik.
  • 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil merserisasi dan kostisasi yaitu: 1. Zat yang digunakan 2. Konsentrasi zat 3. Suhu larutan 4. Tegangan yang diberikan 5. Lama perendaman kain Dalam proses merserisasi dan kostisasi ini terdapat suatu mekanisme kerja. Bahan kapas yang direndam dalam larutan NaOH dengan konsentrasi tinggi akan menggelembungkan serat kearah melintang dan kearah membujur. Penampang melintang serat kapas yang awalnya berbentuk ginjal akan berubah menjadi elips dan kemudian jadi bundar. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kemampuan serat dalam memantulkan cahaya sehingga bahan akan kelihatan lebih berkilau. Puntiran serat kapas membuka sehingga serat akan lebih mengembang. Bagian kristalin serat mengakibatkan serat mampu membagi beban sepanjang serat dengan merata sehingga kekuatan tariknya bertambah. Pada saat serat kapas menyerap kostik, mula-mula serat selulosa berubah menjadi alkali selulosa dan pada pencucian berulang serat berubah menjadi hidroselulosa dimana serat lebih banyak mengandung gugus -OH yang dapat menyerap air lebih banyak dan demikian serat lebih mudah dimasuki oleh zat warna. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses ini adalah konsentrasi NaOH, suhu larutan, waktu perendaman, peregangan arah lusi dn pakan, zat basah atau penetrasi, kondisi kain sebelum merser apakah kain grey atau kain yang telah dihilangkan kotorannya melalui penghilangan kanji dan atau pemasakan.
  • 3. III. Alat dan Bahan No Alat dan Bahan Jumlah 1. Wadah nampan plastik 1 buah 2. Mesin padder 1 buah 3. Frame merser 1 set 4. Pengaduk kaca 2 buah 5. Timbangan digital 1 buah 6. Bahan berupa kain dari kapas 30 × 30 7. Zat yang dibutuhkan sesuai resep Secukupnya 8. Es batu Secukupnya 9. Mistar IV. Diagram alir proses Timbang bahan (Pemasakan kain pada frame tanpa tegangan) Perendaman dalam larutan NaOH (Pemasakan kain pada frame dengan Pencucian bahan dengan tegangan) air panas suhunya 60o Penetralan Pencucian bahan dengan air dingin Pengeringan dengan suhu 60 – 70o C
  • 4. V. Resep a) Resep NaOH : 28o Be (Merserisasi) Suhu : 15° dan 20° C Pembasah : 1 – 2 ml/L Waktu : 25, 20, 30 detik Penetralan CH3COOH 25 % : 1 ml/L VI. Fungsi Zat  Zat pembasah : Memudahkan kain terbasahi dan larutan kostik masuk berpenetrasi kedalam celah antar serat serta zat yang membantu proses penyerapan larutan secara merata dan cepat pada bahan  NaOH : zat yang akan menyabunkan lemak, malam, minyak menjadi sabun yang larut dalam air dan menggelembungkan serat sehingga mudah menyerap larutan pemasakan  CH3COOH : sebagai zat untuk netralisasi. VII. Skema Proses Padding NaOH Peregangan Lusi Peregangan Pakan Pencucian/Penetralan
  • 5. VIII. Langkah Kerja  Bahan kain dipotong dengan ukuran 30 × 30 cm kemudian ditimbang, arah lusi dan pakan kain diberi tanda  Pada bahan dilukis bujur sangkar ukuran 10 × 10 cm dengan tinta permanent  Semua kebutuhan zat dihitung sesuai resep  Buat larutan NaOH sesuai resep (lihat konversi larutan NaOH g/L ke oBe), atur suhu larutan sesuai dengan resep (bila larutan dingin larutan harus didinginkan dengan es)  Pasang bahan pada frame dan berikan peregangan arah lusi dan pakan (untuk merserisasi).  Rendam bahan kedalam larutan NaOH selang waktu yang ditentukan  Peras bahan pada mesin padder.  Cuci dengan air panas kemudian rendam bahan pada larutan CH3COOH 25%.  Kemudian cuci dengan air panas dan bilas dengan air dingin hingga bersih, yaitu bahan tidak terasa licin.  Setelah selesai bahan dikeringkan dan dilakukan evaluasi terhadap hasil proses IX. Sampel dan Hasil Pengujian a) Sampel pengujian  Sampel sebelum proses  Sampel setelah proses 
  • 6. X. Data Hasil Percobaan dan Pengujian Pengkeretan Kain: P2 – P1 × 100% P1 Rumus pengkeretan pada kain : No Lama Perendaman 1 2 3 20 detik 25 detik 30 detik Sebelum Pakan Lusi 10 cm 10 cm 10 cm 10 cm 10 cm 10 cm PanjangGaris Tanda Sesudah Pakan Lusi 9.70cm 8.25cm 9.60cm 8.20cm 9.65cm 8.40cm Pengkeretan Kain Pakan Lusi 3% 17.5% 4% 18% 3.5% 16% XI. Diskusi Perbandingan Data Hasil Percobaan  Data Hasil Percobaan Merserisasi dengan Suhu 20°C PanjangGaris Tanda No 1 2 s3  Lama Perendaman 20 detik 25 detik 30 detik Sebelum Pakan 10 cm 10 cm 10 cm Lusi 10 cm 10 cm 10 cm Sesudah Pakan 9.5 cm 9.1 cm 9.6 cm Lusi 8.2 cm 8.1 cm 8.5 cm Pengkeretan Kain Pakan Lusi 5% 18 % 9% 19 % 4% 15 % Data Hasil Percobaan Kostisasi dengan Suhu 15°C PanjangGaris Tanda No Lama Perendaman 1 2 3 20 detik 25 detik 30 detik Sebelum Pakan 10 cm 10 cm 10 cm Lusi 10 cm 10 cm 10 cm Sesudah Pakan 9.8 cm 9.8 cm 9.8 cm Lusi 9.8 cm 8.9 cm 8.7 cm Pengkeretan Kain Pakan Lusi 2% 12 % 2% 11 % 2% 13 %
  • 7.  Data Hasil Percobaan Merserisasi dengan Suhu 15°C PanjangGaris Tanda No Lama Perendaman 1 2 3 20 detik 25 detik 30 detik Sebelum Pakan 10 cm 10 cm 10 cm Lusi 10 cm 10 cm 10 cm Sesudah Pakan 9.4 cm 9.6 cm 9.5 cm Lusi 8.2 cm 8.6 cm 8.7 cm Pengkeretan Kain Pakan Lusi 6% 18 % 4% 14 % 5% 13 % XII. Diskusi Dilihat dari data hasil percobaan dengan perlakuan yang berbeda, maka dapat di ambil suatu perbandingan pengkeretan kain, yaitu ;  Dilihat dari perbedaan suhu larutan 1. Untuk merserisasi, pengkeretan kain pada perlakuan suhu 15°C, rata – rata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan suhu 20°C. 2. Untuk kostisasi, pengkeretan kain lebih tinggi terjadi pada perlakuan suhu 20°C, jika dibandingkan dengan perlakuan suhu 15°C.  Dilihat dari lamanya perendaman kain dalam larutan. 1. Pada percobaan merserisasi Pada perlakuan suhu 20°C, pengkeretan kain tertingi terdapat pada perlakuan perendaman selama 25 detik, sedangkan pada perlakuan suhu 15°C, pengkeretan kain tertinggi terjadi pada perlakuan perendaman selama 20 detik. 2. Pada percobaan kostisasi Pada perlakuan suhu 15°C, pengkeretan kain paling tinggi terjadi pada perendaman kain selama 30 detik, sedangkan pada perlakuan suhu 20°C, pengkeretan tertinggi terjadi pada kain yang direndam selama 25 detik.
  • 8.  Dilihat dari arah pengkeretan kain Pengkeretan kain setelah dilakukan percobaan ternyata lebih tinggi ke arah lusi di bandingkan kearah pakan.  Dilihat dari proses yang dilakukan terhadap kain Dilihat dari proses yang dilakukan pada kain, pengkeretan kain pada proses merserisasi lebih tinggi daripada pengkeretan kain pada proses kostisasi. Hal ini bisa disebabkan, pada proses merserisasi kain mengalami peregangan kearah lusi dan pakan, sehingga larutan lebih mudah meresap kedalam kain, dan mengakibatkan reaksi yang terjadi didalam kain lebih sempurna. Selain pengkeretan kain, proses merserisasi dan kostisasi juga memberikan efek lain terhadap kain, salah satunya yaitu daya serap kain yang bertanbah. Namun pada percobaan kali ini, hal itu tidak terjadi pada kain yang di uji. Daya serap kain terhadap air tetap rendah yaitu dengan kemampuan menyerap setets air dengan waktu yang lebih dari 5 menit. Hal ini disebabkan oleh kain yang digunakan merupakan kain mentah (grey) yang belum mengalami perlakuan penghilangan kanji dan pemasakan, sehingga reaksi tidak berjalan sempurna dan daya serap kain tidak bertambah tinggi. XIII. Kesimpulan Dilihat dari data hasil percobaan dan pmbahasan di diskusi, maka pada percobaan kali ini dapat ditarik kesimpulan :  Proses merserisasi lebih baik daripada kostisasi.  Perendaman kain lebih baik dilakukan selama 25 detik.  Suhu larutan yang digunakan selama proses lebih baik jika menggunakan suhu 20°C.
  • 9. XIV. Daftar Pustaka  Ichwan, Muhammad, Wiewiek Eka mulyani, Nono C. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan penyempurnaan. STT Tekstil: Bandung. 2004
  • 10. LAMPIRAN Perhitungan Resep Dik :  Total Larutan dibuat = 1000ml (1L) Maka : NaOH = 28°Be = 272 g/L = 272 g Pembasah = 1cc/L = 1L  Larutan untuk netralisasi : Pembuatan larutan CH3COOH 25% (500ml) V1 x N1 = V2 x N2 V1 x 98% = 500 x 25% V1 = V1 = 127.5 ml  Untuk larutan penetral dibutuhkan 1cc/L. Larutan dibuat = 2L Maka : ml CH3COOH 25% yang diambil = = 2ml x 2000
  • 11. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PROSES MERSERISASI DAN KOSTISASI Disusun Oleh ; Resti Isnin O Y (09.K30022) Tendi Setiadi (09.K30027) Ilham Tauzi Rahman (09.K30029)