SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
LAPORAN
Pencapan Kapas dengan
ZW Nafthol
Praktikum Pencapan
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
4/1/2008
Lindayanti 07.K30021
M. Rendi 07.K30022
Nefeg L 07.K30024
Novita F 07.K30027
Ratih R.S 07.K30028
DOSEN:
Agus S, S.Teks,. M.Si
Sukirman, S.ST
Dessiriana
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 2
I. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : Untuk melakukan proses pencelupan pada kain poliester dengan menggunakan zat warna
dispersi cara carrier
Tujuan :
 Agar dapat memahami karakter serat poliester, zat warna dispersi, zat pembantu dan metoda
pencelupan yang akan dipakai.
 Dapat melihat pengaruh jumlah carrier yang dipakai terhadap hasil celup.
 Mampu mengevaluasi dan menganalisa hasil proses pencelupan.
II. TEORI DASAR
Serat Poliester
Poliester adalah suatu polimer (sebuah rantai dari unit yang berulang-ulang) dimana
masing-masing unit dihubungkan oleh sebuah sambungan ester. Sebagai suatu poliester sintetis,
bahan utama yang digunakan adalah polyethylene terephthalate (PET), yang di buat dari asam
terephthalic dan ethilene glycol (EG). Serat poliester yang bersifat hidrofobik umumnya dicelup
dengan zat warna dispersi. Zat warna dispersi adalah zat warna organik yang dibuat secara
sintesis, yang kelarutannya dalam air sedikit dan merupakan larutan dispersi. Zat warna tersebut
digunakan untuk mewarnai serat-serat sintetis atau serat tekstil yang bersifat hidrofob. Dalam
pemakaiannya, zat warna dispersi memerlukan zat pembantu yang berfungsi untuk
mendispersikan zat warna dan mendistribusikan zat warna secara merata. Zat warna dispersi
dapat mewarnai serat poliester dengan baik dengan memakai metoda zat pengemban, dengan
temperatur tekanan tinggi atau dengan cara Thermosol.
Serat polyester merupakan serat sintetis yang banyak digunakan dalam industri
khususnya industri tekstil kerena sifatnya yang mudah, murah dan dapat diproduksi dalam jumlah
banyak. Kelebihan dan kekurangan dari serat polyester ini akan dapat dioptimalkan dengan
mencampurnya dengan serat – serat alam atau serat sintetis lainnya, sehingga menambah nilai
daya guna. Serat poliester mempunyai sifat hidrofob sehingga untuk mencelupnya harus
menggunakan zat warna yang tepat.
Zat warna yang biasa digunakan adalah zat warna dispersi. Zat warna dispersi mula-
mula diperdagangkan dalam bentuk pasta, tetapi sekarang dapat diperoleh dalam bentuk bubuk.
Efektifitas pemakaiannya harus menggunakan zat pembantu sehingga dari segi ekonomisnya
harus diperhitungkan.
Zat Warna Dispersi
Zat warna dispersi adalah zat warna organik yang dibuat secara sintesis, yang
kelarutannya dalam air sedikit dan merupakan larutan dispersi. Zat warna tersebut digunakan
untuk mewarnai serat-serat sintetis atau serat tekstil yang bersifat hidrofob.
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 3
Zat warna ini mempunyai berat molekul yang kecil dan tidak mengandung gugus pelarut.
Dalam pemakaiannya diperlukan zat pembantu yang berfungsi untuk mendispersikan zat warna
dan mendistribusikannya secara merata didalam larutan, yang disebut zat pendispersi.
Zat warna dispersi dapat mewarnai serat poliester dengan baik jika memakai zat
pengemban atau dengan temperatur tekanan tinggi. Zat warna dispersi mula-mula
diperdagangkan dalam bentuk pasta, tetapi sekarang dapat diperoleh dalam bentuk bubuk.
Sifat-sifat umum zat warna dispersi
a) Tidak larut dalam air, karena tidak mempunyai gugus pelarut didalam struktur molekul
b) Pada umumnya zat warna dispersi berasal dari turunan azo, antrakwinon/nitro akril amina
dengan berat molekul rendah
c) Mempunyai titik leleh yang cukup tinggi yaitu 1500
C dengan ukuran partikel antara 0,5-2
mikron
d) Bersifat non-ionik, walaupun mengandung gugus-gugus – NH2 – NHR – OH
e) Selama proses pencapan dengan zat dispersi tidak mengalami perubahan kimia
Mekanisme pencelupan
Pencelupan serat poliester dengan zat warna dispersi merupakan peristiwa distribusi zat
padat kedalam dua zat pelarut yang tidak dapat dicampur. Dalam hal ini zat warna dispersi
merupakan zat padat yang larut dalam medium serat. Adsorpsi zat warna sering disebut “solid
solution”. Mekanisme pencelupannya adalah sebagai berikut : zat warna dispersi berpindah dari
keadaan agregat dalam larutan celup masuk kedalam serat sebagai bentuk molekuler. Pigmen zat
warna dispersi larut dalam air dalam jumlah yang kecil sekali, tetapi bagian zat warna yang
terlarut terebut sangat mudah terserap oleh serat. Sedangkan bagian yang tidak larut merupakan
gudang atau timbunan zat warna yang sewaktu-waktu akan larut untuk memperthankan
kesetimbangan.
Untuk zat warna yang kurang sekali larut waktu setengah celup dan waktu pencelupan
rata – rata pada termperatur 850
C akan lebih besar. Kerja zat warna lebih tertarik pada fasa
larutan sehingga pencelupan mudah merata walaupun penyerapan kedalam serat berkurang.
Serat poliester mempunyai kristalisasi yang tinggi, bersifat hidrofob dan tidak mengandung
gugusan-gugusan yang aktif sehingga sukar sekali ditembus oleh molekul. Molekul yang
berukuran besar sukar ataupun tidak bereaksi dengan zat warna anion atau kation.
Dalam praktek serat poliester pada umumnya dicelup dengan zat warna dispersi,
penyerapan zat warna dispersi pada kesetimbangan adalah baik tetapi pada difusi kedalam serat
sangat lambat. Beberapa zat warna dispersi mempunyai kecepatan difusi yang cukup besar
sehingga memungkinkan celupan akan muda atau sedang dalam waktu pencelupan yang tidak
terlalu lama. Pencelupan poliester dengan zat warna dispersi terbagi dalam tiga cara (cara carrier
atau pengemban, cara HT/HP atau tekanan dan suhu tinggi, dan cara Thermosol).
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 4
Konsentrasi zat warna dalam larutan celup tidak mempengaruhi tua mudanya warna yang
dihasilkan karena hubungan tua mudanya warna uang akan dihasilkan adalah tergantung
banyaknya zat warna yang dipakai terhadap berat bahan yang akan dicelup.
Semakin tinggi konsentrasi zat warna didalam larutan celup, semakin besar
kecenderungan zat warna beragregasi dan menimbulkan penggumpalan yang akan
mengakibatkan pencelupan menjadi tidak sempurna.
Didalam pencelupan perlu ditambahkan lagi zat pendispersi antara 0.2 – 2 g/L larutan
celup tergantung pada vlot atau liquor ratio, kekuatan zat pendispersi akan membentuk lapisan
film (protektive film colloid) pada partikel zat warna sehingga dapat mudah masik kedalam serat
secara teratur.
Metoda Pencelupan zat pengemban
Dalam pencelupan dengan sistem ini diperlukan suatu zat pembantu khusus yaitu zat
pengemban yang berfungsi memperbaiki kelarutan zat warna dalam laruan celup,
menggelembungkan serat sehingga memperbesar pori-pori dan juga membawa zat warna masuk
ke dalam serat.
Pencelupan dengan zat pengemban dapat dilakukan pada suhu 85 0
C atau mendidih.
Disamping zat pengemban diperlukan pula zat pembantu yang lain, yaitu zat pendispersi untuk
mendapatkan dispersi zat warna yang stabil. Dan Karena kebanyakan zat warna dispersi
mencelup dalam suasana agak asam (pH 5 – 5,5), maka ke dalam larutan celup perlu
ditambahkan asam, misalnya yang biasa dipergunakan adalah asam asetat atau asam formiat.
Mekanisme pencelupan yang terjadi adalah sebagai berikut : zat pengemban
menggelembungkan serat sehingga pori-pori serat terbuka. Kristal-kristal besar atau agregat
kristal zat warna terdispersi dalam air, dari dispersi ini kemudian terpecah molekul-molekul
tunggal zat warna yang berada dalam medium tersebut akan melekat di permukaan serat
kemudian berdifusi dan larut ke dalam serat.
Ikatan antara zat warna dan serat dapat merupakan iaktan hydrogen yang dibentuk oleh
gugus-gugus pemberi (donor) atom hydrogen dari zat warna dengan gugus karbonil dari serat.
Disamping itu gaya-gaya Van der Walls dan interaksi dua kutub dapat pula terjadi.
Mencelup dengan metoda zat pengemban mempunyai keuntungan-keuntungan sebagi
berikut :
 tidak menggunakan tekanan,
 tidak memerlukan peralatan yang khusus, dapat menggunakan mesin jigger, haspel
atau bak,
 penyerapan zat warna lebih besar dan cepat
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 5
III. PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
 Beaker 500 ml & pengaduk kaca
 Termometer
 Pipet volume 1 ml & 10 ml
 Gelas ukur 100 ml & gelas piala
100 ml
 Timbangan digital
 Bunsen, kaki tiga, kasa
 Mesin stenter
 Zat sesuai resep
 Kain Poliester
2. Diagram alir praktek
3. Resep
a. Heat Setting
180 o
C ; 1 menit
b. Proses Pencelupan
Zat yang dipakai Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4
ZW dispersi (%)
(Acetran Red SE 3B)
1
Pendispersi anionik (ml/L) 2
Asam asetat (ml/L) 2
Carrier (ml/L) 0,5 1,0 1,5 2,0
Vlot 1 : 30
Suhu ; Waktu 100 0
C ; 30 menit
Poliester bersih
Heat setting (180 0
C ; 1 ‘)
Pencelupan cara carrier
Cuci Reduksi
Pengeringan
Pembilasan
Evaluasi
Heat setting (170 0
C ; 1 ‘)
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 6
c. Cuci Reduksi
* Na2S2O4 : 2 g/L
* NaOH 38o
Be : 1 cc/L
* Sabun (tahan reduktor) : 1 cc/L
* Vlot 1 : 20
* 100 o
C ; 10 menit
d. Heat Setting
170 0
C ; 1 menit
4. Fungsi Zat
 CH3COOH : memberi suasana asam pada proses pencelupan.
 Pendispersi : Untuk mendispersikan zat warna dispersi agar penyerapan zat warna
meningkat dan rata.
 Na2S2O4 : Sebagai reduktor; Untuk mereduksi zat warna dispersi yang menempel di
permukaan serat.
 NaOH : beri suasana alkali pada proses pencucian
 Sabun : meningkatkan daya detergensi serta penghilang bau sisa carrier pada kain.
5. Perhitungan resep
 Proses Pencelupan
Zat yang dipakai Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4
Berat bahan (g) 10,62 10,07 11,40 10,52
ZW dispersi (ml)
(diencerkan 100
/1 ml)
10,62 10,07 11,40 10,52
Pendispersi anionik (ml) 0,64 0,60 0,68 0,64
Asam asetat (ml) 0,64 0,60 0,68 0,64
Carrier (ml) 0,16 0,15 0,51 0,64
Volume larutan (ml) 318,6 302,1 34,0 315,6
 Proses Cuci Reduksi
Zat yang dipakai Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4
Berat bahan (g) 10,62 10,07 11,40 10,52
Na2S2O4 (g) 0,42 0,40 0,46 0,42
Sabun (ml) 0,21 0,20 0,23 0,21
NaOH 38 0
Be (ml) 0,21 0,20 0,23 0,21
Volume larutan (ml) 212,4 201,4 228,0 210,4
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 7
6. Skema Proses
Proses Pencelupan
Proses Cuci Reduksi
7. Cara kerja
Menyiapkan semua peralatan & mesin yang akan digunakan.
Menyetel mesin stenter untuk proses Heat Setting yang pertama 180 0
C untuk 1 menit.
Melakukan proses Heat Setting.
Menyiapkan bahan & zat yang diperlukan, menimbangnya sesuai dengan resep.
Menyiapkan resep untuk pencelupan, buat larutan induk terlebih dahulu untuk
pelarutan ZW disperse. Kemudian tambahkan zat yang lain dan sempurnakan volume
larutan sesuai vlot.
Melakukan proses sesuai dengan waktu dan suhu.
Kemudian dilanjutkan dengan proses cuci reduksi.
Bilas kemudian dikeringkan pada suhu 100o
C.
Melakukan proses Heat setting dengan 170o
C selama 1 menit.
Mengamati dan mengevaluasi kain hasil celup.
100 0
C
30 0
C
40 menit 30 menit 5 menit
ZW disp
NaOH
pendips
carrier
100 0
C
30 0
C
20 menit 10 menit 5 menit
Na2S2O4
Sabun
NaOH
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 8
IV. DATA PRAKTIKUM
A. Resep 1 (carrier 0,5 ml/L)
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 9
B. Resep 1 (carrier 1,0 ml/L)
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 10
C. Resep 1 (carrier 1,5 ml/L)
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 11
D. Resep 1 (carrier 2,0 ml/L)
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 12
V. DISKUSI
 Hasil pencelupan serat poliester oleh ZW disperse dengan cara HT dapat dipengaruhi
pH larutan celup. Serat poliester merupakan serat yang lebih tahan asam daripada
alkali, sehingga pH yang digunakan harus asam.
 pH pencelupan pun juga tidak boleh terlalu rendah. Apabila pH terlalu rendah, maka
akan menyebabkan belang pada kain hasil celup. Hal ini dikarenakan pendispersi
anionik kurang bagus kerjanya pada pH terlalu asam. Pendispersi anionik merupakan zat
pembantu yang berfungsi untuk mendispersikan molekul-molekul ZW sehingga dapat
larut.
 Zat lain yang jadi fokus utama pada praktikum ini adalah carrier yang berfungsi sebagai
zat pengemban. Carrier dalam larutan celup akan mengemban ZW agar bisa masuk
kedalam serat poliester yang bersifat hidrofob.
 Kelebihan pencelupan dengan cara carrier ini adalah:
a. Lebih rata
b. Alat yang digunakan cukup sederhana, sehingga dapat diterapkan di industri kecil
(tidak memerlukan mesin yang spesifik seperti HT)
 Kelemahan pencelupan dengan cara carrier ini adalah:
a. Sering terdapat sisa carrier pada hasil akhir pencelupan sehingga kain berbau
menyengat
b. Adanya sisa carrier juga bisa menurunkan daya tahan luntur kain (poliester
umumnya daya tahan lunturnya menempati grade 5 sampai dengan 5/4, tapi
dengan adannya sisa carrier bisa turun sampai grade 4)
c. Carrier yang terbuang, maupun limbah proses pencelupan dapat mencemari
lingkungan
 ZW disperse yang digunakan dalam praktikum ini adalah Acetron Red SE 3B yang
berjenis SE, berarti memiliki ukuran molekul sedang, sehingga kadar carrier yang paling
tepat antara 1-2 ml/L.
 Kain yang menunjukkan warna paling tua adalah kain resep 2 dengan carrier 1,0 ml/L.
Sesuai dengan poin diatas, bahwa 1 ml/L adalah jumlah yang tepat. Dari keempat resep
dengan kadar carrier berbeda-beda, resep 2 kadarnya sangat tepat dengan jumlah zat
warna. Sehingga bisa digambarkan jumlah molekul carrier sebanding dengan ZW maka
hampir 100% ZW dalam larutan berhasil diemban masuk kedalam serat.
 Kain yang menunjukkan kerataan warna paling tinggi adalah kain resep 3 dengan carrier
1,5 ml/L. Kembali pada poin sebelumnya, nilai kadar carrier 1,5 ml/L termasuk dalam
jumlah yang tepat untuk ZW disperse jenis SE. Memang sedikit lebih banyak daripada
resep 2 dengan carrier 1,0 ml/L yang warnanya paling tua, tapi kain yang dihasilkan oleh
resep 3 dengan carrier 1,5 ml/L yang warnanya paling rata.
Dengan jumlah yang sedikit lebih banyak, jumlah molekul ZW yang berhasil diemban
masuk kedalam serat kurang optimum, tapi kerataannya lebih tinggi.
Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 13
 Kain resep 1 menggunakan kadar carrier 0,5 ml/L yang nilainya kurang dari yang
dibutuhkan untuk ZW disperse jenis SE. Oleh karena itu, tidak semua ZW berhasil
diemban kedalam serat. Sehingga hasil celupannya lebih mudah.
VI. KESIMPULAN
 Kain yang warnanya paling tua dari resep 2 dengan kadar carrier 1,0 ml/L
 Kain yang warnanya paling rata dari resep 3 dengan kadar carrier 1,5 ml/L
VII. PUSTAKA
Djufri, Rasyid. 1976. Teknologi pengelantangan, pencelupan dan pencapan. Bandung:
Institut Teknologi Tekstil
Buku referensi Pencelupan dari Institut Teknologi Tekstil. Bandung.
www.chem.is.try.org

More Related Content

What's hot (20)

reactive Dyeing of cotton knitted fabrics
reactive Dyeing of cotton knitted fabricsreactive Dyeing of cotton knitted fabrics
reactive Dyeing of cotton knitted fabrics
 
Tc2
Tc2Tc2
Tc2
 
Rangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstil
Rangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstilRangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstil
Rangkaian evaluasi secara kimia terhadap kain tekstil
 
Identifikasi protein
Identifikasi proteinIdentifikasi protein
Identifikasi protein
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkurLaporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
 
Disperse dyeing
Disperse dyeing Disperse dyeing
Disperse dyeing
 
Deguming sutera zhie
Deguming sutera zhieDeguming sutera zhie
Deguming sutera zhie
 
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifAnalisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
 
Dyeing in textiles
Dyeing in textilesDyeing in textiles
Dyeing in textiles
 
Chemical Processing Dyeing
Chemical Processing DyeingChemical Processing Dyeing
Chemical Processing Dyeing
 
Sutera
SuteraSutera
Sutera
 
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
 
Mercerisation
MercerisationMercerisation
Mercerisation
 
Phenolic yellowing of textiles
Phenolic yellowing of textilesPhenolic yellowing of textiles
Phenolic yellowing of textiles
 
Textile chemical Dictionary
Textile chemical Dictionary Textile chemical Dictionary
Textile chemical Dictionary
 
Indigo dyeing
Indigo dyeingIndigo dyeing
Indigo dyeing
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 

Similar to Celup poliester disperse carrier

Hand out cetak saring Kria Tekstil Part 2
Hand out cetak saring Kria Tekstil Part 2Hand out cetak saring Kria Tekstil Part 2
Hand out cetak saring Kria Tekstil Part 2rely la ode
 
Hand out cetak saring Kria Tekstil Part. 2
Hand out  cetak saring Kria Tekstil Part. 2Hand out  cetak saring Kria Tekstil Part. 2
Hand out cetak saring Kria Tekstil Part. 2rely la ode
 

Similar to Celup poliester disperse carrier (20)

Celup poliester disperse carrier
Celup poliester   disperse carrierCelup poliester   disperse carrier
Celup poliester disperse carrier
 
Celup poliester disperse carrier
Celup poliester   disperse carrierCelup poliester   disperse carrier
Celup poliester disperse carrier
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Celup poliester disperse pengaruh hs
Celup poliester   disperse pengaruh hsCelup poliester   disperse pengaruh hs
Celup poliester disperse pengaruh hs
 
Celup poliester disperse pengaruh p h
Celup poliester   disperse pengaruh p hCelup poliester   disperse pengaruh p h
Celup poliester disperse pengaruh p h
 
Celup poliester disperse pengaruh p h
Celup poliester   disperse pengaruh p hCelup poliester   disperse pengaruh p h
Celup poliester disperse pengaruh p h
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Identifikaspoliester
IdentifikaspoliesterIdentifikaspoliester
Identifikaspoliester
 
Uas basaq
Uas basaqUas basaq
Uas basaq
 
Uas basaq
Uas basaqUas basaq
Uas basaq
 
Lap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdpLap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdp
 
Lap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdpLap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdp
 
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tcLap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
 
Uas basaq
Uas basaqUas basaq
Uas basaq
 
Uas basaqq
Uas basaqqUas basaqq
Uas basaqq
 
Hand out cetak saring Kria Tekstil Part 2
Hand out cetak saring Kria Tekstil Part 2Hand out cetak saring Kria Tekstil Part 2
Hand out cetak saring Kria Tekstil Part 2
 
Hand out cetak saring Kria Tekstil Part. 2
Hand out  cetak saring Kria Tekstil Part. 2Hand out  cetak saring Kria Tekstil Part. 2
Hand out cetak saring Kria Tekstil Part. 2
 
Uas basaqq
Uas basaqqUas basaqq
Uas basaqq
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Celup poliester disperse carrier

  • 1. LAPORAN Pencapan Kapas dengan ZW Nafthol Praktikum Pencapan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil 4/1/2008 Lindayanti 07.K30021 M. Rendi 07.K30022 Nefeg L 07.K30024 Novita F 07.K30027 Ratih R.S 07.K30028 DOSEN: Agus S, S.Teks,. M.Si Sukirman, S.ST Dessiriana
  • 2. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 2 I. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud : Untuk melakukan proses pencelupan pada kain poliester dengan menggunakan zat warna dispersi cara carrier Tujuan :  Agar dapat memahami karakter serat poliester, zat warna dispersi, zat pembantu dan metoda pencelupan yang akan dipakai.  Dapat melihat pengaruh jumlah carrier yang dipakai terhadap hasil celup.  Mampu mengevaluasi dan menganalisa hasil proses pencelupan. II. TEORI DASAR Serat Poliester Poliester adalah suatu polimer (sebuah rantai dari unit yang berulang-ulang) dimana masing-masing unit dihubungkan oleh sebuah sambungan ester. Sebagai suatu poliester sintetis, bahan utama yang digunakan adalah polyethylene terephthalate (PET), yang di buat dari asam terephthalic dan ethilene glycol (EG). Serat poliester yang bersifat hidrofobik umumnya dicelup dengan zat warna dispersi. Zat warna dispersi adalah zat warna organik yang dibuat secara sintesis, yang kelarutannya dalam air sedikit dan merupakan larutan dispersi. Zat warna tersebut digunakan untuk mewarnai serat-serat sintetis atau serat tekstil yang bersifat hidrofob. Dalam pemakaiannya, zat warna dispersi memerlukan zat pembantu yang berfungsi untuk mendispersikan zat warna dan mendistribusikan zat warna secara merata. Zat warna dispersi dapat mewarnai serat poliester dengan baik dengan memakai metoda zat pengemban, dengan temperatur tekanan tinggi atau dengan cara Thermosol. Serat polyester merupakan serat sintetis yang banyak digunakan dalam industri khususnya industri tekstil kerena sifatnya yang mudah, murah dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak. Kelebihan dan kekurangan dari serat polyester ini akan dapat dioptimalkan dengan mencampurnya dengan serat – serat alam atau serat sintetis lainnya, sehingga menambah nilai daya guna. Serat poliester mempunyai sifat hidrofob sehingga untuk mencelupnya harus menggunakan zat warna yang tepat. Zat warna yang biasa digunakan adalah zat warna dispersi. Zat warna dispersi mula- mula diperdagangkan dalam bentuk pasta, tetapi sekarang dapat diperoleh dalam bentuk bubuk. Efektifitas pemakaiannya harus menggunakan zat pembantu sehingga dari segi ekonomisnya harus diperhitungkan. Zat Warna Dispersi Zat warna dispersi adalah zat warna organik yang dibuat secara sintesis, yang kelarutannya dalam air sedikit dan merupakan larutan dispersi. Zat warna tersebut digunakan untuk mewarnai serat-serat sintetis atau serat tekstil yang bersifat hidrofob.
  • 3. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 3 Zat warna ini mempunyai berat molekul yang kecil dan tidak mengandung gugus pelarut. Dalam pemakaiannya diperlukan zat pembantu yang berfungsi untuk mendispersikan zat warna dan mendistribusikannya secara merata didalam larutan, yang disebut zat pendispersi. Zat warna dispersi dapat mewarnai serat poliester dengan baik jika memakai zat pengemban atau dengan temperatur tekanan tinggi. Zat warna dispersi mula-mula diperdagangkan dalam bentuk pasta, tetapi sekarang dapat diperoleh dalam bentuk bubuk. Sifat-sifat umum zat warna dispersi a) Tidak larut dalam air, karena tidak mempunyai gugus pelarut didalam struktur molekul b) Pada umumnya zat warna dispersi berasal dari turunan azo, antrakwinon/nitro akril amina dengan berat molekul rendah c) Mempunyai titik leleh yang cukup tinggi yaitu 1500 C dengan ukuran partikel antara 0,5-2 mikron d) Bersifat non-ionik, walaupun mengandung gugus-gugus – NH2 – NHR – OH e) Selama proses pencapan dengan zat dispersi tidak mengalami perubahan kimia Mekanisme pencelupan Pencelupan serat poliester dengan zat warna dispersi merupakan peristiwa distribusi zat padat kedalam dua zat pelarut yang tidak dapat dicampur. Dalam hal ini zat warna dispersi merupakan zat padat yang larut dalam medium serat. Adsorpsi zat warna sering disebut “solid solution”. Mekanisme pencelupannya adalah sebagai berikut : zat warna dispersi berpindah dari keadaan agregat dalam larutan celup masuk kedalam serat sebagai bentuk molekuler. Pigmen zat warna dispersi larut dalam air dalam jumlah yang kecil sekali, tetapi bagian zat warna yang terlarut terebut sangat mudah terserap oleh serat. Sedangkan bagian yang tidak larut merupakan gudang atau timbunan zat warna yang sewaktu-waktu akan larut untuk memperthankan kesetimbangan. Untuk zat warna yang kurang sekali larut waktu setengah celup dan waktu pencelupan rata – rata pada termperatur 850 C akan lebih besar. Kerja zat warna lebih tertarik pada fasa larutan sehingga pencelupan mudah merata walaupun penyerapan kedalam serat berkurang. Serat poliester mempunyai kristalisasi yang tinggi, bersifat hidrofob dan tidak mengandung gugusan-gugusan yang aktif sehingga sukar sekali ditembus oleh molekul. Molekul yang berukuran besar sukar ataupun tidak bereaksi dengan zat warna anion atau kation. Dalam praktek serat poliester pada umumnya dicelup dengan zat warna dispersi, penyerapan zat warna dispersi pada kesetimbangan adalah baik tetapi pada difusi kedalam serat sangat lambat. Beberapa zat warna dispersi mempunyai kecepatan difusi yang cukup besar sehingga memungkinkan celupan akan muda atau sedang dalam waktu pencelupan yang tidak terlalu lama. Pencelupan poliester dengan zat warna dispersi terbagi dalam tiga cara (cara carrier atau pengemban, cara HT/HP atau tekanan dan suhu tinggi, dan cara Thermosol).
  • 4. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 4 Konsentrasi zat warna dalam larutan celup tidak mempengaruhi tua mudanya warna yang dihasilkan karena hubungan tua mudanya warna uang akan dihasilkan adalah tergantung banyaknya zat warna yang dipakai terhadap berat bahan yang akan dicelup. Semakin tinggi konsentrasi zat warna didalam larutan celup, semakin besar kecenderungan zat warna beragregasi dan menimbulkan penggumpalan yang akan mengakibatkan pencelupan menjadi tidak sempurna. Didalam pencelupan perlu ditambahkan lagi zat pendispersi antara 0.2 – 2 g/L larutan celup tergantung pada vlot atau liquor ratio, kekuatan zat pendispersi akan membentuk lapisan film (protektive film colloid) pada partikel zat warna sehingga dapat mudah masik kedalam serat secara teratur. Metoda Pencelupan zat pengemban Dalam pencelupan dengan sistem ini diperlukan suatu zat pembantu khusus yaitu zat pengemban yang berfungsi memperbaiki kelarutan zat warna dalam laruan celup, menggelembungkan serat sehingga memperbesar pori-pori dan juga membawa zat warna masuk ke dalam serat. Pencelupan dengan zat pengemban dapat dilakukan pada suhu 85 0 C atau mendidih. Disamping zat pengemban diperlukan pula zat pembantu yang lain, yaitu zat pendispersi untuk mendapatkan dispersi zat warna yang stabil. Dan Karena kebanyakan zat warna dispersi mencelup dalam suasana agak asam (pH 5 – 5,5), maka ke dalam larutan celup perlu ditambahkan asam, misalnya yang biasa dipergunakan adalah asam asetat atau asam formiat. Mekanisme pencelupan yang terjadi adalah sebagai berikut : zat pengemban menggelembungkan serat sehingga pori-pori serat terbuka. Kristal-kristal besar atau agregat kristal zat warna terdispersi dalam air, dari dispersi ini kemudian terpecah molekul-molekul tunggal zat warna yang berada dalam medium tersebut akan melekat di permukaan serat kemudian berdifusi dan larut ke dalam serat. Ikatan antara zat warna dan serat dapat merupakan iaktan hydrogen yang dibentuk oleh gugus-gugus pemberi (donor) atom hydrogen dari zat warna dengan gugus karbonil dari serat. Disamping itu gaya-gaya Van der Walls dan interaksi dua kutub dapat pula terjadi. Mencelup dengan metoda zat pengemban mempunyai keuntungan-keuntungan sebagi berikut :  tidak menggunakan tekanan,  tidak memerlukan peralatan yang khusus, dapat menggunakan mesin jigger, haspel atau bak,  penyerapan zat warna lebih besar dan cepat
  • 5. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 5 III. PRAKTIKUM 1. Alat dan Bahan  Beaker 500 ml & pengaduk kaca  Termometer  Pipet volume 1 ml & 10 ml  Gelas ukur 100 ml & gelas piala 100 ml  Timbangan digital  Bunsen, kaki tiga, kasa  Mesin stenter  Zat sesuai resep  Kain Poliester 2. Diagram alir praktek 3. Resep a. Heat Setting 180 o C ; 1 menit b. Proses Pencelupan Zat yang dipakai Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4 ZW dispersi (%) (Acetran Red SE 3B) 1 Pendispersi anionik (ml/L) 2 Asam asetat (ml/L) 2 Carrier (ml/L) 0,5 1,0 1,5 2,0 Vlot 1 : 30 Suhu ; Waktu 100 0 C ; 30 menit Poliester bersih Heat setting (180 0 C ; 1 ‘) Pencelupan cara carrier Cuci Reduksi Pengeringan Pembilasan Evaluasi Heat setting (170 0 C ; 1 ‘)
  • 6. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 6 c. Cuci Reduksi * Na2S2O4 : 2 g/L * NaOH 38o Be : 1 cc/L * Sabun (tahan reduktor) : 1 cc/L * Vlot 1 : 20 * 100 o C ; 10 menit d. Heat Setting 170 0 C ; 1 menit 4. Fungsi Zat  CH3COOH : memberi suasana asam pada proses pencelupan.  Pendispersi : Untuk mendispersikan zat warna dispersi agar penyerapan zat warna meningkat dan rata.  Na2S2O4 : Sebagai reduktor; Untuk mereduksi zat warna dispersi yang menempel di permukaan serat.  NaOH : beri suasana alkali pada proses pencucian  Sabun : meningkatkan daya detergensi serta penghilang bau sisa carrier pada kain. 5. Perhitungan resep  Proses Pencelupan Zat yang dipakai Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4 Berat bahan (g) 10,62 10,07 11,40 10,52 ZW dispersi (ml) (diencerkan 100 /1 ml) 10,62 10,07 11,40 10,52 Pendispersi anionik (ml) 0,64 0,60 0,68 0,64 Asam asetat (ml) 0,64 0,60 0,68 0,64 Carrier (ml) 0,16 0,15 0,51 0,64 Volume larutan (ml) 318,6 302,1 34,0 315,6  Proses Cuci Reduksi Zat yang dipakai Resep 1 Resep 2 Resep 3 Resep 4 Berat bahan (g) 10,62 10,07 11,40 10,52 Na2S2O4 (g) 0,42 0,40 0,46 0,42 Sabun (ml) 0,21 0,20 0,23 0,21 NaOH 38 0 Be (ml) 0,21 0,20 0,23 0,21 Volume larutan (ml) 212,4 201,4 228,0 210,4
  • 7. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 7 6. Skema Proses Proses Pencelupan Proses Cuci Reduksi 7. Cara kerja Menyiapkan semua peralatan & mesin yang akan digunakan. Menyetel mesin stenter untuk proses Heat Setting yang pertama 180 0 C untuk 1 menit. Melakukan proses Heat Setting. Menyiapkan bahan & zat yang diperlukan, menimbangnya sesuai dengan resep. Menyiapkan resep untuk pencelupan, buat larutan induk terlebih dahulu untuk pelarutan ZW disperse. Kemudian tambahkan zat yang lain dan sempurnakan volume larutan sesuai vlot. Melakukan proses sesuai dengan waktu dan suhu. Kemudian dilanjutkan dengan proses cuci reduksi. Bilas kemudian dikeringkan pada suhu 100o C. Melakukan proses Heat setting dengan 170o C selama 1 menit. Mengamati dan mengevaluasi kain hasil celup. 100 0 C 30 0 C 40 menit 30 menit 5 menit ZW disp NaOH pendips carrier 100 0 C 30 0 C 20 menit 10 menit 5 menit Na2S2O4 Sabun NaOH
  • 8. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 8 IV. DATA PRAKTIKUM A. Resep 1 (carrier 0,5 ml/L)
  • 9. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 9 B. Resep 1 (carrier 1,0 ml/L)
  • 10. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 10 C. Resep 1 (carrier 1,5 ml/L)
  • 11. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 11 D. Resep 1 (carrier 2,0 ml/L)
  • 12. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 12 V. DISKUSI  Hasil pencelupan serat poliester oleh ZW disperse dengan cara HT dapat dipengaruhi pH larutan celup. Serat poliester merupakan serat yang lebih tahan asam daripada alkali, sehingga pH yang digunakan harus asam.  pH pencelupan pun juga tidak boleh terlalu rendah. Apabila pH terlalu rendah, maka akan menyebabkan belang pada kain hasil celup. Hal ini dikarenakan pendispersi anionik kurang bagus kerjanya pada pH terlalu asam. Pendispersi anionik merupakan zat pembantu yang berfungsi untuk mendispersikan molekul-molekul ZW sehingga dapat larut.  Zat lain yang jadi fokus utama pada praktikum ini adalah carrier yang berfungsi sebagai zat pengemban. Carrier dalam larutan celup akan mengemban ZW agar bisa masuk kedalam serat poliester yang bersifat hidrofob.  Kelebihan pencelupan dengan cara carrier ini adalah: a. Lebih rata b. Alat yang digunakan cukup sederhana, sehingga dapat diterapkan di industri kecil (tidak memerlukan mesin yang spesifik seperti HT)  Kelemahan pencelupan dengan cara carrier ini adalah: a. Sering terdapat sisa carrier pada hasil akhir pencelupan sehingga kain berbau menyengat b. Adanya sisa carrier juga bisa menurunkan daya tahan luntur kain (poliester umumnya daya tahan lunturnya menempati grade 5 sampai dengan 5/4, tapi dengan adannya sisa carrier bisa turun sampai grade 4) c. Carrier yang terbuang, maupun limbah proses pencelupan dapat mencemari lingkungan  ZW disperse yang digunakan dalam praktikum ini adalah Acetron Red SE 3B yang berjenis SE, berarti memiliki ukuran molekul sedang, sehingga kadar carrier yang paling tepat antara 1-2 ml/L.  Kain yang menunjukkan warna paling tua adalah kain resep 2 dengan carrier 1,0 ml/L. Sesuai dengan poin diatas, bahwa 1 ml/L adalah jumlah yang tepat. Dari keempat resep dengan kadar carrier berbeda-beda, resep 2 kadarnya sangat tepat dengan jumlah zat warna. Sehingga bisa digambarkan jumlah molekul carrier sebanding dengan ZW maka hampir 100% ZW dalam larutan berhasil diemban masuk kedalam serat.  Kain yang menunjukkan kerataan warna paling tinggi adalah kain resep 3 dengan carrier 1,5 ml/L. Kembali pada poin sebelumnya, nilai kadar carrier 1,5 ml/L termasuk dalam jumlah yang tepat untuk ZW disperse jenis SE. Memang sedikit lebih banyak daripada resep 2 dengan carrier 1,0 ml/L yang warnanya paling tua, tapi kain yang dihasilkan oleh resep 3 dengan carrier 1,5 ml/L yang warnanya paling rata. Dengan jumlah yang sedikit lebih banyak, jumlah molekul ZW yang berhasil diemban masuk kedalam serat kurang optimum, tapi kerataannya lebih tinggi.
  • 13. Pencelupan Poliester dengan ZW Disperse Cara Carrier | 13  Kain resep 1 menggunakan kadar carrier 0,5 ml/L yang nilainya kurang dari yang dibutuhkan untuk ZW disperse jenis SE. Oleh karena itu, tidak semua ZW berhasil diemban kedalam serat. Sehingga hasil celupannya lebih mudah. VI. KESIMPULAN  Kain yang warnanya paling tua dari resep 2 dengan kadar carrier 1,0 ml/L  Kain yang warnanya paling rata dari resep 3 dengan kadar carrier 1,5 ml/L VII. PUSTAKA Djufri, Rasyid. 1976. Teknologi pengelantangan, pencelupan dan pencapan. Bandung: Institut Teknologi Tekstil Buku referensi Pencelupan dari Institut Teknologi Tekstil. Bandung. www.chem.is.try.org