1. Dokumen tersebut membahas proses persiapan penyempurnaan pada kain campuran poliester-kapas, mencakup proses penghilangan kanji, pemasakan, pengelantangan secara simultan, merserisasi, dan pemantapan panas.
2. Tujuan proses ini adalah untuk mendapatkan kain campuran poliester-kapas yang bersih dan stabil dimensinya, siap untuk proses pewarnaan dan finishing selanjutnya.
3. Proses
1. 1
Proses Persiapan Penyempurnaan ( Pre Treatment ) Pada Kain Campuran
Poliester – Kapas / Teteron-Cotton ( T/C)
( Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan,
Merserisasi Serta Pemantapan Panas Untuk Menghasilkan Kain T/C Siap
Celup/Siap Printing)
I. MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme proses pre treatment pada serat alam dan serat
sintetis yaitu proses penghilangan kanji, pemasakan dan pengelantangan secara
simultan, proses merserisasi serat pemantapan panas untuk mendapatkan kain T/C
siap celup atau siap printing.
TUJUAN
1. Menghilangkan kanji pada serat campuran polyester-kapas baik kanji alam dan
kanji sintetis hasil dari proses pertenunan.
2. Memperoleh kain campuran polyester-kapas yang bersih dari kotoran alami
maupun kotoran luar sehingga meningkatkan daya serap kain.
3. Menstabilkan dimensi kain campuran polyester-kapas sehingga dimensi kain
tidak berubah pada saat proses selanjutnya.
4. Memperoleh kain campuran polyester-kapas yang lebih bersih dan lebih putih.
5. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pre treatment kain
polyester-kapas (T/C).
6. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses pre treatment
7. Mendapatkan kain T/C siap celup dan siap printing.
II. TEORI DASAR
A. PROSES PENGHILANGAN KANJI
Proses penghilangan kanji ( Desizing ) bertujuan untuk menghilangkan kanji yang
terdapat pada bahan yang berasal dari pertenunan. Proses ini merupakan proses
awal dalam industri penyempurnaan tekstil. Benang lusi kain tenun biasanya dikanji
untuk menambah kekuatannya agar permukaan benang licin dan tahan gesekan
serta tarikan. Pemilihan jenis kanji yang dipakai ditentukan oleh jenis serat.
Sedangkan cara penghilangan kanji sendiri bergantung pada jenis kanji dan sifatsifat serat. Metode yang digunakan adalah cara Exhaust ( perendaman ) dan cara
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
2. 2
kontinyu. Bahan yang telah dihilangkan kanjinya diharapkan memiliki sifat daya
serap terhadap air dan zat warna yang baik.
Penghilanagn kanji dengan pemakaian enzim dan oksidator akan mendegradasi
kanji yang tidak larut menjadi larut. Faktor yang berpengaruh dalam proses ini
adalah ketepatan pemilihan dan konsentrasi zat penghilang kanji, kondisi proses
seperti pH, suhu, dan waktu, serta metode yang digunakan.
Proses penghilangan kanji dapat dilakukan dengan cara : penghilangan kanji
cara enzim, dengan oksidator, dengan asam maupun alkali, dan dengan
perendaman
air.
Beberapa
metode
penghilangan
kanji
adalah
:
metode
perendaman, metode pad batching,metode pad steam.
B. PROSES PEMASAKAN
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting
bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk
menyerap zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan
adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan
kotoran alami baik berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada
serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada
serat sintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan
secara merata.
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak,
oli, serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek
detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada
bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan
simultan dengan proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan
dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (seratserat alam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat
campuran biasanya dilakukan proses simultan.
C. PROSES PENGELANTANGAN
Proses
pengelantangan
merupakan
proses
lanjutan
setelah
proses
pemasakan. Bahan yang telah diproses pengelantangan akan memiliki derajat putih
yang lebih baik. Proses pengelantangan ditujukan untuk mendapatkan kain yang
memang dijual sebagai kain putih (dilakukan pengelantangan sempurna dan
dilanjutkan pemutihan optik), atau untuk kain yang akan dicelup warna muda dan
cerah (hanya dilakukan pengelantangan sebagian). Mekanisme pengelantangan ini
sendiri dilakukan dengan merendam bahan dengan suatu larutan yang mengandung
zat pengelantang yang bersifat oksidator maupun zat pengelantang yang bersifat
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
3. 3
reduktor. Senyawa-senyawa organik dalam bahan yang mempunyai ikatan rangkap
dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan tunggal atau menjadi senyawa yang lebih
sederhana sehingga bahan tekstil tersebut menjadi putih.
D. PROSES SIMULTAN
Tujuan dari proses simultan adalah untuk menghilangkan berbagai kotoran alam
dan luar pada bahan tekstil yang kelebihannya adalah cepat dan murah sedangkan
kekurangannya adalah hasil yang diperoleh masih kurang dibandingkan dengan
proses secara terpisah terutama untuk serat alam, sedangkan untuk serat sintetik
hasilnya relatif sama. Proses ini banyak digunakan terutama untuk serat sintetik dan
campuran karena macam dan jumlah kotoran yang harus dihilangkan tidak sebanyak
pada serat alam, namun terkadang juga dilakukan pada serat kapas dan rayon.
Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang
digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses persiapan
penyempurnaan yang dilakukan. Mekanisme prosesnya sama persis dengan proses
yang dilakukan terpisah.
E. PROSES MERSERISASI
Tujuan dari proses merserisasi adalah untuk memperbaiki kilau, stabilitas
dimensi, kekatan tarik, dan daya serap terhadap zat warna dan uap air. Proses
merserisasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada serat selulosa
dan serat campurannya. Proses merserisasi adalah istilah khusus untuk perlakuan
perendaman bahan serat selulosa dan campurannya dalam larutan NaOH dengan
konsentrasi 26-30o Be sambil diberi peregangan. Proses merserisasi dapat dilakukan
pada bahan berbentuk benang maupun kain, biasanya dilakukan antara proses
penghilangan kanji dan pemasakan atau pada bahan yang telah dihilangkan kaji dan
dimasak, dan kadang dilakukan pada bahan yang masih mentah / grey. Proses ini
memegang peranan penting bagi bahan tekstil yang terbuat dari serat yang
mengandung kapas dan rayon viskosa karena akan mempengaruhi sifat kimia yaitu
daya serap terhadap zat warna dan uap air, sifat fisik seperti kilau bahan, kekuatan
tarik,mengkeret, dan stabilitas dimensi.
F. PROSES PEMANTAPAN PANAS
Proses pemantapan panas bertujuan untuk menstabilkan dimensi bahan tekstil
yang terbuat dari serat sintetik sehingga dimensi bahan tidak berubah pada proses
selanjutnya. Ada dua metode yang digunakan yaitu pemantapan panas basah dan
kering. Bahan tekstil yang mengalami pemantapan panas akan memiliki molekul
polimer sejajar sumbu seratnya dan dimensi yang stabil.
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
4. 4
Proses pemantapan panas dapat dilakukan pada benang, kain tenun, maupun
kain rajut. Pemantapan panas pada benang dilakukan pada rol-rol panas, kain tenun
dan kain rajut menggunakan mesin Stenter. Proses pemantapan panas dapat
dilakukan dengan tiga cara :
1.
Pemantapan panas awal (Pre-Setting) → pemantapan pada bahan yang
masih grey / mentah.
2.
Pemantapan panas antara (Intermediate-Setting) → bahan dimantapkan
setelah pemasakan.
3.
Pemantapan panas akhir (Post-Setting) → bahan dimantapkan setelah
proses pewarnaan.
Adapun dua metode pemantapan panas yaitu :
1. Pemantapan panas basah (Wet / Steam Setting) → pemantapan bahan
dengan bentuan uap panas dari mesin steamer.
2. Pemantapan panas kering (Dry Setting) → penamtapan panas dengan
menggunakan udara kering pada suhu tinggi yang berasal dari mesin
stenter.
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
•
1 buah gelas piala porselin 1000 ml
•
1 buah pengaduk kaca
•
1 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml
•
1 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen
•
1 buah timbangan digital
•
1 buah pipet volume
•
1 buah termometer
•
3 lembar kain polyester-kapas (T/C)
•
Zat sesuai resep
B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK
1. Diagram Alir Umum Proses Pre Treatment Pada Kain Poliester
Kain grey polyester-kapas (T/C)
Proses penghilangan kanji, pemasakan, dan
pengelantangan secara simultan
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
5. 5
Proses merserisasi
Proses pemantapan panas (Heat Setting)
Kain T/C siap celup
Evaluasi (stabilitas dimensi, daya serap, kilau,
pengurangan berat)
2. Diagram Alir Khusus Proses Pre Treatment Pada Kain Poliester
Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan
Timbang kain dan zat sesuai resep
Buat larutan proses simultan dalam gelas
porselin
Proses simultan pada suhu stabil 90 0 C selama
30 menit
Pencucian dengan air panas dan air dingin
Proses pengeringan
Proses Merserisasi
Siapkan kain hasil proses simultan
Buat larutan merser
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
6. 6
Peregangan pada frame merser
Perendaman dalam larutan NaOH selama 30
detik
Penetralan dengan larutan CH3COOH
Pencucian dengan air dingin dan pengeringan
Proses pemantapan panas
Evaluasi hasil pre treatment
C. RESEP
1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Simultan
H2O2 35%
= 10 cc / L
Na2CO3
=2g/L
Stabilisator
= 1 cc / L
Detergen
= 1 cc / L
Vlot
= 1 :30
Suhu
= 90 0 C
Waktu
= 30 menit
2. Proses Merserisasi
NaOH 28 o Be, NaOH 25 o Be, NaOH 20 o Be
Pembasah
= 1 cc / L
Zat anti oligomer
=1g/L
Suhu
= 15 0 C, 20 0 C, 25 0 C
Waktu
= 30 detik
3. Proses Penetralan
CH3COOH 35%
= 1 cc / L
Vlot
= 1 :30
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
7. 7
Suhu
= 30 0 C
Waktu
= 10 menit
D. FUNGSI ZAT
1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Simultan
H2O2 35%
= zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang
Stabilisator
= zat yang membantu menguraikan H2O2 secara perlahan-lahan
agar tidak terjadi oksiselulosa (mencegah penguraian oksidator
terlalu cepat)
Na2CO3
= memberikan suasana basa dan berfungsi agar proses
saponifikasi lebih sempurna, menyabunkan kotoran dan minyak
dan mengaktifkan kerja sabun.
Detergen
= zat yang berfungsi sebagai pembasah, mendispersikan kotoran
padat yang tidak larut, dan mengemulsikan kotoran cair yang
tidak larut.
2. Proses Merserisasi
NaOH
= menggelembungkan serat selulosa dan campuran
Pembasah
= zat yang membantu proses penyerapan larutan secara merata
dan cepat pada bahan, memudahkan bahan terbasahi dan larutan
kostik masuk berpenetrasi kedalam celah antar sel.
3. Proses Penetralan
CH3COOH
= zat yang berfungsi untuk mengatur pH untuk penetralan
E. PERHITUNGAN RESEP
1. Proses Penghilangan Kanji,Pemasakan, Pengelantangan Simultan
Berat kain A
= 19,74 g
Berat kain B
= 20,24 g
Berat kain C
= 21,62 g
Berat kain total
= 19,74 g +20,24 g + 21,62 g
= 61,6 g
Jumlah larutan
= berat bahan x volt
= 61,6 g x 30
= 1848 g
= 1848 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
H2O2 35%
= 10 ml / 1000 ml x 1848 ml
= 18,48 ml
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
8. 8
Na2CO3
= 2 g / 1000 ml x 1848 ml
= 3,7 g
Stabilisator
= 1 ml / 1000 ml x 1848 ml
= 1,85 ml
Detergen
= 1 ml / 1000ml x 1848 ml
= 1,85 ml
2. Proses Merserisasi
Berat kain A
= 19,74 g
Berat kain B
= 20,24 g
Berat kain C
= 21,62 g
Kain A (19,74 g)
28 o Be
1 cc / L
30 detik
15 o C
NaOH
Pembasah
Waktu
Suhu
Kain B (20,24 g)
25 o Be
1 cc / L
30 detik
20 o C
Kain C (21,62 g)
20 o Be
1 cc / L
30 detik
25 o C
3. Proses Penetralan
Berat kain A
= 19,74 g
Berat kain B
= 20,24 g
Berat kain C
= 21,62 g
Diketahui
= CH3COOH yang tersedia adalah 98%, sedangkan
CH3COOH yang dibutuhkan adalah 35%
Konsentrasi (N)
Dubutuhkan CH3COOH 35%
Tersedia CH3COOH 98%
Perhitungan :
Volume (V)
Diambil 28 ml
Diambil 500 ml
N1 . V1 = N2 . V2
35%.V1 = 98% . 500 ml
V1 = (98% . 500 ml) / 35%
= 1400 ml
Maka untuk penetralan dipakai air sebanyak 1400 ml dan CH3COOH 35%
sebanyak
= 500 ml x 1 ml / L
= 0,5 ml
F. SKEMA PROSES
1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
9. 9
2. Proses Merserisasi
3. Proses Penetralan
G. LANGKAH KERJA
1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan
•
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
•
Menimbang kain T/C dan zat sesuai resep.
•
Membuat larutan penghilangan kanji,pemasakan, dan pengelantangan
simultan dalam gelas porselin .
•
Merendam kain ke dalam larutan simultan dan memanaskan diatas
pembakar Bunsen pada suhu stabil 90 o C selama 30 menit.
•
Mencuci kain dengan air panas dan air dingin kemudian mengeringkannya.
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
10. 10
2. Proses Merserisasi
•
Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital, arah
lusi dan pakan diberi tanda.
•
Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta permanen.
•
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan
NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu sampai
suhu 15o C.
•
Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah lusi
dan pakan.
•
Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH
selama 30 detik.
•
Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas.
•
Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH.
•
Mencuci bersih kain tersebut dengan air dingin sampai kain tidak terasa licin.
•
Mengeringkan kain dan mengevaluasi kain tersebut dengan uji daya serap
dan perhitungan mengkeret lusi dan pakan.
3. Proses Penetralan
• Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
• Menyiapkan kain T/C hasil proses merserisasi.
• Membuat larutan penetralan dalam gelas porselin .
•
Merendam kain ke dalam larutan penetralan dan merendam pada suhu stabil
30 o C selama 10 menit.
•
Mencuci kain dengan air dingin.
•
Mengeringkan kain.
4. Proses Pemantapan Panas
• Menyiapkan mesin stenter pada suhu 180 - 200 o C.
•
Menyiapkan kain yang sudah kering hasil dari proses simultan dan
merserisasi.
•
Melukis bujur sangkar pada kain dengan ukuran 10 x 10 cm dengan tinta
permanen.
•
Memasang kain pada gerigi mesin stenter dan memberi regangan arah lusi.
•
Melakukan proses heat setting pada suhu 180o C selama 2 menit.
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
11. 11
•
Melakukan evaluasi kain yaitu tes % pengurangan berat, uji stabilitas
dimensi, uji daya serap, dan uji kilau.
IV. DATA PRAKTIKUM
1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Simultan
Berat kain A
= 19,74 g
Berat kain B
= 20,24 g
Berat kain C
= 21,62 g
Berat kain total
= 61,6 g
Jumlah larutan
= 1848 ml
H2O2 35%
= 18,48 ml
Na2CO3
= 3,7 g
Stabilisator
= 1,85 ml
Detergen
= 1,85 ml
2. Proses Merserisasi
Berat kain A
= 19,74 g
Berat kain B
= 20,24 g
Berat kain C
= 21,62 g
NaOH
Pembasah
Waktu
Kain A (19,74 g)
28 o Be
1 cc / L
30 detik
Kain B (20,24 g)
25 o Be
1 cc / L
30 detik
Kain C (21,62 g)
20 o Be
1 cc / L
30 detik
Suhu
15 o C
20 o C
25 o C
3. Proses Penetralan
Berat kain A
= 19,74 g
Berat kain B
= 20,24 g
Berat kain C
= 21,62 g
Konsentrasi (N)
Dubutuhkan CH3COOH 35%
Tersedia CH3COOH 98%
Volume (V)
Diambil 28 ml
Diambil 500 ml
Perhitungan :
N1 . V1 = N2 . V2
35%.V1 = 98% . 500 ml
V1 = (98% . 500 ml) / 35%
= 1400 ml
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
12. 12
Maka untuk penetralan dipakai air sebanyak 1400 ml dan CH3COOH 35%
sebanyak
= 500 ml x 1 ml / L
= 0,5 ml
EVALUASI HASIL PROSES PRE TREATMENT KAIN POLIESTER-KAPAS (T/C)
Stabilitas Dimensi
Kain A (NaOH 28 o Be)
Panjang pakan awal (P1)
= 10 cm
Panjang pakan akhir (P2) = 10 cm
Panjang lusi awal (L1)
= 10 cm
Panjang lusi akhir (L2)
= 9,2 cm
Mengkeret pakan
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100 %
= { ( 10 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= 0%
Mengkeret lusi
= { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 %
= { ( 9,2 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= -8 %
o
Kain B (NaOH 25 Be)
Panjang pakan awal (P1)
= 10 cm
Panjang pakan akhir (P2) = 10 cm
Panjang lusi awal (L1)
= 10 cm
Panjang lusi akhir (L2)
= 9,3 cm
Mengkeret pakan
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100 %
= { ( 10 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= 0%
Mengkeret lusi
= { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 %
= { ( 9,3 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= -7 %
o
Kain C (NaOH 20 Be)
Panjang pakan awal (P1)
= 10 cm
Panjang pakan akhir (P2) = 10 cm
Panjang lusi awal (L1)
= 10 cm
Panjang lusi akhir (L2)
= 9,3 cm
Mengkeret pakan
= { ( P2 – P1) / P1 } x 100 %
= { ( 10 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= 0%
Mengkeret lusi
= { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 %
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
13. 13
= { ( 9,3 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= -7 %
Kain
Panjang Pakan
Panjang Lusi
Mengkeret Kain
Akhir
Awal
Akhir
Pakan
Lusi
Kain A
10 cm
10 cm
10 cm
9,2 cm
0%
-8%
Kain B
Kain C
Awal
10 cm
10 cm
10 cm
10 cm
10 cm
10 cm
9,3 cm
9,3 cm
0%
0%
-7%
-7%
Daya Serap
Kain
Daya Serap
Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC)
o
o
Kain B (NaOH 25 Be, 20 C)
Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC)
1,2 detik
1,3 detik
1,3 detik
Kilau
Dari hasil pengamatan visual terlihat bahwa Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC) lebih
berkilau daripada Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC) dan Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC).
Urutan kain dari yang paling lembut dilihat dari pengamatan secara visual :
1. Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC)
2. Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC)
3. Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC)
Kelembutan
Dari hasil pengamatan visual terlihat bahwa Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC) lebih
lembut daripada Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC) dan Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC) .
Urutan kain dari yang paling lembut dilihat dari pengamatan secara visual :
1. Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC)
2. Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC)
3. Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC)
% Pengurangan Berat
Kain A (NaOH 28 o Be)
Berat awal (BK1)
= 19,74 g
Berat akhir (BK2)
= 18,16 g
% Pengurangan Berat
= {(BK1 – BK2) / BK1} x 100 %
= {(19,74 g – 18,16 g) / 19,74 g } x 100 %
=8%
o
Kain B (NaOH 25 Be)
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
14. 14
Berat awal (BK1)
= 20,24 g
Berat akhir (BK2)
= 18,57 g
% Pengurangan Berat
= {(BK1 – BK2) / BK1} x 100 %
= {(20,24 g – 18,57 g) / 20,24 g } x 100 %
= 8,25 %
Kain C (NaOH 20 o Be)
Berat awal (BK1)
= 21,62 g
Berat akhir (BK2)
= 19,83 g
% Pengurangan Berat
= {(BK1 – BK2) / BK1} x 100 %
= {(21,62 g – 19,83 g) / 21,62 g } x 100 %
= 8,3 %
Tabulasi Data Uji Hasil % Pengurangan Berat
Kain
A
B
C
Berat Awal
19,74 g
20,24 g
21,62 g
Berat Akhir
18,16 g
18,57 g
19,83 g
% Pengurangan Berat
8%
8,25%
8,3%
Hasil Kain T/C Sebelum dan Sesudah Proses Pre Treatment
Kain
Sebelum Pre Treatment
Setelah Pre Treatment
Kain A
(NaOH 28 o Be)
Kain B
(NaOH 25 o Be)
Kain C
(NaOH 20 o Be)
IV.DISKUSI
Serat poliester atau Poly Etilen Tereftalat (PET) termasuk serat sintetik yang
sangat pesat perkembangannya dan banyak digunakan untuk tekstil. Serat poliester
sangat kompak, hidrofob, dan mudah timbul listrik statik. Karena sifat yang sangat
hidrofob ini poliester mudah menarik minyak, lemak dan kotoran berlemak lainnya.
Karena lemak tidak larut dalam air maka kotoran tersebut sulit dibersihkan. Poliester
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
15. 15
yang dikerjakan pada larutan alkali akan menghasilkan kain yang ringan,halus, dan
lembut. Sedangkan serat kapas yang digunakan memiliki sifat tahan kusut yang kurang
baik, tidak menimbulkan listrik static, dan pada alkali kuat dalam suhu kamar akan
menggelembungkan serat sedangkan pada suhu tinggi akan merusak serat.
Pada proses pre treatmen kain campuran polyester-kapas (T/C) dilakukan proses
merserisasi setelah sebelumnya kain T/C sudah mengalami pre treatment yaitu
penghilangan kanji, pemasakan dan pengelantangan simultan. Kain T/C yang telah
mengalami proses pre treatment sebelumnya kemudian dilakukan proses merserisasi
untuk menghasilkan kain T/C siap celup dan siap printing.
Seperti biasa, proses simultan bertujuan untuk menghilangkan kanji yang masih
terdapat pada kain, menghilangkan kotoran-kotoran alam dan luar serta menghilangkan
kotoran organik lainnya. Proses simultan ini berlangsung pada suhu 90 oC selama 30
menit dengan menggunakan H2O2 35%.
Pada proses merserisasi sendiri, terdapat variasi suhu dan konsentrasi NaOH yang
dibuat tidak sama. Untuk mengurangi biaya produksi, maka penggunaan suhu proses
akan dinaikkan dengan mengurangi konsentrasi NaOH yang digunakan. Pada Kain A
digunakan NaOH 28 oBe dengan suhu proses 15 oC, pada kain B digunakan NaOH 25
o
Be dengan suhu proses 20 oC dan kain C digunakan NaOH 20 oBe dengan suhu proses
25 oC. Perbedaan suhu dan konsentrasi NaOH yang digunakan akan mempenaruhi hasil
merserisasi. Hasil dari proses merserisasi yang diharapkan adalah untuk memperbaiki
struktur serat yang meliputi meningkatnya kilau kain, meningkatnya kekuatan serat dan
meningkatnya daya serap kain terhadap zat warna dan uap air. Adanya proses
peregangan pada benang lusi dan pakan saat merser berlangsung mengakibatkan
derajat kristalitas meningkat yang juga diikuti oleh meningkatanya derajat orientasi kain.
Dalam praktikum digunakan NaOH dengan konsentrasi tinggi yang bertujuan untuk
menggembungkan serat sehingga struktur serat dapat lebih baik dan kekuatan tariknya
pun bertambah.
Selama berlangsungnya percobaan diketahui faktor-faktor yang berpengaruh
pada proses merserisasi adalah penggunaan zat pembantu, konsentrasi alkali, suhu,
kualitas bahan,dan struktur anyaman kain. Pengaruh zat pembantu terutama pembasah
adalah jika merserisasi dilakukan tanpa pemberian pembasah maka hasil merser tidak
rata. Faktor suhu juga sangat berpengaruh pada hasil merser. Penggelembungan
selulosa yang baik akan diperoleh antara suhu 15-20o C dan merserisasi yang baik
adalah dilakukan pada suhu 15o C ( suhu harus konstan ).
Dari hasil uji percobaan diperoleh bahwa semakin tinggi suhu proses maka
semakin besar kemungkinan terjadinya kerusakan serat (oksiselulosa), ini karena suhu
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
16. 16
yang semakin tinggi akan semakin mengikis permukaan serat sehingga kekuatan serat
menjadi menurun. Karena kekuatan serat semakin menurun pada suhu proses yang
semakin tinggi, maka kualitas merserisasinya pun akan menurun. Keadaan yang
demikian akan menyebabkan daya serap kain dan kilau kain semakin turun. Daya serap
kain akan turun karena kekuatan serat pada suhu yang semakin tinggi juga akan
menurun. Setelah dilakukan uji stabilitas dimensi, ternyata stabilitas kain masih baik
pada setiap variasi suhu dan konsentrasi.
V. KESIMPULAN
•
Proses merserisasi yang dilakukan setelah proses simultan akan menghasilkan kain
yang lebih kasar, sedangkan proses merserisasi yang dilakukan sebelum proses
simultan akan menghasilkan kain yang lebih lembut.
•
Untuk mengurangi biaya produksi maka suhu merserisasi harus dinaikkan dengan
waktu proses yang sama tetapi konsentrasi NaOH harus dikurangi.
•
Semakin tinggi suhu proses merserisasi dan semakin rendah konsentrasi NaOH
yang diberikan maka kemungkinan terjadinya kerusakan serat (oksiselulosa) akan
semakin besar akibatnya kekuatan kainnya pun akan turun.
•
Semakin tinggi suhu proses merserisasi dan semakin rendah konsentrasi NaOH
yang diberikan maka kualitas merserisasi akan semakin menurun, akibatnya daya
serap kain menjadi rendah dan kilau kain pun berkurang, tetapi kain akan manjadi
semakin lembut.
•
Semakin tinggi suhu proses merserisasi dan semakin rendah konsentrasi NaOH
yang diberikan maka kemungkinan terjadinya kerusakan serat (oksiselulosa) akan
semakin besar sehingga % pengurangan beratnya pun akan semakin besar.
•
Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pre treatment kain T/C adalah
konsentrasi NaOH, suhu proses dan lama proses .
VI. DAFTAR PUSTAKA
Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan
Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan
Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
17. 17
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut
Teknologi Tekstil.
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4