SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
Proses Persiapan Penyempurnaan ( Pre Treatment ) Pada Kain Campuran
Poliester – Kapas / Teteron-Cotton ( T/C)
( Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan,
Merserisasi Serta Pemantapan Panas Untuk Menghasilkan Kain T/C Siap
Celup/Siap Printing)

I. MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme proses pre treatment pada serat alam dan serat
sintetis yaitu proses penghilangan kanji, pemasakan dan pengelantangan secara
simultan, proses merserisasi serat pemantapan panas untuk mendapatkan kain T/C
siap celup atau siap printing.
TUJUAN
1. Menghilangkan kanji pada serat campuran polyester-kapas baik kanji alam dan
kanji sintetis hasil dari proses pertenunan.
2. Memperoleh kain campuran polyester-kapas yang bersih dari kotoran alami
maupun kotoran luar sehingga meningkatkan daya serap kain.
3. Menstabilkan dimensi kain campuran polyester-kapas sehingga dimensi kain
tidak berubah pada saat proses selanjutnya.
4. Memperoleh kain campuran polyester-kapas yang lebih bersih dan lebih putih.
5. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pre treatment kain
polyester-kapas (T/C).
6. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses pre treatment
7. Mendapatkan kain T/C siap celup dan siap printing.
II. TEORI DASAR
A. PROSES PENGHILANGAN KANJI
Proses penghilangan kanji ( Desizing ) bertujuan untuk menghilangkan kanji yang
terdapat pada bahan yang berasal dari pertenunan. Proses ini merupakan proses
awal dalam industri penyempurnaan tekstil. Benang lusi kain tenun biasanya dikanji
untuk menambah kekuatannya agar permukaan benang licin dan tahan gesekan
serta tarikan. Pemilihan jenis kanji yang dipakai ditentukan oleh jenis serat.
Sedangkan cara penghilangan kanji sendiri bergantung pada jenis kanji dan sifatsifat serat. Metode yang digunakan adalah cara Exhaust ( perendaman ) dan cara
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
2
kontinyu. Bahan yang telah dihilangkan kanjinya diharapkan memiliki sifat daya
serap terhadap air dan zat warna yang baik.
Penghilanagn kanji dengan pemakaian enzim dan oksidator akan mendegradasi
kanji yang tidak larut menjadi larut. Faktor yang berpengaruh dalam proses ini
adalah ketepatan pemilihan dan konsentrasi zat penghilang kanji, kondisi proses
seperti pH, suhu, dan waktu, serta metode yang digunakan.
Proses penghilangan kanji dapat dilakukan dengan cara : penghilangan kanji
cara enzim, dengan oksidator, dengan asam maupun alkali, dan dengan
perendaman

air.

Beberapa

metode

penghilangan

kanji

adalah

:

metode

perendaman, metode pad batching,metode pad steam.
B. PROSES PEMASAKAN
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting
bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk
menyerap zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan
adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan
kotoran alami baik berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada
serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada
serat sintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan
secara merata.
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak,
oli, serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek
detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada
bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan
simultan dengan proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan
dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (seratserat alam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat
campuran biasanya dilakukan proses simultan.
C. PROSES PENGELANTANGAN
Proses

pengelantangan

merupakan

proses

lanjutan

setelah

proses

pemasakan. Bahan yang telah diproses pengelantangan akan memiliki derajat putih
yang lebih baik. Proses pengelantangan ditujukan untuk mendapatkan kain yang
memang dijual sebagai kain putih (dilakukan pengelantangan sempurna dan
dilanjutkan pemutihan optik), atau untuk kain yang akan dicelup warna muda dan
cerah (hanya dilakukan pengelantangan sebagian). Mekanisme pengelantangan ini
sendiri dilakukan dengan merendam bahan dengan suatu larutan yang mengandung
zat pengelantang yang bersifat oksidator maupun zat pengelantang yang bersifat
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
3
reduktor. Senyawa-senyawa organik dalam bahan yang mempunyai ikatan rangkap
dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan tunggal atau menjadi senyawa yang lebih
sederhana sehingga bahan tekstil tersebut menjadi putih.
D. PROSES SIMULTAN
Tujuan dari proses simultan adalah untuk menghilangkan berbagai kotoran alam
dan luar pada bahan tekstil yang kelebihannya adalah cepat dan murah sedangkan
kekurangannya adalah hasil yang diperoleh masih kurang dibandingkan dengan
proses secara terpisah terutama untuk serat alam, sedangkan untuk serat sintetik
hasilnya relatif sama. Proses ini banyak digunakan terutama untuk serat sintetik dan
campuran karena macam dan jumlah kotoran yang harus dihilangkan tidak sebanyak
pada serat alam, namun terkadang juga dilakukan pada serat kapas dan rayon.
Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang
digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses persiapan
penyempurnaan yang dilakukan. Mekanisme prosesnya sama persis dengan proses
yang dilakukan terpisah.
E. PROSES MERSERISASI
Tujuan dari proses merserisasi adalah untuk memperbaiki kilau, stabilitas
dimensi, kekatan tarik, dan daya serap terhadap zat warna dan uap air. Proses
merserisasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada serat selulosa
dan serat campurannya. Proses merserisasi adalah istilah khusus untuk perlakuan
perendaman bahan serat selulosa dan campurannya dalam larutan NaOH dengan
konsentrasi 26-30o Be sambil diberi peregangan. Proses merserisasi dapat dilakukan
pada bahan berbentuk benang maupun kain, biasanya dilakukan antara proses
penghilangan kanji dan pemasakan atau pada bahan yang telah dihilangkan kaji dan
dimasak, dan kadang dilakukan pada bahan yang masih mentah / grey. Proses ini
memegang peranan penting bagi bahan tekstil yang terbuat dari serat yang
mengandung kapas dan rayon viskosa karena akan mempengaruhi sifat kimia yaitu
daya serap terhadap zat warna dan uap air, sifat fisik seperti kilau bahan, kekuatan
tarik,mengkeret, dan stabilitas dimensi.
F. PROSES PEMANTAPAN PANAS
Proses pemantapan panas bertujuan untuk menstabilkan dimensi bahan tekstil
yang terbuat dari serat sintetik sehingga dimensi bahan tidak berubah pada proses
selanjutnya. Ada dua metode yang digunakan yaitu pemantapan panas basah dan
kering. Bahan tekstil yang mengalami pemantapan panas akan memiliki molekul
polimer sejajar sumbu seratnya dan dimensi yang stabil.

Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
4
Proses pemantapan panas dapat dilakukan pada benang, kain tenun, maupun
kain rajut. Pemantapan panas pada benang dilakukan pada rol-rol panas, kain tenun
dan kain rajut menggunakan mesin Stenter. Proses pemantapan panas dapat
dilakukan dengan tiga cara :
1.

Pemantapan panas awal (Pre-Setting) → pemantapan pada bahan yang
masih grey / mentah.

2.

Pemantapan panas antara (Intermediate-Setting) → bahan dimantapkan
setelah pemasakan.

3.

Pemantapan panas akhir (Post-Setting) → bahan dimantapkan setelah
proses pewarnaan.

Adapun dua metode pemantapan panas yaitu :
1. Pemantapan panas basah (Wet / Steam Setting) → pemantapan bahan
dengan bentuan uap panas dari mesin steamer.
2. Pemantapan panas kering (Dry Setting) → penamtapan panas dengan
menggunakan udara kering pada suhu tinggi yang berasal dari mesin
stenter.
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
•

1 buah gelas piala porselin 1000 ml

•

1 buah pengaduk kaca

•

1 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml

•

1 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen

•

1 buah timbangan digital

•

1 buah pipet volume

•

1 buah termometer

•

3 lembar kain polyester-kapas (T/C)

•

Zat sesuai resep

B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK
1. Diagram Alir Umum Proses Pre Treatment Pada Kain Poliester
Kain grey polyester-kapas (T/C)

Proses penghilangan kanji, pemasakan, dan
pengelantangan secara simultan
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
5

Proses merserisasi

Proses pemantapan panas (Heat Setting)

Kain T/C siap celup

Evaluasi (stabilitas dimensi, daya serap, kilau,
pengurangan berat)
2. Diagram Alir Khusus Proses Pre Treatment Pada Kain Poliester
Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan
Timbang kain dan zat sesuai resep

Buat larutan proses simultan dalam gelas
porselin

Proses simultan pada suhu stabil 90 0 C selama
30 menit

Pencucian dengan air panas dan air dingin

Proses pengeringan
Proses Merserisasi
Siapkan kain hasil proses simultan

Buat larutan merser
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
6

Peregangan pada frame merser

Perendaman dalam larutan NaOH selama 30
detik

Penetralan dengan larutan CH3COOH

Pencucian dengan air dingin dan pengeringan

Proses pemantapan panas

Evaluasi hasil pre treatment
C. RESEP
1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Simultan
H2O2 35%

= 10 cc / L

Na2CO3

=2g/L

Stabilisator

= 1 cc / L

Detergen

= 1 cc / L

Vlot

= 1 :30

Suhu

= 90 0 C

Waktu

= 30 menit

2. Proses Merserisasi
NaOH 28 o Be, NaOH 25 o Be, NaOH 20 o Be
Pembasah

= 1 cc / L

Zat anti oligomer

=1g/L

Suhu

= 15 0 C, 20 0 C, 25 0 C

Waktu

= 30 detik

3. Proses Penetralan
CH3COOH 35%

= 1 cc / L

Vlot

= 1 :30
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
7
Suhu

= 30 0 C

Waktu

= 10 menit

D. FUNGSI ZAT
1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Simultan
H2O2 35%

= zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang

Stabilisator

= zat yang membantu menguraikan H2O2 secara perlahan-lahan
agar tidak terjadi oksiselulosa (mencegah penguraian oksidator
terlalu cepat)

Na2CO3

= memberikan suasana basa dan berfungsi agar proses
saponifikasi lebih sempurna, menyabunkan kotoran dan minyak
dan mengaktifkan kerja sabun.

Detergen

= zat yang berfungsi sebagai pembasah, mendispersikan kotoran
padat yang tidak larut, dan mengemulsikan kotoran cair yang
tidak larut.

2. Proses Merserisasi
NaOH

= menggelembungkan serat selulosa dan campuran

Pembasah

= zat yang membantu proses penyerapan larutan secara merata
dan cepat pada bahan, memudahkan bahan terbasahi dan larutan
kostik masuk berpenetrasi kedalam celah antar sel.

3. Proses Penetralan
CH3COOH

= zat yang berfungsi untuk mengatur pH untuk penetralan

E. PERHITUNGAN RESEP
1. Proses Penghilangan Kanji,Pemasakan, Pengelantangan Simultan
Berat kain A

= 19,74 g

Berat kain B

= 20,24 g

Berat kain C

= 21,62 g

Berat kain total

= 19,74 g +20,24 g + 21,62 g
= 61,6 g

Jumlah larutan

= berat bahan x volt
= 61,6 g x 30
= 1848 g
= 1848 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )

H2O2 35%

= 10 ml / 1000 ml x 1848 ml
= 18,48 ml

Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
8
Na2CO3

= 2 g / 1000 ml x 1848 ml
= 3,7 g

Stabilisator

= 1 ml / 1000 ml x 1848 ml
= 1,85 ml

Detergen

= 1 ml / 1000ml x 1848 ml
= 1,85 ml

2. Proses Merserisasi
Berat kain A

= 19,74 g

Berat kain B

= 20,24 g

Berat kain C

= 21,62 g
Kain A (19,74 g)
28 o Be
1 cc / L
30 detik
15 o C

NaOH
Pembasah
Waktu
Suhu

Kain B (20,24 g)
25 o Be
1 cc / L
30 detik
20 o C

Kain C (21,62 g)
20 o Be
1 cc / L
30 detik
25 o C

3. Proses Penetralan
Berat kain A

= 19,74 g

Berat kain B

= 20,24 g

Berat kain C

= 21,62 g

Diketahui

= CH3COOH yang tersedia adalah 98%, sedangkan
CH3COOH yang dibutuhkan adalah 35%

Konsentrasi (N)
Dubutuhkan CH3COOH 35%
Tersedia CH3COOH 98%
Perhitungan :

Volume (V)
Diambil 28 ml
Diambil 500 ml

N1 . V1 = N2 . V2
35%.V1 = 98% . 500 ml
V1 = (98% . 500 ml) / 35%
= 1400 ml
Maka untuk penetralan dipakai air sebanyak 1400 ml dan CH3COOH 35%
sebanyak

= 500 ml x 1 ml / L
= 0,5 ml

F. SKEMA PROSES
1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
9

2. Proses Merserisasi

3. Proses Penetralan

G. LANGKAH KERJA
1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan
•

Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

•

Menimbang kain T/C dan zat sesuai resep.

•

Membuat larutan penghilangan kanji,pemasakan, dan pengelantangan
simultan dalam gelas porselin .

•

Merendam kain ke dalam larutan simultan dan memanaskan diatas
pembakar Bunsen pada suhu stabil 90 o C selama 30 menit.

•

Mencuci kain dengan air panas dan air dingin kemudian mengeringkannya.
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
10
2. Proses Merserisasi
•

Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital, arah
lusi dan pakan diberi tanda.

•

Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta permanen.

•

Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan
NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu sampai
suhu 15o C.

•

Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah lusi
dan pakan.

•

Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH
selama 30 detik.

•

Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas.

•

Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH.

•

Mencuci bersih kain tersebut dengan air dingin sampai kain tidak terasa licin.

•

Mengeringkan kain dan mengevaluasi kain tersebut dengan uji daya serap
dan perhitungan mengkeret lusi dan pakan.

3. Proses Penetralan
• Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
• Menyiapkan kain T/C hasil proses merserisasi.
• Membuat larutan penetralan dalam gelas porselin .
•

Merendam kain ke dalam larutan penetralan dan merendam pada suhu stabil
30 o C selama 10 menit.

•

Mencuci kain dengan air dingin.

•

Mengeringkan kain.

4. Proses Pemantapan Panas
• Menyiapkan mesin stenter pada suhu 180 - 200 o C.
•

Menyiapkan kain yang sudah kering hasil dari proses simultan dan
merserisasi.

•

Melukis bujur sangkar pada kain dengan ukuran 10 x 10 cm dengan tinta
permanen.

•

Memasang kain pada gerigi mesin stenter dan memberi regangan arah lusi.

•

Melakukan proses heat setting pada suhu 180o C selama 2 menit.

Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
11
•

Melakukan evaluasi kain yaitu tes % pengurangan berat, uji stabilitas
dimensi, uji daya serap, dan uji kilau.

IV. DATA PRAKTIKUM
1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Simultan
Berat kain A

= 19,74 g

Berat kain B

= 20,24 g

Berat kain C

= 21,62 g

Berat kain total

= 61,6 g

Jumlah larutan

= 1848 ml

H2O2 35%

= 18,48 ml

Na2CO3

= 3,7 g

Stabilisator

= 1,85 ml

Detergen

= 1,85 ml

2. Proses Merserisasi
Berat kain A

= 19,74 g

Berat kain B

= 20,24 g

Berat kain C

= 21,62 g

NaOH
Pembasah
Waktu

Kain A (19,74 g)
28 o Be
1 cc / L
30 detik

Kain B (20,24 g)
25 o Be
1 cc / L
30 detik

Kain C (21,62 g)
20 o Be
1 cc / L
30 detik

Suhu

15 o C

20 o C

25 o C

3. Proses Penetralan
Berat kain A

= 19,74 g

Berat kain B

= 20,24 g

Berat kain C

= 21,62 g

Konsentrasi (N)
Dubutuhkan CH3COOH 35%
Tersedia CH3COOH 98%

Volume (V)
Diambil 28 ml
Diambil 500 ml

Perhitungan :
N1 . V1 = N2 . V2
35%.V1 = 98% . 500 ml
V1 = (98% . 500 ml) / 35%
= 1400 ml
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
12
Maka untuk penetralan dipakai air sebanyak 1400 ml dan CH3COOH 35%
sebanyak

= 500 ml x 1 ml / L
= 0,5 ml

EVALUASI HASIL PROSES PRE TREATMENT KAIN POLIESTER-KAPAS (T/C)


Stabilitas Dimensi

Kain A (NaOH 28 o Be)
Panjang pakan awal (P1)

= 10 cm

Panjang pakan akhir (P2) = 10 cm
Panjang lusi awal (L1)

= 10 cm

Panjang lusi akhir (L2)

= 9,2 cm

Mengkeret pakan

= { ( P2 – P1) / P1 } x 100 %
= { ( 10 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= 0%

Mengkeret lusi

= { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 %
= { ( 9,2 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= -8 %
o

Kain B (NaOH 25 Be)
Panjang pakan awal (P1)

= 10 cm

Panjang pakan akhir (P2) = 10 cm
Panjang lusi awal (L1)

= 10 cm

Panjang lusi akhir (L2)

= 9,3 cm

Mengkeret pakan

= { ( P2 – P1) / P1 } x 100 %
= { ( 10 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= 0%

Mengkeret lusi

= { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 %
= { ( 9,3 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= -7 %
o

Kain C (NaOH 20 Be)
Panjang pakan awal (P1)

= 10 cm

Panjang pakan akhir (P2) = 10 cm
Panjang lusi awal (L1)

= 10 cm

Panjang lusi akhir (L2)

= 9,3 cm

Mengkeret pakan

= { ( P2 – P1) / P1 } x 100 %
= { ( 10 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= 0%

Mengkeret lusi

= { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 %
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
13
= { ( 9,3 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 %
= -7 %
Kain

Panjang Pakan

Panjang Lusi

Mengkeret Kain

Akhir

Awal

Akhir

Pakan

Lusi

Kain A

10 cm

10 cm

10 cm

9,2 cm

0%

-8%

Kain B
Kain C


Awal
10 cm
10 cm

10 cm
10 cm

10 cm
10 cm

9,3 cm
9,3 cm

0%
0%

-7%
-7%

Daya Serap
Kain

Daya Serap

Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC)
o

o

Kain B (NaOH 25 Be, 20 C)
Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC)


1,2 detik
1,3 detik
1,3 detik

Kilau
Dari hasil pengamatan visual terlihat bahwa Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC) lebih
berkilau daripada Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC) dan Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC).
Urutan kain dari yang paling lembut dilihat dari pengamatan secara visual :
1. Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC)
2. Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC)
3. Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC)



Kelembutan
Dari hasil pengamatan visual terlihat bahwa Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC) lebih
lembut daripada Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC) dan Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC) .
Urutan kain dari yang paling lembut dilihat dari pengamatan secara visual :
1. Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC)
2. Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC)
3. Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC)



% Pengurangan Berat

Kain A (NaOH 28 o Be)
Berat awal (BK1)

= 19,74 g

Berat akhir (BK2)

= 18,16 g

% Pengurangan Berat

= {(BK1 – BK2) / BK1} x 100 %
= {(19,74 g – 18,16 g) / 19,74 g } x 100 %
=8%

o

Kain B (NaOH 25 Be)
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
14
Berat awal (BK1)

= 20,24 g

Berat akhir (BK2)

= 18,57 g

% Pengurangan Berat

= {(BK1 – BK2) / BK1} x 100 %
= {(20,24 g – 18,57 g) / 20,24 g } x 100 %
= 8,25 %

Kain C (NaOH 20 o Be)
Berat awal (BK1)

= 21,62 g

Berat akhir (BK2)

= 19,83 g

% Pengurangan Berat

= {(BK1 – BK2) / BK1} x 100 %
= {(21,62 g – 19,83 g) / 21,62 g } x 100 %
= 8,3 %

Tabulasi Data Uji Hasil % Pengurangan Berat
Kain
A
B
C

Berat Awal
19,74 g
20,24 g
21,62 g

Berat Akhir
18,16 g
18,57 g
19,83 g

% Pengurangan Berat
8%
8,25%
8,3%

Hasil Kain T/C Sebelum dan Sesudah Proses Pre Treatment
Kain

Sebelum Pre Treatment

Setelah Pre Treatment

Kain A
(NaOH 28 o Be)

Kain B
(NaOH 25 o Be)

Kain C
(NaOH 20 o Be)

IV.DISKUSI
Serat poliester atau Poly Etilen Tereftalat (PET) termasuk serat sintetik yang
sangat pesat perkembangannya dan banyak digunakan untuk tekstil. Serat poliester
sangat kompak, hidrofob, dan mudah timbul listrik statik. Karena sifat yang sangat
hidrofob ini poliester mudah menarik minyak, lemak dan kotoran berlemak lainnya.
Karena lemak tidak larut dalam air maka kotoran tersebut sulit dibersihkan. Poliester
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
15
yang dikerjakan pada larutan alkali akan menghasilkan kain yang ringan,halus, dan
lembut. Sedangkan serat kapas yang digunakan memiliki sifat tahan kusut yang kurang
baik, tidak menimbulkan listrik static, dan pada alkali kuat dalam suhu kamar akan
menggelembungkan serat sedangkan pada suhu tinggi akan merusak serat.
Pada proses pre treatmen kain campuran polyester-kapas (T/C) dilakukan proses
merserisasi setelah sebelumnya kain T/C sudah mengalami pre treatment yaitu
penghilangan kanji, pemasakan dan pengelantangan simultan. Kain T/C yang telah
mengalami proses pre treatment sebelumnya kemudian dilakukan proses merserisasi
untuk menghasilkan kain T/C siap celup dan siap printing.
Seperti biasa, proses simultan bertujuan untuk menghilangkan kanji yang masih
terdapat pada kain, menghilangkan kotoran-kotoran alam dan luar serta menghilangkan
kotoran organik lainnya. Proses simultan ini berlangsung pada suhu 90 oC selama 30
menit dengan menggunakan H2O2 35%.
Pada proses merserisasi sendiri, terdapat variasi suhu dan konsentrasi NaOH yang
dibuat tidak sama. Untuk mengurangi biaya produksi, maka penggunaan suhu proses
akan dinaikkan dengan mengurangi konsentrasi NaOH yang digunakan. Pada Kain A
digunakan NaOH 28 oBe dengan suhu proses 15 oC, pada kain B digunakan NaOH 25
o

Be dengan suhu proses 20 oC dan kain C digunakan NaOH 20 oBe dengan suhu proses

25 oC. Perbedaan suhu dan konsentrasi NaOH yang digunakan akan mempenaruhi hasil
merserisasi. Hasil dari proses merserisasi yang diharapkan adalah untuk memperbaiki
struktur serat yang meliputi meningkatnya kilau kain, meningkatnya kekuatan serat dan
meningkatnya daya serap kain terhadap zat warna dan uap air. Adanya proses
peregangan pada benang lusi dan pakan saat merser berlangsung mengakibatkan
derajat kristalitas meningkat yang juga diikuti oleh meningkatanya derajat orientasi kain.
Dalam praktikum digunakan NaOH dengan konsentrasi tinggi yang bertujuan untuk
menggembungkan serat sehingga struktur serat dapat lebih baik dan kekuatan tariknya
pun bertambah.
Selama berlangsungnya percobaan diketahui faktor-faktor yang berpengaruh
pada proses merserisasi adalah penggunaan zat pembantu, konsentrasi alkali, suhu,
kualitas bahan,dan struktur anyaman kain. Pengaruh zat pembantu terutama pembasah
adalah jika merserisasi dilakukan tanpa pemberian pembasah maka hasil merser tidak
rata. Faktor suhu juga sangat berpengaruh pada hasil merser. Penggelembungan
selulosa yang baik akan diperoleh antara suhu 15-20o C dan merserisasi yang baik
adalah dilakukan pada suhu 15o C ( suhu harus konstan ).
Dari hasil uji percobaan diperoleh bahwa semakin tinggi suhu proses maka
semakin besar kemungkinan terjadinya kerusakan serat (oksiselulosa), ini karena suhu
Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
16
yang semakin tinggi akan semakin mengikis permukaan serat sehingga kekuatan serat
menjadi menurun. Karena kekuatan serat semakin menurun pada suhu proses yang
semakin tinggi, maka kualitas merserisasinya pun akan menurun. Keadaan yang
demikian akan menyebabkan daya serap kain dan kilau kain semakin turun. Daya serap
kain akan turun karena kekuatan serat pada suhu yang semakin tinggi juga akan
menurun. Setelah dilakukan uji stabilitas dimensi, ternyata stabilitas kain masih baik
pada setiap variasi suhu dan konsentrasi.
V. KESIMPULAN
•

Proses merserisasi yang dilakukan setelah proses simultan akan menghasilkan kain
yang lebih kasar, sedangkan proses merserisasi yang dilakukan sebelum proses
simultan akan menghasilkan kain yang lebih lembut.

•

Untuk mengurangi biaya produksi maka suhu merserisasi harus dinaikkan dengan
waktu proses yang sama tetapi konsentrasi NaOH harus dikurangi.

•

Semakin tinggi suhu proses merserisasi dan semakin rendah konsentrasi NaOH
yang diberikan maka kemungkinan terjadinya kerusakan serat (oksiselulosa) akan
semakin besar akibatnya kekuatan kainnya pun akan turun.

•

Semakin tinggi suhu proses merserisasi dan semakin rendah konsentrasi NaOH
yang diberikan maka kualitas merserisasi akan semakin menurun, akibatnya daya
serap kain menjadi rendah dan kilau kain pun berkurang, tetapi kain akan manjadi
semakin lembut.

•

Semakin tinggi suhu proses merserisasi dan semakin rendah konsentrasi NaOH
yang diberikan maka kemungkinan terjadinya kerusakan serat (oksiselulosa) akan
semakin besar sehingga % pengurangan beratnya pun akan semakin besar.

•

Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pre treatment kain T/C adalah
konsentrasi NaOH, suhu proses dan lama proses .

VI. DAFTAR PUSTAKA
Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan
Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan
Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
17
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut
Teknologi Tekstil.

Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4

More Related Content

What's hot

PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAPROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAaji indras
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG aji indras
 
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanjiaji indras
 
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANPRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANaji indras
 
makalah Chemi-Mechanical pulping
makalah Chemi-Mechanical pulpingmakalah Chemi-Mechanical pulping
makalah Chemi-Mechanical pulpingFhyuzha MinhoOppa
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINaji indras
 

What's hot (20)

Weight reduce
Weight reduceWeight reduce
Weight reduce
 
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSAPROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
PROSES PERSIAPAN PENYEMPURNAAN PADA KAIN RAYON VISKOSA
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
 
Masak
MasakMasak
Masak
 
Simultan polyester
Simultan polyesterSimultan polyester
Simultan polyester
 
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
 
Poliester bleaching
Poliester bleachingPoliester bleaching
Poliester bleaching
 
Laporan pp 3
Laporan pp 3Laporan pp 3
Laporan pp 3
 
Scouring
ScouringScouring
Scouring
 
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANPRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
 
Deguming sutera zhie
Deguming sutera zhieDeguming sutera zhie
Deguming sutera zhie
 
Proses pemasakan
Proses pemasakanProses pemasakan
Proses pemasakan
 
makalah Chemi-Mechanical pulping
makalah Chemi-Mechanical pulpingmakalah Chemi-Mechanical pulping
makalah Chemi-Mechanical pulping
 
Ppt ibr fix
Ppt ibr fixPpt ibr fix
Ppt ibr fix
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tcLap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
 
Weighting sutera
Weighting suteraWeighting sutera
Weighting sutera
 
Laporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzimLaporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzim
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
 
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkurLaporan simultan pada kain kapas by benkur
Laporan simultan pada kain kapas by benkur
 

Similar to Tc 4 (13)

Proses merserisasi dan kostisasi nyeh
Proses merserisasi dan kostisasi nyehProses merserisasi dan kostisasi nyeh
Proses merserisasi dan kostisasi nyeh
 
Merser
MerserMerser
Merser
 
Sutera
SuteraSutera
Sutera
 
Lap 8. cap bo
Lap 8. cap boLap 8. cap bo
Lap 8. cap bo
 
Lap 8. cap bo
Lap 8. cap boLap 8. cap bo
Lap 8. cap bo
 
Kanji
KanjiKanji
Kanji
 
Lap 10. cap busa
Lap 10. cap busaLap 10. cap busa
Lap 10. cap busa
 
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptx
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptxExtraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptx
Extraksi Minyak dari Oilseeds Bearing Materials.pptx
 
Lap 10. cap busa
Lap 10. cap busaLap 10. cap busa
Lap 10. cap busa
 
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tcLap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...
Pengolahan Limbah Tekstil Oleh BMD Street Consulting, Training Wastewater Tre...
 
Proses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultanProses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultan
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Tc 4

  • 1. 1 Proses Persiapan Penyempurnaan ( Pre Treatment ) Pada Kain Campuran Poliester – Kapas / Teteron-Cotton ( T/C) ( Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan, Merserisasi Serta Pemantapan Panas Untuk Menghasilkan Kain T/C Siap Celup/Siap Printing) I. MAKSUD DAN TUJUAN A. MAKSUD Mempelajari bagaimana mekanisme proses pre treatment pada serat alam dan serat sintetis yaitu proses penghilangan kanji, pemasakan dan pengelantangan secara simultan, proses merserisasi serat pemantapan panas untuk mendapatkan kain T/C siap celup atau siap printing. TUJUAN 1. Menghilangkan kanji pada serat campuran polyester-kapas baik kanji alam dan kanji sintetis hasil dari proses pertenunan. 2. Memperoleh kain campuran polyester-kapas yang bersih dari kotoran alami maupun kotoran luar sehingga meningkatkan daya serap kain. 3. Menstabilkan dimensi kain campuran polyester-kapas sehingga dimensi kain tidak berubah pada saat proses selanjutnya. 4. Memperoleh kain campuran polyester-kapas yang lebih bersih dan lebih putih. 5. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pre treatment kain polyester-kapas (T/C). 6. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses pre treatment 7. Mendapatkan kain T/C siap celup dan siap printing. II. TEORI DASAR A. PROSES PENGHILANGAN KANJI Proses penghilangan kanji ( Desizing ) bertujuan untuk menghilangkan kanji yang terdapat pada bahan yang berasal dari pertenunan. Proses ini merupakan proses awal dalam industri penyempurnaan tekstil. Benang lusi kain tenun biasanya dikanji untuk menambah kekuatannya agar permukaan benang licin dan tahan gesekan serta tarikan. Pemilihan jenis kanji yang dipakai ditentukan oleh jenis serat. Sedangkan cara penghilangan kanji sendiri bergantung pada jenis kanji dan sifatsifat serat. Metode yang digunakan adalah cara Exhaust ( perendaman ) dan cara Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 2. 2 kontinyu. Bahan yang telah dihilangkan kanjinya diharapkan memiliki sifat daya serap terhadap air dan zat warna yang baik. Penghilanagn kanji dengan pemakaian enzim dan oksidator akan mendegradasi kanji yang tidak larut menjadi larut. Faktor yang berpengaruh dalam proses ini adalah ketepatan pemilihan dan konsentrasi zat penghilang kanji, kondisi proses seperti pH, suhu, dan waktu, serta metode yang digunakan. Proses penghilangan kanji dapat dilakukan dengan cara : penghilangan kanji cara enzim, dengan oksidator, dengan asam maupun alkali, dan dengan perendaman air. Beberapa metode penghilangan kanji adalah : metode perendaman, metode pad batching,metode pad steam. B. PROSES PEMASAKAN Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan penting bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan untuk menyerap zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan pemasakan adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk menghilangkan kotoran alami baik berupa lemak, minyak, pektin, serisin, gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik) sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara merata. Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa lemak, oli, serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran akibat efek detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang diberikan pada bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri maupun dilakukan simultan dengan proses penghilanagn kanji dan pengelantangan. Untuk bahan dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya dilakukan secara terpisah (seratserat alam), sedangkan untuk bahan yang terbuat dari serat sintetik atau serat campuran biasanya dilakukan proses simultan. C. PROSES PENGELANTANGAN Proses pengelantangan merupakan proses lanjutan setelah proses pemasakan. Bahan yang telah diproses pengelantangan akan memiliki derajat putih yang lebih baik. Proses pengelantangan ditujukan untuk mendapatkan kain yang memang dijual sebagai kain putih (dilakukan pengelantangan sempurna dan dilanjutkan pemutihan optik), atau untuk kain yang akan dicelup warna muda dan cerah (hanya dilakukan pengelantangan sebagian). Mekanisme pengelantangan ini sendiri dilakukan dengan merendam bahan dengan suatu larutan yang mengandung zat pengelantang yang bersifat oksidator maupun zat pengelantang yang bersifat Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 3. 3 reduktor. Senyawa-senyawa organik dalam bahan yang mempunyai ikatan rangkap dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan tunggal atau menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga bahan tekstil tersebut menjadi putih. D. PROSES SIMULTAN Tujuan dari proses simultan adalah untuk menghilangkan berbagai kotoran alam dan luar pada bahan tekstil yang kelebihannya adalah cepat dan murah sedangkan kekurangannya adalah hasil yang diperoleh masih kurang dibandingkan dengan proses secara terpisah terutama untuk serat alam, sedangkan untuk serat sintetik hasilnya relatif sama. Proses ini banyak digunakan terutama untuk serat sintetik dan campuran karena macam dan jumlah kotoran yang harus dihilangkan tidak sebanyak pada serat alam, namun terkadang juga dilakukan pada serat kapas dan rayon. Prinsip dari proses simultan adalah adanya kesamaan kondisi proses dan zat yang digunakan tidak saling mengganggu tujuan masing-masing proses persiapan penyempurnaan yang dilakukan. Mekanisme prosesnya sama persis dengan proses yang dilakukan terpisah. E. PROSES MERSERISASI Tujuan dari proses merserisasi adalah untuk memperbaiki kilau, stabilitas dimensi, kekatan tarik, dan daya serap terhadap zat warna dan uap air. Proses merserisasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada serat selulosa dan serat campurannya. Proses merserisasi adalah istilah khusus untuk perlakuan perendaman bahan serat selulosa dan campurannya dalam larutan NaOH dengan konsentrasi 26-30o Be sambil diberi peregangan. Proses merserisasi dapat dilakukan pada bahan berbentuk benang maupun kain, biasanya dilakukan antara proses penghilangan kanji dan pemasakan atau pada bahan yang telah dihilangkan kaji dan dimasak, dan kadang dilakukan pada bahan yang masih mentah / grey. Proses ini memegang peranan penting bagi bahan tekstil yang terbuat dari serat yang mengandung kapas dan rayon viskosa karena akan mempengaruhi sifat kimia yaitu daya serap terhadap zat warna dan uap air, sifat fisik seperti kilau bahan, kekuatan tarik,mengkeret, dan stabilitas dimensi. F. PROSES PEMANTAPAN PANAS Proses pemantapan panas bertujuan untuk menstabilkan dimensi bahan tekstil yang terbuat dari serat sintetik sehingga dimensi bahan tidak berubah pada proses selanjutnya. Ada dua metode yang digunakan yaitu pemantapan panas basah dan kering. Bahan tekstil yang mengalami pemantapan panas akan memiliki molekul polimer sejajar sumbu seratnya dan dimensi yang stabil. Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 4. 4 Proses pemantapan panas dapat dilakukan pada benang, kain tenun, maupun kain rajut. Pemantapan panas pada benang dilakukan pada rol-rol panas, kain tenun dan kain rajut menggunakan mesin Stenter. Proses pemantapan panas dapat dilakukan dengan tiga cara : 1. Pemantapan panas awal (Pre-Setting) → pemantapan pada bahan yang masih grey / mentah. 2. Pemantapan panas antara (Intermediate-Setting) → bahan dimantapkan setelah pemasakan. 3. Pemantapan panas akhir (Post-Setting) → bahan dimantapkan setelah proses pewarnaan. Adapun dua metode pemantapan panas yaitu : 1. Pemantapan panas basah (Wet / Steam Setting) → pemantapan bahan dengan bentuan uap panas dari mesin steamer. 2. Pemantapan panas kering (Dry Setting) → penamtapan panas dengan menggunakan udara kering pada suhu tinggi yang berasal dari mesin stenter. III. PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN • 1 buah gelas piala porselin 1000 ml • 1 buah pengaduk kaca • 1 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml • 1 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen • 1 buah timbangan digital • 1 buah pipet volume • 1 buah termometer • 3 lembar kain polyester-kapas (T/C) • Zat sesuai resep B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK 1. Diagram Alir Umum Proses Pre Treatment Pada Kain Poliester Kain grey polyester-kapas (T/C) Proses penghilangan kanji, pemasakan, dan pengelantangan secara simultan Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 5. 5 Proses merserisasi Proses pemantapan panas (Heat Setting) Kain T/C siap celup Evaluasi (stabilitas dimensi, daya serap, kilau, pengurangan berat) 2. Diagram Alir Khusus Proses Pre Treatment Pada Kain Poliester Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan Timbang kain dan zat sesuai resep Buat larutan proses simultan dalam gelas porselin Proses simultan pada suhu stabil 90 0 C selama 30 menit Pencucian dengan air panas dan air dingin Proses pengeringan Proses Merserisasi Siapkan kain hasil proses simultan Buat larutan merser Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 6. 6 Peregangan pada frame merser Perendaman dalam larutan NaOH selama 30 detik Penetralan dengan larutan CH3COOH Pencucian dengan air dingin dan pengeringan Proses pemantapan panas Evaluasi hasil pre treatment C. RESEP 1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Simultan H2O2 35% = 10 cc / L Na2CO3 =2g/L Stabilisator = 1 cc / L Detergen = 1 cc / L Vlot = 1 :30 Suhu = 90 0 C Waktu = 30 menit 2. Proses Merserisasi NaOH 28 o Be, NaOH 25 o Be, NaOH 20 o Be Pembasah = 1 cc / L Zat anti oligomer =1g/L Suhu = 15 0 C, 20 0 C, 25 0 C Waktu = 30 detik 3. Proses Penetralan CH3COOH 35% = 1 cc / L Vlot = 1 :30 Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 7. 7 Suhu = 30 0 C Waktu = 10 menit D. FUNGSI ZAT 1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Simultan H2O2 35% = zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang Stabilisator = zat yang membantu menguraikan H2O2 secara perlahan-lahan agar tidak terjadi oksiselulosa (mencegah penguraian oksidator terlalu cepat) Na2CO3 = memberikan suasana basa dan berfungsi agar proses saponifikasi lebih sempurna, menyabunkan kotoran dan minyak dan mengaktifkan kerja sabun. Detergen = zat yang berfungsi sebagai pembasah, mendispersikan kotoran padat yang tidak larut, dan mengemulsikan kotoran cair yang tidak larut. 2. Proses Merserisasi NaOH = menggelembungkan serat selulosa dan campuran Pembasah = zat yang membantu proses penyerapan larutan secara merata dan cepat pada bahan, memudahkan bahan terbasahi dan larutan kostik masuk berpenetrasi kedalam celah antar sel. 3. Proses Penetralan CH3COOH = zat yang berfungsi untuk mengatur pH untuk penetralan E. PERHITUNGAN RESEP 1. Proses Penghilangan Kanji,Pemasakan, Pengelantangan Simultan Berat kain A = 19,74 g Berat kain B = 20,24 g Berat kain C = 21,62 g Berat kain total = 19,74 g +20,24 g + 21,62 g = 61,6 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 61,6 g x 30 = 1848 g = 1848 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) H2O2 35% = 10 ml / 1000 ml x 1848 ml = 18,48 ml Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 8. 8 Na2CO3 = 2 g / 1000 ml x 1848 ml = 3,7 g Stabilisator = 1 ml / 1000 ml x 1848 ml = 1,85 ml Detergen = 1 ml / 1000ml x 1848 ml = 1,85 ml 2. Proses Merserisasi Berat kain A = 19,74 g Berat kain B = 20,24 g Berat kain C = 21,62 g Kain A (19,74 g) 28 o Be 1 cc / L 30 detik 15 o C NaOH Pembasah Waktu Suhu Kain B (20,24 g) 25 o Be 1 cc / L 30 detik 20 o C Kain C (21,62 g) 20 o Be 1 cc / L 30 detik 25 o C 3. Proses Penetralan Berat kain A = 19,74 g Berat kain B = 20,24 g Berat kain C = 21,62 g Diketahui = CH3COOH yang tersedia adalah 98%, sedangkan CH3COOH yang dibutuhkan adalah 35% Konsentrasi (N) Dubutuhkan CH3COOH 35% Tersedia CH3COOH 98% Perhitungan : Volume (V) Diambil 28 ml Diambil 500 ml N1 . V1 = N2 . V2 35%.V1 = 98% . 500 ml V1 = (98% . 500 ml) / 35% = 1400 ml Maka untuk penetralan dipakai air sebanyak 1400 ml dan CH3COOH 35% sebanyak = 500 ml x 1 ml / L = 0,5 ml F. SKEMA PROSES 1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 9. 9 2. Proses Merserisasi 3. Proses Penetralan G. LANGKAH KERJA 1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan dan Pengelantangan Simultan • Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. • Menimbang kain T/C dan zat sesuai resep. • Membuat larutan penghilangan kanji,pemasakan, dan pengelantangan simultan dalam gelas porselin . • Merendam kain ke dalam larutan simultan dan memanaskan diatas pembakar Bunsen pada suhu stabil 90 o C selama 30 menit. • Mencuci kain dengan air panas dan air dingin kemudian mengeringkannya. Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 10. 10 2. Proses Merserisasi • Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital, arah lusi dan pakan diberi tanda. • Melukis bujur sangkar ukuran 10 x 10 cm pada kain dengan tinta permanen. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan NaOH dalam gelas piala dan mendinginkan larutan dengan es batu sampai suhu 15o C. • Memasang bahan pada frame merser dan memberikan peregangan arah lusi dan pakan. • Merendam bahan yang telah dipasang pada frame ke dalam larutan NaOH selama 30 detik. • Memeras kain kemudian mencuci bersih dengan air panas. • Melakukan penetralan dengan merendam kain dalam larutan CH3COOH. • Mencuci bersih kain tersebut dengan air dingin sampai kain tidak terasa licin. • Mengeringkan kain dan mengevaluasi kain tersebut dengan uji daya serap dan perhitungan mengkeret lusi dan pakan. 3. Proses Penetralan • Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. • Menyiapkan kain T/C hasil proses merserisasi. • Membuat larutan penetralan dalam gelas porselin . • Merendam kain ke dalam larutan penetralan dan merendam pada suhu stabil 30 o C selama 10 menit. • Mencuci kain dengan air dingin. • Mengeringkan kain. 4. Proses Pemantapan Panas • Menyiapkan mesin stenter pada suhu 180 - 200 o C. • Menyiapkan kain yang sudah kering hasil dari proses simultan dan merserisasi. • Melukis bujur sangkar pada kain dengan ukuran 10 x 10 cm dengan tinta permanen. • Memasang kain pada gerigi mesin stenter dan memberi regangan arah lusi. • Melakukan proses heat setting pada suhu 180o C selama 2 menit. Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 11. 11 • Melakukan evaluasi kain yaitu tes % pengurangan berat, uji stabilitas dimensi, uji daya serap, dan uji kilau. IV. DATA PRAKTIKUM 1. Proses Penghilangan Kanji, Pemasakan, dan Pengelantangan Simultan Berat kain A = 19,74 g Berat kain B = 20,24 g Berat kain C = 21,62 g Berat kain total = 61,6 g Jumlah larutan = 1848 ml H2O2 35% = 18,48 ml Na2CO3 = 3,7 g Stabilisator = 1,85 ml Detergen = 1,85 ml 2. Proses Merserisasi Berat kain A = 19,74 g Berat kain B = 20,24 g Berat kain C = 21,62 g NaOH Pembasah Waktu Kain A (19,74 g) 28 o Be 1 cc / L 30 detik Kain B (20,24 g) 25 o Be 1 cc / L 30 detik Kain C (21,62 g) 20 o Be 1 cc / L 30 detik Suhu 15 o C 20 o C 25 o C 3. Proses Penetralan Berat kain A = 19,74 g Berat kain B = 20,24 g Berat kain C = 21,62 g Konsentrasi (N) Dubutuhkan CH3COOH 35% Tersedia CH3COOH 98% Volume (V) Diambil 28 ml Diambil 500 ml Perhitungan : N1 . V1 = N2 . V2 35%.V1 = 98% . 500 ml V1 = (98% . 500 ml) / 35% = 1400 ml Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 12. 12 Maka untuk penetralan dipakai air sebanyak 1400 ml dan CH3COOH 35% sebanyak = 500 ml x 1 ml / L = 0,5 ml EVALUASI HASIL PROSES PRE TREATMENT KAIN POLIESTER-KAPAS (T/C)  Stabilitas Dimensi Kain A (NaOH 28 o Be) Panjang pakan awal (P1) = 10 cm Panjang pakan akhir (P2) = 10 cm Panjang lusi awal (L1) = 10 cm Panjang lusi akhir (L2) = 9,2 cm Mengkeret pakan = { ( P2 – P1) / P1 } x 100 % = { ( 10 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 % = 0% Mengkeret lusi = { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 % = { ( 9,2 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 % = -8 % o Kain B (NaOH 25 Be) Panjang pakan awal (P1) = 10 cm Panjang pakan akhir (P2) = 10 cm Panjang lusi awal (L1) = 10 cm Panjang lusi akhir (L2) = 9,3 cm Mengkeret pakan = { ( P2 – P1) / P1 } x 100 % = { ( 10 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 % = 0% Mengkeret lusi = { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 % = { ( 9,3 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 % = -7 % o Kain C (NaOH 20 Be) Panjang pakan awal (P1) = 10 cm Panjang pakan akhir (P2) = 10 cm Panjang lusi awal (L1) = 10 cm Panjang lusi akhir (L2) = 9,3 cm Mengkeret pakan = { ( P2 – P1) / P1 } x 100 % = { ( 10 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 % = 0% Mengkeret lusi = { ( L2 – L1 ) / L1 } x 100 % Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 13. 13 = { ( 9,3 cm – 10 cm ) / 10 cm } x 100 % = -7 % Kain Panjang Pakan Panjang Lusi Mengkeret Kain Akhir Awal Akhir Pakan Lusi Kain A 10 cm 10 cm 10 cm 9,2 cm 0% -8% Kain B Kain C  Awal 10 cm 10 cm 10 cm 10 cm 10 cm 10 cm 9,3 cm 9,3 cm 0% 0% -7% -7% Daya Serap Kain Daya Serap Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC) o o Kain B (NaOH 25 Be, 20 C) Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC)  1,2 detik 1,3 detik 1,3 detik Kilau Dari hasil pengamatan visual terlihat bahwa Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC) lebih berkilau daripada Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC) dan Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC). Urutan kain dari yang paling lembut dilihat dari pengamatan secara visual : 1. Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC) 2. Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC) 3. Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC)  Kelembutan Dari hasil pengamatan visual terlihat bahwa Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC) lebih lembut daripada Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC) dan Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC) . Urutan kain dari yang paling lembut dilihat dari pengamatan secara visual : 1. Kain C (NaOH 20 o Be, 25 oC) 2. Kain B (NaOH 25 o Be, 20 oC) 3. Kain A (NaOH 28 o Be, 15 oC)  % Pengurangan Berat Kain A (NaOH 28 o Be) Berat awal (BK1) = 19,74 g Berat akhir (BK2) = 18,16 g % Pengurangan Berat = {(BK1 – BK2) / BK1} x 100 % = {(19,74 g – 18,16 g) / 19,74 g } x 100 % =8% o Kain B (NaOH 25 Be) Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 14. 14 Berat awal (BK1) = 20,24 g Berat akhir (BK2) = 18,57 g % Pengurangan Berat = {(BK1 – BK2) / BK1} x 100 % = {(20,24 g – 18,57 g) / 20,24 g } x 100 % = 8,25 % Kain C (NaOH 20 o Be) Berat awal (BK1) = 21,62 g Berat akhir (BK2) = 19,83 g % Pengurangan Berat = {(BK1 – BK2) / BK1} x 100 % = {(21,62 g – 19,83 g) / 21,62 g } x 100 % = 8,3 % Tabulasi Data Uji Hasil % Pengurangan Berat Kain A B C Berat Awal 19,74 g 20,24 g 21,62 g Berat Akhir 18,16 g 18,57 g 19,83 g % Pengurangan Berat 8% 8,25% 8,3% Hasil Kain T/C Sebelum dan Sesudah Proses Pre Treatment Kain Sebelum Pre Treatment Setelah Pre Treatment Kain A (NaOH 28 o Be) Kain B (NaOH 25 o Be) Kain C (NaOH 20 o Be) IV.DISKUSI Serat poliester atau Poly Etilen Tereftalat (PET) termasuk serat sintetik yang sangat pesat perkembangannya dan banyak digunakan untuk tekstil. Serat poliester sangat kompak, hidrofob, dan mudah timbul listrik statik. Karena sifat yang sangat hidrofob ini poliester mudah menarik minyak, lemak dan kotoran berlemak lainnya. Karena lemak tidak larut dalam air maka kotoran tersebut sulit dibersihkan. Poliester Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 15. 15 yang dikerjakan pada larutan alkali akan menghasilkan kain yang ringan,halus, dan lembut. Sedangkan serat kapas yang digunakan memiliki sifat tahan kusut yang kurang baik, tidak menimbulkan listrik static, dan pada alkali kuat dalam suhu kamar akan menggelembungkan serat sedangkan pada suhu tinggi akan merusak serat. Pada proses pre treatmen kain campuran polyester-kapas (T/C) dilakukan proses merserisasi setelah sebelumnya kain T/C sudah mengalami pre treatment yaitu penghilangan kanji, pemasakan dan pengelantangan simultan. Kain T/C yang telah mengalami proses pre treatment sebelumnya kemudian dilakukan proses merserisasi untuk menghasilkan kain T/C siap celup dan siap printing. Seperti biasa, proses simultan bertujuan untuk menghilangkan kanji yang masih terdapat pada kain, menghilangkan kotoran-kotoran alam dan luar serta menghilangkan kotoran organik lainnya. Proses simultan ini berlangsung pada suhu 90 oC selama 30 menit dengan menggunakan H2O2 35%. Pada proses merserisasi sendiri, terdapat variasi suhu dan konsentrasi NaOH yang dibuat tidak sama. Untuk mengurangi biaya produksi, maka penggunaan suhu proses akan dinaikkan dengan mengurangi konsentrasi NaOH yang digunakan. Pada Kain A digunakan NaOH 28 oBe dengan suhu proses 15 oC, pada kain B digunakan NaOH 25 o Be dengan suhu proses 20 oC dan kain C digunakan NaOH 20 oBe dengan suhu proses 25 oC. Perbedaan suhu dan konsentrasi NaOH yang digunakan akan mempenaruhi hasil merserisasi. Hasil dari proses merserisasi yang diharapkan adalah untuk memperbaiki struktur serat yang meliputi meningkatnya kilau kain, meningkatnya kekuatan serat dan meningkatnya daya serap kain terhadap zat warna dan uap air. Adanya proses peregangan pada benang lusi dan pakan saat merser berlangsung mengakibatkan derajat kristalitas meningkat yang juga diikuti oleh meningkatanya derajat orientasi kain. Dalam praktikum digunakan NaOH dengan konsentrasi tinggi yang bertujuan untuk menggembungkan serat sehingga struktur serat dapat lebih baik dan kekuatan tariknya pun bertambah. Selama berlangsungnya percobaan diketahui faktor-faktor yang berpengaruh pada proses merserisasi adalah penggunaan zat pembantu, konsentrasi alkali, suhu, kualitas bahan,dan struktur anyaman kain. Pengaruh zat pembantu terutama pembasah adalah jika merserisasi dilakukan tanpa pemberian pembasah maka hasil merser tidak rata. Faktor suhu juga sangat berpengaruh pada hasil merser. Penggelembungan selulosa yang baik akan diperoleh antara suhu 15-20o C dan merserisasi yang baik adalah dilakukan pada suhu 15o C ( suhu harus konstan ). Dari hasil uji percobaan diperoleh bahwa semakin tinggi suhu proses maka semakin besar kemungkinan terjadinya kerusakan serat (oksiselulosa), ini karena suhu Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 16. 16 yang semakin tinggi akan semakin mengikis permukaan serat sehingga kekuatan serat menjadi menurun. Karena kekuatan serat semakin menurun pada suhu proses yang semakin tinggi, maka kualitas merserisasinya pun akan menurun. Keadaan yang demikian akan menyebabkan daya serap kain dan kilau kain semakin turun. Daya serap kain akan turun karena kekuatan serat pada suhu yang semakin tinggi juga akan menurun. Setelah dilakukan uji stabilitas dimensi, ternyata stabilitas kain masih baik pada setiap variasi suhu dan konsentrasi. V. KESIMPULAN • Proses merserisasi yang dilakukan setelah proses simultan akan menghasilkan kain yang lebih kasar, sedangkan proses merserisasi yang dilakukan sebelum proses simultan akan menghasilkan kain yang lebih lembut. • Untuk mengurangi biaya produksi maka suhu merserisasi harus dinaikkan dengan waktu proses yang sama tetapi konsentrasi NaOH harus dikurangi. • Semakin tinggi suhu proses merserisasi dan semakin rendah konsentrasi NaOH yang diberikan maka kemungkinan terjadinya kerusakan serat (oksiselulosa) akan semakin besar akibatnya kekuatan kainnya pun akan turun. • Semakin tinggi suhu proses merserisasi dan semakin rendah konsentrasi NaOH yang diberikan maka kualitas merserisasi akan semakin menurun, akibatnya daya serap kain menjadi rendah dan kilau kain pun berkurang, tetapi kain akan manjadi semakin lembut. • Semakin tinggi suhu proses merserisasi dan semakin rendah konsentrasi NaOH yang diberikan maka kemungkinan terjadinya kerusakan serat (oksiselulosa) akan semakin besar sehingga % pengurangan beratnya pun akan semakin besar. • Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pre treatment kain T/C adalah konsentrasi NaOH, suhu proses dan lama proses . VI. DAFTAR PUSTAKA Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4
  • 17. 17 Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. Pre Treatment Kain Campuran T/C by : Kelompok 4