Dokumen tersebut membahas empat karakter kepribadian yang penting bagi seorang guru menurut ajaran Islam, yaitu sifat qorib (dekat), hayyin (lemah lembut), layyin (lembut), dan sahlin (mudah). Karakter-karakter tersebut diperlukan agar guru dapat menjadi teladan bagi siswa dan menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif.
1. Empat Karakter Kepribadian Guru
Disebutkan dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi kepribadian, salah satu bentuknya adalah guru dapat menjadi teladan
bagi peserta didik dengan akhlak mulianya. Karakter kepribadian ini menjadi penting bagi siswa
dikarenakan ada kecenderungan siswa meniru apa yang diucapkan dan dilakukan oleh gurunya.
Guru artinya digugu (disetujui) dan ditiru (dicontoh) , begitu kata orang jawa. Kurang bijak
manakala seorang guru hanya menonjolkan sisi kompetensi pedagogis dan profesional semata
namun meninggalkan sisi kepribadian.
Ada sebuah hadist menarik yang dapat menjadi renungan bagi kita seorang guru.
هللا رسول قال:ﷺع تحرم بمن أو ،النار على يحرم بمن أخبركم أالسهل لين هين قريب كل على تحرم ،النار؟ ليه
Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Maukah saya kabarkan kapada kalian orang yang haram baginya (masuk) neraka atau orang yang
diharamkan atasnya neraka ? Neraka diharamkan bagi setiap yang (mukmin) yang memiliki sifat
qorib, hayyin, layyin, dan sahlin.” (H.R Tirmidzi dengan sanad hasan)
Perhatikan 4 sifat yang disebutkan oleh Nabi kita Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wasallam :
- Qorib
Qorib maknanya adalah dekat. Dekat di sini maknanya cukup luas, jika diaplikasikan
dalam ranah pendidikan, artinya seorang guru hendaknya memiliki sifat dekat dengan
siswanya. Tidak menjauhi siswanya karena siswa tersebut memiliki perilaku yang buruk.
Seorang guru bisa menjadi tempat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi
siswanya. Jangan sampai siswa mengalami ketakutan bertemu dengan gurunya, karena
guru memiliki temperamen main jewer atau memiliki kata – kata yang pedas. Guru
hendaknya bisa menjadi payung bagi siswa tatkala hujan ataupun telaga bagi siswanya
ketika kehausan. Ada kalanya siswa tidak bisa melanjutkan sekolah lantaran biaya, nah di
sini peran guru untuk membantu. Siswa terkadang sulit belajar, maka guru menjembatani
bagaimana memberikan teknik – teknik belajar. Terkadang pula siswa takut bertanya, maka
di sini guru pandai memberikan pancingan (stimulus) agar siswa berani bertanya.
Bagaimana bisa terjalin komunikasi 2 arah bila tanpa ada kedekatan antara guru dengan
siswa tersebut.
- Hayyin
Hayyin maknanya adalah enteng (ringan) atau teduh jiwanya. Sifat enteng ini merupakan
sifat yang terpuji (mulia). Sifat ini ditunjukkan oleh seorang guru yang tidak suka melaknat,
tidak menggelari siswanya dengan perkataan – perkataan yang buruk (sekalipun perkataan
tersebut berwujud motivasi), ataupun tidak suka memaki. Seringkali guru – ketika ingin
terlihat berwibawa- di hadapan siswanya menunjukkan sikap yang garang (tidak teduh).
Justru hal ini menyebabkan siswa – siswa yang bermasalah menjauh. Kenapa ? karena
2. siswa sudah takut pelajarannya begitu juga takut dengan pembawaan guru yang garang.
Jarang senyum kepada siswa menjadikan siswa enggan untuk berkomunikasi dengan guru.
Seandainya diajak komunikasipun, siswa hanya sebatas formal, karena ada ketakutan
tersendiri pada diri siswa. Hal ini tentu mengganggu iklim belajar, di mana siswa belajar
karena ada rasa nyaman dan ketenangan. Bagaimana bisa nyaman dan belajar dengan
tenang jika guru jarang tersenyum kepada siswanya, bahkan sering mengucapkan kata –
kata yang tidak enak di dengar oleh para siswanya.
- Layyin
Layyin maknanya lemah lembut. Dalam berkata seyogyanya guru berkata dengan lemah
lembut. Kebiasaan berkata keras memang mendisiplinkan, tetapi yang terbentuk justru
kekerasan serupa. Padahal kelemahlembutan inilah yang akan menjadi pondasi siswa
dalam mengarungi interaksi dengan orang lain. Jika tidak dimulai dari guru, maka siapa
lagi siswa akan mendapati kelemahlembutan, jika di rumahnya siswa tersebut sering
mendapat makian dari orangtuanya.
- Sahlin
Sahlin artinya mempermudah (menggampangkan) tapi bukan bermudah – mudahan.
Seorang guru yang memberikan tugas dengan deadline waktu tertentu, ternyata ada
sebagian siswanya yang belum mengumpulkan pada hari dan jam yang ditentukan, maka
di sinilah peran guru untuk memberikan kelonggaran waktu, karena bisa jadi siswa tersebut
ada halangan yang tidak diketahui. Dalam konteks lain, ketika guru harus mengajarkan
materi yang sulit, maka di sinilah guru dituntut melakukan inovasi pembelajaran, sehingga
materi yang di rasa sulit bagi siswa akan terlihat lebih mudah dan menyenangkan.
Memberikan tugas pun harus diperkirakan baik dari sisi kuantitas ataupun kualitas, jangan
sampai tugas yang diberikan menjadi beban bagi siswa karena mata pelajaran lain
memberikan tugas pula, sehingga terlihat tugas bagi siswa menjadi menumpuk. Jangan
sampai tugas yang diberikan membutuhkan waktu yang lama, menyita mata pelajaran lain,
atapun membutuhkan biaya yang cukup besar.
Nah demikianlah 4 sifat yang harus dipahami dan dimengerti oleh seorang guru. Insya Allah, jika
4 sifat ini kita miliki, maka dengan profesi guru yang dimiliki menjadi jalan (sarana) tercegah dari
siksa api neraka. Tentu saja tidak mudah memiliki 4 sifat tersebut. Oleh karenanya perlu kita ubah
paradigma pola mengajar kita yang tidak memenuhi 4 sifat di atas.
Semoga bermanfaat.
Tundung Memolo
Bantul, 3 Juni 2019