2. 1) Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam
sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Contoh
pelaksanaannya:
Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta
didik dan pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog dengan peserta
didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket,
dan/atau metode lainnya yang sesuai.
Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat
menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan
pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh Kemendikbudristek.
Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik
mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi
positif.
Prinsip Pembelajaran Kumer
3. 2) Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi
pembelajar sepanjang hayat.Contoh Pelaksanaannya:
Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri dan
area yang perlu dikembangkan.
Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan peserta
didik untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.
Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang menstimulasi pemikiran yang mendalam.
Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif agar terbangun sikap pembelajar
mandiri.
Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat,
minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah ditujukan untuk mendorong pembelajaran
yang mandiri dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan mempertimbangkan
beban belajar peserta didik.
Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan
kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.
4. 3) Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan
karakter peserta didik secara holistik
Contoh pelaksanaannya:
Pendidik menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi
dan untuk membantu peserta didik mengembangkan kompetensi,
misalnya belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah,
dan pembelajaran terdiferensiasi.
Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan
dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik.
Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila dalam memberikan umpan
balik (apresiasi maupun koreksi)
5. 4) Pembelajaran yang relevan,yaitu pembelajaran yang dirancang
sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta
melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra. Contoh
pelaksanaannya:
Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan
dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta didik.
Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi yang
terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara pendidik dengan peserta
didik, sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.
Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari
berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong
pembelajaran yang relevan.
Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan komunikasi dua arah
dan saling memberikan umpan balik
6. 5) Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai
kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan perilaku yang menunjukkan kepedulian
terhadap lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air,
listrik, dll.), mengurangi sampah, dsb.
Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka
perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka.
Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusi-solusi permasalahan di keseharian yang sesuai
dengan tahapan belajarnya.
Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk membangun karakter dan
kompetensi peserta didik sebagai warga dunia masa depan.
7. Sekarang, mari kita bayangkan ilustrasi kelas berikut ini.
Ibu Renjana adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 orang. Saat ini ia sedang
mengajarkan materi tentang perkalian. Saat diberikan tugas menyelesaikan soal-soal perkalian, di antara
32 murid di kelasnya tersebut, Bu Renjana melihat ada 3 murid yang selesai lebih dahulu. Karena dia
tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia
memberikan lembar kerja tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal
perkalian, maka untuk 3 anak tersebut, Bu Renjana memberikan 25 soal perkalian.
Berdasarkan ilustrasi kelas tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Renjana tepat? Jika ya, mengapa? Jika tidak,
mengapa?
2. Apakah ada alternatif lain yang dapat dilakukan oleh Ibu Renjana?
3. Jika Anda adalah Ibu Renjana, apakah yang akan Anda lakukan?
4. Jelaskanlah mengapa Anda melakukan hal tersebut?
8. Penguatan dari ilustrasi kelas tersebut adalah …
❏ Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32
cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid.
❏ Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat
bekerja dibandingkan yang lain.
❏ Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan
yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang.
❏ Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak.
❏ Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang
gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, dimana guru
harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang
bersamaan.Bukan.
❏ Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada
di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan.
9. Penguatan dari ilustrasi kelas tersebut adalah … (lanjutan)
❏ Keputusan Ibu Renjana memberikan soal yang sama kepada ketiga murid yang selesai lebih
dahulu tidak dapat disebut sebagai pembelajaran berdiferensiasi.
❏ Pertama karena tambahan soal diberikan dengan tujuan agar ketiga anak tersebut tidak
mengganggu temannya yang belum selesai.
❏ Kedua, ketiga murid tersebut kemungkinan membutuhkan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi
untuk memenuhi kebutuhan belajarnya.
❏ Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan
bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.
❏ Dengan demikian, Ibu Renjana perlu memperhatikan kebutuhan belajar murid- muridnya dengan
lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-
muridnya tersebut.
10. Lalu seperti apa pembelajaran berdiferensiasi itu??
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability
Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar murid, paling tidak
berdasarkan 3 aspek.
Ketiga aspek tersebut adalah:
1. Kesiapan belajar murid (readiness)
2. Minat murid
3. Profil belajar murid
Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika
tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki
sebelumnya (kesiapan belajar/ readiness), jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau
hasrat dalam diri seorang murid (minat), atau jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka
untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).
Berikut ini adalah contoh seorang guru yang memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan
kesiapan belajar (Readiness), minat murid dan profil/gaya belajar murid:
11. contoh-1: seorang guru yang memperhatikan kebutuhan belajar murid
berdasarkan Kesiapan Belajar (Readiness)
● Ibu Lili akan mengajar pelajaran Matematika.
● Tujuan Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan keliling bangun datar.
● Berdasarkan asesmen yang ia buat saat pembelajaran sebelumnya, ia melihat :
➢ beberapa muridnya telah memiliki pemahaman konsep keliling yang baik,
➢ namun beberapa murid lainnya belum memiliki pemahaman tersebut.
➢ Ia juga mencatat, bahwa ada anak-anak yang juga belum lancar melakukan operasi
hitung.
● Ia kemudian melakukan kegiatan pembelajaran seperti di bawah ini:
12. Kesiapan Belajar Kegiatan Pembelajaran
Untuk murid yang telah memahami konsep keliling; dan dapat melakukan
operasi hitung dasar.
Murid diminta mengerjakan soal-soal tantangan yang mengaplikasikan
konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari. murid akan diminta untuk
bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-
masing.
Untuk murid yang telah memahami konsep keliling namun belum lancar
dalam melakukan operasi hitung dasar.
Murid menghitung keliling bangun datar menggunakan bantuan benda-
benda konkret untuk (misalnya menggunakan lidi). Murid menerapkan
strategi “3 before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum bertanya
langsung pada guru). Guru akan sesekali datang ke kelompok ini untuk
memastikan tidak ada miskonsepsi.
Setelah pelajaran selesai, ia memberikan murid-murid ini latihan
berhitung tambahan untuk memperlancar kemampuan menghitung
mereka.
Untuk murid yang belum memahami konsep keliling. Murid akan mendapatkan pembelajaran eksplisit tentang konsep keliling
dan kemudian akan berlatih menyelesaikan soal dengan bimbingan
guru. Guru akan memberikan scaffolding dalam proses ini.
contoh-1(lanjutan) : seorang guru yang memperhatikan kebutuhan belajar
murid berdasarkan Kesiapan Belajar (Readiness)...
13. contoh-2 : seorang guru yang memperhatikan kebutuhan belajar murid
berdasarkan Minat Murid
● Ibu Putik ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat teks prosedur.
● Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat teks prosedur, Bu
Putik lalu meminta murid berlatih membuat sendiri teks prosedur tersebut.
● Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka.
● Misalnya, anak yang memiliki minat terhadap memasak, boleh membuat teks prosedur
tentang bagaimana cara memasak makanan tertentu.
● Murid yang memiliki minat terhadap kerajinan tangan boleh membuat teks prosedur tentang
membuat sebuah produk kerajinan tangan tertentu, dan sebagainya.
● Keterampilan yang dilatih tetap sama, yaitu membuat teks prosedur, walaupun topiknya
mungkin berbeda.
14. contoh-3 : seorang guru yang memperhatikan kebutuhan belajar murid
berdasarkan Profil/Gaya Belajar Murid
● Pak Neon akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
● Kemudian, dari proses memperhatikan kebutuhan belajar murid-muridnya, Pak Neon mengetahui
mana murid-muridnya yang merupakan pemelajar visual, pemelajar auditori, dan pemelajar
kinestetik.
● Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid- muridnya tersebut, Pak Neon lalu memutuskan untuk
melakukan beberapa hal berikut ini:
Saat mengajar, Pak Neon:
➢ menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
➢ menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid.
➢ membuat beberapa sudut belajar atau display informasi yang ditempel di tempat-tempat
berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi.
● Saat memberikan tugas, Pak Neon memperbolehkan murid-muridnya memilih cara
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
● Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, tulisan, rekaman wawancara maupun
performance atau role-play.
15. Penguatan Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi
Untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas,
ada tiga strategi yang bisa dilakukan guru, yaitu:
Ø diferensiasi konten
Ø diferensiasi proses
Ø diferensiasi produk
tiga strategi tersebut diterapkan pada siswa berdasarkan kesiapan belajar, minat maupun profil/gaya
belajar mereka.Sehingga akan muncul strategi seperti pada contoh-contoh berikut, sebagai
penguatan Anda dalam melaksanakan pembelajaran :
16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pembelajaran Berdiferensiasi Konten
1)Contoh Diferensiasi Konten berdasarkan Gaya Belajar Peserta
Didik
Seorang guru IPA kelas 4 SD sedang mengajarkan mengenai ekosistem. Setelah
melakukan analisa profil (gaya) belajar dan kebutuhan peserta didik, guru
memberikan materi sesuai dengan profil belajar peserta didik:
a. Audio visual : materi melalui video pembelajaran,
b. Kinestetik : mengobservasi lingkungan sekitar,
c. Audio : mendengarkan lagu tentang makhluk hidup.
Dengan memberikan materi melalui video, observasi lingkungan sekitar dan
bernyanyi kebutuhan peserta didik akan visual, kinestetik dan audio terpenuhi.
17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
2)Contoh Diferensiasi Konten berdasarkan Kesiapan Belajar
Peserta Didik
Seorang guru Matematika di kelas 7 sedang mengajarkan mengenai penanganan
data dan statistik. Setelah melakukan analisa profil dan kebutuhan peserta didik,
guru kemudian mendapati peserta didik dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
a. Kelompok peserta didik yang sudah memahami konsep dasar statistik; mean,
median, modus
b. Kelompok peserta didik yang masih harus mengulangi pemahaman dalam
mean, median, modus
c. Kelompok peserta didik yang sudah siap diberikan tantangan dalam
penanganan data
Guru tersebut kemudian membagi aktivitas kelas berdasarkan diferensiasi konten
sebagai berikut:
18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Sentra 1:
Yang sudah paham
Sentra 2:
Yang masih mengulang
Sentra 3:
Yang siap diberi
tantangan
Studi Kasus Untuk peserta
didik kelompok 1 yang
sudah memahami konsep
dasar mean, median,
modus. Berlatih
menggunakan studi kasus
dari guru dengan
kompleksitas lebih.
Latihan Soal Untuk peserta
didik kelompok 2 dijelaskan
ulang kemudian
mengerjakan latihan soal
yang sudah pernah
dilakukan di kelas,
bersama dengan guru
sebagai penguatan materi
Praktik Mandiri Untuk
peserta didik kelompok 3,
mengadakan survey dan
mengumpulkan data dari
sekolah, lalu
mengelompokkan data
menjadi mean, median,
modus
Pembagian Aktivitas Berdasarkan Kesiapan Belajar
19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
3) Contoh Diferensiasi Konten berdasarkan Minat Peserta Didik
Seorang guru Sastra Inggris di kelas 10 sedang mengajarkan mengenai menulis analisis
perbandingan 2 karya sastra puisi. Setelah melakukan analisa profil dan kebutuhan peserta
didik, guru kemudian mendapati peserta didik memiliki minat yang berbeda-beda, kemudian
guru memberikan 2 puisi kepada peserta didik berdasarkan minatnya masing-masing:
a. Kelompok peserta didik yang menyukai alam (nature) diberi puisi tentang alam,
misalnya: pantai, gunung, lautan, cakrawala, tumbuhan, hewan, dll.
b. Kelompok peserta didik yang menyukai musik diberi puisi yang dimusikalisasi atau puisi
yang berhubungan dengan seni, instrumen musik, dll.
c. Kelompok peserta didik yang menyukai hal-hal bersifat teoritis diberi puisi yang
berhubungan dengan hal-hal filosofis, proses berpikir abstrak, perenungan diri, dll.
d. Kelompok peserta didik yang menyukai hal-hal sosial diberi puisi yang tentang masalah
sosial, keadaan masyarakat, persamaan hak, emansipasi, toleransi, dll.
20. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pembelajaran Berdiferensiasi Proses
1) Contoh Diferensiasi Proses berdasarkan Kesiapan Belajar
Peserta Didik
Seorang guru Matematika kelas 3 sedang mengajarkan mengenai perkalian dua
digit. Guru melakukan pre-asesmen dan mendapatkan pemetaan berdasarkan
pemahaman konsep perkalian. Berdasarkan kesiapan anak yang didapatkan dari
pre-asesmen, guru mengenalkan perkalian dalam beberapa cara:
a. Kelompok peserta didik yang masih membutuhkan media untuk penjumlahan
diberikan melalui penjumlahan berulang menggunakan tabel angka
b. Kelompok peserta didik yang mulai lancar penjumlahan berulang tanpa media
menggunakan pola dari hitung lompat
c. Kelompok peserta didik yang sudah lancar menyelesaikan perkalian
menggunakan beberapa strategi mental math untuk mulai lancar perkalian
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
2) Contoh Diferensiasi Proses Berdasarkan Minat Peserta Didik
Di kegiatan Matematika kelas 2 mengenai satuan ukur, peserta didik dapat
mencoba menggunakan mistar ukur untuk mengukur panjang objek yang sesuai
dengan minatnya.
a. Kelompok peserta didik yang menyukai alam (nature) dapat mengukur lingkar
pohon, tinggi tanaman.
b. Kelompok peserta didik yang menyukai seni dapat mengukur dekorasi atau
hiasan yang ada di kelas, sekolah, atau rumah.
c. Kelompok peserta didik yang menyukai kegiatan fisik dapat mengukur jauh
atau tinggi lompatan yang dapat dilakukannya. Peserta didik menjelaskan
bagaimana proses mereka mengukur objek tersebut dan menjelaskan
tantangan dalam mengukur objek tersebut.
22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
3) Contoh Diferensiasi Proses Berdasarkan Gaya Belajar
Peserta Didik
Di kegiatan IPA kelas 3 mengenai sistem pencernaan, peserta didik dapat
menggali informasi mengenai sistem pencernaan dari beberapa media
berdasarkan gaya belajar peserta didik:
a. audio visual: menggali informasi melalui video pembelajaran,
b. kinestetik: menggali lingkungan sekitar,
c. visual: menggali informasi melalui buku dan infografik.
23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
1)Contoh Diferensiasi Produk Berdasarkan Minat Peserta Didik
Seorang guru Bahasa Indonesia kelas 5 memiliki tujuan pembelajaran agar
peserta didik mampu menganalisis ide utama dari bacaan. Oleh karena itu di akhir
pembelajaran guru tersebut memberikan pilihan kepada peserta didiknya untuk
mengerjakan asesmen sumatif berdasarkan minat peserta didik.
a. Untuk kelompok peserta didik yang gemar menulis, dapat menganalisis ide
utama bacaan melalui tulisan dari cerita yang dipilih oleh peserta didik.
b. Untuk kelompok yang yang gemar bercerita/berbicara dapat menganalisis ide
dari bacaan yang dipilihnya melalui video atau presentasi di kelas.
c. Untuk kelompok peserta didik yang meminati hal – hal yang berhubungan
dengan ruang atau bangun geometri dapat membuat analisis ide utama
bacaan dan menyusunnya dalam sebuah bangun ruang.
Pembelajaran Berdiferensiasi Produk
24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
2) Contoh Diferensiasi Produk berdasarkan Kesiapan Belajar Peserta
Didik
Dalam pelajaran Matematika di kelas 7 yang sedang membahas mengenai
penanganan data dan statistik, guru mendapatkan informasi melalui asesmen
diagnostik guru kemudian dapat membedakan produk akhir setiap kelompok peserta
didik.
1. Kelompok peserta didik yang masih harus mengulangi pemahaman dalam mean,
median, modus, akan diberi tugas menampilkan laporan analisis sebuah data
melalui sebuah tabel dan diagram sederhana
2. Kelompok peserta didik yang sudah memahami konsep dasar statistik; mean,
median, modus, akan diberi tugas menampilkan laporan analisis dua buah data
menggunakan sebuah model diagram
3. Kelompok peserta didik yang sudah siap diberikan tantangan dalam penanganan
data akan diminta untuk menampilkan laporan analisis dua buah data dalam
berbagai model diagram
25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
3) Contoh Diferensiasi Produk berdasarkan Gaya Belajar
Peserta Didik
Tujuan pembelajaran IPS di SMA kelas X adalah mengimplementasikan fungsi
manajemen dalam kegiatan sekolah. Dengan mempertimbanhkan profil belajar peserta
didik sesuai dengan preferensi belajarnya, peserta didik dapat melaporkan kegiatan
mereka terkait manajemen kegiatan sekolah melalui produk yang berbeda.
1. Peserta didik yang cenderung belajar secara visual dapat memilih produk akhir
berupa poster, cerita bergambar, atau komik untuk menjelaskan manajemen
kegiatan sekolah yang telah dilakukannya.
2. Peserta didik yang cenderung belajar lebih baik secara kinestetis dapat membuat
produk akhir berupa role play, bermain peran, dengan memperagakan manajemen
kegiatan sekolah menggunakan properti atau alat bantu
3. Peserta didik yang cenderung belajar secara audio dapat membuat podcast, atau
video pendek yang menjelaskan manajemen kegiatan sekolah yang telah
dilakukannya.
26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pembelajaran Berdiferensiasi Lingkungan Belajar
1) Contoh Diferensiasi Lingkungan Belajar berdasarkan Kesiapan
Belajar
Guru membagi ruangan menjadi 3 kelompok sesuai dengan kesiapan belajar
masing-masing peserta didik. Setelah penjelasan awal, guru membagi para
peserta didik sesuai dengan kesiapan mereka, kemudian meminta mereka
untuk pergi ke sentra belajarnya masing-masing. Di setiap sentra guru sudah
menyiapkan materi pelajaran sesuai dengan kesiapan belajarnya.
a. sentra 1: untuk peserta didik dengan kesiapan belajar awal;
b. sentra 2: untuk peserta didik dengan kesiapan belajar menengah; dan
c. sentra 3: untuk peserta didik dengan kesiapan belajar lanjutan.
27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
2) Contoh Diferensiasi Lingkungan Belajar berdasarkan Minat
Peserta Didik
Pembagian sentra atau pojok belajar berdasarkan minat, seperti misalnya pada
pembelajaran Bahasa Inggris, guru membagi sentra berdasarkan:
a. sentra 1 untuk peserta didik yang menyukai teknologi disediakan computer
atau tablet untuk membuat infografis, atau mendengarkan rekaman audio;
b. sentra 2 untuk peserta didik yang gemar membaca disediakan perpustakaan
mini dengan buku-buku yang sesuai materi; dan
c. sentra 3 untuk peserta didik yang menyukai seni, disediakan berbagai media
seni untuk menginterpretasikan tulisan dalam bentuk karya seni.
28. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
3) Contoh Diferensiasi Lingkungan Belajar berdasarkan Gaya
Belajar
Ruang kelas di kondisikan dengan menyediakan pilihan tempat duduk yang
menghadap jendela untuk peserta didik yang mudah teralihkan oleh gerakan
temannya. Karpet dan sofa dapat dipilih peserta didik yang membutuhkan ruang
untuk bergerak. Peserta didik yang mudah teralihkan oleh suara di sekitarnya
diizinkan menggunakan headphone. Untuk pelajaran matematika SD misalnya,
ruang kelas disesuaikan dengan:
a. menyediakan berbagai permainan seperti engklek, atau galasin berhitung
untuk peserta didik dengan gaya belajar kinestetik;
b. menyediakan poster, infografis, atau bagan untuk peserta didik dengan gaya
belajar visual; dan
c. menyediakan lagu, film dengan musik dan kelompok diskusi untuk peserta
didik dengan gaya belajar auditori.
29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pemahaman Pembelajaran berdiferensiasi:
https://www.youtube.com/watch?v=sbJ1nFoNPhM
Prinsip Dasar Berdiferensiasi : https://www.youtube.com/watch?v=R-
3oSuAeMCU
Contoh Pembelajarannya: https://www.youtube.com/watch?v=WXn_JyfI-I8