SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
A. KONSEP GURU
GURU merupakan salah satu term yang banyak dipakai untuk menyebut seorang yang
dijadikan panutan. Penggunaan term ini tidak hanya dipakai dalam dunia pendidikan, tetapi hampir
semua aktivitas yang memerlukan seorang pelatih, pembimbing atau sejenisnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsesia, definisi guru adalah “orang yang pekerjaan, mata
pencaharian atau profesinya mengajar.”
[1] Guru merupakan sosok yang mengemban tugas mengajar, mendidik dan membimbing.
[2] Jika ketiga sifat tersebut tidak melekat pada seorang guru, maka ia tidak dapat dipandang
sebagai guru. Menurut Henry Adam, seperti yang dikutip A. Malik Fadjar, “guru itu berdampak abadi,
ia tidak pernah tahu, dimana pengaruhnya itu berhenti” (A teacher effects eternity, he can never tell
where his influence stops).
[3] Menurut Moh. Uzer Usman guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat tertentu, apalagi sebagai guru yang
profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu
pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau
pendidikan pra-jabatan.
[4] Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang memainkan
peranan penting dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan
pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan siswanya self concept, pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan dan sikap serta
pandangan hidup siswa
[5] Keberadaan guru sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan sangat
mempengaruhi hasil proses belajar mengajar di sekolah. Keberadaannya memiliki relasi yang sangat
dekat dengan peserta didiknya. Relasi antara guru dan peserta didik, adalah relasi kewibawaan. Relasi
kewibawaan bukan menimbulkan rasa takut pada peserta didik, akan tetapi relasi yang membutuhkan
kesadaran pribadi untuk belajar. Guru adalah bagian dari masyarakat yang mempunyai tugas unik.
[6] Hasil belajar memang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain; kemampuan guru,
keadaan peserta didik, sarana prasarana dan lain-lain. Namun terlepas dari itu semua, bahwa hasil
belajar merupakan tanggungjawab guru. Kegagalan peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan adalah kegagalan guru.
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam profesinya adalah meliputi:
a. Fleksibilitas Kognitif Guru
Fleksibilitas kognitif (keluasan ranah cipta) merupakan kemampuan berfikir dengan tindakan secara
simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel biasanya ditandai dengan
keterbukaan berfikir dan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Selain itu ia juga memiliki daya
tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang terlampau dini dalam pengamatan dan pengenalan.
Dalam mengamati dan mengenali sesuatu, guru yang fleksibel harus selalu berfikir kritis dengan
penuh pertimbangan yang dilakukan dengan akal sehat yang dipusatkan pada pengembilan keputusan
untuk mempercayai atau untuk mengingkari sesuatu.
b. Keterbukaan Psikologis
guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya yang relative tinggi untuk
mengkomunikasikan dirinya dengan factor-faktor ekstern antara lain siswa, teman sejawat dan
lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Guru yang terbuka seperti ini biasanya mampu menerima
kritikan dan saran dengan ikhlas. Selain itu guru yang seperti ini juga memiliki rasa empati yang
tinggi, yakni respon afektif terhadap pengalaman-pengalaman emosional dan perasaan tertentu
terhadap orang lain. Seumpama ada orang murid yang mengalami kemalangan maka iara akan turut
bersedih dan menunjukkan simpati serta ia akan berusaha untuk mencari solusinya.
Pada prinsipnya setiap guru hanya wajib bertanggung jawab atas terselenggaranya proses belajar-
mengajar pada bidangnya saja. Namun disamping itu, ia juga diharuskan dapat ikut memikul
tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan yang lebih jauh seperti tujuan institusional pada
lembaga tempatnya bekerja dan tujuan nasional.
B. Syarat menjadi Seorang Guru
Untuk dapat melakukan peran dan melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya, maka untuk
menjadi seorang guru harus memenuhi beberapa persyaratan. Adapun syarat-syarat menjadi guru itu
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok.
1. Persyaratan Administratif
Syarat-syarat administratif ini antara lain meliputi: berkewarganegaraan yang baik
(Indonesia), umur minimal 18 tahun, mengajukan permohonan. Selain itu masih ada syarat-
syarat lain yang telah ditentukan sesuai dengan kebijakan yang ada.
2. Persyaratan teknis
Dalam persyaratan teknis ini ada yang bersifat formal. Yakni harus berijazah pendidikan
guru. Kemudian persyaratan yang lain adalah menguasai cara dan teknik mengajar, terampil
mendesain program pengajaran serta mempunyai motivasi dan cita-cita memajukan
pendidikan/pengajaran.
3. Persyaratan Psikis
Yang berkaitan dengan kelompok persyaratan psikis, antara lain: sehat rohani, dewasa dalam
berpikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah, dan sopan, memiliki jiwa
kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkoeban dan memiliki
jiwa pengabdian. Guru dituntut untuk bersifat pragmatis dan realistis, tetapi juga memiliki
pandangan yang mendasar dan filosofi. Guru harus mematuhi norma yang berlaku serta
memiliki semangat yang membangun.
4. Persyaratan fisik
Persyaratan fisik ini antara lain meliputi: berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang
mungkin mengganggu pekerjaannya. Dalam persyaratan fisik ini juga menyangkut kerapian
dan kebersihan, termasuk bagaimana cara berpakaian. Sebab bagaimanapun juga guru akan
selalu dilihat/diamati dan bahkan dinilai oleh para siswa.
Sesuai dengan tugas profesionalnya, maka sifat dan persyaratan tersebut secara garis besar
dapat diklasifikasikan dalam spektrum yang lebih luas, yakni guru harus: memiliki
kemampuan professional, memiliki kapasitas intelektual, memiliki sifat edukasi sosial.
Ketiga syarat kemampuan tersebut diharapkan telah dimiliki oleh setiap guru, sehingga
mampu memenuhi fungsinya sebagai pendidik bangsa, guru di sekolah dan pemimpin di
masyarakat.
PERSYARATAN KHUSUS.
a. Memiliki Akhlak Mulia.
Guru adalah panutan peserta didk. Secara alamiah, peserta didik dibekali dengan dorongan untuk
meniru. Meniru perbuatan yang buruk lebih mudah dilakukan daripada meniru perbuatan yang baik.
Bagi peserta didik SD, lebih mudah meniru apa yang dilakukan gurunya dari pada menerima
penjelasan penjelasan verbal dari gurunya. Agar peserta didik itu meniru hal hal yang baik maka guru
wajib memiliki akhlak yang terpiji. Tujuan pendidikan nasional mengamanatkan pada guru untuk
membentuk peserta didiknya agar memiliki akhlak mulia (lihat pasal 3 UU No 20 Tahun 2003).
b. Memiliki Kewibawaan.
Perbuatan mendidik tidak dapat dilakukan atau akan sia – sia seandainya peserta didik tidak
mengetahui kewibawaan pendidik. Tanpa kewibawaan, peserta didik akan berbuat sesukanya tanpa
menghiraukan kehadiran si pendidik.
c. Memiliki kesabaran dan ketekunan.
Pekerjaan guru membutuhkan kesabaran dan ketekunan karena peserta didik yang dihadapi memiliki
latar belakang yang berbeda beda, baik latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, budaya maupun
kemampuan. Pribadi-pribadi dengan temperamen dingin lebih cocok untuk jabatan guru daripada
individu-individu bertemperamen panas.
d. Mencintai peserta didik.
Apapun yang dilakukan guru semata-mata didasarkan atas kecintaanya kepada peserta didik.
Pemberian perintah, larangan, ganjaran, hukuman, semua itu dilandasi rasa cinta kepada
peserta didik agar peserta didik menjadi orang yang berguna bagi orang tua, masyarakat dan
negara.
C. CITRA SEORANG GURU
Slogan pahlawan tanpa tanda jasa senantiasa melekat pada profesi guru. Hal ini didasarkan
pada pengabdiannya yang begitu tinggi dan tulus dalam dunia pendidikan. Tidak hanya itu, sikap
kearifan, kedisiplinan, kejujuran, ketulusan, kesopanan serta sebagai sosok panutan menjadikan
profesi satu ini berbeda dengan yang lain. Lantaran tanggung jawab dari profesi guru tidak berhenti
pada selesai ia mengajar, melainkan keberhasilan siswa dalam menangkap, memahami,
mempraktekkan serta mengamalkan ilmu yang diterima dalam kehidupan sehari-hari baik langsung
maupun tak langsung.
Hal ini membuat citra seorang guru di mata masyarakat selalu berada di tempat yang lebih baik dan
mulia. Djamin (1999) mengemukakan citra guru mempunyai arti sebagai suatu penilaian yang baik
dan terhormat terhadap keseluruhan penampilan yang merupakan sosok pengembang profesi ideal
dalam lingkup fungsi, peran dan kinerja.
1. Citra Guru dalam Masyarakat Tradisional (Pramodem)
Di dalam bahasa Sansekerta, guru berarti yang dihormati. Rasa hormat ini sampai kini masih hidup di
tengah masyarakat tradisional/pedesaan. Mereka masih menaruh rasa hormat dan status sosial yang
tinggi terhadap profesi guru. Di kepulauan Sangihe, misalnya, masyarakat menyebut guru pria dengan
panggilan tuan, lengkapnya tuan guru, suatu panggilan yang penuh rasa kagum dan hormat terhadap
profesi guru.
2. Citra Guru dalam Masyarakat Modern
Dalam pandangan masyarakat modern, guru belum merupakan profesi yang profesional jika hanya
mampu membuat murid membaca, menulis dan berhitung, atau mendapat nilai tinggi, naik kelas, dan
lulus ujian. Masyarakat modern menganggap kompetensi guru belum lengkap jika hanya dilihat dari
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki melainkan juga dari orientasi guru terhadap perubahan dan
inovasi.
Guru pada sejumlah negara maju sangat dihargai karena guru secara spesifik,
Memiliki kecakapan dan kemampuan untuk memimpin dan mengelola pendidikan;
Memiliki ketajaman pemahaman dan kecakapan intektual, cerdas emosional dan sosial untuk
membangun pendidikan yang bermutu; dan
Memiliki perencanaan yang matang, bijaksana, kontekstual dan efektil untuk membangun
humanware (SDIVI) yang unggul, bermaltabat dan memiliki daya saing.
Citra guru ini tercermin melalui:
Keunggulan mengajar,
Memiliki hubungan yang harmonis dengan peserta didik, dan
Memiliki hubungan yang harmonis pula terhadap sesama teman seprofesl dan pihak lain baik
dalam sikap maupun kemampuan profesional.
Dari sudut pandang peserta didik, citra guru ideal adalah seseorang yang senantiasa memberi motivasi
belajar yang mempunyai sifatfsifat keteladanan, penuh kasih sayang, serta mampu mengajar di dalam
suasana yang menyenangkan.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Citra Guru
Sudjana (dalam Mustafa, 2005) menjelaskan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru
yang mengakibatkan rendahnya citra guru disebabkan oleh faktor berikut:
1. Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapa pundapat menjadi guru asalkan ia
berpengetahuan;
2. Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang
tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru; dan
3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan
profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk
kepuasan dan kepentingan pribadinya.

More Related Content

What's hot

Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranAli Akbar TA
 
Model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktifModel pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktifAhmad H
 
Tajuk 4 Pengelolaan Aktiviti dan Pertandingan
Tajuk 4 Pengelolaan Aktiviti dan PertandinganTajuk 4 Pengelolaan Aktiviti dan Pertandingan
Tajuk 4 Pengelolaan Aktiviti dan PertandinganAzizi Ahmad
 
Laporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajarLaporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajarErzhua Habib
 
Rph kepentingan menjaga alam sekitar
Rph kepentingan menjaga alam sekitarRph kepentingan menjaga alam sekitar
Rph kepentingan menjaga alam sekitarsyazwanie suhaimi
 
Penambahbaikan Pentaksiran Berasaskan Sekolah
Penambahbaikan Pentaksiran Berasaskan SekolahPenambahbaikan Pentaksiran Berasaskan Sekolah
Penambahbaikan Pentaksiran Berasaskan Sekolahtajul2
 
Komuniti Pembelajaran Profesional : Kritikan Video
Komuniti Pembelajaran Profesional : Kritikan VideoKomuniti Pembelajaran Profesional : Kritikan Video
Komuniti Pembelajaran Profesional : Kritikan VideoMokhzani Fadir
 
Pedagogi relevan budaya
Pedagogi relevan budaya Pedagogi relevan budaya
Pedagogi relevan budaya SALWANIERAZLI
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanAmbar Fidianingsih
 
Latihan Dan Pembangunan Profesional Guru
Latihan Dan Pembangunan Profesional GuruLatihan Dan Pembangunan Profesional Guru
Latihan Dan Pembangunan Profesional Guruhibatullah92
 
Kaedah dan teknik pengajaran tilawah al quran
Kaedah dan teknik pengajaran tilawah al quranKaedah dan teknik pengajaran tilawah al quran
Kaedah dan teknik pengajaran tilawah al quranNik Mat
 
1. konsep mengajar sebagai satu profesion
1. konsep mengajar sebagai satu profesion1. konsep mengajar sebagai satu profesion
1. konsep mengajar sebagai satu profesionSairah Husin
 
Contoh contoh refleksi
Contoh contoh refleksiContoh contoh refleksi
Contoh contoh refleksiRozhan Zakaria
 
RPH BM THN 2 (BULAN FEB)
RPH BM THN 2 (BULAN FEB)RPH BM THN 2 (BULAN FEB)
RPH BM THN 2 (BULAN FEB)Dvya Selvakumar
 
Modul Latihan Sukan Badminton
Modul Latihan Sukan BadmintonModul Latihan Sukan Badminton
Modul Latihan Sukan BadmintonSekolah
 
Rendahnya kualitas guru ppt.docx
Rendahnya kualitas guru ppt.docxRendahnya kualitas guru ppt.docx
Rendahnya kualitas guru ppt.docxikasaputri
 
Refleksi Latihan Mengajar
Refleksi Latihan MengajarRefleksi Latihan Mengajar
Refleksi Latihan MengajarIyQa GaNi
 

What's hot (20)

Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
 
Contoh RPH Pemulihan
Contoh RPH Pemulihan Contoh RPH Pemulihan
Contoh RPH Pemulihan
 
Model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktifModel pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktif
 
Tajuk 4 Pengelolaan Aktiviti dan Pertandingan
Tajuk 4 Pengelolaan Aktiviti dan PertandinganTajuk 4 Pengelolaan Aktiviti dan Pertandingan
Tajuk 4 Pengelolaan Aktiviti dan Pertandingan
 
Laporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajarLaporan uji coba tes hasil belajar
Laporan uji coba tes hasil belajar
 
Rph bm 3 4 20171
Rph bm 3 4 20171Rph bm 3 4 20171
Rph bm 3 4 20171
 
Rph kepentingan menjaga alam sekitar
Rph kepentingan menjaga alam sekitarRph kepentingan menjaga alam sekitar
Rph kepentingan menjaga alam sekitar
 
Penambahbaikan Pentaksiran Berasaskan Sekolah
Penambahbaikan Pentaksiran Berasaskan SekolahPenambahbaikan Pentaksiran Berasaskan Sekolah
Penambahbaikan Pentaksiran Berasaskan Sekolah
 
Komuniti Pembelajaran Profesional : Kritikan Video
Komuniti Pembelajaran Profesional : Kritikan VideoKomuniti Pembelajaran Profesional : Kritikan Video
Komuniti Pembelajaran Profesional : Kritikan Video
 
Pedagogi relevan budaya
Pedagogi relevan budaya Pedagogi relevan budaya
Pedagogi relevan budaya
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Latihan Dan Pembangunan Profesional Guru
Latihan Dan Pembangunan Profesional GuruLatihan Dan Pembangunan Profesional Guru
Latihan Dan Pembangunan Profesional Guru
 
Kaedah dan teknik pengajaran tilawah al quran
Kaedah dan teknik pengajaran tilawah al quranKaedah dan teknik pengajaran tilawah al quran
Kaedah dan teknik pengajaran tilawah al quran
 
1. konsep mengajar sebagai satu profesion
1. konsep mengajar sebagai satu profesion1. konsep mengajar sebagai satu profesion
1. konsep mengajar sebagai satu profesion
 
Contoh contoh refleksi
Contoh contoh refleksiContoh contoh refleksi
Contoh contoh refleksi
 
RPH BM THN 2 (BULAN FEB)
RPH BM THN 2 (BULAN FEB)RPH BM THN 2 (BULAN FEB)
RPH BM THN 2 (BULAN FEB)
 
Modul Latihan Sukan Badminton
Modul Latihan Sukan BadmintonModul Latihan Sukan Badminton
Modul Latihan Sukan Badminton
 
Rendahnya kualitas guru ppt.docx
Rendahnya kualitas guru ppt.docxRendahnya kualitas guru ppt.docx
Rendahnya kualitas guru ppt.docx
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
Refleksi Latihan Mengajar
Refleksi Latihan MengajarRefleksi Latihan Mengajar
Refleksi Latihan Mengajar
 

Similar to GURU SEBAGAI PANUTAN

Similar to GURU SEBAGAI PANUTAN (20)

Menjadi Guru Profesional
Menjadi Guru ProfesionalMenjadi Guru Profesional
Menjadi Guru Profesional
 
Guru profesional
Guru profesionalGuru profesional
Guru profesional
 
guru profesional.pptx
guru profesional.pptxguru profesional.pptx
guru profesional.pptx
 
Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
Kata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimrKata pengantaibrrrahimr
Kata pengantaibrrrahimr
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guru
 
Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)Buku 3 (Wariki)
Buku 3 (Wariki)
 
Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3
 
Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3Makalah profesi keguruan 3
Makalah profesi keguruan 3
 
KELOMPOK 1, PROFESI GURU.pptx
KELOMPOK 1, PROFESI GURU.pptxKELOMPOK 1, PROFESI GURU.pptx
KELOMPOK 1, PROFESI GURU.pptx
 
Profesionalisme+dan+akautabiliti+guru
Profesionalisme+dan+akautabiliti+guruProfesionalisme+dan+akautabiliti+guru
Profesionalisme+dan+akautabiliti+guru
 
Makalah profesi keguruan 5
Makalah profesi keguruan 5Makalah profesi keguruan 5
Makalah profesi keguruan 5
 
Tajuk 5 done
Tajuk 5 doneTajuk 5 done
Tajuk 5 done
 
Tajuk 5 done
Tajuk 5 doneTajuk 5 done
Tajuk 5 done
 
Makalah guru profesional
Makalah guru profesionalMakalah guru profesional
Makalah guru profesional
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
Perencanaan dalam strategi belajar (tjoetnyak)
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi Pendidikan
 

Recently uploaded

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

GURU SEBAGAI PANUTAN

  • 1. A. KONSEP GURU GURU merupakan salah satu term yang banyak dipakai untuk menyebut seorang yang dijadikan panutan. Penggunaan term ini tidak hanya dipakai dalam dunia pendidikan, tetapi hampir semua aktivitas yang memerlukan seorang pelatih, pembimbing atau sejenisnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsesia, definisi guru adalah “orang yang pekerjaan, mata pencaharian atau profesinya mengajar.” [1] Guru merupakan sosok yang mengemban tugas mengajar, mendidik dan membimbing. [2] Jika ketiga sifat tersebut tidak melekat pada seorang guru, maka ia tidak dapat dipandang sebagai guru. Menurut Henry Adam, seperti yang dikutip A. Malik Fadjar, “guru itu berdampak abadi, ia tidak pernah tahu, dimana pengaruhnya itu berhenti” (A teacher effects eternity, he can never tell where his influence stops). [3] Menurut Moh. Uzer Usman guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat tertentu, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan pra-jabatan. [4] Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang memainkan peranan penting dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan siswanya self concept, pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan dan sikap serta pandangan hidup siswa [5] Keberadaan guru sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan sangat mempengaruhi hasil proses belajar mengajar di sekolah. Keberadaannya memiliki relasi yang sangat dekat dengan peserta didiknya. Relasi antara guru dan peserta didik, adalah relasi kewibawaan. Relasi kewibawaan bukan menimbulkan rasa takut pada peserta didik, akan tetapi relasi yang membutuhkan kesadaran pribadi untuk belajar. Guru adalah bagian dari masyarakat yang mempunyai tugas unik.
  • 2. [6] Hasil belajar memang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain; kemampuan guru, keadaan peserta didik, sarana prasarana dan lain-lain. Namun terlepas dari itu semua, bahwa hasil belajar merupakan tanggungjawab guru. Kegagalan peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan adalah kegagalan guru. Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam profesinya adalah meliputi: a. Fleksibilitas Kognitif Guru Fleksibilitas kognitif (keluasan ranah cipta) merupakan kemampuan berfikir dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel biasanya ditandai dengan keterbukaan berfikir dan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Selain itu ia juga memiliki daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang terlampau dini dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam mengamati dan mengenali sesuatu, guru yang fleksibel harus selalu berfikir kritis dengan penuh pertimbangan yang dilakukan dengan akal sehat yang dipusatkan pada pengembilan keputusan untuk mempercayai atau untuk mengingkari sesuatu. b. Keterbukaan Psikologis guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya yang relative tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan factor-faktor ekstern antara lain siswa, teman sejawat dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Guru yang terbuka seperti ini biasanya mampu menerima kritikan dan saran dengan ikhlas. Selain itu guru yang seperti ini juga memiliki rasa empati yang tinggi, yakni respon afektif terhadap pengalaman-pengalaman emosional dan perasaan tertentu terhadap orang lain. Seumpama ada orang murid yang mengalami kemalangan maka iara akan turut bersedih dan menunjukkan simpati serta ia akan berusaha untuk mencari solusinya. Pada prinsipnya setiap guru hanya wajib bertanggung jawab atas terselenggaranya proses belajar- mengajar pada bidangnya saja. Namun disamping itu, ia juga diharuskan dapat ikut memikul tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan yang lebih jauh seperti tujuan institusional pada lembaga tempatnya bekerja dan tujuan nasional.
  • 3. B. Syarat menjadi Seorang Guru Untuk dapat melakukan peran dan melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya, maka untuk menjadi seorang guru harus memenuhi beberapa persyaratan. Adapun syarat-syarat menjadi guru itu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok. 1. Persyaratan Administratif Syarat-syarat administratif ini antara lain meliputi: berkewarganegaraan yang baik (Indonesia), umur minimal 18 tahun, mengajukan permohonan. Selain itu masih ada syarat- syarat lain yang telah ditentukan sesuai dengan kebijakan yang ada. 2. Persyaratan teknis Dalam persyaratan teknis ini ada yang bersifat formal. Yakni harus berijazah pendidikan guru. Kemudian persyaratan yang lain adalah menguasai cara dan teknik mengajar, terampil mendesain program pengajaran serta mempunyai motivasi dan cita-cita memajukan pendidikan/pengajaran. 3. Persyaratan Psikis Yang berkaitan dengan kelompok persyaratan psikis, antara lain: sehat rohani, dewasa dalam berpikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi, sabar, ramah, dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkoeban dan memiliki jiwa pengabdian. Guru dituntut untuk bersifat pragmatis dan realistis, tetapi juga memiliki pandangan yang mendasar dan filosofi. Guru harus mematuhi norma yang berlaku serta memiliki semangat yang membangun. 4. Persyaratan fisik Persyaratan fisik ini antara lain meliputi: berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya. Dalam persyaratan fisik ini juga menyangkut kerapian dan kebersihan, termasuk bagaimana cara berpakaian. Sebab bagaimanapun juga guru akan selalu dilihat/diamati dan bahkan dinilai oleh para siswa. Sesuai dengan tugas profesionalnya, maka sifat dan persyaratan tersebut secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam spektrum yang lebih luas, yakni guru harus: memiliki kemampuan professional, memiliki kapasitas intelektual, memiliki sifat edukasi sosial. Ketiga syarat kemampuan tersebut diharapkan telah dimiliki oleh setiap guru, sehingga mampu memenuhi fungsinya sebagai pendidik bangsa, guru di sekolah dan pemimpin di masyarakat.
  • 4. PERSYARATAN KHUSUS. a. Memiliki Akhlak Mulia. Guru adalah panutan peserta didk. Secara alamiah, peserta didik dibekali dengan dorongan untuk meniru. Meniru perbuatan yang buruk lebih mudah dilakukan daripada meniru perbuatan yang baik. Bagi peserta didik SD, lebih mudah meniru apa yang dilakukan gurunya dari pada menerima penjelasan penjelasan verbal dari gurunya. Agar peserta didik itu meniru hal hal yang baik maka guru wajib memiliki akhlak yang terpiji. Tujuan pendidikan nasional mengamanatkan pada guru untuk membentuk peserta didiknya agar memiliki akhlak mulia (lihat pasal 3 UU No 20 Tahun 2003). b. Memiliki Kewibawaan. Perbuatan mendidik tidak dapat dilakukan atau akan sia – sia seandainya peserta didik tidak mengetahui kewibawaan pendidik. Tanpa kewibawaan, peserta didik akan berbuat sesukanya tanpa menghiraukan kehadiran si pendidik. c. Memiliki kesabaran dan ketekunan. Pekerjaan guru membutuhkan kesabaran dan ketekunan karena peserta didik yang dihadapi memiliki latar belakang yang berbeda beda, baik latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, budaya maupun kemampuan. Pribadi-pribadi dengan temperamen dingin lebih cocok untuk jabatan guru daripada individu-individu bertemperamen panas. d. Mencintai peserta didik. Apapun yang dilakukan guru semata-mata didasarkan atas kecintaanya kepada peserta didik. Pemberian perintah, larangan, ganjaran, hukuman, semua itu dilandasi rasa cinta kepada peserta didik agar peserta didik menjadi orang yang berguna bagi orang tua, masyarakat dan negara. C. CITRA SEORANG GURU Slogan pahlawan tanpa tanda jasa senantiasa melekat pada profesi guru. Hal ini didasarkan pada pengabdiannya yang begitu tinggi dan tulus dalam dunia pendidikan. Tidak hanya itu, sikap kearifan, kedisiplinan, kejujuran, ketulusan, kesopanan serta sebagai sosok panutan menjadikan profesi satu ini berbeda dengan yang lain. Lantaran tanggung jawab dari profesi guru tidak berhenti pada selesai ia mengajar, melainkan keberhasilan siswa dalam menangkap, memahami, mempraktekkan serta mengamalkan ilmu yang diterima dalam kehidupan sehari-hari baik langsung maupun tak langsung.
  • 5. Hal ini membuat citra seorang guru di mata masyarakat selalu berada di tempat yang lebih baik dan mulia. Djamin (1999) mengemukakan citra guru mempunyai arti sebagai suatu penilaian yang baik dan terhormat terhadap keseluruhan penampilan yang merupakan sosok pengembang profesi ideal dalam lingkup fungsi, peran dan kinerja. 1. Citra Guru dalam Masyarakat Tradisional (Pramodem) Di dalam bahasa Sansekerta, guru berarti yang dihormati. Rasa hormat ini sampai kini masih hidup di tengah masyarakat tradisional/pedesaan. Mereka masih menaruh rasa hormat dan status sosial yang tinggi terhadap profesi guru. Di kepulauan Sangihe, misalnya, masyarakat menyebut guru pria dengan panggilan tuan, lengkapnya tuan guru, suatu panggilan yang penuh rasa kagum dan hormat terhadap profesi guru. 2. Citra Guru dalam Masyarakat Modern Dalam pandangan masyarakat modern, guru belum merupakan profesi yang profesional jika hanya mampu membuat murid membaca, menulis dan berhitung, atau mendapat nilai tinggi, naik kelas, dan lulus ujian. Masyarakat modern menganggap kompetensi guru belum lengkap jika hanya dilihat dari keahlian dan ketrampilan yang dimiliki melainkan juga dari orientasi guru terhadap perubahan dan inovasi. Guru pada sejumlah negara maju sangat dihargai karena guru secara spesifik, Memiliki kecakapan dan kemampuan untuk memimpin dan mengelola pendidikan; Memiliki ketajaman pemahaman dan kecakapan intektual, cerdas emosional dan sosial untuk membangun pendidikan yang bermutu; dan Memiliki perencanaan yang matang, bijaksana, kontekstual dan efektil untuk membangun humanware (SDIVI) yang unggul, bermaltabat dan memiliki daya saing. Citra guru ini tercermin melalui: Keunggulan mengajar, Memiliki hubungan yang harmonis dengan peserta didik, dan Memiliki hubungan yang harmonis pula terhadap sesama teman seprofesl dan pihak lain baik dalam sikap maupun kemampuan profesional.
  • 6. Dari sudut pandang peserta didik, citra guru ideal adalah seseorang yang senantiasa memberi motivasi belajar yang mempunyai sifatfsifat keteladanan, penuh kasih sayang, serta mampu mengajar di dalam suasana yang menyenangkan. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Citra Guru Sudjana (dalam Mustafa, 2005) menjelaskan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yang mengakibatkan rendahnya citra guru disebabkan oleh faktor berikut: 1. Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapa pundapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan; 2. Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru; dan 3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya.