2. a. Dalam proses belajar mengajar
• Guru harus menguasai cara-cara mengajar dan menjelaskan. Dia
mesti menelaah buku-buku yang berkaitan dengan bidang studi
yang diajarkannya. Sebelum memasuki pelajaran, guru harus siap
secara mental, fisik, waktu dan ilmu (materi). Maksud kesiapan
mental dan fisik adalah tidak mengisi pelajaran dalam keadaan
perasaan yang kacau, malas ataupun lapar. Kesiapan waktu adalah
dia mengisi pelajaran itu dengan jiwa yang tenang, tidak
menghitung tiap detik yang berlalu, tidak menanti-nanti waktu
usainya atau menginginkan para siswa membaca sendiri tanpa
diterangkan maksudnya, atau menghabiskan jam pelajaran dengan
hal-hal yang tidak ada gunanya bagi siswa. Sedangkan maksud
kesiapan ilmu adalah dia menyiapkan materi pelajaran sebelum
masuk kelas. Dia menyiapkan apa yang dikatakannya. Sebiasa
mungkin, dia menghindari spontanitas dalam mengajar jika tidak
menguasai materinya.
3. • Seorang guru hendaknya juga memiliki kecakapan dalam melakukan
suatu tugas. Kecakapan ini berupa kemampuan dan pengetahuan
yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dalam melakukan
tugasnya dan selanjutnya akan mengundang keseganan dari anak
didik. Kecakapan atau kompetensi ini meliputi penguasaan terhadap
unsur-unsur: (a) pengenalan peserta didik secara mendalam, (b)
penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (diciplinary content)
maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (pedagogical content),
(c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan
hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan,
dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalisme secara
berkelanjutan.
4. • Sikap-sikap guru yang baik dalam mengajar menurut Sungging Handoko adalah:
a.Sikap berpakaian
Sebaiknya seorang guru berpakaian sopan, sederhana tetapi terpelihara. Jangan mengenakan
celana napoleon atau bergaun you can see dimuka kelas, jangan berpakaian mewah atau gemerlap.
b.Sikap dimuka kelas
1.guru harus bersikap tegas dan bijaksana, agar suasana kelas menjadi tenang dan kegiatan belajar-
mengajarpun berjalan dengan lancar
2.jangan terlalu banyak menggunakan gerak tangan waktu berbicara
3.jangan berbicara terlalu keras dan jangan pula berbicara terlalu pelan atau lemah
4.bergeraklah dengan tangan dan berbicaralah dengan suara yang sedang dan jangan ribut
5.bergembiralah selalu
6.tunjukanlah semua pertanyaan kepada semua siswa dan baru kemudian tunjuklah seseorang
murid untuk menjawab
7.berani memandang tiap-tiap murid (matanya)
8.jangan bersikap putus asa
9.usahakanlah murid-murid bekerja sendiri
10.ciptakanlah suasana kelas yang baik
11.jangan memberi hukuman badan
c.Sikap sabar
Guru harus bersabar dalam mehadapi murid-muridnya, tanpa menggunakan emosi dalam
bertindak terhadap anak didiknya.
d.Sikap yang mengejek murid
Guru tidak mengejek, mencela, mengeluarkan kata-kata kasar yang dapat mematahkan semangat
belajar murid, karena hal itu akan memperhambat kemajuan potensi dalam diri anak.
e.Sikap yang lekas marah harus dihindari oleh guru, karena hal itu akan menimbulkan hal yang tidak
baik.
f.Sikap yang memberi hukuman badan
5. b. Di sekoalh
Menurut KH. M. Hasyim Ash’ari, sikap yang harus dimiliki seorang guru adalah:
a.Guru harus membangun niat dan tujuan yang luhur demi mencari ridlo Allah
b.Guru hendaknya bersabar dan tidak menyurutkan semangat dalam memberikan
pengajaran kepada siswanya
c.Guru memberikan nasihat kepada anak didiknya akan pentingnya memiliki niat yang
tulus dalam belajar
d.Guru hendaknya memberi dorongan kepada para siswanya agar tekun dan
bersungguh-sungguh didalam belajar serta mengatur waktu dengan baik
e.Guru harus mencintai para siswanya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri,
berusaha memenuhi kemaslahatan siswanya, serta memperlakukan mereka dengan
baik sebagaimana ia memeperlakukan anak-anaknya sendiri yang amat disayanginya
f.Guru hendaknya bersabar dalam menghadapi kekurangan dan ketidak sempurnaan
anak didiknya dalam beretika
g.Guru mendididik dan memberi pelajaran kepada anak didiknya dengan penjelasan
yang mudah dipahami. Sesuai dengan kemampuan mereka
6. h.Guru bersungguh-sungguh dalam memberikan pengajaran dan pemahaman
kepada anak didiknya
i.Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada anak didiknya melalui
latihan, dan tidak segan-segan memberikan hadiah kepada siswa yang
mampu menjawab pertanyaan dengan benar
j.Guru memberi motivasi agar siswa tetap tekun dan meningkatkan belajarnya
k.Guru mampu menyelami kondisi dan pemahaman serta perkembangan
pemikiran anak didiknya sebelum memberi materi lebih lanjut
l.Guru bersikap adil, tidak pilih kasih atau membedakan antara siswa yang
satu dengan yang lainnya
m.Guru memberikan kasih sayang dan perhatian terhadap siswanya
n.Guru membiasakan diri sekaligus memberikan contoh kepada siswa tentang
cara bergaul yang baik, seperti mengucapkan salam, berbicara baik dan
sopan, tolong-menolong, dan lain sebagainya
7. c. Di masyarakat
• Peran guru dalam implementasi/pelaksanaan pendidikan budi pekerti tidak mudah.Guru dituntut
menjadi figur: ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Ungkapan
ini, menurut Ki Hajar dewantara diartikan sebagi sikap pimpinan (guru) harus mampu memberi
teladan kepada murid-muridnya, seperti bertindak jujur dan adil. Guru juga harus mampu memberi
motivasi kepada murid untuk belajar keras. Guru juga perlu untuk memberikan kepercayaan kepada
muridnya untuk mempelajari sesuatu sesuai minat dan kemampuannya. Guru tinggal merestui dan
mengarahkan saja.
• Pendek kata, guru hendaknya menjadi garda (garis depan), memberi contoh, menjadi motivator,
dalam penanaman budi pekerti. Sering ada pepatah yang menyinggung pribadi guru, yaitu sebagai
figur yang harus digugu (dianut) dan ditiru. Inilah figur ideal yang didambakan setiap bangsa. Figur
inilah yang menghendaki seorang guru perlu menjadi suri teladan dalam aplikasi pendidikan budi
pekerti. Jika guru sekedar bisa ceramah atau omong kosong saja, kemungkinan besar anak akan
kehilangan teladan.
• Sikap dan tindakan guru, langsung ataupun tidak langsung akan menjadi acuan dan contoh murid-
muridnya. Kalau begitu, budi pekerti guru harus juga mencerminkan pribadi luhur yang ideal.Untuk
itu, dalam tulisan ini akan diungkap karakteristik guru ideal yang bisa menjadi teladan bagi murid-
muridnya. Berdasarkan citra guru ideal itu, murid-murid akan belajar budi pekerti. Jika seorang guru
sampai berbuat yang menyimpang dari kriteria tersebut, berarti murid akan semakin kacau balau.
Hal ini menunjukkan manakala seorang guru memberikan teladan yang buruk, murid-murid akan
semakin runyam keberadaannya. Karena itu, guru harus menjadi potret budi pekerti yang luhur,
agar murid-muridnya semakin berakhlak baik. Ahmad Syauqi berkata: “Jika guru berbuat salah
sedikit saja, akan lahirlah siswa-siswa yang lebih buruk darinya.”