SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Download to read offline
Etika Jabatan Publik
Disampaikan pada guest lecture Program Pascasarjana
STIA LAN Bandung, 25 April 2014
Tri Widodo W. Utomo
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN
Nama : Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
TTL : Yogyakarta, 15-07-1968
NIP : 19680715 199401 1 001
Jabatan : Deputi Inovasi Administrasi Negara/
APU Bidang Administrasi Publik
Gol/Pangkat : IV-d / Pembina Utama Madya
Alamat Ktr : Jl. Veteran No. 10 Jakarta
Alamat Rmh : Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong
Tangerang Selatan, HP. 0813-1786-9936
1. Konteks;
2. Apa itu Etika, dan Mengapa Perlu?;
3. Etika Pemerintahan;
4. Mal (praktek) Administrasi;
5. Agenda Kedepan.
Bagian 1
Konteks
Situasi Kekinian
• Lahirnya UU No. 5/2014 tentang ASN.
• PNS berubah menjadi Profesi (ASN).
• Implikasinya: harus ada nilai-nilai dasar,
kode etik, kode perilaku, standar
kompetensi, dan organisasi yang menyantuni
pengembangan profesi.
• Tujuan: membangun ASN yg Profesional.
ASN Profesional?
Kompeten: mampu memanfaatkan iptek, memiliki
pengetahuan / keterampilan / sikap untuk
menghasilkan pelayanan kelas dunia.
Integritas: jujur, bebas dari konflik kepentingan,
imparsial, dan akuntabel.
Orientasi Kepublikan: menempatkan nilai dan
kepentingan publik diatas yang lain.
Budaya Pelayanan yg tinggi: kepentingan dan
kepuasan warga sebagai pusat perhatian dan kriteria
pengambilan keputusan.
Berwawasan & Berdayasaing Global; wawasan global
tetapi sikap dan perilakunya berakar pada kepentingan
nasional.
The Roadmap
ASN sbg
Profesi
Nilai Dasar, Etika
& Kode Perilaku
•
ASN
Profesional
Birokrasi
Kelas Dunia
Bagian 2
Apa itu Etika, dan
Mengapa Perlu?
Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary: 1) a set of
moral principles or values; 2) the principle of conduct
governing an individual or a group; 3) a guiding
philosophy; 4) a consciousness of moral importance.
Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1) Ilmu tentang apa
yg baik & apa yg buruk, dan tentang hak & kewajiban
moral; 2) Kumpulan asas/nilai yg berkenaan dengan
akhlak; 3) Nilai mengenai benar dan salah yg dianut
suatu golongan / masyarakat.
Bertens (dalam Keban, 2004): 1) Nilai dan norma
moral sebagai pedoman tingkah laku seseorang
atau kelompok atau disebut sebagai sistem nilai; 2)
Kumpulan asas atau nilai moral yg disebut sebagai
kode etik; 3) Ilmu tentang yg baik atau buruk atau
dikenal sebagai filsafat moral.
Cooper (dalam Frederickson, 1997: 160): values are
the soul of public administration (nilai-nilai etika
adalah jiwa atau nyawa dari administrasi negara).
Etika adalah sebuah studi tentang formasi nilai-nilai moral &
prinsip-prinsip benar & salah (Altschull, 1990). Kode Etik
adalah peraturan moral, atau pedoman dari tingkah laku yg
membantu aksi personal dalam situasi khusus.
(http://bincangmedia.wordpress.com/2010/06/01/tentang-etika-kode-etik-kebijakan-dan-
hukum-media).
Etika atau filsafat moral adalah cabang filsafat yg berbicara
tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan
keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana
manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan
oleh bermacam-macam norma. Kode etik adalah sistem
norma, nilai dan aturan profesional tertulis yg secara tegas
menyatakan apa yg benar dan baik, dan apa yg tidak benar
dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan
perbuatan apa yg benar atau salah, perbuatan apa yg harus
dilakukan dan apa yg harus dihindari.
(http://felix3utama.wordpress.com/2008/12/01/pengertian-dalam-etika-profesi).
Ethics is the basis of conduct, which is perceived through
individual morality and society's norm of what is "good or
bad", "right or wrong". A code of ethics establishes whether
an activity is right or wrong. A code of conduct is a statement
of the standards to which an individual or enterprise adheres,
and the responsibilities and restrictions that are to be
observed. A code of practice is a set of guidelines issued by a
professional or service organization, to which the members
agree to comply.
(http://wiki.answers.com/Q/What_is_the_difference_between_Code_of_Ethics_Code_of_Co
nduct_and_Code_of_Practice).
A code of ethics expresses fundamental principles that provide
guidance in cases where no specific rule is in place or where
matters are genuinely unclear. A well drafted code of conduct
will be consistent with the primary code of ethics, however, it
will provide much more specific guidance
(http://www.ethics.org.au/faq/whats-difference-between-code-ethics-and-code-conduct).
1. Prinsip Keindahan (Beauty);
2. Prinsip Persamaan (Equality);
3. Prinsip Kebaikan (Goodness);
4. Prinsip Keadilan (Justice);
5. Prinsip Kebebasan (Liberty);
6. Prinsip Kebenaran (Truth).
(Salomon R.C, 1984)
Fisik
Sosi
al
Idiil
Nilai
(Values)
Norma
(Norms)
Hukum
(Rechts)
Aturan
Khusus
(Wet/Rules)
Tingkatan Budaya
In Abstracto
In Concreto
Government ethics, when properly enforced:
• can be a valuable means for protecting against
government waste and ensuring effective public
administration.
• can prohibit many of the activities that lead to waste,
including theft by public officials and use of
government property for private gain.
• can also address issues such as bribery and conflicts
of interest; activities that can lead public officials to
sacrifice the public interest in the administration of
programs and services for private gain and benefit.
http://www.mapleleafweb.com/features/ethics-government-concepts-
issues-debates
Bagian 3
Etika Pemerintahan
1.Tap MPR No. X/MPR/1998 Tentang Pokok2 Reformasi
Pembangunan dlm rangka Penyelamatan & Normalisasi
Kehidupan Nasional Sebagai Haluan Negara: Pelaksananan
reformasi di bidang sosial budaya adalah untuk mendukung
penanggulangan krisis di bidang sosial budaya. Agenda yg harus
dijalankan adalah: menyiapkan sarana dan prasarana, program
aksi dan perundangundangan bagi tumbuh dan tegaknya etika
usaha, etika proses, dan etika pemerintahan.
2.Tap MPR No. V/MPR/2000 Tentang Pemantapan
Persatuan dan Kesatuan Nasional: Nilai2 agama dan budaya
bangsa tidak dijadikan sumber etika dalam berbangsa &
bernegara oleh sebagian masyarakat, sehingga melahirkan krisis
akhlak dan moral berupa ketidakadilan, pelanggaran hukum, dan
pelanggaran HAM Menugaskan Badan Pekerja MPR-RI untuk
merumuskan etika kehidupan berbangsa.
3. Tap MPR No. VI/MPR/2001 Tentang Etika Kehidupan
Berbangsa: etika kehidupan berbangsa dewasa ini
mengalami kemunduran yang turut menyebabkan
terjadinya krisis multidimensi.
4. Tap MPR No. VIII/MPR/2001 Tentang Rekomendasi
Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN
Membentuk Undang-undang beserta peraturan
pelaksanaannya untuk membantu percepatan dan
efektivitas pelaksanaan pemberantasan dan
pencegahan korupsi yang muatannya meliputi (antara
lain) ”Etika Pemerintahan”!
Judul RUU sebaiknya apakah RUU Penyelenggara Negara,
ataukah RUU Etika Pemerintahan?
Di AS, The US Office of Government Ethics (OGE) juga hanya
dalam lingkup eksekutif saja dan memiliki 4 fungsi: Establishes
standards of ethical conduct for the executive branch; Ensures
transparency in government through financial disclosure; Educates
executive branch employees; Promotes good governance.
http://www.oge.gov/
Tap MPR No. X/1998 & Tap No. VIII/2001 secara tegas
mengamanatkan disusunnya UU Etika Pemerintahan, bukan UU
Etika Penyelenggara Negara.
1. Etika Kehidupan Berbangsa merupakan rumusan yg
bersumber dari ajaran agama, khususnya yg bersifat
universal, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yg tercermin
dalam Pancasila sebagai acuan dasar dalam berpikir,
bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa.
2. Pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa
mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan,
sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi,
rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan serta
martabat diri sebagai warga bangsa.
(Tap MPR No. VI/2001)
Dimensi Etika:
Etika Sosial dan Budaya
Etika Politik dan Pemerintahan
Etika Ekonomi dan Bisnis
Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan
Etika Keilmuan
Etika Lingkungan
(Tap MPR No. VI/2001)
Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa
dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan
negara melalui pendidikan formal, informal dan nonformal dan
pemberian contoh keteladanan oleh para pemimpin negara,
pemimpin bangsa, dan pemimpin masyarakat.
Mengarahkan orientasi pendidikan yang mengutamakan aspek
pengenalan menjadi pendidikan yang bersifat terpadu dengan
menekankan ajaran etika yang bersumber dari ajaran agama dan
budaya luhur bangsa serta pendidikan watak dan budi pekerti
yang menekankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual,
kematangan emosional dan spritual, serta amal kebijakan.
Mengupayakan agar setiap program pembangunan dan
keseluruhan aktivitas kehidupan berbangsa dijiwai oleh nilai-
nilai etika dan akhlak mulia, baik pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, maupun evaluasi.
• Internalisasi & sosialisasi etika kehidupan berbangsa tersebut
menggunakan pendekatan agama dan budaya.
• Internalisasi & sosialisasi etika kehidupan berbangsa dilakukan
melalui pendekatan komunikatif, dialogis dan persuasif, tidak
melalui cara indoktrinasi.
• Mendorong swadaya masyarakat secara sinergis &
berkesinambungan untuk melakukan internalisasi dan
sosialisasi etika kehidupan berbangsa.
• Mengembangkan dan mematuhi etika-etika profesi: etika
profesi hukum, politik, ekonomi, kedokteran, guru, jurnalistik,
dan profesi lainnya sesuai dengan pokok-pokok etika kehidupan
berbangsa.
• Internalisasi dan sosialisasi serta pengamalan etika kehidupan
berbangsa merupakan bagian dari pengabdian kepada Allah,
Tuhan YMK.
Tap MPR No. VI/2001 PP No. 42/2004
Etika Sosial dan Budaya Etika Dalam Bernegara
Etika Politik dan Pemerintahan Etika Dalam Berorganisasi
Etika Ekonomi dan Bisnis Etika Dalam Bermasyarakat
Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan Etika Terhadap Diri Sendiri
Etika Keilmuan Etika Sesama PNS
Etika Lingkungan
Pasal 7 PP No. 42/2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS:
Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap PNS
wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam
penyelenggaraan Pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat,
serta terhadap diri sendiri dan sesama PNS yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah ini.
1. KUHP (Criminal Law);
2. Peraturan per-UU-an (Formal Ethics
Legislation);
Tap MPR No. VI/2001
PP No. 42/2004
3. Pedoman dan Konvensi (Informal Ethics
Legislation);
4. Gabungan diantara ketiganya.
Bagian 4
Mal (praktek)
Administrasi
27
Emerging Possibility of
“Mal-Administration”
Constitution Law
is about the allocation
of powers among state
organs
Administrative Law
is about the exercise of
these powers
1. Theft & Fraud by Public Officials;
2. Improper Use of Government Property;
3. Bribery & Influence Peddling;
4. Conflict of Interest & Self-dealing;
5. Divulging Confidential Information;
6. Improper Conduct Post-Employment;
7. Immoral Conduct by Public Officials.
http://www.mapleleafweb.com/features/ethics-government-concepts-
issues-debates
• Melebihi wewenang yang ada;
• Tidak menggunakan wewenang
sebagaimana mestinya;
• Salah dalam menggunakan
wewenangnya.
29
• A political term which describes the actions of a
government body which can be seen as causing
an injustice (Wikipedia).
• A malfunctioning of an organization caused
mainly by the top management (Wikipedia).
• Situation where the individual or group in charge
is unjust, dishonest, or ineffective in their
leadership (Business dictionary).
• Abuse of power by public officers (Legal
dictionary).
• Corrupt or incompetent administration (Merriam
Webster dictionary).
• Menunda pelayanan, penanganan berlarut/tdk
menangani (undue delay).
• Penyalahgunaan wewenang/berlebihan (abuse of power).
• Bersikap tidak adil/nyata-nyata berpihak (not
impartiality).
• Bersikap diskriminatif, sifat tidak patut yg tidak sesuai
dengan aturan/fakta.
• Pemalsuan/persekongkolan (forgery/conspiracy).
• Intervensi (intervention).
• Inkompetensi (incompetence).
• Imbalan/praktek KKN.
• Penyimpangan prosedur (procedure deviation).
• Penggelapan barang bukti/penguasaan tanpa hak (illegal
possesion & ownership).
• Bertindak tidak layak (inappropriate practices).
• Melalaikan kewajiban (neglecting obligation).
(Budi Wahyuni, LOS Yogyakarta)
• Delay;
• Incorrect action or failure to take any action;
• Failure to follow procedures or the law;
• Failure to provide information;
• Inadequate record-keeping;
• Failure to investigate;
• Failure to reply;
• Misleading or inaccurate statements;
• Inadequate liaison;
• Inadequate consultation;
• Broken promises.
(The Local Govt. Ombudsman,
London; Wikipedia)
• Overkill or diseconomy: hasil tercapai dengan biaya yg tidak seharusnya.
• Counter productivity: hasil bertolak belakang dengan yg diinginkan.
• Inertia: tidak ada respon dari apa yg telah dilakukan.
• Inneffectivenness: respon cuma sebatas menyusun ulang I/O, tidak
menghasilkan apapun.
• Tall chasing: makin banyak diberi, makin banyak dibutuhkan.
• Under or over-organization: birokrasi bertele-tele & tambun.
• Wastage: tindakan yg sia-sia.
• Big-stick syndrome: pengendalian yg lebih banyak menimbulkan
masalah daripada hasil.
• Negative demonstration: tindakan yg memicu kemarahan/kebencian.
• Time-lags: tindakan yg terlambat.
• Reorganization: perubahan struktur semata-mata hanya untuk tindakan
simbolik namun mengabaikan substansi.
• Suboptimization: susunan unit-unit yg menganulir tujuan.
• Professional Fragmentation: memindah-mindahkan
permasalahan/biaya.
(Christopher Hood, 1974, dalam
Gerald E. Caiden, 1991, What
Really Is Public Maladministration)
• Contrary to law;
• Unreasonable;
• Unjust;
• Oppressive;
• Improperly discriminatory;
• In accordance with any law or established practice but the
law or practice is, or may be, unreasonable, unjust,
oppressive, or improperly discriminatory;
• Based wholly or partly on improper motives, irrelevant
grounds, or irrelevant consideration;
• Based wholly or partly on a mistake of law or mistake of
fact;
• Conduct of which reasons should be given but are not given;
• Otherwise wrong.
Section 26 of the Ombudsman
Act 1974, New South Wales
A2
B2 B1
A1
Ethics
Capacity
A1 : good ethics, high capacity stars
A2 : good ethics, low capacity foolish
B1 : high capacity, poor ethics wolfs/predators
B2 : low capacity, poor ethics germ
Mal-
administration
• Jaringan Tetap Lokal tanpa Kabel (Code Division Multiple-Access) di
Propinsi DIY (LOD DIY, 2006) Penyimpangan dalam tahap
perencanaan, pembentukan kelembagaan, proses pencairan &
penggunaan anggaran untuk merealisasikan proyek tsb.
• Sertifikat ganda dan konflik pertanahan di Meruya kelalaian
pemerintah dalam menjamin kepastian hukum dari warga negara
sehingga timbul sertifikat ganda (Idham Arsyad, 2007).
• Pemberian ijin tambang oleh Menteri ESDM tanpa didukung
AMDAL dan mengakibatkan bencana banjir di Kec. Malalayang
Kota Manado (JATAM, 2008).
• Penyimpangan Dana BOS: 1) Di Jakarta Utara, ada sekolah yang
ada di daftar dinas akan tetapi saat dikunjungi sekolah tersebut
tidak ditemukan; 2) Tim Managemen BOS Propinsi mengurangi
jumlah dana yang diterima oleh setiap Sekolah; 3) Di Kab. Parigi
Moutong, Sulteng, Dana BOS digunakan untuk membiayai
transport rutin kepala sekolah @Rp. 850 ribu/bulan; 4) Honor GTT
tidak dibayarkan oleh kepala sekolah; dll.
Bagian 5
Agenda Kedepan
Nilai Dasar Definisi Operasional
Religiusitas Kesalehan atau tingginya kepatuhan & pengabdian
thd ajaran agama.
Kebangsaan Mengutamakan kepentingan & keselamatan bangsa;
menjaga persatuan & kesatuan.
Legalitas Bertindak sesuai hukum & kebijakan yg berlaku.
Imparsialitas Tidak berprasangka, bias, atau berpihak kepada
individu/kelompok tertentu dalam pelaksanaan
tugas.
Martabat Menunjukkan perilaku yg pantas secara moral &
dapat dipercaya publik.
Kejujuran Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.
Kesetiaan Loyalitas thd negara, bangsa, organisasi, dan
menjunjung tinggi sumpah jabatan.
Nilai Dasar Definisi Operasional
Kerahasiaan Memegang teguh rahasia negara & rahasia jabatan.
Integritas Bertindak sesuai standar moral, sesuai dengan
keyakinan serta sesuai antara ucapan dan tindakan.
Pelayanan Beorientasi kepada pubik untuk memberikan
pelayanan dan kepuasan yg terbesar.
Pengabdian Mendedikasikan segenap kemampuan, pikiran,
waktu, bahkan jiwa dan raga bagi organisasi & negara
Apolitis / tidak
diskriminatif
Tidak memihak dan tidak membeda-bedakan
perlakuan kepada siapapun.
Profesional Memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan dan
perilaku yang sesuai dengan tuntutan jabatan.
Kinerja Kemampuan memberi kontribusi dan nilai tambah
bagi organisasi.
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat …

More Related Content

What's hot

KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESListiana Nurwati
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]Siti Sahati
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRITri Widodo W. UTOMO
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMSiti Sahati
 
Teori Pengembangan Organisasi
Teori Pengembangan OrganisasiTeori Pengembangan Organisasi
Teori Pengembangan OrganisasiSiti Sahati
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I93220872
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritRidho Fitrah Hyzkia
 
Filsafat administrasi
Filsafat administrasiFilsafat administrasi
Filsafat administrasiAndi Irawan
 
Konsep Dasar Teori Organisasi
Konsep Dasar Teori OrganisasiKonsep Dasar Teori Organisasi
Konsep Dasar Teori OrganisasiSiti Sahati
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikSiti Sahati
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN Sri Suwanti
 

What's hot (20)

Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRISistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI
 
etika-birokrasi.ppt
etika-birokrasi.pptetika-birokrasi.ppt
etika-birokrasi.ppt
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
 
Teori Pengembangan Organisasi
Teori Pengembangan OrganisasiTeori Pengembangan Organisasi
Teori Pengembangan Organisasi
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Filsafat administrasi
Filsafat administrasiFilsafat administrasi
Filsafat administrasi
 
Konsep Dasar Teori Organisasi
Konsep Dasar Teori OrganisasiKonsep Dasar Teori Organisasi
Konsep Dasar Teori Organisasi
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
 

Viewers also liked

Penguatan Etika Publik: Innovating Ethics in Public Administration
Penguatan Etika Publik: Innovating Ethics in Public AdministrationPenguatan Etika Publik: Innovating Ethics in Public Administration
Penguatan Etika Publik: Innovating Ethics in Public AdministrationTri Widodo W. UTOMO
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikDian Herdiana
 
Kode etik pegawai negeri sipil / PNS
Kode etik pegawai negeri sipil / PNSKode etik pegawai negeri sipil / PNS
Kode etik pegawai negeri sipil / PNSDIANTO IRAWAN
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikFKP2B Cikarang
 
Kepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahanKepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahanDidi Suryadi
 
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana DesaModel Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana DesaTri Widodo W. UTOMO
 
Dasar Logika Modul 3 kb1
Dasar Logika Modul 3 kb1Dasar Logika Modul 3 kb1
Dasar Logika Modul 3 kb1Pet-pet
 
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASNMANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASNKurniawan Saputra
 
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publikBudaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publikDian Herdiana
 
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...Ellia Aida Fitri
 
Budaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publikBudaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publikMuslimin B. Putra
 
Konflik Organisasi dan Politik (Kuliah 6 OMPI)
Konflik Organisasi dan Politik (Kuliah 6 OMPI)Konflik Organisasi dan Politik (Kuliah 6 OMPI)
Konflik Organisasi dan Politik (Kuliah 6 OMPI)Wisnu Dewobroto
 
Differentiated Selection of Public Servants
Differentiated Selection of Public ServantsDifferentiated Selection of Public Servants
Differentiated Selection of Public ServantsHilario Martinez
 
Model dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publikModel dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publik09417144006
 

Viewers also liked (20)

ETIKA PUBLIK
ETIKA PUBLIKETIKA PUBLIK
ETIKA PUBLIK
 
Penguatan Etika Publik: Innovating Ethics in Public Administration
Penguatan Etika Publik: Innovating Ethics in Public AdministrationPenguatan Etika Publik: Innovating Ethics in Public Administration
Penguatan Etika Publik: Innovating Ethics in Public Administration
 
Etika profesi PNS
Etika profesi PNSEtika profesi PNS
Etika profesi PNS
 
Presentasi Kode Etik PNS
Presentasi Kode Etik PNSPresentasi Kode Etik PNS
Presentasi Kode Etik PNS
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik
 
Etika sektor publik
Etika sektor publikEtika sektor publik
Etika sektor publik
 
Kode etik pegawai negeri sipil / PNS
Kode etik pegawai negeri sipil / PNSKode etik pegawai negeri sipil / PNS
Kode etik pegawai negeri sipil / PNS
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik
 
Kepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahanKepemimpinan pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahan
 
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana DesaModel Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
 
Dasar Logika Modul 3 kb1
Dasar Logika Modul 3 kb1Dasar Logika Modul 3 kb1
Dasar Logika Modul 3 kb1
 
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASNMANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
 
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publikBudaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
 
Etika administrasi temu 5 6
Etika administrasi temu 5 6Etika administrasi temu 5 6
Etika administrasi temu 5 6
 
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...
Reformasi birokrasi pelayanan publik dalam pelayanan perijinan terpadu studi ...
 
Budaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publikBudaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publik
 
Comparative Human Resources Management in ASEAN
Comparative Human Resources Management in ASEAN Comparative Human Resources Management in ASEAN
Comparative Human Resources Management in ASEAN
 
Konflik Organisasi dan Politik (Kuliah 6 OMPI)
Konflik Organisasi dan Politik (Kuliah 6 OMPI)Konflik Organisasi dan Politik (Kuliah 6 OMPI)
Konflik Organisasi dan Politik (Kuliah 6 OMPI)
 
Differentiated Selection of Public Servants
Differentiated Selection of Public ServantsDifferentiated Selection of Public Servants
Differentiated Selection of Public Servants
 
Model dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publikModel dalam kebijakan publik
Model dalam kebijakan publik
 

Similar to Etika Jabatan Publik

Etika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas AparaturEtika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas AparaturTri Widodo W. UTOMO
 
Materi etika publik 22 24 oktober 2019 di bapelkes batam (iman)copy
Materi etika publik 22   24 oktober 2019 di bapelkes batam (iman)copyMateri etika publik 22   24 oktober 2019 di bapelkes batam (iman)copy
Materi etika publik 22 24 oktober 2019 di bapelkes batam (iman)copykastubi iman
 
Etika dan Norma - Kelompok 1.pptx
Etika dan Norma - Kelompok 1.pptxEtika dan Norma - Kelompok 1.pptx
Etika dan Norma - Kelompok 1.pptxFlavioGiancarlo1
 
Ppt kel. 11 Etika Profesi
Ppt kel. 11 Etika ProfesiPpt kel. 11 Etika Profesi
Ppt kel. 11 Etika ProfesiRikza Dewi
 
Etika Protokoler, Bernegara, dan Berbisnis
Etika Protokoler, Bernegara, dan BerbisnisEtika Protokoler, Bernegara, dan Berbisnis
Etika Protokoler, Bernegara, dan BerbisnisFikaAnjanaHajar
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. norma dan etika dan konf...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. norma dan etika dan konf...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. norma dan etika dan konf...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. norma dan etika dan konf...Eka Yulianto
 
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iii
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iiiEtika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iii
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iiiHettyPermatawati
 
Tugas Haswadi angk. IX etika publik
Tugas Haswadi angk. IX etika publikTugas Haswadi angk. IX etika publik
Tugas Haswadi angk. IX etika publikWadhy Alonk
 
Pembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode EtikPembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode Etikzahroannisa4
 
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02May Lim
 
3. ETIKA PEMERINTAHAN.pdf
3. ETIKA PEMERINTAHAN.pdf3. ETIKA PEMERINTAHAN.pdf
3. ETIKA PEMERINTAHAN.pdfR7MediaPrinting
 
Standar Etika Publik CPNS Kabupaten Seluma Bengkulu
Standar Etika Publik CPNS Kabupaten Seluma BengkuluStandar Etika Publik CPNS Kabupaten Seluma Bengkulu
Standar Etika Publik CPNS Kabupaten Seluma Bengkuluhoyin rizmu
 
GMGA 2033 etika pentadbiran awam. nota slide
GMGA 2033 etika pentadbiran awam. nota slideGMGA 2033 etika pentadbiran awam. nota slide
GMGA 2033 etika pentadbiran awam. nota slideizzatnoorcd
 

Similar to Etika Jabatan Publik (20)

Etika Penyelenggara Negara
Etika Penyelenggara NegaraEtika Penyelenggara Negara
Etika Penyelenggara Negara
 
Etika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas AparaturEtika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas Aparatur
 
Materi etika publik 22 24 oktober 2019 di bapelkes batam (iman)copy
Materi etika publik 22   24 oktober 2019 di bapelkes batam (iman)copyMateri etika publik 22   24 oktober 2019 di bapelkes batam (iman)copy
Materi etika publik 22 24 oktober 2019 di bapelkes batam (iman)copy
 
Etika dan Norma - Kelompok 1.pptx
Etika dan Norma - Kelompok 1.pptxEtika dan Norma - Kelompok 1.pptx
Etika dan Norma - Kelompok 1.pptx
 
Etika publik
Etika publikEtika publik
Etika publik
 
Ppt kel. 11 Etika Profesi
Ppt kel. 11 Etika ProfesiPpt kel. 11 Etika Profesi
Ppt kel. 11 Etika Profesi
 
Etika Protokoler, Bernegara, dan Berbisnis
Etika Protokoler, Bernegara, dan BerbisnisEtika Protokoler, Bernegara, dan Berbisnis
Etika Protokoler, Bernegara, dan Berbisnis
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. norma dan etika dan konf...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. norma dan etika dan konf...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. norma dan etika dan konf...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. norma dan etika dan konf...
 
Bahan ajar etika publik
Bahan ajar  etika publikBahan ajar  etika publik
Bahan ajar etika publik
 
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iii
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iiiEtika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iii
Etika publik latsar ciloto 27 28 juni 2019 gol iii
 
Tugas Haswadi angk. IX etika publik
Tugas Haswadi angk. IX etika publikTugas Haswadi angk. IX etika publik
Tugas Haswadi angk. IX etika publik
 
Pembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode EtikPembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode Etik
 
Lpt etika&hukum yuni
Lpt etika&hukum yuniLpt etika&hukum yuni
Lpt etika&hukum yuni
 
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
Bab3 etikaperguruan-120914102822-phpapp02
 
118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1
 
3. ETIKA PEMERINTAHAN.pdf
3. ETIKA PEMERINTAHAN.pdf3. ETIKA PEMERINTAHAN.pdf
3. ETIKA PEMERINTAHAN.pdf
 
Etika kerja 2
Etika kerja 2Etika kerja 2
Etika kerja 2
 
etika profesi d4 2019.pdf
etika profesi d4 2019.pdfetika profesi d4 2019.pdf
etika profesi d4 2019.pdf
 
Standar Etika Publik CPNS Kabupaten Seluma Bengkulu
Standar Etika Publik CPNS Kabupaten Seluma BengkuluStandar Etika Publik CPNS Kabupaten Seluma Bengkulu
Standar Etika Publik CPNS Kabupaten Seluma Bengkulu
 
GMGA 2033 etika pentadbiran awam. nota slide
GMGA 2033 etika pentadbiran awam. nota slideGMGA 2033 etika pentadbiran awam. nota slide
GMGA 2033 etika pentadbiran awam. nota slide
 

More from Tri Widodo W. UTOMO

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluTri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNTri Widodo W. UTOMO
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarTri Widodo W. UTOMO
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightTri Widodo W. UTOMO
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaTri Widodo W. UTOMO
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTri Widodo W. UTOMO
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakTri Widodo W. UTOMO
 

More from Tri Widodo W. UTOMO (20)

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang Panjang
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
 

Etika Jabatan Publik

  • 1. Etika Jabatan Publik Disampaikan pada guest lecture Program Pascasarjana STIA LAN Bandung, 25 April 2014 Tri Widodo W. Utomo Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN
  • 2. Nama : Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA TTL : Yogyakarta, 15-07-1968 NIP : 19680715 199401 1 001 Jabatan : Deputi Inovasi Administrasi Negara/ APU Bidang Administrasi Publik Gol/Pangkat : IV-d / Pembina Utama Madya Alamat Ktr : Jl. Veteran No. 10 Jakarta Alamat Rmh : Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong Tangerang Selatan, HP. 0813-1786-9936
  • 3. 1. Konteks; 2. Apa itu Etika, dan Mengapa Perlu?; 3. Etika Pemerintahan; 4. Mal (praktek) Administrasi; 5. Agenda Kedepan.
  • 5. Situasi Kekinian • Lahirnya UU No. 5/2014 tentang ASN. • PNS berubah menjadi Profesi (ASN). • Implikasinya: harus ada nilai-nilai dasar, kode etik, kode perilaku, standar kompetensi, dan organisasi yang menyantuni pengembangan profesi. • Tujuan: membangun ASN yg Profesional.
  • 6. ASN Profesional? Kompeten: mampu memanfaatkan iptek, memiliki pengetahuan / keterampilan / sikap untuk menghasilkan pelayanan kelas dunia. Integritas: jujur, bebas dari konflik kepentingan, imparsial, dan akuntabel. Orientasi Kepublikan: menempatkan nilai dan kepentingan publik diatas yang lain. Budaya Pelayanan yg tinggi: kepentingan dan kepuasan warga sebagai pusat perhatian dan kriteria pengambilan keputusan. Berwawasan & Berdayasaing Global; wawasan global tetapi sikap dan perilakunya berakar pada kepentingan nasional.
  • 7. The Roadmap ASN sbg Profesi Nilai Dasar, Etika & Kode Perilaku • ASN Profesional Birokrasi Kelas Dunia
  • 8. Bagian 2 Apa itu Etika, dan Mengapa Perlu?
  • 9. Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary: 1) a set of moral principles or values; 2) the principle of conduct governing an individual or a group; 3) a guiding philosophy; 4) a consciousness of moral importance. Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1) Ilmu tentang apa yg baik & apa yg buruk, dan tentang hak & kewajiban moral; 2) Kumpulan asas/nilai yg berkenaan dengan akhlak; 3) Nilai mengenai benar dan salah yg dianut suatu golongan / masyarakat.
  • 10. Bertens (dalam Keban, 2004): 1) Nilai dan norma moral sebagai pedoman tingkah laku seseorang atau kelompok atau disebut sebagai sistem nilai; 2) Kumpulan asas atau nilai moral yg disebut sebagai kode etik; 3) Ilmu tentang yg baik atau buruk atau dikenal sebagai filsafat moral. Cooper (dalam Frederickson, 1997: 160): values are the soul of public administration (nilai-nilai etika adalah jiwa atau nyawa dari administrasi negara).
  • 11. Etika adalah sebuah studi tentang formasi nilai-nilai moral & prinsip-prinsip benar & salah (Altschull, 1990). Kode Etik adalah peraturan moral, atau pedoman dari tingkah laku yg membantu aksi personal dalam situasi khusus. (http://bincangmedia.wordpress.com/2010/06/01/tentang-etika-kode-etik-kebijakan-dan- hukum-media). Etika atau filsafat moral adalah cabang filsafat yg berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yg secara tegas menyatakan apa yg benar dan baik, dan apa yg tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yg benar atau salah, perbuatan apa yg harus dilakukan dan apa yg harus dihindari. (http://felix3utama.wordpress.com/2008/12/01/pengertian-dalam-etika-profesi).
  • 12. Ethics is the basis of conduct, which is perceived through individual morality and society's norm of what is "good or bad", "right or wrong". A code of ethics establishes whether an activity is right or wrong. A code of conduct is a statement of the standards to which an individual or enterprise adheres, and the responsibilities and restrictions that are to be observed. A code of practice is a set of guidelines issued by a professional or service organization, to which the members agree to comply. (http://wiki.answers.com/Q/What_is_the_difference_between_Code_of_Ethics_Code_of_Co nduct_and_Code_of_Practice). A code of ethics expresses fundamental principles that provide guidance in cases where no specific rule is in place or where matters are genuinely unclear. A well drafted code of conduct will be consistent with the primary code of ethics, however, it will provide much more specific guidance (http://www.ethics.org.au/faq/whats-difference-between-code-ethics-and-code-conduct).
  • 13. 1. Prinsip Keindahan (Beauty); 2. Prinsip Persamaan (Equality); 3. Prinsip Kebaikan (Goodness); 4. Prinsip Keadilan (Justice); 5. Prinsip Kebebasan (Liberty); 6. Prinsip Kebenaran (Truth). (Salomon R.C, 1984)
  • 15. Government ethics, when properly enforced: • can be a valuable means for protecting against government waste and ensuring effective public administration. • can prohibit many of the activities that lead to waste, including theft by public officials and use of government property for private gain. • can also address issues such as bribery and conflicts of interest; activities that can lead public officials to sacrifice the public interest in the administration of programs and services for private gain and benefit. http://www.mapleleafweb.com/features/ethics-government-concepts- issues-debates
  • 17. 1.Tap MPR No. X/MPR/1998 Tentang Pokok2 Reformasi Pembangunan dlm rangka Penyelamatan & Normalisasi Kehidupan Nasional Sebagai Haluan Negara: Pelaksananan reformasi di bidang sosial budaya adalah untuk mendukung penanggulangan krisis di bidang sosial budaya. Agenda yg harus dijalankan adalah: menyiapkan sarana dan prasarana, program aksi dan perundangundangan bagi tumbuh dan tegaknya etika usaha, etika proses, dan etika pemerintahan. 2.Tap MPR No. V/MPR/2000 Tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional: Nilai2 agama dan budaya bangsa tidak dijadikan sumber etika dalam berbangsa & bernegara oleh sebagian masyarakat, sehingga melahirkan krisis akhlak dan moral berupa ketidakadilan, pelanggaran hukum, dan pelanggaran HAM Menugaskan Badan Pekerja MPR-RI untuk merumuskan etika kehidupan berbangsa.
  • 18. 3. Tap MPR No. VI/MPR/2001 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa: etika kehidupan berbangsa dewasa ini mengalami kemunduran yang turut menyebabkan terjadinya krisis multidimensi. 4. Tap MPR No. VIII/MPR/2001 Tentang Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan Pencegahan KKN Membentuk Undang-undang beserta peraturan pelaksanaannya untuk membantu percepatan dan efektivitas pelaksanaan pemberantasan dan pencegahan korupsi yang muatannya meliputi (antara lain) ”Etika Pemerintahan”!
  • 19. Judul RUU sebaiknya apakah RUU Penyelenggara Negara, ataukah RUU Etika Pemerintahan? Di AS, The US Office of Government Ethics (OGE) juga hanya dalam lingkup eksekutif saja dan memiliki 4 fungsi: Establishes standards of ethical conduct for the executive branch; Ensures transparency in government through financial disclosure; Educates executive branch employees; Promotes good governance. http://www.oge.gov/ Tap MPR No. X/1998 & Tap No. VIII/2001 secara tegas mengamanatkan disusunnya UU Etika Pemerintahan, bukan UU Etika Penyelenggara Negara.
  • 20. 1. Etika Kehidupan Berbangsa merupakan rumusan yg bersumber dari ajaran agama, khususnya yg bersifat universal, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yg tercermin dalam Pancasila sebagai acuan dasar dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa. 2. Pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa. (Tap MPR No. VI/2001)
  • 21. Dimensi Etika: Etika Sosial dan Budaya Etika Politik dan Pemerintahan Etika Ekonomi dan Bisnis Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan Etika Keilmuan Etika Lingkungan (Tap MPR No. VI/2001)
  • 22. Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya luhur bangsa dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pendidikan formal, informal dan nonformal dan pemberian contoh keteladanan oleh para pemimpin negara, pemimpin bangsa, dan pemimpin masyarakat. Mengarahkan orientasi pendidikan yang mengutamakan aspek pengenalan menjadi pendidikan yang bersifat terpadu dengan menekankan ajaran etika yang bersumber dari ajaran agama dan budaya luhur bangsa serta pendidikan watak dan budi pekerti yang menekankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, kematangan emosional dan spritual, serta amal kebijakan. Mengupayakan agar setiap program pembangunan dan keseluruhan aktivitas kehidupan berbangsa dijiwai oleh nilai- nilai etika dan akhlak mulia, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.
  • 23. • Internalisasi & sosialisasi etika kehidupan berbangsa tersebut menggunakan pendekatan agama dan budaya. • Internalisasi & sosialisasi etika kehidupan berbangsa dilakukan melalui pendekatan komunikatif, dialogis dan persuasif, tidak melalui cara indoktrinasi. • Mendorong swadaya masyarakat secara sinergis & berkesinambungan untuk melakukan internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa. • Mengembangkan dan mematuhi etika-etika profesi: etika profesi hukum, politik, ekonomi, kedokteran, guru, jurnalistik, dan profesi lainnya sesuai dengan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa. • Internalisasi dan sosialisasi serta pengamalan etika kehidupan berbangsa merupakan bagian dari pengabdian kepada Allah, Tuhan YMK.
  • 24. Tap MPR No. VI/2001 PP No. 42/2004 Etika Sosial dan Budaya Etika Dalam Bernegara Etika Politik dan Pemerintahan Etika Dalam Berorganisasi Etika Ekonomi dan Bisnis Etika Dalam Bermasyarakat Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan Etika Terhadap Diri Sendiri Etika Keilmuan Etika Sesama PNS Etika Lingkungan Pasal 7 PP No. 42/2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS: Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap PNS wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan Pemerintahan, dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama PNS yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
  • 25. 1. KUHP (Criminal Law); 2. Peraturan per-UU-an (Formal Ethics Legislation); Tap MPR No. VI/2001 PP No. 42/2004 3. Pedoman dan Konvensi (Informal Ethics Legislation); 4. Gabungan diantara ketiganya.
  • 27. 27 Emerging Possibility of “Mal-Administration” Constitution Law is about the allocation of powers among state organs Administrative Law is about the exercise of these powers
  • 28. 1. Theft & Fraud by Public Officials; 2. Improper Use of Government Property; 3. Bribery & Influence Peddling; 4. Conflict of Interest & Self-dealing; 5. Divulging Confidential Information; 6. Improper Conduct Post-Employment; 7. Immoral Conduct by Public Officials. http://www.mapleleafweb.com/features/ethics-government-concepts- issues-debates
  • 29. • Melebihi wewenang yang ada; • Tidak menggunakan wewenang sebagaimana mestinya; • Salah dalam menggunakan wewenangnya. 29
  • 30. • A political term which describes the actions of a government body which can be seen as causing an injustice (Wikipedia). • A malfunctioning of an organization caused mainly by the top management (Wikipedia). • Situation where the individual or group in charge is unjust, dishonest, or ineffective in their leadership (Business dictionary). • Abuse of power by public officers (Legal dictionary). • Corrupt or incompetent administration (Merriam Webster dictionary).
  • 31. • Menunda pelayanan, penanganan berlarut/tdk menangani (undue delay). • Penyalahgunaan wewenang/berlebihan (abuse of power). • Bersikap tidak adil/nyata-nyata berpihak (not impartiality). • Bersikap diskriminatif, sifat tidak patut yg tidak sesuai dengan aturan/fakta. • Pemalsuan/persekongkolan (forgery/conspiracy). • Intervensi (intervention). • Inkompetensi (incompetence). • Imbalan/praktek KKN. • Penyimpangan prosedur (procedure deviation). • Penggelapan barang bukti/penguasaan tanpa hak (illegal possesion & ownership). • Bertindak tidak layak (inappropriate practices). • Melalaikan kewajiban (neglecting obligation). (Budi Wahyuni, LOS Yogyakarta)
  • 32. • Delay; • Incorrect action or failure to take any action; • Failure to follow procedures or the law; • Failure to provide information; • Inadequate record-keeping; • Failure to investigate; • Failure to reply; • Misleading or inaccurate statements; • Inadequate liaison; • Inadequate consultation; • Broken promises. (The Local Govt. Ombudsman, London; Wikipedia)
  • 33. • Overkill or diseconomy: hasil tercapai dengan biaya yg tidak seharusnya. • Counter productivity: hasil bertolak belakang dengan yg diinginkan. • Inertia: tidak ada respon dari apa yg telah dilakukan. • Inneffectivenness: respon cuma sebatas menyusun ulang I/O, tidak menghasilkan apapun. • Tall chasing: makin banyak diberi, makin banyak dibutuhkan. • Under or over-organization: birokrasi bertele-tele & tambun. • Wastage: tindakan yg sia-sia. • Big-stick syndrome: pengendalian yg lebih banyak menimbulkan masalah daripada hasil. • Negative demonstration: tindakan yg memicu kemarahan/kebencian. • Time-lags: tindakan yg terlambat. • Reorganization: perubahan struktur semata-mata hanya untuk tindakan simbolik namun mengabaikan substansi. • Suboptimization: susunan unit-unit yg menganulir tujuan. • Professional Fragmentation: memindah-mindahkan permasalahan/biaya. (Christopher Hood, 1974, dalam Gerald E. Caiden, 1991, What Really Is Public Maladministration)
  • 34. • Contrary to law; • Unreasonable; • Unjust; • Oppressive; • Improperly discriminatory; • In accordance with any law or established practice but the law or practice is, or may be, unreasonable, unjust, oppressive, or improperly discriminatory; • Based wholly or partly on improper motives, irrelevant grounds, or irrelevant consideration; • Based wholly or partly on a mistake of law or mistake of fact; • Conduct of which reasons should be given but are not given; • Otherwise wrong. Section 26 of the Ombudsman Act 1974, New South Wales
  • 35. A2 B2 B1 A1 Ethics Capacity A1 : good ethics, high capacity stars A2 : good ethics, low capacity foolish B1 : high capacity, poor ethics wolfs/predators B2 : low capacity, poor ethics germ Mal- administration
  • 36. • Jaringan Tetap Lokal tanpa Kabel (Code Division Multiple-Access) di Propinsi DIY (LOD DIY, 2006) Penyimpangan dalam tahap perencanaan, pembentukan kelembagaan, proses pencairan & penggunaan anggaran untuk merealisasikan proyek tsb. • Sertifikat ganda dan konflik pertanahan di Meruya kelalaian pemerintah dalam menjamin kepastian hukum dari warga negara sehingga timbul sertifikat ganda (Idham Arsyad, 2007). • Pemberian ijin tambang oleh Menteri ESDM tanpa didukung AMDAL dan mengakibatkan bencana banjir di Kec. Malalayang Kota Manado (JATAM, 2008). • Penyimpangan Dana BOS: 1) Di Jakarta Utara, ada sekolah yang ada di daftar dinas akan tetapi saat dikunjungi sekolah tersebut tidak ditemukan; 2) Tim Managemen BOS Propinsi mengurangi jumlah dana yang diterima oleh setiap Sekolah; 3) Di Kab. Parigi Moutong, Sulteng, Dana BOS digunakan untuk membiayai transport rutin kepala sekolah @Rp. 850 ribu/bulan; 4) Honor GTT tidak dibayarkan oleh kepala sekolah; dll.
  • 38. Nilai Dasar Definisi Operasional Religiusitas Kesalehan atau tingginya kepatuhan & pengabdian thd ajaran agama. Kebangsaan Mengutamakan kepentingan & keselamatan bangsa; menjaga persatuan & kesatuan. Legalitas Bertindak sesuai hukum & kebijakan yg berlaku. Imparsialitas Tidak berprasangka, bias, atau berpihak kepada individu/kelompok tertentu dalam pelaksanaan tugas. Martabat Menunjukkan perilaku yg pantas secara moral & dapat dipercaya publik. Kejujuran Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Kesetiaan Loyalitas thd negara, bangsa, organisasi, dan menjunjung tinggi sumpah jabatan.
  • 39. Nilai Dasar Definisi Operasional Kerahasiaan Memegang teguh rahasia negara & rahasia jabatan. Integritas Bertindak sesuai standar moral, sesuai dengan keyakinan serta sesuai antara ucapan dan tindakan. Pelayanan Beorientasi kepada pubik untuk memberikan pelayanan dan kepuasan yg terbesar. Pengabdian Mendedikasikan segenap kemampuan, pikiran, waktu, bahkan jiwa dan raga bagi organisasi & negara Apolitis / tidak diskriminatif Tidak memihak dan tidak membeda-bedakan perlakuan kepada siapapun. Profesional Memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan jabatan. Kinerja Kemampuan memberi kontribusi dan nilai tambah bagi organisasi.