Dokumen tersebut membahas tentang tata kelola rantai pasokan, termasuk definisi tata kelola, perspektif teori yang meliputi struktur tata kelola rantai pasokan, dan pembedaan antara manajemen dengan tata kelola.
1. Tata Kelola Rantai Pasokan:
Teori, Model, dan Teknologi
Togar M. Simatupang
Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi Del
Pelatihan online: Lean Six Sigma - Basics of SCM - Sesi 9
Tanggal 11 Juli 2020 Pukul 13.00-16.00 WIB
3. Pendahuluan
• Keberhasilan bersaing tergantung pada peningkatan kinerja rantai pasokan di
mana kemampuan untuk berinovasi terletak di dalam hubungan yang baik di
antara mitra bisnis yang merupakan anggota rantai pasokan.
• Anggota rantai menjadi entitas bisnis independen yang seringkali memiliki tujuan
bisnis yang saling bertentangan.
• Mitra dalam rantai pasokan harus menyetujui struktur tata kelola bersama yang
akan mengarahkan hubungan mereka dan mengurangi ancaman oportunisme
dalam suatu pertukaran.
• Tata kelola adalah struktur yang memastikan bahwa keputusan dibuat yang
mengarah pada nilai jangka panjang, berkelanjutan untuk entitas seperti
perusahaan atau, dalam hal ini, kolaborasi formal antara banyak organisasi.
• Mekanisme tata kelola harus dirancang untuk mengakomodasi potensi tujuan
yang saling bertentangan dari anggota independen.
• Tujuan dari paparan ini adalah untuk menyajikan model dari mekanisme tata
kelola dalam memungkinkan koordinasi antara mitra dalam rantai pasokan.
3
4. Apa itu rantai pasokan?
4
Rantai pasokan adalah ketika dua atau lebih pihak dihubungkan oleh aliran sumber daya,
biasanya material, informasi, dan uang yang pada akhirnya memenuhi permintaan pelanggan
Barang, material (pengiriman)
Informasi (status)
Informasi (pesanan)
Uang (pembayaran)
Rantai pasokan mencakup semua kegiatan yang terkait dengan aliran dan transformasi barang
dari tahap bahan baku (ekstraksi), hingga pengguna akhir, serta arus informasi terkait.
Misi SCM:
"Untuk mendapatkan barang atau
jasa yang tepat ke tempat yang
tepat, pada waktu yang tepat,
dan dalam kondisi yang
diinginkan, sementara membuat
kontribusi terbesar bagi
perusahaan."
5. Logistik versus Manajemen Rantai Pasokan
Logistik
• Mengelola aliran barang, informasi, uang
tunai, dan gagasan melalui koordinasi proses
rantai pasokan dan melalui strategi
penambahan nilai tempat, periode, dan pola
Manajemen Rantai Pasokan
• Bertugas mengintegrasikan unit
organisasi di sepanjang rantai pasokan
dan mengoordinasikan aliran bahan,
informasi, dan keuangan untuk
memenuhi permintaan pelanggan dengan
tujuan meningkatkan daya saing rantai
pasokan secara keseluruhan
• Manajemen rantai pasokan bertujuan
pada empat target utama:
1. Pengurangan pemborosan;
2. Kompresi waktu;
3. Respons yang fleksibel; dan
4. Pengurangan biaya satuan
5
6. Rantai Pasokan Tradisional
6
Pandangan Tradisional tentang Rantai Pasokan Konsekuensi dari Pandangan Tradisional
Fokus pada kompetisi Kurangnya pengetahuan tentang fungsi permintaan
ujung ke ujung - tingkat ketidakpastian yang tinggi
Rantai pasokan menyimpan jauh lebih banyak dari
persediaan yang dibutuhkan
Variasi permintaan yang tidak menentu (Efek cambuk
sapi)
Produk ditangani terlalu sering (rata-rata 5/6) Fragmentasi proses dan operasi
Pengangkut fisik kesulitan mempertahankan peralatan
mahal dengan margin tipis
Kurangnya integrasi proses dengan mitra
Tidak ada pemain yang memiliki informasi yang cukup
untuk menyinkronkan/mengoptimalkan seluruh rantai
Kebutuhan akan sistem informasi terintegrasi
7. Rantai Pasokan Tradisional dan Modern
7
Unsur Pembeda Tradisional Rantai Pasokan
Pendekatan manajemen
persediaan
Upaya independen Pengurangan bersama dalam
persediaan saluran
Pendekatan biaya total Meminimalkan biaya perusahaan Efisiensi biaya saluran secara luas
Jangka waktu Jangka pendek Jangka panjang
Jumlah koordinasi berbagi
informasi dan komunikasi
Kebutuhan terbatas dari transaksi
saat ini
Seperti yang diperlukan untuk
proses perencanaan dan
pemantauan
Jumlah koordinasi berbagai
tingkatan dalam saluran
Satu kontak untuk transaksi antar
pasangan saluran
Kontak berganda antara level di
perusahaan dan level saluran
9. Jenis-Jenis Integrasi
Sumber: “Geographical and Functional Integration in Value Chains” https://transportgeography.org/?page_id=4311 dan “Elements of Supply Chain Connectivity,
Integration and Coordination” https://transportgeography.org/?page_id=4557
Intermodal Integration
9
10. Kelemahan Manajemen Rantai Pasokan
10
Benturan kepentingan
dalam organisasi dan
mitra rantai pasokan
Kurangnya kepercayaan
di antara mitra rantai
pasokan
Mentalitas menang-
kalah
Informasi asimetris
dalam semua situasi
kontrak
Alat dan bentuk baru hubungan antar
organisasi:
• Effective consumer response (ECR)
• Vendor- managed inventory (VMI)
• Continuous replenishment programs (CRP)
Aplikasi dapat mengurangi
biaya tetapi tidak
menghasilkan manfaat yang
diharapkan lainnya seperti
pengurangan ketegangan
dalam hubungan antar mitra
rantai pasokan melalui
pertukaran informasi dan
transparansi.
Mustahil untuk melacak
masing-masing dan setiap
catatan
Kurangnya keselarasan tujuan
dan meningkatnya inefisiensi
dalam proses transaksi
Kontrak yang rumit untuk
melindungi investasi dalam
hubungan
Permainan jumlah nihil (zero-
sum) di mana satu pemain
menang karena yang lain kalah
Adanya perilaku asimetris dalam
hubungan dan perilaku: hanya satu
mitra mengendalikan sebagian
besar atau semua tindakan dan
sumber daya yang digunakan
dalam hubungan bisnis, dan dua
atau lebih mitra berbeda dalam hal
informasi, pengetahuan,
kekuasaan, negosiasi, dan biaya.
Kegiatan pengendalian
memungkinkan bertindak,
berorganisasi, dan berpikir secara
berbeda dari mitra lainnya untuk
memaksimalkan keuntungan sendiri,
mengeksploitasi kelemahan lawan,
mempertahankan inisiatif, dan
mendapatkan kebebasan bertindak
yang lebih besar.
Satu perusahaan secara otoritatif
mengalihkan tanggung jawab kinerja
kepada pihak lain, memaksa mereka
untuk mematuhi dengan ketat
pedoman operasional. Kurangnya
kompensasi yang memadai terhadap
pihak yang belum mendapatkan
manfaat yang diharapkan karena
pengurangan biaya.
Isu-isu yang melekat:
Praktik yang terjadi:
11. Kelemahan Manajemen Rantai Pasokan
11
Berbagai jenis penipuan yang terlibat
dalam rantai pasokan. Produk palsu
menimbulkan masalah yang signifikan.
Peserta tidak memiliki model berbagi data
yang sama yang membuatnya sulit bagi
mereka untuk bertukar informasi
Ketidakpastian yang dapat menyebabkan
gangguan serius. Risiko yang terlibat
dengan berbagai pemangku kepentingan.
Pelacakan masing-masing komponen
rantai pasokan adalah rumit dan rentan
terhadap kesalahan
Rantai pasokan adalah sektor yang
sangat kompleks dan luas dengan
banyak peserta. Kompleksitas
rantai pasokan meningkat secara
bertahap dan karena ini, menjadi
sulit bagi produsen, pemasok, dan
pengecer untuk memastikan asal-
usul produk melalui rantai pasokan.
Peserta sering cenderung
gagal yang membawa
ketidakpuasan kepada
konsumen akhir yang pada
akhirnya mengarahkan
mereka untuk mencabut
kepercayaan mereka pada
merek.
Isu-isu yang melekat:
Praktik yang terjadi:
Kerentanan sistem dalam rantai
pasokan menyebabkan banyak titik
derita (pain points) atau rintangan
yang menghambat seperti visibilitas
yang sangat sedikit untuk melacak
dan mengotentikasi produk.
Individu atau kelompok berusaha
mengendalikan sumber daya untuk
mencapai tujuan mereka sendiri.
Sumber kontaminasi atau
pemalsuan dan menemukan akar
penyebabnya bisa memakan waktu
berhari-hari hingga berbulan-bulan
yang pada akhirnya menyebabkan
meningkatnya jumlah orang sakit,
kehilangan pendapatan, dan
produk yang terbuang.
13. Apa itu Tata Kelola?
13
Sumber: "Environmental governance: A practical framework to guide design, evaluation, and analysis" by Nathan James Bennett dan Terre Satterfield
(2018), Conservation Letters, 11(1), DOI: 10.1111/conl.12600
Tata Kelola:
Tata kelola secara umum
didefinisikan sebagai institusi,
struktur, dan proses yang
menentukan siapa yang membuat
keputusan, bagaimana dan untuk
siapa keputusan dibuat, bagaimana
dan apa tindakan yang diambil dan
oleh siapa, dan untuk apa efeknya.
Tujuan dari tata kelola, khususnya,
adalah untuk mengelola perilaku
individu atau tindakan kolektif yang
melibatkan perampingan aktif dari
kegiatan rantai pasokan untuk
memaksimalkan nilai pelanggan dan
mendapatkan keunggulan
kompetitif di pasar.
Memenuhi tantangan:
Berurusan dengan kompleksitas dan
ketidakpastian;
Mengelola saling ketergantungan
antar aktor yang beragam dan
membina hubungan antara berbagai
kepentingan pada skala yang
berbeda dan lintas yurisdiksi;
Meningkatkan dan memadukan
sumber daya, keterampilan, dan
tujuan lebih efektif daripada tata
kelola konvensional; dan
Menghargai dan melibatkan
beragam pengetahuan yang lebih
besar.
Pengelolaan:
Mengacu pada sumber daya,
rencana, dan tindakan yang
dihasilkan dari berfungsinya tata
kelola
Tata kelola adalah konteks dan produk dari interaksi berbagai aktor
dan pemangku kepentingan dengan beragam kepentingan.
14. Memisahkan Governansi dari Manajemen
Dua hal ini (governansi dan manajemen):
• Mencakup berbagai kegiatan yang berbeda
• Membutuhkan struktur organisasi yang
berbeda
• Melayani tujuan yang berbeda
Governansi tentang:
• Siapa yang memutuskan apa tujuannya, apa
yang harus dilakukan untuk mengejar tujuan
dan dengan apa caranya,
• Bagaimana keputusan itu diambil
• Siapa yang memegang kekuasaan, otoritas,
dan tanggung jawab
• Siapa yang harus dimintai
pertanggungjawaban
Manajemen tentang:
• Apa yang dilakukan dalam mengejar tujuan
yang diberikan
• Cara dan tindakan untuk mengejar tujuan
tersebutSumber: COBIT 5 Process Reference Model
Governansi ada untuk menerjemahkan keinginan
pemilik organisasi menjadi kinerja organisasi
Governansi adalah tanggung
jawab dari dewan direksi
Manajemen adalah tanggung jawab manajemen
eksekutif di bawah kepemimpinan seorang CEO
Plans
Policies
Proposals
Performance
comformance
14
15. Mekanisme Tata Kelola Rantai Pasok
15
Bagaimana memberikan bukti akses terbuka untuk perusahaan, regulator,
dan konsumen tentang asal produk dan keberlanjutan rantai nilai?
Bagaimana bukti ini diverifikasi oleh jaringan pemangku kepentingan yang
memberikan jaminan pemenuhan standar?
Bagaimana kontrak mendukung mitra dan konsumen dalam menegakkan
hak-hak mereka secara efisien?
16. Struktur Tata Kelola Rantai Pasokan
• Gereffi et al. (2005) membangun kerangka teoritis untuk menjelaskan
struktur tata kelola dalam rantai nilai global.
• Mereka mengidentifikasi lima jenis struktur tata kelola rantai nilai
global mulai dari pertukaran murni berbasis pasar di satu sisi, hingga
integrasi vertikal di ujung lainnya, yaitu:
1. Pasar (market)
2. Modular
3. Relasional
4. Tertawan (captive)
5. Hierarki (integrasi vertikal)
16
Sumber: Gereffi, G.; Humphrey, J.; Sturgeon, T. The governance of global value chains. Rev. Int. Political Econ. 2005, 12, 78–104.
17. Lima jenis tata kelola rantai nilai global
17Sumber: Gereffi, G.; Humphrey, J.; Sturgeon, T. The governance of global value chains. Rev. Int. Political Econ. 2005, 12, 78–104.
19. Perspektif Teori tentang Governansi
Pemegang Saham
(the AGM of the shareholders)
Dewan Komisaris
(supervisory board of
directors)
Dewan Direksi
(executive directors)
Kemampuan
(capability) dari aktor untuk
mendayagunakan sumber daya
Sumber Daya
(resources) yang dapat
dimobilisasi aktor
Prosess
(Process) kegiatan untuk
menambah nilai guna
Sistem Operasi
Apa?
Apa yang dilakukan
dengan?
Bagaimana?
Perencanaan, Instruksi, dan
pengendalian internal kegiatan operasi
melaporkan dan
menjawab
membina dan
mengawasi
memilih dan
memberhentikan
Laporan Pemangku Kepentingan
Karyawan, pemasok, kreditur,
komunitas, pemerintah
Teori Ketergantungan
Sumber Daya
(Resource Dependence
Theory)
Akses ke Sumber Daya:
• Nasihat dan anjuran
• Legitimasi
• Saluran untuk
berkomunikasi informasi
antara perusahaan dan
mitra
• Bantuan dalam
memperoleh sumber
daya atau komitmen dari
unsur-unsur penting di
luar perusahaan
Memaksimalkan
penyediaan sumber daya
penting bagi perusahaan
Teori Kelembagaan
(Institutional Theory)
Berfokus pada norma-
norma yang dilembagakan
yang berlaku di bidang
organisasi dan masyarakat
Legitimasi
Teori Jaringan Sosial
(Social Network Theory)
Berfokus pada jejaring
sosial pemangku
kepentingan utama
Kepercayaan
Teori Ketatalayanan
(Institutioanl Theory)
Berfokus pada internal vs
eksternal dan akses ke
informasi
Pelayanan
Teori Keagenen
(Agency Theory)
Berfokus pada agen individu,
kecenderungan direktur untuk bertindak
demi kepentingan terbaik mereka
sendiri, mengejar gaji dan status.
Monitoring
Ekonomi Biaya Transaksi
(Transaction Cost Economics Theory)
berfokus pada transaksi
individual, manajer (atau
direktur) dapat mengatur
transaksi secara oportunistik
Pengamanan
kontrak
Pengangkatan,
modal, imbalan
Transparansi
dalam Laporan
Keuangan
mewakili dan
melaporkan ke
Informasi tentang status
kinerja sistem operasi
UU 40/2007 tentang Perseroan Terbatas
Memaksimalkan barang
atau jasa untuk
mendapatkan keuntungan
Struktur
Organisasi
Sistem
Manajemen
19
20. Hubungan Prinsipal dan Agen
Pemilik
Manajer
Tugas
- Mengeloka
perusahaan
Bertanggung
jawab kepada
• Adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
(principal) yaitu pemilik atau pemegang saham dengan pihak
yang menerima wewenang (agent) yaitu manajer, dalam bentuk
kontrak kerja sama.
• Manajer dalam menjalankan perusahaan mempunyai kewajiban
untuk mengelola perusahaan sebagaimana diamanahkan oleh
pemilik yaitu meningkatkan kemakmuran prinsipal melalui
peningkatan nilai perusahaan, sebagai imbalannya manajer
(agent) akan mendapatkan gaji, bonus atau kompensasi lainnya.
• Manajemen selaku pengelola perusahaan memiliki lebih banyak
informasi tentang perusahaan, lebih mengetahui informasi
internal, dan mengetahui prospek perusahaan di masa yang akan
datang dibanding dengan pemilik atau pemegang saham.
• Manajer berkewajiban memberikan informasi atau sinyal
mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik.
Atas nama
Mempekerjakan
Untuk
melaksanakan
20
21. Persoalan Agensi
Pemilik
Manajer
Tugas
Melakukan
tindakan
Melaporkan
• Tetapi informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai
dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kondisi tersebut
dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri
informasi.
• Kenyataannya dalam menjalankan kewajibannya pihak manajer
(agent) mempunyai tujuan lain yaitu mementingkan kepentingan
mereka sendiri, memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
• Konsep pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian
perusahaan menimbulkan masalah karena adanya perbedaan
kepentingan antara pemegang saham (sebagai prinsipal) dengan
pihak manajemen (sebagai agen).
• Dua sumber persoalan agensi:
1. Bahaya moral (moral hazard): sama dengan tindakan tersembunyi
(hidden actions).
2. Seleksi yang merugikan (adverse selection): sama dengan informasi
yang tersembunyi (keunggulan informasi dan kelemahan
informasi).
Mendelegasikan
kewenangan
Informasi
selektif
Dunia luar:
Pelanggan,
pemasok,
kontraktor, mitra
Informasi tanpa
saringan
Bahaya Moral
Asimetri
Informasi
Seleksi yang
merugikan
Ongkos
Keagenan
Risiko Kinerja
21
22. Teori Agensi
Pemilik
Manajer
Tugas
Melakukan
tindakan
Melaporkan
• Teori agensi menentukan mekanisme yang dapat mengurangi
kerugian keagenan (Eisenhardt, 1988).
• Ongkos keagenan: inisiasi, implementasi, dan monitoring
• Melalui teori agensi, solusi terhadap persoalan agensi adalah
mengendalikan para agen (manajer yang lalai) melalui
monitoring ketat, sistem insentif dan obligasi, atau melakukan
integrasi vertikal dengan pemasok atau pelanggan sehingga
negosiasi harga lintas batas organisasi digantikan dengan otoritas
hirarki (Jensen dan Meckling, 1976; Aoki, 1990).
• Skema kompensasi eksekutif dan struktur governansi yang dipilih
untuk melindungi kepentingan pemegang saham dan
mengurangi ongkos keagenan.
Mendelegasikan
kewenangan
Informasi
selektif
Dunia luar:
Pelanggan,
pemasok,
kontraktor, mitra
Informasi tanpa
saringan
Insentif
Ongkos
Keagenan
Monitoring
Pemantauan,
insentif, integrasi
(meningkat)
Ongkos Keagenen
(berkurang)
Kinerja
(meningkat)
Proses Governansi Hasil Korporasi
22
24. Apa artinya memiliki defisit tata kelola?
Kurangnya Data
Pemimpin tidak memiliki informasi yang tepat pada waktu yang tepat
untuk mengajukan pertanyaan yang tepat.
Kurangnya Visibilitas
Pemimpin tidak memiliki visibilitas dari berbagai sudut pandang:
ke dalam perusahaan, lintas industri, dan ke masa depan.
Kurangnya Keamanan
Para pemimpin tidak memiliki alat untuk berkomunikasi,
berkolaborasi, dan berbagi data sensitif dengan aman.
Sumber: “Modern Governance” https://diligent.com/au/modern-governance/
24
25. Teknologi Apa?
Peta (map)
Kompas (compas)
Standar (standard)
Komputasi (computation)
Lacak dan Telusur
Platform dan Aplikasi
Internet untuk Segala (IoT)
Indera dan tanggap (sense and respond)
Kederdasan mesin (machine intelligence)
Teknologi adalah alat yang dibuat menggunakan pengetahuan ilmiah
Governansi cerdas adalah tentang menggunakan teknologi untuk memfasilitasi dan
mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik. 25
26. Rantai Pasokan Digital Melompati Model Kuno
Sumber: Gaurav Garg, José R. Favilla, and Spencer Lin (2020) “Digitize the industrial Machinery supply chain”
https://www.ibm.com/thought-leadership/institute-business-value/report/industrial-machinery-digital-supply-chain#
26
27. Manajemen Persediaan Perangkat Bergerak (mobile)
27Sumber: “Why mobile app is a smarter step for inventory control process?”
https://www.peerbits.com/blog/mobile-app-is-smarter-step-for-inventory-control-process.html
28. Ekonomi Berbagi (sharing economy)
28
Definisi:
penyelenggaraan layanan berbagi yang
mempertemukan penyedia dengan pelanggan
untuk memperoleh, menyediakan, atau berbagi
akses ke barang dan jasa melalui sistem elektronik
berbasis komunitas.
Ciri-ciri ekonomi berbagi:
• beroperasi melalui platform daring, situs web,
atau aplikasi
• memungkinkan transaksi konsumen ke
konsumen
• untuk sementara waktu menyediakan akses ke
suatu barang atau jasa tanpa transfer
kepemilikan; ini tidak termasuk ekonomi
barang bekas tempat barang dijual kembali
• menggunakan aset yang kurang digunakan
Jenis kegiatan ekonomi berbagi:
• Sewa dan akses properti
• Layanan antar perorangan (peer to peer)
• Keuangan kolaboratif
Bagaimana caranya?
• melakukan tindakan
efisiensi sumber daya
dengan cara melakukan
konsumsi bersama-sama
• menurunkan dampak
lingkungan dikarenakan
konsumsi yang berlebihan
• menghemat biaya
• menghasilkan uang dari
aset yang kurang
dimanfaatkan
Berlandaskan prinsip tata kelola:
• kepercayaan
• reputasi yang tinggi
• legalitas, dan
• transparansi.
29. 29
Model pinjaman dari Bisnis Perintisan Fintek
Sumber: “Understanding the 3 lending models of Indonesian fintech startups” by Alvin Cahyadi, 17 Jul 2018
https://www.techinasia.com/talk/fintech-lending-models-indonesia
30. Digital Logistics Platform:
Menanggulangi Logistik Berbiaya Tinggi
30
Para pelaku usaha dan
pihak terkait tidak
terhubung
Infrastruktur belum
memadai
Ketidakseimbangan
permintaan dan
penawaran
Data dan sistem
informasi logistik yang
belum terintegrasi
Kondisi Eksisting Visi Prahu-Hub:
untuk menjadi digital logistics platform terdepan di Indonesia
Proposisi nilai (manfaat layanan yang menyelesaikan permasalahan
pelanggan):
• mudah untuk digunakan oleh siapapun
• efisien sehingga menurunkan biaya logistik dengan tarif yang
jelas
• transparan untuk mencapai kinerja yang dapat diandalkan
• proses pengiriman yang mudah
• sistem pembayaran yang aman
• harga pengiriman yang kompetitif
• jadwal pengiriman lengkap dan permintaan rute yang diinginkan
• tracking pengiriman otomatis
• agen logistik memiliki standarisasi kerja
Misi:
• Memberikan solusi logistik yang aman dan
terjangkau sehingga dapat bersama mendorong
perekonomian daerah dengan melirik potensi
pasar antar pulau.
Caranya:
• Membantu mempertemukan pelaku usaha (pengirim barang)
yang tersebar di wilayah dengan memanfaatkan teknologi digital
logistik dan mitra logistik (penyedia pengiriman) menggunakan
peti kemas melalui jalur laut pada wilayah Indonesia
https://www.prahu-hub.com/
31. Logistik Tani:
Aplikasi Untuk Ketahanan Pangan Negeri
31
Masalah sarana dan prasarana meliputi
ketersediaan pupuk, bibit, dan sarana
produksi pertanian (Saprotan) lainnya.
Ketersediaan petani, penyuluh pertanian,
riset pertanian, dan pengelolaan ilmu-ilmu
pertanian serta peningkatan kemampuan
petani dalam memecahkan masalah yang
dihadapi di lapangan.
Terkait dengan lahan, masalah pertanian
yang muncul adalah berkurangnya
ketersediaan lahan, dan sengketa lahan
yang sering terjadi.
Masalah distribusi berkaitan dengan
adanya tengkulak, ketersediaan stok, dan
transportasi yang akan menimbulkan
gejolak harga di pasar.
Kondisi Eksisting "LOGISTIK TANI"
Proposisi nilai (manfaat layanan yang menyelesaikan permasalahan pelanggan):
• Dashboard aplikasi ini bisa langsung melihat situasi pangan, situasi daging
sapi, yang tidak ada stok itu di daerah mana, jadi semuanya akan terpantau
secara keseluruhan
• Aplikasi ini bisa mengoneksikan dengan ekosistem, mengontrol, dan secara
otomatis memperbaiki data, sehingga tidak selalu bergantung pada data BPS.
• BPS juga akan terbantu dengan aplikasi yang diciptakan dalam bentuk
software yang bisa diunduh dan diakses melalui gadget serta bisa diakses
oleh semua orang baik itu stakeholders atau para petani.
• Data tunggal petani, dari masing-masing gadget yang tersebar, akan
dibuatkan agregat data tentang para petani yang sedang mengerjakan lahan,
beserta detail penggunaan pupuk, lokasi lahan, hama yang menyerang,
musim tanam, dan harga panen.
• Memudahkan petani dan kelompok pertanian (Poktan) untuk mengajukan
kredit untuk bertani, yang terhubung dengan bank penyedia kredit.
• Fitur pengajuan fasilitas asuransi pertanian yang bisa diajukan dari aplikasi
ini.
• Pengembangan fitur selanjutnya adalah fitur pengajuan kontrak pembelian
hasil panen kepada Bulog, dan fitur pembelian sarana produksi pertanian
secara daring.
Aplikasi nantinya akan dijalankan oleh Telkom sebagai
operatornya, sedangkan untuk penggunaannya akan
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
33. Kemampuan Blockchain untuk titik derita rantai nilai
33
Sumber: How Blockchain Can Shape Sustainable Global Value Chains: An Evidence, Verifiability, and Enforceability (EVE) Framework by William
Nikolakis, Lijo John, and Harish Krishnan, Sustainability 2018, 10(11), 3926; https://doi.org/10.3390/su10113926
Kehoe, L., O’Connell, N., Andrzejewski, D., Gindner, K., & Dalal, D. (2017). When two chains combine: Supply chain meets blockchain. Deloitte.
Penelurusan
Kemampuan untuk
memonitor data dan meta-
data dari semua transaksi
dalam rantai pasokan
Kemampuan Audit
Blockchain membuktikan uji
coba audit yang mudah dari
semua transaksi melalui
buku besar digital
Kepatuhan
Standar dan kontrol untuk
memberikan bukti bahwa
persyaratan peraturan
dipenuhi
Kepermanen
Semua catatan transaksi
adalah anti kerusakan yang
memberikan integritas data
dan pelacakan yang mudah
Akuntabilitas
Mengidentifikasi dan
memantau peran dan
tanggung jawab anggota
rantai pasokan
Disintermediasi
Interaksi antar pribadi yang
diotorisasi oleh tanda
tangan digital
menggunakan kriptografi
Penegakan
Melembagakan kepatuhan
anggota melalui metode
yang efektif biaya
Kontrak Pintar
Pelacakan data real-time
terus-menerus difasilitasi
melalui penggunaan
kontrak pintar di seluruh
rantai pasokan
Titik derita
rantai
pasokan
Kemampuan
Blockchain
34. Bagian dari masalah ketelusuran (traceability):
Bagaimana farmasi rumah sakit (di paling kanan) tahu untuk terhubung dengan
produsen di paling kiri untuk memverifikasi nomor seri paket farmasi?
34
Sumber: “Blockchain: the technology to make DSCSA work after 2023?” July 17, 2017
https://pharmaceuticalcommerce.com/information-technology/blockchain-technology-make-dscsa-work-2023/
Model pembentukan kepercayaan:
Farmasi mengumpulkan informasi kembali ke Pabrikan
Traceability adalah kemampuan untuk menelusuri kejelasan asal, perlakuan atau riwayat produksi suatu produk (ISO 9001/2000).
Pabrikan Grosir Peritel Farmasi
Anda siapa? Apakah
Anda anggota sah
dari rantai pasokan?
Bagaimana saya
tahu bahwa Anda
memiliki barang itu?
Bolehkah saya
memiliki informasi
barang A?
Bagaimana saya bisa
terhubung (secara
elektronik) ke mitra
dagang yang pernah
menggunakan
barang A ini di masa
lalu untuk meminta
TI1?
Apakah ada rantai
terdokumentasi yang
mengarah ke pabrikan?
TI1 TI2 TI3
Tujuan utama dari sistem ketertelusuran adalah untuk mencatat dan mendokumentasikan suatu produk termasuk seluruh bahan
yang digunakan dalam proses produksinya, hingga proses pengolahan sampai produk terdistribusi kepada konsumen.
35. Blockchain
35
Blockchain menawarkan solusi untuk masalah yang berkembang tentang bagaimana mengelola jaringan
produsen dan pemasok yang semakin rumit pada saat transparansi, kecepatan, dan kelincahan sangat penting.
Manfaat Rantai Pasokan dengan Blockchain Pengungkit
Mengurangi atau menghilangkan penipuan dan
kesalahan
Menetapkan bukti kualitas, sumber, pembayaran, dan kinerja untuk meminimalkan
pemalsuan dan penipuan
Memperbaiki manajemen persediaan Memastikan visibilitas untuk mengautentikasi produk, melacak, dan menelusuri sumber asli
di seluruh rantai pasokan dari produksi hingga distribusinya.
Meminimalkan biaya kurir Produsen dapat memastikan keaslian dan kualitas pasokan mereka dengan melacak saat
barang bergerak dalam rantai pasokan.
Mengurangi keterlambatan dari dokumen Menyiapkan berbagai kontrak pelaksana mandiri untuk mengotomatiskan proses berulang
seperti penagihan dan pengiriman.
Identifikasi masalah dengan lebih cepat Memungkinkan pabrikan, pengangkut, dan pengguna akhir untuk mengumpulkan data,
mempelajari tren, dan menerapkan proses pemantauan prediktif untuk pengalaman produk
yang lebih baik.
Meningkatkan kepercayaan konsumen dan
mitra
Konsumen diperlakukan dengan transparansi dan keterbukaan ketika mereka membutuhkan
jaminan untuk produk yang mereka konsumsi. Produk dideteksi dalam rantai pasokan melalui
sensor yang mentransmisikan lokasi dan waktu produk ke Blockchain. Ini memungkinkan
pembeli untuk mengakses catatan komprehensif dari asal produk dan mengidentifikasi serta
membeli produk berkualitas, jaminan kebenaran (veracity) informasi, dan mekanisme untuk
menegakkan representasi melalui fungsi kontrak pintar.
37. 37
Kerangka Kerja Sistem Penelusuran Rantai Pasokan
Jenis penelusuran asal yang akurat dapat digunakan untuk mendeteksi penipuan di bagian manapun
dari rantai pasokan
40. Kerangka Kerja untuk Menilai dan Memantau Tata
Kelola Rantai Pasokan
40
Analisis tata kelola berfokus pada kapasitas, fungsi, dan/atau
kinerja elemen kelembagaan, struktural, dan prosedural tata kelola
Kerangka kerja berbasis sistem apa yang dapat
dikembangkan untuk analisis tata kelola rantai pasokan?
Transparansi
Partisipasi
Keadilan/Kewajaran
Efisiensi
Efektivitas
Akuntabilitas
Implementasi,
penegakan, dan
kepatuhan
Proses
perencanaan dan
pengambilan
keputusan
Kerangka
kebijakan, hukum,
kelembagaan, dan
peraturan
Unsur-unsur Governansi
TujuanGovernansi
41. 41Sumber: “Addressing forest governance challenges in the Mekong Region through the empowerment of civil society”
https://www.slideshare.net/mrlgregion/addressing-forest-governance-challenges-in-the-mekong-region-through-the-empowerment-of-civil-society
42. Menuju Penelitian Tata Kelola Rantai Pasokan
42
Artefak Sains
Desain
Penelitian Studi
Kasus Tata Kelola
Kasus-kasus
penggunaan tata
kelola
Teori
Eksplorasi dan
penemuan fakta
Implikasi
praktis
Implikasi teoretis
Rekomendasi
praktis
Perspektif
teoretis
Generalisasi
analitik
43. Kasus 1:
Sejauh mana kelengkapan tata kelola dalam Inpres No. 5/2020 tentang
Ekolognas untuk membentuk Logistik Cerdas (Smart Logistics)?
• Peningkatan kinerja logistik, iklim investasi, dan daya saing ekonomi nasional merupakan target pencapaian
Inpres 5/2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional (Ekolognas) yang dirilis pada 16 Juni 2020.
• Ekolognas dapat diakselerasi melalui mutualisme model kolaborasi-integrasi sektor publik dan swasta.
Template kolaborasi-integrasi yang dirancang secara cerdas, baik dalam e-commerce maupun logistik
memperoleh momentum dalam Ekolognas tersebut.
• Regulasi cerdas (smart regulation) dalam konteks logistik cerdas (smart logistics) di Indonesia erat kaitannya
dengan desain besar pembentukan dan implementasi Inpres Ekolognas berikut tiga regulasi sebelumnya,
yaitu Perpres Sislognas (No. 26/2012), Perpres MP3EI 2011-2025 (No. 48/2014), dan Perpres Road Map e-
Commerce 2017-2019 (No. 74/2017).
• Regulasi logistik cerdas nasional seyogyanya berorientasi pada upaya-upaya untuk saling melengkapi
sekaligus menutup celah antarregulasi (horizontal dan vertikal). Bila perlu, senantiasa memperbarui
fleksibilitas dan dinamika transformasi lingkungan dan kebijakan, sehingga diperoleh manfaat atas kualitas
implementasi regulasi yang terbaik.
• Untuk itu, matriks kolaborasi antar kementerian/lembaga pusat dan daerah mendesak untuk diintegrasikan
dengan keterlibatan peran, kontribusi, dan umpan balik dari pelaku usaha, pengguna, akademisi, dan
masyarakat luas. Hal ini penting untuk menciptakan sekaligus menjaga keberlangsungan dan akuntabilitas
integrasi komitmen logistik cerdas berlandaskan keadilan (fairness).
43
Sumber: “Mengawal Smart Logistics Nasional dengan Smart Regulation” oleh Dhanang Widijawan, Bisnis Indonesia, Rabu, 8 Juli 2020.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200708/98/1263017/mengawal-smart-logistics-nasional-dengan-smart-regulation
44. 44
Presiden menginstruksikan Menteri Koordinator (Menko)
Bidang Perekonomian:
1. mengoordinasikan penyusunan arah dan kebijakan umum
penataan ekosistem logistik nasional; dan
2. mengoordinasikan penetapan langkah-langkah penyelesaian
permasalahan dalam pelaksanaan Rencana Aksi Penataan
Ekosistem Logistik Nasional Tahun 2020-2024.
Presiden menginstruksikan Menteri Keuangan bertanggung
jawab dalam pelaksanaan penataan ekosistem logistik
nasional, melalui:
1. simplifikasi proses bisnis layanan pemerintah di bidang logistik
yang berbasis teknologi informasi untuk menghilangkan repetisi
dan duplikasi;
2. kolaborasi sistem-sistem layanan logistik baik internasional
maupun domestik antar pelaku kegiatan logistik di sektor
pemerintah dan swasta; dan
3. kemudahan transaksi pembayaran penerimaan negara dan
fasilitasi pembayaran antar pelaku usaha terkait proses logistik.
Sumber: https://setkab.go.id/presiden-jokowi-teken-inpres-penataan-ekosistem-logistik-
nasional/
45. Kasus 2:
Pungli hingga Begal Jadi Biang Kerok Logistik Terhambat
• Kalangan pengusaha logistik menilai pemerintah perlu terus berupaya mengefisienkan industri logistik di
negeri ini. Mengingat industri logistik yang terhambat membuat perekonomian tidak bisa bergerak cepat.
• Ketua Ikatan Pengusaha Cargo Nusantara (IPCN), Beni Syarifudin mengatakan, saat ini masih terjadi
hambatan-hambatan di industri logistik nasional. Salah satunya adalah kelangkaan Bahan Bakar Minyak
(BBM) khususnya solar.
• Dirinya menyebut keluhan dari sopir-sopir truk logistik yang kesulitan mendapatkan pasokan solar di daerah.
Bahkan, sering kali, kendaraan pembawa logistik ini harus antre untuk mendapatkan solar.
• “Misalnya saat truk-truk logistik ingin melintas dari Makassar ke Kendari atau Manado. Setelah keluar dari
Makassar, mereka sulit dapat solar. Terkadang harus antre panjang, bahkan butuh seharian. Dalam kondisi
normal mereka setengah mati hanya untuk mendapatkan pasokan solar,” ujarnya melalui keterangan tertulis,
Rabu (8/7/2020).
• Kondisi kelangkaan solar di sejumlah daerah,sering membuat distribusi barang mengalami keterlambatan.
Sehingga dampaknya, logistik di dalam negeri menjadi tidak kompetitif.
• Masalah lainnya menurut Beni, terkait keamanan di daerah terutama karena maraknya aksi pembegalan di
jalan. Dia mencontohkan kondisi di Sumatera yang sudah sangat parah.
• Sedangkan masalah terakhir adalah pungutan liar (pungli) yang masih merajalela di sejumlah daerah
terutama Pulau Sumatera.
45Sumber: “Pungli hingga Begal Jadi Biang Kerok Logistik Terhambat” oleh Giri Hartomo, Jurnalis, Rabu 08 Juli 2020.
https://economy.okezone.com/read/2020/07/08/320/2243102/pungli-hingga-begal-jadi-biang-kerok-logistik-terhambat
46. BBM
46
Sistem Eksisting Penyaluran BBM Jenis Solar Bersubsidi
DEPO
Riwayat
Transaksi
Pemesanan BBM
• Sistem terbuka (tidak tercatat)
• Harga subsidi
• Tidak ada batasan volume
• Tidak ada mekanisme pengendalian
B I O S O L A R
Isi Ulang Tangki
Beli dan Isi
Ilustrasi ini tersusun dengan bantuan analisis dari Peni Pahlawanda dan Theogratia Dinovan (2019)
47. Rekognisi Pembeli
yang Berhak dan
Terekam
47
Sistem Penyaluran BBM Ideal Menurut Perpres 191/2014
DEPO
Riwayat
Transaksi
Pemesanan BBM
• Sistem tertutup (penerima tercatat)
• Harga jual eceran (subsidi atau normal)
• Volume tertentu
• Mekanisme pengendalian oleh BPH Migas
B I O S O L A R
Isi Ulang Tangki
Pesan
Penjaminan Tingkat
Layanan (service level)
Isi
Penjaminan Tingkat
Ketersediaan
Tidak melanggar Pasal 55 dan 56
UU No. 22 tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi
Ilustrasi ini tersusun dengan bantuan analisis dari Peni Pahlawanda dan Theogratia Dinovan (2019)
48. Arsitektur SIReTNa (Sistem Identifikasi dan
Registrasi Truk Nasional)
48
Aplikasi Vehicle Type Approval (VTA) Online
https://vta.dephub.go.id/site/login
Bukti Lulus Uji berkala
elektronik (BLUe)
Regident Centre
http://rckorlantaspolri.id:8900/eri2017/
Basis Data Truk Nasional
• Sistem kontrol SIRetNa akan
memproses basis data truk
yang didapatkan dari
berbagai pemangku
kepentingan, antara lain
basis data e-STRUT, BLUe,
ERI, operator, individual,
hingga asosiasi.
• Basis data akan diolah dan
ditampilkan informasi yang
absah.
• Informasi atas daftar truk
yang valid dapat
dimanfaatkan oleh instansi
pemerintah terkait untuk
penanggulangan
pelanggaran ODOL dan
keperluan lainnya.
http://www.etilang.info/ https://apkpure.com/id/je
mbatan-timbang-
online/com.dkmadani.jto
Aplikasi Lainnya
• Aplikasi Sistem Informasi Angkutan Barang
(SIAB) https://www.siab.web.id
• Aplikasi Digitalisasi Truk (Ritase Shop atau
Ritshop, FleetSight, kargo.tech)
• Framework to link insurance premium with
traffic violations
• Vehicle Insurance Information Bureau
Database
• Traffic Violation History Data (the point
system for traffic violations)
Traffic Prosecution Data
Skema ini tersusun dengan bantuan analisis dari Peni Pahlawanda dan Theogratia Dinovan (2019)
50. Penutup
1. Istilah “governansi" mengacu pada sistem untuk mengelola dan
mengatur pengambilan keputusan di antara pemangku kepentingan.
2. Manajemen rantai pasok memiliki kelemahan yang melekat dan perlu
diselesaikan dengan pendekatan tata kelola.
3. Paparan ini meninjau status perkembangan tata kelola rantai pasokan
ditinjau dari pengetahuan, model, dan teknologi.
4. Semua rantai pasok yang terdiri dari bebagai aktor memerlukan tata
kelola yang efektif agar dapat memberikan kesejahteraan bersama.
5. Tantangan yang dihadapi di bidang tata kelola rantai pasokan adalah:
• Pengembangan model yang sesuai dengan kondisi dan konteks rantai pasokan yang
dapat memprediksi kecenderungan perilaku berdasarkan pilihan kebijakan
governansi.
• Penelitian tata kelola rantai pasokan diperlukan untuk menemukan pengungkit tata
kelola yang dapat mempercepat efektivitas manajemen rantai pasokan secara
keseluruhan.
50