Dokumen tersebut membahas tentang kasus pengambilan keputusan PT Garam dalam menghadapi berbagai masalah seperti ketergantungan produksi pada cuaca, panjangnya rantai pasokan, kendala lahan, dan biaya distribusi. PT Garam telah mengambil keputusan untuk meningkatkan produktivitas dengan teknologi baru, menjalin kerja sama dengan pemilik lahan dan dinas transportasi, serta menambah luas areal penggaraman.
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
1. STUDI KASUS Permasalahan
Pengambilan Keputusan PT. Garam
1. Kelompok 5
2. Luky Ade Nabella (165502451)
3. Mutiara Eka Mustafa (165502468)
4. Siti Nurlaeli (165502514)
5. Puspita Hendarwati (165502831)
6. Mujiono (165502759)
2. DEFINISI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Keputusan adalah hasil pemecahan
masalah yang dihadapinya dengan tegas.
Hal itu berkaitan dengan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa
yang harus dilakukan’ dan seterusnya
mengenai unsur-unsur perencanaan.
Dapat juga dikatakan bahwa keputusan
itu sesungguhnya merupakan hasil proses
pemikiran yang berupa pemilihan satu
diantara beberapa alternatif yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah
yang dihadapinya.
4. Analisa Kasus
Produksi garam Indonesia secara umum dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu garam yang
berasal atau diproduksi oleh PT. Garam (Persero)
dan garam yang berasal dari rakyat yang disebut
dengan garam rakyat.
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP), yang dimaksud dengan garam rakyat adalah
garam yang diproduksi dan berasal dari areal
pergaraman selain yang dikelola/digarap oleh PT.
Garam.
5. Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh
berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen
garam industri maupun garam konsumsi.
Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam
rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai
bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan petani garam, maka perlu diatur
terkait ketentuan garam impor.
Sampai sekarang Indonesia sudah bisa mandiri
dalam memenuhi kebutuhan garam konsumsi, namun
masih mengimpor garam industri, bahkan tiap tahun
jumlahnya semakin naik.
6. Masalah yang Dihadapi PT. Garam
1. Produksi garam sangat dipengaruhi oleh cuaca, sedangkan Indonesia
tidak memiliki kemampuan kompetitif maupun komparatif yang
menunjang produksi.
2. Panjangnya rantai pasokan dan distribusi.
3. Sulit untuk mendapatkan lahan dengan luas yang mencapai skala
ekonomi dan regulasi kepemilikan tanah yang kurang mendukung.
4. Luasnya Indonesia dengan bentuk kepulauan yang menyebabkan
tingginya biaya transportasi.
5. Mahalnya biaya penyimpanan karena tingginya curah hujan di
Indonesia.
6. Belum ada sinergi yang baik antara pihak-pihak yang terkait dalam
pergaraman
7. Keputusan yang telah diambil
dan beberapa masalah
PT. Garam
yang belum terselesaikan
8. 1. Terkait kondisi cuaca
PT. Garam menjalin kerjasama dengan perusahaan
Korea Selatan dan Cina dengan teknologi prisma,
geothermal, dan tunel untuk mengeringkan air laut.
Selain itu PT. Garam juga menerapkan teknologi
geomembrane dan plasma yang dapat meningkatkan
produktifitas hasil produksi dibandingkan cara
konvensional.
Pada 2016 KKP sudah mulai menyasar pada
penerapan teknologi-teknologi baru bagi para
petani garam sehingga dapat mengoptimalkan dan
mengupayakan peningkatan produksi dan
produktivitas garam dalam negeri serta sebagai
antisipasi apabila terjadi anomali cuaca, seperti
pengimplementasian teknologi geomembrane.
9.
10. 2. Panjangnya Rantai
Pasokan dan Distribusi
Menjalin kerjasama dengan Pemilik
lahan garam dan menentukan harga
dasar garam (agar harga garam
terkendali meskipun rantai pasokannya
panjang)
11.
12. 3. Terkait regulasi dan
kondisi lahan garam
PT. Garam menambah luasan ladang
penggaraman di Kupang Nusa
Tenggara Timur seluas 400 hektar
dan melakukan penyelesaian
masalah kepemilikan tanah serta
menjalin kerja sama dengan PT.
Unichem Candi Indonesia.
13. 4. MasalahDistribusi
Mendirikan areal pergudangan untuk
memudahkan distribusi dan bekerjasama
dengan dinas perhubungan untuk
memperbaiki jalur transportasi.
14. SARAN
• PT GARAM harus bersinergi
dengan semua pihak terkait
produksi dan keputusan
impor.
Geomembrane adalah sebuah lembaran yang terbuat dari High Density Polyetylene (HDPE) yang berfungsi untuk mencegah merembesnya air ke dalam pori-pori tanah sehingga dapat memperbaiki tekstur tanah di tambak garam. Tekstur tanah dengan tingkat permeabilitas yang rendah merupakan lokasi yang baik untuk memproduksi garam (Efendy, Zainuri dan Hafiluddin, 2014).