Dokumen tersebut membahas sistem kurikulum program studi kewirausahaan. Ia menjelaskan pengertian kewirausahaan, landasan hukum dan ketentuan umum kewirausahaan, proses kewirausahaan, perbedaan antara pewirausaha dan manajer, serta pendidikan kewirausahaan. Dokumen ini juga membahas peninjauan kurikulum dan program merdeka belajar bidang kewirausahaan.
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
Kunci Mendaki Tangga Sukses dan Pewirausaha
1. Sistem Kurikulum Program
Studi Kewirausahaan
Togar M. Simatupang
Guru Besar Institut Teknologi Bandung dan
Rektor Institut Teknologi Del
Presentasi disampaikan pada Webinar Lokakarya Kurikulum Merdeka Program Studi
Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh
Kamis, 27 Agustus 2020
4. Pendahuluan
• Kurikulum kewirausahaan menjadi landasan bagi perguruan tinggi dan universitas untuk
mewujudkan tujuan pendidikan kewirausahaan.
• Pengetahuan, kemampuan, dan struktur kualitas kewirausahaan siswa ditentukan oleh sistem
kurikulum kewirausahaan yang ilmiah dan wajar pada tingkat tertentu.
• Namun dilihat dari situasi pendidikan kewirausahaan saat ini di perguruan tinggi dan perguruan
tinggi dalam negeri, belum ada kurikulum kewirausahaan yang matang dan efektif.
• Pemikiran kreatif pengembangan sistem kurikulum kewirausahaan untuk perguruan tinggi dan
perguruan tinggi dikedepankan dengan memadukan kaidah dasar kegiatan mengajar dari
perseptif proses kewirausahaan.
• Kurikulumnya berorientasi pada tindakan: lebih dari 50 persen waktu program terdiri dari
penelitian praktis dalam mengidentifikasi peluang bisnis, menilai sumber daya untuk mendirikan
dan mengarahkan bisnis, dan belajar dari pengusaha sukses di perusahaan mereka dan di kelas.
• Paparan ini mencoba menyajikan perkembangan kurikulum kewirausahaan, evaluasi kurikulum,
dan program merdeka belajar bidang kewirausahaan.
4
6. Pengertian Kewirausahaan
• Kewirausahaan adalah segala jenis fungsi inovatif yang dapat mempengaruhi
kesejahteraan wirausahawan. Kewirausahaan didasarkan pada inovasi yang bertujuan
dan sistematis. Ini termasuk tidak hanya pengusaha independen tetapi juga direktur dan
manajer perusahaan yang menjalankan fungsi inovatif.
• Joseph A. Schumpeter (1934)
• Kewirausahaan adalah upaya untuk menciptakan nilai melalui pengenalan peluang bisnis,
pengelolaan pengambilan risiko yang sesuai dengan peluang tersebut, dan melalui
keterampilan komunikatif dan manajemen untuk memobilisasi sumber daya manusia,
keuangan, dan material yang diperlukan untuk mewujudkan proyek.
• Kao, J.J. & Stevenson, H.(1989): Entrepreneurship: What It Is and How to Teach It, Cambridge
• Fungsi kewirausahaan menyiratkan penemuan, penilaian, dan eksploitasi peluang,
dengan kata lain, produk, layanan, atau proses produksi baru; strategi baru dan bentuk
organisasi dan pasar baru untuk produk dan masukan yang sebelumnya tidak ada
• Shane dan Venkataraman (2000)
6
7. Pengertian Kewirausahaan
• Kewirausahaan adalah mengejar peluang di luar sumber daya yang
dikendalikan (Howard Stevenson)
• "Pengejaran" menyiratkan fokus tunggal dan tanpa henti. Pengusaha sering
melihat kesempatan yang pendek.
• “Peluang” menyiratkan penawaran yang baru dalam satu atau lebih dari
empat cara. Peluang tersebut mungkin memerlukan: 1) merintis produk yang
benar-benar inovatif; 2) merancang model bisnis baru; 3) membuat versi yang
lebih baik atau lebih murah dari produk yang sudah ada; atau 4) menargetkan
produk yang ada ke kumpulan pelanggan baru.
• “Di luar kendali sumber daya” menyiratkan batasan sumber daya.
Sumber: “Entrepreneurship: A Working Definition” by Thomas R. Eisenmann, January 10, 2013. https://hbr.org/2013/01/what-is-entrepreneurship
7
8. Asal Usul Kewirausahaan
• Istilah kewirausahaan berasal dari kata Perancis 'Entreprendre' yang berarti 'melakukan',
'mengejar peluang', atau 'memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi dan
memulai bisnis'.
• Kata tersebut pertama kali muncul di kamus bahasa Prancis pada tahun 1723.
• Diyakini bahwa Bankir Irlandia yang beroperasi di Perancis, Ricardo Cantillon (Kent, 1984)
adalah orang pertama yang menggunakan kata 'entreprendre' dalam ilmu ekonomi
sebagai “agen yang merakit material atau masukan untuk memproduksi barang dengan
harga tertentu dan melalui koordinasi masukan tersebut menghasilkan barang yang
harga jualnya tidak pasti dibandingkan dengan biaya produksinya ”.
• Juga diyakini bahwa orang Prancis J.B. Say (1824) pertama kali menggunakan istilah
'wirausaha' sebagai agen ekonomi yang mempertemukan faktor-faktor produksi
sedemikian rupa sehingga kekayaan baru dapat tercipta.
• Kamus Internasional Baru Ketiga Webster (1961) menganggapnya sebagai:
'Penyelenggara usaha ekonomi, terutama orang yang mengatur, memiliki, mengelola,
dan menanggung risiko bisnis'.
8
9. Landasan Hukum Kewirausahaan
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan
Kepeloporan Pemuda serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan.
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasi, Personalia, dan
Mekanisme Kerja Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda.
4. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 0944 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian
Fasilitasi Pengembangan Kewirausahaan Pemuda
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha yang Dicadangkan untuk
Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha yang Terbuka untuk Usaa Menengah atau Besar dengan Syarat Kemitraan
9. Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah
10. RUU Republik Indonesia Tentang Kewirausahaan Nasional (2016)
9
10. Ketentuan Umum Kewirausahaan
• Kewirausahaan Nasional adalah hal-hal yang berkaitan dengan kewirausahaan
dan Kewirausahaan Sosial dalam lingkup seluruh wilayah Indonesia.
• Wirausaha adalah warga negara Indonesia yang memiliki kemampuan dalam
mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumber daya
sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah bagi diri dan
lingkungannya secara berkelanjutan.
• Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan warga negara
Indonesia dalam menangani usaha dan/atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
• Pendidikan Kewirausahaan adalah proses pembentukan nilai, kultur, mental, dan
karakter kewirausahaan yang terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan
informal.
10
16. Catch-22 atau Tangkapan-22
• Catch-22, novel satir karya penulis Amerika Joseph Heller, diterbitkan pada
tahun 1961.
• Tangkapan-22 adalah situasi paradoks di mana seseorang tidak dapat
melarikan diri karena aturan atau batasan yang bertentangan.
• Dalam membutuhkan pengalaman untuk mendapatkan pekerjaan ... "Bagaimana
saya bisa mendapatkan pengalaman sampai saya mendapatkan pekerjaan yang
memberi saya pengalaman?" - Brantley Foster dalam Rahasia Kesuksesan Saya.
• Tangkapan-22 adalah sebuah dilema atau keadaan sulit yang tidak dapat
dihindari karena kondisi yang saling bertentangan atau bergantung.
• Kesulitan tersembunyi atau cara jebakan: Tangkapan (Catch)
• situasi yang tidak logis atau tidak masuk akal.
• suatu ukuran atau kebijakan yang efeknya berlawanan dengan yang dimaksudkan.
• situasi yang menghadirkan dua alternatif yang sama-sama tidak diinginkan (Bagai Makan
Buah Simalakama).
16
18. Pewirausaha menghadapi Catch-22
• Di satu sisi, sulit untuk mengurangi risiko tanpa sumber daya.
• Misalnya, modal luar mungkin diperlukan untuk mengembangkan dan
memasarkan produk dan dengan demikian menunjukkan bahwa risiko teknis
dan pasar terbatas.
• Di sisi lain, mungkin sulit untuk membujuk pemilik sumber daya agar
berkomitmen pada suatu usaha ketika risiko masih tinggi.
18
19. Pewirausaha menghadapi Catch-22
1. Eksperimen ramping (lean) memungkinkan mereka menyelesaikan risiko dengan cepat dan
dengan pengeluaran sumber daya terbatas, dengan mengandalkan "produk minimum yang
layak", yaitu, rangkaian aktivitas sekecil mungkin yang diperlukan untuk menguji hipotesis
model bisnis secara ketat.
2. Investasi bertahap memungkinkan wirausahawan untuk mengatasi risiko secara berurutan,
hanya mengeluarkan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi tonggak tertentu -
sebelum menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tonggak berikutnya.
3. Bermitra memungkinkan wirausahawan untuk memanfaatkan sumber daya organisasi lain dan
dengan demikian mengalihkan risiko ke pihak yang lebih mampu/lebih bersedia
menanggungnya. Dalam variasi taktik ini, wirausahawan menyewa sumber daya untuk menjaga
biaya tetap bervariasi dan untuk menghindari pengeluaran tetap yang besar yang terkait
dengan kepemilikan sumber daya.
4. “Mendongeng” oleh wirausahawan — mewujudkan visi dunia yang lebih baik yang dapat
diwujudkan oleh usaha mereka — dapat mendorong pemilik sumber daya untuk mengecilkan
risiko dan dalam prosesnya menggunakan lebih banyak sumber daya daripada jika mereka
tidak terinspirasi. Steve Jobs, misalnya, terkenal dengan "bidang distorsi realitas" yang
memukau, yang dengannya ia mendorong karyawan, mitra, dan investor untuk berusaha keras
membantu mewujudkan mimpinya.
Sumber: “Entrepreneurship: A Working Definition” by Thomas R. Eisenmann, January 10, 2013. https://hbr.org/2013/01/what-is-entrepreneurship
19
20. Perbedaan antara Pewirausaha dan Manajer
Dasar Pewirausaha Manajer
Penciptaan usaha Seorang pewirausaha mendirikan usaha baru
dan menjalankannya.
Seorang manajer hanya menjalankan unit yang
ada.
Inovasi Kewirausahaan adalah nama lain
inovasi. Dia bekerja untuk menemukan metode,
produk baru, dll.
Seorang manajer adalah karyawan dari
organisasi bisnis. Dia tidak bisa beroperasi secara
mandiri.
Pengambilan risiko Seorang pewirausaha memulai dan
menjalankan usahanya secara mandiri. Dia
wiraswasta dan basisnya sendiri.
Manajer mengambil risiko lebih sedikit
dibandingkan dengan pewirausaha. Dia kurang
toleran terhadap ketidakpastian. Dia tidak berbagi
risiko bisnis.
Status Seorang pewirausaha mengambil risiko yang
diperhitungkan. Dia bahkan mungkin
membahayakan keamanan finansialnya sendiri.
Dia bertanggung jawab atas kegagalan dan
kerugian finansial
Seorang manajer tidak perlu menjadi inovator. Dia
berurusan dengan urusan sehari-hari yang sedang
berlangsung.
Penghargaaan Pewirausaha dimotivasi oleh keuntungan. Dia
bahkan mungkin menderita kerugian.
Seorang manajer dimotivasi oleh penghargaan
atau insentif. Gajinya tidak boleh negatif.
Perubahan Pewirausaha responsif terhadap lingkungan
eksternal dan selalu siap untuk berubah. Seorang manajer mungkin tidak terlalu menerima
untuk berubah, kecuali dia giat. 20
22. “Sebagian besar dari apa yang Anda dengar tentang
kewirausahaan semuanya salah. Ini bukan sihir; itu tidak misterius;
dan itu tidak ada hubungannya dengan gen. Itu adalah disiplin dan,
seperti disiplin lainnya, itu bisa dipelajari.”
Peter F. Drucker
Di manakah Usaha dalam kurikulum?
22
24. Gambaran umum proses dari ide usaha hingga
peluang usaha
Sumber: “From Venture Idea to Venture Opportunity” by Peter Vogel, Entrepreneurship Theory and Practice, Vol 41, Issue 6, 2017.
https://doi.org/10.1111/etap.12234 24
25. Pendidikan Perusahaan dan Pendidikan
Kewirausahaan
Pendidikan Perusahaan
• Pendidikan perusahaan: proses
membekali siswa (atau lulusan) dengan
kapasitas yang ditingkatkan untuk
menghasilkan ide dan keterampilan untuk
mewujudkannya.
• Bertujuan untuk menghasilkan lulusan
dengan pola pikir dan keterampilan untuk
menghasilkan ide-ide orisinal sebagai
tanggapan atas kebutuhan dan
kekurangan yang teridentifikasi, dan
kemampuan untuk menindaklanjutinya.
• Singkatnya, memiliki ide dan
mewujudkannya.
Pendidikan Kewirausahaan
• Pendidikan kewirausahaan membekali
siswa dengan pengetahuan, atribut, dan
kemampuan tambahan yang diperlukan
untuk menerapkan kemampuan ini dalam
konteks mendirikan usaha atau bisnis
baru.
• Didefinisikan sebagai penerapan
keterampilan perusahaan secara khusus
untuk menciptakan dan menumbuhkan
organisasi untuk mengidentifikasi dan
membangun peluang.
• Bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang mampu mengidentifikasi peluang
dan mengembangkan usaha.
25
26. Inovasi dan Kewirausahaan
INOVASI
• Teknologi penting
• Pengetahuan tentang
sains & teknik
• Keterampilan untuk
mengembangkan
• Keterampilan untuk
membuat
KEWIRAUSAHAAN
• Bisnis penting
• Rekayasa ventura
• Pengetahuan untuk
membingkai keputusan
• Keterampilan untuk
memulai
• Keterampilan untuk
menumbuhkan
26
27. Capaian Lulusan:
Perilaku, atribut, dan keterampilan
• Kreativitas dan inovasi
• Pengenalan, pembuatan, dan evaluasi peluang
• Perancangan dan pemodelan bisnis
• Pengambilan keputusan didukung oleh analisis dan penilaian kritis
• Implementasi ide melalui kepemimpinan dan manajemen
• Refleksi dan tindakan
• Kemampuan interpesonal
• Keterampilan komunikasi dan strategi
27
28. Pendekatan Tiga Tingkat
Belajar
TENTANG
Kewirausahaan
Memberitahu
Belajar memahami
kewirausahaan.
Pengetahuan tentang
kewirausahaan sebagai
sebuah konsep.
Belajar
UNTUK
Kewirausahaan
Melatih&Membentuk
Belajar menjadi wirausaha.
Pengembangan keterampilan
dan kompetensi
kewirausahaan.
Belajar
MELALUI
Kewirausahaan
Mengalami
Belajar menjadi seorang
pewirausaha.
Pengetahuan dan
keterampilan kewirausahaan
yang berkaitan dengan
permulaan bisnis dan
penciptaan usaha.
28
29. Visi untuk Kewirausahaan
Dasar
Semester 1-2
Teknis
Semester 3-5
Praktis
Semester 6-8
• Kesadaran
• Keterlibatan
• Pemahaman
• Pengalaman
• Paparan
• Antusiasme
Penerimaan
Kreasi
Perintisan
(start-up)
Penyusunan Detil Rencana
Bisnis & Peta Jalan
Pengembangan Bisnis
Pemunculan
Gagasan
Pengembangan
Ide & Konsep
Pengembangan
Proposal Bisnis
Kurikulum
Menginformasikan, Mendidik, & Memikat
Proyek untuk ENGAGE
Lokakarya
Seminar
Evaluasi Proposal
Bisnis
& Daftar Pendek
Pengembangan produk,
Pembuatan Prototipe &
Produksi Awal
Wisuda /
Strategi
Keluar
Kegiatan Terkait Pusat Kewirausahaan
peningkatan kesadaran, bimbingan (mentoring), nasihat ahli, jaringan, pertukaran pengalaman, pendidikan & pelatihan
Sumber: "MCAST Entrepreneurship
Strategy Fostering Entrepreneurial
Mindsets" by Eric Flask (2017).
29
30. Praktik Kewirausahaan
Kanvas Bisnis
Teori dan Pemahaman Kewirausahaan Inti
Pemahaman dasar teori inti.
Penyampaian utama melalui Kuliah.
Perumusan Struktur Rencana Bisnis.
Penciptaan Kanvas Bisnis.
Desain Bisnis
Penerapan Alat Bisnis dan Pembuatan
Perusahaan Bisnis
Pembuatan struktur rencana bisnis.
Penyampaian Utama melalui Lokakarya,
Seminar, dan Ceramah
Perumusan rencana bisnis terperinci.
Kolaborasi lintas lembaga dasar.
Desain model konseptual dari produk/jasa
yang diusulkan.
Pelaksanaan Bisnis
Produksi dan Biaya Prototipe Kerja
Membawa ide bisnis ke tingkat praktis yang
baru.
Penyampaian Utama melalui sesi
pendampingan reguler.
Pengembangan prototipe lengkap.
Analisis keuangan akhir.
Pengiriman Promosi Penjualan.
Penciptaan Bisnis melalui inkubator.
Sumber: "MCAST Entrepreneurship Strategy Fostering Entrepreneurial Mindsets" by Eric Flask (2017). 30
31. Menyematkan Sumber Daya Perusahaan
Sumber Daya Pembelajaran
• Situs Web Akademik
• Kewirausahaan yang Disiplin atau
Diciplined Entrepreneurship
(https://www.d-eship.com/)
• Alat bantu:
• World Café – Kreativitas, penciptaan ide,
percakapan yang konstruktif
• XING – Pengembangan komersial suatu ide
untuk mencapai tujuan
• Ketso – Toolkit praktis untuk keterlibatan
kreatif
• Colourblind/Belbin – Karakteristik peran
tim dan interaksi tim
• Cobra – BIFs and BOPs (Bagaimana caranya)
Tubuh Pengetahuan
• Teori Kewirausahaan
• Pengembangan Peluang
• Pemodelan dan Perancangan Bisnis
• Strategi untuk Perintisan
• Keuangan dan Valuasi
• Negosiasi, Pengambilan Keputusan, dan
Mitigasi Risiko
• Teknologi dan Inovasi
31
33. Kurikulum Kewirausahaan MIT
Sumber: "Past Present and Future of Entrepreneurship Education" presentation at USASBE Conference Jan 10, 2016 by Bill Aulet.
33
34. Kurikulum Kewirausahaan MIT
Sumber: "Past Present and Future of Entrepreneurship Education" presentation at USASBE Conference Jan 10, 2016 by Bill Aulet.
34
35. Desain Kursus FutureHack berdasarkan Kurikulum
Kewirausahaan MIT
Sumber: https://futurehack.co/about-us/
35
36. Struktur Kurikulum Program Studi Kewirausahaan
Sumber: Struktur Kurikulum Prodi Kewirausahaan Universitas Widya Mandala
POLA PIKIR :
1. Kajian Budaya
2. Soft Skill
3. Value (PEKA= Peduli, Komit,
Antusias)
PERILAKU:
1. Praktik Kewirausahaan
2. Etika & Hukum Bisnis
3. Kepemimpinan
PENGETAHUAN (BASIC MANAGEMENT) :
1. Strategi Pertumbuhan Bisnis
2. Operasi dan Optimasi Bisnis
3. Manajemen Sumber Daya Manusia
4. Pemekaran dan Pemasaran
5. Keuangan Kewirausahaan
6. Akuntansi
Bidang Keilmuan dari Fakultas /
Sekolah / Program Studi Lain
PENGEMBANGAN USAHA :
1. Sistem Inovasi Bisnis
2. Komputasi Bisnis.
3. Dinamika Kewirausahaan.
4. Komunikasi dan Negoisasi
5. Ekonomi Makro dan Bisnis Global
INOVASI USAHA:
1.Teknologi
2. Inovasi Kreatif
3. Perancangan Produk
4. Pengembangan Produk
Pengembangan Karakter dan
Kemampuan Manajerial
Rancangan dan Strategi Bisnis Praktik Kewirausahaan
FOKUS BIDANG USAHA
36
37. Hasil Akreditasi Program Studi Kewirausahaan
Perguruan Tinggi Program Studi Strata Wilayah No. SK Tahun SK Peringkat
Tanggal
Daluarsa
Akademi Enterpreneurship
Terang Bangsa
Kewirausahaan D-III 06 2643/SK/BAN-
PT/Akred/Dipl-
III/IX/2018
2018 C 2023-09-18
Institut Bio Scientia
Internasional Indonesia
Bio Kewirausahaan S1 03 3455/SK/BAN-
PT/Akred/S/IX/2017
2017 B 2022-09-26
Institut Teknologi Bandung Kewirausahaan S1 04 0143/SK/BAN-
PT/Akred/S/I/2017
2017 A 2022-01-10
Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen Shanti Bhuana
Kewirausahaan S1 11 1163/SK/BAN-
PT/Akred/S/V/2018
2018 C 2023-05-02
Universitas Agung Podomoro Kewirausahaan S1 03 4787/SK/BAN-
PT/Akred/S/XII/2017
2017 C 2022-12-12
Universitas Brawijaya Kewirausahaan S1 07 1624/SK/BAN-
PT/Akred/S/VI/2018
2018 B 2023-06-26
Sumber: DIREKTORI HASIL AKREDITASI PROGRAM STUDI (2019) pada https://banpt.or.id/direktori/prodi/pencarian_prodi 37
39. Peninjauan dan Evaluasi Kurikulum
Peninjauan Kurikulum
• Kebijakan peninjauan kurikulum dapat dituangkan
dalam Renstra Prodi, Program Kerja Prodi,
Panduan Penyusunan Kurikulum Prodi, atau dalam
dokumen lainnya.
• Prodi memiliki:
a. kebijakan peninjauan kurikulum,
b. kebijakan yang mengharuskan koordinator mata
kuliah meninjau bahan ajar, metode pembelajaran
dan strategi penilaian pembelajaran setiap awal
semester dan menyampaikan hasil peninjauannya
ke prodi, serta
c. kebijakan yang mengharuskan Gugus Kendali Mutu
(GKM) melakukan evaluasi setiap semester
kesesuaian antara RPS dengan materi yang diberikan
oleh dosen di kelas dan
d. telah dilaksanakan dengan didukung dokumen yang
lengkap.
Evaluasi Kurikulum
• Kurikulum harus dievaluasi minimal satu kali dalam
5 (lima) tahun dengan pihak pengguna lulusan.
• Prodi memiliki:
a. kebijakan evaluasi kurikulum minimal 1 kali dalam 5
tahun,
b. kebijakan melakukan tracer study ke pengguna
lulusan minimal 2 tahun sekali,
c. kebiajakan pemantauan secara terus menerus
terhadap kualifikasi lulusan yang dituntut oleh dunia
kerja dan profesi serta hasilnya didokumentasikan
dan
d. pelaksanaan kebijakan telah didukung oleh
dokumen yang lengkap
39
41. Peninjauan Kurikulum
No. Unsur Evaluasi
Kategori
Baik Cukup Masalah Usulan
1. Tujuan Pendidikan Program Studi: Pernyataan profil lulusan yang
dapat dinyatakan secara umum atau spesifik
Menghasilkan lulusan
yang mampu dan mandiri
untuk berwirausaha dan
membuka lapangan kerja
Belum jelas ukuran
kemandirian dan
penciptaan lapangan
pekerjaan
Perlu ditunjukkan matriks
hubungan antara profil
lulusan dan tujuan
pendidikan program studi.
Profil lulusan disusun
berdasarkan hasil dari: a)
tracer study terhadap
alumni; b) analisis need
assessment dari
stakeholders; c)
sciencetific vision; dan d)
analisis SWOT dari
program studi maupun
perguruan tinggi.
2. Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi: Sikap, Ketrampilan
Umum, Pengetahuan, dan Ketrampilan Khusus
Lengkap Aspek keterampilan
khusus belum
menunjukkan
kemampuan membuat
dan menguji kelayakan
model bisnis.
Belum sesuai dengan
rumusan yang
ditetapkan oleh
Asosiasi/Konsorsium/Per
himpunan prodi sejenis.
Mengacu tubuh
pengetahuan (body of
knowledge)
kewirausahaan.
Keterampilan khusus
berdasarkan deskripsi
capaian pembe!ajaran
sesuai dengan bidang
keahlian program studi
dan jenjang pendidikan
yang disusun oleh
forum program studi atau
pengelola program studi
sejenis 41
42. Peninjauan Kurikulum
No. Unsur Evaluasi
Kategori
Baik Cukup Masalah Usulan
3. Evaluasi CPL, dan keterkaitan CPL dengan BK dan MK:
Tabel/Matriks yang menunjukkan keterkaitan CPL dengan Bahan
Kajian dan Mata kuliah
BK belum jelas
Keluasan materi belum
sesuai Konsorsium prodi
sejenis.
Bahan-bahan kajian harus
dikelompokkan
berdasarkan : 1) inti
keilmuan; 2) Ipteks
pendukung; 3) ipteks
pelengkap; dan 4) penciri
institusi.
4. Penetapan mata kuliah:
• Untuk struktur kurikulum model serial: 1) matakuliah disusun
berdasar logika atau struktur keilmuan; 2) dari matakuliah
dasar sampai matakuliah lanjutan, 3) setiap matakuliah saling
berhubungan, 4) ada matakuliah prasyarat.
• Untuk struktur kurikulum model paralel : 1) matakuliah
disajikan pada siap semester sesuai dengan tujuan
kompetensinya ; 2) berdasarkan ketercapaian kompotensi
setiap blok, 3) mengelompok matakuliah berdasarkan
kompetensi yang sejenis, 4) tidak ada matakuliah Prasyarat
Belum jelas keterkaitan
mata kuliah antar
semester.
Perlu dipilih apakah
model serial atau model
paralel.
5. Materi ajar dan besarnya sks
6. Struktur Mata kuliah setiap semester: Pohon mata kuliah yang
mampu menunjukkan prasyarat mata kuliah dan posisi mata
kuliah di setiap semesternya
Peta kurikulum prodi
tidak menunjukkan
dengan jelas hubungan
dan tingkatan antar
kelompok mata kuliah/
blok dasar, menengah
dan khusus, yang
tersusun secara logis,
berurutan dan
terintegrasi.
Peta kurikulum harus
menunjukkan keterkaitan
antar rnata kuliah dari
semester awal dengan
semester berikutnya atau
blok pertama dengan
dengan blok berikutnya.
42
43. Peninjauan Kurikulum
No. Unsur Evaluasi
Kategori
Baik Cukup Masalah Usulan
7. Assessmen Pembelajaran: Panduan pedoman untuk dosen
dalam mengukur ketercapaian capaian mata kuliah
a. Kejelasan tahapan penilaian
b. Kejelasan indikator penilaian
Penilaian proses dan hasil
belajar mahasiswa harus
mencakup: 1) prinsip
penilaian; 2) teknik dan
instrumen penilaian; 3)
dalam bentuk kontrak
perkuliahan mekanisme
dan prosedur penilaian;
dan 4) pelaksanaan
penilaian.
8. Silabus: Silabus disusun berdasarkan format standar
9. Rencana Pembelajaran Semester (RPS): Perencanaan proses
pembelajaran yang ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen
secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu
bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program
studi.
Perencanaan
pembelajaran setiap mata
kuliah dari kurikulum
suatu program studi harus
dituangkan ke dalam
rencana pembelajaran
semester (RPS) atau
rencana pembelajaran
blok (RPB), yang minimal
memuat deskripsi singkat
mata kuliah, tujuan atau
capaian pembelajaran,
metode pembelajaran,
metoda penilaian,
referensi, dan rencana
kegiatan pembelajaran
mingguan. 43
44. Peninjauan Kurikulum
No. Unsur Evaluasi
Kategori
Baik Cukup Masalah Usulan
10. Pembelajaran:
a. Kesesuaian dengan RPS
b. Penerapan SCL
c. Peran dosen sebagai fasilitator
Pembelajaran harus
mencakup 1) interaktif, 2)
holistik, 3) integratif, 4)
saintifik, 5) kontekstual,
6) tematik, 7) efektif, 8)
kolaboratif, dan 9)
berpusat pada
mahasiswa.
11. Lainnya (lihat Standar Nasional Pendidikan Tinggi)
44
47. Kampus Merdeka
Pembukaan
program studi
baru
Perguruan
Tinggi Negeri
Badan Hukum
Hak belajar tiga
semester di luar
program studi
Sistem akreditasi
perguruan tinggi
Permendikbud No. 3 Tahun 2020
tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
Permendikbud No. 5 Tahun 2020
tentang Akreditasi Program Studi
dan Perguruan Tinggi
Permendikbud No. 4 Tahun 2020
tentang Perubahan Perguruan
Tinggi Negeri menjadi Perguruan
Tinggi Negeri Badan Hukum
Permendikbud Nomor 6 Tahun
2020 tentang Penerimaan
Mahasiswa Baru Program Sarjana
pada Perguruan Tinggi Negeri
Permendikbud No. 7 Tahun 2020
tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi
Negeri, dan Pendirian, Perubahan,
Pencabutan Izin Perguruan Tinggi
Swasta
Permendikbud No. 5 Tahun 2020
tentang Akreditasi Program Studi
dan Perguruan Tinggi
1 2 3 4
47
48. Merdeka Belajar
Prinsip
• Prinsip merdeka
belajar adalah
perubahan
paradigma
pendidikan agar
menjadi lebih
otonom dengan
kultur
pembelajaran yang
inovatif.
Tujuan
• Kampus merdeka
merupakan wujud
pembelajaran di
perguruan tinggi
yang otonom dan
fleksibel sehingga
tercipta kultur
belajar yang
inovatif, tidak
mengekang, dan
sesuai dengan
kebutuhan
mahasiswa.
Relevansi
• Kebijakan ini juga
bertujuan untuk
meningkatkan
keterkaitan dan
kesepadanan (link
and match) dengan
dunia usaha dan
dunia industri, serta
untuk
mempersiapkan
mahasiswa dalam
dunia kerja sejak
awal.
Program
• Hak Belajar Tiga
Semester di Luar
Program Studi.
48
49. Landasan Hukum pelaksanaan program kebijakan
Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi.
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, tentang Desa.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2014, tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan
Pengelolaan Perguruan Tinggi.
5. Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012, tentang KKNI.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020, tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019,
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019,
tentang Musyawarah Desa.
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019,
tentang Pedoman Umum Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 18 Tahun 2019,
tentang Pedoman Umum Pendampingan Masyarakat Desa.
49
50. Kampus Merdeka, Merdeka Belajar
Dosen sebagai PENGGERAK
Dosen memfasilitasi pembelajaran
mahasiswanya secara independen.
Gunakan bentuk-bentuk non-kuliah:
magang, KKN, menghadirkan praktisi
(dosen dari industri; bila perlu di RPL-kan),
project melibatkan mahasiswa.
Perguruan Tinggi wajib memberikan hak bagi mahasiswa untuk
secara sukarela (dapatdiambil atau tidak):
Dapat mengambil sks di luar perguruan tinggi sebanyak 2
semester (setara dengan 40 sks)
Ditambah lagi, dapat mengambil sks di prodi yang
berbeda di PT yang sama sebanyak1 semester (setara
dengan 20 sks)
Dengan kata lain sks yang wajib diambil di prodi asal
adalah sebanyak 5 semester daritotal semester yang
harus dijalankan (tidak berlaku untuk prodiKesehatan1)
Perubahan definisi sks:
Setiap sks diartikan sebagai “jam kegiatan”, bukan “jambelajar”.
Definisi “kegiatan”: Belajar di kelas, praktik kerja (magang),
pertukaran pelajar, proyek didesa, wirausaha, riset, studi
independen, dan kegiatan mengajar di daerah terpencil. Semua
jenis kegiatan terpilih harus dibimbing seorang dosen (dosen
ditentukan olehPT)
Daftar “kegiatan” yang dapat diambil oleh mahasiswa (dalam
3 semester diatas) dapatdipilih dari: (a) program yang
ditentukan pemerintah, (b) program yang disetujui olehrektor
Merdeka dalam BELAJAR
50
58. Tabel 1.
Contoh kegiatan pembelajaran dalam Program Studi lain pada Perguruan Tinggi yang sama
Penjelasan Tabel 1.
Mahasiswa Desain Produk harus mampu menguasai minimal ketiga CPL prodi tersebut, namun memerlukan
kompetensi tambahan yang dapat diambil dari prodi lain yang menunjang kompetensi lulusan. Maka dapat
mengambil mata kuliah di program studi akuntansi, manajemen dan komunikasi.
Prodi
Capaian Pembelajran Lulusan
(CPL)
Kompetensi Tambahan Prodi
Desain Produk 1. Mampu merancang produk
2. Mampu mengevaluasi obyek
desain
3. Mampu menyusun dan
menyampaikan solusi desain
secara visual
Mampu menyusun,
menganalisis dan
menginterpretasi rencana
keuangan
Akuntansi
Mampu melaksanakan
fungsi pemasaran
Manajemen
Mampu merancang program
dalam bidang periklanan
Komunikasi
58
59. Tabel 2.
Contoh kegiatan pembelajaran dalam Program Studi yang sama pada Perguruan Tinggi yang berbeda
Penjelasan Tabel 2.
Prodi Kehutanan pada PT A dan PT B mempunyai salah satu CPL yaitu mampu merancang dan mengelola
suatu ekosistem hutan. Mahasiswa PT A dapat mengambil mata kuliah yang ditawarkan oleh PT B atau
sebaliknya.
Prodi CPL Prodi MK Prodi PT A MK Prodi PT B
Kehutanan 1. Mampu merancang
dan mengelola
suatu ekosistem
hutan
1. Pengelolaan Ekosistem
Hutan Mangrove,
2. Pengelolaan Ekosistem
Hutan Pegunungan
1. Pengelolaan
Ekosistem
Hutan Dataran
Rendah
2. Pengelolaan
Ekosistem
Hutan Pantai
59
60. Tabel 3.
Contoh kegiatan pembelajaran dalam Program Studi lain pada Perguruan Tinggi yang berbeda
Penjelasan Tabel 3.
Mahasiswa TI pada PT A harus mampu menguasai CPL untuk merancang sistem/komponen, proses dan
produk industri (misalnya ekonomi, lingkungan, kesehatan), namun memerlukan kompetensi tambahan yang
dapat diambil dari prodi lain pada PT berbeda. Maka mahasiswa yang bersangkutan dapat mengambil mata
kuliah PT B, dan mata kuliah PT C.
Prodi
(PT A)
CPL Prodi Kompetensi Tambahan
MK Prodi Lain PT
Lain
Teknik
Industri
Mampu merancang
sistem/komponen, proses
dan produk industri untuk
memenuhi kebutuhan
dalam batasan-batasan
realistis (misalnya
ekonomi, lingkungan,
kesehatan)
Mampu merancang produk
untuk kebutuhan pertanian
Energi dan Mesin
Pertanian (PT B)
Mampu membangun model
untuk menganalisis sumber
daya dan lingkungan
Pemodelan
Ekonomi Sumber
Daya dan
Lingkungan (PT C)
60
61. Kegiatan mahasiswa yang dapat dilakukan di luar kampus asal
Kegiatan Penjelasan Catatan
1 Magang / praktik kerja
Kegiatan magang di sebuah perusahaan, yayasan nirlaba, organisasi
multilateral, institusi pemerintah, maupun perusahaan rintisan
(startup)
Wajib dibimbing oleh seorang dosen / pengajar
2 Proyek di desa
Proyek sosial untuk membantu masyarakat di pedesaan atau daerah
terpencil dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur, dan lainnya
Dapat dilakukan bersama dengan aparatur desa (kepala
desa), BUMDes, Koperasi, atau organisasi desa lainnya
3 Mengajar di sekolah
Kegiatan mengajar di sekolah dasar, menengah, maupun atas selama
beberapa bulan. Sekolah dapat berada di lokasi kota maupun tepencil Program ini akan difasilitasi oleh Kemendikbud
4 Pertukaran pelajar
Mengambil kelas atau semester di perguruan tinggi luar negeri maupun
dalam negeri, berdasarkan perjanjian kerjasama yang sudah diadakan
Pemerintah
Nilai dan sks yang diambil di PT luar akan disetarakan
oleh PT masing-masing
5 Penelitian / riset
Kegiatan riset akademik, baik sains maupun sosial humaniora, yang
dilakukan di bawah pengawasan dosen atau peneliti Dapat dilakukan untuk lembaga riset seperti LIPI / BRIN
6 Kegiatan wirausaha
Mahasiswa mengembangkan kegiatan kewirausahaan secara mandiri –
dibuktikan dengan penjelasan/ proposal kegiatan kewirausahaan dan
bukti transaksi konsumen atau slip gaji pegawai
Wajib dibimbing oleh seorang dosen / pengajar
7 Studi / proyek independen
Mahasiswa dapat mengembangkan sebuah proyek berdasarkan topik
sosial khusus dan dapat dikerjakan bersama-sama dengan mahasiswa lain Wajib dibimbing oleh seorang dosen / pengajar
8 Proyek kemanusiaan
Kegiatan sosial untuk sebuah yayasan atau organisasi kemanusiaan yang
disetujui Perguruan Tinggi, baik di dalam maupun luar negeri
Contoh organisasi formal yang dapat disetujui Rektor:
Palang Merah Indonesia, Mercy Corps, dan lain-lain
Catatan:
Semua kegiatan wajib dibimbing oleh seorang dosen / pengajar
Kegiatan yang berada di luar Perguruan Tinggi asal (misalnya magang atau proyek di desa) dapat diambil sebanyak dua semester atau setara dengan 40 sks
61
62. Mahasiswa Magang di Industri selama 6 Bulan
• Keterampilan keras (hard skills):
• merumuskan permasalahan keteknikan : 3 SKS A
• menyelesaikan permasalahan teknis di lapangan : 3 SKS B
• kemampuan sintesa dalam bentuk design : 4 SKS A
• Keterampilan lunak (soft skills):
• kemampuan berkomunikasi : 2 SKS A
• kemampuan bekerjasama : 2 SKS A
• kerja keras : 2 SKS A
• kepemimpinan : 2 SKS A
• kreativitas : 2 SKS B
• Selain dalam bentuk penilaian capaian, pengalaman/kompetensi yang diperoleh selama
kegiatan magang dapat juga dituliskan dalam bentuk portofolio sebagai SKPI (surat
keterangan pendamping ijazah).
62
63. Simulasi Proses Merdeka Belajar
Mahasiswa mendaftar Magang
(memilih MK pada sistem KRS
yang bisa diambil di
Luar PT/Magang/Luar Prodi)
Mahasiswa mengikuti Seleksi
administratif dan akademik
sesuai dengan Mekanisme
Perusahaan/PT Lain
Mahasiswa LULUS
Seleksi yang dilakukan
oleh Industri/PT Lain
Mahasiswa Magang/Kuliah di
PT Lain/Prodi Lain
Proses Penilaian dilakukan
oleh Dosen Pembimbing
bersamadengan
Pembimbing
Industri/Dosen dari PT
Penerima/Prodi Penerima
Mahasiswa
mendapatkan nilai
dari PT/Prodi lain/
Industri dan dapat
Sertifikat Magang
Konversi nilai dan
PengakuanSKS
Nilai diinput
dalamKHS
KHS
PT Asal melaporkan
kePDDikti
63
64. Aspek Merdeka Belajar
64
Beberapa contoh kebijakan:
• UPI: http://www3.upi.edu/main/file/775c7-panduan-mbkm-upi_sosialisasi-19-juni-2020-compressed.pdf
• UGM: http://dcse.fmipa.ugm.ac.id/site/wp-content/uploads/2020/07/2-Merdeka-Belajar-Kampus-Merdeka-dan-MOOCs.pdf
• Unila: Kurikulum MBKM Fakultas Teknik Univesitas Lampung Tahun 2020 http://eng.unila.ac.id/kurikulum-merdeka-ft-2020/
65. Kegiatan Kewirausahaan
Kondisi Aktual
Global Entrepreneurship Index (GEI) pada tahun 2018, Indonesia
hanya memiliki skor 21% wirausahawan
IDN Research Institute tahun 2019, 69,1% millennial di Indonesia
memiliki minat untuk berwirausaha.
Kewirausahaan dalam dilakukan dengan Mata Kuliah Kewirausahaan
atau kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler
65
66. Tujuan Wirausaha
Dalam Pelaksanaan KKNT
Masyarakat dan Mahasiswa yang
memiliki minat berwirausaha untuk
mengembangkan usahanya lebih
dini dan terbimbing.
01 02
Menangani permasalahan
pengangguran yang ada di Desa
66
67. Mekanisme Pelaksanaan
• Program kewirausahaan mahasiswa disusun pada tingkat perguruan tinggi,
• dengan menyusun silabus kegiatan wirausaha yang dapat memenuhi 20 SKS/
• semester atau 40 SKS/tahun.
• Program tersebut bisa merupakan kombinasi beberapa mata kuliah dari
berbagai
• program studi yang ditawarkan oleh Fakultas yang ada di dalam perguruan tinggi
• maupun di luar perguruan tinggi, termasuk kursus/micro-credentials
• Untuk penilaian program kewirausahaan dapat disusun rubrik asesmen
atau ukuran keberhasilan capaian pembelajaran.
• Misalnya bila mahasiswa berhasil membuat perintisan (start up) di akhir program
maka mahasiswa mendapatkan nilai A dengan bobot 20 SKS/40 SKS.
67
68. Mekanisme Pelaksanaan
• Selama mengikuti program wirausaha, mahasiswa dibimbing oleh dosen
pembimbing, mentor pakar wirausaha/pengusaha yang telah berhasil.
• Perguruan tinggi yang memiliki pusat inkubasi diharapkan
mengintegrasikan program ini dengan pusat tersebut. Bagi yang belum
memiliki dapat bekerjasama dengan pusat-pusat inkubasi dan akselerasi
bisnis.
• Perguruan tinggi bekerja sama dengan institusi mitra dalam menyediakan
sistem pembelajaran kewirausahaan yang terpadu dengan praktik
langsung. Sistem pembelajaran ini dapat berupa fasilitasi pelatihan,
pendampingan, dan bimbingan dari mentor/pelaku usaha.
• Menyusun pedoman teknis kegiatan pembelajaran melalui wirausaha.
68
69. Tabel Contoh Capaian Pembelajaran Mahasiswa Ilmu Komunikasi
yang Mengikuti Kegiatan Wirausaha (Bentuk Blended)
Prodi CPL Wirausaha Ekuivalensi MK
Jumlah
SKS
Ilmu Komunikasi Mampu melakukan praktik awal
wirausaha dengan pemahaman
konsep wirausaha yang
komprehensif
Kewirausahaan Sosial 3
Etika Bisnis 2
Pengantar Manajemen dan Bisnis 2
Pemasaran Digital 3
Wirausaha
1. Desain Wirausaha dan Presentasi
2. Praktik Wirausaha
3. Laporan Pelaksanaan Wirausaha
dan Presentasi
3
4
3
Jumlah 6 MK 20 SKS
Penjelasan Tabel
Mahasiswa Ilmu Komunikasi mengambil bentuk kegiatan pembelajaran berupa Kewirausahaan untuk menambah kompetensinya di bidang
wirausaha. Kompetensi yang telah dicapai melalui serangkaian proses kegiatan pembelajaran kewirausahaan ini sesuai dengan CPL, proses
pencapaian CPL tersebut dapat diekuivalensikan kedalam mata kuliah Kewirausahaan Sosial, Etika Bisnis, Pengantar Manajemen dan Bisnis,
Pemasaran Digital, Desain Wirausaha dan Presentasi, Praktik Wirausaha, serta Laporan Wirausaha dan Presentasi yang setara dengan 20 SKS.
69
71. Sumber: Dina Dellyana (2020, "Konsep Teknopreenurship SBM untuk ITB"
Opportunity
Shaping:
• Business Model
and Plan
Planning Execution Growth
Minor Technopreneurship Program
(Mahasiswa Lintas F/S belum memulai usaha)
Opportunity
Capturing:
• Managing Start-
up (Practices);
• SEED
• Magang
• Thematic
Accelerator
Growing:
• Business and
Product
Development;
• Shadowing
(start-up &
successful
start-ups
Technopreneurship on certain theme (technology)
Technopreneurship in Life Sciences
Technopreneurship in AI
Parallel business and product/technology aspects
(supported by all Faculties/Schools)
Business Model and Busines Plan using extensive
data
Exploring
Opportunity
exploration:
• Design Thinking
Emphasis on product development and market
development
Working closely with business mentors
Working closely with incubator/accelerator
Working closely with investors
• Thematic
Technopreneurship
• Technology
Commercialization
71
72. Courses Credits Definition of course Class operationalization Course PIC Collaborators
SEMESTER 6
Business Growth
Management
3
The course is focused on the challenges and opportunities of managing a
growing company and emphasizes practical management methods and
techniques. Students learn about the key aspects of growth management
including: leadership, planning, organization structure, operations, financial
management and accounting, information systems and human resources.
Online class, real case study, project to startup they work Prodi Growth companies
Elective 1 3 Depend on course Options:
- Elearning from reputable university with credit earning
- Certification program from reputable provider
- Available elective class in ITB
Incubator Depend on course
Elective 2 3 Depend on course Incubator Depend on course
Startup Business
Practice/Internship
9
The course is focused on the practice of doing/working in startup. During this
course, most of the time students running the business, consult and attend
program and classes in incubator
Working on startup (sprint), coaching and mentoring, attend
internal and external event
Incubator
Startup communities
(Local and international)
TOTAL 18
Courses Credits Definition of course Class operationalization Course PIC Collaborators
Global Strategic
Management
3
The course puts students into the position of key decision makers faced with
the creation of competitive advantage in the global and international firm.
Students will learn to apply critical management skills involved in planning,
structuring, controlling and leading a multinational organization
Online class, case study, project to startup they work Prodi
Multinational/intrenational
ly expanded companies
Elective 3 3 Depend on course
Options:
- Elearning from reputable university with credit earning
- Certification program from reputable provider
- Available elective class in ITB
Incubator Depend on course
Elective 4 3 Depend on course
Options:
- Elearning from reputable university with credit earning
- Certification program from reputable provider
- Available elective class in ITB
Incubator Depend on course
Startup Business
Practice/Internship
9
The course is focused on the practice of doing/working in startup. During this
course, most of the time students running the business, consult and attend
program and classes in incubator
Working on startup (sprint), coaching and mentoring, attend
internal and external event
Incubator
Startup communities
(Local and international)
TOTAL 18
Courses Credits Definition of course Class operationalization Course PIC Collaborators
SEMESTER 8
Final Project 4
This final projects consist of report on their startup progress and activities
during 2 semesters
Incubator
4
TOTAL 40
Track MBKM: The Greater Hub Incubator
(Mahasiswa Lintas F/S sudah memulai usaha)
72
74. Penutup
• Kewirausahaan merupakan keilmuan untuk menciptakan dan
mengembangkan usaha-usaha yang meliputi semua fungsi, aktivitas dan
tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang, penciptaan
organisasi usaha, dan pertumbuhan perusahaan.
• Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk lulusan yang
memiliki karakter, pemahaman, dan keterampilan sebagai wirausaha.
• Kurikulum pendidikan kewirausahaan sebaiknya dilakukan peninjauan
secara rutin. Peninjauan kurikulum mencakup pembaharuan bahan ajar
sesuai dengan perkembanqan IPTEKS, inovasi metode pembelajaran, dan
strategi penilaianpembelajaran.
• Program merdeka belajar membukan kesempatan untuk menyelesaikan
persoalan riil di masyarakat yang memerlukan perubahan, pembaharuan,
dan penyelesaian tantangan.
74