SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM
REPRODUKSI
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
1. POLIP SERVIK
Umumnya bertangkai, berasal dari mucosa intracervikal tapi kadang-kadang dapat pula tumbuh
dari daerah portio.
Makroskopis
Dapat tunggal atau multipel dengan ukuran beberapa sentimeter, warna kemerah-merahan dan
rapuh. Kadang-kadang tangkainya jadi panjang sampai menonjol dari introitus. Kalau asalnya
dari portio konsistensinya lebih keras dan pucat dengan tangkai yang tebal.
Tanda dan Gejala
Sering tidak memberikan gejala apa-apa dan baru diketahui pada pemeriksaan rutin lainnya.
Kalu besar dapat menyebabkan fluor dan perdarahan intermenstrual atau perdarahan kontak
setelah koitus. Mengejan terlalu kuat seperti waktu defekasi dapat pula menyebabkan
perdarahan. Seringkali gejala-gejalanya mirip dengan carsinoma pada stadium awal.
Terapi :
- Ekstirpasi (+ curetase)
- Cauterisasi
2. MIOMA UTERI
Pengertian
Mioma Uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpanginya. Mioma uteri juga dikenal dengan istilah fibromioma karsinoma atau pun
fibroid.
Miometrium merupakan berkas-berkas otot polos yang tersusun saling beranyaman, yang
diantaranya terdapat pembuluh darah. Keadaan patologik yang sering ditemukan pada
miometrium ialah tumor jinak jenis mioma uteri dan terdapatnya di endometrium diantara
serabut miometrium (adenomiosis). Sedang yang ganas (leiomiosarkoma), jarang ditemukan.

Patologi Anatomi
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus hany 1-3% sisanya adalah dari korpus
uteri. Besar tumor dapat bermacam-macam, dapat kecil (< 1 cm) atau besar sekali sampai
beberapa kilogram. Bila kecil seringkali ditemukan secara kebetulan pada hasil histerektomi.
Mioma uteri dapat ditemukan didaerah korpus uteri ataupun di serviks uteri. Mioma uteri yang
servikal, bila terletak disebelah anterior akan menyebabkan desakan pada vesika urinaria. Vesika
urinaria berubah letaknya terhadap uretra, sehingga mengakibatkan retensi urine. Bila
didiamkan, maka dapat berakibat terjadinya sistitis (infeksi vesika urinaria) sampai hidronefrosis.
Menurut letaknya, mioma dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Mioma uteri Subserosum
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai
satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat
berada di dalam ligamentum latum, dan disebut sebagai mioma intraligamen. Mioma yang cukup
besar akan mengisi rongga peritoneal, sebagai suatu massa. Perlekatan dengan omentum
disekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum.
Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma terlepas dari uterus sebagai
massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis
parasitik.
Apabila terjadi putaran pada tangkai yang diikuti dengan bangunan di sekitarnya, maka akan
timbul rasa sakit yang sangat dan mendadak (abdomen akut) sehingga penderita dapat syok.
Putaran yang terjadi tidak lengkap, bisa menyebabkan obstruksi pembuluh darah sehingga terjadi
asites.
2. Mioma Uteri Intramural
Disebut juga mioma intrepitelial. Biasanya multipel. Apabila masih kecil, tidak merubah bentuk
uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol. Uterus bertambah besar dan
berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak
enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadangkala tumor tumbuh
sebagai mioma subserosa, dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa.
3. Mioma Uteri Submukosa
Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan
dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan
cukup besar tetapi seringkali memberi keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis
submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina.
Perdarahan sulit untuk dihentikan, sehingga terapinya dilakukan histerektomi. Keadaan ini
berbeda dengan jenis lainnya.
Mioma tumbuh menonjol kedalam kavum uteri, yang kemudian mengisi seluruh kavum uteri.
Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan besar kavum uteri. Bila tumor tumbuh
dan bertangkai, maka tumor dapat keluar dan masuk kedalam vagina. Tangkai bisa menjadi
sangat tipis dan akhirnya putus, sehingga tumor dilahirkan secara spontan. Macam mioma yang
mengisi vagina tersebut mudah mengalami infeksi dan ulserasi.
Gejala Klinik
Gejala klinik tergantung besar dan letaknya tumor. Bila masih kecil letaknya intramural atau
subserosa, tidak memberi keluhan apa-apa. Bila besar maka keluhan seringkali berupa rasa berat
pada daerah perut diatas pubis. Bila tumor mengadakan penekanan pada rektum maka akan
terjadi obstipasi. Penekanan pada vesika urinaria menyebabkan kencing yang kurang puas,
karena urin masih tersisa. Adanya torsi akan menyebabkan rasa sakit yang sangat sehingga
penderita dapat sampai syok. Perdarahan melalui vagina dikeluhkan para penderita dengan
mioma uteri submukosa, yang kadang-kadang disertai anemia.
Tanda dan gejala yang dikeluhkan juga sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada
(servik, intramural, submukosum, subserosum), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang
terjadi.
Gejala tersebut dapat digolongkan :
Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menorragia dan dapat juga
terjadi metrorrhagia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan antara lain :
- Pengaruh ovarium sehingga terjadilah “hiperplasia endometrium” sampai adenokarsinoma
endometrium
- Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa
- Atrofi endometrium diatas mioma submukosum
- Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut
miometrium sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
Rasa nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada
sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma
submukosum yang akan dilahirkan pula pertumbuhannya yang penyempitkan kanalis servikalis
dapat menyebabkan dismenore.
Gejala dan tanda penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma yang menekan pada kandung kemih
mengakibatkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat
menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan
tekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema
tungkai dan nyeri panggul.
Histogenesis dan Penyebab
Belum ada persesuaian pendapat mengenai hal ini. Berdasarkan beberapa penelitian,
diasumsikan bahwa tumor berasal dari pertumbuhan sel-sel miometrium yang imatur. Dikatakan
pula bahwa estrogen memegang peran penting untuk terjadinya mioma uteri. Hal ini dikaitkan
dengan :
- Mioma banyak ditemukan pada masa reproduksi
- Mioma mengecil pada waktu menopause dan pengangkatan ovarium
- Mioma banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas.
Karenanya pada endometriumnya biasanya ditemukan suatu hiperplasia glandularis
endometrium.
Makroskopik
Pada hasil histerektomi, terlihat uterus berbenjol-benjol dengan permukaan halus. Pada potongan
tampak tumor berwarna putih dengan struktur mirip potongan daging ikan. Tumor berbatas tegas
dan berbeda dengan miometrium yang sehat, sehingga tumor mudah dilepaskan. Konsistensi
tumor kenyal keras. Bila terjadi degenerasi kistik, konsistensinya luinak. Bila terjadi kalsifikasi,
konsistensi menjadi keras.
Mikroskopik
Terdiri atas serabut otot polos, yang tersusun padat saling beranyaman. Sel berbentuk lonjong,
serta sama dengan inti lonjong.
Pada potongan melintang, sel berbentuk bulat dan polihedral, dengan inti bulat. Degenerasi
hialin yang ditemukan berupa massa homogen, berwarna jambon tanpa mengandung inti.
Degenerasi ini sering ditemukan.
Kadangkala mioma mempunyai susunan sel sangat padat (hiperseluler) sehingga sulit dibedakan
dengan tumor ganas miometrium yaitu leimiosarkoma.
Disamping mioma uteri, dikenal pula beberapa tumor jinak lainnya, akan tetapi sangat jarang
ditemukan, yaitu limfangioma, hemangioma dan hemangioperisitoma.
Pathways
Sel-sel otot tidak matang Idiopatik Peningkatan estrogen
( belum jelas)
Mioma Uteri
Psikologis Fisik
Cemas Torsi pada tangkai Perbesaran uteri Meluasnya permukaan
Endometrium& kontraksi uterus
Sirkulasi Penekanan VU - Hipermenorhea
- Perdarahan b’kepanjangan
Nekrosis Poliuri
Gangguan eliminasi
Peradangan Anemia
Nyeri

Komplikasi
- Degenerasi Ganas
Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma hanya 0,32 – 0,6% dari seluruh mioma, serta
merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada
pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus bila mioma
uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
- Torsi (Putaran Tangkai)
Sarang mioma bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga
mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilan sindroma abdomen akut. Jika torsi terjadi
perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan
dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum. Sarang mioma dapat
mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya.
Misalnya terjadi pada mioma yang dilahirkan hingga perdarahan berupa metrorhagia atau
menorrhagia disertai leukore dan gangguan-gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus
sendiri.
Pemeriksaan Diagnosis
- Pemeriksaan bimanual : Mengungkapakan tumor padat uterus yang umumnya terletak di garis
tengah atau pun agak kesamping seringkali teraba berbenjol-benjol. Mioma subserosum dapat
mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus.
- USG Abdominal dan transvaginal.
Terapi :
Tidak semua mioma uteri memerlukan pembedahan. Pengobatan mioma uteri antara lain ;
GnRH agonist (GnRHa) selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di
miometrium sehingga uterus dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil.
Pengobatan operatif yaitu :
- Miomektomi : pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uteri
- Histerektomi
Radioterapi
Bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause.
Radioterapi dikerjakan jika terdapat kontra indikasi untuk tindakan operatif dan jika ada
keganasan uteri.
Pengkajian
Keluhan utama
Ada massa di perut bawah, Menorrahgi, Rasa berat pada perut, Dysmenorhe, Perdarahan, Nyeri
perut bagian bawah, Gangguan eliminasi.
Riwayat perkawinan
Riwayat haid, menarche
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum, TTV, TB/BB, Px Fisik.

Diagnosa Keperawatan
Cemas berhubungan dengan ketidakpastian diagnosa dan ketakutan kemungkinan menjadi ganas
Nyeri berhubungan dengan tekanan pada urat saraf
Resiko tinggi terjadi gangguan seksual berhubungan dengan adanya dispareunia
Gangguan eliminasi urine : sering berkemih berhubungan dengan penekanan pada kandung
kemih
Intervensi :
Cemas berhubungan dengan ketidakpastian diagnosa dan ketakutan kemungkinan menjadi ganas
- Kaji kemampuan pasien dan atau orang terdekat untuk mengkomunikasikan perasaan
- Bantu dalam menangani reaksi emosional terhadap penyakit
- Dorong untuk memberikan waktu untuk mengungkapkan masalah
- Berikan informasi tentang penyakit dan perbaiki kesalahan konsep
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan / support
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi ketrampilan koping yang positif
Hasil yang diharapkan :
- Pasien mengekspresikan pemahaman tentang penyakitnya
- Pasien mampu menggunakan ketrampilan koping positif dalam mengatasi masalah
- Cemas berkurang
Nyeri berhubungan dengan tekanan pada urat saraf
- Kaji nyeri, karakteristik, lokasi nyeri
- Kaji faktor yang menyebabkan nyeri
- Ajarkan dan kaji dengan berbagai teknik pengurangan nyeri
- Pertahankan tirah baring dalam posisi nyaman dan lingkungan tenang
- Kolaborasi pemberian analgetik
Hasil yang diharapkan :
- Pasien mengungkapkan nyeri berkurang
- Pasien terlihat relaks dan nyaman
Resiko tinggi terjadi gangguan seksual berhubungan dengan adanya dispareunia
- Anjurkan klien untuk melaksanakan fungsi seksual dengan metode yang lain
- Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya kepada pasangannya
Hasil yang diharapkan :
- Klien dan pasangan menyadari dan bisa menerima keadaannya
Gangguan eliminasi urine : sering berkemih berhubungan dengan penekanan pada kandung
kemih
- Beri penjelasan tentang penyebab perubahan pola berkemih klien
- Berikan dan ajarkan perawatanperineal
- Pertahankan privasi klien
Hasil yang diharapkan :
- Klien dapat mengungkapkan faktor-faktor penyebab gangguan pola buang air kecil
- Klien mengungkapkan dan mendemonstrasikan kebersihan setelah BAK
3. KISTA OVARII
Kista Ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut oleh karena putaran tangkai,
pecah atau perdarahan.
Penilaian Klinik
§ Kista ovarium putaran tungkai atau perdarahan biasanya terjadi :
§ Kadang-kadang kista ovarium ditemukan pada pemeriksaan fisik, tanpa ada gejala
(asimptomatik)
Pathways
Ada masa di abdomen
Nyeri perut tapi tidak dijumpai perdarahan
Kista Ovarium
Ansietas
Laparatomi
Penanganan
§ Pada kista ovarium dengan keluhan nyeri perut dilakukan laparatomi
§ Pada kista ovarium asimptomatik, besarnya > 10 cm dilakukan laparotomi pada trimester
kedua kehamilan
§ Kista yang kecil (15 cm) umumnya tidak memerlukan tindakan operatif
§ Kista 5-10 cm memerlukan observasi, jika menetap atau membesar lakukan laparotomi
§ Jika pada laparotomi ada kemungkinan keganasan, pasien perlu dirujuk ke rumah sakit yang
lebih lengkap untuk evaluasi dan penanganan selanjutnya
NCP
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, perubahan pada status kesehatan
§ Berikan informasi yang aktual dan akurat tentang prosedur
§ Beritahukan klien kemungkinan dilakukannya anestesi lokal atau spinal
§ Diskusikan hal-hal yang harus diantisipasi yang dapat menakutkan pasien
§ Identifikasi tingkat rasa takut klien
§ Berikan obat sesuai petunjuk misalnya obat sedatif, hipnotis
Persiapan Pasien Pulang
Beritahukan pada pasien :
§ Luka tidak boleh kena air sampai jahitan diambil
§ Jaga kebersihan sekitar luka
§ Minum obat secara teratur sampai habis
§ Cukup istirahat
§ Diit bebas
§ Olahraga ringan setelah satu bulan
§ Hubungan seksual setelah satu bulan
§ Kontrol kembali setelah 1 minggu
4. KANKER SERVIKS
Pengertian
Kanker serviks adalah gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit yang
dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan
serviks.
Etiologi
Sebab langsung dari kanker rahim belum diketahui. Ada bukti kuat kejadiannya mempunyai
hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik, diantaranya yang penting jarang ditemukan
pada perawan (virgo), insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada yang tidak kawin,
terutama pada gadis yang cotus pertama (coitarcheI) dialami pada usia amat muda (< 16 tahun),
insidensi meningkat dengan tingginya paritas, apa lagi bila jarak persalinan terlampau dekat,
mereka dari golongan sosial ekonomi rendah (higiene seksual yang jelek), aktivitas seksual yang
sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), jarang dijumpai pada masyarakat yang bersuami
disunat (sirkumsisi), sering ditemukan pada wanita yang mengalami infeksi virus HIV tipe 16
atau 18, dan mempunyai kebiasaan merokok.
Manifestasi klinik
Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang keluar dari vagina ini makin
lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan
tumor menjadi ulseratif. Perdarahan yang dialami segera sehabis senggama (disebut sebagai
perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75-80%)
Perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin lama lebih sering terjadi, juga
di luar senggama (perdarahan spontan). Perdarahan spontan umumnya terjadi pada tingkat klinik
yang lebih lanjut (II dan III), terutama pada tumor yang bersifat eksofitik. Pada wanita usia lanjut
yang sudah tidak melayani suami secara seksual, atau janda yang sudah menopause bilamana
mengidap kanker serviks sering terlambat datang meminta pertolongan. Perdarahan spontan saat
defekasi akibat tergesernya tumor eksofitik dari serviks oleh skibala, memaksa mereka datang ke
dokter. Adanya perdarahan spontan pervaginam saat berdefekasi, perlu dicurigai kemungkinan
adanya karsinoma serviks tingkat lanjut. Adanya bau busuk yang khas memperkuat dugaan
adanya karsinoma. Anemia akan menyertai sebagai akibat perdarahan pervaginam yang
berulang. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf, memerlukan general anestesi
untuk dapat melakukan pemeriksaan dalam cermat, khususnya pada lumen vagina yang sempit
dan dinding yang sklerotik dan meradang. Gejala lain yang timbul ialah gejala-gejala yang
disebabkan oleh metastasis jauh. Sebelum stadium akhir, penderita meninggal akibat perdarahan
eksesif, kegagalan faal ginjal (CRF), akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki
kandung kemih, yang menyebabkan obstruksi total.

Klasifikasi Klinis
Ada beberapa Klasifikasi klinis menurut IFGO yaitu :
Stadium O : Carsinoma in situ = Ca intraepitelial = Ca Preinvasif
Stadium I : Ca terbatas pada serviks
Stadium Ia : Disertai invasi dari stroma (preclinical Ca) yang hanya diketahui secara histologis.
Stadium Ib : Semua kasus-kasus lainnya dari Stadium I
Stadium II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai ke panggul, telah mengenai
dinding vagina tapi tidak melebihi 2/3 bagian proximal
Stadium III : Sudah sampai dinding panggul dan 1/3 bagian bawah vagina
Stadium IV : Sudah mengenai organ-organ lain.
Diagnosa stadium O s/d Ia hanya dapat ditentukan secara mikroskopis maka disebut
mikrocarsinoma.
Pemeriksaan Diagnostik
Tes seleksi tergantung riwayat, manifestasi klinis dan indeks kecurigaan untuk kanker tertentu.
1. Scan ( misal : MRI, CT Scan,Gallium) dan Ultrasound: Dilakukan untuk tujuan diagnostik,
identifikasi metastatik, dan evaluasi respon pada pengobatan.
2. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum, melubangi) : dilakukan untuk diagnosis banding dan
menggambarkan pengobatan. Dapat dilakukan melalui sumsum tulang, kulit, organ, dsb.
3. Penanda tumor (zat yang dihasilkan dan disekresi oleh sel tumor dan ditemukan dalam serum,
misal : CEA, Antigen spesifik prostat, alfa-fetoprotein, HCG, asam fosfat prostat, kalsitonin,
antigen onkofetal pankreas, CA 15-3, CA 19-9, CA 125, dsb)
4. Tes Kimia skrining : Elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium), tes ginjal (BUN, Creatinin), tes
hepar (Bilirubin, AST/ SGOT, alkalin fosfat, LDH), Tes tulang (alkalin fosfat, kalsium),
perubahan sel darah merah dan sel darah putih, Trombosit berkurang atau meningkat.
5. Sinar X dada : untuk menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.
Terapi
* Ca In situ *
1. Histerektomi totalis + pengangkatan vagina secukupnya. Pada wanita muda ditinggalkan 1
atau 2 ovarium. Tidak dilakukan radioterapi karena :
a. Dapat menyebabkan menopause pada wanita muda
b. Ada beberapa kasus yang resisten terhadap radioterapi
2. Amputasi serviks atau konisasi. Dilakukan pada wanita muda yang masih ingin punya anak
dengan syarat : bila lesinya kecil sekali, dapat dilakukan pemeriksaan smear secara teratur,
penderita cukup intelegensinya untuk mengerti arti penyakitnya.
Setelah konisasi kemungkinan untuk hamil lebih kecil karena ada perubahan pada serviks.
Terapi bagi stadium Ib keatas : makro carsinoma yaitu dengan terapi radiasi.
Diagnosa Keperawatan
Ansietas (tingkatan) berhubungan dengan krisis situasi (kanker), ancama kematian.
Ditandai dengan : peningkatan ketegangan, gemetar, ketakutan, gelisah
Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/ destruksi jaringan saraf, infiltrasi
saraf atau suplai vaskularnya, obstruksi jaras saraf, inflamasi efek samping berbagai agen terapi
saraf.
Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan fungsi / struktur tubuh.
Catatan : Intervensi dan rasionalnya dapat dilihat di buku Rencana perawatan maternal dan bayi
oleh Marilynn E Doenges, Jakarta : EGC.
5. KANKER MAMAE
A. Pengertian
Kanker payudara adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ dalam tubuh ditandai
dengan oleh proliferasi sel abnormal jaringan epitel pada duktus lafiferis atau lobulus pada
payudara, membentuk massa yang padat, terbentuk tumor yang sering disebut neoplasma.
Neoplasma kemudian menyebar ke jaringan sekitar dan akhirnya mempengaruhi fungsi normal.
B. Etiologi
- Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaiknya serangkaian faktor
genetik hormonal dan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker. Bukti yang
bermunculan menunjukkan bahwa perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun
apa yang menyebabkan perubahan belum diketahui.
- Perubahan genetik ini termasuk perubahan/mutasi dalam gen normal dan pengaruh protein baik
yang menekan/meningkatkan perkembangan kanker payudara.
- Hormon yang dapat berpengaruh dalam kanker payudara adalah normal hormon steroid yang
dihasilkan ovarium (hormon estrodiol dan hormon progesteron).
- Meskipun belum ada penyebab spesifik dari kanker payudara, para peneliti mengidentifikasi
sekelompok faktor resiko sebagai berikut :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1% tiap tahun.
2. Anak perempuan/saudara perempuan (hubungan langsung keluarga) dari wanita dengan
kanker payudara.
Resikonya meningkat 2x lipat. Jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60 tahun. Resiko
meningkat 4-6 x. Jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung.
3. Menarche dini, resiko meningkat pada wanita yang mengalami menarche sebelum 12 tahun.
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama wanita yang hanya anak
pertama, setelah usia 30 tahun mempunyai resiko 2 x lipat dibanding dengan mereka yang punya
anak sebelum 20 tahun.
5. Menopause pada usia lanjut (>50 tahun).
6. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara di sekitar
perubahan epitel prliferasi mempunyai resiko 2 x lipat untuk mengalami kanker payudara.
7. Pemajanan terhadap wanita setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun.
8. Obesitas, resiko terendah diantara wanita pasca menopause.
9. Kontrasepsi oral.
10. Therapi pengganti hormon.
Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker payudara pada terapi pengganti
hormon. Wanita yang menggunakan estrogen suplemen dalam jangka panjang mengalami
peningkatan resiko. Sementara penambahan progesteron terhadap pengganti estrogen
meningkatkan insiden kanker endometrium. Hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara.
11. Masukan alkohol
Sedikit peningkatan resiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol, bahkan hanya
dengan sekali minum dalam sehari. Resiko 2 x lipat diantara wanita yang minum alkohol 3 x
/sehari. Temuan riset menunjukkan wanita muda minum alkohol lebih rentan mengalami kanker
payudara (Brunner & Suddarth, Danielle Gale).
C. Tahapan Kanker Payudara
Tahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi
TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, nodus limfe yang terkena dan bukti adanya metastasis
yang jauh. Sistem TNM diadaptasi oleh The America Joint Committee on Cancer Staging and
Resuid Reformating. Pertahapan ini didasarkan pada fisiologi memberikan prognosis yang lebih
akurat, tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :
Tahap I : tumor kurang dari 2 cm, tidak mengalami nodus
Tahap II : tumor yang lebih besar dari 2 cm, kurang dari 5 cm, dengan nodus limfe terfiksasi
negatif/positif. Tidak terdeteksi metastasis
Tahap III : tumor > 5 cm atau tumor dengan sembarang tempat yang menginvasi kulit/dinding,
nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular, tanpa bukti metastasit
Tahap IV : terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus limfe normal/kankerlosa
dan metastase janin
D. Tipe Kanker Payudara
1. Karsinoma duktal, menginfiltrasi.
Tipe paling umum (75%) bermetastasis di nodus axila, perognosa buruk.
2. Karsinoma lobuler menginfiltrasi (5-10%)
Terjadi penebalan pada salah satu/2 payudara bisa menyebar ke tulang, paru, hepar, otak.
3. Karsinoma medular (60%)
Tumor dalam capsul, dalam duktus, dapat jadi besar, tapi meluasnya lambat.
4. Kanker musinus (3%), menghasilkan lendir, tumbuh lambat, prognosis lebih baik.
5. Kanker duktus tubulen (2%)
6. Karsinoma inflamatom (1-2%) : jarang terjadi, gejala berbeda nyeri tekan dan sangat nyeri,
payudara membesar dan keras, edema, retraksi puting susu, cepat berkembang (Brunner &
Suddart).

E. Tanda dan Gejala Kanker Payudara
1. Fase awal : asimtomatik
2. Tanda umum : benjolan/penebalan pada payudara
3. Tanda dan gejala lanjut : kulit cekung
- Retraksi/deviasi puting susu
- Nyeri tekan/raba
- Kulit tebal dan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk
- Ulserasi pada payudara.
4. Tanda metastase : nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah
- Batuk menetap
- Anoreksia
- BB turun
- Gangguan pencernaan
- Kabur
- Sakit kepala
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Mammografi
Menemukan kanker insito yang kecil yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik.
2. SCAN (CT, MRI, galfum), ultra sound.
Untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, respon pengobatan
3. Biopsi (aspirasi, eksisi)
Untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan
4. Penanda tumor
Zat yang dihasilkan dan disekresi oleh dalam serum (alfa feto protein, HCG asam fosfat).
- Dapat menambah dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai
prognosis/monitor terapeutik.
- Reseptor estrogen/progesteron assay yang dilakukan pada jaringan payudara untuk memberikan
informasi tentang manipulasi hormonal.
5. Tes skrining kimia : elektrolit, tes hepar, hitung sel darah.
6. Foto toraks
7. USG
G. Pathways Kanker Payudara
Faktor genetik
Hormonal
Lingkungan
Faktor resiko
Area sensorik/
motorik
Nyeri
Hiperplasia sel
Perkembangan sel atipik
Carsinoma sel insitu
Massa
Non -Operatif
Sinostatika
Radiasi
Kerusakan jaringan
Post radioterapi
Kekeringan muka
Gangguan integritas kulit
Menekan bor morrow
Kekeringan klj. rambut
Sist. hemopoltik terganggu
Anemia
trombositupeni
Lekopenia
Resti infeksi
Ggn citra tubuh
< cairan
Gangguan sistem gastro intestinal
Mual/muntah
BB ¯ nafsu makan ¯
Gangguan nutrisi
Alopesia
Operatif
Jaringan terputus
< perawatan diri karena imobil
H. Penatalaksanaan
Ada 3 kombinasi
- Pembedahan
- Kemoterapi
- Radiasi
1. Pembedahan
Biopsi biasanya jenis pemebedahan pertama bagi seorang wanita dengan kanker payudara.
Tujuannya adalah menentukan bila ada masa malignasi dan untuk mengetahui jenis kanker
payudara, ada 2 prosedur :
a. Prosedur satu tahap
Anestesi umum dengan potongan beku cepat, bila potongan memperlihatkan malignasi, ahli
bedah melakukan mastektomi.
b. Prosedur 2 tahap : - biopsi dengan anestesi lokal
- klien dipulangkan
2. Terapi Radiasi
Untuk pengobatan tahap 1 & 2
Keuntungan : kontrol tumor lokal/pemeliharaan payudara
Efek : Reaksi kulit
Fraktur tulang kosta
Pneumonitis
Limfodema
3. Kemoterapi
a. Cara pemberian obat sitostatika dapat dilakukan secara :
1) Per Oral (PO)
2) Sub Cutan (SC)
3) Intra Muskuler (IM)
4) Intra Arteri (IA)
5) Intra Vena (IV)
6) Intra Thecal (lewat fs. lumbal)
7) Intra peritongal (pleural)
b. Pemilihan vena dan tempat penusukan
1) Kemoterapi dapat membuat iritasi pada vena dan jaringan lunak
2) Tempat penusukan harus diganti setiap 72 jam (3 hari)
3) Vena yang cocok untuk penusukan terasa halus, lembut, cukup besar (jangan vena yang
menonjol dan keras)
4) Vena yang baik dan sering digunakan : basilic, chepalic, metacarpal.

c. Persiapan kemoterapi
1) Ukur BB, TB, luas badan, darah lengkap, FS. Ginjal, Fs. Liver, gula darah urine lengkap,
EKG, Thorax Ap/lat, ECSW, BMP.
2) Periksa program terapi yang digunakan, waktu pemberian obat sebelumnya.
3) Periksa nama klien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat.
4) Periksa informed concent (klien dan keluarga)
5) Siapkan obat sitostatika.
6) Siapkan cairan Na (L 0,9%, MA 5% atau intralit)
7) Pengalas plastik, kain
8) Gaun lengan dengan panjang, masker, topi, kacamata, sarung tangan, sepatu.
9) Spuit dispossible 5cc, 10 cc, 20 cc, 50 cc.
10) Set infus dan cateter kecil (ababat)
11) Alkohol 70% + kapasitas steril (suatu alkohol).
12) Bak spuit besar
13) Lebel obat
14) Pastik (pembuang bekas)
15) Kardex (catatan khusus)
d. Cara kerja :
1) Semua obat dicampur oleh staf farmasi (ahli), kemudian ke bangsal perawatan dalam tempat
khusus tertutup. Perawat menerima dengan catatan : (nama klien, jenis obat, dosis obat dan jam
pencampuran).
2) Atau pencampuran dilakukan di ruang khusus tertutup.
- Meja dialasi pengalas plastik dan kain.
- Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kacamata dan sepatu
- Ambil obat sitostatika SSI program, larutkan dengan NaCl 0,9%, Dextrose 5% atau intralit dan
pastikan obat cukup.
- Masukkan obat ke dalam flabot NaCl 0,9% atau dextrose 5%.
- Jaga jangan sampai tumpah.
- Buat label (nama klien, jenis obat, tanggal, jam pemberian, akhir pemberian).
- Masukkan dalam kontrinen yang telah disediakan
- Masukkan sampai pada kantong khusus (plastik).

e. Cara pemberian :
1) Periksa : nama klien, jenis obat, dosis, banyaknya cairan, cara pemberian, waktu pemberian.
2) Pakai proteksi
3) Lakukan teknik aseptik dan antiseptik
4) Pasang pengalas dan kain.
5) Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian kemoterapi
6) Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9%
7) Berikan obat kanker pelan-pelan.
8) Bila selesai bilas dengan NaCl 0,9%.
9) Semua alat habis pakai masuk kantong plastik.
10) Buka kain proteksi, masukkan plastik.
11) Catat semua prosedur.
12) Awasi keadaan kline per ½ jam.
(Simposium keperawatan kemoterapi, 2003).
(Barbara E, Reevens, Bronen & Sudden)

f. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan pembedahan
Tanda : S : Trauma pembedahan
O : ¬ nadi, respirasi, akpasi wajah tegang, kesakitan.
Tujuan : Meredakan nyeri.
Intervensi : - Kaji skala nyeri
- Tinggikan lengan yang sakit dari siku (bahu)
- Hindari pengukuran TD, infeksi, pengambilan darah di daerah yang sakit.
- Anjurkan latihan aktif dan pasif pada lengan sakit.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan dan efek radiasi.
Tanda : S :
O : - Pengangkatan jaringan
- Perubahan elastisitas kulit
Tujuan : Mempertahankan integritas kulit
Intervensi : Observasi daerah operasi
- Inspeksi jumlah perdarahan, warna kulit
- Lakukan ganti balut tiap hari
- Jelaskan pada klien sensasi menurun pada area operatif
- Jelaskan pada klien tanda-tanda infeksi.
3. Gangguan cairan tubuh berhubungan dengan mastektomi dan efek samping radiasi dan
kemoterapi.
Terapi : S : Klien mengekspresikan perasaan malu/minder
O : Kehilangan payudara
- Bentuk tubuh yang tidak bagus.
Intervensi : Berikan support pada klien untuk melihat insisi pembedahan
- Fasilitas sistem pendukung keluarga (pasangan/keluarga) klien.
- Jawab pertanyaan klien dan dampak yang diharapkan atas gaya hidup.
- Evaluasi perasaan klien mengenal hilangnya payudara identitas seksual, hubungan citra tubuh.
- Berikan kesempatan pada klien rasa berduka cita atas kehilangan payudara.
- Izinkan klien untuk mengungkapkan emusi negatif (marah).
- Anjurkan pada klien untuk komunikasi terbuka klien dengan keluarga.
- Anjurkan klien untuk mengunjungi klien lain yang mempunyai penyakit yang sama, dengan
kemampuan koping yang baik.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan efek kemoterapi, radiasi.
Tanda : S :
O : Mual, muntah
- Adanya stomatitis, diare
- Anoreksia, BB ¯
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi : Kaji riwayat BB dulu dan pemasukan makan
- Diskusikan antara pemasukan dan penurunan BB
- Berikan teknik untuk mengatasi mual
- Observasi adanya distensi abdomen
- Sajikan makanan sesuai selera klien.
- Kolaborasi antiemetik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gale, Danielle, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, Jakarta.
2. Brunner & Suddart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, volume 2,
Jakarta, EGC.
3. Doenges, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.
4. Price, Anderson (1995), Patofisiologi Proses Penyakit, Edisi 4, Buku Kedua, Jakarta, EGC.
5. Simposium Keperawatan, (2003), Kemoterapi, Semarang.
6. Bobak, Irene M, Margareth Duncan Jensen, Maternity & Gynecologic Care: The Nurse and
The Family fifth edition, Phildelphia : Mosby Year Book, 1993.
7. Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana,
Jakarta : EGC, 1998.
8. Hanifa Wiknjosastro, Ilmu Kandungan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 1997.
9. Sarjadi, Patologi Ginekologik, Jakarta : Hipokrates, 1995.
10. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD, Ginekologi, Bandung, 1999.
11. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal edisi I cetakan 2, Jakarta, 2001.
12. Tucker, Susan Martin, Marry M Canobbio, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan,
Diagnosis dan Evaluasi edisi V Volume 4alih bahasa Yasmin Asih, Jakarta : EGC, 1998.
Diposkan oleh Komunitas Ners di 18:26
Diposkan oleh andrey di 22:25
Tidak ada komentar:

More Related Content

What's hot (19)

Mioma dan cyst
Mioma dan cystMioma dan cyst
Mioma dan cyst
 
Tumor jinak ovarium
Tumor jinak ovariumTumor jinak ovarium
Tumor jinak ovarium
 
Askep ca mamae
Askep ca mamaeAskep ca mamae
Askep ca mamae
 
Endometriosis
EndometriosisEndometriosis
Endometriosis
 
maternitas.pptx
maternitas.pptxmaternitas.pptx
maternitas.pptx
 
Miamo uteri 2
Miamo uteri 2Miamo uteri 2
Miamo uteri 2
 
Sistem reproduksi part 4
Sistem reproduksi part 4Sistem reproduksi part 4
Sistem reproduksi part 4
 
Bab i bab ii
Bab i bab iiBab i bab ii
Bab i bab ii
 
Kista askep 2
Kista askep 2Kista askep 2
Kista askep 2
 
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPARLEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
 
Askep phimosis AKPER PEMKAB MUNA
Askep phimosis AKPER PEMKAB MUNA Askep phimosis AKPER PEMKAB MUNA
Askep phimosis AKPER PEMKAB MUNA
 
Mioma uteri
Mioma uteriMioma uteri
Mioma uteri
 
Makalah bab i kista ovarium
Makalah bab i kista ovarium Makalah bab i kista ovarium
Makalah bab i kista ovarium
 
Radang genetalia interna
Radang genetalia internaRadang genetalia interna
Radang genetalia interna
 
Tumor payudara
Tumor payudaraTumor payudara
Tumor payudara
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
Gangguan pada tuba falopi d atau uterus
Gangguan pada tuba falopi d atau uterusGangguan pada tuba falopi d atau uterus
Gangguan pada tuba falopi d atau uterus
 
Dd
DdDd
Dd
 
5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis
 

Similar to Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA

Referat-Obgin-Hematom-Vulva.ppt
Referat-Obgin-Hematom-Vulva.pptReferat-Obgin-Hematom-Vulva.ppt
Referat-Obgin-Hematom-Vulva.pptHanifReza7
 
Gangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanGangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanAsih Astuti
 
askep mioma uteri
askep mioma uteriaskep mioma uteri
askep mioma uteririkiab
 
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptxkanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptxkurniawati48
 
Kanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem ReproduksiKanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem Reproduksinovaangelia125
 
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docxMariaOzawa14
 
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptxPPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptxSibranMIPutra
 
Referat tumor ovarium (ppt)
Referat tumor ovarium  (ppt)Referat tumor ovarium  (ppt)
Referat tumor ovarium (ppt)Kezia Sitorus
 
Tumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumTumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumEvan Permana
 
Mekanisme kontrol fisiologi
Mekanisme kontrol fisiologiMekanisme kontrol fisiologi
Mekanisme kontrol fisiologidwi risky
 
Mekanisme kontrol fisiologi
Mekanisme kontrol fisiologiMekanisme kontrol fisiologi
Mekanisme kontrol fisiologidwi risky
 
Faktor resiko komplikasi mioma uteri
Faktor resiko komplikasi mioma uteriFaktor resiko komplikasi mioma uteri
Faktor resiko komplikasi mioma uteriLia Rizka
 
Anatomi fisiologi fertilisasi baru
Anatomi  fisiologi fertilisasi baruAnatomi  fisiologi fertilisasi baru
Anatomi fisiologi fertilisasi baruUFDK
 
Wasir di masa muda, haruskah di operasi
Wasir di masa muda, haruskah di operasiWasir di masa muda, haruskah di operasi
Wasir di masa muda, haruskah di operasiwawan wijanarko
 

Similar to Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA (20)

MIOMA_UTERI.pptx
MIOMA_UTERI.pptxMIOMA_UTERI.pptx
MIOMA_UTERI.pptx
 
Tumor dan kanker
Tumor dan kankerTumor dan kanker
Tumor dan kanker
 
Referat-Obgin-Hematom-Vulva.ppt
Referat-Obgin-Hematom-Vulva.pptReferat-Obgin-Hematom-Vulva.ppt
Referat-Obgin-Hematom-Vulva.ppt
 
Gangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahanGangguan menstruasi dan perdarahan
Gangguan menstruasi dan perdarahan
 
askep mioma uteri
askep mioma uteriaskep mioma uteri
askep mioma uteri
 
Tumor Payudara.pptx
Tumor Payudara.pptxTumor Payudara.pptx
Tumor Payudara.pptx
 
Wilms tumor
Wilms tumorWilms tumor
Wilms tumor
 
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptxkanker endometrium kelas keperawatan .pptx
kanker endometrium kelas keperawatan .pptx
 
Kanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem ReproduksiKanker Pada Sistem Reproduksi
Kanker Pada Sistem Reproduksi
 
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
5 Penyakit yang Sering Menyerang Sistem Reproduksi.docx
 
kista ovarium pdf.pdf
kista ovarium pdf.pdfkista ovarium pdf.pdf
kista ovarium pdf.pdf
 
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptxPPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
 
Referat tumor ovarium (ppt)
Referat tumor ovarium  (ppt)Referat tumor ovarium  (ppt)
Referat tumor ovarium (ppt)
 
Tumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak OvariumTumor Jinak Ovarium
Tumor Jinak Ovarium
 
Mekanisme kontrol fisiologi
Mekanisme kontrol fisiologiMekanisme kontrol fisiologi
Mekanisme kontrol fisiologi
 
Mekanisme kontrol fisiologi
Mekanisme kontrol fisiologiMekanisme kontrol fisiologi
Mekanisme kontrol fisiologi
 
Faktor resiko komplikasi mioma uteri
Faktor resiko komplikasi mioma uteriFaktor resiko komplikasi mioma uteri
Faktor resiko komplikasi mioma uteri
 
Bph 1 6
Bph 1 6Bph 1 6
Bph 1 6
 
Anatomi fisiologi fertilisasi baru
Anatomi  fisiologi fertilisasi baruAnatomi  fisiologi fertilisasi baru
Anatomi fisiologi fertilisasi baru
 
Wasir di masa muda, haruskah di operasi
Wasir di masa muda, haruskah di operasiWasir di masa muda, haruskah di operasi
Wasir di masa muda, haruskah di operasi
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI 1. POLIP SERVIK Umumnya bertangkai, berasal dari mucosa intracervikal tapi kadang-kadang dapat pula tumbuh dari daerah portio. Makroskopis Dapat tunggal atau multipel dengan ukuran beberapa sentimeter, warna kemerah-merahan dan rapuh. Kadang-kadang tangkainya jadi panjang sampai menonjol dari introitus. Kalau asalnya dari portio konsistensinya lebih keras dan pucat dengan tangkai yang tebal. Tanda dan Gejala Sering tidak memberikan gejala apa-apa dan baru diketahui pada pemeriksaan rutin lainnya. Kalu besar dapat menyebabkan fluor dan perdarahan intermenstrual atau perdarahan kontak setelah koitus. Mengejan terlalu kuat seperti waktu defekasi dapat pula menyebabkan perdarahan. Seringkali gejala-gejalanya mirip dengan carsinoma pada stadium awal. Terapi : - Ekstirpasi (+ curetase) - Cauterisasi 2. MIOMA UTERI Pengertian Mioma Uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpanginya. Mioma uteri juga dikenal dengan istilah fibromioma karsinoma atau pun fibroid. Miometrium merupakan berkas-berkas otot polos yang tersusun saling beranyaman, yang diantaranya terdapat pembuluh darah. Keadaan patologik yang sering ditemukan pada miometrium ialah tumor jinak jenis mioma uteri dan terdapatnya di endometrium diantara serabut miometrium (adenomiosis). Sedang yang ganas (leiomiosarkoma), jarang ditemukan. Patologi Anatomi Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus hany 1-3% sisanya adalah dari korpus uteri. Besar tumor dapat bermacam-macam, dapat kecil (< 1 cm) atau besar sekali sampai beberapa kilogram. Bila kecil seringkali ditemukan secara kebetulan pada hasil histerektomi. Mioma uteri dapat ditemukan didaerah korpus uteri ataupun di serviks uteri. Mioma uteri yang servikal, bila terletak disebelah anterior akan menyebabkan desakan pada vesika urinaria. Vesika urinaria berubah letaknya terhadap uretra, sehingga mengakibatkan retensi urine. Bila didiamkan, maka dapat berakibat terjadinya sistitis (infeksi vesika urinaria) sampai hidronefrosis. Menurut letaknya, mioma dibagi menjadi 3 macam yaitu : 1. Mioma uteri Subserosum Lokasi tumor di subserosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan disebut sebagai mioma intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal, sebagai suatu massa. Perlekatan dengan omentum disekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis parasitik. Apabila terjadi putaran pada tangkai yang diikuti dengan bangunan di sekitarnya, maka akan timbul rasa sakit yang sangat dan mendadak (abdomen akut) sehingga penderita dapat syok. Putaran yang terjadi tidak lengkap, bisa menyebabkan obstruksi pembuluh darah sehingga terjadi asites. 2. Mioma Uteri Intramural
  • 2. Disebut juga mioma intrepitelial. Biasanya multipel. Apabila masih kecil, tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol. Uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadangkala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa, dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. 3. Mioma Uteri Submukosa Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi seringkali memberi keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan, sehingga terapinya dilakukan histerektomi. Keadaan ini berbeda dengan jenis lainnya. Mioma tumbuh menonjol kedalam kavum uteri, yang kemudian mengisi seluruh kavum uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan besar kavum uteri. Bila tumor tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat keluar dan masuk kedalam vagina. Tangkai bisa menjadi sangat tipis dan akhirnya putus, sehingga tumor dilahirkan secara spontan. Macam mioma yang mengisi vagina tersebut mudah mengalami infeksi dan ulserasi. Gejala Klinik Gejala klinik tergantung besar dan letaknya tumor. Bila masih kecil letaknya intramural atau subserosa, tidak memberi keluhan apa-apa. Bila besar maka keluhan seringkali berupa rasa berat pada daerah perut diatas pubis. Bila tumor mengadakan penekanan pada rektum maka akan terjadi obstipasi. Penekanan pada vesika urinaria menyebabkan kencing yang kurang puas, karena urin masih tersisa. Adanya torsi akan menyebabkan rasa sakit yang sangat sehingga penderita dapat sampai syok. Perdarahan melalui vagina dikeluhkan para penderita dengan mioma uteri submukosa, yang kadang-kadang disertai anemia. Tanda dan gejala yang dikeluhkan juga sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (servik, intramural, submukosum, subserosum), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala tersebut dapat digolongkan : Perdarahan abnormal Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menorragia dan dapat juga terjadi metrorrhagia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan antara lain : - Pengaruh ovarium sehingga terjadilah “hiperplasia endometrium” sampai adenokarsinoma endometrium - Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa - Atrofi endometrium diatas mioma submukosum - Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. Rasa nyeri Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan pula pertumbuhannya yang penyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan dismenore. Gejala dan tanda penekanan Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma yang menekan pada kandung kemih mengakibatkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul. Histogenesis dan Penyebab Belum ada persesuaian pendapat mengenai hal ini. Berdasarkan beberapa penelitian, diasumsikan bahwa tumor berasal dari pertumbuhan sel-sel miometrium yang imatur. Dikatakan pula bahwa estrogen memegang peran penting untuk terjadinya mioma uteri. Hal ini dikaitkan dengan : - Mioma banyak ditemukan pada masa reproduksi - Mioma mengecil pada waktu menopause dan pengangkatan ovarium - Mioma banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas.
  • 3. Karenanya pada endometriumnya biasanya ditemukan suatu hiperplasia glandularis endometrium. Makroskopik Pada hasil histerektomi, terlihat uterus berbenjol-benjol dengan permukaan halus. Pada potongan tampak tumor berwarna putih dengan struktur mirip potongan daging ikan. Tumor berbatas tegas dan berbeda dengan miometrium yang sehat, sehingga tumor mudah dilepaskan. Konsistensi tumor kenyal keras. Bila terjadi degenerasi kistik, konsistensinya luinak. Bila terjadi kalsifikasi, konsistensi menjadi keras. Mikroskopik Terdiri atas serabut otot polos, yang tersusun padat saling beranyaman. Sel berbentuk lonjong, serta sama dengan inti lonjong. Pada potongan melintang, sel berbentuk bulat dan polihedral, dengan inti bulat. Degenerasi hialin yang ditemukan berupa massa homogen, berwarna jambon tanpa mengandung inti. Degenerasi ini sering ditemukan. Kadangkala mioma mempunyai susunan sel sangat padat (hiperseluler) sehingga sulit dibedakan dengan tumor ganas miometrium yaitu leimiosarkoma. Disamping mioma uteri, dikenal pula beberapa tumor jinak lainnya, akan tetapi sangat jarang ditemukan, yaitu limfangioma, hemangioma dan hemangioperisitoma. Pathways Sel-sel otot tidak matang Idiopatik Peningkatan estrogen ( belum jelas) Mioma Uteri Psikologis Fisik Cemas Torsi pada tangkai Perbesaran uteri Meluasnya permukaan Endometrium& kontraksi uterus Sirkulasi Penekanan VU - Hipermenorhea - Perdarahan b’kepanjangan Nekrosis Poliuri Gangguan eliminasi Peradangan Anemia Nyeri Komplikasi - Degenerasi Ganas Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma hanya 0,32 – 0,6% dari seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus bila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause. - Torsi (Putaran Tangkai) Sarang mioma bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilan sindroma abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum. Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang dilahirkan hingga perdarahan berupa metrorhagia atau menorrhagia disertai leukore dan gangguan-gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri. Pemeriksaan Diagnosis - Pemeriksaan bimanual : Mengungkapakan tumor padat uterus yang umumnya terletak di garis tengah atau pun agak kesamping seringkali teraba berbenjol-benjol. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus.
  • 4. - USG Abdominal dan transvaginal. Terapi : Tidak semua mioma uteri memerlukan pembedahan. Pengobatan mioma uteri antara lain ; GnRH agonist (GnRHa) selama 16 minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium sehingga uterus dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil. Pengobatan operatif yaitu : - Miomektomi : pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uteri - Histerektomi Radioterapi Bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause. Radioterapi dikerjakan jika terdapat kontra indikasi untuk tindakan operatif dan jika ada keganasan uteri. Pengkajian Keluhan utama Ada massa di perut bawah, Menorrahgi, Rasa berat pada perut, Dysmenorhe, Perdarahan, Nyeri perut bagian bawah, Gangguan eliminasi. Riwayat perkawinan Riwayat haid, menarche Pemeriksaan Umum Keadaan umum, TTV, TB/BB, Px Fisik. Diagnosa Keperawatan Cemas berhubungan dengan ketidakpastian diagnosa dan ketakutan kemungkinan menjadi ganas Nyeri berhubungan dengan tekanan pada urat saraf Resiko tinggi terjadi gangguan seksual berhubungan dengan adanya dispareunia Gangguan eliminasi urine : sering berkemih berhubungan dengan penekanan pada kandung kemih Intervensi : Cemas berhubungan dengan ketidakpastian diagnosa dan ketakutan kemungkinan menjadi ganas - Kaji kemampuan pasien dan atau orang terdekat untuk mengkomunikasikan perasaan - Bantu dalam menangani reaksi emosional terhadap penyakit - Dorong untuk memberikan waktu untuk mengungkapkan masalah - Berikan informasi tentang penyakit dan perbaiki kesalahan konsep - Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan / support - Bantu pasien untuk mengidentifikasi ketrampilan koping yang positif Hasil yang diharapkan : - Pasien mengekspresikan pemahaman tentang penyakitnya - Pasien mampu menggunakan ketrampilan koping positif dalam mengatasi masalah - Cemas berkurang Nyeri berhubungan dengan tekanan pada urat saraf - Kaji nyeri, karakteristik, lokasi nyeri - Kaji faktor yang menyebabkan nyeri - Ajarkan dan kaji dengan berbagai teknik pengurangan nyeri - Pertahankan tirah baring dalam posisi nyaman dan lingkungan tenang - Kolaborasi pemberian analgetik Hasil yang diharapkan : - Pasien mengungkapkan nyeri berkurang - Pasien terlihat relaks dan nyaman Resiko tinggi terjadi gangguan seksual berhubungan dengan adanya dispareunia - Anjurkan klien untuk melaksanakan fungsi seksual dengan metode yang lain - Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya kepada pasangannya Hasil yang diharapkan : - Klien dan pasangan menyadari dan bisa menerima keadaannya Gangguan eliminasi urine : sering berkemih berhubungan dengan penekanan pada kandung kemih - Beri penjelasan tentang penyebab perubahan pola berkemih klien
  • 5. - Berikan dan ajarkan perawatanperineal - Pertahankan privasi klien Hasil yang diharapkan : - Klien dapat mengungkapkan faktor-faktor penyebab gangguan pola buang air kecil - Klien mengungkapkan dan mendemonstrasikan kebersihan setelah BAK 3. KISTA OVARII Kista Ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut oleh karena putaran tangkai, pecah atau perdarahan. Penilaian Klinik § Kista ovarium putaran tungkai atau perdarahan biasanya terjadi : § Kadang-kadang kista ovarium ditemukan pada pemeriksaan fisik, tanpa ada gejala (asimptomatik) Pathways Ada masa di abdomen Nyeri perut tapi tidak dijumpai perdarahan Kista Ovarium Ansietas Laparatomi Penanganan § Pada kista ovarium dengan keluhan nyeri perut dilakukan laparatomi § Pada kista ovarium asimptomatik, besarnya > 10 cm dilakukan laparotomi pada trimester kedua kehamilan § Kista yang kecil (15 cm) umumnya tidak memerlukan tindakan operatif § Kista 5-10 cm memerlukan observasi, jika menetap atau membesar lakukan laparotomi § Jika pada laparotomi ada kemungkinan keganasan, pasien perlu dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap untuk evaluasi dan penanganan selanjutnya NCP Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, perubahan pada status kesehatan § Berikan informasi yang aktual dan akurat tentang prosedur § Beritahukan klien kemungkinan dilakukannya anestesi lokal atau spinal § Diskusikan hal-hal yang harus diantisipasi yang dapat menakutkan pasien § Identifikasi tingkat rasa takut klien § Berikan obat sesuai petunjuk misalnya obat sedatif, hipnotis Persiapan Pasien Pulang Beritahukan pada pasien : § Luka tidak boleh kena air sampai jahitan diambil § Jaga kebersihan sekitar luka § Minum obat secara teratur sampai habis § Cukup istirahat § Diit bebas § Olahraga ringan setelah satu bulan § Hubungan seksual setelah satu bulan § Kontrol kembali setelah 1 minggu 4. KANKER SERVIKS Pengertian Kanker serviks adalah gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Etiologi Sebab langsung dari kanker rahim belum diketahui. Ada bukti kuat kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik, diantaranya yang penting jarang ditemukan pada perawan (virgo), insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin daripada yang tidak kawin, terutama pada gadis yang cotus pertama (coitarcheI) dialami pada usia amat muda (< 16 tahun), insidensi meningkat dengan tingginya paritas, apa lagi bila jarak persalinan terlampau dekat,
  • 6. mereka dari golongan sosial ekonomi rendah (higiene seksual yang jelek), aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), jarang dijumpai pada masyarakat yang bersuami disunat (sirkumsisi), sering ditemukan pada wanita yang mengalami infeksi virus HIV tipe 16 atau 18, dan mempunyai kebiasaan merokok. Manifestasi klinik Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif. Perdarahan yang dialami segera sehabis senggama (disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma serviks (75-80%) Perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin lama lebih sering terjadi, juga di luar senggama (perdarahan spontan). Perdarahan spontan umumnya terjadi pada tingkat klinik yang lebih lanjut (II dan III), terutama pada tumor yang bersifat eksofitik. Pada wanita usia lanjut yang sudah tidak melayani suami secara seksual, atau janda yang sudah menopause bilamana mengidap kanker serviks sering terlambat datang meminta pertolongan. Perdarahan spontan saat defekasi akibat tergesernya tumor eksofitik dari serviks oleh skibala, memaksa mereka datang ke dokter. Adanya perdarahan spontan pervaginam saat berdefekasi, perlu dicurigai kemungkinan adanya karsinoma serviks tingkat lanjut. Adanya bau busuk yang khas memperkuat dugaan adanya karsinoma. Anemia akan menyertai sebagai akibat perdarahan pervaginam yang berulang. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf, memerlukan general anestesi untuk dapat melakukan pemeriksaan dalam cermat, khususnya pada lumen vagina yang sempit dan dinding yang sklerotik dan meradang. Gejala lain yang timbul ialah gejala-gejala yang disebabkan oleh metastasis jauh. Sebelum stadium akhir, penderita meninggal akibat perdarahan eksesif, kegagalan faal ginjal (CRF), akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang menyebabkan obstruksi total. Klasifikasi Klinis Ada beberapa Klasifikasi klinis menurut IFGO yaitu : Stadium O : Carsinoma in situ = Ca intraepitelial = Ca Preinvasif Stadium I : Ca terbatas pada serviks Stadium Ia : Disertai invasi dari stroma (preclinical Ca) yang hanya diketahui secara histologis. Stadium Ib : Semua kasus-kasus lainnya dari Stadium I Stadium II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai ke panggul, telah mengenai dinding vagina tapi tidak melebihi 2/3 bagian proximal Stadium III : Sudah sampai dinding panggul dan 1/3 bagian bawah vagina Stadium IV : Sudah mengenai organ-organ lain. Diagnosa stadium O s/d Ia hanya dapat ditentukan secara mikroskopis maka disebut mikrocarsinoma. Pemeriksaan Diagnostik Tes seleksi tergantung riwayat, manifestasi klinis dan indeks kecurigaan untuk kanker tertentu. 1. Scan ( misal : MRI, CT Scan,Gallium) dan Ultrasound: Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respon pada pengobatan. 2. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum, melubangi) : dilakukan untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan. Dapat dilakukan melalui sumsum tulang, kulit, organ, dsb. 3. Penanda tumor (zat yang dihasilkan dan disekresi oleh sel tumor dan ditemukan dalam serum, misal : CEA, Antigen spesifik prostat, alfa-fetoprotein, HCG, asam fosfat prostat, kalsitonin, antigen onkofetal pankreas, CA 15-3, CA 19-9, CA 125, dsb) 4. Tes Kimia skrining : Elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium), tes ginjal (BUN, Creatinin), tes hepar (Bilirubin, AST/ SGOT, alkalin fosfat, LDH), Tes tulang (alkalin fosfat, kalsium), perubahan sel darah merah dan sel darah putih, Trombosit berkurang atau meningkat. 5. Sinar X dada : untuk menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer. Terapi * Ca In situ * 1. Histerektomi totalis + pengangkatan vagina secukupnya. Pada wanita muda ditinggalkan 1 atau 2 ovarium. Tidak dilakukan radioterapi karena : a. Dapat menyebabkan menopause pada wanita muda b. Ada beberapa kasus yang resisten terhadap radioterapi
  • 7. 2. Amputasi serviks atau konisasi. Dilakukan pada wanita muda yang masih ingin punya anak dengan syarat : bila lesinya kecil sekali, dapat dilakukan pemeriksaan smear secara teratur, penderita cukup intelegensinya untuk mengerti arti penyakitnya. Setelah konisasi kemungkinan untuk hamil lebih kecil karena ada perubahan pada serviks. Terapi bagi stadium Ib keatas : makro carsinoma yaitu dengan terapi radiasi. Diagnosa Keperawatan Ansietas (tingkatan) berhubungan dengan krisis situasi (kanker), ancama kematian. Ditandai dengan : peningkatan ketegangan, gemetar, ketakutan, gelisah Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/ destruksi jaringan saraf, infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya, obstruksi jaras saraf, inflamasi efek samping berbagai agen terapi saraf. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan fungsi / struktur tubuh. Catatan : Intervensi dan rasionalnya dapat dilihat di buku Rencana perawatan maternal dan bayi oleh Marilynn E Doenges, Jakarta : EGC. 5. KANKER MAMAE A. Pengertian Kanker payudara adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ dalam tubuh ditandai dengan oleh proliferasi sel abnormal jaringan epitel pada duktus lafiferis atau lobulus pada payudara, membentuk massa yang padat, terbentuk tumor yang sering disebut neoplasma. Neoplasma kemudian menyebar ke jaringan sekitar dan akhirnya mempengaruhi fungsi normal. B. Etiologi - Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaiknya serangkaian faktor genetik hormonal dan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker. Bukti yang bermunculan menunjukkan bahwa perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan belum diketahui. - Perubahan genetik ini termasuk perubahan/mutasi dalam gen normal dan pengaruh protein baik yang menekan/meningkatkan perkembangan kanker payudara. - Hormon yang dapat berpengaruh dalam kanker payudara adalah normal hormon steroid yang dihasilkan ovarium (hormon estrodiol dan hormon progesteron). - Meskipun belum ada penyebab spesifik dari kanker payudara, para peneliti mengidentifikasi sekelompok faktor resiko sebagai berikut : 1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1% tiap tahun. 2. Anak perempuan/saudara perempuan (hubungan langsung keluarga) dari wanita dengan kanker payudara. Resikonya meningkat 2x lipat. Jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60 tahun. Resiko meningkat 4-6 x. Jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung. 3. Menarche dini, resiko meningkat pada wanita yang mengalami menarche sebelum 12 tahun. 4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama wanita yang hanya anak pertama, setelah usia 30 tahun mempunyai resiko 2 x lipat dibanding dengan mereka yang punya anak sebelum 20 tahun. 5. Menopause pada usia lanjut (>50 tahun). 6. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara di sekitar perubahan epitel prliferasi mempunyai resiko 2 x lipat untuk mengalami kanker payudara. 7. Pemajanan terhadap wanita setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun. 8. Obesitas, resiko terendah diantara wanita pasca menopause. 9. Kontrasepsi oral. 10. Therapi pengganti hormon. Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker payudara pada terapi pengganti hormon. Wanita yang menggunakan estrogen suplemen dalam jangka panjang mengalami peningkatan resiko. Sementara penambahan progesteron terhadap pengganti estrogen meningkatkan insiden kanker endometrium. Hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara. 11. Masukan alkohol Sedikit peningkatan resiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol, bahkan hanya dengan sekali minum dalam sehari. Resiko 2 x lipat diantara wanita yang minum alkohol 3 x /sehari. Temuan riset menunjukkan wanita muda minum alkohol lebih rentan mengalami kanker payudara (Brunner & Suddarth, Danielle Gale).
  • 8. C. Tahapan Kanker Payudara Tahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, nodus limfe yang terkena dan bukti adanya metastasis yang jauh. Sistem TNM diadaptasi oleh The America Joint Committee on Cancer Staging and Resuid Reformating. Pertahapan ini didasarkan pada fisiologi memberikan prognosis yang lebih akurat, tahap-tahapnya adalah sebagai berikut : Tahap I : tumor kurang dari 2 cm, tidak mengalami nodus Tahap II : tumor yang lebih besar dari 2 cm, kurang dari 5 cm, dengan nodus limfe terfiksasi negatif/positif. Tidak terdeteksi metastasis Tahap III : tumor > 5 cm atau tumor dengan sembarang tempat yang menginvasi kulit/dinding, nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular, tanpa bukti metastasit Tahap IV : terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus limfe normal/kankerlosa dan metastase janin D. Tipe Kanker Payudara 1. Karsinoma duktal, menginfiltrasi. Tipe paling umum (75%) bermetastasis di nodus axila, perognosa buruk. 2. Karsinoma lobuler menginfiltrasi (5-10%) Terjadi penebalan pada salah satu/2 payudara bisa menyebar ke tulang, paru, hepar, otak. 3. Karsinoma medular (60%) Tumor dalam capsul, dalam duktus, dapat jadi besar, tapi meluasnya lambat. 4. Kanker musinus (3%), menghasilkan lendir, tumbuh lambat, prognosis lebih baik. 5. Kanker duktus tubulen (2%) 6. Karsinoma inflamatom (1-2%) : jarang terjadi, gejala berbeda nyeri tekan dan sangat nyeri, payudara membesar dan keras, edema, retraksi puting susu, cepat berkembang (Brunner & Suddart). E. Tanda dan Gejala Kanker Payudara 1. Fase awal : asimtomatik 2. Tanda umum : benjolan/penebalan pada payudara 3. Tanda dan gejala lanjut : kulit cekung - Retraksi/deviasi puting susu - Nyeri tekan/raba - Kulit tebal dan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk - Ulserasi pada payudara. 4. Tanda metastase : nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah - Batuk menetap - Anoreksia - BB turun - Gangguan pencernaan - Kabur - Sakit kepala F. Pemeriksaan Diagnostik 1. Mammografi Menemukan kanker insito yang kecil yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik. 2. SCAN (CT, MRI, galfum), ultra sound. Untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, respon pengobatan 3. Biopsi (aspirasi, eksisi) Untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan 4. Penanda tumor Zat yang dihasilkan dan disekresi oleh dalam serum (alfa feto protein, HCG asam fosfat). - Dapat menambah dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai prognosis/monitor terapeutik. - Reseptor estrogen/progesteron assay yang dilakukan pada jaringan payudara untuk memberikan informasi tentang manipulasi hormonal. 5. Tes skrining kimia : elektrolit, tes hepar, hitung sel darah. 6. Foto toraks 7. USG
  • 9. G. Pathways Kanker Payudara Faktor genetik Hormonal Lingkungan Faktor resiko Area sensorik/ motorik Nyeri Hiperplasia sel Perkembangan sel atipik Carsinoma sel insitu Massa Non -Operatif Sinostatika Radiasi Kerusakan jaringan Post radioterapi Kekeringan muka Gangguan integritas kulit Menekan bor morrow Kekeringan klj. rambut Sist. hemopoltik terganggu Anemia trombositupeni Lekopenia Resti infeksi Ggn citra tubuh < cairan Gangguan sistem gastro intestinal Mual/muntah BB ¯ nafsu makan ¯ Gangguan nutrisi Alopesia Operatif Jaringan terputus < perawatan diri karena imobil
  • 10. H. Penatalaksanaan Ada 3 kombinasi - Pembedahan - Kemoterapi - Radiasi 1. Pembedahan Biopsi biasanya jenis pemebedahan pertama bagi seorang wanita dengan kanker payudara. Tujuannya adalah menentukan bila ada masa malignasi dan untuk mengetahui jenis kanker payudara, ada 2 prosedur : a. Prosedur satu tahap Anestesi umum dengan potongan beku cepat, bila potongan memperlihatkan malignasi, ahli bedah melakukan mastektomi. b. Prosedur 2 tahap : - biopsi dengan anestesi lokal - klien dipulangkan 2. Terapi Radiasi Untuk pengobatan tahap 1 & 2 Keuntungan : kontrol tumor lokal/pemeliharaan payudara Efek : Reaksi kulit Fraktur tulang kosta Pneumonitis Limfodema 3. Kemoterapi a. Cara pemberian obat sitostatika dapat dilakukan secara : 1) Per Oral (PO) 2) Sub Cutan (SC) 3) Intra Muskuler (IM) 4) Intra Arteri (IA) 5) Intra Vena (IV) 6) Intra Thecal (lewat fs. lumbal) 7) Intra peritongal (pleural) b. Pemilihan vena dan tempat penusukan 1) Kemoterapi dapat membuat iritasi pada vena dan jaringan lunak 2) Tempat penusukan harus diganti setiap 72 jam (3 hari) 3) Vena yang cocok untuk penusukan terasa halus, lembut, cukup besar (jangan vena yang menonjol dan keras) 4) Vena yang baik dan sering digunakan : basilic, chepalic, metacarpal. c. Persiapan kemoterapi 1) Ukur BB, TB, luas badan, darah lengkap, FS. Ginjal, Fs. Liver, gula darah urine lengkap, EKG, Thorax Ap/lat, ECSW, BMP. 2) Periksa program terapi yang digunakan, waktu pemberian obat sebelumnya. 3) Periksa nama klien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat. 4) Periksa informed concent (klien dan keluarga) 5) Siapkan obat sitostatika. 6) Siapkan cairan Na (L 0,9%, MA 5% atau intralit) 7) Pengalas plastik, kain 8) Gaun lengan dengan panjang, masker, topi, kacamata, sarung tangan, sepatu. 9) Spuit dispossible 5cc, 10 cc, 20 cc, 50 cc. 10) Set infus dan cateter kecil (ababat) 11) Alkohol 70% + kapasitas steril (suatu alkohol). 12) Bak spuit besar 13) Lebel obat 14) Pastik (pembuang bekas) 15) Kardex (catatan khusus) d. Cara kerja : 1) Semua obat dicampur oleh staf farmasi (ahli), kemudian ke bangsal perawatan dalam tempat khusus tertutup. Perawat menerima dengan catatan : (nama klien, jenis obat, dosis obat dan jam pencampuran).
  • 11. 2) Atau pencampuran dilakukan di ruang khusus tertutup. - Meja dialasi pengalas plastik dan kain. - Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kacamata dan sepatu - Ambil obat sitostatika SSI program, larutkan dengan NaCl 0,9%, Dextrose 5% atau intralit dan pastikan obat cukup. - Masukkan obat ke dalam flabot NaCl 0,9% atau dextrose 5%. - Jaga jangan sampai tumpah. - Buat label (nama klien, jenis obat, tanggal, jam pemberian, akhir pemberian). - Masukkan dalam kontrinen yang telah disediakan - Masukkan sampai pada kantong khusus (plastik). e. Cara pemberian : 1) Periksa : nama klien, jenis obat, dosis, banyaknya cairan, cara pemberian, waktu pemberian. 2) Pakai proteksi 3) Lakukan teknik aseptik dan antiseptik 4) Pasang pengalas dan kain. 5) Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian kemoterapi 6) Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9% 7) Berikan obat kanker pelan-pelan. 8) Bila selesai bilas dengan NaCl 0,9%. 9) Semua alat habis pakai masuk kantong plastik. 10) Buka kain proteksi, masukkan plastik. 11) Catat semua prosedur. 12) Awasi keadaan kline per ½ jam. (Simposium keperawatan kemoterapi, 2003). (Barbara E, Reevens, Bronen & Sudden) f. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan pembedahan Tanda : S : Trauma pembedahan O : ¬ nadi, respirasi, akpasi wajah tegang, kesakitan. Tujuan : Meredakan nyeri. Intervensi : - Kaji skala nyeri - Tinggikan lengan yang sakit dari siku (bahu) - Hindari pengukuran TD, infeksi, pengambilan darah di daerah yang sakit. - Anjurkan latihan aktif dan pasif pada lengan sakit. 2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan dan efek radiasi. Tanda : S : O : - Pengangkatan jaringan - Perubahan elastisitas kulit Tujuan : Mempertahankan integritas kulit Intervensi : Observasi daerah operasi - Inspeksi jumlah perdarahan, warna kulit - Lakukan ganti balut tiap hari - Jelaskan pada klien sensasi menurun pada area operatif - Jelaskan pada klien tanda-tanda infeksi. 3. Gangguan cairan tubuh berhubungan dengan mastektomi dan efek samping radiasi dan kemoterapi. Terapi : S : Klien mengekspresikan perasaan malu/minder O : Kehilangan payudara - Bentuk tubuh yang tidak bagus. Intervensi : Berikan support pada klien untuk melihat insisi pembedahan - Fasilitas sistem pendukung keluarga (pasangan/keluarga) klien. - Jawab pertanyaan klien dan dampak yang diharapkan atas gaya hidup. - Evaluasi perasaan klien mengenal hilangnya payudara identitas seksual, hubungan citra tubuh. - Berikan kesempatan pada klien rasa berduka cita atas kehilangan payudara. - Izinkan klien untuk mengungkapkan emusi negatif (marah). - Anjurkan pada klien untuk komunikasi terbuka klien dengan keluarga. - Anjurkan klien untuk mengunjungi klien lain yang mempunyai penyakit yang sama, dengan
  • 12. kemampuan koping yang baik. 4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan efek kemoterapi, radiasi. Tanda : S : O : Mual, muntah - Adanya stomatitis, diare - Anoreksia, BB ¯ Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi Intervensi : Kaji riwayat BB dulu dan pemasukan makan - Diskusikan antara pemasukan dan penurunan BB - Berikan teknik untuk mengatasi mual - Observasi adanya distensi abdomen - Sajikan makanan sesuai selera klien. - Kolaborasi antiemetik. DAFTAR PUSTAKA 1. Gale, Danielle, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, Jakarta. 2. Brunner & Suddart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, volume 2, Jakarta, EGC. 3. Doenges, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC. 4. Price, Anderson (1995), Patofisiologi Proses Penyakit, Edisi 4, Buku Kedua, Jakarta, EGC. 5. Simposium Keperawatan, (2003), Kemoterapi, Semarang. 6. Bobak, Irene M, Margareth Duncan Jensen, Maternity & Gynecologic Care: The Nurse and The Family fifth edition, Phildelphia : Mosby Year Book, 1993. 7. Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta : EGC, 1998. 8. Hanifa Wiknjosastro, Ilmu Kandungan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1997. 9. Sarjadi, Patologi Ginekologik, Jakarta : Hipokrates, 1995. 10. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD, Ginekologi, Bandung, 1999. 11. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal edisi I cetakan 2, Jakarta, 2001. 12. Tucker, Susan Martin, Marry M Canobbio, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi edisi V Volume 4alih bahasa Yasmin Asih, Jakarta : EGC, 1998. Diposkan oleh Komunitas Ners di 18:26 Diposkan oleh andrey di 22:25 Tidak ada komentar: