SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Download to read offline
Presentasi Kasus
Kanker Kolon
Muhammad Sobri Maulana
Anamnesis
• Nama : Ny. F (43 tahun)
• Tanggal masuk RS : 16 Maret 2019
• Tanggal anamnesis : 21 Maret 2019
• Keluhan utama : perut kembung sejak 2 minggu yang lalu
• Riwayat Penyakit Sekarang : pasien datang dengan keluhan perut
kembung sejak 2 minggu yang lalu. Pasien lemas, sulit BAB, tidak
kentut, terasa demam, mual ada, muntah tidak ada. Rasa begah
dikeluhkan diperut dan nyeri hilang timbul dikeluhkan pada ulu
hati. Terdapat perubahan pola defekasi yakni sejak September
2018 hingga 2 minggu SMRS BAB pasien menjadi lebih encer,
pasien bisa BAB 4-5x sehari tetapi karena hilang timbul keluhan
tersebut, pasien tidak berobat. BAB diakui tidak ada darah dan
berwarna kuning kecoklatan. BAK tidak ada keluhan dan
warnanya coklat.. Pasien pernah berobat ke RS Ketapang,
Kalimantan Barat dan saat diperiksa teraba masa di perut.
Terdapat penurunan BB 5 kg dalam 6 bulan terakhir dan nafsu
Anamnesis
•Riwayat Penyakit dahulu
• DM dan HT disangkal, pasien mengatakan ada maag kronis,
penyakit liver disangkal
•Riwayat Keluarga
• Tidak ada keluhan serupa dan tidak ada yang mengalami kanker
sebelumnya
•Riwayat Pengobatan
• Tidak ada, Radiasi sebelumnya tidak pernah
•Riwayat Sosioekonomi dan Kebiasaan Hidup
• Pasien merupakan penjual makanan di kantin sekolah, dalam
seminggu sangat sering mengonsumsi daging merah, tidak sering
makan jeroan ataupun makanan sejenis yang berlemak tinggi, tidak
suka buah dan sayur, minum hanya 1,5 L per hari, tidak merokok,
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : normosefal, wajah simetris.
• Mata : sklera tidak ikterik,
konjungtiva pucat.
• Leher : tidak ada pembesaran KGB.
• Paru : simetris saat inspirasi dan
ekspirasi, ekspansi dada simetris,
fremitus sama dikedua lapang paru,
bunyi napas vesikuler di kedua
lapang paru
• Jantung : bunyi jantung S1/S2 normal,
tidak ada murmur, tidak ada gallop
• Abdomen : terdapat venektasi vena,
buncit, distensi, nyeri tekan epigastik,
amplitude bising usus meningkat
dengan frekuensi 4x/menit, massa
sulit diraba karena perut distensi,
pembesaran hepar dan lien sulit
dinilai karena perut distensi, asites
TTV
•Tensi : 101/70
•Suhu : 36.6oC
•SaO2 : 91%
•HR : 125 x/menit
•RR : 30 x/menit
DRE tidak dilakukan
Diagnosis Kerja dan Diagnosis
Banding
•Diagnosis Primer : Obstruksi usus mekanik
•Diagnosis Sekunder : Tumor kolon susp. Ganas pada
kolon transversum kanan dan desenden.
•Diagnosis banding :
• Polip Kolon
• GIST
• Gastritis kronis
• Ulseratif Kolitis
• Chron Disease
• Invaginasi/Instususepsi
Planning
• Pemeriksaan Penunjang
• Sedot NGT
• CBC, BUN, LFT
• FOBT
• CEA serum
• Barium enema double contrast
• Kolonoskopi
• CT Colangiography
• Chest radiography
• Contrast ultrasonography of the abdomen
and liver
• Terapi
• Akut
• Dugaan Obstruksi
• Dipuasakan
• Infus 8 jam pertama
• Gejala ringan, rehidrasi 1.500 mL
• NGT untuk dekompresi
• Kateter Urin  pantau diuresis
• AGD  lalu Koreksi Asidosis Metabolik
• Koreksi kehilangan elektrolit
• Antibiotik
• Monitor TTV
• Terapi
• Definitif
• Terapi Bedah: Kolektomi dan Kolostomi
• Kemoterapi : Adjuvan, Neoadjuvan, Paliatif
• Radioterapi : ↓ Risiko Kekambuhan
• Targeted Therapy : Antibodi monoklonal
• Prognosis
• Ad vitam : bonam
• Ad sanactionam : dubia ad bonam
• Ad functionam : dubia ad malam
•Panjang kolon mencapai 150 cm dan terbagi menjadi :
• Caecum
• Kolon asendens
• Kolon tranversal
• Kolon sigmoid
• Kolon desendens
Dipisahkan oleh ileocecal
valve
Memiliki mesenter dan
merupakan organ intraperitoneal
Arteri mesenterika
superior : ileocecal valve
- splenic flexure
Arteri mesenterika
inferior :
bagian distal dari splenic
flexure
Dinding kolon
memiliki 4 lapisan,
meliputi:
1. Mukosa
2. Submucosa
3. Muskularis
propria (sir-long,
meliputi 3 taenia
coli)
4. Serosa
Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologinya masih belum pasti
Faktor Risiko:
• Usia (>50 tahun)
• Diet (tinggi lemak dan kalori, rendah serat)
• Riwayat polip (bergantung pada ukuran, jumlah, dan tipe polip)
• Riwayat kanker sebelumnya / pada keluarga
• Faktor genetic (FAP, HNPCC)
• Inflammatory Bowel Disease (colitis ulseratif, chron’s disease)
• Irradiation
• Obesity
• Cigarette smoking
• Alcohol consumption
• Sedentary habits
Epidemiologi
•>95% kanker kolorektal adalah adenokarsinoma
(berasal dari sel glandula yang terdapar di lapisan
dinding kolon dan rektum).
•Berdasarkan frekuensi menempati urutan nomor 3 di
dunia
•Menempati penyebab kematian karena kanker tersering
nomor 4 di dunia
•Negara maju >>> negara berkembang (terkait intake
daging tinggi)
Patofisiologi
•Ca colon merupakan penyakit yang kompleks. Alterasi
genetic sering kali berkaitan dengan progression from
premalignant lesion (adenoma) to invasive
adenocarcinoma. Sequence of molecular and genetic
events leading to transformation from adenomatous
polyps to overt malignancy has been characterized by
Vogelstein and Fearon. [8]
•Mutasi gen APC (adenomatous polyposis gene) 
pertama kali ditemukan pada pasien dengan familial
adenomatous polyposis (FAP).
• Protein yang dikode oleh APC berperan pentiing dalam aktivasi
onkogen c-myc dan cyclin D1  mengakibatkan terjadinya
perubahan lesi premaligna menjadi maligna
Patofisiologi
•Gen-gen penting lain:
• KRAS oncogene,
• chromosome 18 loss of heterozygosity (LOH) leading to
inactivation of SMAD4 (DPC4), and DCC (deleted in colon
cancer) tumor suppression genes.
• Chromosome arm 17p deletion and mutations affecting
the p53 tumor suppressor gene confer resistance to
programmed cell death (apoptosis) and are thought to be late
events in colon carcinogenesis.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
• Weakness (20%)
• Iron-deficiency
anemia (11%)
• Weight loss (6%)
• Abdominal pain
• Change in bowel
habits
• Intestinal obstruction
or perforation
• Rectal bleeding
(distal)
• Unusual
• Pain
• Fistula
• Abses
Diagnosis: Anamnesis
1. Perubahan Pola BAB
• Ca Kolon Kiri
• Lebih sering skirotik  stenosis
dan obstruksi
• Perubahan pola BAB sangat
menonjol (gejala obstruksi jelas)
• Ca Kolon Kanan
• Jarang stenosis dan feses
biasanya cair  risiko rendah
obstruksi
• Perubahan pola BAB tidak
menonjol. Keluhannya justru diare
2. Perdarahan
• Ca Kolon Kiri
• Perdarahan
mikroskopik  merah
segar
• Ca Kolon Kanan
• Perdarahan sedikit,
occult bleeding,
anemis  darah
merah maroon
3. Nyeri
• Ca Kolon Kiri
• Nyeri dibawah
umbilikus
• Ca Kolon Kanan
• Nyeri dari
Diagnosis: PF
•Palpasi
Abdomen
•Teraba tumor
 kondisi
lanjut
•Massa
sigmoid lebih
jelas teraba
•Metastasis:
•Thorax
•Tulang
•Kepala
• Colok dubur
• Tonus spincter: jepitan
kuat?
• Ampula: kolaps/tidak
• Mukosa: licin/tidak
• Tumor:
• Arah jam (lokasi)
• Jarak dari anocutan
line
• Bentuk (sirkular/bulat)
• Ukuran
• Sensasi
• Terfiksir/Mobile
• Permukaan
• Margin
• Ekstensi tumor
• Rasakan pada
anterior (vagina/
Diagnosis: Pemeriksaan
Penunjang
•Sedot NGT
•CBC
•BUN
•LFT
•FOBT
•CEA serum
•Chest radiography
•Contrast ultrasonography of the abdomen and liver
Diagnosis: Pemeriksaan
Penunjang•Barium Enema dengan Kontras Ganda
•Endoskopi + Biopsi
• Jenis endoskopi : kolonoskopi  Curiga di Rectum: Anuskopi, Protoskopi,
Rektoskopi
• Sensitivitas 95%  untuk diagnosis adenokarsinoma dan polip
• Bisa sekaligus terapi dan biopsi
• Kerugian : sulit sampai sekum, perlu sedasi IV, tidak dapat melokalisir
tumor secara akurat
•CT Colonografi
• Sensitivitas tinggi, toleransi baik, bisa untuk stadium awal, dapat lihat
invasi dan metastasis
Kelebihan Kekurangan
• Sensitivitas tinggi (65-95%)
• Tingkat keberhasilan prosedur
tinggi
• Tidak perlu sedasi
• Terjangkau
• Lesi T1 susah terdeteksi
• Akurasi diagnosis lesi di rectosigmoid dengan
diverticulitis rendah
• Akurasi lesi tipe datar rendah
• Pasien terpapar radiasi
• Polip <1 cm sulit terdeteksi
Diagnosis: Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis: Pemeriksaan
Penunjang
Sigmoid
Right transverse colon
Staging
Staging : TNM
Staging : AJCC-DUKE-TNM
Komplikasi
•Perdarahan
•Obstruksi
•Perforasi
Komplikasi : 1. Perdarahan
•Perdarahan : bila terjadi ulserasi tumor
•Presentasi Klinis
• Anemia
• Darah dalam tinja
• Kegagalan sirkulasi perifer hemoragik
• pusing, kelelahan, jantung berdebar, mual, haus, keringat dingin,
amaurosis, atau sinkop; kulit lembab; tempat tidur kuku pucat;
pengisian vena yang buruk dan kolapsnya vena superfisial; nadi lemah,
anggota tubuh berkeringat, detak jantung cepat, tekanan darah
menurun, dan bahkan syok; akhirnya, kelesuan, lekas marah, dan
bahkan tidak responsif dan kebingungan.
• Azotemia
• Demam
Komplikasi : 2. Obstruksi
•Obstruksi yang disebabkan oleh kanker usus besar terutama
dimanifestasikan sebagai obstruksi mekanis. Perubahan
fisiologis dan patologis utama pada pasien dengan obstruksi
akibat kanker usus besar meliputi pembesaran usus
proksimal ke tempat obstruksi, kehilangan cairan dan
elektrolit, dan infeksi (dan toksemia terkait).
•Presentasi Klinis
• Dilatasi Usus: distensi
• Kehilangan elektrolit
• Nyeri Abdomen
• Perubahan kesadaran
• Muntah Feculat
• Dehidrasi, akral dingin
• BU meningkat
Komplikasi : 3. Perforasi
•Jarang, tapi perforasi dapat terjadi pada pasien dengan
obstruksi akut, ulserasi akibat penetrasi massa tumor
Perforasi akibat obstruksi akut terutama terlihat di sekum.
•Tekanan intraluminal yang sangat tinggi dapat
menyebabkan iskemia, nekrosis, dan bahkan perforasi
dinding usus lokal.
•Fecal kemudian mengalir ke rongga perut  peritonitis fekal
difus dan syok toksik.
•Infeksi dan toksisitas adalah dua faktor utama yang
mengancam jiwa.
•Presentasi Klinis
• Nyeri seluruh lapang perut, Defans muskular
• Tanda syok : TD menurun, akral dingin, perubahan
kesadaran
• Riwayat lama Konstipasi
• Perut kembung tanpa konstipasi
Penanganan Primer sebagai
Dokter Umum
•Perdarahan
• Cek FOBT
• Cek DPL
• Cek BUN
• Severe Bleeding : >500
mL/episode
• Severe Bleeding :
Transfusi 1500 mL/3
jam untuk koreksi shock
• Intravena Kristaloid:
Koloid (3:1)
• Monitor TTV dan Koreksi
Elektrolit
• Obstruksi
• Dipuasakan
• Infus 8 jam pertama
• Gejala ringan, rehidrasi 1.500
mL
• Dengan muntah yang jelas:
3.000 mL
• Gagal sirkulasi perifer dan
hipotensi : 4.000 mL
• Tambah kebutuhan harian yang
normal (sekitar 2.000 mL).
• Infus kalium intravena dapat
diresepkan jika output urin lebih
besar dari 40 mL / jam.
• NGT untuk dekompresi
• Kateter Urin  pantau diuresis
• AGD  lalu Koreksi Asidosis
Metabolik
• Koreksi kehilangan elektrolit
• Antibiotik
• Monitor TTV
Penanganan Primer sebagai
Dokter Umum
•Perforasi
• Dipuasakan
• Infus
• NGT
• Kateter urin  Monitor Diuresis
• Koreksi asidosis metabolik
• Koreksi hipo/hiperglikemia
• Antibiotik
• Monitor TTV
Tata Laksana Definitif
•Terapi Bedah
• Eksisi Lokal/ Polipektomi
• Transanal Resection
• Transanal Endoscopic Microsurgery
• Kolektomi + Reseksi KGB en bloc : Open/Laparoscopic-assisted
colectomy
• Reseksi Abdominoperi
•Kemoterapi : Adjuvan, Neoadjuvan, Paliatif
•Radioterapi : ↓ Risiko Kekambuhan
•Targeted Therapy : Antibodi monoklonal
Polipektomi dan Eksisi Lokal
•Polipektomi dan eksisi lokal
•Beberapa kanker usus besar awal (stadium 0 dan
beberapa tumor stadium awal) dan sebagian besar
polip dapat diangkat selama kolonoskopi.
• Untuk polipektomi, kanker diangkat sebagai bagian dari polip,
yang dipotong pada tangkainya  memotong polip dari
dinding usus besar dengan wire loop yang dialiri arus listrik.
• Eksisi lokal menggunakan colonoskopi untuk menghilangkan
kanker-kanker kecil pada lapisan dalam usus besar bersama
dengan sejumlah kecil jaringan sehat yang mengelilinginya di
dinding usus besar.
Kolektomi
• Definisi : mengangkat seluruh
atau sebagian dari usus besar.
Nodus limfa di dekatnya juga
diangkat.
• Sebagian dari usus besar yang
diangkat= hemicolectomy,
colectomy parsial, atau reseksi
segmental  seperempat
hingga sepertiga dari usus
besar diangkat, tergantung
pada ukuran dan lokasi kanker.
Bagian kolon yang tersisa
disambungkan kembali. 12
kelenjar getah bening di
dekatnya juga diangkat 
diperiksa untuk kemungkinan
invasi kanker.
• Jika semua usus besar diangkat,
itu disebut colectomy total.
Kolektomi total tidak sering
diperlukan untuk mengobati
Prinsip
Anastomosis
•Penyambungan anastomosis dapat
dibangun kembali dengan beberapa cara.
• End-to-end
• End-to-side
• Side-to-Side (fungsional end-to-end)
• Prinsip dasar bedah pasokan vaskular,
ketegangan, dan kontrol kontaminasi
mungkin memainkan peran yang lebih
penting daripada jenis anastomosis.
Biasanya dilakukan anastomosis side to side
functional end to end dengan staples dan
jahitan.
• Setelah anastomosis selesai, defek
mesenterium biasanya ditutup untuk
mencegah pembentukan hernia internal.
Terapi Pembedahan : Kanker
Kolon Kanan
•Hemikolektomi kanan
•Penatalaksanaan bedah kanker kolon melibatkan
pengangkatan sebagian usus dan pembuluh
darah yang memasok proksimal dan distal ke lesi.
•Setelah persiapan usus dan antibiotik, pasien
diposisikan dalam posisi terlentang dan dieksplorasi
melalui sayatan garis tengah vertikal untuk
menyingkirkan adanya penyakit metastasis.
Terapi Pembedahan : Kanker
Kolon Transversum
•Kolektomi transversal atau subtotal.
•Kedua operasi dilakukan dengan pasien terlentang.
•Mesenterium yang sesuai dibagi bersama dengan pembuluh
marginal. Jumlah usus yang direseksi tergantung pada lokasi
lesi dan pasokan vaskular usus besar.
•Lesi yang terletak di dekat fleksura hepatik memerlukan
perluasan kolektomi kanan untuk mendapatkan margin yang
memadai. Jika kolon kanan dan kolon transversal perlu
direseksi, ileum dianastomosis ke kolon kiri yang tersisa.
•Lesi di dekat fleksura limpa membutuhkan pengangkatan
cabang desendens dari kolik tengah dan pembuluh kolik kiri.
Terapi Pembedahan : Kanker
Kolon Kiri
•Lesi pada kolon kiri dikelola dengan kolektomi kiri atau
subtotal. Setelah pasien diposisikan dalam posisi Lloyd-
Davies yang dimodifikasi, eksplorasi dilakukan melalui
sayatan garis tengah vertikal.
•Sebagian besar lesi pada usus besar kiri akan
membutuhkan mobilisasi fleksura lien untuk
mendapatkan panjang kolon yang adekuat untuk
membuat anastomosis
•Untuk membangun kembali kontinuitas usus, sebagian
besar ahli bedah melakukan end-to-end anastomosis
sampai anus
Prognosis
Kolostomi
•Loop Colostomy •Double Barrel
Transverse Stoma
Referensi
1. Landmann R, Weiser M. Surgical Management of Locally Advanced
and Locally Recurrent Colon Cancer. Clinics in Colon and Rectal
Surgery. 2005;18(03):182-9.
2. Yang XF, Pan K. Diagnosis and management of acute complications in
patients with colon cancer: bleeding, obstruction, and perforation.
Chinese Journal of Cancer Research. 2014;26(3):331-40
3. https://www.cancer.org/cancer/colon-rectal-cancer/treating/colon-
surgery.html
4. Ridereau-Zins C. Imaging in colonic cancer. Diagnostic and
Interventional Imaging. 2014;95(5):475-83.
5. Sjamsuhidajat R, Prasetyono TO, Rudiman R. Buku Ajar Ilmu Bedah
Vol 1-3. Ed 4. Jakarta: EGC;2017
6. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Pedoman Pelayanan Kanker
Kolorektal. Jakarta: Kemenkes RI.
7. Lawrence PF. Essential of General Surgery. 5th Ed. Philadelphia:
Lipincott William & Wilkins;2013.

More Related Content

What's hot

Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasusaauyahilda
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdf
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdfSKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdf
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdfarifamanullah1
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bWoro Nugroho
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukJoni Iswanto
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungVerar Oka
 
Ulkus &amp; gangren diabetikum
Ulkus &amp; gangren diabetikumUlkus &amp; gangren diabetikum
Ulkus &amp; gangren diabetikumagusrandasetyawan
 
Laporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitisLaporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitisKharima SD
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitisPradasary
 

What's hot (20)

Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdf
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdfSKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdf
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdf
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Materi ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi burukMateri ii gejala klinis gizi buruk
Materi ii gejala klinis gizi buruk
 
Ulkus peptik
Ulkus peptikUlkus peptik
Ulkus peptik
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
Ulkus &amp; gangren diabetikum
Ulkus &amp; gangren diabetikumUlkus &amp; gangren diabetikum
Ulkus &amp; gangren diabetikum
 
Laporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitisLaporan kasus kolitis
Laporan kasus kolitis
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Appendicitis)
Appendicitis)Appendicitis)
Appendicitis)
 

Similar to Ca colon muhammad sobri maulana

Similar to Ca colon muhammad sobri maulana (20)

Case Report Session Obstructive Ileus
Case Report Session Obstructive IleusCase Report Session Obstructive Ileus
Case Report Session Obstructive Ileus
 
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptxPPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx
 
Ureterolithiasis bhima
Ureterolithiasis bhimaUreterolithiasis bhima
Ureterolithiasis bhima
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2
 
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
Ca. kolon AKPER PEMKAB MUNA
 
Kanker kolon
Kanker kolonKanker kolon
Kanker kolon
 
Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckd
 
kelainan pada Usus besar
kelainan pada Usus besarkelainan pada Usus besar
kelainan pada Usus besar
 
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
 
KKD etika.pptx
KKD etika.pptxKKD etika.pptx
KKD etika.pptx
 
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptx
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptxPPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptx
PPT BEDAH ONKOLOGI, DIGESTIF, ORTHOPEDI - MEDSTAR X CHIEF UKDI.pptx
 
Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhir
 
CO COLON KEL 3.pptx
CO COLON KEL 3.pptxCO COLON KEL 3.pptx
CO COLON KEL 3.pptx
 
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
 
Ileus
IleusIleus
Ileus
 
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA Ileus AKPER PEMKAB MUNA
Ileus AKPER PEMKAB MUNA
 
CR Naura - Intususepsi.pptx
CR Naura - Intususepsi.pptxCR Naura - Intususepsi.pptx
CR Naura - Intususepsi.pptx
 
Trematoda hati
Trematoda hatiTrematoda hati
Trematoda hati
 

More from Muhammad sobri maulana (20)

Implementasi akhlak
Implementasi akhlakImplementasi akhlak
Implementasi akhlak
 
Akhlak
AkhlakAkhlak
Akhlak
 
Ltm agama no edit 2
Ltm agama no edit 2Ltm agama no edit 2
Ltm agama no edit 2
 
Ltm agama islam aborsi
Ltm agama islam aborsiLtm agama islam aborsi
Ltm agama islam aborsi
 
Perkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bitPerkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bit
 
Ltm agama keluarga islami kampus bit
Ltm agama keluarga islami kampus bitLtm agama keluarga islami kampus bit
Ltm agama keluarga islami kampus bit
 
Ltm agama (kampus bit)
Ltm agama (kampus bit)Ltm agama (kampus bit)
Ltm agama (kampus bit)
 
Kerajaan islam kampus bit
Kerajaan islam kampus bitKerajaan islam kampus bit
Kerajaan islam kampus bit
 
Jantung muhammad sobri maulana
Jantung   muhammad sobri maulanaJantung   muhammad sobri maulana
Jantung muhammad sobri maulana
 
Komplikasi diabetes melitus
Komplikasi diabetes melitusKomplikasi diabetes melitus
Komplikasi diabetes melitus
 
Electrolyte disorder muhammad sobri maulana
Electrolyte disorder  muhammad sobri maulanaElectrolyte disorder  muhammad sobri maulana
Electrolyte disorder muhammad sobri maulana
 
V ablaster tutorial
V ablaster tutorialV ablaster tutorial
V ablaster tutorial
 
Ca mammae muhammad sobri maulana
Ca mammae muhammad sobri maulanaCa mammae muhammad sobri maulana
Ca mammae muhammad sobri maulana
 
Scoliosis
ScoliosisScoliosis
Scoliosis
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 
Failure of formation of parts sobri
Failure of formation of parts sobriFailure of formation of parts sobri
Failure of formation of parts sobri
 
Bph sobri
Bph sobriBph sobri
Bph sobri
 
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
 
Soal latihan junior level - soal python
Soal latihan   junior level - soal pythonSoal latihan   junior level - soal python
Soal latihan junior level - soal python
 
Bhd dmrs hep
Bhd dmrs hepBhd dmrs hep
Bhd dmrs hep
 

Recently uploaded

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 

Recently uploaded (19)

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 

Ca colon muhammad sobri maulana

  • 2. Anamnesis • Nama : Ny. F (43 tahun) • Tanggal masuk RS : 16 Maret 2019 • Tanggal anamnesis : 21 Maret 2019 • Keluhan utama : perut kembung sejak 2 minggu yang lalu • Riwayat Penyakit Sekarang : pasien datang dengan keluhan perut kembung sejak 2 minggu yang lalu. Pasien lemas, sulit BAB, tidak kentut, terasa demam, mual ada, muntah tidak ada. Rasa begah dikeluhkan diperut dan nyeri hilang timbul dikeluhkan pada ulu hati. Terdapat perubahan pola defekasi yakni sejak September 2018 hingga 2 minggu SMRS BAB pasien menjadi lebih encer, pasien bisa BAB 4-5x sehari tetapi karena hilang timbul keluhan tersebut, pasien tidak berobat. BAB diakui tidak ada darah dan berwarna kuning kecoklatan. BAK tidak ada keluhan dan warnanya coklat.. Pasien pernah berobat ke RS Ketapang, Kalimantan Barat dan saat diperiksa teraba masa di perut. Terdapat penurunan BB 5 kg dalam 6 bulan terakhir dan nafsu
  • 3. Anamnesis •Riwayat Penyakit dahulu • DM dan HT disangkal, pasien mengatakan ada maag kronis, penyakit liver disangkal •Riwayat Keluarga • Tidak ada keluhan serupa dan tidak ada yang mengalami kanker sebelumnya •Riwayat Pengobatan • Tidak ada, Radiasi sebelumnya tidak pernah •Riwayat Sosioekonomi dan Kebiasaan Hidup • Pasien merupakan penjual makanan di kantin sekolah, dalam seminggu sangat sering mengonsumsi daging merah, tidak sering makan jeroan ataupun makanan sejenis yang berlemak tinggi, tidak suka buah dan sayur, minum hanya 1,5 L per hari, tidak merokok,
  • 4. Pemeriksaan Fisik • Kepala : normosefal, wajah simetris. • Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva pucat. • Leher : tidak ada pembesaran KGB. • Paru : simetris saat inspirasi dan ekspirasi, ekspansi dada simetris, fremitus sama dikedua lapang paru, bunyi napas vesikuler di kedua lapang paru • Jantung : bunyi jantung S1/S2 normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop • Abdomen : terdapat venektasi vena, buncit, distensi, nyeri tekan epigastik, amplitude bising usus meningkat dengan frekuensi 4x/menit, massa sulit diraba karena perut distensi, pembesaran hepar dan lien sulit dinilai karena perut distensi, asites TTV •Tensi : 101/70 •Suhu : 36.6oC •SaO2 : 91% •HR : 125 x/menit •RR : 30 x/menit DRE tidak dilakukan
  • 5. Diagnosis Kerja dan Diagnosis Banding •Diagnosis Primer : Obstruksi usus mekanik •Diagnosis Sekunder : Tumor kolon susp. Ganas pada kolon transversum kanan dan desenden. •Diagnosis banding : • Polip Kolon • GIST • Gastritis kronis • Ulseratif Kolitis • Chron Disease • Invaginasi/Instususepsi
  • 6. Planning • Pemeriksaan Penunjang • Sedot NGT • CBC, BUN, LFT • FOBT • CEA serum • Barium enema double contrast • Kolonoskopi • CT Colangiography • Chest radiography • Contrast ultrasonography of the abdomen and liver • Terapi • Akut • Dugaan Obstruksi • Dipuasakan • Infus 8 jam pertama • Gejala ringan, rehidrasi 1.500 mL • NGT untuk dekompresi • Kateter Urin  pantau diuresis • AGD  lalu Koreksi Asidosis Metabolik • Koreksi kehilangan elektrolit • Antibiotik • Monitor TTV • Terapi • Definitif • Terapi Bedah: Kolektomi dan Kolostomi • Kemoterapi : Adjuvan, Neoadjuvan, Paliatif • Radioterapi : ↓ Risiko Kekambuhan • Targeted Therapy : Antibodi monoklonal • Prognosis • Ad vitam : bonam • Ad sanactionam : dubia ad bonam • Ad functionam : dubia ad malam
  • 7. •Panjang kolon mencapai 150 cm dan terbagi menjadi : • Caecum • Kolon asendens • Kolon tranversal • Kolon sigmoid • Kolon desendens Dipisahkan oleh ileocecal valve Memiliki mesenter dan merupakan organ intraperitoneal
  • 8. Arteri mesenterika superior : ileocecal valve - splenic flexure Arteri mesenterika inferior : bagian distal dari splenic flexure
  • 9. Dinding kolon memiliki 4 lapisan, meliputi: 1. Mukosa 2. Submucosa 3. Muskularis propria (sir-long, meliputi 3 taenia coli) 4. Serosa
  • 10. Etiologi dan Faktor Resiko Etiologinya masih belum pasti Faktor Risiko: • Usia (>50 tahun) • Diet (tinggi lemak dan kalori, rendah serat) • Riwayat polip (bergantung pada ukuran, jumlah, dan tipe polip) • Riwayat kanker sebelumnya / pada keluarga • Faktor genetic (FAP, HNPCC) • Inflammatory Bowel Disease (colitis ulseratif, chron’s disease) • Irradiation • Obesity • Cigarette smoking • Alcohol consumption • Sedentary habits
  • 11. Epidemiologi •>95% kanker kolorektal adalah adenokarsinoma (berasal dari sel glandula yang terdapar di lapisan dinding kolon dan rektum). •Berdasarkan frekuensi menempati urutan nomor 3 di dunia •Menempati penyebab kematian karena kanker tersering nomor 4 di dunia •Negara maju >>> negara berkembang (terkait intake daging tinggi)
  • 12. Patofisiologi •Ca colon merupakan penyakit yang kompleks. Alterasi genetic sering kali berkaitan dengan progression from premalignant lesion (adenoma) to invasive adenocarcinoma. Sequence of molecular and genetic events leading to transformation from adenomatous polyps to overt malignancy has been characterized by Vogelstein and Fearon. [8] •Mutasi gen APC (adenomatous polyposis gene)  pertama kali ditemukan pada pasien dengan familial adenomatous polyposis (FAP). • Protein yang dikode oleh APC berperan pentiing dalam aktivasi onkogen c-myc dan cyclin D1  mengakibatkan terjadinya perubahan lesi premaligna menjadi maligna
  • 13. Patofisiologi •Gen-gen penting lain: • KRAS oncogene, • chromosome 18 loss of heterozygosity (LOH) leading to inactivation of SMAD4 (DPC4), and DCC (deleted in colon cancer) tumor suppression genes. • Chromosome arm 17p deletion and mutations affecting the p53 tumor suppressor gene confer resistance to programmed cell death (apoptosis) and are thought to be late events in colon carcinogenesis.
  • 15. Manifestasi Klinis • Weakness (20%) • Iron-deficiency anemia (11%) • Weight loss (6%) • Abdominal pain • Change in bowel habits • Intestinal obstruction or perforation • Rectal bleeding (distal) • Unusual • Pain • Fistula • Abses
  • 16. Diagnosis: Anamnesis 1. Perubahan Pola BAB • Ca Kolon Kiri • Lebih sering skirotik  stenosis dan obstruksi • Perubahan pola BAB sangat menonjol (gejala obstruksi jelas) • Ca Kolon Kanan • Jarang stenosis dan feses biasanya cair  risiko rendah obstruksi • Perubahan pola BAB tidak menonjol. Keluhannya justru diare 2. Perdarahan • Ca Kolon Kiri • Perdarahan mikroskopik  merah segar • Ca Kolon Kanan • Perdarahan sedikit, occult bleeding, anemis  darah merah maroon 3. Nyeri • Ca Kolon Kiri • Nyeri dibawah umbilikus • Ca Kolon Kanan • Nyeri dari
  • 17. Diagnosis: PF •Palpasi Abdomen •Teraba tumor  kondisi lanjut •Massa sigmoid lebih jelas teraba •Metastasis: •Thorax •Tulang •Kepala • Colok dubur • Tonus spincter: jepitan kuat? • Ampula: kolaps/tidak • Mukosa: licin/tidak • Tumor: • Arah jam (lokasi) • Jarak dari anocutan line • Bentuk (sirkular/bulat) • Ukuran • Sensasi • Terfiksir/Mobile • Permukaan • Margin • Ekstensi tumor • Rasakan pada anterior (vagina/
  • 18. Diagnosis: Pemeriksaan Penunjang •Sedot NGT •CBC •BUN •LFT •FOBT •CEA serum •Chest radiography •Contrast ultrasonography of the abdomen and liver
  • 19. Diagnosis: Pemeriksaan Penunjang•Barium Enema dengan Kontras Ganda •Endoskopi + Biopsi • Jenis endoskopi : kolonoskopi  Curiga di Rectum: Anuskopi, Protoskopi, Rektoskopi • Sensitivitas 95%  untuk diagnosis adenokarsinoma dan polip • Bisa sekaligus terapi dan biopsi • Kerugian : sulit sampai sekum, perlu sedasi IV, tidak dapat melokalisir tumor secara akurat •CT Colonografi • Sensitivitas tinggi, toleransi baik, bisa untuk stadium awal, dapat lihat invasi dan metastasis Kelebihan Kekurangan • Sensitivitas tinggi (65-95%) • Tingkat keberhasilan prosedur tinggi • Tidak perlu sedasi • Terjangkau • Lesi T1 susah terdeteksi • Akurasi diagnosis lesi di rectosigmoid dengan diverticulitis rendah • Akurasi lesi tipe datar rendah • Pasien terpapar radiasi • Polip <1 cm sulit terdeteksi
  • 26. Komplikasi : 1. Perdarahan •Perdarahan : bila terjadi ulserasi tumor •Presentasi Klinis • Anemia • Darah dalam tinja • Kegagalan sirkulasi perifer hemoragik • pusing, kelelahan, jantung berdebar, mual, haus, keringat dingin, amaurosis, atau sinkop; kulit lembab; tempat tidur kuku pucat; pengisian vena yang buruk dan kolapsnya vena superfisial; nadi lemah, anggota tubuh berkeringat, detak jantung cepat, tekanan darah menurun, dan bahkan syok; akhirnya, kelesuan, lekas marah, dan bahkan tidak responsif dan kebingungan. • Azotemia • Demam
  • 27. Komplikasi : 2. Obstruksi •Obstruksi yang disebabkan oleh kanker usus besar terutama dimanifestasikan sebagai obstruksi mekanis. Perubahan fisiologis dan patologis utama pada pasien dengan obstruksi akibat kanker usus besar meliputi pembesaran usus proksimal ke tempat obstruksi, kehilangan cairan dan elektrolit, dan infeksi (dan toksemia terkait). •Presentasi Klinis • Dilatasi Usus: distensi • Kehilangan elektrolit • Nyeri Abdomen • Perubahan kesadaran • Muntah Feculat • Dehidrasi, akral dingin • BU meningkat
  • 28. Komplikasi : 3. Perforasi •Jarang, tapi perforasi dapat terjadi pada pasien dengan obstruksi akut, ulserasi akibat penetrasi massa tumor Perforasi akibat obstruksi akut terutama terlihat di sekum. •Tekanan intraluminal yang sangat tinggi dapat menyebabkan iskemia, nekrosis, dan bahkan perforasi dinding usus lokal. •Fecal kemudian mengalir ke rongga perut  peritonitis fekal difus dan syok toksik. •Infeksi dan toksisitas adalah dua faktor utama yang mengancam jiwa. •Presentasi Klinis • Nyeri seluruh lapang perut, Defans muskular • Tanda syok : TD menurun, akral dingin, perubahan kesadaran • Riwayat lama Konstipasi • Perut kembung tanpa konstipasi
  • 29. Penanganan Primer sebagai Dokter Umum •Perdarahan • Cek FOBT • Cek DPL • Cek BUN • Severe Bleeding : >500 mL/episode • Severe Bleeding : Transfusi 1500 mL/3 jam untuk koreksi shock • Intravena Kristaloid: Koloid (3:1) • Monitor TTV dan Koreksi Elektrolit • Obstruksi • Dipuasakan • Infus 8 jam pertama • Gejala ringan, rehidrasi 1.500 mL • Dengan muntah yang jelas: 3.000 mL • Gagal sirkulasi perifer dan hipotensi : 4.000 mL • Tambah kebutuhan harian yang normal (sekitar 2.000 mL). • Infus kalium intravena dapat diresepkan jika output urin lebih besar dari 40 mL / jam. • NGT untuk dekompresi • Kateter Urin  pantau diuresis • AGD  lalu Koreksi Asidosis Metabolik • Koreksi kehilangan elektrolit • Antibiotik • Monitor TTV
  • 30. Penanganan Primer sebagai Dokter Umum •Perforasi • Dipuasakan • Infus • NGT • Kateter urin  Monitor Diuresis • Koreksi asidosis metabolik • Koreksi hipo/hiperglikemia • Antibiotik • Monitor TTV
  • 31. Tata Laksana Definitif •Terapi Bedah • Eksisi Lokal/ Polipektomi • Transanal Resection • Transanal Endoscopic Microsurgery • Kolektomi + Reseksi KGB en bloc : Open/Laparoscopic-assisted colectomy • Reseksi Abdominoperi •Kemoterapi : Adjuvan, Neoadjuvan, Paliatif •Radioterapi : ↓ Risiko Kekambuhan •Targeted Therapy : Antibodi monoklonal
  • 32. Polipektomi dan Eksisi Lokal •Polipektomi dan eksisi lokal •Beberapa kanker usus besar awal (stadium 0 dan beberapa tumor stadium awal) dan sebagian besar polip dapat diangkat selama kolonoskopi. • Untuk polipektomi, kanker diangkat sebagai bagian dari polip, yang dipotong pada tangkainya  memotong polip dari dinding usus besar dengan wire loop yang dialiri arus listrik. • Eksisi lokal menggunakan colonoskopi untuk menghilangkan kanker-kanker kecil pada lapisan dalam usus besar bersama dengan sejumlah kecil jaringan sehat yang mengelilinginya di dinding usus besar.
  • 33. Kolektomi • Definisi : mengangkat seluruh atau sebagian dari usus besar. Nodus limfa di dekatnya juga diangkat. • Sebagian dari usus besar yang diangkat= hemicolectomy, colectomy parsial, atau reseksi segmental  seperempat hingga sepertiga dari usus besar diangkat, tergantung pada ukuran dan lokasi kanker. Bagian kolon yang tersisa disambungkan kembali. 12 kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat  diperiksa untuk kemungkinan invasi kanker. • Jika semua usus besar diangkat, itu disebut colectomy total. Kolektomi total tidak sering diperlukan untuk mengobati
  • 34. Prinsip Anastomosis •Penyambungan anastomosis dapat dibangun kembali dengan beberapa cara. • End-to-end • End-to-side • Side-to-Side (fungsional end-to-end) • Prinsip dasar bedah pasokan vaskular, ketegangan, dan kontrol kontaminasi mungkin memainkan peran yang lebih penting daripada jenis anastomosis. Biasanya dilakukan anastomosis side to side functional end to end dengan staples dan jahitan. • Setelah anastomosis selesai, defek mesenterium biasanya ditutup untuk mencegah pembentukan hernia internal.
  • 35. Terapi Pembedahan : Kanker Kolon Kanan •Hemikolektomi kanan •Penatalaksanaan bedah kanker kolon melibatkan pengangkatan sebagian usus dan pembuluh darah yang memasok proksimal dan distal ke lesi. •Setelah persiapan usus dan antibiotik, pasien diposisikan dalam posisi terlentang dan dieksplorasi melalui sayatan garis tengah vertikal untuk menyingkirkan adanya penyakit metastasis.
  • 36. Terapi Pembedahan : Kanker Kolon Transversum •Kolektomi transversal atau subtotal. •Kedua operasi dilakukan dengan pasien terlentang. •Mesenterium yang sesuai dibagi bersama dengan pembuluh marginal. Jumlah usus yang direseksi tergantung pada lokasi lesi dan pasokan vaskular usus besar. •Lesi yang terletak di dekat fleksura hepatik memerlukan perluasan kolektomi kanan untuk mendapatkan margin yang memadai. Jika kolon kanan dan kolon transversal perlu direseksi, ileum dianastomosis ke kolon kiri yang tersisa. •Lesi di dekat fleksura limpa membutuhkan pengangkatan cabang desendens dari kolik tengah dan pembuluh kolik kiri.
  • 37. Terapi Pembedahan : Kanker Kolon Kiri •Lesi pada kolon kiri dikelola dengan kolektomi kiri atau subtotal. Setelah pasien diposisikan dalam posisi Lloyd- Davies yang dimodifikasi, eksplorasi dilakukan melalui sayatan garis tengah vertikal. •Sebagian besar lesi pada usus besar kiri akan membutuhkan mobilisasi fleksura lien untuk mendapatkan panjang kolon yang adekuat untuk membuat anastomosis •Untuk membangun kembali kontinuitas usus, sebagian besar ahli bedah melakukan end-to-end anastomosis sampai anus
  • 39. Kolostomi •Loop Colostomy •Double Barrel Transverse Stoma
  • 40. Referensi 1. Landmann R, Weiser M. Surgical Management of Locally Advanced and Locally Recurrent Colon Cancer. Clinics in Colon and Rectal Surgery. 2005;18(03):182-9. 2. Yang XF, Pan K. Diagnosis and management of acute complications in patients with colon cancer: bleeding, obstruction, and perforation. Chinese Journal of Cancer Research. 2014;26(3):331-40 3. https://www.cancer.org/cancer/colon-rectal-cancer/treating/colon- surgery.html 4. Ridereau-Zins C. Imaging in colonic cancer. Diagnostic and Interventional Imaging. 2014;95(5):475-83. 5. Sjamsuhidajat R, Prasetyono TO, Rudiman R. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 1-3. Ed 4. Jakarta: EGC;2017 6. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Pedoman Pelayanan Kanker Kolorektal. Jakarta: Kemenkes RI. 7. Lawrence PF. Essential of General Surgery. 5th Ed. Philadelphia: Lipincott William & Wilkins;2013.