SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
ILEUS OBSTRUKSI DAN ILEUS MEKANIK

A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Istilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan keadaan klinis akibat
kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan
utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan
bedah, misalnya pada obstruksi, perforasi, atau perdarahan masif di rongga perut maupun
saluran cerna. Infeksi, obstruksi atau strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan
perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga
terjadilah peritonitis
2. Klasifikasi
a. Ileus Paralitik
Adalah suatu keadaan akut abdomen berupa kembung (distensi abdomen) karena usus
tidak berkontraksi akibat adanya gangguan motilitas
b. Ileus Obstruksi
Adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan
mekanik.

3. Etiologi
a. Ileus Obstruktif
 Hernia inkarserata
 Non hernia
-

Penyempitan lumen usus
Isi lumen

: benda asing, skibala, ascariasis

Dinding usus

: stenosis (radang kronik), keganasan

Ekstra lumen

: tumor intraabdomen

-

Adhesi

-

Invaginasi

-

Volvulus

-

Malformasi usus

-
b. Ileus Paralitik
 Pembedahan Abdomen
 Trauma abdomen
 Infeksi: peritonitis, appendicitis, diverticulitis
 Pneumonia
 Sepsis
 Serangan Jantung
 Ketidakseimbangan elektrolit, khususnya natrium
 Kelainan metabolik yang mempengaruhi fungsi otot
 Obat-obatan: Narkotika, Antihipertensi
 Mesenteric ischemia
4. Patofisiologi
Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa
memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau
fungsional. Perbedaan utama adalah obstruksi paralitik di mana peristaltik dihambat dari
permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian
intermitten, dan akhirnya hilang.
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas
(70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan
pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan
diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari10, tidak adanya absorpsi dapat
mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus
setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit.
Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan
syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis
metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan
penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal
peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat
nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi
sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.
Obstruksi Mekanik Simple.
Pada obstruksi simple, hambatan pasase muncul tanpa disertai gangguan vaskuler
dan neurologik. Makanan dan cairan yang ditelan, sekresi usus, dan udara terkumpul
dalam jumlah yang banyak jika obstruksinya komplit. Bagian usus proksimal distensi, dan
bagian distal kolaps. Fungsi sekresi dan absorpsi membrane mukosa usus menurun, dan
dinding usus menjadi udema dan kongesti. Distensi intestinal yang berat, dengan
sendirinya secara terus menerus dan progresif akan mengacaukan peristaltik dan fungsi
sekresi mukosa dan meningkatkan resiko dehidrasi, iskemia, nekrosis, perforasi,
peritonitis, dan kematian.
Obstruksi Strangulata.
Pada obstruksi strangulata, kematian jaringan usus umumnya dihubungkan dengan
hernia inkarserata, volvulus, intussusepsi, dan oklusi vaskuler. Strangulasi biasanya
berawal dari obstruksi vena, yang kemudian diikuti oleh oklusi arteri, menyebabkan
iskemia yang cepat pada dinding usus. Usus menjadi udema dan nekrosis, memacu usus
menjadi gangrene dan perforasi.
5. Manifestasi klinis
Gejala yang ditemukan pada pasien ileus paralitik?
 Gangguan pada siklus BAB
 Perut kembung (distensi)
 Muntah
 Badan meriang (panas)
Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung kepada penyebab
obstruksinya. Hanya pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya lebih hebat dan menetap.
Ileus obstruksi ditandai dengan gejala klinis berupa nyeri abdomen yang bersifat kolik,
muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya flatus. Rasa nyeri
perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak
menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut yang melilit dan
terdengar semacam “suara” dari dalam perut. Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat
proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah
biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas (antibiotika). Pada umumnya persiapan
penderita dapat sekali. Muntah tidak proyektil dan berbau feculent, warna cairan muntah
kecoklatan. Pada penderita yang kurus /sedang dapat ditemukan dan contour atau darm
steifung; biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik. Pada saat
itu, dalam pemeriksaan bising usus dapat didengarkan bising usus yang kasar dan
meninggi (borgorygmi dan metalic sound). Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi
usus, beberapa gambaran klinik dapat membantu :
 Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat.
 Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.
 Terdapatnya abdominal tenderness.
 Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi,
hipotensi atau shock.
 Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal,
femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat
terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas
luka operasi sebelumnya.
 Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus
dan peristaltik melemah sampai hilang.
 Hipertimpani
 Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.
 Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease
 Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma
 Feses yang mengeras : skibala
 Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi
 Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
 Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
6. Penatalaksanaan medik
a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit :
b. Terapi Na+, K+, komponen darah
c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area

penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien
berbaring miring ke kanan.
f. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi

kronik, ileus paralitik atau infeksi
h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
i. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi

usus dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
7. Komplikasi
Komplikasi dari ileus obstruktif antara lain terjadinya nekrosis usus, perforasi usus,
sepsis, syok-dehidrasi, abses sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi,
pneumonia aspirasi dari proses muntah, gangguan elektrolit, meninggal sedangkan pada
ileus paralitik komplikasi antara lain syok hipovulemik, septikemia, syok sepsis dan
malnutrisi

B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
 Aktivitas dan istrahat
Gejala : Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
Tanda

: Kelemahan otot,

 Makanan dan cairan
Gejala : Klien mengeluh tidak ada nafsu makan, mual dan muntah, perut
kembung
Tanda

:  Perut kembung (distensi)
 Muntah
 muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang
berwarna kehijauan
 Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.
 Terdapatnya abdominal tenderness.
 Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.
 Hipertimpani
 Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada
fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.
 Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi
berat, tachycardi, hipotensi atau shock.
 Eliminasi
Gejala : Klien mengatakan perubahan frekuensi BAB, mengeluh tinja
disertai darah.
Tanda

:  Tidak adanya flatus
 Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease
 Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma
 Feses yang mengeras : skibala
 Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi
 Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
 Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan
pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu
hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa
abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila
ada bekas luka operasi sebelumnya.

 Nyeri dan kenyamanan
Gejala : Klien mengeluh sakit perut seperti melilit, nyeri yang dirasakan
seperti menusuk-nusuk, klien mengeluh rasa mules, nyeri yang
dirasakan bertambah berat
Tanda

:  Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
 Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap
 Ekspresi wajah meringis

b. Pengelompokan Data
Data Subyektif
 Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari

 Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
 Klien mengeluh mual dan muntah
 Klien mengatakan perut kembung

 Klien mengatakan perubahan frekuensi BAB
 Klien mengatakan fesesnya disertai darah.
 Klien mengeluh sakit perut seperti melilit
 Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti menusuk-nusuk
 klien mengeluh rasa mules
 klien mengatakan nyeri yang dirasakan bertambah berat

Data Obyektif
 Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.
 Terdapatnya abdominal tenderness.
 Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.
 Hipertimpani
 Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising
usus dan peristaltik melemah sampai hilang.
 Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi,
hipotensi atau shock.
 Tidak adanya flatus
 Kelemahan otot,
 Perut kembung (distensi)
 Muntah
 muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan
 Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease
 Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma
 Feses yang mengeras : skibala
 Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi
 Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
 Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal,
femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi
dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila
ada bekas luka operasi sebelumnya.
 Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
 Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap
 Ekspresi wajah meringis
c. Analisa data
Data
1
Do :
 Klien mengeluh sakit perut
seperti melilit
 Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti menusuknusuk
 klien mengeluh rasa mules
 klien mengatakan nyeri yang
dirasakan bertambah berat

Do :
 Nyeri tekan : lokal atau
general peritonitis
 Rasa nyeri abdomen yang
hebat, bersifat menetap
 Ekspresi wajah meringis
 Perut kembung (distensi)

Penyebab
2
Hilangnya kontraksi usus dan
pasase usus
↓
Tersumbatnya saluran usus
↓
Penekanan pada dinding usus
↓
Merangsang pengeluaran zat
pirogen bradikinin, serotonin dan
prostaglandin
↓
Impuls di sampaikan ke SSP
bagian korteks serebri
↓
Nyeri dipersepsikan

Ds :
Hilangnya kontraksi / pasase usus
 Klien mengeluh tidak ada
↓
nafsu makan
Menyumbat aliran usus
 Klien mengeluh mual dan
↓
muntah
Tidak adanya absorpsi dapat
 Klien mengatakan perut
mengakibatkan penimbunan
kembung
intralumen dengan cepat
Do :
↓
 Muntah
hebat
bersifat
Mual dan muntah
proyektil
dengan
cairan
↓
muntah
yang
berwarna
Intake nutrisi tidak adekuat
kehijauan
↓
 Muntah
Gangguan nutrisi kurang dari keb.
 Pada pemeriksaan abdomen,
tubuh
didapatkan ascites.
 Terdapatnya
abdominal
tenderness.
 Kadang teraba massa seperti
pada
tumor,
invaginasi,
hernia.

Masalah
3
Nyeri

Perubahan nutrisi
kurang dari keb.
Tubuh
 Hipertimpani
 Hiperperistaltik, bising usus
bernada tinggi, borborhygmi.
Pada fase lanjut bising usus
dan
peristaltik
melemah
sampai hilang.
 Adanya tanda-tanda yang
bersifat
umum,
demam,
dehidrasi berat, tachycardi,
hipotensi atau shock.
 Perut kembung (distensi)
Ds :
 Klien mengatakan perubahan
frekuensi BAB
 Klien mengatakan fesesnya
disertai darah.
 Klien mengatakan perut
kembung
Do :

 Ampula rekti kolaps : curiga
obstruksi
 Feses negatif : obstruksi usus
letak tinggi
 Isi rektum menyemprot :
Hirschprung disease
 Adanya
darah
dapat
menyokong
adanya
strangulasi, neoplasma
 Feses yang mengeras : skibala

Hilangnya kontraksi usus dan
pasase usus
↓
Tersumbatnya saluran usus
↓
Penekanan pada dinding usus
↓
Tidak adanya absorpsi dapat
mengakibatkan penimbunan
intralumen dengan cepat
↓
Adanya feses yang mengeras
↓
Konstipasi
↓
Gangguan eliminasi

Gangguan eliminasi

2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri epigastrium berhubungan dengan proses patologis
penyakitnya.
Do :
 Klien mengeluh sakit perut seperti melilit
 Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti menusuk-nusuk
 klien mengeluh rasa mules
 klien mengatakan nyeri yang dirasakan bertambah berat
Do :
 Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
 Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap
 Ekspresi wajah meringis
 Perut kembung (distensi)
b. Gangguan

pemenuhan

kebutuhan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat
Ds :
 Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
 Klien mengeluh mual dan muntah
 Klien mengatakan perut kembung
Do :
 Muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan
 Muntah
 Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.
 Terdapatnya abdominal tenderness.
 Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.
 Hipertimpani
 Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising
usus dan peristaltik melemah sampai hilang.
 Perut kembung (distensi)
c. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan konstipasi.
Ds :
 Klien mengatakan perubahan frekuensi BAB
 Klien mengatakan fesesnya disertai darah.
 Klien mengatakan perut kembung
Do :
 Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
 Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi
 Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease
 Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma
 Feses yang mengeras : skibala
3. Perencanaan
Dx
1

Tujuan
Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
nyeri teratasi
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama beberapa hanya
nyeri beransur-ansur
hilang dengan criteria :
- Ekspresi wajah
tenang
- Klien tidak
mengeluh nyeri

Rencana tindakan
Intervensi
1. Kaji skala nyeri. Lokasi dan
penyebarannya

2. Berikan posisi yang nyaman
pada klien
3. Ajarkan tehnik relaksasi dan
tehnik distrasi kepada pasien

4. Anjurkan klien untuk
beristrahat yang cukup
5. Anjurkan pada keluarga klien
untuk menciptakan
lingkungan yang tenang
6. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat
analgetik sesuai indikasi

Rasional
1. Mengetahui skala nyeri
yang dirasakan klien
sehingga perawat dapat
menentukan tindakan yang
tepat yang akan diberikan
selanjutnya
2. Posisi yang nyaman bagi
klien membantu klien
untuk dapat beristrahat
3. Tehnik relaksasi dan
distrasi membantu
mengalihkan perhatian
klien dari rasa nyeri
4. Istrahat yang cukup
membantu mengurangi rasa
nyeri
5. Lingkungan yang tenang
membantu klien untuk
dapat beristrahat
6. Membantu menekan rasa
nyeri

Implementasi
1. Mengkaji skala nyeri.
Lokasi dan penyebarannya

2. Memberikan posisi yang
nyaman pada klien
3. Mengajarkan tehnik
relaksasi dan tehnik distrasi
kepada pasien
4. Menganjurkan klien untuk
beristrahat yang cukup
5. Menganjurkan pada
keluarga klien untuk
menciptakan lingkungan
yang tenang
6. Penatalaksanaan dengan
dokter dalam pemberian
obat analgetik sesuai
indikasi
2

Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Tupen :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama beberapa hari
nutrisi beransur-ansur
terpenuhi dengan
criteria :
- Nafsu makan
meningkat
- Berat badan
meningkat
- Porsi makan
dihabiskan

3

Tupan :
Setelah diberikan
tindakan keperawatan
gangguan eliminasi
teratasi
Tupen :
Setelah diberikan
tindkaan keperawatan

1. Pantau intake dan outpun
nutrisi klien

1. Mengetahui jumlah
kebutuhan klien akan
nutrisi
2. Timbang berat badan klien
2. Mengetahui kekurang
nutrisi klien
3. Auskultasi bising usus, palpasi 3. Mengetahui apakah ada
abdomen catat pasase flatus
kontraksi usus
4. Identifikan kesukaan dan
4. Menimbulkan nafsu makan
ketidaksukaan diet dari pasien
klien
5. Berikan makanan dalam porsi 5. Membantu memenuhi
sedikit tapi sering dengan diet
kebutuhan nutrisi klien
lunak
6. Berikan makanan yang
6. Menambah nafsu makan
menarik dan masih dalam
klien
keadaan hangat
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
7. Membantu memenuhi
dalam pemberikan nutrisi
kekurangan nutrisi klien
yang sesuai dengan kondisi
klien

1. Memantau intake dan
outpun nutrisi klien
2. Menimbang berat badan
klien
3. Auskultasi bising usus,
palpasi abdomen catat
pasase flatus
4. Mengidentifikan kesukaan
dan ketidaksukaan diet dari
pasien
5. Memberikan makanan
dalam porsi sedikit tapi
sering dengan diet lunak
6. Memberikan makanan yang
menarik dan masih dalam
keadaan hangat
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberikan nutrisi
yang sesuai dengan kondisi
klien
1. Pastikan kebiasan defekasi 1. Membantu
bila 1. Memastikan
kebiasan
pasien dan gaya hidup
pembentukan jadwal irigasi
defekasi pasien dan gaya
sebelumnya.
efektif untuk pasien dengan
hidup sebelumnya.
kolostomi.
2. Selidiki awitan/tak adanya 2. Ileus
paralitik/adinamik 2. Menyelidiki
awitan/tak
keluaran. Auskultasi bising
pascaoperasi
biasanya
adanya keluaran. Auskultasi
usus.
membaik dalam 48-72 jam
bising usus.
dan ileostomi harus mulai
mengaliri dalam 12-24 jam.
selama beberapa hari
eliminasi klien
beransur-ansur normal
dengan criteria :
- Frekuensi eliminasi
normal
- Feses lunak dan
tidak bercampur
darah

Pelambatan
dapat
menandakan ileus atau
obstruksi statis menetap,
yang
dapat
terjadi
pascaoperasi karena edema,
ketidaktepatan pemasangan
kantung, prolaps, atau
stenosis stoma.
3. Berikan makan lunak yang 3. Makanan lunak membantu 3. Memberikan makan lunak
muncah dicernah
mempermudah pengeluara
yang muncah dicernah
feses.
4. Kolaborasi dengan dokter 4. Membantu mengatasi
4. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat yang
masalah konstipasi / atau
dalam pemberian obat yang
dapat membuat kontraksi usus
susah buang air besar.
dapat membuat kontraksi
dan pasase usus normal
usus dan pasase usus
normal

More Related Content

What's hot

Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifdhewychabi
 
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Asyifa Robiatul adawiyah
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)Sulistia Rini
 
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)pjj_kemenkes
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-beratNia Aprianti
 
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitaKb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitapjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Septian Muna Barakati
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
Darah dan pembekuan darah
Darah dan pembekuan darahDarah dan pembekuan darah
Darah dan pembekuan darahRahayu Pratiwi
 
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas pjj_kemenkes
 
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...aulia rahmah
 
Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilRahayu Pratiwi
 
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Nurul Wulandari
 
Training _Kerangka Komunikasi Efektif SBAR (Situasi, Background, Assessment &...
Training _Kerangka Komunikasi Efektif SBAR (Situasi, Background, Assessment &...Training _Kerangka Komunikasi Efektif SBAR (Situasi, Background, Assessment &...
Training _Kerangka Komunikasi Efektif SBAR (Situasi, Background, Assessment &...Kanaidi ken
 
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinanPenyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinanWike Osake
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikAl-Ikhlas14
 

What's hot (20)

Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventifUpaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
Upaya promkes dalam pelayanan kebidanan promotif, preventif
 
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
 
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Kontap (MOW dan MOP)
 
Presentasi muka
Presentasi mukaPresentasi muka
Presentasi muka
 
Askep retensio urine
Askep retensio urineAskep retensio urine
Askep retensio urine
 
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat87612150 woc-pre-eklampsi-berat
87612150 woc-pre-eklampsi-berat
 
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balitaKb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
Kb 2 dokumentasi askeb pada neonatus, bayi, balita
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
 
Darah dan pembekuan darah
Darah dan pembekuan darahDarah dan pembekuan darah
Darah dan pembekuan darah
 
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Situasi Kesehatan dalam Kebidanan Komunitas
 
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
 
Sistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamilSistem perkemihan pada ibu hamil
Sistem perkemihan pada ibu hamil
 
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
Latihan soal uji kompetensi AKBID PARAMATA RAHA
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
 
Training _Kerangka Komunikasi Efektif SBAR (Situasi, Background, Assessment &...
Training _Kerangka Komunikasi Efektif SBAR (Situasi, Background, Assessment &...Training _Kerangka Komunikasi Efektif SBAR (Situasi, Background, Assessment &...
Training _Kerangka Komunikasi Efektif SBAR (Situasi, Background, Assessment &...
 
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinanPenyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 

Similar to Ileus Obstruksi

Similar to Ileus Obstruksi (20)

Soal ileus
Soal ileusSoal ileus
Soal ileus
 
Gangguan usus inflamasi akut
Gangguan usus inflamasi akutGangguan usus inflamasi akut
Gangguan usus inflamasi akut
 
ILEUS.pdf
ILEUS.pdfILEUS.pdf
ILEUS.pdf
 
304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi
 
Ileus
IleusIleus
Ileus
 
COLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptxCOLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptx
 
Bph AKPER PEMKAB MUNA
Bph AKPER PEMKAB MUNA Bph AKPER PEMKAB MUNA
Bph AKPER PEMKAB MUNA
 
Bph AKPER PEMKAB MUNA
Bph AKPER PEMKAB MUNABph AKPER PEMKAB MUNA
Bph AKPER PEMKAB MUNA
 
Retensi urine
Retensi urineRetensi urine
Retensi urine
 
Bph
BphBph
Bph
 
Ileus obstruksi final
Ileus obstruksi finalIleus obstruksi final
Ileus obstruksi final
 
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
358159676-Colic-Abdomen-ppt.pptx
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
 
Askep appendix 1
Askep appendix 1Askep appendix 1
Askep appendix 1
 
Ileus obstruksi
Ileus obstruksiIleus obstruksi
Ileus obstruksi
 
askep intususepsi
askep intususepsiaskep intususepsi
askep intususepsi
 
Presentation1 kel
Presentation1 kelPresentation1 kel
Presentation1 kel
 
Askep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhirAskep pencernaan akhir
Askep pencernaan akhir
 
Case Report Session Obstructive Ileus
Case Report Session Obstructive IleusCase Report Session Obstructive Ileus
Case Report Session Obstructive Ileus
 
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Ileus Obstruksi

  • 1. ILEUS OBSTRUKSI DAN ILEUS MEKANIK A. Konsep Penyakit 1. Pengertian Istilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada obstruksi, perforasi, atau perdarahan masif di rongga perut maupun saluran cerna. Infeksi, obstruksi atau strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah peritonitis 2. Klasifikasi a. Ileus Paralitik Adalah suatu keadaan akut abdomen berupa kembung (distensi abdomen) karena usus tidak berkontraksi akibat adanya gangguan motilitas b. Ileus Obstruksi Adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik. 3. Etiologi a. Ileus Obstruktif  Hernia inkarserata  Non hernia - Penyempitan lumen usus Isi lumen : benda asing, skibala, ascariasis Dinding usus : stenosis (radang kronik), keganasan Ekstra lumen : tumor intraabdomen - Adhesi - Invaginasi - Volvulus - Malformasi usus -
  • 2. b. Ileus Paralitik  Pembedahan Abdomen  Trauma abdomen  Infeksi: peritonitis, appendicitis, diverticulitis  Pneumonia  Sepsis  Serangan Jantung  Ketidakseimbangan elektrolit, khususnya natrium  Kelainan metabolik yang mempengaruhi fungsi otot  Obat-obatan: Narkotika, Antihipertensi  Mesenteric ischemia 4. Patofisiologi Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan utama adalah obstruksi paralitik di mana peristaltik dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian intermitten, dan akhirnya hilang. Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari10, tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia. Obstruksi Mekanik Simple.
  • 3. Pada obstruksi simple, hambatan pasase muncul tanpa disertai gangguan vaskuler dan neurologik. Makanan dan cairan yang ditelan, sekresi usus, dan udara terkumpul dalam jumlah yang banyak jika obstruksinya komplit. Bagian usus proksimal distensi, dan bagian distal kolaps. Fungsi sekresi dan absorpsi membrane mukosa usus menurun, dan dinding usus menjadi udema dan kongesti. Distensi intestinal yang berat, dengan sendirinya secara terus menerus dan progresif akan mengacaukan peristaltik dan fungsi sekresi mukosa dan meningkatkan resiko dehidrasi, iskemia, nekrosis, perforasi, peritonitis, dan kematian. Obstruksi Strangulata. Pada obstruksi strangulata, kematian jaringan usus umumnya dihubungkan dengan hernia inkarserata, volvulus, intussusepsi, dan oklusi vaskuler. Strangulasi biasanya berawal dari obstruksi vena, yang kemudian diikuti oleh oklusi arteri, menyebabkan iskemia yang cepat pada dinding usus. Usus menjadi udema dan nekrosis, memacu usus menjadi gangrene dan perforasi. 5. Manifestasi klinis Gejala yang ditemukan pada pasien ileus paralitik?  Gangguan pada siklus BAB  Perut kembung (distensi)  Muntah  Badan meriang (panas) Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung kepada penyebab obstruksinya. Hanya pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya lebih hebat dan menetap. Ileus obstruksi ditandai dengan gejala klinis berupa nyeri abdomen yang bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya flatus. Rasa nyeri perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut yang melilit dan terdengar semacam “suara” dari dalam perut. Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas (antibiotika). Pada umumnya persiapan penderita dapat sekali. Muntah tidak proyektil dan berbau feculent, warna cairan muntah kecoklatan. Pada penderita yang kurus /sedang dapat ditemukan dan contour atau darm steifung; biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik. Pada saat
  • 4. itu, dalam pemeriksaan bising usus dapat didengarkan bising usus yang kasar dan meninggi (borgorygmi dan metalic sound). Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa gambaran klinik dapat membantu :  Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat.  Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.  Terdapatnya abdominal tenderness.  Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi, hipotensi atau shock.  Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.  Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.  Hipertimpani  Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.  Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease  Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma  Feses yang mengeras : skibala  Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi  Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi  Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis 6. Penatalaksanaan medik a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit : b. Terapi Na+, K+, komponen darah c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan. f. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
  • 5. g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik, ileus paralitik atau infeksi h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung. i. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko. j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua. 7. Komplikasi Komplikasi dari ileus obstruktif antara lain terjadinya nekrosis usus, perforasi usus, sepsis, syok-dehidrasi, abses sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi, pneumonia aspirasi dari proses muntah, gangguan elektrolit, meninggal sedangkan pada ileus paralitik komplikasi antara lain syok hipovulemik, septikemia, syok sepsis dan malnutrisi B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data  Aktivitas dan istrahat Gejala : Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari Tanda : Kelemahan otot,  Makanan dan cairan Gejala : Klien mengeluh tidak ada nafsu makan, mual dan muntah, perut kembung Tanda :  Perut kembung (distensi)  Muntah  muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan  Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.  Terdapatnya abdominal tenderness.  Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.  Hipertimpani  Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada
  • 6. fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.  Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi, hipotensi atau shock.  Eliminasi Gejala : Klien mengatakan perubahan frekuensi BAB, mengeluh tinja disertai darah. Tanda :  Tidak adanya flatus  Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease  Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma  Feses yang mengeras : skibala  Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi  Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi  Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.  Nyeri dan kenyamanan Gejala : Klien mengeluh sakit perut seperti melilit, nyeri yang dirasakan seperti menusuk-nusuk, klien mengeluh rasa mules, nyeri yang dirasakan bertambah berat Tanda :  Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis  Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap  Ekspresi wajah meringis b. Pengelompokan Data Data Subyektif  Klien mengeluh tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari  Klien mengeluh tidak ada nafsu makan  Klien mengeluh mual dan muntah  Klien mengatakan perut kembung  Klien mengatakan perubahan frekuensi BAB  Klien mengatakan fesesnya disertai darah.
  • 7.  Klien mengeluh sakit perut seperti melilit  Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti menusuk-nusuk  klien mengeluh rasa mules  klien mengatakan nyeri yang dirasakan bertambah berat Data Obyektif  Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.  Terdapatnya abdominal tenderness.  Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.  Hipertimpani  Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.  Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi, hipotensi atau shock.  Tidak adanya flatus  Kelemahan otot,  Perut kembung (distensi)  Muntah  muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan  Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease  Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma  Feses yang mengeras : skibala  Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi  Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi  Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.  Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis  Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap  Ekspresi wajah meringis
  • 8. c. Analisa data Data 1 Do :  Klien mengeluh sakit perut seperti melilit  Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti menusuknusuk  klien mengeluh rasa mules  klien mengatakan nyeri yang dirasakan bertambah berat Do :  Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis  Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap  Ekspresi wajah meringis  Perut kembung (distensi) Penyebab 2 Hilangnya kontraksi usus dan pasase usus ↓ Tersumbatnya saluran usus ↓ Penekanan pada dinding usus ↓ Merangsang pengeluaran zat pirogen bradikinin, serotonin dan prostaglandin ↓ Impuls di sampaikan ke SSP bagian korteks serebri ↓ Nyeri dipersepsikan Ds : Hilangnya kontraksi / pasase usus  Klien mengeluh tidak ada ↓ nafsu makan Menyumbat aliran usus  Klien mengeluh mual dan ↓ muntah Tidak adanya absorpsi dapat  Klien mengatakan perut mengakibatkan penimbunan kembung intralumen dengan cepat Do : ↓  Muntah hebat bersifat Mual dan muntah proyektil dengan cairan ↓ muntah yang berwarna Intake nutrisi tidak adekuat kehijauan ↓  Muntah Gangguan nutrisi kurang dari keb.  Pada pemeriksaan abdomen, tubuh didapatkan ascites.  Terdapatnya abdominal tenderness.  Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia. Masalah 3 Nyeri Perubahan nutrisi kurang dari keb. Tubuh
  • 9.  Hipertimpani  Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.  Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi, hipotensi atau shock.  Perut kembung (distensi) Ds :  Klien mengatakan perubahan frekuensi BAB  Klien mengatakan fesesnya disertai darah.  Klien mengatakan perut kembung Do :  Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi  Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi  Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease  Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma  Feses yang mengeras : skibala Hilangnya kontraksi usus dan pasase usus ↓ Tersumbatnya saluran usus ↓ Penekanan pada dinding usus ↓ Tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat ↓ Adanya feses yang mengeras ↓ Konstipasi ↓ Gangguan eliminasi Gangguan eliminasi 2. Diagnosa keperawatan a. Gangguan rasa nyaman nyeri epigastrium berhubungan dengan proses patologis penyakitnya. Do :  Klien mengeluh sakit perut seperti melilit  Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti menusuk-nusuk  klien mengeluh rasa mules  klien mengatakan nyeri yang dirasakan bertambah berat
  • 10. Do :  Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis  Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap  Ekspresi wajah meringis  Perut kembung (distensi) b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat Ds :  Klien mengeluh tidak ada nafsu makan  Klien mengeluh mual dan muntah  Klien mengatakan perut kembung Do :  Muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan  Muntah  Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.  Terdapatnya abdominal tenderness.  Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.  Hipertimpani  Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.  Perut kembung (distensi) c. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan konstipasi. Ds :  Klien mengatakan perubahan frekuensi BAB  Klien mengatakan fesesnya disertai darah.  Klien mengatakan perut kembung Do :  Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi  Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi  Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease  Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma  Feses yang mengeras : skibala
  • 11. 3. Perencanaan Dx 1 Tujuan Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan nyeri teratasi Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hanya nyeri beransur-ansur hilang dengan criteria : - Ekspresi wajah tenang - Klien tidak mengeluh nyeri Rencana tindakan Intervensi 1. Kaji skala nyeri. Lokasi dan penyebarannya 2. Berikan posisi yang nyaman pada klien 3. Ajarkan tehnik relaksasi dan tehnik distrasi kepada pasien 4. Anjurkan klien untuk beristrahat yang cukup 5. Anjurkan pada keluarga klien untuk menciptakan lingkungan yang tenang 6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi Rasional 1. Mengetahui skala nyeri yang dirasakan klien sehingga perawat dapat menentukan tindakan yang tepat yang akan diberikan selanjutnya 2. Posisi yang nyaman bagi klien membantu klien untuk dapat beristrahat 3. Tehnik relaksasi dan distrasi membantu mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri 4. Istrahat yang cukup membantu mengurangi rasa nyeri 5. Lingkungan yang tenang membantu klien untuk dapat beristrahat 6. Membantu menekan rasa nyeri Implementasi 1. Mengkaji skala nyeri. Lokasi dan penyebarannya 2. Memberikan posisi yang nyaman pada klien 3. Mengajarkan tehnik relaksasi dan tehnik distrasi kepada pasien 4. Menganjurkan klien untuk beristrahat yang cukup 5. Menganjurkan pada keluarga klien untuk menciptakan lingkungan yang tenang 6. Penatalaksanaan dengan dokter dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi
  • 12. 2 Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari nutrisi beransur-ansur terpenuhi dengan criteria : - Nafsu makan meningkat - Berat badan meningkat - Porsi makan dihabiskan 3 Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan gangguan eliminasi teratasi Tupen : Setelah diberikan tindkaan keperawatan 1. Pantau intake dan outpun nutrisi klien 1. Mengetahui jumlah kebutuhan klien akan nutrisi 2. Timbang berat badan klien 2. Mengetahui kekurang nutrisi klien 3. Auskultasi bising usus, palpasi 3. Mengetahui apakah ada abdomen catat pasase flatus kontraksi usus 4. Identifikan kesukaan dan 4. Menimbulkan nafsu makan ketidaksukaan diet dari pasien klien 5. Berikan makanan dalam porsi 5. Membantu memenuhi sedikit tapi sering dengan diet kebutuhan nutrisi klien lunak 6. Berikan makanan yang 6. Menambah nafsu makan menarik dan masih dalam klien keadaan hangat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi 7. Membantu memenuhi dalam pemberikan nutrisi kekurangan nutrisi klien yang sesuai dengan kondisi klien 1. Memantau intake dan outpun nutrisi klien 2. Menimbang berat badan klien 3. Auskultasi bising usus, palpasi abdomen catat pasase flatus 4. Mengidentifikan kesukaan dan ketidaksukaan diet dari pasien 5. Memberikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering dengan diet lunak 6. Memberikan makanan yang menarik dan masih dalam keadaan hangat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberikan nutrisi yang sesuai dengan kondisi klien 1. Pastikan kebiasan defekasi 1. Membantu bila 1. Memastikan kebiasan pasien dan gaya hidup pembentukan jadwal irigasi defekasi pasien dan gaya sebelumnya. efektif untuk pasien dengan hidup sebelumnya. kolostomi. 2. Selidiki awitan/tak adanya 2. Ileus paralitik/adinamik 2. Menyelidiki awitan/tak keluaran. Auskultasi bising pascaoperasi biasanya adanya keluaran. Auskultasi usus. membaik dalam 48-72 jam bising usus. dan ileostomi harus mulai mengaliri dalam 12-24 jam.
  • 13. selama beberapa hari eliminasi klien beransur-ansur normal dengan criteria : - Frekuensi eliminasi normal - Feses lunak dan tidak bercampur darah Pelambatan dapat menandakan ileus atau obstruksi statis menetap, yang dapat terjadi pascaoperasi karena edema, ketidaktepatan pemasangan kantung, prolaps, atau stenosis stoma. 3. Berikan makan lunak yang 3. Makanan lunak membantu 3. Memberikan makan lunak muncah dicernah mempermudah pengeluara yang muncah dicernah feses. 4. Kolaborasi dengan dokter 4. Membantu mengatasi 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat yang masalah konstipasi / atau dalam pemberian obat yang dapat membuat kontraksi usus susah buang air besar. dapat membuat kontraksi dan pasase usus normal usus dan pasase usus normal