SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Dinda Nafatilana, S.Ked
712022008
Appendikular
Infiltrat
Laporan
Kasus
Identifikasi Pasien
• Nama : Nn. S
• Jenis kelamin : Perempuan
• Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 24 Februari 2004 / 19 tahun
• Pekerjaan : Belum Bekerja
• Pendidikan terakhir : SMA
• Alamat : Jl. K.H Azhari RT 9, RW 7, No.100
• Agama : Islam
• Kebangsaan : Indonesia
• Status : Belum Menikah
• MRS Tanggal : 22 Januari 2024
• No.RM : 70.66.23
• Pembiayaan : BPJS
Nyeri perut kanan bawah sejak 2
hari SMRS
Mual dan muntah sejak
1 hari SMRS
ANAMNESIS
RPP
Pasien datang ke IGD RSUD Palembang BARI diantar keluarganya dengan keluhan
muncul nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari SMRS. Awalnya nyeri dirasakan di ulu hati
lalu berpindah ke perut kanan bawah. Nyeri yang dirasakan tajam seperti ditusuk jarum
dan hilang timbul sepanjang hari. Nyeri bertambah parah ketika pasien hendak bangun
dari tempat tidur ataupun batuk dan membaik ketika pasien diam dan beristirahat.
Keluhan disertai, Demam (+), mual (+) disertai muntah, nafsu makan menurun (+), dan tidak
BAB sejak 2 hari yang lalu, tidak ada penurunan berat badan drastic dalam beberapa bulan
terakhir, flatus (+), BAK (+) biasa dalam batas normal. Sebelumnya pasien pernah
mengalami sakit yang sama pada perut kanan bawah seperti sekarang kurang lebih 5
bulan SMRS. Pasien sempat ke dokter dan sembuh dengan obat dokter.
• Riwayat pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya ada.
• Riwayat darah tinggi disangkal.
• Riwayat kencing manis disangkal.
• Riwayat alergi disangkal.
• Riwayat asma disangkal.
• Riwayat trauma disangkal.
• Riwayat sakit jantung disangkal.
• Riwayat operasi sebelumnya disangkal
• Riwayat pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya disangkal.
• Riwayat darah tinggi disangkal.
• Riwayat kencing manis disangkal.
• Riwayat alergi disangkal.
• Riwayat asma disangkal.
• Riwayat trauma disangkal.
• Riwayat sakit jantung disangkal.
• Riwayat operasi sebelumnya disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadan Umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4 V5 M6
• Tekanan Darah :110/70 mmHg
• Nadi : 90x/menit
• Pernafasan : 20x/menit
• Suhu : 37,3°C
• Saturasi Oksigen : 99%
• Berat Badan : 60 kg
• Panjang Badan : 165 cm
• Status Gizi : Gizi Baik
• Skala Nyeri : 8
Nyeri berdasarkan SOCRATES
• Site (Lokasi) : Nyeri di perut kanan bawah
• Onset (Mulai timbul) : 2 hari SMRS, perlahan-lahan
• Character (Sifat) : Nyeri hilang timbul seperti tertusuk
• Radiation (Penjalaran) : Nyeri menjalar
• Association (Hubungan) : Mual muntah ada
• Timing (Saat terjadinya) : Setelah bangun atau batuk
• Exacerbating and relieving factor : Nyeri bertambah berat
• Severity (Tingkat keparahan) : 8
Keadaan Spesifik
Kepala :
• Kepala normal.
• Perubahan bentuk kepala(-).
Mata
• Konjungtiva : pucat (-/-), perdarahan (-/-).
• Sklera : kuning (-/-).
• Palpebra : bengkak(-/-).
• Pupil : Refleks cahaya(+/+), isokor (3mm/3mm), bulat.
Keadaan Spesifik
Hidung
• Bagian luar :normal, perubahan bentuk hidung(-).
• Septum : terletakditengah dan simetris.
• Mukosa hidung : kemerahan (-).
• Rongga hidung : nafas cuping hidung (-), sekret(-), perdarahan (-), nyeri (-), konsistensi kenyal,terfiksasi,
batas tegas.
Telinga
• Daun telinga : normal.
• Liang telinga : lapang, sekret (-), darah (-).
• Pendengaran : Normal.
Mulut Dan Tenggorokan
• ·Bibir : pucat (-), kebiruan (-), kering (-).
• ·Lidah : perubahan bentuk lidah (-).
• ·Tonsil : T1/T1 tenang.
• ·Faring : kemerahan (-).
Keadaan Spesifik
Thorax
Paru-Paru
• ·Inspeksi : simetris, tarikan otot dinding dada (-).
• ·Palpasi : getaransuara sama pada kedua paru.
• ·Perkusi : sonorpada seluruh lapangan paru.
• ·Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),whezing (-/-).Jantung
• ·Inspeksi : ictus cordis (denyut jantung yang berasal dari apex jantung atau bagian terluar jantung) tidak
terlihat.
• ·Palpasi : ictus cordis (denyut jantung yang berasal dari apex jantung atau bagian terluar jantung) tidak
teraba.
• ·Perkusi :
• -Batas atas :ICS 2 linea parasternalis sinistra et sinistra
• -Batas kanan : ICS 4 linea parasternalis dextra
• -Batas kiri :ICS 5 linea midclavicularis sinistra
• ·Auskultasi: BJ I & BJ II normal, teratur,murmur (-), gallop (-).
STATUS LOKALIS
Regio Abdomen
• Inspeksi : Perut tampak buncit, simetris, gerakan pernafasan abdomen (-), darm
contour (-), darm steifung (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) , 5-6 x/menit , metalic sound (-),
• Palpasi : Supel, nyeri tekan di titik McBurney (+) , Rovsign (+), Psoas sign (+), blumberg (-),
Nyeri lepas (-), teraba massa pada abdomen kanan bawah ukuran ± 6 x 3 cm, permukaan
rata, konsistensi lunak, immobile, nyeri tekan (+)
• Perkusi : timpani di keempat kuadran abdomen, nyeri ketok (-)
LABORATORIUM
USG ABDOMEN
Tampak bayangan tubuler buntu tanpa peristaltik dengan dinding diameter 0,9cm
Tidak tampak massa, tidak tampak koleksi cairan bebas
Kesan : appendicitis infiltrat
• Appendicular Infiltrat
• Tumor Caeccum
• Kista Ovarium
Appendicular Infiltrat
TATALAKSANA
Non Farmakologis
• Appendektomi
Farmakologis
• IVFD RL gtt 20x/m
• Inj. Amoxicillin 3x1 gr
• inj. Ketorolac 2 x 1 amp
• Inj Ranitidin 2 x 1 amp
prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : dubia adbonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung,
panjangnya kira – kira 10 cm (kisaran 3 – 15 cm), dan
berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian
proksimal dan melebar dibagian distal. Namun
demikian, pada bayi apendiks berbentuk kerucut, lebar
pada pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya
DEFINISI
Apendisitis infiltrat adalah proses radang apendiks
yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum,
usus halus, sekum, kolon dan peritoneum sehingga
membentuk gumpalan massa flegmon yang melekat
erat satu dengan yang lainnya
EPIDEMIOLOGI
• tertinggi pada kelompok umur 20 – 30 tahun, setelah itu menurun.
• Insiden pada lelaki dan perempuan umumnya sebanding kecuali
pada umur 20 – 30 tahun, ketika insidens pada lelaki lebih tinggi.2
• Massa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima
tahun atau lebih; daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik
dan omentum telah cukup panjang dan tebal untuk membungkus
proses radang.2
ETIOLOGI
• di awali oleh adanya apendisitis akut. Apendisitis akut merupakan
infeksi bakteria
• erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. histolytica
• faktor pencetus disamping hyperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor
apendiks, dan cacing askaris juga dapat menyebabkan sumbatan.
• peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh
konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
• Appensisitis infiltrat didahului oleh keluhan apendisitis akut yang
kemudian disertai adanya massa periapendikular.
• Gejala klasik biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau
periumbilikus yang berhubungan dengan muntah.
• nyeri beralih ke kuadran kanan, yang akan menetap dan di perberat
bila berjalan atau batuk.
• keluhan anoreksia, malaise dan demam yang tidak terlalu tinggi.
• konstipasi tetapi kadang kadang terjadi diare
• mual dan muntah
PEMERIKSAAN FISIK
• penonjolan di perut kanan bawah .
• Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,5°C. Bila suhu lebih tinggi,
mungkin sudah terjadi perforasi.
• Jika apendiks intrapelvinal maka massa dapat diraba pada RT (Rectal Toucher) sebagai
massa yang hangat
Tanda Appendisitis
• Rovsing’s sign : nyeri di RLQ (Right Lower Quadrant).
• Psoas sign: kekakuan musculus psoas kanan akibat refleks
• Obturator sign: nyeri di hipogastrium saat eksorotasi.
• Blumberg’s sign (nyeri lepas kontralateral)
• Defence musculare
• Dunphy’s sign (nyeri ketika batuk)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Laboratorium
• USG
• Laparoscopy
• Histopatologi
DIAGNOSIS BANDING
• Chrons disease
• Tumor Sekum
• Torsi Kista Ovarium
Tatalaksana
Terapi Appendikular infiltrat pada anak-anak, kebanyakan adalah
konservatif yaitu dengan observasi ketat dan antibiotik, dengan
cairan intravena, dan pemasangan NGT (Naso Gastric Tube) bila
diperlukan. Konservatif berlangsung selama ± 6 hari di rumah sakit,
lalu direncanakan untuk dilakukan appendectomy elektif setelah 4-6
minggu kemudian untuk mencegah kemungkinan risiko rekurensi
dan perforasi yang lebih luas.
Tatalaksana
Pada anak-anak, jika secara konservatif tidak membaik atau
berkembang menjadi abscess, dianjurkan untuk operasi secepatnya.
Pada penderita dewasa, appendectomy direncanakan pada
apendikular infiltrat tanpa pus yang telah ditenangkan. Sebelumnya
pasien diberikan antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman
aerob dan anaerob. Baru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 6-8
minggu kemudian dilakukan appendectomy
Tatalaksana
Pada anak-anak, jika secara konservatif tidak membaik atau
berkembang menjadi abscess, dianjurkan untuk operasi secepatnya.
Pada penderita dewasa, appendectomy direncanakan pada
apendikular infiltrat tanpa pus yang telah ditenangkan. Sebelumnya
pasien diberikan antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman
aerob dan anaerob. Baru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 6-8
minggu kemudian dilakukan appendectomy
KESIMPULAN
Apendisitis adalah proses keradangan pada apendiks.
Periapendikular Infiltrat adalah proses radang apendiks yang
penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum dan usus – usus dan
peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa (appendiceal
mass). Insidensi biasanay sering pada anak atau remaja.
Tatalaksana dapat diberikan medikamentosa atau operatif.
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx

PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxPPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxAlisiaNurjannah
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptSanjaya Soebagio
 
99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasissuser37779f
 
99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasiElvira Cesarena
 
Atresia Ani Case Report
Atresia Ani Case ReportAtresia Ani Case Report
Atresia Ani Case ReportAhmad Hafid
 
Mini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxMini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxFransYensen
 
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptxdokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptxikhsan1611
 
ASKEP KOLIK ABDOMEN.pptx
ASKEP KOLIK ABDOMEN.pptxASKEP KOLIK ABDOMEN.pptx
ASKEP KOLIK ABDOMEN.pptxAhmadRosuli
 
bvkjvkjbjvhjvhvkjjkbjkbkbkbnklnklnknknklnmkn
bvkjvkjbjvhjvhvkjjkbjkbkbkbnklnklnknknklnmknbvkjvkjbjvhjvhvkjjkbjkbkbkbnklnklnknknklnmkn
bvkjvkjbjvhjvhvkjjkbjkbkbkbnklnklnknknklnmknCyntiaAndrina1
 
manajemen kasus tetanus.pdf
manajemen kasus tetanus.pdfmanajemen kasus tetanus.pdf
manajemen kasus tetanus.pdfanonym45
 
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anakhomeworkping7
 

Similar to PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx (20)

PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptxPPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
PPT CRS Fikri Arfu Riza.pptx
 
Ca colon muhammad sobri maulana
Ca colon muhammad sobri maulanaCa colon muhammad sobri maulana
Ca colon muhammad sobri maulana
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
 
CRS DM tipe 2 .pptx
CRS DM tipe 2 .pptxCRS DM tipe 2 .pptx
CRS DM tipe 2 .pptx
 
CR Naura - Intususepsi.pptx
CR Naura - Intususepsi.pptxCR Naura - Intususepsi.pptx
CR Naura - Intususepsi.pptx
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
CRS - sirosis hepar.pptx
CRS - sirosis hepar.pptxCRS - sirosis hepar.pptx
CRS - sirosis hepar.pptx
 
Case Report Session Obstructive Ileus
Case Report Session Obstructive IleusCase Report Session Obstructive Ileus
Case Report Session Obstructive Ileus
 
99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi
 
99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi99103061 lapsus-invaginasi
99103061 lapsus-invaginasi
 
Atresia Ani Case Report
Atresia Ani Case ReportAtresia Ani Case Report
Atresia Ani Case Report
 
MIOMA UTERI BARU.pptx
MIOMA UTERI BARU.pptxMIOMA UTERI BARU.pptx
MIOMA UTERI BARU.pptx
 
Lapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasisLapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasis
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
 
Mini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxMini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptx
 
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptxdokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
dokumen.tips_ppt-crs-meningioma.pptx
 
ASKEP KOLIK ABDOMEN.pptx
ASKEP KOLIK ABDOMEN.pptxASKEP KOLIK ABDOMEN.pptx
ASKEP KOLIK ABDOMEN.pptx
 
bvkjvkjbjvhjvhvkjjkbjkbkbkbnklnklnknknklnmkn
bvkjvkjbjvhjvhvkjjkbjkbkbkbnklnklnknknklnmknbvkjvkjbjvhjvhvkjjkbjkbkbkbnklnklnknknklnmkn
bvkjvkjbjvhjvhvkjjkbjkbkbkbnklnklnknknklnmkn
 
manajemen kasus tetanus.pdf
manajemen kasus tetanus.pdfmanajemen kasus tetanus.pdf
manajemen kasus tetanus.pdf
 
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
 

Recently uploaded

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (7)

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

PPT lapsus bedah bari Dindappt appendisitiss / appendikular infiltrat x.pptx

  • 3. Identifikasi Pasien • Nama : Nn. S • Jenis kelamin : Perempuan • Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 24 Februari 2004 / 19 tahun • Pekerjaan : Belum Bekerja • Pendidikan terakhir : SMA • Alamat : Jl. K.H Azhari RT 9, RW 7, No.100 • Agama : Islam • Kebangsaan : Indonesia • Status : Belum Menikah • MRS Tanggal : 22 Januari 2024 • No.RM : 70.66.23 • Pembiayaan : BPJS
  • 4. Nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari SMRS Mual dan muntah sejak 1 hari SMRS ANAMNESIS
  • 5. RPP Pasien datang ke IGD RSUD Palembang BARI diantar keluarganya dengan keluhan muncul nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari SMRS. Awalnya nyeri dirasakan di ulu hati lalu berpindah ke perut kanan bawah. Nyeri yang dirasakan tajam seperti ditusuk jarum dan hilang timbul sepanjang hari. Nyeri bertambah parah ketika pasien hendak bangun dari tempat tidur ataupun batuk dan membaik ketika pasien diam dan beristirahat. Keluhan disertai, Demam (+), mual (+) disertai muntah, nafsu makan menurun (+), dan tidak BAB sejak 2 hari yang lalu, tidak ada penurunan berat badan drastic dalam beberapa bulan terakhir, flatus (+), BAK (+) biasa dalam batas normal. Sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama pada perut kanan bawah seperti sekarang kurang lebih 5 bulan SMRS. Pasien sempat ke dokter dan sembuh dengan obat dokter.
  • 6. • Riwayat pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya ada. • Riwayat darah tinggi disangkal. • Riwayat kencing manis disangkal. • Riwayat alergi disangkal. • Riwayat asma disangkal. • Riwayat trauma disangkal. • Riwayat sakit jantung disangkal. • Riwayat operasi sebelumnya disangkal • Riwayat pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya disangkal. • Riwayat darah tinggi disangkal. • Riwayat kencing manis disangkal. • Riwayat alergi disangkal. • Riwayat asma disangkal. • Riwayat trauma disangkal. • Riwayat sakit jantung disangkal. • Riwayat operasi sebelumnya disangkal.
  • 7. PEMERIKSAAN FISIK • Keadan Umum : Tampak Sakit Sedang • Kesadaran : Compos Mentis • GCS : E4 V5 M6 • Tekanan Darah :110/70 mmHg • Nadi : 90x/menit • Pernafasan : 20x/menit • Suhu : 37,3°C • Saturasi Oksigen : 99% • Berat Badan : 60 kg • Panjang Badan : 165 cm • Status Gizi : Gizi Baik • Skala Nyeri : 8
  • 8. Nyeri berdasarkan SOCRATES • Site (Lokasi) : Nyeri di perut kanan bawah • Onset (Mulai timbul) : 2 hari SMRS, perlahan-lahan • Character (Sifat) : Nyeri hilang timbul seperti tertusuk • Radiation (Penjalaran) : Nyeri menjalar • Association (Hubungan) : Mual muntah ada • Timing (Saat terjadinya) : Setelah bangun atau batuk • Exacerbating and relieving factor : Nyeri bertambah berat • Severity (Tingkat keparahan) : 8
  • 9. Keadaan Spesifik Kepala : • Kepala normal. • Perubahan bentuk kepala(-). Mata • Konjungtiva : pucat (-/-), perdarahan (-/-). • Sklera : kuning (-/-). • Palpebra : bengkak(-/-). • Pupil : Refleks cahaya(+/+), isokor (3mm/3mm), bulat.
  • 10. Keadaan Spesifik Hidung • Bagian luar :normal, perubahan bentuk hidung(-). • Septum : terletakditengah dan simetris. • Mukosa hidung : kemerahan (-). • Rongga hidung : nafas cuping hidung (-), sekret(-), perdarahan (-), nyeri (-), konsistensi kenyal,terfiksasi, batas tegas. Telinga • Daun telinga : normal. • Liang telinga : lapang, sekret (-), darah (-). • Pendengaran : Normal. Mulut Dan Tenggorokan • ·Bibir : pucat (-), kebiruan (-), kering (-). • ·Lidah : perubahan bentuk lidah (-). • ·Tonsil : T1/T1 tenang. • ·Faring : kemerahan (-).
  • 11. Keadaan Spesifik Thorax Paru-Paru • ·Inspeksi : simetris, tarikan otot dinding dada (-). • ·Palpasi : getaransuara sama pada kedua paru. • ·Perkusi : sonorpada seluruh lapangan paru. • ·Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),whezing (-/-).Jantung • ·Inspeksi : ictus cordis (denyut jantung yang berasal dari apex jantung atau bagian terluar jantung) tidak terlihat. • ·Palpasi : ictus cordis (denyut jantung yang berasal dari apex jantung atau bagian terluar jantung) tidak teraba. • ·Perkusi : • -Batas atas :ICS 2 linea parasternalis sinistra et sinistra • -Batas kanan : ICS 4 linea parasternalis dextra • -Batas kiri :ICS 5 linea midclavicularis sinistra • ·Auskultasi: BJ I & BJ II normal, teratur,murmur (-), gallop (-).
  • 12. STATUS LOKALIS Regio Abdomen • Inspeksi : Perut tampak buncit, simetris, gerakan pernafasan abdomen (-), darm contour (-), darm steifung (-) • Auskultasi : Bising usus (+) , 5-6 x/menit , metalic sound (-), • Palpasi : Supel, nyeri tekan di titik McBurney (+) , Rovsign (+), Psoas sign (+), blumberg (-), Nyeri lepas (-), teraba massa pada abdomen kanan bawah ukuran ± 6 x 3 cm, permukaan rata, konsistensi lunak, immobile, nyeri tekan (+) • Perkusi : timpani di keempat kuadran abdomen, nyeri ketok (-)
  • 14. USG ABDOMEN Tampak bayangan tubuler buntu tanpa peristaltik dengan dinding diameter 0,9cm Tidak tampak massa, tidak tampak koleksi cairan bebas Kesan : appendicitis infiltrat
  • 15. • Appendicular Infiltrat • Tumor Caeccum • Kista Ovarium Appendicular Infiltrat
  • 16. TATALAKSANA Non Farmakologis • Appendektomi Farmakologis • IVFD RL gtt 20x/m • Inj. Amoxicillin 3x1 gr • inj. Ketorolac 2 x 1 amp • Inj Ranitidin 2 x 1 amp
  • 17. prognosis Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad fungtionam : dubia adbonam Quo ad sanationam : dubia ad bonam
  • 19. Anatomi Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira – kira 10 cm (kisaran 3 – 15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar dibagian distal. Namun demikian, pada bayi apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya
  • 20. DEFINISI Apendisitis infiltrat adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum, usus halus, sekum, kolon dan peritoneum sehingga membentuk gumpalan massa flegmon yang melekat erat satu dengan yang lainnya
  • 21. EPIDEMIOLOGI • tertinggi pada kelompok umur 20 – 30 tahun, setelah itu menurun. • Insiden pada lelaki dan perempuan umumnya sebanding kecuali pada umur 20 – 30 tahun, ketika insidens pada lelaki lebih tinggi.2 • Massa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebih; daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah cukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang.2
  • 22. ETIOLOGI • di awali oleh adanya apendisitis akut. Apendisitis akut merupakan infeksi bakteria • erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. histolytica • faktor pencetus disamping hyperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor apendiks, dan cacing askaris juga dapat menyebabkan sumbatan. • peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.
  • 24. MANIFESTASI KLINIK • Appensisitis infiltrat didahului oleh keluhan apendisitis akut yang kemudian disertai adanya massa periapendikular. • Gejala klasik biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah. • nyeri beralih ke kuadran kanan, yang akan menetap dan di perberat bila berjalan atau batuk. • keluhan anoreksia, malaise dan demam yang tidak terlalu tinggi. • konstipasi tetapi kadang kadang terjadi diare • mual dan muntah
  • 25. PEMERIKSAAN FISIK • penonjolan di perut kanan bawah . • Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,5°C. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi. • Jika apendiks intrapelvinal maka massa dapat diraba pada RT (Rectal Toucher) sebagai massa yang hangat Tanda Appendisitis • Rovsing’s sign : nyeri di RLQ (Right Lower Quadrant). • Psoas sign: kekakuan musculus psoas kanan akibat refleks • Obturator sign: nyeri di hipogastrium saat eksorotasi. • Blumberg’s sign (nyeri lepas kontralateral) • Defence musculare • Dunphy’s sign (nyeri ketika batuk)
  • 26. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Laboratorium • USG • Laparoscopy • Histopatologi
  • 27. DIAGNOSIS BANDING • Chrons disease • Tumor Sekum • Torsi Kista Ovarium
  • 28. Tatalaksana Terapi Appendikular infiltrat pada anak-anak, kebanyakan adalah konservatif yaitu dengan observasi ketat dan antibiotik, dengan cairan intravena, dan pemasangan NGT (Naso Gastric Tube) bila diperlukan. Konservatif berlangsung selama ± 6 hari di rumah sakit, lalu direncanakan untuk dilakukan appendectomy elektif setelah 4-6 minggu kemudian untuk mencegah kemungkinan risiko rekurensi dan perforasi yang lebih luas.
  • 29. Tatalaksana Pada anak-anak, jika secara konservatif tidak membaik atau berkembang menjadi abscess, dianjurkan untuk operasi secepatnya. Pada penderita dewasa, appendectomy direncanakan pada apendikular infiltrat tanpa pus yang telah ditenangkan. Sebelumnya pasien diberikan antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob. Baru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 6-8 minggu kemudian dilakukan appendectomy
  • 30. Tatalaksana Pada anak-anak, jika secara konservatif tidak membaik atau berkembang menjadi abscess, dianjurkan untuk operasi secepatnya. Pada penderita dewasa, appendectomy direncanakan pada apendikular infiltrat tanpa pus yang telah ditenangkan. Sebelumnya pasien diberikan antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob. Baru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 6-8 minggu kemudian dilakukan appendectomy
  • 31. KESIMPULAN Apendisitis adalah proses keradangan pada apendiks. Periapendikular Infiltrat adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum dan usus – usus dan peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa (appendiceal mass). Insidensi biasanay sering pada anak atau remaja. Tatalaksana dapat diberikan medikamentosa atau operatif.