3. Identifikasi Pasien
• Nama : Nn. S
• Jenis kelamin : Perempuan
• Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 24 Februari 2004 / 19 tahun
• Pekerjaan : Belum Bekerja
• Pendidikan terakhir : SMA
• Alamat : Jl. K.H Azhari RT 9, RW 7, No.100
• Agama : Islam
• Kebangsaan : Indonesia
• Status : Belum Menikah
• MRS Tanggal : 22 Januari 2024
• No.RM : 70.66.23
• Pembiayaan : BPJS
4. Nyeri perut kanan bawah sejak 2
hari SMRS
Mual dan muntah sejak
1 hari SMRS
ANAMNESIS
5. RPP
Pasien datang ke IGD RSUD Palembang BARI diantar keluarganya dengan keluhan
muncul nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari SMRS. Awalnya nyeri dirasakan di ulu hati
lalu berpindah ke perut kanan bawah. Nyeri yang dirasakan tajam seperti ditusuk jarum
dan hilang timbul sepanjang hari. Nyeri bertambah parah ketika pasien hendak bangun
dari tempat tidur ataupun batuk dan membaik ketika pasien diam dan beristirahat.
Keluhan disertai, Demam (+), mual (+) disertai muntah, nafsu makan menurun (+), dan tidak
BAB sejak 2 hari yang lalu, tidak ada penurunan berat badan drastic dalam beberapa bulan
terakhir, flatus (+), BAK (+) biasa dalam batas normal. Sebelumnya pasien pernah
mengalami sakit yang sama pada perut kanan bawah seperti sekarang kurang lebih 5
bulan SMRS. Pasien sempat ke dokter dan sembuh dengan obat dokter.
6. • Riwayat pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya ada.
• Riwayat darah tinggi disangkal.
• Riwayat kencing manis disangkal.
• Riwayat alergi disangkal.
• Riwayat asma disangkal.
• Riwayat trauma disangkal.
• Riwayat sakit jantung disangkal.
• Riwayat operasi sebelumnya disangkal
• Riwayat pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya disangkal.
• Riwayat darah tinggi disangkal.
• Riwayat kencing manis disangkal.
• Riwayat alergi disangkal.
• Riwayat asma disangkal.
• Riwayat trauma disangkal.
• Riwayat sakit jantung disangkal.
• Riwayat operasi sebelumnya disangkal.
7. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadan Umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4 V5 M6
• Tekanan Darah :110/70 mmHg
• Nadi : 90x/menit
• Pernafasan : 20x/menit
• Suhu : 37,3°C
• Saturasi Oksigen : 99%
• Berat Badan : 60 kg
• Panjang Badan : 165 cm
• Status Gizi : Gizi Baik
• Skala Nyeri : 8
8. Nyeri berdasarkan SOCRATES
• Site (Lokasi) : Nyeri di perut kanan bawah
• Onset (Mulai timbul) : 2 hari SMRS, perlahan-lahan
• Character (Sifat) : Nyeri hilang timbul seperti tertusuk
• Radiation (Penjalaran) : Nyeri menjalar
• Association (Hubungan) : Mual muntah ada
• Timing (Saat terjadinya) : Setelah bangun atau batuk
• Exacerbating and relieving factor : Nyeri bertambah berat
• Severity (Tingkat keparahan) : 8
9. Keadaan Spesifik
Kepala :
• Kepala normal.
• Perubahan bentuk kepala(-).
Mata
• Konjungtiva : pucat (-/-), perdarahan (-/-).
• Sklera : kuning (-/-).
• Palpebra : bengkak(-/-).
• Pupil : Refleks cahaya(+/+), isokor (3mm/3mm), bulat.
10. Keadaan Spesifik
Hidung
• Bagian luar :normal, perubahan bentuk hidung(-).
• Septum : terletakditengah dan simetris.
• Mukosa hidung : kemerahan (-).
• Rongga hidung : nafas cuping hidung (-), sekret(-), perdarahan (-), nyeri (-), konsistensi kenyal,terfiksasi,
batas tegas.
Telinga
• Daun telinga : normal.
• Liang telinga : lapang, sekret (-), darah (-).
• Pendengaran : Normal.
Mulut Dan Tenggorokan
• ·Bibir : pucat (-), kebiruan (-), kering (-).
• ·Lidah : perubahan bentuk lidah (-).
• ·Tonsil : T1/T1 tenang.
• ·Faring : kemerahan (-).
11. Keadaan Spesifik
Thorax
Paru-Paru
• ·Inspeksi : simetris, tarikan otot dinding dada (-).
• ·Palpasi : getaransuara sama pada kedua paru.
• ·Perkusi : sonorpada seluruh lapangan paru.
• ·Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),whezing (-/-).Jantung
• ·Inspeksi : ictus cordis (denyut jantung yang berasal dari apex jantung atau bagian terluar jantung) tidak
terlihat.
• ·Palpasi : ictus cordis (denyut jantung yang berasal dari apex jantung atau bagian terluar jantung) tidak
teraba.
• ·Perkusi :
• -Batas atas :ICS 2 linea parasternalis sinistra et sinistra
• -Batas kanan : ICS 4 linea parasternalis dextra
• -Batas kiri :ICS 5 linea midclavicularis sinistra
• ·Auskultasi: BJ I & BJ II normal, teratur,murmur (-), gallop (-).
12. STATUS LOKALIS
Regio Abdomen
• Inspeksi : Perut tampak buncit, simetris, gerakan pernafasan abdomen (-), darm
contour (-), darm steifung (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) , 5-6 x/menit , metalic sound (-),
• Palpasi : Supel, nyeri tekan di titik McBurney (+) , Rovsign (+), Psoas sign (+), blumberg (-),
Nyeri lepas (-), teraba massa pada abdomen kanan bawah ukuran ± 6 x 3 cm, permukaan
rata, konsistensi lunak, immobile, nyeri tekan (+)
• Perkusi : timpani di keempat kuadran abdomen, nyeri ketok (-)
14. USG ABDOMEN
Tampak bayangan tubuler buntu tanpa peristaltik dengan dinding diameter 0,9cm
Tidak tampak massa, tidak tampak koleksi cairan bebas
Kesan : appendicitis infiltrat
19. Anatomi
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung,
panjangnya kira – kira 10 cm (kisaran 3 – 15 cm), dan
berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian
proksimal dan melebar dibagian distal. Namun
demikian, pada bayi apendiks berbentuk kerucut, lebar
pada pangkalnya dan menyempit ke arah ujungnya
20. DEFINISI
Apendisitis infiltrat adalah proses radang apendiks
yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum,
usus halus, sekum, kolon dan peritoneum sehingga
membentuk gumpalan massa flegmon yang melekat
erat satu dengan yang lainnya
21. EPIDEMIOLOGI
• tertinggi pada kelompok umur 20 – 30 tahun, setelah itu menurun.
• Insiden pada lelaki dan perempuan umumnya sebanding kecuali
pada umur 20 – 30 tahun, ketika insidens pada lelaki lebih tinggi.2
• Massa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima
tahun atau lebih; daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik
dan omentum telah cukup panjang dan tebal untuk membungkus
proses radang.2
22. ETIOLOGI
• di awali oleh adanya apendisitis akut. Apendisitis akut merupakan
infeksi bakteria
• erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. histolytica
• faktor pencetus disamping hyperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor
apendiks, dan cacing askaris juga dapat menyebabkan sumbatan.
• peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh
konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.
24. MANIFESTASI KLINIK
• Appensisitis infiltrat didahului oleh keluhan apendisitis akut yang
kemudian disertai adanya massa periapendikular.
• Gejala klasik biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau
periumbilikus yang berhubungan dengan muntah.
• nyeri beralih ke kuadran kanan, yang akan menetap dan di perberat
bila berjalan atau batuk.
• keluhan anoreksia, malaise dan demam yang tidak terlalu tinggi.
• konstipasi tetapi kadang kadang terjadi diare
• mual dan muntah
25. PEMERIKSAAN FISIK
• penonjolan di perut kanan bawah .
• Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,5°C. Bila suhu lebih tinggi,
mungkin sudah terjadi perforasi.
• Jika apendiks intrapelvinal maka massa dapat diraba pada RT (Rectal Toucher) sebagai
massa yang hangat
Tanda Appendisitis
• Rovsing’s sign : nyeri di RLQ (Right Lower Quadrant).
• Psoas sign: kekakuan musculus psoas kanan akibat refleks
• Obturator sign: nyeri di hipogastrium saat eksorotasi.
• Blumberg’s sign (nyeri lepas kontralateral)
• Defence musculare
• Dunphy’s sign (nyeri ketika batuk)
28. Tatalaksana
Terapi Appendikular infiltrat pada anak-anak, kebanyakan adalah
konservatif yaitu dengan observasi ketat dan antibiotik, dengan
cairan intravena, dan pemasangan NGT (Naso Gastric Tube) bila
diperlukan. Konservatif berlangsung selama ± 6 hari di rumah sakit,
lalu direncanakan untuk dilakukan appendectomy elektif setelah 4-6
minggu kemudian untuk mencegah kemungkinan risiko rekurensi
dan perforasi yang lebih luas.
29. Tatalaksana
Pada anak-anak, jika secara konservatif tidak membaik atau
berkembang menjadi abscess, dianjurkan untuk operasi secepatnya.
Pada penderita dewasa, appendectomy direncanakan pada
apendikular infiltrat tanpa pus yang telah ditenangkan. Sebelumnya
pasien diberikan antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman
aerob dan anaerob. Baru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 6-8
minggu kemudian dilakukan appendectomy
30. Tatalaksana
Pada anak-anak, jika secara konservatif tidak membaik atau
berkembang menjadi abscess, dianjurkan untuk operasi secepatnya.
Pada penderita dewasa, appendectomy direncanakan pada
apendikular infiltrat tanpa pus yang telah ditenangkan. Sebelumnya
pasien diberikan antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman
aerob dan anaerob. Baru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 6-8
minggu kemudian dilakukan appendectomy
31. KESIMPULAN
Apendisitis adalah proses keradangan pada apendiks.
Periapendikular Infiltrat adalah proses radang apendiks yang
penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum dan usus – usus dan
peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa (appendiceal
mass). Insidensi biasanay sering pada anak atau remaja.
Tatalaksana dapat diberikan medikamentosa atau operatif.