2. • Usus Besar/ Colon
ANATOMI COLON
- dari caecum sampai dengan anus
- memiliki panjang ± 1,5 m (±1/5 panjang seluruh
GIT)
- bagian terlebar dari colon ada di daerah
caecum dan daerah tersempit ada didaerah
sigmoid.
• Colon terdiri dari:
- Colon asendens (kanan)
- Colon transversum
- Colon desendens (kiri)
- Colon sigmoid (berhubungan dengan recktum).
• Apendiks (usus buntu)
- tonjolan kecil (seperti tabung)
- terletak di kolon asendens, (perbatasan kolon
asendens dengan usus halus)
3. • Suplai pembuluh darah
-sekum,kolon asendens, dan bagian kanan kolon diperdarahi
oleh arteri mesenterika superior sedangkan kolon
transversum bagian kiri,kolon desenden,sigmoid,dan sebgaian
besar rektum diperdarahi oleh arteri mesenterika inferior
4. FISIOLOGI COLON
1. Menyimpan dan eliminasi sisa
makanan (feses)
2. Menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit
3. Pemeliharaan ekologi flora usus
(bakteri)
4. Menyerap air dan vitamin
5. Ekskresi mukus
7. Pengertian
Obstruksi usus merupakan penyumbatan intestinal mekanik
yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau
mempengaruhi
dinding
usus
sehingga
menyebabkan
penyempitan/penyumbatan lumen usus.
pada obstruksi kolon yang hampir tidak pernah terjadi
strangulasi adalah pada volvulus.
8. Obatruksi kolon
• Obatruksi kolon yang berlarut larut akan
menyebabkan distesi apabila katup ileosekal
tetap utuh.
• Dinding usus besar tipis, terutama sekum shg
mudah mngalami distensi, dan apabila terlalu
teregang akan terjadi ruptur.
9. Penyebab
1. tersering adalah karsinoma,terutama pada
daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal.
2. Divertukulitis
3. Striktur rektum
4. Stenosis anus
5. Volvulus sigmoid
6. Penyakit Hirschprung
10. Anamnesis
• Gejala obstruksi kolon
1. Kebiasaan buang air besar, berupa opstipasi
2. Kembung disertai kolik pada perut bagian
bawah
3. Konstipasi absolut dgn keadaan ingin
defekasi dan flatus
11. Pemeriksaan fisik
• Inpeksi : kontur usus terlihat pda dinding
perut
• Auskultasi : peristaltik usus meningkat
• Pada sekum dan kolon proksimal biasanya
terjadi distensi,karena bagian ini mudah
membesar.
12. VOLVULUS
volvulus adalah suatu kondisi
di mana usus berputar pada
dirinya sendiri, menyebabkan
obstruksi aliran material
melalui usus.
13. Volvulus sekum
Etiologi :
• Kelainan bawaan kolon kanan yang tidak
terletak retroperitoneal.
• terdapat mesenterium panjang dan sekum
yang mobile karena tdk terfiksasi.
14. Gambaran klinis :
• Sama dengan obstruksi usus halus
• Nyeri perut yang bersifat kolik
• Mual
• Muntah
• Nyeri biasanya di sekitar pusat
• Gambaran hiperperistalsis amat jelas dan
terdengar borborigmi
15. Diagnosis :
• Dengan foto polos, berupa gambaran segmen
sekum yang sangat besar berbentuk ovoid di
tengah perut
• Dilatasi usus halus dengan permukaan air yang
jelas
• Gambaran kolon sama sekali tidak terlihat
Tatalaksana :
• Reseksi ileosekal dengan ileokolostomi
terminolateral
16. Etiologi :
•
•
Volvulus sigmoid
Mesenterium yang panjang dengan basis yang sempit
Sering mengalami strangulasi bila tidak dilakukan dekompresi
Insiden :
•
•
•
•
•
•
Terutama pada lansia terutama pria
Ditemukan juga pada penderita gangguan mental
Pengaruh obat neuroleptik
Gangguan kardiovaskuler, dan
Penyakit paru kronik yang berat
Presentase > dari volvulus sekum
17. Gambaran klinis :
nyeri perut yang samar dengan kolik usus dan
perut kembung.
Nyeri perut bersifat intermitens dengan kejang
perut bagian bawah yang berlangsung cepat
disertai obstipasi total
Distensi abdomen berlangsung cepat karena
terjadi distensi sigmoid berlebihan
Syok dan tanda toksik mendukung adanya
strangulasi sigmoid
18. Pemeriksaan fisik :
Tampak distensi perut yang mencolok
Pada perkusi, terdengar timpani
sigmoid yang besar sekali
karena
Tata laksana :
• dekompresi
lengkung
sigmoid
dengan
retoskop,endoskop, atau pipa lentur yang besar
• pembedahan
:
sigmodektomi
dengan
anastomosis terminoterminal
21. Penanganan
Terapi hormonal.
• Prinsip terapi
Pertama pengobatan hormonal endometriosis adalah
menciptakan
lingkungan
hormon
rendah
estrogen
dan lingkungan asiklik (mencegah terjadinya haid), yang
berarti tidak terjadi pelepasan jaringan endometrium yang
normal maupun jaringan endometriosis. Prinsip kedua adalah
menciptakan lingkungan hormon tinggi androgen atau tinggi
progesteron (progesteron sintetik) yang secara langsung
menyebabkan atrofi jaringan endometriosis.
22. Divertikel
• Adalah mukosa yang menonjol melalui lapisan
otot seperti hernia kecil
• paling sering ditemukan di kolon
• Patofisiologi
Makanan kurang/tdk berserat kepadatan
feses meningkat tek intralumen menigkat
divertikulosis stagnasi feses mutasi
genetis polip,kanker
23. • Keluhan dan Tanda
- Asimptomatis pada 80% pasien
- Perut terasa tegang dan nyeri, kembung, tenesmus
- Obstipasi berselang seling dengan diare
-
Pemeriksaan fisik
Nyeri tekan lokal ringan
Sigmoid sering dpt diraba sebagai struktur padat
Tidak ada demam atau leukositosis bila tdk ada radang
24. • Foto Rontgen Barium
- Tampak divertikel dengan spasme lokal
- Penebalan dinding yang menyebabkan penyempitan
lumen
- Untuk
26. • Operasi / Pembedahan
Diseksi eksisi bedah dan tergantung pada patologi
jelas. Dalam divertikel asimtomatik, eksisi umumnya
dilakukan jika leher dari divertikulum yang sempit
atau jika stasis hadir.
Prognosis
Umumnya baik
29. Gejala klinis dan penunjang
• Serangan akut berupa nyri lokal kiri bawah /
suprapubik
• Masa di daerah pelvis atau kiri bawah
• Sering kontipasi atau diare
• Mual,muntah
• Demam dan mengigil
• Distensi perut
33. ANATOMI
Rektum terdapat di regio lumbal sinistra
Sedangkan Anus/Kanalis adalah saluran
terakhir dari traktus Digestivus
Asal
• Rektum : Endoderm
• Anus : Proektoderm
Perbedaan menyebabkan vaskularisasi, aliran
darah, limfe, dan persarafan berbeda
34. ANATOMI
Rektum
• A. Hemorroidaidalis A. Mesentrika
Anus
• A. Illiaca Interna A. Hemorroidalis medialis
• A. Pudenda Interna A. Hemmorroidalis Inferior
VASKULARISASI
2 sistem aliran darah membentuk anastomose dan aliran
kolateral
37. FISOLOGi
Fungsi utama dari rektum dan kanalis anal ialah
untuk mengeluarkan massa feses
yang terbentuk di tempat yang lebih tinggi dan
melakukan hal tersebut dengan cara yang
terkontrol. Sewaktu gerakan massa di kolon
mendorong isi kolon ke dalam rektum, terjadi
peregangan rektum yang kemudian merangsang
reseptor regang di dinding rektum dan memicu
refleks defekasi
39. KELAINAN REKTO-ANAL
• Mengidentifikasi kelainan kongenital
harus dibedakan neonatus laki-laki atau
perempuan karena berhubungan
dengan struktur urogenital masingmasing
40. Kelainan kongenital pada
wanita
Fistel vagina
Muara rekto-anal terdapat pada vagina
Klinik dan diagnosa
Mekonium keluar dari diagnosa
Mulai dari kesulitan defekasi saat penderita
makan makanan padat
Terapi : Evakuasi feses dan kolostomi
(Pembuatan lubang sementara atau permanen
dari usus besar melalui dinding perut untuk
mengeluarkan feses)
Prognosa : baik
41. Kelainan kongenital pada
wanita
Fistel Perineum
Muara rekto anal terdapat diantara vulva, letak
anus normal tapi buntu
Sten0isis Anus
Letak Anus normal tapi lubannya sangat
sempit
43. Kelainan pada Laki-laki
Fistel Urine
• Muara rektoanal terdapat pada uretra atau
vesica urinaria
• Klinis : mekonium dan feses keluar dari
Orificium Urethra Externum
• Penunjang : kateter urine untuk menentukan
letak fistel
• Terapi : Evaluasi feses dan kolostomi
• Prognosa : baik
44. Kelainan pada Laki-laki
Fistel Perineum
• Muara rektoanal terdapat pada uretra atau
vesica urinaria
• Klinis : mekonium dan feses keluar dari
Orificium Urethra Externum
• Penunjang : kateter urine untuk menentukan
letak fistel
• Terapi : Evaluasi feses dan kolostomi
• Prognosa : baik
45. KELAINAN YANG DIDAPAT
Hirschprung disease
Hemorroid
Fissura Anus
Abses Anorektal
Fistel Perianal
Prolapsus Rektum
Keganasan Rektoanal
46. Hirschprung disease
Apa itu
Hirschprung?
• Keadaan dimana plexus
mienterikus auerbach tidak
ada, akibatnya usus tidak
mengembang
Patofisologi
• Aganglionik kolon tidak dapat
mengembang gangguan
defekasikolon bagian proximal yang
normal akan melebar akibat timbunan
feses
47. Gambaran Klinis
Gangguan defekasi : obstipasi diselingi
diare
Diare dengan feses bau dan berwarna
enterokolitis
Trias dengan pada neonatus : mekonium
keluar terlambat, muntah hijau, dan perut
membuncit
48. Diagnosa
• Klinis perut membuncit dengan obstipasi kronik ditambah
penunjang
• Diagnosa pasti dengan Biopsi hisap rektum, untuk
mengetahui segmen yang aganggiionik
Penunjang
• Radiologik enema barium
• Biopsi hisap rektum
50. Terapi
Kolostomi sebaiknya tidak ditutup dulu karena
sebagian besar kasus tidak ditutup dulu karena
didahului kasus keadaan malnutrisi
Membuang segmen aganglionik dan
mengembalikan kontinuitas usus dengan
operasi definitf
Operasi Definitf : rektosigmoidektomi seluas
bagian yang aganglionik
Prognosis
Baik, bila ada gejala obstruksi segera diatasi
51. Hemorroid
Hemorroid??
• Pelebaran vena di dalam pleksus
venoss hemoroidalis.
Epidemiologi
• sekitar setengah dari populasi penderita.
Juga diderita diantara ibu hamil.
Faktor resiko
• kehamilan, konstipasi, diare kronik, duduk
yang lama, aktivitas kurang, diet rendah
serat, kopi, teh dan makanan pedas.
52. Hemoroid eksternal
• Pelebaran pleksus vena dibawah epitel sehingga
sangat rapuh.
• Sering keluar sebagian darah merah segar setelah
feses keluar.
Hemoroid Interna
• Pelebaran pleksus vena di bawah lapisan mukosa
rektum sehingga terlihat sebagai suatu tonjolan
masa yang mobile.
54. Gambaran Klinis :
Nyeri sekitar anus saat atau tidak sedang
defekasi, pendarahan, prolaps, keluarnya mukus atau lendir dan
rasa tak nyaman di anus.
55. Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis
Terapi
• RT
• Anoskop hemorroid interna
• Proktosigmoidoskopi
• Gambaran klinis ditambah
gambaran khas pada anoskopi dan
retroskopi.
•
•
•
•
Skleroterapi
Ligasi
Bedah beku
Hemoroidektomi
56. Terapi
Skleroterapi
Ligasi
Bedah beku
Hemoroidektomi
• penyuntikan larutan kimia yang
merangsang, misalnya Feno dalam
miyak nabati
• Hemoroid yang besar atau prolaps dapat
ditangani dengan ligasi gelang karet.
• Hemoroid dapat pula diberi pendingin
pada suhu yang sangat rendah
• Terapi bedah yang dipilih untuk penderita
yang mengalami keluhan menahun dan
pada penderita derajat III dan IV
58. Fisura Anus
Epidemiologi
• Luka epitel yang memanjang sejajar
sumbu anus, biasanya tunggal dan
terletak di garis tengah posterior dan
sering akibat feses yang terlalu keras.
• Laki = Perempuan
• Faktor obstipasi
63. Terapi
• Konservatif : Diet tinggi serat, banyak minum.
• BAB teratur: cegah konstipasi
• Antibiotik topikal untuk profilaksis
• Bedah : Sfingterotomi
Prognosis
Fisura anus sering kambuh atau eksaserbasi
65. Abses Anorektal
• Disebabkan oleh radang di ruang pararektum akibat infeksi kuman
usus, umumnya pintu infeksi terdapat di kelenjar rektum di kripta
antara columna rektum.
Gambaran klinis
• Nyeri anorektal
• Tanda – tanda perdarahan
Pemeriksaan penunjang
• RT & VT
66. Diagnosis
• Nyeri anorektal terus menerus
• Tanda sistemik radang
• Tanda abses : Kelihatan di luar, Pada palpasi, Pada RT
Terapi
• Paliatif: rendam duduk dengan kalium Pemagranat (+)Analgesik (efek
pantat menjadi kebiruan)
• Bedah : drairase atau insis : isi dikeluarkan dan di beri antibiotik
Prognosis
• Baik
67. Fistula perianal
• Disebabkan oleh perforasi dan aliran abses
anorektal ke rektum, anus, atau lubang lain di
perineum di kulit perianal.
• Mirip dengan bisulan tetapi perbedaannya
sangat jauh sekali. Bisul yang pecah akan
mengering, sedangkan fistula tetap ada
sejenis cairan.
68. Epidemiologi
• Kebanyakan pasien pada usia 30-50 tahun
• Resiko perkembangan 5x lebih besar pada
laki-laki
Faktor Resiko
• kololitis dan peradangan usus
69. Hukum Goodsall
• Menentukan letak pangkal fistel
• Muara fistel di anterior anus : 1 cm
• Muara fistel di posterior anus : 1cm lurus & lebih
1cm melengkung
71. Terapi
Fistulektomi
• seluruh fistel diangkat
Fistulotomi
• pembukaan fistel dari lubang asalnya sampai
ke lubang kulit, lalu dibiarkan sembuh per
sekundam > antibiotik sebagai profilaksis
73. Prolapsus rekti
Keluarnya seluruh tebal dinding rektum
Pada umumnya disebabkan oleh kurangnya
daya tahan jaringan penunjang rektum yang
disertai dengan peningkatan tekanan
intraabdominal.
74. Gambaran Klinis
Mukosa rektum yang keluar saat defekasi dapat
disertai nyeri atau tidak
Jika mukosa yang keluar tidak dapat masuk
kembali (persisten) dapat menyebabkan
oedema, nyeri, dan berdarah
77. Pemeriksaan Penunjang
Kolonoskopi
• Pada anak : laksant, perbaikan keadaan umum dan nutrisi;
pembedahan cara Thiersch
• Pada dewasa : diet berserat dan latihan otot panggul untuk
memperlancar defekasi
• Pembedahan : laparotomi (membuka perut lalu menarik
rektum secara manual ke tempatnya)
Rontgen kolon
• Baik bila KU segera diperbaiki
84. Terapi
Tumor kecil dan lokal dapatditerapi dengan
eksisi lokal
Faliatif terapi radiasi
Pembedahan radikal yang invasif dan
metastasis
85. Kolitis Amuba
Gejala
• Gejala berupa diare dengan atau tanpa bercampur darah
atau lendir Penyakit yang timbul dapat sebagai serangan akut
dengan demam, menggigil, nyeri hebat, dan tenesmi.
Penyulit
• Penyulit amubiasis kolon di daerah perianal yaitu
abses, fistel,prolapse, dan kelainan granulomatosis .
Penanggulangannya
• Kolektomi
• Terapi amubiasis ekstra-enteral berupa pemberian amubesid
• Tindakan bedah darurat diperlukan pada perforasi, ancaman
perforasi, perdarahan masif, invaginasi, atau colitis filminans .
86. Amuboma
Amuboma
• Merupakan tumor radang kronik di kolon atau rectum.
• Ditemukan reaksi radang akut dan histolisis,
• Reaksi radang jaringan granulasi tumor semu
Diagnosa
• Dapat ditegakan tanpa laparotomi dengan kolonoskopi atau
dengan foto enema barium dan penentuan zat anti Amoeba
histolytica
Terapi
• Kombinasi amubisid jaringan ( metronidazole atau emetin
dan amubisid kontak ( diloksinid )
89. POLIP
• Terdapat pada anak berusia
sekitar 5 tahun dan
ditemukan disekitar kolon ,.
Gejala klinis yang utama
adalah perdarahan spontan
dari rectum yang kadang
disertai lendir.
• Polip kecil berdiameter 1 – 3
mm dan berasal dari epitel
mukosa yang hiperplastik
dan metaplastik. Umumnya
polip ini tidak bergejala
, namun harus melakukan
biopsy untuk menentukan
diagnosa histologic
Polip juvenile
Polip hiperplastik
90. POLIP
• Polip bertangkai dan jarang pada
usia dibawah 21 tahun. Insiden
meningkat sesuai dengan
meningkatnya usia. Gambaran
klinisnya perdarahan dari rectum
prolaps polip dari anus disertai
dengan anemia. Bersifat
pramalignan sehinggan harus
diangkat setelah ditemukan
Polip
adenomatosa
• Terjadi pada mukosa berupa
perubahan perubahan
hyperplasia yang berpotensi
ganas terutama pada usia
tua. Polip ini menimbulkan
diare berlendir yang mungkin
disertai hypokalemia.
Adenoma vilosa
91. Poliposis kolon
• Penyakit herediter yang jarang ditemukan. Gejala timbul pada usia
13 – 20 tahun. Kadang timbul rasa mual atau diare disertai dengan
perdaraha per ani. Resiko keganasan 60% dan sering multiple.
• Sedapat mungkin segera dilakukan kolektomi disertai anastomose
ileorektal dengan kantung ileum atau reservoar. Pemeriksaan
endoskopis seumur hidup karena masih terdapat sisa mukosa.
Setelah dilakukan kolektomi total, dpt dilakukan ileokutaneostomi.
Karena kanlis anus tidak dilengkapi dengan poliposis dapat juga
dilakukan anastomose ileoanal dengan dibuat reservoar dari ileum
terminal
Sindrom Gardner
• Merupakan penyakit herditer yang terdiri dali polip kolon disertai
osteoma, tumor epidemoid multiple, kista sebaseus, dan tumor
dermoid,
92.
93. Neoplasma Ganas
Diet, kurang serat,
tinggi lemak
Polip yg mengganas
(kolitis ulserosa a/
colitis amuba
kronik)
Genetik
Radang kronik
kolon
PREDISPOSISI
94. 1
2
3
Tipe polipoid atau vegetatif tumbuh menonjol kedalam
lumen usus , berbentuk bunga kol dan terutama ditemukan
di sekum dan kolon asendens
Tipe sirus mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi
stenosis dan gejala obstruksi , terutama ditemukan di
kolon descenden, sigmoid dan rectum
Bentuk ulseratif terjadi karena nekrosis dibagian
sentral terdapat direktum
Pada tahap lanjutan sebagian besar karsinoma kolon mengalami
ulserasi menjadi tukak malignan
95. Kolon kanan
Kolon kiri
Rektum
Tipe
Besar , vegetatif ,&
ulseratif
kecil , stenosis
Infiltratif , ulseratif ,
vegetatif
Gejala
Kolitis
Obstruksi
Prokitis
Dispepsia
Sering
Jarang
Jarang
BAB
Diare
Konstipasi,
progresif
Tenesmus
Obstruksi
Jarang
Dominan
Jarang
Darah dalam fases
Mikroskopik
Makro / mikro
Makroskopik
96. • Klasifikasi karsinoma dan rektum (dukes )
Dukes
Dalam infiltrasi
Prognosis hidup setelah 5
tahun
A
Terbatas di dinding usus
97%
B
Menembus lapisan muskularis mukosa
80%
C
Metastasis kelenjar limf
Beberapa kelenjar limf dekat tumor primer
Dalam kelenjar limf jauh
65%
35%
Metastase jauh
<5%
C1
C2
D
97. Pemeriksaan dan diagnosa
Colok dubur :
teraba massa bila letaknya
rendah
Tumor di
abdomen, gejala
obstruksi
Proctosigmoid
Enema barium :
ca kolon dan rektum
Kolonoskopi :
pada ca kolon
CEA
98. Penyulit
Obstruksi Kolon
• Obstruksi kolon kiri sering merupakan tanda pertama
karsinoma kolon
• Kolon bisa menjadi sangat besar, terutama caecum dan
kolon asendens
• Tipe obstruksi ini disebut tipe dileptik
Perforasi
• Perforasi terjadi di sekitar tumor akibat nekrosis dan
dipercepat oleh obstruksi yang menyebabkan semakin
meningkatnya tekanan dalam rongga kolon
• Perforasi dapat mengakibatkan peritonitis umum
disertai gejala sepsis
100. Tindak Bedah
Tujuan utama tindak bedah:
• memperlancar saluran cerna
Tindak bedah terdiri atas reseksi luas karsinoma primer
dan kelenjar limf regional.
Bila sudah metastasis jauh, tumor primer akan direseksi
jg dg maksud mencegah obstruksi, perdarahan, anemia,
inkontinensia, fistel, dan nyeri.
Pada karsinoma rektum teknik pembedahan yg dipilih
bergantung pada letaknya, khususnya jarak batas bawah
karsinoma dan anus. Sedapat mungkin sfingter eksterna
dan sfingter interna dipertahankan untuk menghindari
anus preternaturalis.
103. Tumor Sigmoid
• reseksi sigmoid
Rektum sepertiga
• Reseksi anterior
progsimal
Rektum sepertiga • Reseksi dg mempertahankan
tengah
sfingter anus
Rektum sepertiga • Amputasi rektum melalui reseksi
abdominoperineal
distal
104. Prognosis
Prognosis bergantung pada Ada tidaknya
metastasis jauh, yakni :
• Bergantung pada tingkat keganasan tumor
• Klasifikasi penyebaran tumor
105. Prognosis
80%
angka kelangsungan hidup
lima tahun
• Tumor terbatas pada dinding usus tanpa
penyebaran
75%
• Tumor menembus dinding tanpa
penyebaran
32%
• Tumor dengan penyebaran kelenjar
1%
SANGAT BURUK
• Tumor dengan metastasis jauh
• Tumor yang disertai diferensial sel tumor
buruk
108. Kolostomi Sementara
Contoh:
Pada penderita gawat perut dengan
peritonitis yang telah dilakukan
reseksi sebagian kolon
Pada keadaan demikian, aliran
feses dialihkan sementara melalui
kolostomi dua stoma yg biasanya
disebut stoma laras ganda. Hal ini
dilakukan untuk pengamanan
anastomosis.
109. Kolostomi Tetap
Kolostomi tetap dibuat pada reseksi rektoanal
abdominoperineal menurut Quenu-Miles berupa
anus preternaturalis sejati.
110. Indikasi Kolostomi
Untuk mendekompresi usus
pada obstruksi
Membuat stoma sementara
pada bedah reseksi usus
akibat radang atau perforasi
Sebagai anus pascareseksi
usus distal untuk melindungi
anastomosis distal