Dokumen tersebut membahas tentang usia lanjut dan tahapan-tahapannya, khususnya masa klimakterium. Masa klimakterium dimulai dari akhir masa reproduksi sampai awal masa senium, dan meliputi masa premenopause, menopause, pascamenopause, dan ooforopause. Pada masa ini terjadi penurunan produksi hormon oleh indung telur yang menyebabkan berbagai perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita. Sal
1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Uraian Materi
Usia Lanjut
Pernahkah anda mendengar istilah
Usia lanjut? Jika pernah coba tuliskan
apa yang anda ketahui tentang usia
lanjut pada kotak berikut ini
Bagaimana apakah sudah selesai anda
menuliskannya, sekarang cocokkan
jawaban anda dengan uraian berikut
ini:
Usia Lanjut
Yang dianggap usia lanjut
(lansia) adalah setelah mencapai usia
60 tahun. Masa ini adalah masa yang
rentan diserang berbagai penyakit
degeneratif dan penyakit berat lainnya.
Oleh karena itu, sangat penting
bagi wanita untuk memeriksakan
kesehatannya dengan teratur, selain
itu prioritas utamanya adalah menjaga
berat badan dan mengatur pola makan
dan meminum suplemen, ditambah
lagi dengan malakukan olahraga
ringan dan terus beraktivitas.
Tahapan Usia Lanjut
1. Masa Klimakterium
Pengertian
Klimakterium dimulai
dari akhir fase reroduksi sampai
awal fase senium. Masa ini
adalah suatu jangka waktu
dimana wanita menyesuaikan
diri dengan menurunnya
produksi hormon-hormon oleh
indung telur. Masa klimakterium
meliputi masa premenopause,
menopause, pasca menopause
dan ooforopause. Periode ini
berlangsung beberapa tahun,
kadang-kadang sampai lebih
dari 10 tahun, antara usia 40
sampai 65 tahun.
a. Premenopause adalah
masa 4 sampai 5 tahun
sebelum menopause yang
ditandai dengan adanya
keluhan klimakterium dan
perdarahan yang tidak
teratur.
b. Perimenopause adalah
masa dimana tubuh
mulai bertransisi menuju
menopauase. Masa ini bisa
terjadi selama 2 hingga 8
tahun ditambah satu tahun
di akhir periode menuju
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 3
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
menopause. Gejala ini
alamiah, karena merupakan
tanda berhentinya masa
reproduksi.
c. Menopause artinya berhenti
haid, terjadi dalam masa
klimakterium pada usia
sekitar 50 tahun.
d. Pascamenopause adalah
masa 3 – 5 tahun setelah
menopause
e. Ooforopause adalah saat
ovarium kehilangan sama
sekali fungsi hormonalnya.
Proses Terjadinya Klimakterium
Menopause terjadi karena habisnya
folikel (sel telur) pada indung telur.
Jumlah sel telur ketika seorang wanita
dilahirkan adalah ± 733.000 dan jumlah
ini terus berkurang selama masa kanak-kanak
dan masa reproduksi. Pada usia
39 – 45 tahun jumlah sel telur kira-kira
10.900.
Pada setiap siklus haid sebanyak 10 –
15 sel telur akan dipersiapkan untuk
berkembang, tetapi umumnya hanya
1 folikel yang akan berkembang pesat
dan mengalami ovulasi (pelepasan sel
telur dari folikel indung telur). Sisanya
dan juga sebagian besar sel telur akan
mengalami hambatan perkembangan,
pengisutan dan penyerapan. Dengan
demikian proses pemusnahan folikel
berlangsung cepat. Semakin sedikit
folikel yang berkembang semakin
berkurang pembentukan hormon
estrogen dan progesteron.
Selain itu, kekuatan atau kelenturan
alat kelamin luar (vagina dan vulva)
menurun, demikian juga jaringan
alat tubuh lainnya yang berada di
bawah pengaruh hormon estrogen.
Pada umumnya menopause
terjadi antara umur 45 – 50 tahun.
Menopause dapat terjadi lebih dini
akibat beberapa penyakit, antara
lain anemia (kekurangan sel darah
merah) dan tuberkulosis. Selain itu
menopause dapat terjadi secara
buatan sebagai akibat pembedahan
dan pengangkatan kedua ovarium
atau pengobatan dengan sinar radiasi.
Gambar 1. Fase Klimakteria
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 4
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Tanda-Tanda Awal Pada Masa
Klimakterium
a. Menstruasi menjadi tidak lancar
dan tidak teratur, biasanya datang
interval waktu lebih lambat atau
lebih awal dari biasanya.
b. Haid yang keluar banyak sekali
atau sangat sedikit. Ini disebabkan
karena pengaruh hormon atau
letupan hormon yang tidak stabil
pada diri seseorang.
c. Muncul gangguan vasomotoris
berupa penyemitan atau pelebaran
pada pembuluh-pembuluh darah
d. Merasa pusing-pusing, disertai
sakit kepala terus menerus
e. Berkeringat tidak hentinya
f. Neuralgia atau gangguan/sakit
saraf dan lain-lain.
Keluhan Pada Klimakterium
Beberapa faktor yang mempengaruhi
timbulnya keluhan pada masa
klimakterium :
a. Penurunan fungsi indung telur
yang berkaitan dengan perubahan
kesimbangan hormonal
b. Pengaruh sosial, budaya,
ekonomi dan lingkungan dapat
mempengaruhi keadaan gizi,
kesehatan, dan taraf pendidikan.
c. Faktor psikologik, termasuk
hubungan interpersonal dengan
suami,anggota keluarga dan
masyarakat sekitar
Berdasarkan penelitian pada
tahun 1980 terhada 1000 wanita
usia klimakterium di Inggris. Dalam
penelitian sebanyak 16% dari
wanita tersebut tanpa keluhan, 62%
diantaranya merasakan adanya gejolak
rasa panas (rona merah / hot flushes)
tetapi umumnya tidak mengganggu
kegiatan sehari-hari. Ternyata hanya
10-15% dari wanita-wanita tersebut
memerlukan pengobatan.
Gambar 2. Proses terjadinya klimakterium
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 5
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Perubahan-Perubahan Organik Pada
Klimakterium
a. Organ reproduksi
- Saluran telur tuba mengalami
penipisan ada selaput lendir
dan akhirnya rambut getar
yang berfungsi menyalurkan
sel telur atau hasil pembuahan
akan menghilang
- Rahim (uterus) mengecil dan
endometrium (selaput rahim)
atrofi (menipis)
- Leher rahim (serviks) organ
ini mengkerut hingga
berselubung dengan dinding
vagina, selurannya memendek
dan menyempit
- Liang sanggama (vgina)
elastisitasnya berkurang,
lipatan-lipatan menghilang,
dinding menipis, mengalami
kekeringan sehingga mudah
mengalami perlukaan
- Vulva akan kehilangan jaringan
lemak dan mengakibatkan
pengurangan lipatan bibir
kemaluan dan berkurangnya
tonjolan
- Jaringan dasar panggul
mengalami atrofi (degenerasi
atau penyusutan yang
mengakibatkan pengecilan
ukuran akibat kesalahan dalam
penggunaannya, disebabkan
kekurangan gizi atau gangguan
persarafan). Hilangnya tonus
ketegangan otot dalam keadaan
istirahat dan elastisitasnya
dapat menyebabkan prolapsus
uterovaginal 9turun peranakan)
- Korpus perineum dan lubang
dubur (anus) menjadi atrofi
, lemak sekitarnya hilang.
Tonus otot lingkar anus
hilang pula sehingga terjadi
inkontinensia alvi (tidak dapat
mengendalikan/ menahan
buang air besar)
- Dinding kandung kemih
mengalami atrofi, aktivitas
kendali ototnya hilang pula,
infeksi mudah terjadi. Keluhan
dapat berupa sering berkemih,
susah berkemih atau tidak dapat
menahan untuk berkemih.
- Payudara menajdi datar dan
kendur. Putting susu menjadi
kecil dan kurang erektil,
pigmentasinya juga berkurang.
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 6
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
b. Organ pencernaan
Terjadi perubahan pada kerja usus
halus dan besar. Menurunnya
estrogen dapat menimbulkan
perubahan kerja usus menjadi
lambat. Kemampuan mereabsorbsi
sari makanan makin berkurang.
Kerja usus halus dan besar yang
lambat menimbulkan gangguan
buang air besar berupa obstipasi
(sembelit).
c. Organ muskuloskeletal
Perubahan pada tulang terjadi
oleh karena kombinasi rendahnya
hormon estrogen dan hormon
paratiroid. Tulang mengalami
dekalsifikasi (pengapuran) artinya
kalsium menurun sehingga tulang
keropos dan mudah terjadi patah
tulang. Osteoporosis adalah
tulang-tulang menjadi rapuh
sehingga mudah terjadi patah
tulang, nyeri punggung, dan lain-lain.
Patah tulang terutama terjadi
pada persendian paha. Tercatat
85% wanita mengalami hal ini,
paling sering terjadi sekitar 10
tahun setelah menopause. Proses
menua pada persendian, terutama
Gambar 4. Perubahan-perubahan pada klimakterium
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 7
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
sendi penopang berat badan
memberikan gejala dini berupa
nyeri serta kaku sendi setelah
istirahat.
d. Organ cardiovaskular
Perubahan sistem jantung dan
pembuluh darah terjadi karena
adanya perubahan metabolisme,
menurunnya estrogen, menurunnya
pengeluaran hormon paratiroid.
Hubungan emosi dengan sistem
ini menimbulkan jantung mudah
berdebar. Meningkatnya hormon
FSH dan LH dan rendahnya estrogen
dapat menimbulkan perubahan
pembuluh darah. Melebarnya
pembuluh darah pada wajah, leher,
dan tengkuk menimbulkan rasa
panas yang disebut “hot flushes”.
Badan terasa panas. Penimbunan
kolesterol pada pembuluh darah
menimbulkan penyakit jantung
koroner. Permulaan penyakit
hipertensi juga banyak terjadi
selama masa klimakterium.
Selain itu dapat juga terjadi
hiperkolesterolemia (peninggian
kadar kolesterol dalam darah)
dan arteriosklerosis (pengerasan
pembuluh darah).
a. Perubahan-perubahan lainnya
Pada perubahan fisik seorang
wanita mengalami perubahan
kulit:
- Lemak bawah kulit berkurang
sehingga kulit menjadi kendor.
- Kulit mudah terbakar sinar
matahari dan menimbulkan
pigmentasi dan menjadi hitam.
- Otot bawah kulit muka
mengendor sehingga jatuh
dan lembek.
- Kelenjar kulit kurang berfungsi,
sehingga kulit menjadi kering
dan keriput.
- Kenaikan berat badan ringan
terjadi pada kurang lebih
29% wanita klimakterium,
penyebaran lemak terutama
ditemukan pada tungkai atas,
pinggul, perut bawah, dan
lengan atas.Terjadi virilisasi
yaitu menurunnya tanda/
sifat feminim dan terjadinya
maskulinisasi akibat perubahan
hormonal
Masalah-Masalah Yang Sering
Terjadi Pada Masa Klimakterium
a. Osteoporosis (tulang keropos
Osteoporosis adalah
berkurangnya kepadatan jaringan
tulang yang dapat meningkatkan
risiko terjadinya patah tulang
(fraktur). Patah tulang lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan
laki-laki. Menurut statistik,
sebanyak 85% wanita mengalami
osteoporosis pada usia sekitar
10 tahun setelah menopause.
Osteoporosis berhubungan
langsung dengan turunnya fungsi
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 8
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
ovarium seorang wanita. Selain
itu, kepadatan suatu tulang akan
berkurang dengan bertambahnya
usia. Patah tulang akibat
osteoporosis sering terjadi pada
tulang belakang, tulang paha dan
tulang ergelangan tangan. Selain
itu tulang dada dan tulang pinggul
juga mudah sekali mengalami
osteoporosis.
Faktor risiko yang dapat
menimbulkan osteoporosis
adalah :
- Rasial
- Meningkatnya usia wanita
- Wanita gemuk
- Operasi pengangkatan
ovarium pada usia muda
- Kebiasaan hidup (perokok,
peminum alkohol, kurang
olahraga, makan-makanan
yang sedikit mengandung
kalsium, peminum kopi)
- Penyerapan kalsium oleh
usus berkurang. Hal ini dapat
disebabkan oleh : kekurangan
vitamin D, jarang kena sinar
matahari dan lain-lain
- Kekurangan estrogen
- Riwayat penyakit tulang
Kejadian osteoporosis
dapat ditegakkan dengan
memperhatikan usia dan adanya
gejala-gejala berupa :
- Rasa nyeri pada sendi-sendi
yang besar
- Rasa kaku ada tulang-tulang
seperti tulang punggung
- Setiap gerakan (seperti
berjalan) dapat menimbulkan
rasa nyeri sehingga kurangi
kelincahan berjalan.
Diagnosis untuk
osteoporosis dapat ditegakkan
dengan melakukan foto sinar
X pada tulang lumbal, tulang
pergelangan tangan dan tulang
paha. Oleh karena osteoporosis
disebabkan oleh kekurangan
hormon estrogen, maka
pengobatan dengan hormon
estrogen merupakan satu-satunya
cara untuk menghentikan
pengaruh buruk yang disebabkan
oleh proses tersebut.
Pemberian estrogen yang
dimulai sejak usia pramenopause
akan menurunkan angka
kejadian patah tulang sebesar
50 – 60%. Wanita yang gemuk
sering mengalami osteoporosis,
sehingga diperlukan pula
usaha menurunkan berat
badan, misalnya olah raga
berjalan kaki ± 3.5 km/hari.
Sudah dapat dipastikan bahwa
semua wanita usia klimakterium
kehilangan kalsium. Untuk
mencegah kehilangan kalsium
diperlukan makanan yang banyak
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 9
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
mengandung kalsium (susu 1 liter/
hari) atau pemberian kalsium oral
1000 – 1500 mg/hari. Pemberian
estrogen akan meningkatkan
penyerapan kalsium dari usus dan
mengurangi kehilangan kalsium
dari ginjal.
b. Masalah kejiwaan pada
klimakterium
Berat ringannya keluhan
dalam masa klimakterium
dipengaruhi oleh keadaan sebagai
berikut:
Ø penurunan aktivitas indung
telur
Ø pengertian sosio-budaya dan
lingkungan
Ø penerimaan psikologik
Untuk dapat mengerti dan
menangani wanita pada masa
klimakterium ini, maka perlu
diketahui jenis keluhan yang
dipengaruhi dan tidak dipengaruhi
oleh perubahan hormonal. Selama
ini terdapat berbagai pendapat
dari para ahli tentang sejauh mana
masa klimakterium mempegaruhi
masalah kejiwaan dan sebaliknya,
tetapi mereka sepakat bahwa pada
masa ini keluhan kejiwaan memang
akan sering dialami seorang wanita
yang tergantung pada prinsipnya
tentang menopause.
Usia klimakterium tidak
mengakibatkan timbulnya
penyakit kejiwaan, tetapi diketahui
bahwa usia ini terjadi peningkatan
keluhan – keluhan kejiwaan seperti
- Rasa lelah dan semangat yang
menurun
- Pusing dan sakit kepala
- Sukar tidur
- Apatis dan merasa hidup tidak
berarti lagi
- Kehilangan kemampuan untuk
berkonsentrasi
- Rasa hidup tertekan / depresi
- Rasa tegang dan cemas
- Perubahan nafsu seksual
- Sesak napas
- Suasana kejiwaan yang
berubah-ubah
Secara psikologi banyak
perubahan yang terjadi pada
masa klimakterium seperti
berikut ini.
- Berhentinya haid dan
berhentinya masa subur
seorang wanita yang dapat
berarti bebasnya sang wanita
dari ketakutan akan kehamilan
serta keharusan memakai
pembalut wanita. Tetapi ini
dapat pula diartikan sebagai
berhentinya fungsi sebagai
wanita.
- Pada masa ini biasanya keluarga
telah mapan, suami telah
mencapai kedudukan tertentu
di masyarakat, anak-anak telah
dewasa dan mulai mandiri. Hal
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 10
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
ini mengakibatkan tersisanya
banyak waktu bagi sang
wanita untuk memperhatikan
diri sendiri. Keadaan seperti ini
dapatmenimbulkan rasa tidak
dibutuhkan oleh keluarganya.
Tetapi dapat terjadi suami
sakit-sakitan atau meninggal
dunia dan sang wanita
dihadapkan pada masalah
tekanan – tekanan kejiwaan
atau stres baru.
- Pada pria, menjadi tua adalah
suatu kehormatan dan
merupakan suatu keadaan
yang ditunggu-tunggu.
Wanita sering dinilai dari
kecantikannya dan kelompok
wanita pun menyesuaikan diri
dengan anggapan tersebut,
sehingga menjadi tua
sering diartikan kehilangan
penamilan yang menarik.
Pada lingkungan dimana
wanita dinilai dari kecantikan
dan kemudaannya maka
masa klimakterium adalah
masa yang tidak dikehendaki
kehadirannya. Sedangkan
pada lingkungan dimana
menjadi tua berarti makin
dihormati maka masa ini
adalah masa yang ditunggu-tunggu
kehadirannya.
- Perubahan fisik pada wanita,
menipisnya epitel (termasuk
menipisnya epitel vagina)
akibat perubahan hormon
kewanitaan, mengakibatkan
secara fisik menjadi kurang
menarik dibandingkan saat
masih muda. Hal ini dapat
mempengaruhi rasa percaya
diri serta hubungan seksual
dengan suami. Pengertian
suami pada masa seperti
ini menjadi sangat penting.
Pengertian umum yang
tidak taat bahwa masalah
seksual adalah bukan masalah
yang patut dibicarakan
pada pasangan berumur
mempersulit reaksi seksual ini.
Mengingat bahwa setiap
individu adalah unik (berbeda
antara satu dengan yang lain), maka
dapat diduga bahwa penyesuaian
diri dan besarnya reaksi terhadap
usia klimakterium adalah khas bagi
tiap wanita. Beberapa ahli psikologi
mempunyai kesimpulan sementara
yang dikemukakan berdasarkan
data mengenai siklus menstruasi
dan menopause, bahwa kadar
estrogen yang tinggi mempunyai
hubungan dengan suasana
hati yang positif. Sedangkan
kadar estrogen yang rendah
berhubungan dengan suasana hati
negatif. Secara psikologis wanita
dalam usia klimakterium berada
dalam suatu tahap mental yang
bisa disebut sebagai tantangan
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 11
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
untuk mengadakan reorganisai dari
kepribadiannya.
Tanggapan atau reaksi seorang
wanita terhadap datangnya masa
klimakterium ini dapat dibagi atas
beberapa cara yaitu :
a. Reaksi pasif: secara pasrah
sang wanita menerima hal
yang tidak dapat dielakkan
lagi. Biasanya ditemukan pada
wanita yang berpendidikan
rendah dan tinggal di daerah
pedesaan. Yang dimaksud
dalam hal ini adalah reaksi
yang menunujukan kepasrahan
seseorang, dimana seseorang
tersebut menerima apa yang
dialaminya.
b. Reaksi neurosis: reaksi yang
ditimbulkan oleh penolakan
yang keras akan datangnya
masa klimakterium ini, dan
ditandai dengan timbulnya
keluhan-keluhan seperti rasa
cemas, rasa tertekan/depresi
dan mudah tersinggung.
c. Reaksi hiperaktif: reaksi
penolakan wewengan seolah-olah
mengabaikan datangnya
masa klimakterium ini dengan
cara meningkatkan perhatian
pada pekerjaan dan hobi serta
tak setuju pada keluhan wanita-wanita
lain. Yang dimaksud
adalah reaksi ketidakpedulian
seseorang terhadap masa yang
dihadapinya.
d. Reaksi adekuat (psikologi):
reaksi wajar yang diberikan
oleh wanita yang memasuki
masa klimakterium ini dialami
oleh sebagian besar wanita.
Hal ini dapat terjadi secara
efektif pada wanita yang
emosionalnya sehat. Keluhan
psikologik berupa sifat mudah
tersinggung, rasa depresi atau
rendah diri, rasa takukt, gugup,
dan gangguan emosional
lainnya lebih mudah terjadi pada
wanita dengan emosi yang labil.
Apabila pengendalian diri pada
masa ini tidak dapat diatasi,
akan mudah terjadi gangguan
kepribadian (psikologik) yang
lebih berat sampai terjadinya
gangguan kejiwaan (psikiatrik)
dan memerlukan pengobatan.
Seksualitas
Banyak wanita yang
berpendapat bahwa hubungan seks
tidak mungkin dilakukan lagi pada
masa klimakterium. Pendapat seperti
ini tidak dapat dibenarkan lagi karena
hubungan seks tetap dapat dilakukan
meskipun usia telah lanjut. Akibat
kekurangan estrogen, vagina menjadi
kering dan mudah cedera sehingga
terasa sakit sewaktu bersanggama.
Rasa sakit ini dapat diatasi dengan
pemberian hormon berupa tablet
estrogen maupun berupa krim vagina.
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 12
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Selain itu, konsultasi dan meminta
nasihat dokter merupakan cara terbaik.
Masalah utama yang menyebabkan
wanita tidak mau melakukan hubungan
seks adalah faktor psikis wanita
tersebut. Para wanita ini timbul rasa
takut, gelisah, tegang sehingga sulit
untuk melakukannya. Keadaan yang
serupa kadang-kadang juga ditemukan
pada suami. Istri dan suami mengeluh
bahwa mereka sudah tua, kulit sudah
keriuut dan badan lemah sehingga
berpikir tidak perlu lagi hubungan
seks, padahal pendapat ini tidak dapat
dibenarkan.
Hubungan seks sangat
memegang peranan dalam hubungan
sebagai suami istri. Setiap masalah
yang timbul akan menyebabkan
keretakan dalam rumah tangga. Dalam
memecahkan masalah-masalah seperti
ini, sebaiknya dicari orang ketiga dan
mencoba mengemukakan semua
masalah yang ada.
A. Menpause
Menopause merupakan
berhentinya masa kesuburan dan
masa reproduksi wanita yang
ditandai dengan berhentinya
masa menstruasi atau siklus
bulanan seiring bertambahnya
usia dan penurunan hormon.
Menopause menyebabkan
beberapa perubahan fisik
yang dapat mempengaruhi
fungsi seksual seorang wanita.
Berkurangnya kadar estrogen
dan progesteron saat dan setelah
menopause menyebabkan
lapisan dinding vagina menjadi
tipis dan lebih keras.
Penurunan kadar estrogen,
menyebabkan periode menstruasi
yang tidak teratur, dan ini dapat
dijadikan petunjuk terjadinya
menopause. Ada tiga periode
menopause, yaitu:
1. Klimakterium, yaitu
merupakan masa peralihaan
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 13
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
anatara masa reproduksi
dan masa senium. Biasanya
periode ini disebut juga
dengan pramenopause
2. Menopause, adalah saat haid
terakhir, dan bila sesudah
manopause disebut pasca
menopause.
3. Senium, adalah periode
sesudah pasca menopause,
yaitu ketika individu telah
mampu menyesuaikan
dengan kondisinya, sehingga
tidak mengalami gangguan
fisik
Menopause dalam bahasa
biologis merupakan akhir dari
siklus kehidupan menstruasi
seorang wanita yang terjadi
di pertengahan usia empat
puluh tahun keatas. Selama
masa transisi ini, ovarium mulai
melemah sehingga tingkat gairah
seksual pun semakin menurun
secara alami dari hormon
esterogen dan progesteron.
Hormon estrogen berfungsi
sebagai pengawas siklus ovulasi
yakni saat indung telur mulai
melepas sel telur ke dalam tuba
falopi dan mengembangkan
payudara wanita serta rahim.
Hormon estrogen memiliki
pengaruh yang cukup besar
dalam tingkat kesehatan
wanita baik fisik maupun
psikologis (emosional). Hormon
progesteron bertugas mengawasi
menstruasi dan mempersiapkan
rahim untuk menerima sel telur
yang telah dibuahi. Sekitar 80 %
wanita mulai mengalami siklus
menstruasi yang tidak teratur,
namun hanya 10 % saja wanita
berhenti menstruasi sama sekali
tanpa disertai ketidak-teraturan
siklus yang berkepanjangan
sebelumnya.
Sebagai tambahan, produksi cairan
vagina turun, menambahkan rasa
tidak nyaman saat bersetubuh.
Kondisi ini menyebabkan stress
dan emosi yang sangat kuat.
Pengertian Menopause
Menopause berasal dari kata “mens”
yang artinya siklus menstruasi dan
“pausis yang berasal dari bahasa Yunani
yang artinya penghentian. Dapat
disimpulkan secara singkat Menopause
merupakan masa berhentinya siklus
mentruasi seorang wanita.
Perubahan psikis pada menopause
sangat bergantungan pada masing–
masing individu. Pengetahuan yang
cukup akan membantu seorang wanita
memahami da mempersiapkan dirinya
menjalani masa ini dengan lebih baik.
Perubahan yang terjadi :
1. Rasa khawatir , perasaan merasa
tua, tidak menarik lagi, takut
tidak bisa memenuhi kebtutuhan
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 14
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
seksual suami.
2. Rasa tertekan karena takut menjadi
tua.
3. Lebih sensitive dan emosi ( marah,
cemas dan depresi )
Perubahan fisik yang terjadi meliputi :
1. Kulit menjadi kendor
2. Kulit menjadi kering dan keriput.
3. Kulit menjadi mudah terbakar sinar
matahari
4. Timbul pigmentasi pada kulit
5. Payudara lembek
6. Vagina menjadi kering
7. Epitel vagina menipis
8. Dispareunia
9. Perasaan panas dan berkeringat
pada malam hari ( hot flues )
10. Tidak dapat menahan air seni
11. Hilangnya jaringan penunjang
12. Penambahan berat badan
13. Gangguan mata
14. Nyeri tulang dan sendi
Menopause terdiri dari empat tahap,
yaitu :
• Tahap pramenopause. Terjadi
kekacauan siklus haid, perubahan
psikologis/kejiwaan, perubahan
fisik, pendarahan memanjang
dan relative banyak, terkadang
disertai nyeri haid ( dismenore
). Pramenopause merupakan
permulaan dari transisi klimaterik,
yang dimulai 2-5 tahun sebelum
menopause. Pramenopause
terjadi antar usia 45-55 tahun.
• Tahap perimenopause.
Perimenopause adalah
masa ketika kondisi tubuh
menyesuaikan diri dengan masa
menopause yang berkisar antara
2 – 8 tahun ditambah dengan satu
tahun setelah periode terakhir
menstruasi. Usia perimenopause
sekitar 46 – 55 tahun.
• Tahap menopause. Ovarium
berhenti mensekresikan hormon
estrogen dan progesterone
namun tetap menskresikan
hormone pria seperti testosterone
dan androstenedione yang
menyebabkan semakin
menonjolnya perubahan serta
keluhan psikologik dan fisik, usia
antara 49 – 50 tahun dan dapat
juga berlansung selama 3 hingga
4 tahun.
• Tahap Pascamenopause. Pada
tahap ini, sudah terjadi adaptasi
perubahan psikologis dan fisik,
ovarium sudah tidak berfungsi
dan mengalami atrofi. Hormone
gonadotropin meningkat.
Usia rata-rata perempuan
pascamenopause adalah 50
sampai 55 tahun. Normalnya masa
pascamenopause berlansung
kira – kira 10 hingga 15 tahun
dan di ikuti oleh masa senium (
uzur ) sekitar usia 65 sampai akhir
kehidupannya.
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 15
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
Gejala dan Manifestasi Klinis
Menopause
1. Tahap Perimenopause terjadi
perubahan di dalam periode
menstruasi (memendek atau
memanjang, lebih banyak
atau lebih sedikit atau tidak
mendapatkan menstruasi
sama sekali). Keringat malam,
kekeringan pada vagina,
gangguan tidur, perubahan
mood (depresi mudah
tersinggung), nyeri ketika
senggama, infeksi saluran kemih,
inkontinensia urin ( tidak mampu
menahan keluarnya air seni ),
tidak berminat pada hubungan
seksual, peningkatan lemak
tubuh di sekitar pinggang, dan
bermasalah dengan konsentrasi
serta daya ingat.
2. Tahap Menopause terjadi
berkeringat pada malam
hari, akibat turunnya kadar
hormone estrogen sehingga
vagina terasa kering dan gatal
disertai iritasi atau nyeri saat
bersenggama, gangguan tidur,
gangguan daya ingat, perubahan
mood, penurunan keinginan
berhubungan seksual, gangguan
saluran kemih akibat kadar
estrogen yang rendah sehingga
terjadi penipisan jaringan
kandung kemih dan saluran
kemih yang berakibat penurunan
control dari kandung kemih atau
mudahnya terjadi kebocoran air
seni ( apabila batuk, bersin atau
tertawa ) akibat lemahnya oto
di sekitar kandung kemih, serta
perubahan fisik lainnya seperti
, adanya distribusi lemak yang
lebih terkonsentrasi pada bagian
pinggang dan perut, adanya
perubahan tekstur kulit menjadi
keriput dan berjerawat.
3. Tahap Pascamenopause dapat
menyebabkan peningkatan
risiko terkena penyakit jantung,
terjadi osteoporosis, depresi,
gangguan daya ingat, gangguan
penglihatan, inkontinensia
urin, infeksi saluran kemih dan
terjadinya perubahan tekstur
kulit menjadi keriput dan
berjerawat.
Pengertian Masa Senium
Senium merupakan masa sesudah
pascamenopause, di mana wanita pada
saat ini sudah mencapai keseimbangan
baru dalam kehidupan sehingga tidak
ada lagi gangguan vegetatif maupun
psikis. Yang menyolok pada masa ini
ialah kemunduran fungsi organ-organ
tubuh dan kemampuan fisik sebagai
proses tumbuh kembang menjadi
tua (aging). Pada masa senium ini,
terjadi percepatan proses osteoporosis
dengan intensitas berbeda pada
masing-masing perempuan. Walaupun
penyebabnya belum jelas namun,
berkurangnya jumlah dan hormone
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 16
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
steroid, serta berkurangnya aktivitas
osteoblast, menjadi peranan penting.
Karena menurunnya fungsi organ,
termasuk fungsi saraf, maka perempuan
akan menjadi cepat lupa, otot jaringan
ikat tidak lagi lentur, menyebabkan
penurunan fungsi panca indra.
Adapun gangguan yang terjadi pada
masa senium adalah :
1. Atropi alat – alat genetalia dan
jaringan sekitarnya.
2. Meningkatnya proses
katabolisme protein, sehingga
mempengaruhi jaringan yang
lain . Jaringan yang banyak
dipengaruhi ialah tulang, otot
dan kulit. Seperti osteoporosis,
atrofi mukosa vagina, uretritis
dan sistitis.
Aging atau penuaan merupakan
serangkaian proses yang tidak mungkin
dihindari. Namun, ada beberapa
langkah yang dapat kita lakukan untuk
sekedar mengurangi percepatan proses
penuaan. Salah satu langkah yang
dapat dilakukan untuk memperlambat
proses penuaan atau aging adalah
olahraga atau latihan. Olahraga akan
meransang seluruh system yang
ada di dalam tubuh untukberfunsi
dengan lebih baik. Sifat olahraga yang
cocok untuk tujuan tersebut adalah
earobik. Olahraga berperan sebagai
perangsang diproduksinya hormone
endofin ( morfin tubuh ) . endorphin ini
akan membei rasa segar, nyaman dan
gembira. Dengan demikian juga akan
mengurangi stress dan kekacauan
yang ditimbulkan oleh perubahan
– perubahan hormonal. Selain
dengan berolahraga, pola makan
juga mempengaruhi proses penuaan.
Untuk itu harus selaluenjaga pola
makan, minum air putih, asupan buah
dan sayur. Pola hidup yang mencakup
berpikir yang posistif dan tetap aktif
dalam berbagai kegiatan sosial.
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rnagkuman Tes Formatif 17