2. Aging menurut A4M (American Academy of
Anti-Aging Medicine) :
kelemahan dan kegagalan fisik-mental yang
berhubungan dengan aging normal
disebabkan oleh disfungsi fisiologik, dalam
banyak kasus dapat diubah dengan intervensi
kedokteran yang tepat
3. Pada Aging terjadi dua fenomena :
• Penurunan fisiologik (kehilangan fungsi tubuh
dan sistem organnya)
• Peningkatan penyakit
4. Aging terbagi menjadi 3 fase yaitu :
1) Fase subklinik (usia 25-35 tahun)
Kebanyakan hormon mulai menurun : testosteron,
growth hormone (GH), dan estrogen.
2) Fase transisi (usia 35-45 tahun)
• Selama tahap ini kadar hormon menurun sampai 25
persen. Kehilangan massa otot yang mengakibatkan
kehilangan kekuatan dan energi serta komposisi lemak
tubuh yang meninggi. Keadaan ini menyebabkan
resistensi insulin, meningkatnya resiko penyakit jantung,
pembuluh darah, dan obesitas.
• Pada tahap ini mulai muncul gejala klinis, seperti
penurunan ketajaman penglihatan- pendengaran,
rambut putih mulai tumbuh, elastisitas dan pigmentasi
kulit menurun, dorongan seksual dan bangkitan seksual
menurun.
5. 3. Fase Klinik >45 tahun
• Orang mengalami penurunan hormon yang
berlanjut, termasuk DHEA
Ddehydroepiandrosterone), melatonin, GH,
testosteron, estrogen, dan hormon tiroid.
• Terdapat juga kehilangan kemampuan
penyerapan nutrisi, vitamin, dan mineral
sehingga terjadi penurunan densitas tulang,
kehilangan massa otot sekitar 1 kilogram setiap 3
tahun, peningkatan lemak tubuh dan berat
badan.
6.
7. • Menoupase didefinisikan oleh WHO :
Penghentian menstruasi secara permanen akibat
hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12
bulan amenorea berturut-turut, periode
menstruasi terakhir secara retrospektif
ditetapkan sebagai saat menopause
8. • Menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang
ditandai dengan berakhirnya menstruasi dan berhentinya
fungsi reproduksi.
• Wanita dikatakan telah mengalami menopause setelah dia
tidak mengalami menstruasi minimal selama 12 bulan.
• Semakin sedikit folikel berkembang, semakin kurang
pembentukan hormon di ovarium, yaitu hormon
progesteron dan estrogen. Haid akan menjadi tidak teratur
hingga akhirnya endometrium akan kehilangan rangsangan
hormon estrogen. Lambat laun haid pun berhenti yang
disebut proses menopause
12. klimakterium
• klimakterium merupakan masa peralihan
antara masa reproduksi dan masa senium.
• Bagian klimakterium sebelum menopause
disebut pramenopause
• bagian sesudah menopause disebut
pascamenopause
13. • Klimakterium : masa peralihan antara masa
reproduksi dan masa senium.
• Bagian klimakterium sebelum menopause
disebut pramenopause
• bagian sesudah menopause disebut
pascamenopause.
• Klimakterium bukan suatu keadaan patologik,
melainkan suatu masa peralihan yang normal
• Ada 4 fase : Pramenopause, Menopause,
pasca Menopause, Senium
14. Pramenopause
• masa 4-5 tahun sebelum menopause, sekitar usia 40 tahun
dengan dimulainya siklus haid yang tidak teratur,
memanjang, sedikit, atau banyak, yang kadang-kadang
disertai dengan rasa nyeri.
• Pada wanita tertentu telah muncul keluhan vasomotorik
atau keluhan sindroma prahaid.
•Dari hasil analisis hormonal dapat ditemukan kadar FSH dan
estrogen yang tinggi atau normal.
•Kadar FSH yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya
stimulasi ovarium yang berlebihan sehingga kadang-kadang
dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi.
• Keluhan yang muncul pada fase pramenopause ini ternyata
dapat terjadi baik pada keadaan sistem hormon yang normal
maupun tinggi
15. Menopause
•Setelah memasuki usia menopause selalu ditemukan kadar FSH
yang tinggi (>35 mIU/ml).
•Pada awal menopause kadang-kadang kadar estrogen rendah.
Pada wanita gemuk, kadar estrogen biasanya tinggi.
• Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan dan dijumpai
kadar FSH >35 mIU/ml dan kadar estradiol <30 pg/ml, maka
wanita tersebut dapat dikatakan telah mengalami menopause.
16. Pascamenopause
•Yaitu masa 3-5 tahun setelah menopause.
•Pasca menopause adalah masa setelah
menopause sampai senium yang dimulai setelah
12 bulan amenorea.
•Kadar FSH dan LH sangat tinggi (>35 mIU/ml)
dan kadar estrodiol yang rendah mengakibatkan
endometrium menjadi atropi sehingga haid tidak
mungkin terjadi lagi.
• Namun, pada wanita yang gemuk masih dapat
ditemukan kadar estradiol yang tinggi.
17. • Senium :
– Fase setelah pasca menopause, ketika telah
tercapai kesimbangan dalam kehidupan wanita
– Tidak ada gangguan vegetatif dan psikis
18.
19.
20. • Setelah lahir jumlah oosit (sel telur) terus
berkurang sampai menopause krn :
~ proses ovulasi
~ proses atresia
• Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal
beberapa folikel primodial tetap tertinggal untuk
dirangsang oleh FSH dan LH,
• Pembentukan estrogen oleh ovarium berkurang
bila jumlah folikel primodial mendekati nol.
• Bila pembentukan estrogen turun sampai tingkat
kritis, estrogen tidak dapat lagi menghambat
pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk
menyebabkan siklus ovulasi.
21. • FSH dan LH (terutama FSH) dihasilkan dulu
jumlah besar dan tetap.
• Estrogen dihasilkan dalam jumlah subkritis
• Folikel primodial menjadi atretis,
• Pembentukan estrogen oleh ovarium turun
sampai nol
22. • Tidak adanya estrogen ovarium merupakan penyebab
timbulnya perubahan yang terjadi pascamenopause,
misalnya:
– Kekeringan vagina (rasa tidak nyaman ketika senggama)
– Atrofi gradual organ2 genital.
• Namun tetap memiliki dorongan seks karena androgen
adrenal mereka.
• Masih tidak jelas gejala emosional yang berkaitan dengan
penurunan fungsi ovarium, mis: depresi, iritabilitas,
disebabkan oleh penurunan estrogen atau merupakan reaksi
psikologis terhadap dampak menopause.
23. Perubahan –perubahan yang terjadi akibat berhentinya haid :
a. Uterus
Uterus mengecil selain disebabkan oleh menciutnya selaput lendir rahim
(Atrofi endometrium ) juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan
bentuk jaringan ikat antar sel.
b. Tuba falopi
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut ,
endosalping menipis, mendatar serta rambut getar dalam tuba (silia)
menghilang
c. Ovarium (indung telur)
Semakin tua jumlah folikel primodial tersebut akan makin berkurang
sehingga siklus haid menjadi anovulasi
d. Serviks
Servik akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripea
servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek.
24. a. Gejolak panas
b. Jantung berdebar-debar
c. Gangguan tidur
d. Depresi
e. Mudah tersinggung,merasa takut,gelisah dan mudah marah
f. Sering sakit kepala
g. Cepat lelah,sulit berkonsentrasi,mudah lupa,kurang tenaga
h. Kesemutan
i. Gangguan libido
j. Obstipasi
k. Berat badan bertambah
l. Nyeri tulang dan otot
Gejala lain menopause
25. TERAPI HORMON PENGGANTI
kadar estrogen wanita pasca
menopause mempengaruhi fisik dan
psikis shg mempengaruhi kualitas
hidupnya
Diperlukan terapi pengganti estrogen
26. INDIKASI THP
• Gejala vasomotor
• Menopause prematur
• Profilaksis (pencegahan) terjadinya
penyakit kardiovaskuler dan
osteoporosis
27. “Menopause pada pria”
• Setelah pubertas, sekresi testosteron dan spermatogenesis
berlangsung terus menerus sepanjang hidup.
• Namun, efektifitas testis secara bertahap menurun setelah
40/50 tahun, walaupun pd usia 70 masih dapat terus menikmati
kehidupan seksual dan sebagian menjadi ayah pada usia tsb.
Penurunan bertahap kadar testosteron dalam sirkulasi dan produksi
sperma tidak disebabkan oleh penurunan stimulasi tetapi mungkin
disebabkan oleh perubahan-perubahan degeneratif yang berkaitan
dengan penuaan yang terjadi di pembuluh darah halus testis.
28. • Istilah Andropause masih menjadi suatu yang sering
perdebatkan, istilah ini diambil dari bahasa Yunani yaitu andro
yang berarti laki-laki dan pause berarti penghentian atau stop
• Sehingga artinya akan menjadi suatu peristiwa yang dialami
oleh laki-laki, berupa terhentinya atau berkurangnya fungsi
fisiologis akibat berkurangnya atau menurunnya produksi
hormon serta faktor-faktor yang dimiliki oleh laki-laki
• Istilah andropause menjadi tepat jika dilihat bahwa pada usia
diatas 55 tahun akan terjadi
– penurunan tidak saja testosteron melainkan pula dehidro-
epiandosteron (DHEA), growth hormone, (GH), Melatonin,
Insuline like grouth Factors (IGF)
29. Efek dari Defisiensi Testosteron
pada Pria Andropause
1. Seksualitas
– Meningkatkan keinginan Seksualitas (libido)
– Pada usia diatas 50 tahun akan dijumpai penurunan
aktifitas seksualitas
– Berkaitan erat dengan mulai terjadinya penurunan kadar
testosteron pada laki-laki
– Kondisi defisiensi testosteron berpengaruh terhadap
kejadian disfungsi ereksi
30. 2. Penurunan Kekuatan Otot
• Karena terjadi penurunan kadar androgen
yang beredar dalam tubuh maka akan terjadi
- penurunan metabolisme protein
- penurunan oksidasi lemak
- peningkatan timbunan lemak
- penurunan kekuatan otot
31. 3. Tulang dan Osteoporosis
• Beberapa penelitian yang ada ternyata menunjukan pula
adanya keterkaitan yang erat antara penurunan kadar
testosteron meningkatnya kejadian osteoporosis
• Pada usia 55 tahun kurang lebih 1 dari 10 laki- laki akan
mengalami massa tulang dan perempuan 1 dari 4 perempuan
• Faktor yang menyebabkan terjadi osteoporosis karena
defisiensi testosteron, alkohol, penggunaan kortikosteroid,
faktor penuaan,
32. 4. Dementia Alzeimer
• Kadar testosteron sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dan perawatan fungsi kognitif
• Penurunan kadar testosteron pada laki-laki akan berpengaruh
kuat terhadap penurunan fungsi memori dan dan fungsi
kognitif
• Kondisi yang sangat berat akan menyebabkan terjadinya
penimbunan protein amiloid di darah otak sehingga terjadi
sindroma alzeimer
• Peningkatan kejadian gangguan memori dan kognitif ini dapat
dikurangi dan dicegah dengan pengobatan hormon
testosteron
33. 10 Kriteria ADAM
Androgen Deficiency in Aging Men
1. Penurunan Keinginan seksual (libido)
2. Kekurangan energi atau tenaga
3. Penurunan kekuatan dan ketahanan otot
4. Penurunan tinggi badan
5. Berkurangnya “kenyaman dan kesenangan” hidup
6. Sedih dan atau sering marah tanpa sebab yang jelas
7. Berkurangnya kemampuan ereksi
8. Kemunduran kemampuan olah raga
9. Tertidur setelah makan malam
10. Penurunan kemampuan bekerja
34. • Jika mengalami keluhan nomor 1 sampai 7, atau berbagai
kombinasi dari empat atau lebih keluhan, maka pasien ini
adalah laki-laki andropause, yang bila diberikan substansi
hormonal akan memberikan perbaikan
• Disamping keluhan tersebut, terdapat keluhan lain :
1. Rasa tidak gembira
2. Cemas
3. Ketakutan tanpa sebab
4. Merasa tidak mampu melakukan apapun
5. Perasaan lain yang menjurus kearah negatif
35. Diagnosis
• Untuk menegakkan diagnosis sindroma andropause pada laki-
laki, dapat diketahui dari keluhan-keluhan yang ada dan
disesuaikan dengan 10 kriteria ADAM
• Bila memungkinkan dapat ditambah dengan pemeriksaan
fungsi testosteron, atau jika tidak memungkinkan dapat
diganti dengan penilaian kadar testosteron total dan
testoteron bebas (free testoterone)